You are on page 1of 4

Mengukur Aktivitas Belajar Siswa

Tes, Instrumen Psikomotor pada Pengembangan Alat Ukur Pengembangan instrumen psikomotor mencakup: tes psikomotor, daftar cek, dan skala penilaian. Tes untuk mengukur ranah psikomotor adalah tes untuk mengukur penampilan atau kinerja yang telah dikuasai peserta didik. Hal ini dapat berupa: test paper and pencil, tes identifikasi, tes simulasi, dan tes unjuk kerja. Test paper and pencil Walaupun bentuk aktivitasnya seperti tes tulis, yang menjadi sasaran adalah kemampuan peserta didik dalam menampilkan karya, misalnya: berupa desain alat, desain grafis, dsb. Tes identifikasi Tes ini lebih ditujukan untuk mengukur kemampuan peserta didik dalam mengidentifikasi sesuatu hal, misalnya menemukan bagian yang rusak atau tidak berfungsinya dari suatu alat. Tes simulasi Tes ini dilakukan jika tidak ada alat yang sesungguhnya yang dapat dipakai untuk memperagakan penampilan peserta didik sehingga dengan simulasi dapat dinilai apakah seseorang sudah dapat menguasai keterampilan dengan bantuan alat tiruan , atau berperaga seolah-oleh menggunakan suatu alat. Tes unjuk kerja Tes ini menggunakan dengan alat yang sesungguhnya, tujuannya untuk mengetahui apakah peserta didik sudah terampil menggunakan alat tersebut. Tes penampilan perbuatan baik menggunakan tes identifikasi, simulasi maupun unjuk kerja datanya dapat diperoleh dengan menggunakan daftar atau skala penilaian. Daftar cek dan skala penilaian dapat juga dipakai sebagai lembar penilaian atau alat untuk observasi dalam rangka pengukuran yang bebas waktunya, dalam arti tidak dilakukan dalam suasana ujian formal. Misalnya ... Read More Penilaian Data Non-numerik: Hasil Observasi/Wawancara/Angket Observasi, wawancara, dan angket adalah tiga kegiatan pengumpulan data yang berbeda dalam hal bagaimana data diperoleh dan oleh siapa data ditulis. Data atau jawaban dalam observasi diperoleh melalui pengamatan dan dituliskan oleh pengamat atau peneliti di dalam lembar perekam data. Jawaban dari wawancara diperoleh melalui pengajuan sejumlah pertanyaan oleh peneliti dan dituliskan oleh peneliti di dalam lembar perekam. Bila diperlukan, alat perekam suara dapat digunakan sebagai alat tambahan. Sedangkan dalam angket, sejumlah pertanyaan diberikan atau dikirimkan kepada responden untuk diisi dengan jawaban-jawaban yang sesuai dengan pertanyaan yang ada. Meskipun berbeda dalam hal-hal seperti yang diuraikan di atas, observasi, wawancara, dan angket dapat dilakukan dengan lembar perekam data yang sama dan yang memuat pertanyaan-pertanyaan yang juga sama. Sebagai contoh, lembar pengamatan tak-terstruktur Kegiatan belajar dan mengajar yang disajikan di awal modul ini (Tabel 3.2) dapat digunakan untuk kepentingan wawancara atau angket dengan memodifikasi petunjuk dan rumusan pertanyaannya. Data yang diperoleh dengan lembar pengamatan/perekam data tak-terstruktur berupa esai yang sangat panjang (non-numerik). Meskipun masing-masing butir pertanyaan telah dibatasi, uraian jawaban (Desktipsi Kejadian dan Penilaian/Komentar) yang diberikan sering kali meluas dan memuat hal-hal yang tidak relevan. Untuk mengolah data non-numerik seperti ini, tahapan-tahapan yang harus dilakukan adalah pengklasifikasian data, pengurangan/pembuangan data, dan penganalisisan data. Pengklasifikasian ... Read More Pengembangan Pengalaman Belajar Ranah Kognitif, Psikomotorik, dan Afektif Pengalaman belajar adalah kegiatan fisik maupun mental yang perlu dilakukan oleh siswa dalam rangka mencapai kompetensi dasar dan materi pelajaran. Berbagai alternatif pengalaman belajar dapat dipilih sesuai dengan jenis kompetensi serta materi yang dipelajari. Pengalaman belajar dapat dilakukan dengan baik di dalam kelas maupun di luar kelas. Pengalaman belajar di dalam kelas dilaksanakan dengan jalan mengadakan interaksi antara siswa dengan sumber belajar. Bentuk pengalaman belajar di dalam kelas dapat berupa telaah buku, telaah Undang-Undang, telaah hasil penelitian, mengadakan percobaan di laboratorium, mengukur tinggi benda menggunakan klinometer, kerja praktek di studio, dan sebagainya. Pengalaman belajar diluar kelas dilakukan dengan jalan mengunjungi objek studi yang berada di luar kelas. Misalnya, mengamati jalannya sidang perkara pidana di Pengadilan Negeri, mengamati cara pengambilan keputusan di DPRD bagi siswa yang

1/4

mempelajari PPKN; melakukan observasi ragam tumbuhan pantai dibandingkan dengan ragam tumbuhan di pegunungan bagi siswa yang ingin mempelajari keanekaragaman mahluk hidup sesuai dengan karakteristik habitatnya dalam mata pelajaran Biologi; mengamati kecepatan abrasi pantai untuk dapat memahami pengaruh ombak laut terhadap pantai dalam mata pelajaran Geografi, dan sebagainya. Ditinjau dari dimensi kompetensi yang ingin dicapai, pengalaman belajar siswa meliputi pengalaman belajar kognitif, psikomotorik dan afektif. Kompetensi kognitif meliputi menghafal, memahami, mengaplikasikan, menganalisis, mensintesiskan, dan menilai. Pengalaman belajar yang relevan dengan ... Read More Cara Belajar Siswa Aktif CBSA (Cara Belajar Siswa Aktif) merupakan upaya untuk lebih meningkatkan mutu belajar siswa dan dengan demikian akan meningkatkan mutu pendidikan di sekolah. CBSA lebih merupakan asas keterlibatan kerja daripada bentuk-bentuk kegiatan belajar yang stereotip; praktik CBSA tidak menunjuk pada bentuk kegiatan belajar tunggal, misalnya: mesti diskusi kelompok. jenis masalah pendidikan di sekolah yang manakah yang dapat atau mungkin dijawab dengan penerapan CBSA secara tepat dan intensif? Jawabannya adalah tidak semua masalah pendidikan di sekolah dapat atau mungkin terjawab dengan penerapan CBSA secara benar. Jika kita mengacu pada pendapat yang menegaskan bahwa masalah pendidikan di sekolah bersumber pada mutu setiap unsur (masukan) yang rendah, pengorganisasian proses pembelajaran yang rancu (tidak efektif dan tidak efisien), dan tolak ukur keberhasilan belajar siswa yang rancu (tarafnya rendah, subjektif, dan tidak konsisten), maka CBSA kiranya dapat dikaitkan dengan upaya pembenahan motivasi belajar siswa, intensitas kegiatan belajar siswa, dan peningkatan efektivitas-efesiensi proses pembelajaran. Jika kiat CBSA kita kaitkan dengan klasifikasi permasalahan pendidikan di sekolah secara makro, misalnya; masalah relevansi (dengan tolok kebutuhan siswa, kebutuhan masyarakat yang membangun, dan kebutuhan untuk perkembangan ilmu serta teknologi), masalah pemerataan (dengan tolok setiap warga negara berhak dan berkesempatan menikmati pendidikan yang layak, jangan sampai terjadi gejala braindrain dan under achievement), masalah mutu ... Read More Aspek-aspek penting dalam Pendidikan Inklusif Guru perlu mengetahui bagaimana cara mengajar anak dengan latar belakang dan kemampuan yang beragam. Peningkatan kemampuan ini dapat kita lakukan dengan berbagai cara, seperti: pelatihan, tukar pengalaman, lokakarya, membaca buku, dan mengeksplorasi/menggali sumber lain, kemudian mempraktekkannya di dalam kelas. Semua anak memiliki hak untuk belajar, tanpa memandang perbedaan fisik, intelektual, sosial, emosi, bahasa atau kondisi lainnya, seperti yang ditetapkan dalam Konvensi Hak Anak yang telah ditandatangani semua pemerintah di dunia. Guru menghargai semua anak di kelas, guru berdialog dengan siswanya; guru mendorong terjadinya interaksi di antara anak-anak; guru mengupayakan agar sekolah menjadi menyenangkan; guru mempertimbangkan keragaman di kelasnya; guru menyiapkan tugas yang disesuaikan untuk anak; guru mendorong terjadinya pembelajaran aktif untuk semua anak. Dalam lingkungan pembelajaran yang inklusif, setiap orang berbagi visi yang sama tentang bagaimana anak harus belajar, bekerja dan bermain bersama. Mereka yakin, bahwa pendidikan hendaknya inklusif, adil dan tidak diskriminatif, sensitif terhadap semua budaya, serta relevan dengan kehidupan sehari-hari anak. Lingkungan pembelajaran yang inklusif mengajarkan kecakapan hidup dan gaya hidup sehat, agar peserta didik dapat menggunakan informasi yang diperoleh untuk melindungi diri dari penyakit dan bahaya. Selain itu, tidak ada kekerasan terhadap anak, pemukulan atau hukuman fisik. Menurut laporan UNESCO tahun 2003, ketika Pendidikan Inklusif diterapkan, penelitian terkini menunjukkan adanya peningkatan prestasi ... Read More Pengaruh Faktor Eksternal Terhadap Prestasi Belajar Siswa dalam Mata Pelajaran ekonomi ABSTRAK Agustin, Sri. 2008. Pengaruh Faktor Eksternal Terhadap Prestasi Belajar Siswa dalam Mata Pelajaran ekonomi kelas XI IPS di SMA Negeri 1 Kalianget. Skripsi, Jurusan Ekonomi Pembangunan Program studi Pendidikan Ekonomi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Malang. Pembimbing: (1) Dra. Sri Umi Mintarti W, S.E. M.P. Ak. (2) Dr. Hadi Sumarsono, ST, M.si. Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan manusia yang

2/4

sangat penting untuk meningkatkan kesejahteraan hidupnya. Melalui pendidikan diharapkan siswa memperoleh pengetahuan, keterampilan dan sikap yang sangat diperlukan untuk memecahkan persoalan yang dihadapi. Pendidikan memiliki peran penting dalam mencerdaskan bangsa. Proses belajar tidak selalu berhasil, hasil yang dicapai antara siswa yang satu dengan yang lain memiliki perbedaan. berhasil tidaknya proses belajar mengajar tergantung dari faktor-faktor yang mempengaruhi proses belajar siswa. Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar banyak jenisnya tapi digolongkan menjadi dua golongan yaitu faktor eksternal dan faktor internal. Guru ekonomi harus mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi prestasi siswa dalam pelajaran ekonomi salah satu faktor yang sangat mempengaruhi prestasi belajar siswa adalah faktor eksternal. Faktor internal sangat mempengaruhi belajar siswa namun faktor internal dipengaruhi oleh faktor eksternal.Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui tentang kondisi dan pengaruh faktor eksternal (lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat) secara parsial maupun simultan terhadap prestasi belajar siswa dalam ... Read More Contoh Instrumen Penilaian Penilaian Tertulis Penilaian secara tertulis dilakukan dengan tes tertulis. Tes Tertulis merupakan tes dimana soal dan jawaban yang diberikan kepada peserta didik dalam bentuk tulisan. Dalam menjawab soal peserta didik tidak selalu merespon dalam bentuk menulis jawaban tetapi dapat juga dalam bentuk yang lain seperti memberi tanda, mewarnai, menggambar dan lain sebagainya. Ada dua bentuk soal tes tertulis, yaitu: Soal dengan memilih jawaban pilihan ganda dua pilihan (benar-salah, ya-tidak) menjodohkan Soal dengan mensuplai-jawaban. isian atau melengkapi jawaban singkat atau pendek soal uraian Dari berbagai alat penilaian tertulis, tes memilih jawaban benar-salah, isian singkat, dan menjodohkan merupakan alat yang hanya menilai kemampuan berpikir rendah, yaitu kemampuan mengingat (pengetahuan). Tes pilihan ganda dapat digunakan untuk menilai kemampuan mengingat dan memahami. Pilihan ganda mempunyai kelemahan, yaitu peserta didik tidak mengembangkan sendiri jawabannya tetapi cenderung hanya memilih jawaban yang benar dan jika peserta didik tidak mengetahui jawaban yang benar, maka peserta didik akan menerka. Hal ini menimbulkan kecenderungan peserta didik tidak belajar untuk memahami pelajaran tetapi menghafalkan soal dan jawabannya. Alat penilaian ini kurang dianjurkan pemakaiannya dalam penilaian kelas karena tidak menggambarkan kemampuan peserta didik yang sesungguhnya. Tes tertulis bentuk uraian adalah alat penilaian yang menuntut peserta didik untuk mengingat, memahami, dan mengorganisasikan gagasannya atau hal-hal yang sudah dipelajari, dengan cara mengemukakan atau mengekspresikan gagasan tersebut ... Read More Jenis Penilaian Berdasarkan Cakupan Kompetensi yang Diukur Menurut PP. Nomor 19 tahun 2005 bahwa penilaian hasil belajar oleh pendidik terdiri atas ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, dan ulangan kenaikan kelas. Ulangan Harian Ulangan harian merupakan kegiatan yang dilakukan oleh pendidik secara periodik untuk menilai/mengukur pencapaian kompetensi setelah menyelesaikan satu kompetensi dasar (KD) atau lebih. Ulangan Harian merujuk pada indikator dari setiap KD. Bentuk Ulangan harian selain tertulis dapat juga secara lisan, praktik/perbuatan, tugas dan produk. Frekuensi dan bentuk ulangan harian dalam satu semester ditentukan oleh pendidik sesuai dengan keluasan dan kedalaman materi.Sebagai tindak lanjut ulangan harian, yang diperoleh dari hasil tes tertulis, pengamatan, atau tugas diolah dan dianalisis oleh pendidik. Hal ini dimaksudkan agar ketuntasan belajar siswa pada setiap kompetensi dasar lebih dini diketahui oleh pendidik. Dengan demikian ulangan ini dapat diikuti dengan program tindak lanjut baik remedial atau pengayaan, sehingga perkembangan belajar siswa dapat segera diketahui sebelum akhir semester.Dalam rangka memperoleh nilai tiap mata pelajaran selain dengan ulangan harian dapat dilengkapi dengan tugas-tugas lain seperti PR, proyek, pengamatan dan produk. Tugas-tugas tersebut dapat didokumentasikan dalam bentuk portofolio. Ulangan harian ini juga berfungsi sebagai diagnosis terhadap kesulitan belajar siswa. Ulangan Tengah Semester Ulangan tengah semester merupakan kegiatan yang dilakukan oleh pendidik untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik setelah ... Read More

3/4

Alat Penilaian Dalam Pengembangan Moral Anak Taman Kanak-Kanak Alat Penilaian dalam Pengembangan Moral Anak Penilaian bertujuan untuk mengetahui ketercapaian kemampuan yang telah ditetapkan dalam Garis-garis Besar Program Kegiatan Belajar Taman Kanak-kanak. Penilaian hasil belajar anak didik dilakukan oleh pendidik untuk memantau proses, kemajuan, dan perbaikan hasil belajar anak didik secara berkesinam-bungan. Prinsip-prinsip penilaian adalah menyeluruh, berkesinambungan, berorientasi pada proses dan tujuan, objektif, mendidik, kebermaknaan, dan kesesuaian. Pada saat kita akan melakukan penilaian dalam berbagai hal termasuk di dalamnya menilai perkembangan moral, kita perlu menentukan alat penilaian yang tepat dengan kondisi anak yang sesungguhnya. Alat pendukung tersebut adalah: pengamatan (observasi) dan pencatatan anekdot pemberian tugas meliputi tes perbuatan dan pertanyaan lisan sebagai latihan mengungkapkan gagasan dan keberanian berbicara. Macam-macam Strategi Perencanaan Penilaian dalam Pengembangan Moral Anak Usia Taman Kanak-kanak Untuk mengekspresikan proses kegiatan belajar, guru perlu melakukan penilaian atau evaluasi. Penilaian perlu dilaksanakan agar guru Taman Kanak-kanak mendapat umpan balik tentang kualitas keberhasilan dalam kegiatan anak yang diarahkan untuk pengembangan perilaku dan moralitas secara keseluruhan. Penilaian yang dilakukan guru merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kegiatan belajar, baik yang menggunakan metode bercakap-cakap, bercerita, maupun bermain peran. Tanpa adanya penilaian, tidak dapat diketahui secara rinci apakah tujuan pengembangan aspek perilaku dan moralitas anak dapat dicapai secara maksimal. Hasil penilaian kualitas keberhasilan dalam kegiatan ... Read More Instrumen Penilaian dalam Pengembangan Nilai-nilai Keagamaan Anak Taman Kanak-kanak Penilaian itu menekankan pada proses pembelajaran. Oleh sebab itu, data yang dikumpulkan harus diperoleh dari kegiatan nyata yang dikerjakan anak pada saat melakukan proses pembelajaran. Karakteristik penilaian yang ideal adalah dilaksanakan selama dan sesudah pembelajaran berlangsung, bisa digunakan untuk formatif performasi, berkesinambungan, terintegrasi dan dapat digunakan sebagai feed back. Untuk menjaring data hasil belajar, Anda dapat menggunakan hal-hal yang bisa memberikan masukan penilaian prestasi anak seperti: hasil dari kegiatan/ proyek, pekerjaan rumah, karya wisata, penampilan anak, demonstrasi dan catatan observasi. Instrumen yang dapat Anda digunakan untuk penilaian di Taman Kanak-kanak dengan memperhatikan sifat dan karakteristiknya adalah hasil kerja anak (portofolio) yang meliputi hasil karya, hasil penugasan, kinerja anak, tes tertulis, dan format observasi. Petunjuk Penggunaan Instrumen Penilaian Pengembangan Nilai-nilai Keagamaan Anak Taman Kanak-kanak Alat penilaian yang digunakan untuk menilai bidang pengembangan nilai-nilai agama adalah sebagai berikut: pengamatan (observasi) dan pencatatan anekdot (anecdotal record), penugasan melalui tes perbuatan, pertanyaan lisan dan menceritakan kembali. Hal-hal yang dapat dicatat guru sebagai bahan penilaian adalah: anak-anak yang belum dapat menyelesaikan tugas dan anak-anak yang dapat menyelesaikan tugas dengan cepat, kebiasaan/perilaku anak yang belum sesuai dengan yang diharapkan dan kejadian-kejadian penting yang terjadi pada hari penulisan pelaporan hasil penilaian pada laporan perkembangan anak. Sebelum uraian (deskripsi), terlebih ... Read More

4/4

You might also like