You are on page 1of 27

BAB II

KERANGKA TEORITIS

A. Tinjauan Pustaka

1. Pengertian Pendapatan

Pendapatan adalah sesuatu yang sangat penting dalam setiap perusahaan.

Tanpa ada pendapatan mustahil akan didapat penghasilan atau earnings.

Pendapatan adalah penghasilan yang timbul dari aktivitas perusahaan yang

biasa dikenal atau disebut penjualan, penghasilan jasa (fees), bunga, dividen,

royalti dan sewa.

Dalam literatur akuntansi terdapat beberapa pengertian atau definisi

pendapatan, antara lain adalah:

a. Menurut Niswonger (1992:22)

Pendapatan adalah jumlah yang ditagih kepada pelanggan atas barang


ataupun jasa yang diberikan kepada mereka.

Pada buku yang sama, Niswonger (1992:56) juga menjelaskan pendapatan

sebagai berikut:

Pendapatan atau revenue merupakan kenaikan kotor atau gross dalam


modal pemilik yang dihasilkan dari penjualan barang dagangan,
pelaksanaan jasa kepada pelanggan atau klien, penyewa harta,
peminjam uang, dan semua kegiatan usaha serta profesi yang
bertujuan untuk memperoleh penghasilan.

b. Menurut PSAK nomor 23 paragraf 6 adalah sebagai berikut:

Pendapatan adalah arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang


timbul dari aktivitas normal perusahaan selama suatu periode bila arus
masuk itu mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari
kontribusi penanaman modal.

8
c. Menurut Accounting Terminology Bulletin No. 2 yang dikutip dalam buku

Harahap (1999:39):

Pendapatan berasal dari penjualan barang dan pemberian jasa dan


diukur dengan jumlah yang dibebankan kepada langganan, klaim atas
barang dan jasa yang disiapkan untuk mereka. Juga termasuk laba dari
penjualan atau pertukaran asset (kecuali dari surat berharga), hak
dividen dari investasi dan kenaikan lainnya pada equity pemilik kecuali
yang berasal dari modal donasi dan penyesuaian modal.

Dari pendapat ini dapat disimpulkan bahwa secara luas pendapatan

dianggap termasuk seluruh hasil dari perusahaan dan kegiatan investasi.

Dalam hal ini termasuk juga perubahan net asset yang timbul dari kegiatan

produksi dan dari laba rugi yang berasal dari penjualan aktiva dan investasi,

kecuali kontribusi modal dan penyesuaian modal.

d. Menurut Financial Accounting Standard Board yang dikutip oleh Harahap

(1999:58)

Definisi pendapatan adalah arus masuk atau peningkatan nilai aset dari
suatu entity atau penyelesaian kewajiban dari entity atau gabungan
dari keduanya selama periode tertentu yang berasal dari penyerahan/
produksi barang, pemberian jasa atas pelaksana kegiatan lainnya yang
merupakan kegiatan utama perusahaan yang sedang berjalan.

Dari beberapa definisi yang terdapat diatas, dapat disimpulkan bahwa

pendapatan adalah kenaikan gross/kotor dari keuntungan ekonomi selama

suatu periode dari aktivitas utama perusahaan yang menyebabkan kenaikan

ekuitas tetapi bukan disebabkan dari kontribusi penanaman modal.

2. Pengakuan Pendapatan Secara Umum

Pendapatan merupakan salah satu komponen penting laporan keuangan.

Namun permasalahan utama dalam akuntansi untuk pendapatan adalah

menentukan saat pengakuan pendapatan. Dalam Statement of Financial


Accounting Concept No. 5 disebutkan bahwa pengakuan pendapatan umumnya

terjadi ketika:

a. Pendapatan Telah Direalisasikan

Pendapatan dapat direalisasikan bila aktiva yang didapat atau diterima dari

suatu pertukaran dapat dipertukarkan secara cepat dengan sejumlah uang

kas atau klaim terhadap kas.

b. Pendapatan Telah Dihasilkan

Pendapatan telah dihasilkan karena sebagian besar proses untuk

menghasilkan laba telah diselesaikan.

Menurut Hendrikson (1993:169), walaupun prinsip atau aturan pendapatan

dan laba yang secara umum telah diakui melalui tahapan siklus operasi (yaitu

selama penerimaan pesanan, produksi, penjualan dan penagihan), namun

siklus operasi ini menimbulkan kesulitan dalam mengalokasikannya ke

pendapatan dan laba. Para akuntan akhirnya menggunakan “prinsip realisasi”

untuk memilih suatu peristiwa yang kritis dalam siklus penentuan waktu

pendapatan dan pengakuan laba.

General Accepted Accounting Principles (GAAP) menyimpulkan bahwa

pendapatan baru dapat diakui dalam laporan keuangan bila memenuhi kriteria

sebagai berikut:

1. Nilai ekonomis harus sudah ditambahkan kepada produknya.

2. Jumlah/nilai pendapatan harus dapat diakui.

3. Pengukuran harus dapat diuji dan relatif bebas dari bias.

4. Expense/beban yang terkait harus dapat ditaksir dengan cukup akurat.

Sementara pengakuan pendapatan menurut Sprounse dan Monits yang

diterjemahkan oleh Tuanakotta (1984:157) adalah:


Pendapatan harus diidentifikasikan dengan periode dimana kegiatan
ekonomi yang utama untuk menciptakan dan menyerahkan barang
dan jasa telah dicapai, dengan catatan bahwa pengukuran yang
objektif dapat dilakukan.

Dari pernyataan tersebut diakui bahwa pendapatan akan diakui selama

periode penyelesaian kegiatan utama untuk menciptakan serta menjual barang

dan jasa. Berdasarkan periode pengakuan tersebut, terdapat empat alternatif

pengakuan pendapatan menurut Tuanakotta (1984:159-164), yaitu:

A. Selama Produksi

Metode ini biasanya dipakai untuk penetapan harga berdasarkan kontrak

atau persyarataan usaha yang umum ataupun harga pasar yang ada pada

berbagai tingkat produksi. Terdapat tiga metode untuk mengakui pendapatan

selama produksi, yaitu:

1. Accruals

Merupakan pengakuan pendapatan yang biasanya berlaku pada

perusahaan jasa. Contohnya adalah sewa, komisi, dan bunga.

Pendapatan pada metode ini diakui jika terdapat kenaikan klaim

perusahaan terhadap pelanggan. Besarnya pendapatan yang

merupakan klaim perusahaan biasanya telah ditetapkan pada saat

kontrak atau perjanjian lainnya.

2. Kontrak Jangka Panjang

Pada masalah ini, perusahaan yang melakukan aktivitas menjual jasa

dengan kontrak jangka panjang mempunyai perbedaan waktu yang

lama, yaitu saat dimulainya pekerjaan sampai dengan saat selesainya

pekerjaan. Contohnya adalah perusahaan kontraktor yang mengerjakan

proyek-proyek pembangunan gedung dan jalan. Metode yang digunakan


untuk mengakui pendapatan ini adalah metode persentase penyelesaian

(Percentage of Completion Method). Pada metode ini dilakukan

penaksiran atas laba berdasarkan perbandingan atas biaya-biaya proyek

secara keseluruhan.

3. Accretion

Pendapatan disini diakui berdasarkan kenaikan nilai karena

pertumbuhan alamiah atau karena pertambahan umur, yang menurut

pandangan ekonomi merupakan proses produksi. Contohnya adalah

pada perusahaan kehutanan, yaitu pertumbuhan kayu, dan penyimpanan

minuman keras, juga anggur dalam waktu lama (proses pertambahan

umur) yang menyebabkan kenaikan nilai.

B. Setelah Proses Produksi Selesai

Pelaporan pendapatan setelah selesainya produksi tergantung pada

kepastian mengenai harga jual dan besarnya biaya tambahan. Apabila telah

ada kontrak penjualan dan penyerahan hasil produksi yang pasti, maka harga

jual dapat diketahui dan begitu juga dengan biaya-biaya penjualan. Tentu saja

masih ada ketidakpastian tentang dapat ditagihnya piutang. Tetapi hal ini harus

dapat ditaksir dengan baik.

Kriteria utama untuk pengakuan pendapatan ini adalah:

1. Adanya harga pasar yang relatif stabil dan aktif

2. Tidak ada biaya pemasaran yang besar

3. Adanya kemungkinan pertukaran unit-unit fisik tanpa pengaruh apa-apa

terhadap harga jual. Misalnya dalam hal emas, suatu balok emas dapat

dipertukarkan dengan balok emas lainnya untuk berat yang sama.


C. Pada Saat Penjualan

Sudah menjadi ketentuan umum selama bertahun-tahun untuk melaporkan

pendapatan adalah pada saat penjualan. Ketentuan ini didukung alasan berikut:

(1) Harga jual telah dapat ditentukan dengan pasti

(2) Produk yang dijual telah meninggalkan perusahaan dan digantikan dengan

aset yang lain. Jadi pertukaran telah terjadi.

(3) Untuk kebanyakan perusahaan, penjualan merupakan peristiwa keuangan

yang paling penting dalam kegiatan ekonominya.

(4) Kebanyakan biaya produksi atau pengadaan produksi tersebut telah

dikeluarkan atau dapat ditentukan dengan mudah.

Secara yuridis atau hukum, penjualan terjadi jika ada perpindahan hak dan

suatu klaim pembayaran timbul. Para akuntan biasanya mengakui adanya

penjualan pada saat penyerahan barang kepada pelanggan. Kriteria yang lebih

tepat bagi pengakuan penjualan adalah:

• Adanya bukti yang kuat bahwa pembeli mempunyai maksud membeli dan

penjual bermaksud menjual.

• Penentuan mengenai harga tertentu yang akan dijual dan yang sudah dalam

keadaan siap untuk dijual.

• Identifikasi barang tertentu yang siap dijual

Pada umumnya pemindahmanfaatan kepemilikan, waktunya bersamaan

dengan pemindahan hak milik atau pemindahan pengusahaan barang kepada

pembeli. Sedangkan pada perusahaan jasa, pemindahan tidak terjadi pada saat

yang bersamaan. Oleh sebab itu, pengakuan pendapatan terjadi pada saat

pembuatan faktur. Jika perusahaan jasa tersebut membutuhkan waktu yang


lama dalam penyerahan jasanya, maka pendapatan diakui secara periodik atau

sampai pekerjaan diselesaikan seluruhnya.

D. Sesudah Penjualan

Penerimaan tunai atau antisipasi mengenai penerimaan tunai sangatlah

penting bagi pengakuan pendapatan. Tetapi tidak untuk meningkatkan nilai

aset. Jadi tidak ada alasan untuk pengakuan penjualan sampai saat diterima.

Apabila salah satu dari dua kriteria berikut dipenuhi, penundaan pengakuan

pendapatan sampai saat penerimaan tunai dapat dibenarkan. Kriteria tersebut,

yaitu:

1. Apabila tidak mungkin ada biaya-biaya yang diterima secara cukup tepat.

2. Apabila masih ada biaya-biaya yang material jumlahnya yang masih harus

dikeluarkan, dan biaya-biaya ini tidak dapat ditaksir jumlahnya secara tepat.

Contoh penangguhan pelaporan yang dibenarkan untuk pendapatan adalah

penjualan secara cicilan (angsuran). Tagihan dianggap meragukan karena para

pelanggan yang mengadakan kontrak angsuran ini sering terlalu banyak

hutangnya, sehingga resikonya besar. Akan tetapi argumen ini sangat lemah.

Karena walaupun piutang tidak tertagih besar, namun perkiraan ini biasanya

dapat ditaksir berdasarkan pengalaman masa lampau perusahaan.

3. Pengukuran Pendapatan

Pendapatan harus diukur dengan nilai wajar imbalan yang diterima atau

yang dapat diterima. Jumlah pendapatan yang timbul dari suatu transaksi

biasanya ditentukan oleh persetujuan antara perusahaan dan pembeli atau

pemakai aktiva tersebut. Jumlah tersebut diukur dengan nilai wajar imbalan

yang diterima atau yang dapat diterima perusahaan dikurangi jumlah diskon
barang yang diperbolehkan oleh perusahaan. Pada umumnya, imbalan tersebut

berbentuk kas atau setara kas yang diterima atau dapat diterima. Namun, bila

arus masuk dari kas atau setara kas ditangguhkan, nilai wajar dari imbalan

tersebut mungkin kurang dari jumlah nominal dari kas yang dapat diterima

(Pernyataan Standar Akuntansi No. 23, 1999: paragraf 8-10)

Ada dua interpretasi utama yang muncul dari konsep pendapatan ini

menurut Belkaoui, (1997:199), yaitu:

a. Potongan tunai (cash discounts) dari setiap pengurangan dalam harga yang

tetap, seperti kerugian piutang yang tidak tertagih, merupakan penyesuaian

yang diperlukan untuk menghitung ekuivalen kas netto yang sebenarnya

atau nilai diskonto tunai dari klaim uang, sehingga harus dikurangkan ketika

menghitung pendapatan.

b. Untuk transaksi bukan kas, nilai pertukaran (exchange value) ditetapkan

sama dengan nilai pasar yang wajar dari penggantian yang diberikan atau

diterima, mana yang lebih mudah dan lebih jelas untuk dihitung.

Menurut Tuanakotta (1984:155), cara terbaik untuk mengukur pendapatan

adalah dengan menggunakan nilai tukar (exchange value) dari barang atau

jasa. Nilai tukar ini merupakan cash equivalent atau present value dari tagihan-

tagihan yang diharapkan akan diterima dari transaksi pendapatan ini. Umumnya

harga ini sudah disepakati pelanggan.

4. Metode Pengakuan Pendapatan

Menurut Skousen (1995: bab 18), ada beberapa variasi metode pengakuan

pendapatan berdasarkan saat terjadi transaksi penjualan, yaitu:

a. Sebelum Penyerahan Barang dan Jasa


Dalam peristiwa ini, biasanya terjadi apabila periode konstruksi atau

pembuatan barang yang akan dijual atau periode pelaksanaan jasa relatif lama

yaitu lebih dari satu tahun.

Metode pengakuan pendapatan yang dapat dipergunakan, antara lain:

(1) Metode kontrak selesai (completed-contract).

Metode ini hanya akan digunakan apabila suatu perusahaan

mempunyai kontrak jangka pendek, apabila kondisi-kondisi untuk

menggunakan akuntansi persentase penyelesaian tidak dipenuhi, atau

apabila ada ketidakpastian yang melekat dalam kontrak di luar resiko

bisnis yang normal.

(2) Metode persentase penyelesaian (percentage-of-completion)

Menurut metode ini, perusahaan akan mengakui pendapatan dan biaya

sesuai dengan kemajuan perusahaan dalam menyelesaikan kontrak

dan tidak menangguhkan pengakuan unsur-unsur ini sampai kontrak

diselesaikan.

American Institute of Certified Public Accountants (AICPA)

mendefinisikan beberapa unsur yang harus ada jika akuntansi

persentase penyelesaian akan digunakan:

(a) Taksiran yang handal dapat dibuat mengenai sejauh mana

kemajuan (progress) pendapatan kontrak dan biaya kontrak

mendekati penyelesaian.

(b) Kontrak itu sendiri harus menetapkan dengan jelas pelaksanaan

hak mengenai barang-barang dan jasa-jasa yang akan disediakan

dan diterima oleh para pihak yang bersangkutan, konsideran yang

akan dipertukarkan, dan cara serta syarat-syarat penyelesaian.


(c) Pembeli dapat diharapkan untuk memenuhi kewajibannya

memenuhi kontrak.

(d) Kontraktor dapat diharapkan untuk melaksanakan kewajiban sesuai

dengan kontrak.

Metode-metode yang digunakan untuk mengukur kemajuan suatu

kontrak dapat dikelompokan dalam dua kategori, yaitu:

1. Ukuran masukan (input measures)

Ukuran ini didasarkan pada suatu hubungan yang nyata antara unit

masukan dan produktivitas, yang meliputi:

- Metode biaya-ke-biaya (cost-to-cost method)

Menurut metode ini, tingkat penyelesaian ditentukan dengan

membandingkan antara biaya yang sudah dikeluarkan (actual cost)

dengan taksiran terbaru (expected cost) mengenai jumlah total

biaya yang diharapkan untuk menyelesaikan proyek. Untuk

menentukan laba tahun berjalan, persentase yang dihasilkan dari

perbandingan antara biaya yang sudah dikeluarkan dan jumlah total

biaya yang diharapkan dikalikan dengan laba bersih yang

diharapkan dari proyek ini.

- Metode usaha yang dicurahkan (efforts-expended method)

Metode ini didasarkan pada ukuran tertentu dari pekerjaan yang

dilaksanakan, yang meliputi jam kerja, upah buruh, jam mesin, atau

kualitas bahan. Tingkat penyelesaian diukur dengan cara yang

sama dengan yang digunakan dalam pendekatan biaya ke biaya.

2. Ukuran keluaran (output measures)


Ukuran ini didasarkan pada hasil yang dicapai atau dihasilkan dan

pertambahan nilai (value added). Contohnya panjang jalan raya

dalam kilometer, maka ukuran penyelesaiannya adalah rasio dari

panjang jalan yang sudah diselesaikan terhadap panjang jalan

menurut kontrak.

(3) Metode pelaksanaan proporsional (propertional performance method)

Jenis kontrak lain yang seringkali berlanjut dalam suatu jangka waktu

yang lama adalah kontrak jasa. Apabila jasa yang dilaksanakan dapat

diselesaikan dengan satu kegiatan tunggal atau dalam suatu jangka

waktu yang relatif pendek, tidak akan timbul masalah pengakuan

pendapatan.

Financial Accounting Standards Board (FASB) menganjurkan bahwa

kecuali jika kegiatan akhir dari jasa yang akan dilaksanakan sangat vital

bagi kontrak dan kegiatan-kegiatan sebelumnya relatif kurang penting,

seperti pengepakan dan akhirnya pengiriman barang dalam suatu

kontrak pengangkutan, pendapatannya harus diakui menurut metode

pelaksanaan proporsional.

b. Sesudah Penyerahan Barang atau Pelaksanaan Jasa

Dalam peristiwa ini, pendapatan dapat diakui dengan beberapa metode,

yaitu:

1. Metode Full Accrual

Berdasarkan metode ini, pendapatan dari penjualan diakui penuh tanpa

memperhatikan apakah pembayaran sudah diakui seluruhnya atau

masih sebagian, asalkan sudah memberi uang muka.


2. Metode Penjualan Cicilan

Menurut metode ini, pendapatan lebih baik diakui ketika kas diterima

daripada saat penjualan. Penerapan yang paling umum untuk metode ini

adalah:

(a) Untuk barang dagangan

Laba akan diakui sebesar persentase laba (laba dibagi penjualan)

dikalikan penerimaan cicilan.

(b) Untuk real estate

Dengan rumusan yang sama dengan barang dagangan,maka rumus

untuk mencari laba yang direalisasi juga dapat diterapkan pada

perusahaan real estate, hanya terdapat beberapa perbedaan dalam

jurnalnya. Hal ini dikarenakan karakteristik perusahaan real estate

berbeda dengan perusahaan dagang.

3. Metode Perolehan Kembali Harga Pokok (Cost Recovery Method).

Menurut metode ini, tidak ada laba yang diakui untuk suatu penjualan

sampai harga pokok barang yang dijual diperoleh kembali melalui

penerimaan kas. Setelah itu, semua penerimaan berikutnya dilaporkan

sebagai pendapatan. Metode ini hanya digunakan apabila keadaan-

keadaan yang melingkupi suatu penjualan sangat tidak pasti sehingga

pengakuan yang lebih awal tidak mungkin dilakukan.

4. Metode Reduced Profit

Kriteria yang harus dipenuhi apabila suatu perusahaan ingin menerapkan

metode ini, yaitu:


a. Apabila pembayaran awal yang disyaratkan telah terpenuhi.

b. Pembayaran tiap tahun harus mencakup amortisasi bunga dan

hutang pokok dari pinjaman maksimal penjual yang dapat diperoleh

untuk properti tersebut.

Kriteria ini tidak dapat diterapkan di Indonesia, sebab tidak ada yang

mengatur besarnya pinjaman maksimal yang dapat diberikan

perusahaan untuk pembiayaan suatu properti. Metode ini mengakui laba

pada saat penjualan sebesar laba kotor yang telah dikurangkan dengan

selisih antara nominal piutang dengan nilai sekarang anuitas.

5. Metode Kas

Menurut metode ini, semua biaya dibebankan sebagai beban (expense)

ketika dikeluarkan dan pendapatan diakui ketika penerimaan kas

dilakukan. Metode pengakuan pendapatan dan biaya yang ekstrim ini

hanya akan tepat bila tingkat kepastian dari kerugian potensial atas

suatu kontrak tidak dapat ditaksir. Metode ini, jarang digunakan dalam

penjualan barang dagangan dan real estate karena hak untuk mengambil

kembali akan memberikan nilai yang sangat besar bagi penjual.

c. Metode Akuntansi Sebelum Pengakuan Pendapatan

Perjanjian-perjanjian penjualan tertentu adakalanya melibatkan suatu

pertukaran baik barang-barang atau aktiva moneter seperti kas atau wesel tagih

sebelum batas dimana proses pendapatan diselesaikan secukupnya untuk

mengakui pendapatan. Dalam keadaan seperti ini, prosedur akuntansi yang

khusus harus diterapkan. Adapun metode-metode pengakuan pendapatan yang

digunakan adalah:
(1) Metode Deposit

Metode ini menerapkan bahwa tidak ada pendapatan yang diakui

sampai kontrak penjualan diselesaikan. Adakalanya uang pembayaran

pertama kurang memadai pembayarannya. Apabila uang muka terlalu

kecil, kepastian transaksi diragukan. Kas yang berasal dari setoran

pembelian dilaporkan sebagai deposito (uang muka atau tanda jadi)

atas kontrak dan dalam neraca digolongkan sebagai hutang. Aktiva

tetap yang akan dijual tetap ditunjukan sebagai harta penjual dan

hutang yang berhubungan dengan aktiva itu tetap dilaporkan sebagai

hutang penjual. Jika pembeli membatalkan niatnya dan uang muka atau

deposito itu menjadi milik penjual (sebagai denda), maka, deposito itu

harus dikredit sebagai laba.

(2) Metode Penjualan Konsinyasi (Consigment Method)

Metode ini digunakan hanya apabila consignor (penjual) menitipkan

barang dagangan kepada pihak lain, yaitu consignee, yang kemudian

bertindak sebagai agen bagi consignor untuk menjual barang-barang

tersebut. Perlakuan akuntansinya, hak milik dari barang dagangan

tersebut tetap dikuasai oleh consignor sampai suatu penjualan

dilaksanakan. Consignor harus membuat catatan akuntansi khusus,

seperti perkiraan-perkiraan ‘persediaan dalam konsinyasi’ yang terdiri

dari barang yang dititipkan ke consignee dan biaya-biaya yang

dikeluarkan yang berhubungan dengan barang konsinyasi tersebut.

Consignee biasanya membuat catatan pro-memori atas penerimaan


persediaan untuk kepentingan pengendalian. Dan biaya yang

berhubungan dengan barang konsinyasi yang telah dikeluarkan oleh

consignee, dicatat pada perkiraan piutang. Consignee juga berhak atas

komisi jika penjualan dilaksanakan dengan sukses. Apabila suatu

penjualan dilaksanakan, consignor akan mengakui penjualan itu

sebagai pendapatan sesuai dengan salah satu dari metode-metode

pengakuan pendapatan, dan consignee akan mengakui komisi sebagai

pendapatan dari transaksi tersebut.

5. Akuntansi Pengakuan Jasa Telekomunikasi

Menurut PSAK No. 35 (paragraf pengakuan pendapatan wajib dilakukan

dengan dasar akrual kecuali untuk jenis jasa tertentu yang karena sifatnya,

pengakuan pendapatan tidak dapat dilakukan dengan menggunakan dasar

akrual murni.

1. Untuk pengakuan pendapatan jasa telekomunikasi interkoneksi diatur

sebagai berikut:

(a) Pendapatan jasa telekomunikasi yang timbul dari interkoneksi untuk

hubungan lokal, interlokal, dan hubungan transit diakui sebesar bagian

pendapatan masing-masing penyelenggara yang ditentukan sesuai

dengan perjanjian kontraktual dengan penyelenggara lain.

(b) Pendapatan jasa telekomunikasi yang timbul dari interkoneksi untuk

hubungan internasional termasuk hubungan transit diakui sebesar

bagian pendapatan masing-masing penyelenggara untuk periode

berjalan, yang ditentukan sesuai dengan konvensi internasional tentang

pembagian interkoneksi.
(c) Apabila informasi tentang jumlah bagian pendapatan sebenarnya untuk

periode berjalan belum diketahui jumlahnya, maka harus ditentukan

berdasarkan estimasi yang layak.

2. Untuk pengakuan pendapatan jasa telekomunikasi yang dilaksanakan

sendiri diatur sebagai berikut :

(a) Pendapatan atas jasa pemasangan baru dan mutasi diakui pada saat

terminal pelanggan siap untuk digunakan.

(b) Pendapatan atas pemakaian fasilitas telekomunikasi yang didaftarkan

atas tarif dan satuan ukuran pemakaian seperti pulsa, menit, kata, dan

satuan ukur lainnya diakui sebesar jumlah pemakaian sebenarnya

selama periode berjalan.

(c) Pendapatan jasa sehubungan dengan penggunaan sarana

telekomunikasi seperti jasa penggunaan sirkit, penggunaan

transponder satelit, dan penggunaan perangkat lainnya diakui sesuai

dengan jumlah penggunaan sebenarnya selama periode berjalan.

(d) Pendapatan pemakai telepon umum koin diakui pada saat koin diambil.

(e) Pendapatan atas penjualan kartu telepon diakui pada saat kartu

diserahkan, kecuali terdapat metode estimasi yang lebih handal.

3. Pengakuan pendapatan jasa telekomunikasi yang dilaksanakan melalui

kerjasama dengan investor diatur sebagai berikut:

(a) Pendapatan jasa telekomunikasi dari kerjasama diakui sebesar bagian

pendapatan sebenarnya untuk periode berjalan sesuai dengan

pejanjian kontraktual.

(b) Apabila berdasarkan perjanjian kontraktual:


1.Terdapat kepastian bahwa penyelenggara akan memperoleh

suatu aktiva yang penyerahan kepemilikannya baru dilaksanakan

pada akhir masa kerjasama, dan

2.Penyelenggara terbebas dari tuntutan hukum pihak ketiga atas

perolehan aktiva tersebut, dan

3. Perjanjian tersebut tidak dapat dibatalkan (irrevocable), maka

aktiva tersebut harus dikapitalisasikan oleh penyelenggara sebagai

Aktiva Tetap Kerjasama sebagai biaya perolehan aktiva oleh

investor dengan akun tandingan Pendapatan Yang Ditangguhkan.

Aktiva Tetap Kerjasama yang disusutkan selama masa manfaatnya,

sedangkan Pendapatan Yang Ditangguhkan harus diamortisasi secara

sistematis selama masa kerjasama.

6. Keputusan Pentingnya Pengakuan Pendapatan Jasa Telekomunikasi

Setiap perusahaan dalam menjalankan operasinya pasti menginginkan laba

yang besar. Sementara laba itu berasal dari aktiva dibandingkan dengan

kewajiban atau dengan kata lain pendapatan dengan beban.

Perkembangan dan terjadinya deregulasi dalam bisnis telekomunikasi yang

dimulai dengan ditetapkannya Undang-undang nomor 3 tahun 1989 telah

memungkinkan keterlibatan investor dalam bisnis telekomunikasi melalui

kerjasama dengan penyelenggara yang diwujudkan dalam berbagai bentuk.

Diantara bentuk kerjasama yang menimbulkan transaksi yang bersifat khusus

dilihat dari sisi pengakuan dan pengukuran pendapatan adalah kerjasama

penyediaan sarana telekomunikasi dengan pola bagi hasil (PBH) dan

kerjasama penyediaan dan pengoperasian (KSO) sarana telekomunikasi. Oleh


karena itu, penting bagi perusahaan penyedia jasa telekomunikasi khususnya

selular yang melakukan hubungan kerjasama dengan penyelenggara lain untuk

mengetahui pengakuan pendapatannya bagi perusahaannya sendiri. Dengan

demikian dapat diketahui pendapatan yang sebenarnya bagi perusahaan

tersebut.

7. Pengertian Jasa Telekomunikasi

Menurut PSAK nomor 35 yang dimaksud dengan jasa telekomunikasi

adalah jasa pemancaran, jasa pengiriman tiap jenis tanda, gambar, suara dan

informasi dalam bentuk apapun yang disediakan oleh penyelenggara untuk

memenuhi kebutuhan masyarakat.

Sarana yang digunakan untuk menyiapkan informasi dapat dipisahkan

dalam dua bagian, yaitu:

• Sarana Pengiriman dan Penerimaan

Dapat berupa pesawat telepon baik yang bersifat tetap maupun

bergerak, pesawat telex, pesawat facsimile, pesawat pengirim data.

• Sarana Transmisi

Dapat berupa kabel, serat optik, radio, satelit atau sistem

elektromagnetik lainnya.

Khusus untuk beberapa jenis jasa telekomunikasi seperti jasa telepon,

cakupan wilayahnya dapat dibedakan menjadi hubungan lokal, interlokal, dan

internasional.

Jasa operator telepon selular yang akan diteliti oleh penulis ini

menggunakan suatu teknologi Global System for Mobile Communication (GSM)

yang untuk pengoperasiannya, pelanggan diharuskan menggunakan kartu SIM


(Subscriber Identity Modul) pada telepon selularnya. Teknologi ini banyak

dikembangkan di Eropa.

Definisi telepon selular menurut Elbert (1989 : 75) adalah sebagai berikut:

Cell telephones provide a verstile means of wireless communication.


Provided that cellular system itself is not avested…

Telepon selular ini adalah suatu telepon yang dapat digunakan untuk

berkomunikasi dimanapun, yang pengoperasiannya tanpa menggunakan kabel

dan dapat digunakan diberbagai tempat tanpa harus dibatasi oleh waktu

maupun wilayah.

8. Karakteristik Perusahaan Operator Selular

Karakteristik atau ciri utama perusahaan operator selular yang

menggunakan teknologi GSM adalah digunakannya sistem sell. Elbert

(1991:79) mengartikan sistem ini sebagai berikut:

A cell system is composed of several radio towers, each of which


covers a limited geographical area called a cell.

Sistem ini mempunyai beberapa komponen yang memiliki keterkaitan erat

satu dengan lainnya. Komponen tersebut adalah:

Pertama adalah MSC (Mobile Service Switching Center). Fungsi dari

komponen ini adalah sebagai pengontrol setiap sambungan pembicaraan

disamping fungsi penyimpanan data pelanggan, routing, dan pencatatan

percakapan.

Kedua adalah Transcoder yang memiliki fungsi pengkodean pembicaraan

(speech transcode) dari BSC ke MSC atau sebaliknya. BSC (Base Station

Controler) adalah kompomem yang mengontrol beberapa BTS yang terhubung

kepada BSC tersebut. Salah satu fungsi pengontrolan yang ada di sini misalnya
bila salah satu BTS mati atau rusak, maka BSC akan me-report ke MSC.

Dengan demikian dapat dengan segera melakukan perbaikan BTS.

Terakhir adalah BTS itu sendiri. BTS atau Base Transceiver Station itu

sendiri yang merupakan bagian paling ujung dari suatu jaringan GSM yang

langsung berhubungan dengan pelanggan. Rangkaian dari Transcoder, BSC

dan BTS didalam sistem GSM dikelompokan menjadi BSS (Base Station

Subsystem).

Selain itu, dalam menyelenggarakan jasa telekomunikasi setiap hubungan

yang disalurkan senantiasa menuntut adanya keterhubungan (interkoneksi)

jaringan telepon yang ada, antara jaringan satu penyelenggara dengan jaringan

satu atau beberapa penyelenggara di suatu negara dengan satu atau lebih

penyelenggara di negara lain.

Di Indonesia, dalam rangka menyelenggarakan pelayanan, sebagian besar

penyelenggara jasa telekomunikasi melakukan interkoneksi dengan PSTN

(Public Switch Telephone Network) PT. TELKOM. PSTN adalah jaringan

infrastruktur PT. TELKOM yang digunakan untuk penyelenggaraan jasa

telekomunikasi. PSTN nasional hanya dimiliki PT. TELKOM selaku Badan

Penyelenggara jasa telekomunikasi dalam negeri. Oleh karena itu, tidak ada

badan lain yang diperkenankan meyelenggarakan jasa telekomunikasi dasar

(fixed telephone, Sambungan Telepon Bergerak Selular/STBN) dalam negeri

kecuali bekerjasama dengan PT. TELKOM.

B. Kerangka Pemikiran
Usaha dibidang operator selular saat ini mengalami perkembangan yang

amat pesat. Disebabkan semakin banyaknya masyarakat yang menyadari

pentingnya sarana telekomunikasi untuk dapat berkomunikasi dimanapun.

Selain itu, melihat besarnya pasar di negara kita, membuktikan akan terus

meningkatkan usaha-usaha atau perusahaan-perusahaan operator selular.

Dengan situasi seperti ini dan bisnis yang mantap, sudah selayaknya akuntansi

dalam bidang jasa telekomunikasi mendapat perhatian. Masalah pendapatan

operasi yang diperoleh dari kesediaan pelanggan dalam membayar tarif

menjadi masalah yang khusus dalam akuntansi untuk telekomunikasi.

Pada kesempatan ini, data yang diperoleh oleh penulis, selanjutnya akan

diungkapkan pada skripsi ini mengenai metode-metode pengakuan pendapatan

yang ada di perusahaan yang diteliti. Setelah itu, fakta-fakta yang diperoleh

penulis disesuaikan dengan PSAK nomor 23 tentang Pendapatan dan

khususnya PSAK nomor 35 tentang Akuntansi Pendapatan Jasa

Telekomunikasi.

Keanggotaan Situs Contoh Skripsi dan Tesis


Situs Contoh Skripsi Tesis Dotcom menyediakan keanggotaan untuk anda mendownload
tanpa batas contoh-contoh skripsi dan tesis yang sudah jadi dari berbagai disiplin ilmu
pengetahuan (kajian sosial dan eksakta, alamiah dan budaya, ilmu terapan dan teori,
studi deskriptif, metodologi kualitatif dan kuantitatif) sebagai sample study dan
comparative study anda.
Cukup transfer dana Rp. 150.000 (seratus lima puluh ribu rupiah) sebagai biaya
administrasi untuk mendownload contoh skripsi dan tesis yang ada di situs ini ke BCA
Rawamangun no. rek. 0947170981 a/n Suryani. Kirimkan konfirmasi pembayaran anda
via sms ke salah satu Pengelola dengan menyebutkan username dan nama orang yang
melakukan transfer.
Klik link-link di bawah untuk melihatnya:
Judul/Abstrak/Bab-1 Skripsi Tesis
Koleksi Tesis/Disertasi Luar Negeri

Regards,

Contoh Skripsi Tesis Dotcom

Pengelola

Email: muzainir@gmail.com
Jln. Waru 39 Rt. 007/07 Rawamangun Jakarta - Indonesia Telp. 021 - 4705484
Hp. 02195010199 (Roni)
Hp. 081511511192 (Toto)
Layanan Olah Data Statistik

Situs Contoh Skripsi Tesis Dotcom meyediakan layanan olah data statistik:

* regresi linier (sederhana dan berganda)


* korelasi
* analysis of variance (anova)
* uji t
* uji F
* linieritas
* uji normalitas
* uji asumsi klasik (heteroskedastisitas, normalitas, multikolinearitas, autokorelasi),
* Kolmogorov Smirnov
* validitas dan reliabilitas
* one way/two way anova
* path analysis
* structural equation modeling/SEM
* dll

Program olahdata yang digunakan:

* SPSS
* Eviews
* Lisrel
* AMOS
* dll

Biaya:

* Rp. 600.000 (olahdata skripsi)


* Rp. 700.000 (olahdata tesis)

Untuk detilnya hubungi kami:

Contoh Skripsi Tesis Dotcom

Email: muzainir@gmail.com
Jln. Waru 39 Rt. 007/07 Rawamangun Jakarta - Indonesia Telp. 021 - 4705484
Hp. 02195010199 (Roni)
Hp. 081511511192 (Toto)

Jasa Pembuatan Skripsi Tesis Disertasi

Situs Contoh Skripsi Tesis Dotcom menyediakan jasa pembuatan skripsi tesis disertasi
dengan rincian sebagai berikut:
I. Biaya Skripsi Rp. 3.500.000:

1. Proposal Rp. 500.000


2. Bab 1 Rp. 600.000
3. Bab 2 Rp. 600.000
4. Bab 3 Rp. 600.000
5. Bab 4 Rp. 600.000
6. Bab 5 Rp. 600.000

II. Biaya Tesis Rp. 4.200.000:

1. Proposal Rp. 700.000


2. Bab 1 Rp. 700.000
3. Bab 2 Rp. 700.000
4. Bab 3 Rp. 700.000
5. Bab 4 Rp. 700.000
6. Bab 5 Rp. 700.000

III. Untuk biaya pembuatan disertasi bisa langsung hubungi tim kami

Syarat dan Ketentuan Pekerjaan:

1. Pekerjaan bisa dipilih per bab. Ini berarti pekerjaan hanya dilakukan untuk bab yang
anda minta. Misalnya, bila anda meminta bantuan bab 2, maka kami mengerjakan
hanya bab 2; atau bila anda meminta bantuan bab 5, maka kami mengerjakan hanya
bab 5; begitu seterusnya.

2. Pekerjaan tidak mesti semua bab. Ini berarti anda bisa meminta bantuan hanya bab
yang anda pilih. Misalnya, anda bisa meminta bantuan bab1 saja tanpa perlu
melibatkan bab 2, 3, 4, dan 5; anda bisa meminta bantuan bab 4 saja tanpa perlu
melibatkan bab 1, 2, 3, dan 5; atau anda bisa meminta bantuan gabungan bab-bab
tertentu saja tanpa perlu melibatkan gabungan bab-bab lainnya; begitu seterusnya.

3. Pekerjaan bab-bab dalam skripsi/tesis harus sambung-menyambung. Ini berarti bab


yang anda minta harus menyatu dengan bab-bab lain yang sudah anda miliki.
Misalnya, bila anda meminta bantuan bab 2, maka anda harus memiliki bab
sebelumnya (bab 1); atau bila anda meminta bantuan bab 5, maka anda harus
memiliki bab 1, 2, 3, dan 4; begitu seterusnya.
4. Pembayaran dilakukan per bab dan ditransfer penuh sebelum pekerjaan dimulai.
Pembayaran dikirim lewat transfer bank; sementara bahan maupun hasil kerja
dikirim lewat email.

5. Pekerjaan dilaksanakan sampai tuntas. Tuntas berarti selesai dalam arti yang
sebenar-benarnya. Bilamana perlu, segala upaya perbaikan, perombakan,
penambahan atau pengurangan terhadap bab yang sudah dikerjakan akan diupayakan
semaksimalkan mungkin.
6. Tidak ada tambahan biaya untuk perbaikan, perombakan, penambahan, atau
pengurangan terhadap bab yang sudah dikerjakan.

7. SKRIPSI/TESIS/DISERTASI INI DIJAMIN ORISINIL ALIAS TIDAK PLAGIAT.


SEPERTI HALNYA ANDA, KAMI JUGA ANTI PLAGIARISME.

Untuk detilnya hubungi kami:

Contoh Skripsi Tesis Dotcom

Email: muzainir@gmail.com
Jln. Waru 39 Rt. 007/07 Rawamangun Jakarta - Indonesia Telp. 021 - 4705484
Hp. 02195010199 (Roni)
Hp. 081511511192 (Toto)
Program Studi dan Jurusan

Program studi dan jurusan yang kami layani:

Administrasi Bisnis Niaga


Administrasi Negara
Administrasi Publik
Akuntansi
Bahasa Inggris
Bisnis dan Manajemen
Ekonomi
Ekonomi Manajemen
Ekonomi Pembangunan
Hukum Acara
Hukum Perdata
Hukum Pidana
Hukum Tata Negara
Ilmu Hukum
Ilmu Komunikasi
Ilmu Pemerintahan
Kesehatan Masyarakat
Manajemen
Manajemen dan Keuangan
MBA
Pendidikan Bahasa Indonesia
Pendidikan Bahasa Inggris
Pendidikan Ekonomi
Pendidikan Kewarganegaraan
Pendidikan Matematika
Pengembangan SDM
Perhotelan
Psikologi
Syariah
Tarbiyah
Teknik Industri
Teknik dan Manajemen Industri

Untuk detilnya hubungi kami:

Contoh Skripsi Tesis Dotcom

Email: muzainir@gmail.com
Jln. Waru 39 Rt. 007/07 Rawamangun Jakarta - Indonesia Telp. 021 - 4705484
Hp. 02195010199 (Roni)
Hp. 081511511192 (Toto)

You might also like