You are on page 1of 17

PEMBELAJARAN MENULIS PERMULAAN UNTUK ANAK SEKOLAH DASAR Makalah Diajukan Untuk Memenuhi Tugas individu Mata Kuliah

Keterampilan Menulis Dosen : Bapak Lukman Hakim M.Pd

oleh : Tanti Heryani (100641313) Kelas: B.9

PROGRAM PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH CIREBON 2012

KATA PENGANTAR

Puji syukur alhamdulillah, penyusun panjatkan kehadiran Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahNya kepada kami sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah Pembelajaran Menulis Permulaan untuk Anak Sekolah Dasar. Penyusunan makalah ini dapat terselesaikan karena adanya bantuan dari beberapa pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini, penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada Bapak Lukman Hakim M.pd, selaku dosen mata kuliah Keterampilan Menulis Penulis menyadari bahwa penyusunan makalah ini banyak kekurangan, baik menyangkut isi maupun penulisan. Karena itu kritik dan saran yang membangun sangat diharapakan oleh penulis untuk menyempurnakan makalah ini. Namun dalam penulisan makalah ini memiliki tujuan agar makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca, serta diridlai oleh Allah SWT amin.

Cirebon, November 2012

Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................. DAFTAR ISI ................................................................................................. BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. A. Latar Belakang .................................................................................. B. Rumusan Masalah ............................................................................. C. Tujuan ............................................................................................... BAB II PEMBAHASAN .............................................................................. A. Pengertian Pembelajaran Menulis Permulaan................................... B. Metode yang digunakan dalam Pembelajaran Menulis Permulaan ......................................................................................... C. Media yang digunakan dalam Pembelajaran Menulis Permulaan ......................................................................................... D. Langkah-langkah Pembelajaran Menulis Permulaan ........................

i ii 1 2 2 2 3 3

7 8

E. Kesulitan Belajar Menulis................................................................. 11 BAB IV PENUTUP ...................................................................................... 13 A. Kesimpulan ....................................................................................... 13 B. Saran ................................................................................................. 13 DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Dasar pembelajaran bahasa Indonesia adalah pembelajaran keterampilan berbahasa yaitu ketrampilan-keterampilan yang ditekankan pada keterampilan reseptif dan keterampilan produktif. Pembelajaran bahasa indonesia di sekolah dasar kelas 1 diawali dengan pembelajaran reseptif. Dengan demikian keterampilan produktif dapat ikut ditingkatkan. Empat aspek keterampilan berbahasa yang mencakup dalam pengajaran bahasa yaitu : keterampilan menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan membaca, keterampilan menulis, (Tarigan dalam Muchlison,1996 : 257). Keempat keterampilan berbahasa diatas merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain, tetapi hanya dapat dibedakan. Keterampilan yang satu bergantung kepada ketiga keterampilan lain. Misal, seorang dapat berbicara karena ia mampu menyimak, berbicara, dan membaca. Oleh karena itu, siswa diharapkan memiliki keterampilan berbahasa yang lengkap. Tidak dapat dikatakan siswa mampu berbahasa yang baik dan benar, bila mereka hanya terampil, menyimak, berbicara dan membaca, tetapi tidak terampil menulis. Jadi jelaslah bahwa keterampilan menulis benar-benar diperhatikan terutama di sekolah dasar, karena hanya dengan cara itulah guru dapat menjadikan siswa memiliki kemampuan berbahasa indonesia yang baik dan benar. Dengan demikian, pembelajaran menulis merupakan komponen yang turut menentukan dalam mencapai tujuan pembelajaran bahasa indonesia kegunaan keterampilan menulis bagi para siswa adalah untuk menyalin, mencatat, dan mengerjakan tugas sekolah. Tanpa memiliki kemampuan untuk menulis, siswa akan mengalami banyak kesulitan dalam melaksanakan ketiga jenis tugas tersebut. Oleh karena itu, menulis harus diajarkan pada saat anak mulai masuk sekolah dasar dan kesulitan belajar menulis harus memperoleh perhatian yang cukup dari guru.

B. Rumusan Masalah Berdasarkkan latar belakang diatas maka rumusan masalahnya adalah sebagai berikut: 1. Apa yang dimaksud dengan pembelajaran menulis permulaan ? 2. Apa saja metode yang dapat digunakan dalam mengajarkan menulis permulaan kepada peserta didik ? 3. Apa saja media yang digunakan dalam pembelajaran menulis permulaan ? 4. Bagaimankah langkah-langkah pembelajaran menulis permulaan ? 5. Apa saja kesulitan belajar yang dihadapi dalam pembelajaran menulis permulaan ?

C. Tujuan Berdasarkan rumusan masaahnya maka tujuannya sebagai berikut untuk: 1. Mengetahui pengertian pembelajaran menulis permulaan. 2. Mengetahui metode yang dapat digunakan dalam mengajarkan menulis permulaan kepada peserta didik. 3. Mengetahui media yang digunakan dalam pembelajaran menulis permulaan. 4. Mengetahui langkah-langkah pembelajaran menulis permulaan. 5. Mengetahui kesulitan belajar yang dihadapi dalam pembelajaran menulis permulaan.

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Pembelajaran Menulis Permulaan Kaitan antara membaca dan menulis sangat erat, sehingga tidak dapat dipisahkan. Pada waktu guru mengajarkan kata atau kalimat, siswa tentu akan membaca kata atau kalimat tersebut. Kemampuan membaca diajarkan sejak dini, sejak siswa masih di kelas I, maka kamampuan menulis pun diajarkan sejak dini pula. Menulis adalah melahirkan pikiran atau gagasan (seperti mengarang, membuat surat) dengan tulisan (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1993:968). Menurut pengertian ini menulis merupakan hasil, yaitu melahirkan pikiran dalam perasaan kedalam tulisan. Menulis atau mengarang adalah proses menggambarkan suatu bahasa sehingga pesan yang disampaikan penulis dapat dipahami pembaca (Tarigan, 1986:21). Dari pengertian menulis tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa menulis adalah proses mengungkapkan gagasan, pikiran dan perasaan dalam bentuk tulisan. Banyak hal yang perlu diperhatikan dalam pembelajaran menulis pada tingkat awal.Pembelajaran menulis pada tingkat awal ini tidak mudah, dikarenakan siswa pada tingkat tersebut belum memiliki bekal pengetahuan yang cukup. Kemampuan menulis diajarkan di sekolah dasar sejak kelas I sampai kelas VI. Di sekolah dasar menulis dibagi menjadi dua bagian, yaitu menulis permulaan yang diajarkan di kelas I dan II, dan menulis lanjut, diajarkan di kelas III, IV,V, VI. Kemampuan menulis merupakan salah satu jenis kemampuan berbahasa tulis yang bersifat produktif yang merupakan kemampuan yang menghasilkan tulisan. Menulis merupakan kegiatan yang memerlukan kemampuan yang bersifat kompleks, yaitu kemampuan berpikir secara teratur dan logis, kemapuan mengungkapkan pikiran atau gagasan secara jelas dengan menggunakan bahasa yang efektif, dan kemampuan menerapkan kaidah tulismenulis dengan baik.

Sebelum sampai pada tingkat mampu menulis, siswa harus mulai dari tingkat awal, tingkat permulaan, mulai dari pengenalan lambang-lambang bunyi. Pengetahuan dan kemampuan yang diperoleh pada tingkat permulaan pada pembelajaran menulis permulaan tersebut, akan menjadi dasar peningkatan dan pengembangan kurikulum siswa selanjutnya. Apabila dasar tersebut baik dan kuat maka dapat diharapkan hasil pengembangannya pun akan baik pula, dan apabila dasar itu kurang baik atau lemah, maka dapat diperkirakan hasil pengembangannya kurang baik juga.

B. Metode yang digunakan dalam Pembelajaran Menulis Permulaan Dalam pembelajaran menulis ada beberapa metode yang dapat digunakan antara lain : metode abjad, metode kupas rangkai suku kata, metode kata lembaga, dan metode struktural analitik sintetik ( SAS ). Selain keempat metode tersbut, pembelajaran menulis juga dapat menggunakan metode seperti berikut : 1. Metode Eja Metode eja di dasarkan pada pendekatan harfiah, artinya belajar membaca dan menulis dimulai dari huruf-huruf yang dirangkaikan menjadi suku kata. Oleh karena itu pengajaran dimulai dari pengenalan huruf-huruf. Demikian halnya dengan pengajaran menulis di mulai dari huruf lepas, dengan langka-langkah sebagai berikut: 1) Menulis huruf lepas. 2) Merangkaikan huruf lepas menjadi suku kata. 3) Merangkaikan suku kata menjadi kata. 4) Menyusun kata menjadi kalimat. 2. Metode kata lembaga Metode kata lembaga di mulai mengajar dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1) Mengenalkan kata. 2) Merangkaikan kata antar suku kata. 3) Menguraikan suku kata atas huruf-hurufnya.

4) Menggabungkan huruf menjadi kata. 3. Metode Global Metode global memulai pengajaran membaca dan menulis permulaan dengan membaca kalimat secara utuh yang ada di bawah gambar. Menguraikan kalimat dengan kata-kata, menguraikan kata-kata menjadi suku kata. 4. Metode SAS Menurut (Supriyadi, 1996: 334-335) pengertian metode SAS adalah suatu pendekatan cerita di sertai dengan gambar yang didalamnya terkandung unsur analitik sintetik. Teknik pelaksanaan pembelajaran metode SAS yakni keterampilan menulis kartu huruf, kartu suku kata, kartu kata dan kartu kalimat, sementara sebagian siswa mencari huruf, suku kata dan kata, guru dan sebagian siswa menempel kata-kata yang tersusun sehingga menjadi kalimat yang berarti (Subana). Menurut Supriyadi metode yang cocok dengan jiwa anak anak adalah metode SAS. Alasannya adalah : 1) Metode ini menganut prinsip ilmu bahasa umum, bahwa bentuk bahasa yang terkecil adalah kalimat. 2) Metode ini memperhitungkan pengalaman bahasa anak, dan 3) Metode ini menganut prinsip menemukan sendiri. Lebih luas lagi Metode SAS dapat dipergunakan dalam berbagai bidang pengajaran. Dalam proses operasionalnya metode SAS mempunyai langkah-langkah berlandaskan operasional dengan urutan : Struktural menampilkan keseluruhan; Analitik melakukan proses penguraian; Sintetik melakukan penggabungan kembali kepada bentuk Struktural semula. Landasan linguistiknya bahwa itu ucapan bukan tulisan, unsur bahasa dalam metode ini ialah kalimat; bahwa bahasa Indonesia mempunyai struktur tersendiri. Landasan pedagogiknya adalah

mengembangkan potensi, pengalaman anak, dan membimbing anak menemukan jawab suatu masalah.

Adapun Prosedur penggunaan Metode SAS adalah sebagai berikut : a. Membaca permulaan dijadikan dua bagian bagian pertama membaca permulaan tanpa buku bagian pertama membaca permulaan buku. b. Merekam bahasa anak melalui pertanyaan-pertanyaan dari pengajar sebagai kontak permulaan. c. Menampilkan gambar sambil bercerita. Setiap kali gambar

diperlihatkan, muncullah kalimat anak-anak yang sesuai dengan gambar. d. Membaca kalimat secara structural. e. Membaca permulaan dengan buku. f. Membaca lanjutan. g. Membaca dalam hati. Metode SAS memiliki kelemahan dan kelebihan. Kelebihan metode ini adalah sebagai berikut: a. Metode ini dapat sebagai landasan berpikir analisis. b. Dengan langkah-langkah yang diatur sedemikian rupa membuat anak mudah mengikuti prosedur dan akan dapat cepat membaca pada kesempatan berikutnya. c. Berdasarkan landasan linguistik metode ini akan menolong anak. menguasai bacaan dengan lancar. Sedangkan kelemahan dari metode ini adalah sebagai barikut : a. Metode SAS mempunyai kesan bahwa pengajar harus kreatif dan terampil serta sabar. Tuntutan semacam ini dipandang sangat sukar untuk kondisi pengajar saat ini. b. Banyak sarana yang harus dipersiapkan untuk pelaksanaan metode ini untuk sekolah - sekolah tertentu dirasa sukar. c. Metode SAS hanya untuk konsumen pembelajar di perkotaan dan tidak di pedesaan.

Dalam penerapan metode SAS, guru menerapkan langkah-langkah sebagai berikut : a. Guru menuliskan sebuah kalimat sederhana, setelah itu kalimat dibaca, siswa menyalinnya. b. Kalimat tersebut diuraikan / dipisah-pisahkan ke dalam kata-kata. Setelah dibaca, siswa menyalin kata-kata itu seperti yang dilakukan guru. c. Kata-kata dalam kalimat itu diuraikan lagi atas suku-suku nya, setelah dibaca siswamenyalin suku-suku itu seperti yang dilakukan oleh guru. d. Suku-suku kata itu diuraikan lagi atas huruf-hurufnya, siswa menyalin seperti yang dilakukan guuru. e. Setelah guru memberikan penjelasan lebih lanjut, huruf-huruf itu dirangkai legi menjadi suku kata. Siswa melakukan seperti apa yang dilakukan guru. f. Setelah semua siswa selesai, guru merangkai suku-suku menjadi kata, murid menyalin. g. Kata-kata tersebut dirangkai lagi sehingga menjadi kalimat seperti semula. Siswa melakukan hal yang sama seperti guru. Contoh guru akan mengajarkan huruf baru, s dan y sedangkan huruf yang sudah dikenal siswa : a,n,m,i. Jadi dengan menggunakan kalimat nama saya Nani. Na-ma-sa-ya-Na-ni Nama-saya-Nani Nama saya Nani.

C. Media yang digunakan dalam Pembelajaran Menulis Permulaan Untuk mengajarakan menulis permulaan ada beberapa jenis media yang dapat digunakan antara lain : 1. Papan tulis, digunakan guru untuk memberikan contoh, dan oleh siswa digunakan untuk menuliskan apa yang ditugaskan oleh guru. Misalnya menulis kata, kalimat, nama sendiri, dan sebagainya.

10

2. Papan selip digunakan oleh guru untuk menyelipkan gambar atau kartu kata, kartu kalimat yang harus disalin oleh siswa atau gambar yang harus dituliskan judulnya oleh siswa. 3. Papan tali, digunakan untuk menggantungkan kartu kalimat, kartu-kartu kata, dan huruf yang harus disalin oleh siswa, atau gambar yang perlu dituliskan judulnya. 4. Majalah anak-anak dapat digunakan untuk tugas menyalin kalimat sederhana yanga da didalamnya atau menyalin judul 5. Papan nama, kartu nama, label, dan sebaginya digunakan untuk tugas menyalin.

D. Langkah-langkah Pembelajaran Menulis Permulaan Langkah-langkah kegiatan menulis permulaan terbagi ke dalam dua kelompok, yakni pengenalan huruf dan latihan. Pengenalan huruf kegiatan ini dilaksanakan bersamaan dengan kegiatan pembelajaran membaca permulaan. Penekanan pembelajaran diarahkan pada pengenalan bentuk tulisan serta pelafalannya dengan benar. Fungsi pengenalan ini dimaksudkan untuk melatih indra siswa dalam mengenal dan membeda-bedakan dan lambanglambang tulisan. Mari kita perhatikan salah satu contoh pembelajaran pengenalan bentuk tulisan untuk murid kelas 1 SD. Misalnya guru hendak mengenalkan huruf a, i, dan n. Langkah-langkah yang ditempuh adalah sebagai berikut. 1. Guru menunjukkan gambar seorang anak perempuan dan seorang anak laki-laki. Dua anak tersebut diberi nama nani dan nana. 2. Guru mengenalkan nama kedua anak itu sambil menunjuk tulisan nani dan nana yang tertera di baawah masing-masing gambar. 3. Melalui proses tanya-jawab secara berulang-ulang, anak diminta menunjukkan mana nani dan mana nana sambil diminta menunjukkan bentuk tulisannya. 4. Selanjutnya, guru memindahkan dan menuliskan kedua bentuk tulisan tersebut di papan tulis, anak diminta memerhatikannya. Guru hendaknya

11

menulis secara perlahan-lahan dan anak diminta untuk memerhatikan gerakan-gerakan tangan, serta contoh pengucapan dari bentuk tulisan yang sedang ditulis guru. 5. Setiap tulisan itu kemudian dianalisis dan disintesiskan kembali. Perhatikan contoh tulisan berikut. Demikianlah seteerusnya, kegiatan dilakukan berulang-ulang bersamaan dengan pembelajaran membaca permulaan. Latihan Proses pemberian latihan dilaksanakan dengan mengutip prinsip dari yang mudah ke yang sukar, dari latihan sederhana menuju latihan yang kompleks. Ada beberapa bentuk latihan menulis permulaan yang dapat kita lakukan, antara lain berikut ini: 1. Latihan memegang pensil dan duduk dengan sikap dan posisi yang benar. Tangan kanan berfungsi untuk menulis, tangan kiri untuk menekan buku tulis agar tidak mudah tegeser. Pensil diletakkan di antara ibu jari dan telunjuk. Ujung jari, telunjuk, dan jari tengah menekan pensil dengan luwes, tidak kaku. Posisi badan ketika duduk hendaknya tegak, dada tidak menempel pada meja, jarak anatara mata dengan buku kira-kira 25-30 cm. 2. Latihan gerakan tangan. Mula-mula melatih gerakan tangan di udara dengan telunjuk sendiri, atau dengan bantuan alat seperti pensil. Kemudian dilanjutkan dengan latihan dalam buku latihan. Agar kegiatan ini menarik, sebaiknya disertai dengan kegiatan bercerita. Misalnya, untuk melatih membuat garis tegak lurus, guru dapat berceriya yang ada kaitannya dengan pagar, bulatan dengan telur, dan sebagainya. 3. Latihan mengeblat Menirukan atau menebalkan suatu tulisan dengan menindas tulisan yang sudah ada. Ada beberapa cara mengeblat yang bisa dilakukan anak, misalnya dengan menggunakan karbon, menggunakian kertas tipis, menebalkan tulisan yang sudah ada. Sebelum anak melakukan kegiatan ini, guru hendaknya memberi contoh cara menulis dengan benar di papan tulis, kemudian anak menirukan gerakan tersebut dengan telunjuknya di

12

udara. Setelah itu, barulah kegiatan mengeblat dimulai. Pengawasan dan bimbingan harus dilakukan secara individu sampai seluruh anak terperhatikan. 4. Latihan menghubung-hubungkan tanda titik yang membentuk tulisan. Latihan dapat dilakukan pada buku-buku yang secara khusus menyajikan latihan semacam ini untuk menambah pengetahuan. 5. Latihan menatap bentuk tulisan Latihan ini dimaksudkan untuk melatih kordinasi antara mata, ingatan, dan jemari anak ketika menulis, sehingga anak dapat mengingat bentuk kata/huruf dalam benaknya, dan memindahkannya ke jemari tangannya. Dengan demikian, gambaran kata yang hendak ditulis tergores dalam ingatan dan pikiran siswa pada saat dia menuliskannya. 6. Latihan menyalin baik dari buku pelajaran maupun dari tulisan guru pada papan tulis. Latihan ini hendaknya diberikan setelah dipastikan bahwa semua anak telah mengenal huruf dengan baik. Ada beragam model variasi latihan menyalin, di antaranya menyalin tulisan apa adanya sesui dengan sumber yang ada, menyalin tulisan dengan cara berbeda, misalnya dari huruf cetak ke huruf tegak sambung, atau sebaliknya dari huruf bersambung ke huruf cetak. 7. Latihan menulis halus/indah. Latihan dapat dilakukan dengan menggunakan buku bergaris untuk latihan menulis atau buku otak. Ada petunjuk berharga yang dapat Anda ikuti, jika murid-murid Anda tidak memiliki fasilitas seperti itu. Perhatikan petunjuk berikut dengan cermat. Untuk tulisan/huruf cetak, bagilah setiap baris halaman buku menjadi dua. Untuk ukuran dan bentuk tulisan, perhatikan contoh berikut. Ukuran tulisan tegak bersambung, bagilah setiap baris halaman buku menjadi tiga. Untuk ukuran dan bentuk tulisan, perhatikan contoh berikut.

13

8. Latihan dikte/imla. Latihan ini dimaksudkan untuk melatih siswa dalam mengordinasikan ucapan, pendengaran, ingatan, dan jari-jarinya (ketika menulis), sehingga ucapan seseorang itu dapat didengar, diingat, dan dipindahkan ke dalam wujud tulisan dengan benar. 9. Latihan melengkapi tulisan (melengkapi huruf, suku kata, atau kata) yang secara sengaja dihilangkan. Perhatikan contoh berikut. Menuliskan nama benda yang terdapat dalam gambar dan mengarang sederhana dengan bantuan gambar, dengan langkah sebagai berikut. Guru menunjukkan suatu susunan gambar berseri, guru bercerita dan bertanya-jawab tentang tema, isi, dan maksud gambar serta siswa diberi tugas untuk menulis karangan sederhana dan menyebutkan nama benda, sesuai dengan penafsirannya mengenai gambar tadi, atau sesuai dengan cerita gurunya 2.

E. Kesulitan Belajar Menulis Seperti telah dikemukakan, bahwa pelajaran menulis mencakup menulis dengan tangan atau menulis perulaan, mengeja, dan menulis ekspresif. 1. Menulis Dengan Tangan Atau Menulis Permulaan. Menurut lerner (1985 :402) ada beberapa faktor yang mempengaruhi kemampuan anak untuk menulis, antara lain : Motorik, perilaku, persepsi, memori, kemampuan melaksanakan cross modal, penggunaan tangan yang dominan,dan kemampuan memahami insting. Anak yang perkembangan motoriknya belum matang akan mengalami kesulitan dalam menulis. Tulisannya tidak jelas, terputus-putus, tidak mengikuti garis. Anak yang hiperaktif atau anak yang perhatiannya mudah teralihkan, dapat menyebabkan pekerjaannya terhambat termasuk

pekerjaan menulis. Anak yang terganggu persepsinya dapat menimbulkan kesulitan dalam menulis. Jika persepsi visualnya terganggu, anak mungkin akan kesulitan untuk membedakan bentuk-bentuk huruf.yang hampir sama seperti \d\ dan \b\, \p\ dengan \q\, \h\ dengan \n\ atau \m\ dengan \w\. Jika

14

persepsi auditori yang terganggu, mungkin anak akan mengalami kesulitan untuk menulis kata-kata ynag diucapkan oleh guru. Gangguan memori juga dapat dijadikan sebagai penyebab terjadinya kesulitan belajar menulis karena anak tidak mampu mengingat apa yang akan ditulis. Jika gangguan menyangkut ngatan visual, maka anak akan sulit untuk mengingat huruf atau kata; dan jika gangguan tersebut menyangkut memori auditori anak akan mengalami kesulitan menulis kata-kata yang baru diucapkan oleh guru. Kesulitan belajar menulis sering disebut juga disgrafia. Disgrafia menunjukkan kepada ketidakmampuan mengingat cara membuat huruf atau simbol-simbol matematika. Kesulitan belajar menulis sering terkait dengan cara anak memegang pensil. Ada 4 macam cara anak memegang pensil yang dapat dijadikan sebagai petunjuk bahwa anak berkesulitan menulis, yaitu ; sudut pensil terlalu besar, sudut pensil terlalu kecil, menggenggam pensil dan menyangkutkan pensil ditangan atau menyeret. 2. Menulis Mengeja. Mengeja adalah suatu bidang yang tidak memungkinkan adanya kratifitas atau berfikir defergen. Hanya ada satu pola susuan huruf-huruf untuk suatu kata yang dapat dianggap benar, tidak ada kompromi. Sekelompok huruf yang sama akan memiliki makna yang berbeda jika disusun secara berbeda. Kelompok huruf \b\, \i\, dan \u\ misalnya, dapat disusun menjadi ibu, ubi, bui dan iub, tiga susunan pertama mengandung makna yang berbeda sedang susunan terakir tidak mengandung makna. 3. Menulis ekspresif Menulis ekspresif adalah mengungkapkan pikiran dan atau perasaan kedalam suatu bentuk tulisan, sehingga dapat difahami oleh orang lain yang sebahasa. Kesulitan menulis ekspresif banyk dialami oleh anak dan orang dewasa. Agar dapat menulis ekspresi seseorang harus terlebih dulu memiliki kemampuan berbahasa ujaran, membaca, mengeja, menulis dengan jelas, dan memahami berbagai aturan yang berlaku bagi suatu jenis penulisan,dengan menggunakan kata-kata sendiri.

15

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan Menulis adalah proses mengungkapkan gagasan, pikiran dan perasaan dalam bentuk tulisan. Pembelajaran menulis permulaan diberikan kepada anak sejak anak duduk di kelas 1 Sekolah Dasar. Hal itu dilakukan untuk membantu anak dalam mencapai keterampilan berbahasa indonesia yang baik dan benar. Melalui penggunaan metode dan media yang benar diharapkan pembelajaran menulis permulaan ini, dapat berlangsung sesuai dengan harapan. Melalui langkah-langkah yang benar, juga mengetahui apa yang menjadi penyebab kesulitan belajar menulis permulaan, guru mampu membantu siswa dalam melakukan pembelajaran menulis permulaan. Dalam pembelajaran menulis ada beberapa metode yang dapat digunakan antara lain : metode abjad, metode kupas rangkai suku kata, metode kata lembaga, dan metode struktural analitik sintetik ( SAS ). Langkah-langkah kegiatan menulis permulaan terbagi ke dalam dua kelompok, yakni pengenalan huruf dan latihan. Pengenalan huruf kegiatan ini dilaksanakan bersamaan dengan kegiatan pembelajaran membaca permulaan. Penekanan pembelajaran diarahkan pada pengenalan bentuk tulisan serta pelafalannya dengan benar.

B. Saran Pembelajaran menulis merupakan komponen yang turut menentukan dalam mencapai tujuan pembelajaran bahasa indonesia kegunaan keterampilan menulis bagi para siswa adalah untuk menyalin, mencatat, dan mengerjakan tugas sekolah. Tanpa memiliki kemampuan untuk menulis, siswa akan mengalami banyak kesulitan dalam melaksanakan ketiga jenis tugas tersebut. Oleh karena itu, menulis harus diajarkan pada saat anak mulai masuk sekolah dasar dan kesulitan belajar menulis harus memperoleh perhatian yang cukup dari guru.

16

DAFTAR PUSTAKA

Zuchdi, Darmiyati dan Budiasih.2001.Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di Kelas Rendah.Yogyakarta: PAS.

Rusyana, Yus, 1988. Bahasa dan sastra dalam Gamitan Pendidikan, Bandung: Diponegoro. Tarigan, Henry Guntur, 1986. Menulis sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Penerbit Angkasa.

http://pembelajaranmenulis.blogspot.com/ http://id.scribd.com/doc/86302373/engertian-menulis-permulaan http://pujirokhayanti99.blogspot.com/2012/10/makalah-menulis-permulaan.html

17

You might also like