You are on page 1of 11

LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN ARCA DAN AGAMA CANDI PLAOSAN LOR

DISUSUN OLEH : 1. AHMAD ISLAHUDIN ALI (13030 1111 30037) 2. AHMAD SYAIFUDIN (13030 1111 30038) 3. ARIF MIKA ALANTAKA (13030 1111 40047) 4. HARIYADI RAMADHAN (13030 1111 30037) 5. NONIEK NOER (13030 1111 30039)

JURUSAN ILMU SEJARAH FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS DIPONEGORO


Jl. Jalan Prof. Soedarto, S.H. Tembalang Semarang 50269 Telp./Faks. (024) 76480619 Website : http://www.fib.undip.ac.id 2011-2012

1 | Agama dan Arca Candi Plaosan

DAFTAR ISI : I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah B. Rumusan Masalah C. Tujuan PKL D. Manfaat PKL E. Waktu dan Tempat II. III. LATAR SEJARAH PEMBAHASAN A. Arca Candi Plaosan Lor B. Agama yang Dianut di Candi Plaosan Lor IV. PENUTUP A. Kesimpulan B. Saran V. DAFTAR PUSTAKA

2 | Agama dan Arca Candi Plaosan

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Candi adalah sebuah hasil karya dari nenek moyang kita yang tidak dapat dilepaskan dari peradaban yang sudah maju pada saat itu. Pada sebuah candi kita akan dapat melihat keindahan Arsitekturnya, relief, serta patung-patung yang tidak pernah lepas dari unsur spiritualisme, daya cipta, dan keterampilan para pembuatnya. Kita mengetahui ada banyak sekali candi yang ada di Jawa Tengah, misalnya Candi Prambanan, Candi Borobudur, Candi Gedung Songo, Candi Sambisari, Candi Mendut, Candi Plaosan, dsb. 1 Candi-candi ini merupakan peninggalan dari kerajaan yang Berjaya di Jawa. Pada laporan ini akan dikhususkan kepada Candi Plaosan yang dibuat oleh Rakai Pikatan sebagai bukti kecintaannya pada Pramurdya Wardhani. Candi ini merupakan bukti nyata adanya hubungan keharmonisan antara kedua agama (Hindu-Budha) dan dispesifikasikan ke Arca dan Agama pada Candi Plaosan Lor.2 Candi Plaosan ini merupakan Perpaduan antara 2 (dua) Agama antara Agama Hindu dan Agama budha ini dapat dilihat pada arsitekturnya namun memang kebanyakan adalah bentuk budha seperti adanya kemuncak stupa, arca Buddha, serta candi-candi perwara

(pendamping/kecil) yang berbentuk stupa menandakan bahwa candi-candi tersebut adalah candi Buddha.3 Arca pada Candi Plaosan Lor sangat banyak misalnya 4 (empat) duarapala yang saling berhadapan, arca Bodhisatwa, dan terdapat relief yang menggambarkan kehidupan para bodhisatwa itu seperti pakaian dan bentuknya.4
1
2

Candi adalah hasil karya nenek moyang kita yang sudah maju peradabannya

Candi plaosaan merupakan hadiah buat pramurdhawardhani istri dari Rakai pikatan. Bukti nyata keharmonisan antara umat beragama dan dapat dilihat dari bentuk arsiteknya yang merupakan perpaduan. 3 Kemuncuk stupa, arca budha, serta candi-dandi perwara menjadikan bukti bahwa ini merupakan candi agama budha aliran mahayana 4 duarapala sebagai penjaga dari candi plaosan ini yang berperawakan menyeramkan, selain itu terdapat enam bhodisatwa Awalokiteswara, Bodhisatwa Samantabhadra, Bodhisatwa Maitreya, Bodhi Swa Sarwaniwaranawiskambhin, Wajrapani, dan Dhyani Budha Manjusri

3 | Agama dan Arca Candi Plaosan

Percampuran religi pada masa ini mengakibatkan bercampurnya kebudayaan. Mandapa (sebagian dari kepentingan agama) dan yang boleh masuk hanya orang-orang tertentu. Bisa dilihat bahwa pada masa itu sudah terjaling hubungan yang harmonis antara umat beragama yang mana dinegeri asal agama Budha dan Hindu (India) tidak terjadi dan bahkan saling menyebarkan pengaruhnya dengan jalan peperangan, dan hubungan antara umat agama tidak terjalin.5 Pada candi Plaosan Lor kita dapat menetahui bahwa Agama Budha yang dianut adalah aliran Mahayana terbukti dengan adanya arca Bodhisatwa dan dalam seni Arsitekturnya.6 B. Rumusan Masalah 1. Arca apa saja yang ada di Candi Plaosan? 2. Apa itu Bodhisatwa? 3. Apa itu aliran Mahayana? 4. Apa bedanya Aliran Mahayana dengan Hinayana? C. Tujuan PKL 1. Sebagai wahana yang baik untuk mahasiswa mempraktekkan teori yang diterimanya. 2. Untuk memperluas wawasan mahasiswa mengenai candi Plaosan D. Manfaat PKL 1. Menambah pengetahuan mahasiswa mengenai Sejarah Indonesia kuna 2. Menambah pengetahuan dalam rangka penelitian, riset, dan tehnik menyusun E. Waktu dan Tempat PKL Hari Tanggal Tempat Waktu : Selasa : 15 Mei 2012 : Magelang, Yogyakarta, Klaten : 08.00 sampai 20.00 WIB

Candi ini hanya bisa dimasuki oleh orang-orang tertentu (pendheta) dan merupakan simbol keharmonisan 2 agama. 6 Aliran Mahayana sebagai ajaran yang dianut pada saat itu.

4 | Agama dan Arca Candi Plaosan

BAB II LATAR SEJARAH

Candi Plaosan adalah sebutan untuk komplek percandian yang terletak di dukuh Plaosan, Desa Bugisan, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Klaten, Provinsi Jawa Tengah, Indonesia. Letak Candi ini berdekatan dengan candi Sewu dan Candi Prambanan kira-kira 1 (satu) kilometer kearah timur laut.7 Candi Plaosan sebagai salah satu bagunan dari masa Kerajaan Mataram kuna yang dibuat sekitar abad 9, tepatnya pada 824. Bangunan ini dibuat oleh Raja Rakai Pikatan sebagai hadiah buat istrinya, yaitu Sri Kahuluan atau Pramudya Wardhani yang merupakan Putri Samaratungga dari Dinasti Syailendra. Dalam riwayat disebutkan, pernikahan mereka sebenarnya tidak disetujui oleh keluarga mereka masing-masing. Keduanya memang berasal dari keluarga besar (dinasti) yang pernah berjaya di Jawa, namun berbeda prinsip, budaya, dan agama. Maka dibangunlah candi sebagai simbol keabadian cinta Rakai Pikatan dan Pramudya Wardhani. Konon, pembangunan candi yang kemudian dikenal dengan nama Candi Plaosan itu dikerjakan sendiri oleh Rakai Pikatan yang dibantu istri tercintanya.8 Wujud Candi Plaosan berupa candi kembar, sebagai lambang pasangan Rakai Pikatan dan Pramudya Wardhani, yang dibagi dalam dua sisi. Pada relief candi yang terletak di sisi utara, yang konon dibangun oleh Rakai Pikatan, digambarkan sosok perempuan sebagai wujud kekaguman dan kecintaannya kepada Pramudya Wardhani. Sedangkan relief candi di sisi selatan yang menampilkan gambar sosok pria, dipercaya merupakan hasil karya dari Pramudya Wardhani sebagai bentuk penghormatan, pengabdian, dan kasih sayang kepada sang suami, yakni Rakai Pikatan.9

Candi plaosan terletak di dukuh plaosan, Desa Bugisan, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Klaten, Provinsi Jawa Tengah, Indonesia. 8 Dibuat pada tahun 824 oleh Rakai Pikatan sebagai hadiah buat Pramurdyawardhani dari dinasti syailendra. Pada awalnya pernikahan mereka mendapat pertentangan yaang sangat keras dari para keluarga karena pperbedaan kebudayaan, tradisi, dan agamanya. Dikisahkan bahwa pembuatan candi ini dikerjakan sendiri oleh Rakai Pikatan beserta Istrinya. 9 Candi kembar yang melambangkan Rakai pikatan dan istrinya. Pada relief yang terletak diutara, yang dibangun oleh rakai pikatan menggambarkan sosok perempuan sebagai wuju keagungan dan kecintaan terhadap pramurdhawardhani.

5 | Agama dan Arca Candi Plaosan

Candi Plaosan ini dibagi menjadi dua, yaitu Candi Plaosan Lor, dan Candi Plaosan Kidul. Menurut para ahli, dahulunya ini merupakan satu candi yang dikelilingi dengan parit dengan lebar 10 M. karena adanya erupsi merapi, parit ini tertutupi dan menjadikan Plaosan terbagi menjadi dua. Pada Canadi Plaosan Lor terdapat 2 (dua) candi induk yang memiliki 2(dua) lantai dan pada candi perwara terdapat prasasti yang isinya tentang nama. 10

10

Candi plaosan dahulunya adalah sebuah candi yang dikelilingi parit, tetapi karena terjadi erupsi gunung merapi parit tersebut tertutup dan menjadikan plaosan terbagi menjadi dua. Plaosan lor dan plaosan kidul

6 | Agama dan Arca Candi Plaosan

BAB III PEMBAHASAN A. Arca Candi Plaosan Lor Sebagaimana kita ketahui bahwa pada candi plaosan terdapat berbagai arca Bhodisatwa yang merupakan gambaran realita bahwa pada saat itu agama yang dianut adalah Budha ajaran Mahayana. Candi Plaosan Lor terdiri dari dua candi utama yang memiliki dua (2) lantai dengan tiga (3) ruangan masing-masing. Di dalam setiap ruang lantai bawah (baik candi utara sebelah selatan maupun sebelah utara) ditempatkan tiga (3)buah arca Bhudis dengan komposisi satu diapit oleh dua arca. Namun anehnya semua arca budhist itu hilang, sehingga muncul pendapat bahwa Arca Budhist itu terbuat dari perunggu. Adapun arca yang ada tinggal 6 arca batu dan diidentifikasi secara berturut-turut dari selatan adalah sebagai berikut Awalokiteswara, Bodhisatwa Samantabhadra, Bodhisatwa Maitreya, Bodhisatwa Sarwaniwaranawiskambhin, Wajrapani, dan Dhyani Budha Manjusri, dan terdapat pula empat (4) duarapala. Samantabhadra merupakan bodhisattva yang menunjukan ajaran Budha yang welas asih. Ia sering berasosiasi dengan Manjusri ketika menjadi pengiring dari Sakyamuni (Frederic, 1995:197). Samantabhadra memiliki symbol berupa perhiasan (permata) biasanya memiliki sikap tangan yaitu tangan kanan varamudra sedangkan tangan kiri memegang lotus dengan pedang di atasnya (Gupte,1972: 122). Manjusri adalah seorang Bhodhisatwa yang dikaitkan dengan kebijaksanaan, pengajaran dan kesadaran. Dalam tradisi Vajrayana, manjusri merupakan dewa meditasi (yidam), yang menggambarkan kebijaksanaan yang tercerahkan. Menurut sejarah kitab suci Mahayana menjelaskan bahwa Manjusri merupakan seorang pengikut budha Gautama, meskipun tidak disebutkan dalam kitab suci Pali. Bhodisatwa Maitreya adalah budha yang akan datang. Maitreya bertempat tinggal di surga Tusita, yang merupakan tempat tinggal para Bhodisatwa sebelum mencapai tingkat kebudhha-an.

7 | Agama dan Arca Candi Plaosan

Pada laporan ini, banyak terdapat Arca Bhodisatwa tentu perlu dijelaskan apa itu Bhodisatwa. Dalam ajaran agama Budha Bhodisatwa adalah makluk yang mendedikasikan dirinya demi kebahagiaan makhluk selain dirinya dialam semesta. Dapat pula disebut sebagai calon Budhha . dalam ajaran Mahayana para Bhodisatwa ini mengambil janji untuk tidak memasuki nirwana sebelum semua makhluk mencapai ke-budha-annya.Artinya menunda masuk nirwana dan memilih turun kedunia mengorbankan dirinya membantu makluk lain menuju pencerahan. Selain Arca Bhodisatwa di candi Plaosan Lor juga ada empat (4) duarapala yang berpsanag saling berhadapan. Arca Duarapala ini dimaksutkan sebagai patung penjaga gerbang atau pintu dalam ajaran Siwa dan Budha. Memiliki bentuk raksasa dan digambarkan sebagai

makluk yang menyeramkan dan diletakkan diluar candi, kuil, dan bangunan lain untuk melindungi tempat suci atau tempat keramat lainnya. jumlah duarapala tergantung dari kemakmuran suatu kuil atau candi Arca dwarapala ini dapat sendiri, sepasang ataupun kelompok. B. Agama yang Dianut di Candi Plaosan Lor Ketika kita masuk kedalam komplek Candi Plaosan Lor kita sudah memiliki sebuah gambaran bahwa agama yang dianut adalah Budha aliran Mahayana ini mempunyai bukti yang kuat dengan adanyaa Bhodisatwa yang banyak di komplek candi tersebut. Arti dari Mahayana adalah Kendaraan Besar. Aliran ini berpendirian bahwa seluruh umat pemeluk budha itu termasuk sanggha (dulu bernama Mahasangghika), jadi tidak hanya bhiksu/bhiksuni saja. Berhubungan dengan hal tersebut, maka tujuan terakhir aliran ini bukanlah mengejar tingkatan Arhat untuk masuk Nirwana, melainkan lebih tinggi lagi tetapi menjadi budha (Mahayana disebut pula sebagai Budhhayana). Dan cita-citanya bukanlah untuk mengecap kenikmatan bagi dirinya sendiri, melainkan untuk mengajak dan membimbing orang lain untuk mendapatkan keninkmatan itu. Siapa yang dengan usahanya sudah dapat melepaskan diri dari lingkaran samsara, tidaklah meninggalkan begitu saja orang-orang lain yang masih dalam kegelapan. Ia akan ikut dalam lingkaran samsara, kalau perlu sampai berulangkali lahir kembali, untuk menjadi penerang dan penyelamat sesama makhluk.

8 | Agama dan Arca Candi Plaosan

Lampiran

Jf

Sumber : http://id.wikipedia.org

9 | Agama dan Arca Candi Plaosan

BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Jadi, Candi Plaosan adalah Komplek candi Budha aliran mahayana yang dibuat pada masa kerajaan Mataram kuna oleh Rakai Pikatan sebagai hadiah buat istrinya Sri Kahuluan atau Pamurdyawardhani sekitar abad ke-9 (824). Seluruh komplek candi plaosan ini memiliki 116 stupa perwara dan 50 candi perwara. Candi plaosan ini merupak bukti kerukunan antara dua agama (Hindu-Budha) meskipun memiliki perbedaan prinsip, kebudayaan, dan kepercayaan. Arca-arca yang ada didalam komplek candi ini adalah Bhodisatwa yang antara lain: Awalokiteswara, Bodhisatwa Samantabhadra, Bodhisatwa Maitreya, Bodhisatwa

Sarwaniwaranawiskambhin, Wajrapani, dan Dhyani Budha Manjusri, dan terdapat pula empat (4) duarapala. Selain itu juga terdapat semacam relief yang menggambarkan kehidupan para Bhodisatwa di Nirwana. Agama yang dianut adalah Budha aliran Mahayana (kendaraan Besar) yang merupakan aliran dengan cita-cita membantu para makluk mencapai pencerahan dan merelakan menunda masuk nirwana bagi para Bhodisatwa.

B. Saran

10 | Agama dan Arca Candi Plaosan

BAB V DAFTAR PUSTAKA

SOEKMONO.1973.Pengantar Sejarah Kebudayaan Indonesia 2.Yogyakarta: Yayasan Kanisius Wendoris, Thomas.2008.Mengenal Candi-candi Nusantara.Yogyakarta: Pustaka Widyatama Srinuryani, Endang, Handi Hartanto.1994.Mengenal Candi Peniggalan Nenek Moyang.Bandung: Angkasa Maziyah, Siti.2006.Sejarah Indonesia Abad IV Sampai XV.Semarang Budiman Sudarman; Buku Pedoman Umat Budha Edisi ke 5 ( Revisi ); Forum Komunikasi Umat Budha FKUB. DKI Jakarta; 2007

Sumber Internet http://id.wikipedia.org http://www.jogjatrip.com http://luk.staff.ugm.ac.id/candi/lain/01.html http://archeologievanindie.multiply.com/journal/item/2?&show_interstitial=1&u=%2Fjournal%2 Fitem http://uun-halimah.blogspot.com/2007/12/empat-acra-perunggu-awalokiteswara.html http://budaya-indonesia.org/bwk/Candi-Plaosan http://jogjaicon.blogspot.com/2011/01/dwarapala-sang-monster-pelindung.html

11 | Agama dan Arca Candi Plaosan

You might also like