You are on page 1of 14

pengertian

Narkotika adalah zat / obat yang berasal dari tanaman/ bukan tanaman, baik sintetis maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan penurunan/ perubahan kesadaran, hilangnya rasa nyeri dan dapat menimbulkan ketergantungan (UndangUndang No. 22 tahun 1997).
http://www.gudangmateri.com/2008/04/definis i-narkoba-dan-narkotika.html

golongan narkotik berdasarkan bahan pembuatannya :


1. Narkotika Alam Zat dan obat yang langsung bisa dipakai sebagai narkotik tanpa perlu adanya proses fermentasi, isolasi dan proses lainnya terlebih dahulu karena bisa langsung dipakai dengan sedikit proses sederhana. Bahan alami tersebut umumnya tidak boleh digunakan untuk terapi pengobatan secara langsung karena terlalu beresiko. Contoh seperti ganja dan daun koka. 2. Narkotika Sintetis / Semi Sintesis Narkotika jenis ini memerlukan proses yang bersifat sintesis untuk keperluan medis dan penelitian sebagai penghilang rasa sakit / analgesik. Contoh seperti amfetamin, metadon, dekstropropakasifen, deksamfetamin, dan sebagainya.

Narkotika sintetis dapa menimbulkan dampak sebagai berikut : a. Depresan = membuat pemakai tertidur/ tidak sadarkan diri. b. Stimulan = membuat pemakai bersemangat dalam berkativitas kerja dan merasa badan lebih segar. c. Halusinogen = dapat membuat si pemakai jadi berhalusinasi yang mengubah perasaan serta pikiran. 3. Narkotika Semi Sintesis / Semi Sintetis Zat / obat yang diproduksi dengan cara isolasi, ekstraksi. http://organisasi.org

Berdasarkan UU No.22 tahun 1997 tentang narkotika


1. Narkotika golongan I : narkotika yang hanya dapat digunakan untuk tujuan pengembangan ilmu pengetahuan dan tidak digunakan untuk terapi serta mempunyai potensi yang sangat tinggi menimbulkan ketergantungan. Contoh: kokain, opium, heroin, desomorfina. 2. Narkotika golongan II : narkotika yang berkhasiat pengobatan dan digunakan sebagai pilihan terakhir dalam terapi/untuk pengembangan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi tinggi menimbulkan ketergantungan. Contoh: alfasetilmetadol, betametadol, diampromida. 3. Narkotika golongan III : berpotensi ringan menyebabkan ketergantungan dan banyak digunakan dalam terapi. Contoh : kodein

Tanaman papaver, opium mentah, opium masak (candu, jicing, jicingko), opium obat, morfina, kokaina, ekgonina, tanaman ganja, dan damar ganja.

contoh

Garam-garam dan turunan-turunan dari morfina dan kokaina, serta campuran-campuran dan sediaansediaan yang mengandung bahan tersebut di atas. Heroin Hasis coca, ganja/marijuana

pengelolaan
1. Pengadaan narkotika di instelasi Farmasi rumah sakit sukmul sisma medika berasal dari PT. Kimia Farmasi Tbk. Pengadaan narkotika oleh apoteker dengan surat khusus narkotika dalam surat tersebut tertera nama obat, jumlah obat yang ingin di pesan, nama apoteker, SIK Apoteker, alamat apoteker dan tanda tangan apoteker serta stempel rumah sakit dan gudang. Setiap pemesanan narkotika hanya boleh di isi untuk pemesan satu jenis sediaan narkotika saja.Surat pesan khusus narkotika di buat rangkap empat yang masing masing di serahkan kepada PBF yang bersangkutan (SP asli dan 2 lembar copy SP) dan 1 lembar sebagai arsip apotek.

2. Penerimaan narkotika dari PBF harus diterima langsung oleh Apoteker pengelola Apotek (APA) atau dilakukan dengan sepengetahuan APA. Apoteker akan menandatangi faktur tersebut setelah dilakukan pencocokan dengan surat pesanan. Pada saat diterima dilakukan pemeriksaan meliputi jenis dan jumlah narkotika yang dipesan.

3. Penyimpanan Narkotika Narkotika yang berada dalam penguasaan importir, eksportif, pabrik obat, PBF, Sarana Penyimpanan Sediaan Farmasi Pemerintah, Apotek, Rumah Sakit, Puskesmas, Balai Pengobatan, Dokter dan Lembaga Ilmu Pengetahuaan wajib disimpan secara khusus. Pabrik farmasi , importir dan PBF yang menyalurkan narkotika harus memiliki gudang khusus untuk menyimpan narkotika dengan persyaratan sebagai berikut : Dinding terbuat dari tembok dan hanya mempunyai satu pintu dengan dua buah kunci yang kuat dengan merk yang berlainan. Langit-langit dan jendela dilengkapi dengan jeruji besi

Dilengkapi dengan lemari besi yang beratnya tidak kurang dari 150 kg serta harus mempunyai kunci yang kuat. Apotek dan Rumah Sakit harus mempunyai tempat khusus untuk menyimpan narkotika dengan persyaratan sebagai berikut : a. Harus terbuat dari kayu atau bahan lain yang kuat (tidak boleh terbuat darikaca) b. Harus mempunyai kunci yang kuat c. Dibagi dua bagian, masing-masing dengan kunci berlainan. Bagian pertama untuk menyimpan petidina, morfina serta persediaan narkotika, sedangkan bagian kedua dipergunakan untuk menyimpan narkotika lainnya yang dipakai sehari-hari.

4. Pelaporan Narkotika Laporan Narkotika dilakukan rutin setiap bulan oleh Apotek Rumah Sakit Sukmul Sisma Medika yang dilakukan oleh APA. Laporan tersebut meliputi laporan penggunaan sediaan jadi narkotika dan laporan penggunann bahan baku narkotika. Laporan dibuat rangkap empat dan ditanda tangani oleh APA dengan mencantumkan nama jelas, alamat apotek dan stempel rumah sakit, kemudian dikirimkan atau ditujukan kepada : 1.Kepala Balai POM Propinsi DKI Jakarta. 2.Kepala Suku Dinas Kesehatan Pelayanan Jakarta Utara. 3.Penanggung Jawab Narkotika PT. Kimia Farma, Tbk. 4.Arsip Rumah Sakit Sukmul Sisma Medika Jakarta Utara.

5. Penyerahan Narkotika Instalasi Farmasi Rumah Sakit Sukmul Sisma Medika hanya dapat menyerahkan narkotika kepada pasien berdasarkan resep dokter. Penyerahan narkotika yang dilakukan oleh dokter hanya dapat dilakukan dalam hal : 1.Menjalankan peraktik dokter dan diberikan melalui suntikan. 2.Menolong orang dalam keadaan darurat dan diberikan melalui suntikan.

6. Pemusnahan Narkotika Resep-resep narkotika yang disimpan sudah lebih dari 5 tahun harus dimusnahkan dan dilaksanakan oleh Apoteker dan sekurangkurangnya disaksikan oleh seorang Asisten Apoteker. Prosedur pemusnahan sebagai berikut : 1. Kepala Instalasi Farmasi membuat Surat Permohonan ke Balai POM Jakartauntuk memusnahkan narkotika.

2. Balai POM memeriksa apabila benar terdapat narkotika yang harus dimusnahkan, jika benar dibentuk panitia pemusnahan yang terdiri dari : Kepala Instalasi Farmasi, Asistem Apoteker dan wakil dari Balai POM. 3. Setelah pemusnahan dilakukan, dibuat Berita Acara Pemusnahan (BAP) dengan mencantumkan antara lain : nama dan jumlah narkotika yang dimusnahakan, cara pemusnahan, nama petugas yang melakaukan pemusnahan serta nama tanda tangan kepala Instalasi Farmasi dan saksi-saksi dari farmasi dan pemerintah. 4. BAP dikirim kepada Balai POM setempat dan Dinas Kesehatan Propinsisetempat. http://ichadchemical.wordpress.com

simbol

http://moko31.wordpress.com

You might also like