You are on page 1of 21

Nama : Irwan Eka Saputra Nim : 05111002038

RINGKASAN Daerah Aliran Sungai disingkat DAS ialah air yang mengalir pada suatu kawasan yang dibatasi oleh titik-titik tinggi di mana air tersebut berasal dari air hujan yang jatuh dan terkumpul dalam sistem tersebut. Guna dari DAS adalah menerima, menyimpan, dan mengalirkan air hujan yang jatuh diatasnya melalui sungai.Air Daerah Aliran Sungai (DAS) adalah air yang mengalir pada suatu kawasan yang dibatasi oleh titik-titik tinggi dimana air tersebut berasal dari air hujan yang jatuh dan terkumpul dalam sistem tersebut.air pada DAS merupakan aliran air yang mengalami siklus hidrologi secara alamiah. Selama berlangsungnya daur hidrologi, yaitu perjalanan air dari permukaan laut ke atmosfer kemudian ke permukaan tanah dan kembali lagi ke laut yang tidak pernah berhenti tersebut, air tersebut akan tertahan (sementara) di sungai, danau/waduk, dan dalam tanah sehingga akan dimanfaatkan oleh manusia atau makhluk hidup. Air hujan yang dapat mencapai permukaan tanah, sebagian akan masuk (terserap) ke dalam tanah (infiltrasi), sedangkan air yang tidak terserap ke dalam tanah akan tertampung sementara dalam cekungan-cekungan permukaan tanah (surface detention) untuk kemudian mengalir di atas permukaan tanah ke tempat yang lebih rendah (runoff), untuk selanjutnya masuk ke sungai. Air infiltrasi akan tertahan di dalam tanah oleh gaya kapiler yang selanjutnya akan membentuk kelembaban tanah. Apabila tingkat kelembaban air tanah telah cukup jenuh maka air hujan yang baru masuk ke dalam tanah akan bergerak secara lateral (horizontal) untuk selanjutnya pada tempat tertentu akan keluar lagi ke permukaan tanah (subsurface flow) yang kemudian akan mengalir ke sungai.Batas wilayah DAS diukur dengan cara menghubungkan titik-titik tertinggi di antara wilayah aliran sungai yang satu dengan yang lain Daerah Aliran Sungai (DAS) merupakan satu kesatuan ekosistem yang unsur-unsur utamanya terdiri atas sumberdaya alam tanah, air dan vegetasi serta sumberdaya manusia sebagai pelaku pemanfaat sumberdaya alam tersebut. DAS di beberapa tempat di Indonesia memikul beban amat berat sehubungan dengan tingkat kepadatan penduduknya yang sangat tinggi dan pemanfaatan sumberdaya alamnya yang intensif sehingga terdapat indikasi

belakangan ini bahwa kondisi DAS semakin menurun dengan indikasi meningkatnya kejadian tanah longsor, erosi dan sedimentasi, banjir, dan kekeringan (Caesari, 2006). Daerah aliran sungai (DAS) merupakan suatu wilayah yang dibatasi oleh pemisah topografi yang menerima hujan, menampung, meyimpan dan mengalirkan ke sungai dan seterusnya ke danau atau ke laut. Selain itu DAS juga merupakan suatu ekosistem dimana di dalamnya terjadi suatu proses interaksi antara faktor-faktor biotik, nonabiotik, dan manusia. Sebagai suatu ekosistem, maka setiap ada masukan ke dalamnya, proses yang terjadi dapat dievaluasi berdasarkan keluaran dari sistem tersebut (Suripin, 2002). Fungsi DAS dapat didasarkan dari tiga aspek hutan (vegetasi, kondisi tanah dan penggunaan lahan) yang saling berhubungan untuk mempengaruhi aliran dan kualitas air. Ketiga aspek tersebut adalah : 1. Vegetasi Pohon dan tumbuhan bawah akan meminimumkan penutupan lahan.Pohon berperan dalam proses transpirasi sepanjang tahun dibandingkan dengan kebanyakan vegetasi dan konsumsi air tahunan sering melebihi vegetasi lain Kanopi pohon mengintersep curah hujan dibandingkan dengan vegetasi lain dan curah hujan ini dikembalikan secara langsung melalui evaporasi langsung 2. Kondisi Tanah Tanah hutan dengan berbagai tipe memiliki rata-rata infiltrasi yang tinggi dan adanya komponen yang membuat porositas tanah besar (aktivitas biologi tanah dan penjalaran akar) 3. Penggunaan Lahan Penggunaan lahan yang memperhitungkan konservasi dan adanya permukaan bumi yang tidak rata dapat berfungsi sebagai penyedia air sementara dan sebagai penghambat sedimen.

Fungsi hidrologis DAS sangat dipengaruhi jumlah curah hujan yang diterima, geologi yang mendasari dan bentuk lahan. Fungsi hidrologis yang dimaksud termasuk kapasitas DAS untuk: 1. mengalirkan air; 2. menyangga kejadian puncak hujan; 3. melepas air secara bertahap; 4. memelihara kualitas air dan

5. mengurangi pembuangan massa (seperti tanah longsor) Berdasarkan fungsinya, DAS dibagi menjadi tiga bagian yaitu DAS bagian hulu, DAS bagian tengah, dan DAS bagian hilir. DAS bagian hulu didasarkan pada fungsi konservasi yang dikelola untuk mempertahankan kondisi lingkungan DAS agar tidak terdegradasi, yang dapat diindikasikan oleh kondisi tutupan vegetasi lahan DAS, kualitas air, kemampuan menyimpan air (debit), dan curah hujan. DAS bagian tengah didasarkan pada fungsi pemanfaatan air sungai yang dikelola untuk dapat memberikan manfaat bagi kepentingan sosial dan ekonomi, yang dapat diindikasikan dari kuantitas air, kualitas air, kemampuan menyalurkan air, dan ketinggian muka air tanah, serta terkait pada prasarana pengairan seperti pengelolaan sungai, waduk, dan danau. DAS bagian hilir didasarkan pada fungsi pemanfaatan air sungai yang dikelola untuk dapat memberikan manfaat sosial dan ekonomi, yang diindikasikan melalui kuantitas dan kualitas air, kemampuan menyalurkan air, ketinggian curah hujan, dan terkait untuk kebutuhan pertanian, air bersih, serta pengelolaan air limbah. Evapotranspirasi

Evapotranspirasi

adalah

perpaduan

dua

proses

yakni

evaporasi

dan

transpirasi.Evaporasi adalah proses penguapan atau hilangnya air dari tanah dan badan-badan air(abiotik), sedangkan transpirasi adalah proses keluarnya air dari tanaman (boitik)akibat proses respirasi dan fotosistesis.Kombinasi dua proses yang saling terpisah dimana kehilangan air daripermukaan tanah melalui proses evaporasi dan kehilangan air dari tanaman melaluiproses transpirasi disebut sebagai evapotranspirasi (ET).Proses hilangnya air akibat evapotranspirasi merupakan salah satu komponenpenting dalam hidrologi karena proses tersebut dapat mengurangi simpanan air dalambadab-badan air, tanah, dan tanaman. Untuk kepentingan sumber daya air, data iniuntuk menghitung kesetimbangan air dan lebih khusus untuk keperluan penentuankebutuhan air bagi tanaman (pertanian) dalam periode pertumbuhan atau periodeproduksi. Oleh karena itu data evapotranspirasi sangat dibutuhkan untuk tujuan irigasi atau pemberian air, perencanaan irigasi atau untuk konservasi air. Evapotranspirasi ditentukan oleh banyak faktor yakni: a. Radiasi surya (Rd): Komponen sumber energi dalam memanaskan badan-badanair, tanah dan tanaman. Radiasi potensial sangat ditentukan oleh posisi geografislokasi,39

b. Kecepatan angin (v): Angin merupakan faktor yang menyebabkan terdistribusinya air yang telah diuapkan ke atmosfir, sehingga proses penguapan dapat berlangsung terus sebelum terjadinya keejenuhan kandungan uap di udara, c. Kelembaban relatif (RH): Parameter iklim ini memegang peranan karena udara memiliki kemampuan untuk menyerap air sesuai kondisinya termasuk temperatur udara dan tekanan udara atmosfer d. Temperatur: Suhu merupakan komponen tak terpisah dari RH dan Radiasi. Suhu ini dapat berupa suhu badan air, tanah, dan tanaman ataupun juga suhu atmosfir.Proses terjadinya evaporasi dan transpirasi pada dasarnya akibat adanya energi yang disuplai oleh matahari baik yang diterima oleh air, tanah dan tanaman. Evapotranspirasi adalah keseluruhan jumlah air yang berasal dari permukaan tanah, air, dan vegetasi yang diuapkan kembali ke atmosfer oleh adanya pengaruh faktorfaktor iklim dan fisiologi vegetasi. Dengan kata lain, besarnya evapotranspirasi adalah jumlah antara evaporasi (penguapan air berasal dari permukaan tanah), intersepsi (penguapan kembali air hujan dari permukaan tajuk vegetasi), dan transpirasi (penguapan air tanah ke atmosfer melalui vegetasi). Beda antara intersepsi dan tranapirasi adalah pada proses intersepsi air yang diuapkan kembali ke atmosfer tersebut adalah air hujan yang tertampung sementara pada permukaan tajuk dan bagian lain dari suatu vegetasi, sedangkan transpirasi adalah penguapan air yang berasal dari dalam tanah melalui tajuk vegetasi sebagai hasil proses fisiologi vegetasi. Pada siklus hidrologi menunjukan bahwa evapotranspirasi (ET) adalah jumlah dari beberapa unsur seperti pada persamaan matematik berikut: ET = T + It + Es + Eo T = transpirasi vegetasi, It = intersepsi total, Es = evaporasi dari tanah, batuan dan jenis permukaan tanah lainnya, dan Eo = evaporasi permukaan air terbuka seperti sungai, danau, dan waduk. Untuk tegakan hutan, Eo dan Es biasanya diabaikan dan ET = T + It. Bial unsur vegetasi dihilangkan, ET = Es. Faktor-Faktor Penentu Evapotranspirasi Untuk mengetahui faktor-faktor yang dianggap berpengaruh terhadap besarnya evapotranspirasi, maka dalam hal ini evapotanspirasi perlu dibedakan menjadi

evapotranspirasi potensial (PET) dan evapotranspirasi aktual (AET). PET lebih dipengaruhi oleh faktor-faktor meteorologi, sementara AET dipengaruhi oleh fisiologi tanaman dan unsur tanah.

Faktor-faktor dominan yang mempengaruhi PET adalah radiasi panas matahari dan suhu, kelembaban atmosfer dan angin, dan secara umum besarnya PET akan meningkat ketika suhu, radiasi panas matahari, kelembaban, dan kecepatan angin bertambah besar. Pengaruh radiasi panas matahari terhadap PET adalah melalui proses fotosintesis. Dalam mengatur hidupnya, tanaman memerlukan sirkulasi air melalui sitem akar-batangdaun. Sirkulasi perjalanan air dari bawah (perakaran) ke atas (daun) dipercepat dengan meningkatnya jumlah radiasi panas matahari terhadap vegetasi yang bersangkutan. Pengaruh suhu terhadap PET dapat dikatakan secara langsung berkaitan dengan intensitas dan lama waktu radiasi matahari. Suhu yang akan mempengaruhi PET adalah suhu daun dan bukan suhu udara di sekitar daun. Pengaruh angin terhadap PET adalah melalui mekanisme dipindahkannya uap air yang keluar dari pori-pori daun. Semakin besar kecepatan angin, semakin besar pula laju evapotranspirasinya. Dibandingkan dengan pengaruh radiasi panas matahari, pengaruh angin terhadap laju ET adalah lebih kecil (de Vries and van Duin dalam Ward, 1967). Kelembaban tanah juga ikut mempengaruhi terjadinya evapotranspirasi.

Evapotranspirasi berlangsung ketika vegetasi yang bersangkutan sedang tidak kekurangan suplai air (Penman, 1956 dalam Ward, 1967). Dengan kata lain evapotranspirasi (potensial) berlangsung ketika kondisi kelembaban tanah berkisar antara titik wilting point dan field capacity. Karena ketersediaan air dalam tanah tersebut ditentukan oleh tipe tanah, dengan demikian, secara tidak langsung, peristiwaPET juga dipengaruhi oleh faktor potensial. Pengukuran Evapotranspirasi Ada berapa metode dalam penetapan nilai/besarnya evapotranspirasi, antara lain: 1. Metode Thornthwaite Thornthwaite telah mengembangkan suatu metode untuk memperkirakan besarnya evapotranspirasi potensial dari data klimatologi. Evapotranspirasi potensial (PET) tersebut berdasarkan suhu udara rerata bulanan dengan standar 1 bulan 30 hari, dan lama penyinaran matahari 12 jam sehari. Metode ini memanfaatkan suhu udara sebagai indeks ketersediaan energi panas untuk berlangsungnya proses ET dengan asumsi suhu udara tersebut berkorelasi dengan efek radiasi matahari dan unsur lain yang mengendalikan proses ET. Rumus dasar:

keterangan: PET = evapotranspirasi potensial bulanan (cm/bulan) T I a = temperatur udara bulan ke-n (OC) = indeks panas tahunan = koefisien yang tergantung dari tempat

Harga a dapat ditetapkan dengan menggunakan rumus: a = 675 10-9 ( I3 ) 771 10-7 ( I2 ) + 1792 10-5 ( I ) + 0,49239 Jika rumus tersebut diganti dengan harga yang diukur, maka: PET = evapotranspirasi potensial bulanan standart (belum disesuaikan dalam cm). Karena banyaknya hari dalam sebulan tidak sama, sedangkan jam penyinaran matahari yang diterima adalah berbeda menurut musim dan jaraknya dari katulistiwa, maka PET harus disesuaikan menjadi:

Keterangan:

= jumlah hari dalam bulan

Tz = jumlah jam penyinaran rerata per hari

2.

Metode Blaney-Criddle Metode ini digunakan untuk menentukan besarnya evapotranspirasi dari tumbuhan (consumtive use) yang pengembangannya didasarkan pada kenyataan bahwa evapotranspirasi bervariasi sesuai dengan keadaan temperatur, lamanya penyinaran matahari/siang hari, kelembaban udara dan kebutuhan tanaman.

keterangan: U = consumtive use (inch) selama pertumbuhan tanaman K = koefisisen empiris yang tergantung pada tipe dan lokasi tanaman P = persentase jumlah jam penyinaran matahari per bulan dalam 1 (satu) tahun (%) T = temperatur bulan ke-n (OF) 3. Metode Blaney-Criddle yang dimodifikasi

keterangan: U = transpirasi bulanan (mm/bulan) T = suhu udara bulan ke-n (OC) P = persentase jam siang bulanan dalam setahun

dimana: K = Kt Kc Kt = 0,0311(t) + 0,24 Kc = koefisien tanaman bulanan dalam setahun = 0,94 Harga-harga Kc padi di Indonesia telah ditetapkan oleh lembaga-lembaga terkait. 4. Metode Turc-Lungbein

Turc telah mengenbangkan sebuah metode penentuan evapotranspirasi potensial yang didasarkan pada penggunaan faktor-faktor klimatologi yang paling sering diukur, yaitu kelembaban relatif dan temperatur udara.

Nilai Eo dapat dicari dengan: Eo = 325 + 21 T + 0,9 T2 Keterangan: P E Eo T = curah hujan tahunan = evapotranspirasi (mm/th) = evaporasi (mm/th) = rerata temperatur tahunan

5.

Metode Penman Rumus dasar perhitungan evaporasi dari muka air bebas adalah:

keterangan:

E Ho

= evaporasi dari permukaan air bebas (mm/hari, 1 hari = 24 jam) = net radiation (cal/cm2/hari) = kemiringan kurva hubungan tekanan uap yang diselidiki (mmHg/oC) konstanta Psychrometri (=0,485 mmHg/oC) = panas latent dari evaporasi sebesar 0,1 cm3 (= 59 cal) Ex = 0,35 (0,5 + 0,5 U2) ( e Sat e2)

Nilai Ex dapat dicari dengan:

Dengan:

V2 e sat e2

= kecepatan angin ketinggian 2 m (m/det) = tekanan uap jenuh (mmHg) = tekanan uap aktual ketinggian 2 m (mmHg)

Persamaan Penman tersebut dapat dijabarkan agar menjadi mudah perhitungannya, yaitu:

I. II.

= merupakan nilai sebagai fungsi temperatur = merupakan nilai (a + bn/N)

a dan b = konstanta n N III. = lamanya sinar matahari = panjang hari 9 jam = nilai H

yang merupakan fungsi garis lintang IV. V. nilai dari 118.10-19 (273 + Tz)4, merupakan fungsi suhu nilai dari

, merupakan fungsi tekanan uap aktual pada ketinggian 2 m

VI. VII. VIII.

nilai dari 0.2+0.8 n/N nilai dari 0.485x0.35 (0.5+0.54u) nilai dari tekanan uap (esat)

Air permukaan ( surface Water)

Air tawar berasal dari dua sumber, yaitu air permukaan (surface water) dan air tanah (ground water). Air permukaan adalah air yang berada di sungai, danau, waduk, rawa dan badan air lain, yang tidak mengalami infiltrasi ke bawah tanah. Areal tanah yang mengalirkan air ke suatu badan air disebut watersheads atau drainage basins. Air yang mengalir dari daratan menuju suatu badan air disebut limpasan permukaan (surface run off) dan air yang

mengalir di sungai menuju laut disebut aliran air sungai (river run off). Sekitar 60 % air yang masuk ke sungai berasal dari hujan, pencairan es/salju (terutama untuk wilayah ugahari), dan sisanya berasal dari air tanah.Wilayah di sekitar daerah aliran sungai yang menjadi tangkapan air disebut catchment basin. Air hujan yang jatuh ke bumi dan menjadi air permukaan memiliki kadar bahan-bahan terlarut atau unsur hara yang sangat sedikit. Air hujan biasanya bersifat asam, dengan nilai pH sekitar 4,2. Hal ini disebabkan air hujan melarutkan gas-gas yang terdapat di atmosfer, misalnya gas karbondioksida (CO2), sulfur (S), dan nitrogen oksida (NO2) yang dapat membentuk asam lemah. Setelah jatuh ke permukaan bumi, air hujan mengalami kontak dengan tanah dan melarutkan bahan-bahan yang terkandung di dalam tanah. Perairan permukaan diklasifikasikan menjadi dua kelompok utama, yaitu badan air tergenang (standing waters atau lentik) dan badan air mengalir (flowing waters atau lotik). Perairan tergenang meliputi danau, kolam, waduk, rawa dan sebagainya. Perairan tergenang (lentik), khususnya danau. Sungai dicirikan oleh arus yang searah dan relatif kencang, dengan kecepatan berkisar antara 0,1 1,0 m/detik serta sangat dipengaruhi oleh waktu, iklim, dan pola drainase. Klasifikasi perairan lentik sangat dipengaruhi oleh intensitas cahaya dan perbedaan suhu air, sedangkan klasifikasi perairan lotik justru dipengaruhi oleh kecepatan arus atau pergerakan air, jenis sedimen dasar, erosi, dan sedimentasi.(Hefni. E 2003)

Air Larian

Air Larian adalah bagian dari curah hujan yang mengalir diatas permukaan tanah menuju ke sungai,anau,dan lautan.air hujan yang jatuh ke permukaan tanah ada yang masuk ke dalam tanah atau disebut air infiltrasi.sebagian lagi tidak masuk ke tanah dan olehnya mengalir diatas permukaan tanah ke tempat yang lebih rendah. Air Larian berlangsung ketika jumlah curah hujan melampaui laju infiltrasi air ke dalam tanah.air mulai mengisi cekungan-cekungan pada permukaan tanah dengan bebas.yang berlangsung agak cepat untuk selanjutnya membentuk aliran debit.bagian air larian lain,karena melewati cekungan-cekungan permukaan tanah sehingga memerlukan waktu beberapa hari atau beberapa minggu sebelum akhirnya menjadi aliran debit. Aliran air bawah permukaan adalah bagian dari curah hujan yang terinfiltrasi ke dalam tanah,kemudian mengalir dan bergabung dengan aliran debit.gabungan intersepsi aliran,air larian dan aliran air bawah permukaan dikenal sebagai debit

aliran(stormflow).stormflow ini menjadi komponen hidrograf yang sangat diperhatikandalam analisis banjir,terutama dalam kaitannya dengan karakterisitk DAS.

Faktor-faktor penentu air larian

Faktor-faktor yang pmempengaruhi air larian dapat dikelompokkan menjadi faktorfaktor yang berhubungan dengan iklim,terutama curah hujan dan yang berhubungan dengan karakteristik daerah aliran sungai..Lama waktu hujan,intensitas,dan penyebaran hujan mempegaruhi laju dan dan volume air larian.Intensitas hujan akan mempengaruhi laju dan volume air larian.Intensitas hujan akan mempengaruhi laju dan volume air laarian.pada hujan dengan intensitas tinggi,kapasitas infiltrasi akan terlampaui dengan beda yang cukup besar dibandingkan dengan hujan yang kurang intensif.Dengan demikian total volume total volume air larian akan lebih besar pada pada hujan intensif dibandingkan dengan hujan yang kurang intensif meskipun curah hujan total untuk kedua hujan terseburt sama besarnya. Pengaruh DAS terhadap air larian adalah melalui bentuk dan ukuran(morfometri) DAS,topografi,geologi,dan tataguna lahan(jenis dan kerapatan vegetasi).semakin besar ukuran DAS,semakin besar air larian dan volume air larian.Luas DAS merupakan salah satu faktor penting dalam pembentukan hidrograf aliran.semakin besar luas DAS,ada kecendrungan semakin besar jumlah curah hujan yang diterima.

Koefisien Air Larian

Koefisien air larian atau sering disingkat C adalah bilangan yang menunjukkan perbandingan antara besarnya air larian terhadap besarnya curah hujan.Misalnya C untuk hutan adalah 0,10 artinya 10 persen dari total curah hujanakan menjadi air larian.secara matematis,koefisien air larian dapat dijabarkan sebagai berikut : Koefisien air larian (C) = air larian (mm/curah hujan (mm) Angka koefisien air larian ini merupakan salah satu indikator unutk menentukan apakah suatu DAS telah mengalami gangguan(fisik).Nilai C yang besar menunjukkan bahwa lebih banyak air hujan yang menjadi air larian.

Air Tanah (Groundwater)

Air tanah (groundwater) merupakan air yang berada di bawah permukaan tanah. Air tanah ditemukan pada aliran air di bawah permukaan tanah. Pergerakan air tanah sangat lambat, kecepatan arus berkisar antara 10-10-10-3 m/det dan dipengaruhi oleh porositas, permeabilitas dari lapisan tanah, dan pengisian kembali air. Karakteristik utama yang membedakan air tanah dari air permukaan adalah pergerakan yang sangat lambat dan waktu tinggal yang sangat lama, dapat mencapai puluhan bahkan ratusan tahun. Karena pergerakan yang sangat lambat dan waktu yang tinggal lama tersebut, air tanah akan sulit untuk pulih kembali jika mengalami pencemaran. Daerah di bawah tanah yang terisi air disebut daerah saturasi. Pada daerah saturasi, setiap pori tanah dan batuan berisi oleh air, yang merupakan air tanah (groundwater). Batas atas daerah saturasi yang banyak mengandung air dan daerah belum saturasi/jenuh yang masih mampu menyerap air. Jadi, daerah saturasi berada di bawah daerah unsaturated Infiltrasi Infiltrasi adalah proses meresapnya air atau proses meresapnya air dari permukaan tanah melalui pori-pori tanah. Dari siklus hidrologi, jelas bahwa air hujan yang jatuh di permukaan tanah sebagian akan meresap ke dalam tanah, sabagian akan mengisi cekungan permukaan dan sisanya merupakan overland flow. Sedangkan yang dimaksud dengan daya infiltrasi (Fp) adalah laju infiltrasi maksimum yang dimungkinkan, ditentukan oleh kondisi permukaan termasuk lapisan atas dari tanah. Besarnya daya infiltrasi dinyatakan dalam mm/jam atau mm/hari. Laju infiltrasi (Fa) adalah laju infiltrasi yang sesungguhnya terjadi yang dipengaruhi oleh intensitas hujan dan kapasitas infiltrasi.

Infiltrasi mempunyai arti penting terhadap : a. Proses Limpasan Daya infiltrasi menentukan besarnya air hujan yang dapat diserap ke dalam tanah. Sekali air hujan tersebut masuk ke dalam tanah ia akan diuapkan kembali atau mengalir sebagai air tanah. Aliran air tanah sangat lambat. Makin besar daya infiltrasi, maka perbedaan antara intensitas curah dengan daya infiltrasi menjadi makin kecil. Akibatnya limpasan permukaannya makin kecil sehingga debit puncaknya juga akan lebih kecil. b. Pengisian Lengas Tanah (Soil Moisture) dan Air Tanah

Pengisian lengas tanah dan air tanah adalah penting untuk tujuan pertanian. Akar

tanaman menembus daerah tidak jenuh dan menyerap air yang diperlukan untuk evapotranspirasi dari daerah tak jenuh tadi. Pengisian kembali lengas tanah sama dengan selisih antar infiltrasi dan perkolasi (jika ada). Pada permukaan air tanah yang dangkal dalam lapisan tanah yang berbutir tidak begitu kasar, pengisian kembali lengas tanah ini dapat pula diperoleh dari kenaikan kapiler air tanah. Infiltrasi adalah proses meresapnya air dari permukaan tanah melalui poripori tanah. Umumnya air yang terinfiltrasi berasal dari curah hujan yang mencapai permukaan tanah. Davie (2008) berpendapat bahwa dengan mengetahui jumlah curah hujan pada suatu area dan estimasi jumlah evaporasi, maka dapat diketahui air simpanan.Banyaknya air yang masuk ke dalam tanah per satuan waktu tertentu dikenal dengan istilah laju infiltrasi. Laju infiltrasi yang tinggi tidak hanya meningkatkan jumlah air yang tersimpan dalam tanah untuk pertumbuhan tanaman, tetapi juga mengurangi besarnya erosi dan banjir yang diaktifkan oleh run off. Adanya laju infiltrasi di dalam tanah akan sangat menentukan jumlah air hujan yang diinfiltrasikan dan jumlah run-off yang dialirkan. Menurut Soetoto dan Aryono (1980), infiltrasi air hujan biasanya diikuti genangan air di permukaan tanah. Banyaknya air yang terinfiltrasi dalam satu hari hanya beberapa sentimeter dan jarang sampai membuat tanah pada lapisan yang dalam menjadi jenuh semua. Ketika hujan berhenti, air gravitasi yang tersisa di dalam tanah terus bergerak ke bawah dan waktu tersebut air diambil di dalam ruang pori secara kapiler. Hal ini dikuatkan oleh Asdak (2002) yang menyatakan bahwa proses terjadinya infiltrasi disebabkan oleh tarikan gaya gravitasi bumi dan gaya kapiler tanah. Laju air infiltrasi dipengaruhi oleh gaya gravitasi dan dibatasi oleh diameter pori tanah. Di bawah pengaruh gaya gravitasi, air hujan mengalir tegak lurus ke dalam tanah melalui profil tanah. Gaya kapiler bersifat mengalirkan air tersebut tegak lurus ke atas, ke bawah, dan ke arah horisontal. Pada tanah dengan pori-pori berdiameter besar, gaya ini dapat diabaikan pengaruhnya dan air mengalir ke tanah yang lebih dalam yang dipengaruhi gaya gravitasi. Dalam perjalanannya, air mengalami penyebaran ke arah lateral akibat gaya tarik kapiler tanah, terutama ke arah pori-pori yang lebih sempit.Secara teoritis, air dapat mengisi semua pori-pori dalam tanah. Oleh karena itu, porositas adalah potensi maksimum volumetrik suatu tanah. Pada prakteknya kelembaban tanah volumetrik dapat mencapai nilai porositas jika gaya gravitasi mencapai batas drainase dengan kecepatan tinggi dan kelembaban berada di bawah batas porositas (Davie, 2008). Faktor-faktor yang mempengaruhi infiltrasi adalah: 1. Karakteristik karakteristik hujan

2. Kondisi-kondisi permukaan tanah Tetesan hujan, hewan maupun mesin mungkin memadatkan permukaan tanah dan mengurangi infiltrasi. Pencucian partikel yang halus dapat menyumbat pori-pori pada permukaan tanah dan mengurangi laju inflasi. Laju infiltrasi awal dapat ditingkatkan dengan jeluk detensi permukaan. Kepastian infiltrasi ditingkatkan dengan celah matahari. Kemiringan tanah secara tidak langsung mempengaruhi laju infiltrasi selama tahapan awal hujan berikutnya. Penggolongan tanah (dengan terasering, pembajakan kontur dll) dapat meningkatkan kapasitas infiltrasi karena kenaikan atau penurunan cadangan permukaan. 3. Kondisi-kondisi penutup permukaan Dengan melindungi tanah dari dampak tetesan hujan dan dengan melindungi pori-pori tanah dari penyumbatan, seresah mendorong laju infiltrasi yang tinggi Salju mempengaruhi infiltrasi dengan cara yang sama seperti yang dilakukan seresah. Urbanisasi (bangunan, jalan, sistem drainase bawah permukaan) mengurangi infiltrasi. 4. Transmibilitas tanah Banyaknya pori yang besar, yang menentukan sebagian dari setruktur tanah, merupakan salah satu faktor penting yang mengatur laju transmisi air yang turun melalui tanah. Infiltrasi beragam secara terbalik dengan lengas tanah. 5. Karakteristik-karakteristik air yang berinfiltrasi Suhu air mempunyai banyak pengaruh, tetapi penyebabnya dan sifatnya belum pasti. Kualitas air merupakan faktor lain yang mempengaruhi infiltrasi. Faktor-faktor yang mempengaruhi daya infiltrasi antara lain : a. Dalamnya genangan di atas permukaan tanah (surface detention) dan tebal lapisan jenuh b. Kadar air dalam tanah c. Pemampatan oleh curah hujan d. Tumbuh-tumbuhan e. Karakteristik hujan f Kondisi-kondisi permukaan tanah Sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhi laju infiltrasi antara lain : a. Jenis permukaan tanah b Cara pengolahan lahan

c. Kepadatan tanah d. Sifat dan jenis tanaman.

Nama : Irwan Eka Saputra Nim : 05111002038

SOAL

DAS

1.Satu kesatuan ekosistem yang unsur-unsur utamanya terdiri atas sumberdaya alam tanah, air dan vegetasi serta sumberdaya manusia sebagai pelaku pemanfaat sumberdaya alam tersebut merupakan pengertian dari ? a.DAS b.evaporasi c.evapotranspirasi d.ekosistem e.prespitasi

2. Fungsi DAS dapat didasarkan dari tiga aspek hutan,kecuali : a. vegetasi b.kondisi tanah c.intersepsi d. penggunaan lahan e.vegetasi

3.Secara biogeofisik merupakan daerah dengan kemiringan lebih besar,daerah konservasi dan mempunyai kerapatan drainase lebih tinggi adalah ciri-ciri DAS bagian? a.hilir b.tengah c.hulu d.bawah e.selatan

4.Sistem klasifikasi horton berawal dari urutan pertama dan selanjutnya meningkat sejalan dengan meningkatnya jumlah percabangan ? a.pada bagian hulu dan hilir DAS b.aliran air atau anak-anak sungai c.jaringan aliran sungai d.debit aliran sungai e.laju aliran DAS 5.Setiap anak sungai menghasilkan hidrograf aliran yang menunjukkan respon DAS terhadap curah hujan,respon tesebut diwujudkan dalam bentuk? a.hidrograf linier

b.kurva hidrograf aliran c.hidrograf d.hidrometer e.kurva hidrografi Evapotranspirasi

6.Proses hilangnya air akibat evapotranspirasi merupakan salah satu komponen penting dalam hidrologi karena proses tersebut dapat mengurangi.. a. simpanan air dalam badan-badan air, tanah, dan tanaman b. kandungan lengas tanah dan kemampuan tanah melewatkan air ke akar c. pertumbuhan atau periode produksi. d. suplai oleh matahari baik yang diterima oleh air, tanah dan tanaman e.bulk density 7. Kombinasi dua proses yang saling terpisah dimana kehilangan air dari permukaan tanah melalui proses evaporasi dan kehilangan air dari tanaman melalui proses transpirasi disebut sebagai.. a.evaporasi b.transpirasi c.air larian d.evapotranspirasi e.air limpasan

8.Salah satu faktor yang mendukung kecepatan evapotranspirasi adalah ? a.air limpasan b.kelembapan c.intersepsi d.infiltrasi e. radiasi netto

9. Perbandingan antara besarnya evapotranspirasi potensial dengan evaporasi acuan tanaman pada kondisi pertumbuhan tanaman yang tidak terganggu disebut ? a.koefisen mutlak b.koefisien konsumtif tanaman c.evapotranspirasi potensial d.evapotranspirasi acuan e.evapotranspirasi acuan 10. Suatu wilayah dengan tanaman yang memiliki faktor f = 0,7. Suhu udara rata-rata adalah 20oC, koefisien konveski h = 0,7 dengan kecepatan angin pada ketinggian 2 meter adalah 5 m/det. Bila radiasi rata-rata efektif adalah 550 kal/cm2/hari nilai n/D = 0,4, Hitung besarnya nilai evapotranspirasi hari tersebut. a.4,5 mm/hari b.2,0 mm/hari

c.3,5 mm/hari d.3,0 mm/hari e.2,5 mm/hari

INFILTRASI 1.Laju infiltrasi umumnya dinyatakan dalam satuan yang sama dengan satuan intensitas curah hujan, yaitu ? a) mm/jam b) cm/jam c) mm/menit d) cm/detik e) mm/detik 2.Dibawah ini sifat - sifat khusus dari tanah yang menentukan dan membatasi kapasitas infiltrasi, kecuali ? a) Ukuran pori b) Banyaknya pori c) Kemantapan pori d) Kandungan air e) Profil tanah 3.Kapasitas infiltrasi dapat diukur dengan menggunakan ? a) Higro meter b) Infiltrometer c) Mano meter d) Sikumeter e) Salitometer 4) Apa yang dimaksud dengan kapasitas infiltrasi ? a) Laju infiltrasi minimum air meresap ke dalam tanah b) Jumlah air yang meresap kedalam tanah dalam waktu yang bersamaan c) Jumlah air yang meresap ke dalam tanah dalam waktu tertentu d) Laju infiltrasi maksimum air meresap ke dalam tanah e) Jumlah air yang meresap ke dalam tanah pada suatu periode infiltrasi 5) Apabila kadar air dialam tanah semakin tinggi, maka laju infiltrasi tersebut akan? a) Semakin besar b) Semakin kecil

c) Semakin cepat d) Semakin tinggi e) Semakin optimum

AIR LIMPASAN 1) Besarnya debit air limpasan (Qlimpasan) dapat dihitung dengan menggunakan rumus ? a) Qlimpasan = 0,278 . C . I . ACA b) Qlimpasan = 0,278 . C . c) Qlimpasan = . ACA . 0,278 d) Qlimpasan = e) Qlimpasan = . C . 0,278

2) Beberapa faktor yang mempengaruhi besarnya limpasan, kecuali? a) Intensitas curah hujan b) Kondisi penggunaan tanah (landuse) c) Kondisi topografi daerah pengaliran d) Karakteristik daerah pengaliran e) Luas daerah pengaliran 3) Debit air limpasan terdiri dari tiga komponen dibawah ini yaitu?
a) Koefisien Run Off

b) Data Intensitas Curah Hujan


c) Catchment Area d) Semua benar

e) Semua salah 4) Perkiraan limpasan tergantung dari beberapa hal, kecuali : a) Sifat dan tujuan perancangan secara umum (Ketelitian rician, informasi) b) Kualitas dan kuantitas yang tersedia c) Sarana dan prasarana d) Ketersedaan tenaga ahli yang terkait e) Model yang tersedia 5) Pengukuran prediksi air limpasan menggunakan metode hidrologi agregasi merupakan pengukuran limpasan yang didasarkan pada beberapa parameter yaitu,kecuali ? a) Simpanan aktual

b) Aliran permukaan c) Konstanta simpanan lengas tanah d) Simpanan maksimum e) Simpanan minimum

AIR LARIAN 1) Untuk mengitung air larian dapat menggunakan rumus? a) Q = C . I . A b) C = Q . I . A c) A = C .Q . I d) I = A . Q . C e) Q = 2) Kecepatan air larian yang besar ditentukan oleh ? a) Kemiringan lereng b) Ketinggian lereng c) Panjang lereng d) Luas lereng e) Lebar lereng 3) Faktor yang mempengaruhi volume air larian adalah, kecuali ? a) Jumlah DAS b) Bentuk dan ukuran DAS c) Topografi d) Geologi e) Tataguna lahan 4) Rancang bangun pengendali air larian dibawah ini, kecuali? a) Besarnya debit puncak b) Q (peak flow atau debit air yang tertinggi) c) Waktu tercapainya debit puncak d) Debit air yang terendah e) Volume dan penyebaran air larian 5) Kerapatan daerah aliran (drainase) akan berpengaruh kepada ? a) Kecepatan air larian b) Infiltrasi

c) Erosi d) Debit air e) Evapotranspirasi

You might also like