You are on page 1of 17

PROFIL USAHA : sentra sepatu cibaduyut : Jalan Cibaduyut Raya Kota : Retail dan pedagang besar :Berdiri sejak

tahun 1920, oleh warga setempat yang memiliki keterampilan membuat sepatu dan diturunkan secara turun temurun

Nama Usaha Alamat Jenis Usaha Latar Belakang

Sejarah Sepatu di Cibaduyut

Mulai berkembangnya industri dan perdagangan alas kaki Cibaduyut telah cukup lama. Awalnya dimulai sekitar tahun 1920, beberapa orang warga setempat yang kesehariannya bekerja pada sebuah pabrik sepatu di kota Bandung, setelah memiliki keterampilan dalam membuat sepatu, mereka berhenti sebagai pekerja. Mereka memulai membuka usaha membuat dan menjual produk alas kaki secara kecil-kecilan di lingkungan rumah tangganya dengan melibatkan tenaga kerja anggota keluarganya. Dengan semakin berkembangnya pesanan, maka mulai merekrut pekerja yang berasal dari warga sekitarnya, sehingga keterampilan dalam membuat alas kaki ini menyebar dan ditularkan dalam lingkungan keluarga dan warga masyarakat sekitarnya.

Menurut informasi dari para tokoh pengusaha alas kaki Cibaduyut bahwa sebelum penjajahan Jepang tahun 1940 telah berkembang sejumlah pengrajin sepatu di Cibaduyut sebanyak 89 orang. Hal ini tidak terlepas dengan semakin meningkatnya pesanan, karena dinilai produk sepatu Cibaduyut memiliki kualitas yang sangat baik memenuhi selera konsumen pada masa itu. Bahkan, setelah negara Indonesia merdeka pada tahun 1950-an jumlah unit usaha alas kaki berkembang menjadi 250 unit usaha. Dengan jumlah unit usaha yang besar inilah daerah Cibaduyut mulai dikenal sebagai sentra produksi alas kaki.

Pada sekitar tahun 1978 pemerintah pusat melalui departemen Perindustrian bekerja sama dengan Lembaga Penelitian Pendidikan Penerangan Ekonomi dan Sosial (LP3ES) melakukan pengkajian dalam rangka bimbingan dan Pengembangan sentra sepatu Cibaduyut. Hasil kajian tersebut merekomendasikan dibangunnya pusat pelayanan fasilitasi pembinaan atau dengan sebutan Center Service Facility (CSF) dan lebih dikenal masyarakat pengusaha sepatu dengan sepatu Unit Pelayanan Teknis (UPT) barang kulit.

Pada sekitar tahun 1980-an dengan digulirkan proyek BIPIK dari departemen perindustrian berbagai fasilitas bantuan sarana dan prasarana kepada UPT persepatuan di Cibaduyut berupa pembangunan fasilitas gedung, mesin dan peralatan serta program pelatihan untuk mengembangkan pengrajin sepatu Cibaduyut.

Manfaat dan kegunaan bisnis ini 1. Bagi Pemilik Dapat membawa citra penjualan persepatuan tradisonal khas bandung dan membawa brand indonesia ke dunia internasional Dapat menjadi suatu proses perencanaan tahap lanjut mengenai strategi dan pengembangan produk di masa yang akan datang.

2. Bagi Konsumen Dapat memenuhi keinginan dan selera yang sesuai dengan pasar tanpa menghilangkan sejarah dan ciri ke-tradisionalan indonesia

3. Bagi Pemerintah Menjadi salah satu pembangun roda perekonomian dan mengurangi tingkat pengangguran. Meningkatkan industri UKM yang dapat membangun dan membantu pembangunan negeri

Perkembangan produk dilihat dari Produk Life Cycle (PLC)


600 500 400 300 200 100 0 2002 466 2003 473 2004 501 2005 282 2006 341 2007 290 2008 378 2009 413 2010 281 dalam jutaan

Dari gambar diatas terlihat dengan jelas pada tahun 2010 produk sepatu Cibaduyut mengalami penurunan. Dimana penjualan pada tahun 2009 Rp 413.736.608 dan menurun pada tahun 2010 Rp 281.494.643 penurunannya sekitar 30%.
Penurunan tersebut terjadi sejak dibuka keran kerja sama ekonomi ASEAN-China Free Trade Agreement bulan Juli tahun 2010. Ekspor impor produk jadi sepatu antara Indonesia dengan China lebih 3

menguntungkan pihak China. Hal ini berdasarkan data pertumbuhan industri tekstil, barang kulit dan alas kaki yang hanya sebesar 0,04 persen pada kuartal ke-3 tahun 2010. Pada saat bersamaan pertumbuhan total impor China naik mencapai angka 52 persen. Ekspor Indonesia untuk produk jadi sepatu berada di kisaran angka USD 9 juta. Pertumbuhan ekspor Indonesia untuk produk jadi sepatu hanya mencapai angka 8 persen. Ketimpangan angka ekspor impor Kegiatan ekspor-impor timbul disebabkan oleh adanya perbedaan sumber daya dan kemampuan yang dimiliki oleh setiap negara dalam menghasilkan suatu barang yang dibutuhkan.

Tahun 2011 daya beli masyarakat Indonesia mengarah pada perbaikan. Rasa optimis para produsen sepatu bermunculan kembali untuk menggairahkan industri sepatu Saat ini persaingan perdagangan ekspor impor yang dihadapi oleh pelaku ekonomi sangat ketat. Industri kecil harus menghadapi persaingan pasar bebas. Industri kecil yang memproduksi kerajinan lokal tidak dapat mengikuti jejak industri besar dalam strategi pemasaran. Alokasi biaya pemasaran yang dimiliki oleh industri kecil terbatas. Oleh karena itu, penggunaan biaya harus efektif dan efesien. Agar produk industri kecil dapat menjangkau pasar ekspor impor mereka melirik media internet. Pemasaran menggunakan media internet terkenal dengan sebutan internet marketing.

Para Perajin sepatu di sentra Cibaduyut optimistis serapan pasar produk sepatu lokal tahun selanjutnya membesar, seiring juga dengan dukungan pemerintah yang mencanangkan Hari Sepatu Lokal setiap Jumat. Kebijakan pemerintah tersebut diyakini akan ikut mendongkrak produksi sepatu perajin yang selama setahun terakhir ini stagnan, bahkan cenderung turun karena kurang terserap pasar. Pengrajin mengatakan bahwa ketika tahun lalu produksi perusahaan rumahannya itu hanya memroduksi sekitar 7001.000 pasang per bulan, tahun ini bisa meningkat hingga di atas 1.500 pasang per bulan.

Pada tahun selanjutnya penjualan terus mengalami pasang surut. pemerintah mengatakan untuk bagaimana agar industri sepatu terus naik dan memperbaiki faktor-faktor internal seperti kebijakan UMK dan kebijakan impor yang harus dibatasi agar produksi lokal naik serta menghindari adanya impor illegal. Namun, kini industri yang sudah lama turun temurun ini hanya mengandalkan musim seperti musim sekolah dan lebaran. Penjualan tersebut akan melonjak naik pada saat itu dan tetap konstan dan menurun pada musim yang lainnya.

Analisa manajemen: a. Pemasaran Eddy Soeryanto Soegoto (2009:104) menjelaskan Pemasaran adalah proses

perencanaan konsepsi, penerapan harga, promosi, dan distribusi atas ide, barang dan jasa untuk menciptakan pertukaran agar dapat memuaskan kebutuhan pelanggan dan perusahaan .

Philip Kotler (2004:262) pemasaran adalah kegiatan manusia yang diarahkan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan melalui proses pertukaran.

Philip Kotler (2004:262) menjelaskan Strategi pemasaran adalah pengambilan keputusan-keputusan tentang biaya pemasaran, bauran pemasaran, alokasi pemasaran dalam hubungan dengan keadaan lingkungan yang diharapkan dan kondisi persaingan.

Strategi pemasaran di kawasan Cibaduyut memiliki tiga jalur untuk memasarkan produknya yaitu: 1. Pemasaran produk sepatu Cibaduyut melalui jalur business to business. Target sasarannya adalah distributor, ritel, desainer, dan lain-lain, yang dimana para konsumen dapat memesan untuk membuat sepatu dengan sekala besar yang dimana produk ini akan dijual kepada konsumen akhir. 2. melalui jalur wisata belanja. Target dari wisata belanja ini yaitu wisatawan, yang dimana wisatawan bisa mencocokan fashion sesuai dengan keinginannya baik dari pakaian sampai dengan sepatu. 3. Melalui jalur distribusi. Yang dimana masyarakat tak perlu jauh - jauh membeli produk sepatu Cibaduyut di kawasan Cibaduyut, karena produk sepatu Cibaduyut bisa kita dapatkan di mana saja salah satu contohnya pasar baru, mall dan lain-lain, dikarenakan distributor memiliki daerah penjualannya sendiri.

Kawasan cibaduyut

UKM alas kaki


Distributor(pedagang besar)

Produk sepatu cibaduyut

Agen(penyuplai)/grosir Peritel(pengecer) Desainer(perancang)

Wisata belanja cibaduyut

Masyarakat umum

Strategi Bauran Pemasaran (Marketing Mix) Eddy Soeryanto Soegoto (2009:112) menjelaskan Marketing Mix adalah strategi gabungan empat elmen kunci pemasaran yaituproduk, harga, distribusi, dan promosi yang digunakan untuk memasarkan produk. 1. Produk Rangkuti (2009:20) menjelaskan Produk/ jasa adalah sesuatu yang dapat ditawarkan untuk memuaskan suatu kebutuhan dan keinginan.

Eddy Soeryanto Soegoto (2009:113) menjelaskan produk adalah barang / jasa, atau gagasan yang dipasarkan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen.

Produk yang ditawarkan oleh kawasan Cibaduyut yaitu produk sepatu.produk sepatu Cibaduyut memiliki keunggulannya sebagai berikut: Upper kulit sapi asli ketebalan 1.8 mm empuk. Bagian belakang dilapis busa karet asli dan empuk dan tidak mudah menipis.
6

Total handmade dengan pengerjaan dan Quality Control sangat teliti. Jaminan kerapian jahitan Sangat kuat dengan teknik Manual Press dibanding mesin press, daya rekat lem lebih terkontrol melalui tangan-tangan terampil pengrajin Cibaduyut.

2. Harga Eddy Soeryanto Soegoto (2009:114) menjelaskan Harga adalah suatu nilai tukar dari produk barang maupun jasa yang dinyatakan dalam satuan moneter. Secara umum harga ditetapkan oleh koperasi mengenai harga sepatu produk Cibaduyut, yaitu: Kualitas tinggi Rp.40.000 - 60.000/ pasang. Kualitas menengah Rp.25.000 - 40.000/ pasang. Kualitas rendah Rp.25.000 ke bawah/ pasang. Rp.175.000 /pasang (pemesanan satuan) tergantung kesulitan pembuatnya. (Dikutip dari Profil Sentra IKM Sepatu/Alas Kaki Cibaduyut )

3. Distribusi Philip Kotler (2004:276) menjelaskan Distribusi artinya proses yang menunjukkan penyaluran barang dari produsen sampai ke tangan masyarakat konsumen. Produk sepatu Cibaduyut di distribusikan di Indonesia baik di kota besar seperti di Bandung, Jakarta dan kota-kota lainnya

4. Promosi Dra. Niken Tri Hapsari (2010:2) menjelaskan Promosi adalahsuatu usaha dari penjualan/ produsen dalam menginformasikan barang / jasa kepada pembeli/ konsumen, agar pembeli konsumen itu tertarik untuk pertukaran transaksi pembelian atau pertukaran atas produk barang/ jasa yang dijual atau ditawarkan.

Fandy Tjiptono (2008:122) menjelaskan promosi adalah bentuk komunikasi pemasaran.

Eddy Soeryanto Soegoto (2009:115) menjelaskan promosi adalah teknik-teknik mengkomunikasikan produk yang digunakan oleh perusahaan untuk berinteraksi dengan target pasar Sarana komunikasi utama dalam bauran promosi meliputi: 1. Iklan (Advertising), merupakan bentuk komunikasi nonpersonal yang biasnya terdapat di koran-koran, radio, tv, majalah atau internet. 2. Promosi penjualan (Sales Promotion), biasanya berupa bujukan langsung kepada konsumen, seperti hadiah langsung atau kupon. 3. Pemasaran langsung (Direct Marketing), adalah promosi penjualan yang langsung kepada pembeli, seperti penjualan rumah, mobil, motor, asuransi, dan pakaian. 4. Hubungan masyarakat (Public Relation),adalah semua bentuk komunikasi yang bertujuan membentuk citra yang baik terhadap organisasi dan produknya 5. Media sosial (Social Media), termasuk setiap sarana (angkut) komunikasi di mana pelanggan dan anggota bisa dapat memainkan satu peran yang aktif, termasuk blog, pemakai situs web seperti you tube, facebook, dan yang lainnya. Salah satu upaya yang dijalankan oleh UKM persepatuan Cibaduyut untuk memperluas jaringan pemasaran yaitu dengan menjalin kerjasama dengan para distributor. Strategi lain yang dijalankan oleh para pengrajin alas kaki di Sentra Industri Sepatu Cibaduyut adalah membuat dan menyebarkan brosur secara langsung sebagai media promosi untuk menarik minat calon konsumen. Strategi penyebaran brosur ini biasanya dilakukan dalam rangka memperluas pemasaran dengan mengikuti acara pameran (Dikutip dari Profil Sentra IKM Sepatu/Alas Kaki Cibaduyut ).

Jalur pemasaran

b. Keuangan
Potensi industri sepatu cibaduyut mampu menghasilkan omzet sebesar Rp.23 miliar dalam setahun. Terdapat kurang lebih 697 unit usaha sepatu di Cibaduyut yang memproduksi sebanyak 3,5 juta pasang sepatu dalam setahun. Semuanya home industri. Tidak ada pabrik besar yang membuat. jika musim libur sekolah atau menjelang tahun ajaran baru, terjadi kenaikan permintaan 10 persen. Sedangkan menjelang lebaran, biasanya pesanan sepatu meningkat mencapai 20 persen.

Bahan Harga produksi Produksi sehari Gaji

: Rp 70.000 Rp 100.000/ pasang : Rp 100.000 300.000/ pasang : 40 pasang sepatu/ karyawan : Rp 4.000/pasang sepatu Rp 40.000/hari Rp 1.2 juta/bulan

Jam kerja

: 08.00 16.00

Produksi per perusahaan rumahan : 700 1.000/bulan Total keuntungan : Rp 200.000/kodi

C. Produksi

menurut Sofjan Assauri dalam bukunya Manajemen produksi dan Operasi mengatakan bahwa Produksi adalah sutu kegiatan atau proses yang mentransfer masukan (input) menjadi keluaran (output) yang berupa barang atau jasa.(1998:11)
sedangkan menurut miller Produksi adalah sebagai pengguna atau pemanfaatan sumber daya yang mngubah suatu komoditi lainnya yang sama. (miller, 2000:295) Jadi berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pengertian biaya produksi menurut Miller dalam bukunya Teori Mikroekonomi intermediate adalah Biaya produksi adalah biaya yang dikeluarkan saat perusahaan untuk memproduksi suatu komoditi(2000:295) Sedangkan menurut Sugianto dan kawan-kawan dalam bukunya Ekonomi mikro mengatakan bahwa Biaya produksi adalah sejumlah uang yang dikeluarkan untuk mendapatkan sejumlah input yaitu secara akuntansi sama dengan jumlah uang keluar yang tercatat.(2000:314)

Dilihat Dari Aspek Produksi sentra usaha sepatu cibaduyut dapat digambarkan sebagai berikut: 1. Sebagian besar para pengusaha yang ada berorientasi pada produksi sehingga mereka kurang mampu memahami perubahan dan perkembangan pasar. 2. Masih banyak pelaku usaha yang kurang mampu memperhatikan mutu Cara membuat: Pertama memilih bahan baku kulit untuk pembuatan sepatu dengan cara mengatur kualitas dari kulit yang akan di pakai (QC=Quality Control). Bahan di sesuaikan dengan desain sepatu, setelah itu mulailah pembuatan pola. Setelah pola sepatu selesai, pola tersebut di potong sesuai pola. Setelah pemotongan selesai, kulit yang sudah di potong masuk ke dalam proses seset (untuk mengurangi ketebalan kulit)

10

setelah itu masuk kedalam tahapan penyetelan sepatu dan memeriksa kembali kualitas potongan kulit tersebut. Lalu masuk dalam proses pembuatan upper (potongan kulit atasan). Setelah proses pembuatan atasan sepatu (upper) masuk dalam proses persiapan perakitan sepatu. Setelah itu mulai melakukan lopen manual (pengeleman) menggunakan lem kentang. Setelah itu mulai tahap penjahitan rosel. Setelah selesai masuk kedalam tahap penjahitan mulailah ke tahap persiapan out sol,setelah itu dipres dan digrinding, setelah itu mulail pengecekan produksi sol. Setelah pengecekan maka pengerjaan selesai. Setelah sepatu jadi masuk ke proses penyemprotan (spraying) yaitu untuk membuat sepatu itu indah dipandang dan jadilah sepatu produk Cibaduyut.

11

D. SDM Dilihat dari aspek Sumber Daya Manusia Sentra UKM Sepatu Cibaduyut adalah sebagai berikut : 1. Keterampilan yang dimiliki diperoleh secara otodidak, merupakan keterampilan yang diajarkan secara turun temurun. 2. Pada umumnya pengusaha mengelola usahanya masih sangat tradisional dimana aspek manajemen masih kurang berfungsi secara baik. 3. Kurang memiliki visi yang jelas tentang tujuan membuka usaha. 4. Perlu ditumbuhkan budaya kerja dan pemahaman program industrialisasi berkesinambungan yang berwawasan lingkungan.

Jumlah produsen dari tahun ke tahun mengalami pasang surut. Penurunan drastis terjadi dimulai tahun 2009 yaitu sebesar 35.23%atau sebanyak 192 pengrajin yang gulung tikar dibanding tahun sebelumnya dilanjutkan pada tahun 2010 penurunan terjadi sebesar 25,21% ata 89 pengrajin dari tahun sebelumnya. Penurunan produsen ini terjadi karena kemampuan para wirausaha untuk menggerakan kemajuan usahanya. Sejumlah penelitian menemukan bahwa kompetensi wirausaha sangat mempengaruhi perusahaan untuk berorientasi pasar, dan pada akhirnya implementasi orientasi pasar dapat memperbaiki kinerja bisnis Sentra UKM Sepatu Cibaduyut.

Hambatan dan permasalahan yang dihadapi Masalah dasar yang dihadapi UKM Cibaduyut adalah pertama produkproduk yang

dihasilkan oleh Sentra UKM Sepatu Cibaduyut masih biasa-biasa saja, masih standar, masih hanya mengandalkan satu macam hasil produk yang mereka anggap bagus dan unggul sehingga terkesan monoton tidak ada pilihan produk lain. Kedua, pasar yang mereka miliki masih sangat sempit, hanya toko yang berada disekitar Cibaduyut saja para pengusaha memasarkan produknya, tidak ada upaya untuk memperluas pasar kedaerah lain maupun pasar luar yang lebih luas, sehingga sulit untuk memperoleh pangsa pasar dan memperluas pasar Sentra UKM
12

Sepatu Cibaduyut itu sendiri. Ketiga, para pengusaha masih mengalami masalah dalam mengelola keuangan, dimana masih campur aduknya antara keuangan pribadi dan keuangan hasil usaha mereka, tidak jelasnya keluar masuknya keuangan menjadi sulit membedakan mana uang pribadi dan uang perusahaan, para pengusaha masih sedikit yang memiliki pembukuan perusahaan yang baik, sehingga ketika akan melakukan pengajuan permodalan dari lembaga keuangan dan lembaga individu, sangat kesulitan karena keterbatasan pencatatan keuangan. Keempat, para pengusaha sulit bekerjasama dengan pengusaha lainnya baik yang berada disekitar UKM Cibaduyut maupun yang berada diluar Cibaduyut, ini dikarenakan para pengusaha sangat tertutup pada pihak lain, tidak ada pertukaran informasi karena para pengusaha merasa takut tersaingi dan takut kalah jika terjadi persaingan, sehingga sulit melakukan hubungan dengan pihak. Dengan kata lain dapat disimpulakn sebagai berikut: 1. Pertama, masalah yang dihadapi yaitu kelemahan dalam hal pengetahuan tehnik dan desain produksi (tehnical competence). 2. masalah yang dihadapi yaitu dalam hal bagaimana memperoleh pasar dan memperluas pangsa pasar yang mereka miliki (marketing competence). 3. masalah yang dihadapi yaitu dalam mengelola keuangan, struktur permodalan, dan keterbatasan untuk memperoleh jalur-jalur permodalan (financial competence). 4. Masalah yang dihadapi yaitu keterbatasan jaringan usaha, kesulitan menjalin kerjasama baik antara sesama pengusaha yang berada disekitar Cibaduyut maupun pengusaha lainnya (human relation competence).

Analisa swot
1. Strengths -

Tenaga kerja yang berpengalaman Teliti dalam pengerjaan Dibuat secara handmade Bahan kulit asli
13

Jahitan yang rapi Harga produk yang terjangkau Kualitas sebanding dengan produk luar negeri Bisa memesan satuan sesuai dengan keinginan konsumen baik dari desain dan model

2. Weaknesses -

Branding kurang menjual Desain yang kurang bervariatif Produksi sesuai pemesanan, sehingga tidak ada persediaan Sulit mendapatkan tenaga kerja ahli Target penjualan yang belum sesuai dengan harapan Tidak ada merek dagang dan promosi Pemasaran menurun Keterbatasan modal

3. Opportunities -

Kemajuan teknologi Perubahan pola dan gaya hidup masyarakat Sepatu sebagai salah kebutuhan manusia Menjalin kerja sama dengan industri dan perusahaan yang lebih besar Loyalitas konsumen terhadap produk perusahaan Mendapat dana dari pemerintah Meningkatkan potensi internasional

4. Threats -

Kelangkaan bahan baku Kurangnya minat masyarakat Penurunan daya beli masyarakat

14

Daya saing produk dalam negeri yang rendah dibanding dengan produk luar negeri

Kebijakan pemerintah yang belum mendukung perkembangan industry manufaktur,tekstil dan sepatu

Rekomendasi pengembangan produk

a. Membuat promosi penjualan sepatu Cibaduyut agar penjualan semakin meningkat yaitu dengan cara membuat informasi promosi tentang kualitas dan keunggulan dari sepatu produk Cibaduyut. b. Membuat suatu kampanye cinta produk Indonesia Sepatu Produk Cibaduyut . c. Memberi pelatihan terhadap pengrajin sepatu Cibaduyut supaya produktifitas pembuatan sepatu meningkat. d. Membuat Company Profile untuk menjalin kerjasama dengan industri yang lebih besar dan Distributor lainnya. Perubahan yang akan di lakukan oleh mentri perdagangan industri sepatu Cibaduyut agar miliki potensi internasional yaitu dengan : 1. Menambah tenaga kerja ahli. 2. Mengadakan pelatihan. 3. Bantuan mesin. 4. Meningkatkan kinerja baik dari bahan baku , desain , mode, pendanaan dan pemasarannya. 5. Wisata Belanja Perubahan yang akan di lakukan oleh menteri perdagangan dari wisata di Cibaduyut yaitu menjadikan Cibaduyut menjadi wisata belanja fashion dengan membangun pusat perbelanjaan/ mall supaya para wisatawan berbelanja dengan nyaman.

15

Kesimpulan
Sentra IKM sepatu cibaduyut merupakan industri yang sudah lama eksis sebagai image persepatuan indonesia. Usaha ini tentu sangat berpotensi bila dikembangakan dengan baik. Sebagai industri yang berpositioning hand made ini para pemerintah sudah seharusnya untuk mengelola dan memberi kemudahan bagi para pengusaha agar usaha ini tetap berjalan di dalam negeri dan dapat bersaing di dunia internasional. Untuk membuat produk dalam negeri ini sukses bukanlah hanya mengandalkan pengusaha dan pemerintah saja melainnya dari dalam diri sendiri untuk menciptakan jiwa cinta produk indonesia. Para konsumen khususnya, harus lebih memikirkan aspek-aspek sosial dan memandang produk dalam negeri yang tidak kalah dengan produk luar meskipun konsumen bebas dalam menentukan pilihan. Selain itu, untuk dapat memperluas industry usaha kecil menengah ini juga perlu banyak pengembangan produk yang dimulai dengan kemampuan berwirausaha dan menciptakan peluang baagi pekerja. pelatihan kerja adalah salah satu usaha untuk menciptakan kualitas produk, dengan berbekal ilmu para wirausahaan maka semakin maju untuk berkembang dan berinovasi.

16

Daftar pustaka
www.google.com www.sepatucibaduyut.com Philip Kotler 2004 Manajemen pemasaran Eddy Soeryanto Soegoto 2009 Marketing research Dra. Niken Tri Hapsari 2010 Seluk Beluk Promosi Dan Bisnis. Cerdas Beriklan Untuk Usaha Kecil dan Menengah Strategi pemasaran, Fandy Tjiptono 2008
Sofjan Assauri dalam bukunya Manajemen produksi dan Operasi Miller Teori Mikroekonomi intermediate Sugianto dan kawan-kawan Ekonomi mikro

17

You might also like