You are on page 1of 8

3.1 Konsep Dasar Kandisosis/Moniliasis/Oral Trush a.

Definisi
Berikut ini adalah beberapa pengertian dari Oral Trush : 1.) Oral Trush adalah bercak putih pada lidah, langit-langit dan pipi bagian dalam (Wong, 1995). 2.) Oral trush ini sering juga disebut dengan oral candidiasis atau moniliasis. Oral trush sering terjadi pada masa bayi. Seiring dengan bertambahnya usia, maka angka kejadian makin jarang, kecuali pada bayi yang mendapatkan pengobatan antibiotik/imunosupresif(Nelson,1994/638). 3.) Oral trush adalah infeksi Candida yang didapat bayi melalui jalan lahir atau perkontinuitatum. Biasanya infeksi terjadi didaerah mukokutan, mulut dan bibir. Lesi berupa bercak putih yang lekat pada lidah, bibir dan mukosa mulut yang dapat dibedakan dengan sisa susu (Anik Maryunani, 2010). 4.) Oral Thrush adalah kandidiasis selaput, lendir mulut, biasanya mukosa dan lidah, dan kadangkadang palatum, gusi serta lantai mulut. Penyakit ini ditandai dengan plak-plak putih dari bahan lembut menyerupai gumpalan susu yang dapat dikelupas, yang meninggalkan permukaan perdarahan mentah (www. bidan-sumsel-kayuagung.blogspot.com,2010).

b. Etiologi
Pada umumnya oral trush disebabkan oleh jamur candida albicans yang ditularkan melalui vagina ibu yang terinfeksi selama persalinan(saat bayi baru lahir) atau transmisi melalui botol susu dan puting susu yang tidak bersih, atau cuci tangan yang tidak benar. Berikut beberapa penyebaba dari oral trush : 1) 2) Oral thrush pada bayi terjadi 7-10 hari setelah persalinan. Jamur candida albicans bersifat saprofit sehingga jika daya tahan tubuh bayi turun atau pada pengguna antibiotika yang lama dapat terjadi pertumbuhan jamur ini secara cepat dan dapat menimbulkan infeksi berupa oral thrush dan diare, sehingga apabila penggunaan antibiotik tertentu pada usia dibawah 1 tahun akan mengakibatkan sariawan atau oral thrush yang menetap. 3) Candida albicans tahan terhadap hampir semua antibiotika yang biasa dipergunakan dan dapat berkembang sewaktu mikroorganisme lain tertekan. 4) 5) 6) 7) Abrasi mulut superinfeksi setelah terapi antibiotika malnutrisi cacat imunologi

8)

hipoparatiroidisme , Infeksi berat dapat menyebar menuruni esophagus.

c. Patofisiologi
Infeksi mulut yang disebabkan oleh kandida albicans pada neonatus. Pada keadaan daya tahan tubuh bayi menurun, dapat juga sebagai komplikasi akibat penggunaan antibiotik lama. Infeksi mula-mula terdapat di mulut kemudian di esofagus ke traktus digestifus timbul diare.

d. Gejala Klinis
Gejala yang mudah dikenali, adalah lidah yang menjadi agak licin, berwarna kemerahmerahan, timbul luka dibagian bawah dan pinggir atau pada belahan bagian tengah lidah. Pada pipi bagian dalam tampak bintik-bintik putih, terkadang terdapat benjolan kecil yang dapat pecah sehingga mulut terasa perih. Secara keseluruhan Gejala oral trush yaitu: 1) Tampak bercak keputihan pada mulut, seperti bekas susu yang sulit dihilangkan. 2) Bayi kadang-kadang menolak untuk minum atau menyusu. 3) Mukosa mulut mengelupas. 4) Lesi multiple (luka-luka banyak) pada selaput lendir mulut sampai bibir memutih menyerupai bekuan susu yang melekat, bila dihilangkan dan kemudian berdarah. 5) Bila terjadi kronis maka terjadi granulomatosa (lesi berbenjol kecil) menyerang sejak bayi sampai anak-anak yang berlangsung lama hingga beberapa tahun akan menyerang kulit anak. 6) Gejala yang muncul adalah suhu badan meninggi sampai 40 derajat Celcius 7) Tak mau makan atau makan dimuntahkan, tak mau susu botol bahkan ASI, dan gelisah terus 8) Bayi banyak mengeluarkan air liur lebih dari biasanya. Secara psikis, dia akan rewel.

e. Komplikasi
1.) Apabila oral thrush tidak segera ditangani atau diobati maka akan menebabkan kesukaran minum(menghisap puting susu atau dot) sehingga akan berakibat bayi kekurangan makanan. 2.) Oral trush tersebut dapat mengakibatkan diare karena jamur dapat tertelan dan menimbulkan infeksi usus yang bila dibiarkan dan tidak diobati maka bayi akan terserang diare. Diare juga dapat terjadi apabila masukan susu kurang pada waktu yang lama.

3.3 Asuhan Kebidanan Pada Bayi Dengan Kandisosis/Moniliasis/Oral Trush a. Pengkajian

1)

Tampak bercak keputihan pada mulut, terutama pada lidah dan pipi bagian dalam yang sulit dibersihkan.

2) Anak kadang-kadang menolak untuk minum. 3) Pola kebersihan cenderung kurang. Orang tua jarang mencuci tangan saat merawat atau menetekkan bayinya. Selain itu, kebersihan botol atau putting ketika menyusui bayi juga kurang diperhatikan.

b. Masalah
1) Infeksi pada mukosa oral. 2) Gangguan integritas kulit. 3) Perubahan kenyamaan : nyeri. 4) Perubahan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh. 5) Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit.

c. Diagnosa
1.) Gangguan integritas kulit(mukosa oral) berdasarkan infeksi pada mukosa oral. 2.) Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berdasarkan intake tidak adekuat.

d. Intervensi
Diagnosa gangguan integritas kulit (mukosa oral) berdasarkan infeksi pada mukosa oral. Kriteria hasil : anak menunjukkan tanda-tanda penyembuhan mukosa oral. Anak tidak menunjukkan Ibu Ibu 1.) Bayi : Jaga kebersihan bayi. Untuk perawatan mulut bayi, bersihkan terlebih dahulu dengan jari yang dibungkus dengan kain bersih/kassa yang telah dibasahi dengan larutan garam. Kemudian oleskan gentian violet 0,25% pada mulut dengan kapas lidi. Atau bisa juga diberikan oral mycostatin 4x sehari sebanyak 1cc selama 1 minggu atau sampai gejala hilang. Bayi lebih baik jangan diberikan dot kempong karena selain dapat menyebabkan oral thrush juga dapat mempengaruhi bentuk rahang. menunjukkan mencuci tanda-tanda cara tangan perawatan komplikasi, putting susu dan sesudah seperti botol susu yang diare tepat bayi

sebelum

dan

menyusukan

2.) Ibu : Cuci tangan sebelum dan sesudah merawat bayi. Ibu yang terinfeksi candida harus diobati untuk mencegah infeksi berulang. Jaga kebersihan putting susu. Gunakan krem anti fungal pada putting untuk mencegah penyebaran infeksi antara ibu dengan anak. Bersihkan putting susu dengan air hangat setelah menetekkan bayi

3.) Botol : Jaga kebersihan botol. Cuci botol dengan air panas dulu setelah itu cuci dengan air dingin. Apabila di bangsal bayi rumah sakit, botol dan dot dapat disterilkan dengan autoclaff dan hendaknya setiap bayi menggunakan dot satu-satu atau sendiri-sendiri tetapi apabila tidak memungkinkan atau tidak cukup tersedia hendaknya setelah dipakai dot dicuci bersih dan disimpan kering, nanti ketika akan dipakai seduh dengan air mendidih. (www.bidan-sumselkayuagung.blogspot.com, 2010).

4.1 Konsep Dasar Diaper Rash (Ruam Popok) a. Definisi


Diaper rash Adalah inflamasi pada kulit yang disebabkan secara langsung atau tidak langsung oleh pemakaian popok (Wong, 1993). Ruam popok sering disebut juga dengan diaper rush atau diaper dermatitis. Diaper rash merupakan akibat akhir karena kontak terus menerus dengan keadaan lingkungan yang tidak baik. (Pusdiklat Depkes, Tahun 1993, hal 10).

b. Etiologi
Ada beberapa penyebab ruam popok, diantaranya : 1.) Penggunaan popok yang lama Perlu diketahui bahwa jenis popok bayi ada dua macam, yaitu :

a)

Popok yang disposable (sekali pakai-buang, atau sering juga disebut pampers bayi). Bahan yang digunakan pada popok ini adalah bukan bahan tenunan, tetapi bahan yang dilapisi dengan lembaran yang tahan air dan lapisan dengan bahan penyerap.

b)

Popok yang dapat digunakan secara berulang (seperti popok yang terbuat dari katun).

2.) Penggunaan bahan kimia iritasi dari bahan kimia pencuci popok seperti sabun, detergen, pemutih, pelembut pakaian. 3.) Diare Iritasi yang lama dari urin dan feseskulit bayi yang terpapar cukup lama dengan urin atau feses bisa menimbulkan iritasi pada kulit bayi. 4.) Reaksi alergi terhadap bahan popok/ kulit yang sensitive 5.) Pengenalan makanan tambahan Lebih dari sebagian bayi berusia 4-15 bulan terjadi ruam popok sedikitnya 1x dalam 2 bulan.

c. Patofisiologi
Hampir semua bayi pernah mengalami ruam atau lecet karena pemakaian popok.Lokasi yang sering terkena adalah bagian pantat, sekitar kemaluan, maupun paha. Bahkan, jika bakteri yang terdapat dalam urine bayi Anda terurai menjadi amonia, ruam ini bisa bertambah parah. Tentu saja keadaan ini sangat tidak menyenangkan buat si kecil. Pemakaian popok Pada daerah pantat,kemaluan, Paha. Membuat anak merasa ingin BAK, merangsang hipotalamus Anak kecil dan tidak biasa menahan spinter BAK. Karena popok yang basah menimbulkan bakteri dan gangguan rasa nyaman, keadaan ini bila dibiarkan akan membuat urine terurai menjadi amonia yang akan menimbulkan kerusakan kulit dan menggagu imobilitas kulit yang pada akhirnya akan minimbulkan Gangguan integritas kulit(ruam popok).

d. Gejala Klinis
Gejala ruam popok sangat bervariasi,

Adanya makula eritematesus pada kulit yang tertutup popok Adanya papula, vesikel, pustula, dan erosi superfisial.

Adanya kulit di daerah sekitar bokong, paha, genitalia bayi yang meradang yang berwarna kemerahan dan agak panas. Bayi akan kelihatan tidak nyaman, susah tidur, gelisah ketika popoknya diganti. Bayi akan menangis ketika daerah diaper rush dibersihkan atau disentuh.

e. Komplikasi
Jika tidak diobati atau diabaikan maka dapat terjadi:

- Disuria, yaitu rasa sakit yang timbul saat buang air kecil. - Retensio urine, yaitu tidak bisa buang air kecil. Hal ini biasanya terjadi karena adanya rasa sakit, maka anak akan menahan keinginannya untuk buang air kecil.

4.2 Asuhan Kebidanan pada Bayi dengan Diaper Rash (Ruam Popok) a. Pengkajian
- Umur Ruam popok umumnya terjadi pada anak yang berusia kurang dari 2 tahun. Setelah umur lebih dari 2 tahun, anak jarang mengalami hal ini.insiden terbanyak pada anak dengan usia 9-12 bulan. - Pola kebersihan Kebersihan cenderung kurang terutama pada daerah perianal, bokong dan perut bagian bawah. Apabila selesai BAB/BAK, daerah pantat tidak dibersihkan dengan air sebelum diganti dengan popok yang bersih. Selain itu, popok basah terkena urin/feses yang tidak segera diganti, bahkan sampai kering kembali akan mempermudah terjadinya ruam popok. Bayi sering menggunakan popok plastik yang kedap air dan diposible, yang terbuat dari bahan sistesis, dalam waktu lama. - Bagaimana cara ibu mencuci pakaian dan popok. Apabila menggunakan popok disposible, harus diganti setiap beberapa jam. Pencucian yang tidak bersih dapat menyebabkan terjadinya ruam popok, akibat detergen yang tertinggal pada pakaian. - Pada pemeriksaan daerah bokong Terjadi bintik-bintik kemerahan yang kadang berisi nanah, demikian juga pada daerah perut.

- Anamnesa faktor alergi.

b. Masalah
1) Infeksi pada daerah bokong. 2) Gangguan integritas kulit. 3) Gangguan rasa nyaman: nyeri. 4) Gangguan pola tidur.

c. Diagnosa
1.) Gangguan integritas kulit b.d infeksi pada daerah bokong. 2.) Gangguan pola tidur berdasarkan nyeri.

d. Intervensi
Diagnosa Kriteria : hasil: gangguan Anak integritas kulit berdasarkan infeksi pada ruam daerah pada bokong bokong

menunjukkan

tanda-tanda

penyembuhan

Ibu dapat menjaga kulit bayi agar tetap kering. Cara Pencegahannya diantaranya : Hindari penggunaan sabun yang berlebihan untuk membersihkan daerah pantat atau bokong. Sebaiknya bunakan kapas dengan air hangat atau kapas dengan minyak untuk membersihkan daerah perianal segera setelah BAB/BAK. Bila terdapat bintik kemerahan, berikan krem atau salep dan biarkan terbuka untuk beberapa saat.

Jaga agar kulit tetap kering dengan cara : Apabila menggunakan popok kain, perhatikan agar sirkulasi udara tetap terjaga. Apabila menggunakan popok disposible, pilihlah yang menggunakan bahan super absorbent yaitu popok yang terbuat dari bahan yang mengandung gel penyerap. Hindari menggunakan popok/ celana yang tebuat dari plastik atau karet. Berikan posisi tidur yang selang-seling, terutama daerah pantat agar tidak tertekan dan dapat memberikan kesempatan pada bagian tersebut untuk kontak dengan udara. Jaga kebersihan tubuh dan lingkungan secara umum. Biarkan bayi tanpa popok selama beberapa saat. Penggunaan bedak talk dapat menjaga kulit bayi tetap kering.

Pakaian, celana atau popok yang kotor sebelum dicuci, sebaiknya direndam dulu dengan air yang dicampur acidum boricum, kemudian dibilas, lalu dikeringkan.

Hindari penggunaan detergen ataupun pengharum pakaian.

http://ayudimidwifeandnurse.blogspot.com/2012/11/konsep-dasar-muntah-gumoh-dan-oral_1.html

You might also like