Professional Documents
Culture Documents
Kelompok 1
Kelas : C
Indra Hendriawan Gera Virgia Garneza R. A. Fitri Listiani Ressa Maulabalkis Maria Stefani Priskila (0107103) (0108110) (0108150) (0108175) (0108401) (0108437)
Dalam menghitung batas jumlah pajak yang boleh dikreditkan, sumber penghasilan ditentukan sebagai berikut:
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Penghasilan dari saham sekuritas lainnya serta keuntungan dari pengalihan saham dan sekuritas lainnya adalah negara tempat badan yang menerbitkn asham atau sekuritas tersebut didirikan atau bertempat kedudukan. Penghasilan berupa bungan, royalti, dan sewa sehubungan dengan penggunaan harta gerak adalah negara tempat pihak yang memebayar atau dibebani bunga, royalti atau sewa tersebut bertempat kedudukan atau berada. Penghasilan berupa sewa serhubungan dengan penggunaan harta tak bergerak adalah tempat harta itu terletak. Penghasilan berupa imbalan sehubungan dengan jasa, pekerjaan, dan kegiatan adalah negara tempat pihak yang memebayar atau dibebani tersebut berada. Penghasilan bentuk usaha tetap adalah negara tempat bentuk usaha tetap tersebut menjalankan usaha atau mmenjalankan kegiatan. Penghasilan dari pengalihan sebagian atau seluruh hak penambangan atau tanda turut serta dalam pembiayaan atau permodalan dalam perusahaan pertambangan adalah negara tempat lokais penambangan berada. Keuntungan karena pengalihan harta tetap adalah negara tempat harta tetap berada Keuntungan karena pengalihan harta menjadi bagian dari suatu bentuk usaha tetap.
PENGGABUNGAN PENGHASILAN
Penggabungan penghasilan dari usaha dilakukan dalam tahun pajak diper-olehnya penghasilan (accrual basis). Penggabungan penghasilannya lainnya dilakukan dalam tahun pajak diterimanya penghasilan tersebut (cash basis). Penggabungan penghasilan yang berupa dividen (pasal 18 ayat 2 UU PPh) dilakukan dalam tahun pajak pada saat perolehan dividen tersebut ditetapkan sesuai dengan Keputusan Menteri Keuangan.
penghasilan yang dibayar di luar negri, sehingga besarnya pajak yang dapat
dikreditkan di Indonesia menjadi lebih kecil dari besarnya perhitungan semula, maka selisihnya ditambahkan pada Pajak Penghasilan yang terutang menurut undang-undang ini. Misalnya tahun 1996. Wajib Pajak mendapat pengurangan pajak atsa penghasilan luar negri tahun 1995 sebesar Rp 5.000.000 yang semula telah termasuk dalam jumlah pajak yang dikreditkan terhadap pajak yang terutang untuk tahun 1995, maka jumlah sebesar Rp 5.000.000 tersebut ditambahkan pada Pajak.
2. Menghitung total PPh Terutang Tarif PPh Pasal 17 ayat (1) b x PKP 5% x Rp 50.000.000 = Rp 2.500.000 15% x Rp 200.000.000 = Rp 30.000.000 25% x Rp 130.200.000 = Rp 32.550.000 Rp 65.050.000 3. Menghitung PPh Maksimal dikreditkan sesuai dengan perbandingan penghasilan Penghasilan luar negri x Rp 65.000.000 Tot.penghasilan luar dan dalam negri = Rp 40.656.250
4. Menghitung PPh yang dipotong atau dibayar di luar negri Tarif pajak luar negri x Penghasilan luar negri 40% x Rp 250.000.000 = Rp 100.000.000
Jadi jumlah PPh yang dibayar atau yang terutang di luar negri adalah Rp 100.000.000 melebihi jumlah kredit pajak yang diperbolehkan (Rp 40.656.250)
Menghitung Angsuran PPh untuk bulan-bulan sebelum batas waktu penyampaian SPT tahunan PPh
Batas waktu Surat Pemberitahuan Pajak Penghasilan bagi Wajib Pajak orang pribadi adalah akhir bulan ketiga tahun pajak berikutnya. Bagi Wajib Pajak badan adalah akhir bulan keempat tahun pajak berikutnya.
Direktur Jenderal Pajak berwenang untuk menetapkan perhitungan besarnya angsuran pajak dalam tahun pajak berjalan dalam hal-hal tertentu sebagai berikut:
a. Wajib Pajak berhak atas kompensasi kerugian.
b.
c.
d.
Wajib Pajak diberikan perpanjangan jangka waktu penyampaian Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan.
e.
Wajib Pajak memebetulkan sendiri Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan yang mengakibatkan angsuran bulanan lebih besar dari angsuran bulanan sebelum pembetulan.
f.
peredaran bruto.
Wajib Pajak orang pribadi dalam negri yang tidak mempunyai Nomor Pokok Wajib Pajak dan telah berusaha 21 tahun yang bertolak ke keluar negri wajib memebyar pajak yang ketentuannya diatur dengan Peraturan Pemerintah.
Perhitungan Pajak Pengkasilan Pasal 25 Tahun 2010 adalah: Penghasilan yang dipakai dasar perhitungan angsuran Pajak Penghasilan Pasal 25 = Rp 120.000.000 Rp 30.000.000 = Rp 90.000.000 Pajak Penghasilan yang terutang: 28% x Rp 90.000.000 = Rp 25.200.000 Apabila pada tahun 2009 tidak ada Pajak Penghasilan yang dipotong atau dipungut oleh pihak lain dan pajak yang dibayar atau terutang di luar nergri sesuai dengan ketentuan dalam Pasal 24, besarnya angsuran pajak bulanan PT X tahun 2010 sbb: 1/12 x Rp 25.200.000 = Rp 2.100.000