You are on page 1of 37

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan segenap kenikmatan-Nya sehingga penulis masih bisa bertahan melaksanakan segala perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Tidak kalah pentingnya penulis juga di berikan kemudahan dan kelapangan pikiran untuk kuliah di teknik mesin ini. Dengan menananamkan semangat dan tekad yang bulat penulis bersikukuh untuk menjadi seorang engineer yang bertanggung jawab dan berguna bagi khalayak ramai. Praktikum fenomena dasar ini merupakan kegiatan yang cukup penting untuk di lalui seorang calon engineer khususnya di bidang teknik mesin (mechanical engineer) agar pengetahuan dasarnya tentang fenomena dasar lebih kokoh lagi setelah menjalani praktikum ini. Pratikum fenomena dasar khususnya getaran bebas merupakan mata kuliah yang mendukung untuk menganalisis getaran yang terjadi pada mesin-mesin yang biasanya menimbulkan efek yang tidak dikehendaki, seperti ketidaknyamanan, ketidaktepatan dalam pengukuran atau rusaknya struktur mesin. Penulis mengharapkan kegiatan praktikum ini berjalan dengan lancar dan menghasilkan hasil praktikum yang optimal. Pengalaman kerja yang di dapat setelah kegiatan praktikum ini di harapkan bisa di aplikasikan ke dunia kerja nantinya khususnya untuk mechanical engineer yang bergerak di bidang konstruksi dan konversi.

Pekanbaru, Oktober 2013

Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. i DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. iii DAFTAR TABEL .................................................................................................. iv BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 5 1.1 1.2 1.3 Latar Belakang ......................................................................................... 5 Tujuan ....................................................................................................... 5 Manfaat ..................................................................................................... 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................. 3 2.1 2.2 Teori Dasar ............................................................................................... 3 Aplikasi .................................................................................................. 15

BAB III METODOLOGI ...................................................................................... 16 3.1 3.2 3.3 Peralatan ................................................................................................. 16 Prosedur Praktikum ................................................................................ 18 Asumsi-asumsi ....................................................................................... 19

BAB IV DATA DAN PEMBAHASAN ............................................................... 20 4.1 4.2 Data Praktikum ....................................................................................... 20 Perhitungan ............................................................................................. 22 Perhitungan frekuensi pribadi getaran bebas tanpa redaman .......... 22 Perhitungan frekuensi pribadi getaran bebas dengan redaman ....... 26

4.2.1 4.2.2 4.3

Pembahasan ............................................................................................ 30

BAB V KESIMPULAN ........................................................................................ 31 5.1 5.2 Kesimpulan ............................................................................................. 31 Saran ....................................................................................................... 31

DAFTAR PUSTAKA

ii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1 Siklus Getaran .................................................................................... 3 Gambar 2. 2 Sistem pegas-massa dan Diagram Benda Bebas ................................ 5 Gambar 2. 3 Getaran Paksa dengan Peredam ......................................................... 7 Gambar 2. 4 Rekaman Gerak Harmonik ................................................................. 7 Gambar 2. 5 Model Massa - Pegas Sederhana dengan Peredam c.......................... 9 Gambar 2. 6 Kombinasi Pegas: (a) Pegas Paralel (b) Pegas Seri.......................... 11 Gambar 3. 1 Pegas..................................................................................................16 Gambar 3. 2 Massa ................................................................................................16 Gambar 3.3 Pulpen ................................................................................................16 Gambar 3.4 Stopwatch ..........................................................................................17 Gambar 3.5 Kertas Pencatat ..................................................................................17 Gambar 3.6 Oli ......................................................................................................17 Gambar 3.7 Gunting Kertas ..................................................................................17 Gambar 3. 8 Alat Uji Getaran Bebas ....................................................................18 Gambar 3. 9 Adaptor .............................................................................................18 Gambar 4. 1 Grafik pengujian getaran tanpa redaman dengan 1 pegas.................20 Gambar 4. 2 Grafik pengujian getaran tanpa redaman dengan 2 pegas ................ 20 Gambar 4. 3 Grafik pengujian getaran tanpa redaman dengan 3 pegas ................ 21 Gambar 4. 4 Grafik pengujian getaran dengan redaman menggunakan 1 pegas .. 21 Gambar 4. 5 Grafik pengujian getaran dengan redaman menggunakan 2 pegas .. 22 Gambar 4. 6 Grafik pengujian getaran dengan redaman menggunakan 3 pegas .. 22

iii

DAFTAR TABEL

Tabel 4. 1 Data hasil perhitungan praktikum getaran tanpa redaman ................... 25 Tabel 4. 2 Data hasil perhitungan praktikum getaran dengan redaman ................ 29

iv

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Akhir-akhir ini perkembangan industri berkembang dengan sangat pesat. Tetapi banyak juga akibat negatif yang di timbulkan, salah satunya adalah mesin tersebut menjadi semakin rumit dan kompleks. Semakin rumit dan kompelksnya mesin menuntut kita supaya dapat menggunakan mesin secara maksimal. Tentunya tidak hanya menggunakannya saja, kita juga harus memelihara mesin tersebut agar mesin tersebut juga awet dan unjuk kerjanya maksimal. Pemeliharaan mesin dari berbagai masalah harus kita atasi, salah satunya adalah masalah getaran mesin. Karena, getaran mesin dapat menjadi beban tambahan pada struktur dan konstruksi pondasi mesin. Mesin dan struktur rekayasa (engineering) mangalami getaran sampai derajat tertentu dan dalam rancangannya memerlukan pertimbangan sifat osilasinya. Sistem yang bergetar bebas akan bergetar pada satu atau lebih frekuensi pribadinya yang merupakan sifat sistem dinamika yang dibentuk oleh distribusi massa dan kekakuannya. Getaran itu terjadi karena adanya eksitasi baik yang berasal dari dalam maupun dari luar sistem akan tetapi efek getaran yang ditimbulkannya sangat tergantung dari frekuensi eksitasi tersebut dan elemenelemen dari sistem getaran itu sendiri. Maka dari itu, saya membuat laporan ini supaya lebih memahami tentang praktikum getaran bebas yang nantinya akan diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.

1.2 Tujuan Adapun tujuan dari praktikum getaran bebas ini yaitu: 1. Memahami fenomena getaran bebas 2. Dapat menghitung frekuensi pribadi getaran bebas tanpa redaman 3. Dapat menghitung frekuensi pribadi getaran bebas dengan redaman 4. Dapat menghitung koefisien damping getaran bebas.

1.3 Manfaat Adapun manfaat yang didapat dari praktikum ini yaitu memahami fenomena yang terjadi pada getaran bebas dan juga dapat mengaplikasikan pengukuran getaran bebas pada kehidupan sehari-hari maupun dalam dunia kerja nantinya, serta mengidentifikasi kondisi mesin yang mengalami getaran bebas pada kondisi nyata di lapangan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Teori Dasar Getaran adalah gerakan translasi (bolak-balik) yang ada di sekitar titik kesetimbangan dimana kuat lemahnya dipengaruhi besar kecilnya energi yang diberikan. Satu getaran frekuensi adalah satu kali gerak translasi penuh. Kesetimbangan di sini maksudnya adalah keadaan dimana suatu benda berada pada posisi diam jika tidak ada gaya yang bekerja pada benda tersebut. Getaran mempunyai amplitudo (jarak simpangan terjauh dengan titik tengah) yang sama. Semua benda yang mempunyai massa dan elastisitas mampu bergetar, jadi kebanyakan mesin dan struktur rekayasa (engineering) mengalami getaran sampai derajat tertentu dan rancangannya biasanya memerlukan pertimbangan sifat osilasinya.

Gambar 2. 1 Siklus Getaran

Getaran dapat dibagi menjadi tiga, yaitu: 1. Getaran Mekanik, yaitu getaran yang ditimbulkan oleh sarana dan peralatan kegiatan manusia. 2. Getaran Seismik, yaitu getaran tanah yang disebabkan peristiwa alam dan kegiatan manusia. 3. Getaran Kejut, yaitu getaran yang berlangsung secara tiba-tiba dan sesaat.

Sistem yang berosilasi yang paling sederhana terdiri dari massa dan pegas. Pegas yang menyangga massa dianggap mempunyai massa yang dapat

diabaikan dan mempunyai nilai kekauan, k (N/m). Sistem mempunyai satu derajat kebebasan karena geraknya digambarkan oleh koordinat tunggal x. Periode natural osilasi dibentuk dari nT=2, atau T=2 dan frekuensi natural sistem satu

derajat kebebasan ditentukan secara unik oleh penyimpangan statik . Getaran dapat di evaluasi melalui 3 aspek, yaitu: 1. Velocity adalah kecepatan, dalam hal ini yang dimaksudkan adalah nilai kecepatan getaran (frekuensi getaran) pada suatu mesin/alat tiap satuan jarak (meter) per detiknya (m/s). 2. Acceleration adalah percepatan, yang dimaksud adalah percepatan benda, mesin atau suatu alat melakukan suatu gerakan (getaran mekanis) tiap satuan jarak (meter) per detik kuadrat (m/s2). 3. Displacement adalah pergeseran atau perpindahan letak yang dialami oleh mesin atau alat yang diakibatkan oleh adanya getaran pada alat tersebut tiap millimeter (mm). Gaya pegas terjadi hanya jika terdapat defleksi relatif antara kedua ujung-ujungnya. Menurut hukum Hookes besarnya gaya pegas sebanding dengan defleksi relatif tersebut. Konstanta kesebandingannya disebut konstanta pegas (k) dan dinyatakan dalam satuan gaya per satuan panjang. Untuk peredam viscous besarnya gaya redaman sebanding dengan kecepatan dan faktor kesebandingan disebut koefisien redaman.

Ada dua kelompok getaran yang umum yaitu : 1. Getaran Bebas. Getaran bebas terjadi jika sistem berosilasi karena bekerjanya gaya yang ada dalam sistem itu sendiri (inherent), dan jika ada gaya luas yang bekerja. Sistem yang bergetar bebas akan bergerak pada satu atau lebih frekuensi naturalnya, yang merupakan sifat sistem dinamika yang dibentuk oleh distribusi massa dan kekuatannya. Semua sistem yang memiliki massa dan elastisitas dapat mengalami getaran bebas atau getaran yang terjadi tanpa rangsangan luar.

Gambar 2. 2 Sistem pegas-massa dan Diagram Benda Bebas

Hukum Newton kedua adalah dasar pertama untuk meneliti gerak sistem. Seperti yang ditunjukkan gambar diatas, perubahan bentuk pegas pada posisi kesetimbangan statik adalah dan gaya pegas k adaah sama dengan gaya gravitasi w yang bekerja pada massa m. k = w = m.g Dengan mengukur simpangan x dari kesetimbangan statik, maka gaya-gaya yang bekerja pada m adalah k( + x) dan w, dengan x dipilih positif dalam arah ke bawah, semua besaran berupa gaya, kecepatan dan percepatan juga positif dalam arah ke bawah. Bilamana hukum Newton kedua untuk gerak di terapkan pada massa (m) sebagai berikut: F = 0 w - k = 0 w = k ..................... pers. (1) F = m.a w k ( + x) = m w k kx = m w w kx = m m + kx = 0 ................ pers. (2)

dimana : x = A sin t + B cos t


= A cos t B w sin t = -A sin t B cos t

Maka : m + kx = 0 m (-A sin t B cos t) + kx = 0 m (-) (A sin t + B cos t) + kx = 0 x -m x + kx = 0 (-m + k ) x = 0 Getaran terjadi, jika x#0. Oleh karena itu (k-m) = 0 dan akibatnya -m + k = 0 k = m =

(rad/det)

2. Getaran Paksa Getaran paksa adalah getaran yang terjadi karena rangsangan gaya luar, jika rangsangan tersebut berosilasi maka sistem dipaksa untuk bergetar pada frekuensi rangsangan. Jika frekuensi rangsangan sama dengan salah satu frekuensi natural sistem, maka akan didapat keadaan resonansi dan osilasi besar yang berbahaya mungkin terjadi. Kerusakan pada struktur besar seperti jembatan, gedung ataupun sayap pesawat terbang, merupakan kejadian menakutkan yang disebabkan oleh resonansi. Jadi perhitungan frekuensi natural merupakan hal yang utama.

Gambar 2. 3 Getaran Paksa dengan Peredam

Prinsip DAlembert Sebuah alternatif pendekatan untuk mendapatkan persamaan adalah

penggunaan Prinsip DAlembert yang menyatakan bahwa sebuah sistem dapat dibuat dalam keadaan keseimbangan dinamis dengan menambahkan sebuah gaya fiktif pada gaya-gaya luar yang biasanya dikenal sebagai gaya inersia. Gerak Harmonik

Gambar 2. 4 Rekaman Gerak Harmonik

Gerak osilasi dapat berulang secara teratur atau dapat juga tidak teratur, jika gerak itu berulang dalam selang waktu yang sama maka gerak itu disebut gerak periodik. Waktu pengulangan tersebut disebut perioda osilasi dan kebalikannya disebut frekuensi. Jika gerak dinyatakan dalam fungsi waktu x (t), maka setiap gerak periodik harus memenuhi hubungan (t) = x (t + ).

Bentuk gerak periodik yang paling sederhana adalah gerak harmonis, kondisi ini dapat di peragakan dengan sebuah massa yang digantungkan pada sebuah pegas ringan. Jika massa tersebut dipindahkan dari posisi diamnya dan dilepaskan, maka massa tersebut akan berisolasi naik turun dengan persamaan: x = Asin 2 Dengan A adalah amplitudo osilasi diukur dari posisi setimbang massa dan adalah perioda. Gerak diulang pada t = . Gerak harmonis sering dinyatakan sebagai proyeksi suatu titik yang bergerak melingkar dengan kecepatan tetap kepada suatu garis lurus. Dengan kecepatan sudut garis op sebesar w, perpindahan simpangan x dapat dituliskan sebagai: x = Asin n t .... pers (1) Besaran co biasanya diukur dalam radian perdetik dan disebut frekuensi lingkaran, karena gerak berulang dalam 2 radian, maka didapat hubungan: = Dengan = 2f

dan f adalah perioda dan frekuensi gerak harmonis, berturut-turut

biasanya diukur dalam detik dan siklus perdetik. Kecepatan dan percepatan gerak harmonik dapat diperoleh secara mudah dengan diferensiasi pers (1) dengan menggunakan notasi titik untuk turunan, maka didapat:

Dengan demikian, kecepatan dan percepatan juga harmonis dengan frekuensi osilasi yang sama, tetapi mendahului simpangan berturut-turut dengan /2 dan radian. Peninjauan dari persamaan di atas menunjukkan bahwa: x = - x Sehingga dalam gerak harmonik, percepatan adalah sebanding dengan simpangan dan arahnya menuju titik asal. Karena Hukum Newton kedua untuk gerak menyatakan bahwa percepatan sebanding dengan gaya, maka gerak harmonik dapat diharapkan pada sistem dengan pegas linier dengan gaya bervariasi sebagai kx.

Getaran Bebas Teredam Karena Kekentalan Bila peredaman diperhitungkan, berarti gaya peredam juga berlaku pada

massa selain gaya yang disebabkan oleh peregangan pegas. Bila bergerak dalam fluida benda akan mendapatkan peredaman karena kekentalan fluida. Gaya akibat kekentalan ini sebanding dengan kecepatan benda. Konstanta akibat kekentalan (viskositas) c ini dinamakan koefisien peredam, dengan satuan N s/m (SI).

Gambar 2. 5 Model Massa - Pegas Sederhana dengan Peredam c

Dengan menjumlahkan semua gaya yang berlaku pada benda kita mendapatkan persamaan:

Solusi persamaan ini tergantung pada besarnya redaman. Bila redaman cukup kecil, sistem masih akan bergetar, namun pada akhirnya akan berhenti. Keadaan ini disebut kurang redam, dan merupakan kasus yang paling mendapatkan perhatian dalam analisis vibrasi. Bila peredaman diperbesar sehingga mencapai titik saat sistem tidak lagi berosilasi, kita mencapai titik redaman kritis. Bila peredaman ditambahkan melewati titik kritis ini sistem disebut dalam keadaan lewat redam. Nilai koefisien redaman yang diperlukan untuk mencapai titik redaman kritis pada model massa-pegas peredam adalah:

Untuk mengkarakterisasi jumlah peredaman dalam sistem digunakan nisbah yang dinamakan nisbah redaman. Nisbah ini adalah perbandingan antara peredaman

10

sebenarnya terhadap jumlah peredaman yang diperlukan untuk mencapai titik redaman kritis. Rumus untuk nisbah redaman ( ) adalah:

Sebagai contoh struktur logam akan memiliki nisbah redaman lebih kecil dari 0,05, sedangkan suspensi otomotif akan berada pada selang 0,2-0,3. Solusi sistem kurang redam pada model massa-pegas-peredam adalah:

Nilai X (amplitudo awal) dan

(ingsutan fase), ditentukan oleh panjang regangan

pegas. Dari solusi tersebut perlu diperhatikan dua hal: a) Faktor eksponensial Faktor eksponensial menentukan seberapa cepat sistem teredam: semakin besar nisbah redaman, semakin cepat sistem teredam ke titik nol. b) Fungsi kosinus Fungsi kosinus melambangkan osilasi sistem, namun frekuensi osilasi berbeda daripada kasus tidak teredam. Frekuensi dalam hal ini disebut "frekuensi alamiah teredam" (fd) dan terhubung dengan frekuensi alamiah takredam lewat rumus berikut:

Frekuensi alamiah teredam lebih kecil dari pada frekuensi alamiah tak teredam, namun untuk banyak kasus praktis nisbah redaman relatif kecil dan karenanya perbedaan tersebut dapat diabaikan. Karena itu deskripsi teredam dan tak teredam kerap kali tidak disebutkan ketika menyatakan frekuensi alamiah. Pengurangan Logaritmik

Suatu cara mudah untuk menentukan jumlah redaman yang ada dalam suatu sistem adalah dengan mengukur laju peluruhan osilasi bebas.makin besar redamannya, makin besar pula laju peluruhannya (kemundurannya). Di sini diperkenalkan istilah pengurangan logaritmik (logarithmic decrement) yang didefinisikan sebagai logaritma natural dari rasio dua amplitudo berurutan. Jadi rumus pengurangan logaritmik adalah:

11

( (

) ) ( )

( (
( )

) ( ) )

Pegas dipasang Seri atau Paralel Pemasangan konstanta pegas ekivalen dari suatu sistem dapat dilakukan

melalui dua cara yaitu paralel dan seri.

Gambar 2. 6 Kombinasi Pegas: (a) Pegas Paralel (b) Pegas Seri

Untuk dua pegas paralel, gaya P yang diperlukan untuk membuat perpindahan pada satu sistem adalah sebesar perkalian antara perpindahan dengan jumlah kedua konstanta pegas tersebut, sehingga besar kekakuan pegas total adalah :

12

Atau secara umum, dapat dirumuskan sebagai berikut :

Dimana : n adalah jumah pegas yang dipasang paralel. Sedangkan, untuk dua pegas terpasang seri, gaya P menghasilkan perpindahan total y dari ujung bebas pada susunan pegas sebesar :

Akibatnya, gaya yang diperlukan untuk satu unit perpindahan (konstanta pegas ekivalen) diberikan oleh:

Dengan mensubtitusikan y , maka didapatkan nilai kebalikan dari konstanta pegas:

Secara umum, konstanta pegas ekivalen yang terpasang seri

Dimana: n adalah jumlah pegas terpasang seri.

Alat Pengukur Getaran Dalam pengambilan data suatu getaran agar informasi mengenai data

getaran tersebut mempunyai arti, maka kita harus mengenal dengan baik alat yang akan kita gunakan. Ada beberapa alat standard yang biasanya digunakan dalam suatu pengukuran getaran antara lain: a) Vibration Meter Vibration meter biasanya bentuknya kecil dan ringan sehingga mudah dibawa dan dioperasikan dengan battery serta dapat mengambil data getaran

13

pada suatu mesin dengan cepat. Pada umumnya terdiri dari sebuah probe, kabel dan meter untuk menampilkan harga getaran. Alat ini juga dilengkapi dengan switch selector untuk memilih parameter getaran yang akan diukur.Vibration meter ini hanya membaca harga overall (besarnya level getaran) tanpa memberikan informasi mengenai frekuensi dari getaran tersebut. Pemakaian alat ini cukup mudah sehingga tidak diperlukan seorang operator yang harus ahli dalam bidang getaran. Pada umumnya alat ini digunakan untuk memonitor trend getaran dari suatu mesin. Jika trend getaran suatu mesin menunjukkan kenaikan melebihi level getaran yang diperbolehkan, maka akan dilakukan analisa lebih lanjut dengan menggunakan alat yang lebih lengkap. b) Vibration Analyzer Alat ini mempunyai kemampuan untuk mengukur amplitude dan frekuensi getaran yang akan dianalisa. Karena biasanya sebuah mesin mempunyai lebih dari satu frekuensi getaran yang ditimbulkan, frekuensi getaran yang timbul tersebut akan sesuai dengan kerusakan yang terjadi pada mesin tersebut. Alat ini biasanya dilengkapi dengan meter untuk membaca amplitudo getaran yang biasanya juga menyediakan beberapa pilihan skala. Alat ini juga memberikan informasi mengenai datas pektrum dari getaran yang terjadi, yaitu data amplitudo terhadap frekuensinya, data ini sangat berguna untuk analisa kerusakan suatu mesin. Dalam pengoperasiannya vibration analyzer ini membutuhkan seorang operator yang sedikit mengerti mengenai analisa vibrasi. c) Shock Pulse Meter Shock pulse meter adalah alat yang khusus untuk memonitoring kondisi antifriction bearing yang biasanya sulit dideteksi dengan metode analisa getaran yang konvensional. Prinsip kerja dari shock pulse meter ini adalah mengukur gelombang kejut akibat terjadi gaya impact pada suatu benda, intensitas gelombang kejut itulah yang mengindikasikan besarnya kerusakan dari bearing tersebut. Pada sistem SPM ini biasanya memakai tranduser piezo-electric yang telah dibuat sedemikian rupa sehingga

14

mempunyai frekuensi resonansi sekitar 32 KHz. Dengan menggunakan probe tersebut maka SPM ini dapat mengurangi pengaruh getaran terhadap pengukuran besarnya impact yang terjadi. Pemilihan titik ukur pada rumah bearing adalah sangat penting karena gelombang kejut ditransmisikan dari bearing ke tranduser melalui dinding dari rumah bearing, sehingga sinyal tersebut bisa berkurang karena terjadi pelemahan pada saat perjalanan sinyal tersebut. Beberapa prinsip yang secara umum bisa dipakai sebagi acuan dalam menentukan titik ukur adalah: Jejak sinyal antara bearing dengan probe harus sedekat mungkin Probe harus ditempatkan sedekat mungkin terhadap daerah bebandari bearing Lintasan sinyal harus terdiri dari satu sistem mekanis antara bearing dengan rumah bearing. Sebagai contoh, apabila pada rumah bearing digunakan cover sebagai sistem mekanis kedua, maka titik ukur tidak boleh diambil pada posisi ini. d) Osciloskop Osciloskop adalah salah satu peralatan yang berguna

untuk melengkapi data getaran yang akan dianalisa. Sebuah osciloskop dapat memberikan sebuah informasi mengenai bentuk gelombang dari getaran suatu mesin. Beberapa kerusakan mesin dapat di identifikasi dengan melihat bentuk gelombang getaran yang dihasilkan sebagai contoh, kerusakan akibat unbalance atau misalignment akan menghasilkan bentuk gelombang yang spesifik, begitu juga apabila terjadi kelonggaran mekanis (mechanical looseness), oil whirl atau kerusakan pada antifriction bearing dapat menghasilkan gelombang dengan bentuk-bentuk tertentu. Osiloskop juga dapat memberikan informasi tambahan yaitu: untuk mengevaluasi data yang diperoleh dari tranduser non-contact (proximitor). Data ini dapat memberikan informasi pada kita mengenai posisi dan getaran shaft relatif terhadap rumah bearing, ini biasanya digunakan pada mesinmesin yang besar dan menggunakan sleeve bearing (bantalan luncur). Disamping itu dengan menggunakan dual osciloscop (yang memberikan

15

fasilitas pembacaan vertikal maupun horizontal), dan minimal dua tranduser non-contact pada posisi vertikaldan horizontal maka kita dapat menganalisa kerusakan suatu mesin ditinjau dari bentuk orbitnya.

Pemilihan dari tipe instrumen-instrumen tersebut bergantung pada kemampuan dari instrumen itu terhadap tujuan kita melakukan pengukuran dan persyaratan personal yang menggunakannya.

2.2 Aplikasi Aplikasi dari getaran pada bidang konstruksi, yaitu: Alat pemecah beton Pemanfaatan pada mesin pengebor aspal jalan dengan getaran terjadi secara kontinyu Dimanfaatkan pada instrumen musik Untuk dipakai pada jembatan diperkirakan terjadi resonansi yang besar Shock breaker pada kendaraan seperti mobil dan motor Digunakan dalam pile driving, vibratory testing of materials Digunakan untuk menaikan efisiensi dari proses permesinan seperti casting dan forging.

16

BAB III METODOLOGI

3.1 Peralatan Alat dan bahan yang digunakan dalam pratikum ini adalah : 1. Pegas Pegas digunakan untuk memberi variasi nilai konstanta dari getaran yang akan diamati nanti dan dengan nilai kekakuan k = 1769,99 N/m.

Gambar 3. 1 Pegas

2. Massa Massa digunakan untuk memberi gaya yang akan menyebabkan getaran nantinya. Massa yang digunakan sebesar 0,34 kg.

Gambar 3. 2 Massa

3. Pulpen Pulpen digunakan sebagai alat pencatat grafik getaran yang akan dicari.

Gambar 3. 3 Pulpen

17

4. Stopwatch Stop Watch digunakan untuk mengukur waktu yang dibutuhkan getaran sampai getarannya hilang (diam).

Gambar 3. 4 Stopwatch

5. Kertas Kertas digunakan sebagai media untuk mencatat grafik nantinya.

Gambar 3. 5 Kertas Pencatat

6. Oli Oli digunakan sebagai peredam dalam praktikum ini.

Gambar 3. 6 Oli

7. Gunting Kertas Gunting kertas digunakan untuk menggunting gulungan kertas.

Gambar 3. 7 Gunting Kertas

18

3.2 Prosedur Praktikum Adapun prosedur pratikum pada getaran bebas satu derajat kebebasan adalah: 1. Alat pengujian getaran bebas disiapkan dengan menyusun alat seperti gambar, tanpa redaman.

Gambar 3. 8 Alat Uji Getaran Bebas

2. Beban yang digunakan sebesar 0,34 kg dan menggunakan pegas dengan k = 1769,99 N/m 3. Pasang pegas 4. Pasang kertas pencatat pada alat pengujian getaran bebas 5. Pulpen pencatat dikontakkan pada kertas pencatat 6. Jalankan drum pembawa kertas dengan menghidupkan adaptor, dengan menekan tombol power dengan tegangan 2V

Gambar 3. 9 Adaptor

untuk panjang waktu tertentu catat waktu yang diperlukan, sehingga diperoleh kecepatan gerak lurus dari kertas pencatat grafik tersebut 7. Beri simpangan pada massa dengan cara menarik kebawah massa tersebut 8. Setelah diperoleh panjang secukupnya, hentikan drum pembawa kertas

19

9. Tambahkan pegas dari satu ke dua lalu ke tiga dengan massa yang sama 10. Catat hasil pengujian 11. Ulangi langkah 1 sampai dengan 9 diatas 12. Pasang peredam pada tempat yang telah di tentukan dengan cairan oli 13. Catat hasil pengujian 14. Analisis dan simpulkan hasil dari praktikum.

3.3 Asumsi-asumsi Massa batang pada alat uji diabaikan Massa pegas pada alat uji diabaikan Gunakan yang terjadi pada batang tetap dan batang luncur alat uji diabaikan Kecepatan penggerak kertas dianggap konstan.

20

BAB IV DATA DAN PEMBAHASAN

4.1 Data Praktikum 4.1.1 Pengujian Getaran Tanpa Redaman Pengujian getaran tanpa redaman ini menggunakan massa sebesar 0,34 kg dan hasil grafiknya adalah: Menggunakan 1 pegas Waktu (t) = 1,45 detik.

Gambar 4. 1 Grafik pengujian getaran tanpa redaman dengan 1 pegas

Menggunakan 2 pegas Waktu (t) = 1,68 detik.

Gambar 4. 2 Grafik pengujian getaran tanpa redaman dengan 2 pegas

Menggunakan 3 pegas Waktu (t) = 2,73 detik.

21

Gambar 4. 3 Grafik pengujian getaran tanpa redaman dengan 3 pegas

4.1.2 Pengujian Getaran dengan Redaman Pengujian getaran dengan redaman ini menggunakan massa sebesar 0,34 kg dan hasil grafiknya adalah: Menggunakan 1 pegas Waktu (t) = 1,102 detik.

Gambar 4. 4 Grafik pengujian getaran dengan redaman menggunakan 1 pegas

Menggunakan 2 pegas Waktu (t) = 1,54 detik.

22

Gambar 4. 5 Grafik pengujian getaran dengan redaman menggunakan 2 pegas

Menggunakan 3 pegas Waktu (t) = 1,39 detik.

Gambar 4. 6 Grafik pengujian getaran dengan redaman menggunakan 3 pegas

4.2 Perhitungan 4.2.1 Perhitungan frekuensi pribadi getaran bebas tanpa redaman 1. Menggunakan 1 pegas Diketahui: k = 1769,99 N/m t = 1,45 s = 0,0925 m m = 0,34 kg

23

Pencarian: Frekuensi pribadi (Pengujian) n = 72,15 rad/s n = 2f f = f = f = 11,49 Hz Kecepatan v = A = ( )

Frekuensi pribadi (Teoritis) f = f = f = 4,33 Hz.

2. Menggunakan 2 pegas Diketahui: k = 1769,99 N/m t = 1,68 s = 0,094 m m = 0,34 kg Pencarian: kev = k1 + k2 = 1769,99 N/m + 1769,99 N/m = 3539,98 N/m

24

Frekuensi pribadi (Pengujian) n = 102,04 rad/s n = 2f f = f = f = 16,24 Hz Kecepatan v = A = ( )

Frekuensi pribadi (Teoritis) f = f = f = 3,74 Hz

3. Menggunakan 3 pegas Diketahui: k = 1769,99 N/m t = 2,73 s = 0,062 m m = 0,34 kg Pencarian: kev = k1 + k2 + k3 = 1769,99 N/m + 1769,99 N/m + 1769,99 N/m = 5309,97 N/m

25

Frekuensi pribadi (Pengujian) n = 124,97 rad/s n = 2f f = f = f = 19,89 Hz Kecepatan v = A = ( )

Frekuensi pribadi (Teoritis) f = f = f = 2,3 Hz

Tabel 4. 1 Data hasil perhitungan praktikum getaran tanpa redaman

Jumlah Pegas 1 2 3

Kekakuan (N/m) 1769.99 3539.98 5309.97

Frek. Pribadi (teori) 11.49

Panjang Gelombang (m)


0,0925 0,094

Kecepatan (m/s)

Frek. Pribadi (Pengujian) (Hz)


4,33 3,74 2,3

19,89

26

4.2.2 Perhitungan frekuensi pribadi getaran bebas dengan redaman 1. Menggunakan 1 pegas Diketahui: k t = 1769,99 N/m = 1,102 s

= 0,102 m m = 0,34 kg X1 = 0,02 m X2 = 0,017 m Pencarian: Frekuensi pribadi dengan redaman n = 72,15 rad/s n = 2f f = = = 11,48 Hz Pengurangan logaritma = ln = ln Rasio redaman = = = 0,0259 Koefisien redaman c = ccr = 2 =2 x 0,0259 x

27

= 1,271 N s/m Frekuensi Pribadi teredam (Pengujian) D = n 2 (0,0259)2

= 72,15 rad/s = 72,13 rad/s

2. Menggunakan 2 pegas Diketahui: k t = 1769,99 N/m = 1,54 s

= 0,11 m m = 0,34 kg X1 = 0,015 m X2 = 0,011 m Pencarian: kev = k1 + k2 = 1769,99 N/m + 1769,99 N/m = 3539,98 N/m Frekuensi pribadi dengan redaman n = 102,04 rad/s n = 2f f = = = 16,24 Hz Pengurangan logaritma = ln = ln

28

Rasio redaman = = = 0,0494 Koefisien redaman c = ccr = 2 =2 x 0,0494 x = 3,43 N s/m Frekuensi Pribadi teredam (Pengujian) D = n 2 (0,0494)2

= 102,04 rad/s = 101,92 rad/s

3. Menggunakan 3 pegas Diketahui: k t = 1769,99 N/m = 1,39 s

= 0,023 m m = 0,34 kg X1 = 0,011 m X2 = 0,009 m Pencarian: kev = k1 + k2 + k3 = 1769,99 N/m + 1769,99 N/m + 1769,99 N/m = 5309,97 N/m Frekuensi pribadi dengan redaman n = 124,97 rad/s

29

n = 2f f = = = 19,89 Hz Pengurangan logaritma = ln = ln Rasio redaman = = = 0,032 Koefisien redaman c = ccr = 2 =2 x 0,032 x = 2,72 N s/m Frekuensi Pribadi teredam (Pengujian) D = n 2 (0,032)2

= 124,97 rad/s = 124,91 rad/s

Tabel 4. 2 Data hasil perhitungan praktikum getaran dengan redaman

Jumlah pegas 1 2 3

Kekakuan (N/m) 1769.99 3539.98 5309.97

X1 (m) 0.02
0,015

X2 (m)
0,017

Zeta
0,0259 0,0494 0,032

Redaman (c)
1,271 3,43 2,72

Frek. Pengujian (Hz)


72,13 101,92 124,91

0.011
0,009

0.011

30

4.3 Pembahasan Pada pratikum pertama, yaitu saat percobaan tanpa redamam terdapat perbedaan nilai frekuensi pribadi antara teoritis dengan hasil pengujian. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor. Adapun kemungkinan faktor itu disebabkan, antara lain: Faktor yang pertama berasal dari penguji itu sendiri, bisa jadi penguji melakukan kesalahan dalam pengukuran dan pengujian yang menyebabkan datanya berbeda. Faktor kedua yaitu kurang kalibrasiya alat ukur yang kami gunakan. Alat ukur ini sangat menentukan hasil yang didapat, sehingga terjadi perbedaan antara teoritis dengan pengujian. Dalam percobaan pertama ini juga diberikan perbedaan jumlah pegas dan massa yang digunakan. Saat penggulung kertas bekerja, ada terjadi kesalahan seperti: kertas penggulung tersangkut pada dinding grafik, kertas penggulung tidak dapat berputar lagi karena melebihi kapasitas dan juga saat melakukan peregangan pegas. Dari hasil perhitungan yang dilakukan, terlihat bahwa nilai frekuensi pribadi sangat berpengaruh dari jumlah pegas (konstantanya) dan juga massa benda. Dari perhitungan terlihat bahwa frekuensi pribadi berbanding lurus dengan jumlah pegasnya (konstanta) tetapi berbanding terbalik dengan massa bendanya. Pada percobaan yang kedua, yaitu saat percobaan dengan redaman, nilai Zeta ( ) juga berpengaruh terhadap jumlah pegas (konstanta) dan massa benda. Zeta ( ) berbanding lurus dengan jumlah pegas maupun massa bendanya. Dilihat dari hasil pembacaan getaran yang digambarkan oleh gelombang, semakin banyak pegas yang digunakan untuk menahan beban, maka jumlah gelombang yang dihasilkan semakin banyak, namun lamda akan semakin kecil. Ini berlaku untuk getaran yang menggunakan peredam ataupun yang tidak menggunakan peredam. Jika lamda semakin kecil, maka simpangan (amplitudo akan semakin besar). Semakin banyak gelombang yang dihasilkan, maka waktu yang dibutuhkan semakin sedikit dan frekuensinya juga akan semakin kecil nilanya.

31

BAB V KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan Dari hasil praktikum yang telah dilakukan, maka dapat diambil beberapa kesimpulan, yaitu : 1. Semua sistem yang memiliki massa dan elastisitas dapat mengalami getaran bebas atau getaran yang terjadi tanpa rangsangan dari luar. 2. Getaran yang terjadi pada suatu sistem dapat diperkecil atau diatasi dengan menambahkan sebuah redaman sehingga dapat mengurangi amplitudo terhadap rentan waktu. Seperti halnya dalam suspensi sebuah kendaraan. 3. Nilai frekuensi pribadi berbanding lurus dengan kekakuan pegasnya. Semakin besar harga kekakuan pegas maka semakin besar pula nilai frekuensi pribadinya. 4. Nilai zeta ( ) berbanding lurus dengan kekakuan pegas maupun dengan massa yang digunakan. 5. Dapat diketahui bahwa untuk getaran bebas dengan redaman nilai X1 (amplitudo 1) akan selalu lebih besar daripada nilai X2 (amplitudo 2) sebagai akibat dari adanya peredam. 6. Nilai frekuensi pribadi berbanding terbalik dengan nilai massa yang digunakan. Semakin berat massanya maka harga frekuensi pribadi akan semakin kecil.

5.2 Saran Adapun saran yang bisa disampaikan praktikan antara lain adalah: 1. Dalam pengujian getaran sebaiknya lebih diperhatikan lagi antara waktu pelepasan massa yang ditarik dengan menjalankan kertas harus serentak sehingga diperoleh hasil yang bagus. 2. Alat pengujian sebaiknya dirancang ulang kembali karena masih terdapat kekurangan, seperti tepat penggulungan kertas yang terlalu kecil dan

32

gesekan antara alur pembawa massa dengan rumahnya agar dapat diperkecil sehingga memaksimalkan percobaan. 3. Untuk mendapatkan grafik hasil pengujian yang baik, sebaiknya gunakan kertas yang mempunyai tekstur yang kasar dan tidak berminyak pada saat pengujian.Pastikan pena pencatat tidak macet. 4. Alat ukur getaran sebaiknya dikalibrasi, sehingga hasil pengukuran yang didapat valid.

33

DAFTAR PUSTAKA William T. Thomson.1998. Theori Of Vibration With Application Practice. Hall Int: London Chan, Yefri. Getaran Bebas. 29 September 2013.

http://yefrichan.wordpress.com/2010/10/13/getaran-bebas.html Salam, Aswin. Getaran dan Aplikasinya. 29 September 2013. http://aswinsalam.blogspot.com/2011/05/17/getaran-dan-aplikasinya.html Wikipedia. Chan, Yefri. Getaran. Getaran 29 Mekanik. September 30 September 2013. 2013.

http://id.wikipedia.org//wiki//getaran.html

http://yefrichan.files.wordpress.com//2010/05/diktat-getaran-mekanik1.pdf Team Asisten LKM .2004. Panduan Pratikum Fenomena dasar Mesin Bid. Konstruksi Mesin Dan Perancangan. Jurusan Teknik Mesin FTUNRI : Pekanbaru.

You might also like