You are on page 1of 11

SKENARIO ROLEPLAY

TEORI FILOSOFI KEPERAWATAN PATRICIA BENNER


FROM NOVICE TO EXPERT: EXELLENCE AND POWER
IN CLINICAL NURSING PRACTICE

(Disusun sebagai Tugas pada Mata Kuliah Sains Keperawatan)

Oleh :

Kelompok Kenanga (IV)

Atun Raudotul M.
Diyan Yuli Wijayanti
Ernawati
Jumaini
Ratnasari
Wastu Adi M.

PROGRAM MAGISTER ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS INDONESIA
2008
FROM NOVICE TO EXPERT:
EXELLENCE AND POWER IN CLINICAL NURSING PRACTICE
“PATRICIA BENNER”

A. TINJAUAN KONSEP

Teori “From Novice To Expert” yang dikembangkan oleh Patricia Benner


diadaptasi dari “Model Dreyfus” yang dikemukakan oleh Hubert Dreyfus dan Stuart
Dreyfus. Teori From Novice to Expert menjelaskan 5 tingkat/tahap akuisisi peran dan
perkembangan profesi meliputi: (1) Novice, (2) Advance Beginner, (3) competent, (4)
proficient, dan (5) expert.
Penjelasan dari ke lima tingkatan tersebut adalah sebagai berikut:

1. Novice
Tingkat Novice pada akuisisi peran pada Dreyfus Model, adalah seseorang
tanpa latar belakang pengalaman pada situasinya. Perintah yang jelas dan atribut
yang obyektif harus diberikan untuk memandu penampilannya. Di sini sulit untuk
melihat situasi yang relevan dan irrelevan. Secara umum level ini diaplikasikan
untuk mahasiswa keperawatan, tetapi Benner bisa mengklasifikasikan perawat pada
level yang lebih tinggi ke novice jika ditempatkan pada area atau situasi yang tidak
familiar dengannya.

2. Advance Beginner
Advance Beginner dalam Model Dreyfus adalah ketika seseorang
menunjukkan penampilan mengatasi masalah yang dapat diterima pada situasi nyata.
Advance beginner mempunyai pengalaman yang cukup untuk memegang suatu
situasi. Kecuali atribut dan ciri-ciri, aspek tidak dapat dilihat secara lengkap karena
membutuhkan pengalaman yang didasarkan pada pengakuan dalam konteks situasi.
Fungsi perawat pada situasi ini dipandu dengan aturan dan orientasi pada
penyelesaian tugas. Mereka akan kesulitan memegang pasien tertentu pada situasi
yang memerlukan perspektif lebih luas.
Situasi klinis ditunjukkan oleh perawat pada level advance beginner sebagai
ujian terhadap kemampuannya dan permintaan terhadap situasi pada pasien yang
membutuhkan dan responnya. Advance beginner mempunyai responsibilitas yang
lebih besar untuk melakukan manajemen asuhan pada pasien, sebelumnya mereka
mempunyai lebih banyak pengalaman. Benner menempatkan perawat yang baru
lulus pada tahap ini.

3. Competent
Menyelesaikan pembelajaran dari situasi praktik aktual dengan mengikuti
kegiatan yang lain, advance beginner akan menjadi competent. Tahap competent dari
model Dreyfus ditandai dengan kemampuan mempertimbangkan dan membuat
perencanaan yang diperlkan untuk suatu situasi dan sudah dapat dilepaskan.
Konsisten, kemampuan memprediksi, dan manajemen waktu adalah
penampilan pada tahap competent. Perawat competent dapat menunjukkan
reponsibilitas yang lebih pada respon pasien, lebih realistik dan dapat menampilkan
kemampuan kritis pada dirinya.
Tingkat competent adalah tingkatan yang penting dalam pembelajaran klinis,
karena pengajar harus mengembangkan pola terhadap elemen atau situasi yang
memerlukan perhatian yang dapat diabaikan. Competent harus mengetahui alasan
dalam pembuatan perencanaan dan prosedur pada situasi klinis. Untuk dapat menjadi
proficient, competent harus diizinkan untuk memandu respon terhadap situasi.
Point pembelajaran yang penting dari belajar mengajar aktif pada tingkatan
competent adalah untuk melatih perawat membuat transisi dari competent ke
proficient.
4. Proficient
Perawat pada tahap ini menunjukkan kemampuan baru untuk melihat
perubahan yang relevan pada situasi, meliputi pengakuan dan mengimplementasikan
respon keterampilan dari situasi yang dikembangkan. Mereka akan
mendemonstrasikan peningkatan percaya diri pada pengetahuan dan
keterampilannya. Pada tingkatan ini mereka banyak terlibat dengan keluarga dan
pasien.
5. Expert
Benner menjelaskan pada tingkatan ini perawat expert mempunyai pegangan
intuitiv dari situasi yang terjadi sehingga mampu mengidentifikasi area dari masalah
tanpa kehilangan pertimbangan waktu untuk membuat diagnosa alternatif dan
penyelesaian.
Perubahan kualitatif pada pada expert adalah “mengetahui pasien” yang
berarti mengetahui tipe pola respon dan mengetahui pasien sebagai manusia. Aspek
kunci pada perawat expert adalah:
1. Menunjukkan pegangan klins dan sumber praktis
2. Mewujudkan proses know-how
3. Melihat gambaran yang luas
4. Melihat yang tidak diharapkan
Referensi
Benner P. 1984. From Novice to Expert: Excellence and Power in Nursing Practice.
Menlo Park, Calif: Addison-Wesley.
Elstein AS., Schwarz A. 2002. Clinical Problem Solving and Diagnostic Decision
Making: Selective Review of The Cognitive Literature. BMJ ;324(7339):729 (23
March). (electronic) http://bmj.bmjjournals.com/cgi/content/full/324/7339/729.
diakses 12 Oktober 2008.
Kapborg I. 2003. The Phenomenon Of Caring From The Novice Student Nurse's
Perspective: A Qualitative Content Analysis ? International Nursing Review. Vol. 50
Issue 3 Page 129-192 September. (elektronic). http://www.blackwell-synergy.com.
Diakses 12 Oktober 2008.
Meyer, T. 2005. Academic and Clinical Dissonance in Nursing Education: Are We
Guilty of Failure to Rescue? Nurse Educator 30(2), March/April 2005, p 76–79
(electronic). http://ovid.com diakses 12 Oktober 2008.
Sharoff, L. 2006. The Holistic Nurse's Search for Credibility. Holistic Nursing Practice
20(1), January/February 2006, p 12–19. (electronic). http://ovid.com diakses tanggal
12 Oktober 2008.
Tailor, C. 2002. Assessing Patients' Needs: Does The Same Information Guide Expert
And Novice Nurses? International Nursing Review. Vol. 49 Issue 1 Page 1-64 March.
(elektronic). http://www.blackwell-synergy.com. Diakses 12 Oktober 2008.
Tomey, A.M., Alligood, M.R. (2006). Nursing Theorists and Their Work. Six edition.
Missouri: Mosby Elsevier
SKENARIO ROLE PLAY

PATRICIA BENNER : FROM NOVICE TO EXPERT : EXCELLENCE AND POWER


IN CLINICAL NURSING PRACTICE

PLAYER :

NARATOR : Wastu
NOVICE (Ns Amy) : Ratnasari
ADVANCE BEGINER (Ns Gin) : Diyan Yuli W
COMPETENT (Ns. Compi) : Ratnasari
PROVICIENCE (Ns Profi) : Jumaini
EXPERT (Ns. Ern) : Ernawati
NY. ELLA : Atun Raudotul M

Ny Ela umur 48 tahun G6P5A0, dirawat di ruang post partum RS. Sayang Ibu, dengan
diagnosa Post Partum spontan Hari I dengan pre eklamsi berat. Keluhan pada saat dikaji,
ibu Ela merasa pusing, mata berkunang-kunang. Ibu mengatakan pernah menjalani KB
suntik dan KB pil tetapi tetap hamil. Dari pemeriksaan fisik didapat TD : 180/100 mmHg,
Suhu : 36’70C, RR : 20x/mnt, Nadi : 70x/mnt, Odem pada kaki, ASI lancar, bayi sehat.
Hasil pemeriksaan penunjang didapatkan : protein urin +3, kolesterol 150g/dl.

BABAK I (Novice)

(Setting)
(scene1)
Di salah satu kamar Ruang Perawatan nifas. Ny. Ella sedang berbaring di tempat tidur
sambil. Sekali-kali miring kanan dan kiri untuk membuatnya merasa nyaman.

(Narrator)
Situasi pada babak ini menggambarkan bagaimana seorang perawat dalam level NOVICE
bekerja. Ami adalah seseorang tanpa latar belakang pengalaman pada situasinya, dalam
hal ini diwakili dalam peran sebagai mahasiswa keperawatan. Perintah yang jelas dan
atribut yang obyektif harus diberikan untuk memandu penampilannya. Clinical Instruktur
(CI) adalah orang yang berperan dalam meberikan petunjuk dan perintah tersebut.

(scene2)
Mahasiswa perawat dengan pembimbing klinik (CI) memasuki ruang pasien, CI
memberikan petunjuk cara perawatan pasien.

CI Selamat pagi Bu Ela, apa yang bu Ela rasakan hari ini ? apakah tadi malam
Ibu bias tidur ?
Ny. Ela Tidur sebentar-sebentar suster, kepala saya masih pusing.
CI Ami (mahasiswa perawat) coba kamu ukur tekanan darah Ibu Ela dan ukur
urin outputnya.
Ami Baik Bu. (kemudia Ami mengukur tekanan darah Ibu Ela, mengamati urin
yang ditampung sejak 3 jam sebelumnya. Hasil pengukuran TD 180/100
mmHg, urin output 60 ml dalam waktu 3 jam)

BABAK II (Beginner & Competent)

(scene 3)
(Setting)
Kamar Ny. Ella.

(Narrator)

Babak ini menggambarkan bagaimana perawat dalam level ADVANCE BEGINNER,


dalam hal ini diperankan Ns Beginner. menunjukkan penampilan mengatasi masalah
yang dapat diterima pada situasi nyata. Benner menempatkan perawat yang baru lulus
dalam level ini.... Peristiwa ini terjadi pada hari berikutnya.... Ny. Ella sedang tiduran,
tetapi terlihat lebih lesu dari biasanya, dan tidur dengan memejamkan mata. Ns Beginner
sedang memeriksa catatan medis laporan hari sebelumnya

(Scene 3)
Ns Beginer membaca catatan perkembangan Ibu Ela dengan kondisi TD meningkat
menjadi 190/100 mmHg, Ibu Ela mengeluh pusing yang sangat dan mata berkunang-
kunang.

Ns Beginer (kening berkerut, tampak berfikir) Kok perkembangan Ibu Ela seperti ini
? TD semakin meningkat (190/100 mmHg). Coba Saya cek dulu.
(kemudian Ns. Beginer melakukan pengecekan, dan ternyata benar. Ns.
Beginer melanjutkan melakukan pemeriksaan fisik dan mendapatkan
hasil oedem (+), urin output 30 ml dalam 1 jam dan berwarna pekat.
Ns. Beginer (melaporkan kepada perawat competent). Ns. Compi saya lihat kondisi
Ibu Ela semakin memburuk, TD semakin tinggi, urine output hanya 30 ml
dalam 1 jam, dan mengeluh kepala pusing serta mata berkunang-kunang.
Saya pikir Ibu Ela perlu penanganan lebih lanjut lagi. Menurut saya Ibu
Ela perlu dilakukan pemeriksaan ulang laboratorium protein urine,
observasi secara ketat TD, urine output, dan keadaan umum Ibu Ela
karena berdasarkan teori, nanti berakibat buruk.
Ns. (mendengarkan laporan Ns Beginner dengan mengangguk-angguk,
Competente kemudian meminta catatan medis yang dipegang Ns Beginner.)
Kamu betul Ns Gin. Mari kita cek bersama-sama... (Ns Competent dan
Ns Beginner bersama-sama ke ruangan Ny. Ella.
Ns. Selamat pagi Bu Ella. Rapi sekali hari ini.
Competence
Ny. Ella Selamat Pagi Suster (duduk di tepi tempat tidur. Kemudian memejamkan
matanya... sebentar
Ns. (mengamati tingkah laku Bu Ella) Apa yang dirasakan Bu Ella pagi ini,
Competence sepertinya ada yang mengganggu?
Ny. Ella (mengambil napas dalam, masih sambil memicingkam mata seperti orang
silau) Ini, kepala pusing terus. Kaki ini rasanya tambah besar saja (sambil
menunjuk kaki. Nih pipi juga rasanya mekaar gitu..
Ns He-eh... Baik Bu Ella kita periksa dulu ya. (sambil mengambil tensimeter
Competence dan stetoskop. Ns. Beginner membantu memasangkan mansetnya.
Sementara Ns Competence melakukan pemeriksaan fisik pada kepala dan
selanjutnya melakukan pemeriksaan tekanan darah. Setelah melakukan
pemeriksaan tekanan darah, Ns Competence men-cek kantung urin yang
ada. Setiap hal yang berkaitan dengan peningkatan tekanan darah di
tanyakan pada Ny. Ella dengan penuh perhatian)

(Narrator)
Aktivitas yang dilakukan Ns Competent menunjukkan penguasaanya pada kasus yang
sedang dihadapi. Tahap competent dari model Dreyfus ditandai dengan kemampuan
mempertimbangkan dan membuat perencanaan yang diperlukan untuk suatu situasi dan
sudah dapat dilepaskan. Level ADVANCE BEGINNER akan menjadi COMPETENT
dengan menyelesaikan pembelajaran dari situasi praktik aktual dengan mengikuti
kegiatan yang lain.

Konsisten, kemampuan memprediksi, dan manajemen waktu adalah penampilan pada


tahap competent. Perawat competent dapat menunjukkan reponsibilitas yang lebih pada
respon pasien, lebih realistik dan dapat menampilkan kemampuan kritis pada dirinya.

Situasi berikut ini menggambarkan bahwa Ns Competence berkonsultasi dengan Ns


Proficient sebagai penanggung jawab utama perawatan pasien atau Perawat Primernya.

BABAK III (competent, Proficience dan Expert)

(Narrator)

Perawat pada level PROFICIENT menunjukkan kemampuan baru untuk melihat


perubahan yang relevan pada situasi, meliputi pengakuan dan mengimplementasikan
respon keterampilan dari situasi yang dikembangkan. Mereka akan mendemonstrasikan
peningkatan percaya diri pada pengetahuan dan keterampilannya. Pada tingkatan ini
mereka banyak terlibat dengan keluarga dan pasien.
(Setting)
Nurse Station
(Scene 4)

Ns. Proficient Ns Compi, pemeriksaan urin terakhir Ny. Ella sudah dilakukan?
Ns. Competence 15 menit yang lalu, diperiksa protein urin ulang, tetapi hasilnya
belum ada.
Ns. Profocient Coba kita telfon petugas lab, tanyakan langsung hasilnya. (hasil
pemeriksaan protein masih positip 4). Coba dilihat terapi MgSO4 dan
diuretiknya. (program yang sedang dilakukan MgSO4 1 x 25 ml dan
Lasix 2 x 10 mg).

Kemudian Ns Proficient datang ke ruang rawat Ibu Ela untuk berinteraksi/berdialog


dengan Ibu Ela dan keluarganya.

(Scene 5)
(Setting)
Ruang perawatan Bu Ella

Ns. Proficient Selamat Siang Ibu Ela, Bapak, dan keluarga. Bagaimana yang ibu Ela
rasakan sekarang?
Ibu Ela (lemah, lesu). Saya masih pusing suster dan rasanya sakit saya semakin
berat. Badan saya kok juga masih bengkak-bengkak ya Sus?
Ns. Proficient oh begitu ya? Memang kondisi Ibu Ela masih Sangat lemah, karena
tekanan darahnya masih tinggi, kemudian dari hasil pemeriksaan urin
kandungan proteinnya masih positif 4, air kencing yang keluar juga
masih sedikit ya Bu. (kemudian Ns.Proficient menjelaskan tentang
proses penyakitnya kepada pasien dan keluarganya)..........jelaskan ya....
oh iya ibu Ela, selama ini apakah TD ibu pernah tinggi? Mencapai
berapa? Bagaimana pola makan dalam keluarga ibu/bapak? Apakah
sering/senang mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung
garam? Apakah ada anggota keluarga lain yang mempunyai penyakit
hipertensi? bagaimana aktifitas ibu sehari-hari ? Dll (kaji hal-hal yang
terkait dengan hipertensi)

Ibu Ela ya, bisa mencapai 180/100mmHg, biasa saja tapi saya memang suka
yang asin, untuk keluarga saya tidak tahu tetapi saat saya mengandung
anak yang ke-3 kata bu bidan tekanan darah saya tinggi, setiap hari
saya memasak untuk keluarga, mengasuh anak dan pergi keluar untuk
belanja, selain itu keluar seperlunya saja. Pokoknya hanya mengerjakan
pekerjaan rumah tangga kok sus!

(Narrator)
Perawat dengan kemampuan level PROFICIENT memerlukan pembelajaran terus
menerus dengan berdiskusi dengan koleganya baik yang setingkat maupun konsultasi
dengan level EXPERT.

Scene berikut menggambarkan bagaiman proses belajar seumur hidup itu berjalan.
Perawat level PROFICIENT berdiskusi dengan perawat EXPERT. Perawat Expert dalam
hal ini dapat berperan sebagai penyelia maupun juga sebagai sejawat Perawat Primer atau
bisa juga pembimbing seniornya. Perawat EXPERT dalam hal ini memulai proses
pembelajaran. Perawat EXPERT dalam cerita ini adalah perawat senior dan ruang rawat
ini.

(Scene 6)

(Setting)
Nurse Station
Ns. proficient berdialog dengan Ns. Expert untuk membicarakan kasus ibu Ela

Ns. Expert Ns. Profi, bagaimana perkembangan kondisi ibu Ella?


Ns. Proficient saat ini kondisi ibu Ela masih lemah sesuai dengan hasil pemeriksaan
fisik maupun laboratorium. Saya juga mendapatkan data bahwa ibu Ela
memang memiliki riwayat hipertensi sejak hamil anak ke-3 dan
mempunyai kebiasaan pola makan dalam keluarga mengkonsumsi
makanan yang banyak mengandung garam. Riwayat keluarga tidak
terkaji. Bagaimana menurut Ns. Ern ?
Ns. Expert oh.....begitu. berarti kita perlu menindak lanjuti kasus ibu Ela ini.

Kemudian Ns. Expert mengunjungi ibu Ela dan keluarganya di ruang rawat ibu Ela.

(Scene 7)

Ns. Expert selamat siang ibu dan bapak keluarga ibu Ela. Tadi perawat Ns Profi
sudah banyak bertanya dan menjelaskan tentang kondisi ibu Ela. Saya
harap ibu Ela dan keluarga bisa menerima situasi dan kondisi ini dengan
terbuka, ikhlas, dan lapang dada. Memang saat ini kondisi ibu Ela benar
seperti apa yang sudah dijelaskan oleh perawat teman kami.

Ibu Ela iya suster, saya pasrah. Saya hanya berpikir maíz ada Allah SWT, yang
akan membantu saya.

Suami Ibu saya dan keluarga juga pasrah menyerahkan semua pada yang kuasa.
Ela

Ns. Expert ya..bagus. segala sesuatu memang harus kita serahkan kepada Allah
SWT. Kami disini sebagai tim kesehatan/keperawatan hanya berusaha,
dan yang menentukan Allah SWT. Selanjutnya kira-kira apa yang akan
ibu Ela lakukan terkait dengan masalah yang ibu Ela hadapi sekarang?

Ibu kami tidak tahu suster, sebaiknya bagaimana ya?


Ela/suami

Ns. Expert baiklah...saya akan menjelaskan hal-hal yang sebaiknya ibu Ela dan
keluarga bisa lakukan. Saya akan memberikan gambaran / alternatif yang
dapat ibu Ela dan keluarga lakukan. Saya tidak akan memaksakan pilihan
ibu Ela dan keluarga. Ibu Ela sebaiknya berusaha untuk tidak hamil lagi
dengan berbagai cara. Salah satu caranya adalah ibu Ela atau suami dapat
melakukan KB steril. Perlu dihindari KB hormonal karena akan
mempengaruhi tekanan darah ibu, seperti suntik dan pil. Keluarga juga
sebaiknya merubah pola makan dengan membatasi penggunaan garam
pada masakan. Saya kira itu saja.

Ibu Ela terimakasih akan kami pikirkan lagi.

Ns. Expert dan Ns. Proficient meninggalkan ruangan.....

(narrator)
Demikian tadi cerita yang menggambarkan perkembangan kemampuan perawat dari
tingkat NOVICE – EXPERT yang merupakan teori Patricia Benner. Semoga gambaran
tersebut mewakili pemahaman yang sesuai.

SELESAI

You might also like