You are on page 1of 8

CK.FI-111.

04- 1

Osilasi Harmonik

Osilasi → gerak yang berulang (periodik)


Harmonik → mempunyai bentuk fungsi harmonik.
sinus, cosinus

Benda yang mengalami gaya yang F = −kx i


sebanding dengan posisinya dari m
kesetimbangan (gaya Hooke) akan
bergerak harmonik sederhana.
x

Dari hukum Newton

d 2x d 2x k 
− kx = m → a = = −  x
dt 2 dt 2 m 
d 2x k
+ x = 0 suatu persamaan differensial orde
dt 2 m
dua.

Untuk mendapatkan solusi persamaan differensial tersebut


dapat dicoba bentuk fungsi
Amplitudo dan fasa
awal dapat
x (t ) = A cos(ωt + δ ) ditentukan dari
syarat awal

yang ternyata memenuhi persamaan differensial tersebut,


k
dengan ω =
m

Pada gerak harmonik sederhana, percepatan yang dialami benda


sebanding dengan besar simpangannya
ax = −ω 2x
CK.FI-111.04- 2

dengan ω menyatakan frekuensi sudut gerak osilasi yang dapat


ω 1
dikaitkan dengan frekuensi (dan perioda) osilasi f = =
2π T

Fungsi posisi x untuk suatu gerak harmonik sederhana (misalkan


untuk sistem pegas-massa)

d
x (t ) = A cos(ωt + δ ) dan v (t ) = (x (t ) ) = −ωA sin(ωt + δ )
dt

Perioda dan frekuensi gerak osilasi harmonik sederhana tidak


bergantung pada amplitudo. Untuk sistem pegas-massa perioda
osilasinya adalah
2π k m
ω= = → T = 2π
T m k

Bandul matematis

Merupakan sistem benda titik yang digantung menggunakan tali.

θ T
l
Diagram benda
bebasnya
s
W

Gaya pulih yang bekerja pada benda, jika θ kecil (sedemikian


sehingga sin θ ≈ θ)
d 2s s
F = m 2 = −mg sin θ ≈ −mgθ = −mg
dt l
2
d s  g s
= −  
dt 2 l
CK.FI-111.04- 3

Sehingga perioda gerak harmonik sederhana untuk bandul


matematis
2π g l
ω= = → T = 2π
T l g

Energi total pada ghs

Fungsi posisi x untuk suatu gerak harmonik sederhana

d
x (t ) = A cos(ωt + δ ) dan v (t ) = (x (t )) = −ωA sin(ωt + δ )
dt

Energi total sistem pegas-massa

1 1
E = U + K = kx 2 + mv 2
2 2
1
=
2
(
kA 2 cos2 (ωt + δ ) + mω 2A 2 sin2 (ωt + δ ) )
1
E = kA 2
2
Energi mekanik sistem yang melakukan gerak
osilasi harmonik sederhana sebanding dengan
kuadrat amplitudo geraknya

Untuk bandul sederhana

ds dθ d 2θ θ
s = lθ → v = =l →a =l 2
dt dt dt l

energi kinetiknya
2
1 1  dθ 
K = mv 2 = ml2  
2 2  dt 
CK.FI-111.04- 4

dan energi potensialnya

U = mgh = mgl(1 − cos θ )

Jika θ kecil, maka dapat digunakan Posisi setimbang digunakan


aproksimasi (pendekatan) sebagai acuan nilai potensial

θ 2 
cos θ ≈ 1 −  
2
1
sehingga U = mglθ 2
2

Gerak Harmonik Teredam

Jika benda yang mengalami gerak osilasi harmonik mengalami


gaya lain (gaya redam), maka gerak osilasinya akan teredam
(damped harmonic motion).

Gaya redam tersebut biasanya sebanding dengan kecepatan


benda dan arahnya berlawanan dengan arah gerak benda

dx
Fredam = −bv = −b
dt

Akibat adanya gaya redaman ini persamaan gerak benda menjadi

dx d 2x
− kx − b =m suatu persamaan
dt dt 2
differensial orde dua
CK.FI-111.04- 5

Solusinya adalah (dapat dicoba dengan mensubstitusikan kembali


ke persamaan differensial tersebut)

 b    k b2  
t + δ 
x (t ) = A exp − t  sin −
 2m     m 4m 2  
 

Amplitudo gerak
benda mengalami
redaman

Grafik osilasi yang teredam

Contoh keadaan teredam kritis, tidak sempat terjadi osilasi


CK.FI-111.04- 6

Sistem yang menggunakan fenomena teredam kritis misalkan


pada peredam kejut (shock breaker) pada kendaraan bermotor
atau pada pintu.

Osilasi yang dipaksa (driven harmonic motion)

Jika gerak osilasi mendapat tambahan gaya luar yang periodik,


maka
dx d 2x
− kx − b + Fo sin(ωt ) = m
dt dt 2

Untuk waktu yang lama (keadaan tunak) frekuensi osilasi benda


akan sama dengan frekuensi gaya luar yang diberikan.

Solusi untuk keadaan tunak ini adalah

x (t ) = A cos(ωt − ϕ )

dengan

Fo bω
A= dan tan ϕ =
m 2 (ω o2 − ω 2 )2 + b 2ω 2 m (ω o2 − ω 2 )

ωo adalah frekuensi alami sistem (yaitu frekuensi osilasi tanpa


gaya luar).

Jika frekuensi gaya luar sama dengan frekuensi alami sistem


(ω = ωo), maka akan terjadi resonansi yang ditandai dengan
amplitudo yang maksimum.
CK.FI-111.04- 7

Jika dalam keadaan ini tak ada redaman (b = 0) maka amplitudo


akan besar sekali.

Beberapa contoh

 Sistem pegas-massa dengan pegas yang konstantanya k dan


beban bermassa m. Sistem ini mengalami ghs. Jika pada
saat awal (t = 0) benda berada di x = 0,5xo dengan laju
sebesar −0,5vo, tentukan posisinya saat t sembarang.

Persamaan umum ghs

k k k
x (t ) = A cos( t +δ) → v (t ) = − A sin( t + δ )
m m m

syarat awal memberikan

x (0) = 0,5x o = A cos(δ )


Selesaikan kedua
k persamaan untuk
v (0) = −0,5v o = − A sin(δ ) mendapatkan A dan δ
m

v m 0,5x o
diperoleh δ = arctan o  dan A =
 xo k  cosδ

 Benda bermassa m mengalami gerak harmonik sederhana


dengan amplitudo Ao. Percepatan maksimumnya adalah ax.
Tentukan perioda gerak, laju maksimum dan energi
mekaniknya.
CK.FI-111.04- 8

Bentuk umum persamaan ghs:


x (t ) = A sin(ωt + δ )
v (t ) = ωA cos(ωt + δ )
a (t ) = −ω 2A sin(ωt + δ )
amax Ao
• amax = ω 2Ao → ω = →T = 2π
Ao amax
 a 
• v max = ωAo =  max Ao = Aoamax

 Ao 
k
• ω= → k = mω 2
m
1 1 1 a  1
E = kA 2 = mω 2Ao2 = m  max Ao2 = mamaxAo
2 2 2  Ao  2

Uraian MacLaurin untuk fungsi


sinus dan cosinus

θ3 θ5 θ7
sin θ = θ − + − + ...
3! 5! 7!

θ2 θ4 θ6
cos θ = 1 − + − + ...
2! 4! 6!

You might also like