You are on page 1of 10

1

RANGKAIAN ELEKTRIK
TRANSFORMATOR
PAPER
(Disusun untuk memenuhi syarat kelulusan Mata Rangkaian Elektrik)













Disusun oleh
Nama : Mochammad Ridhwan Y
NIM : 1127070049
Smt/Kls : III/B
Jurusan : Teknik Elektro




FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG
2013


2

ABSTRAK
Transformator adalah suatu peralatan listrik elektromagnetik statis yang memiliki fungsi
untuk memindahkan dan mengubah daya listrik dari suatu rangkaian listrik ke rangkaian
listrik lainnya. Cara kerja dari sebuah transformator adalah sebagai berikut. Ketika Kumparan
primer dihubungkan dengan sumber tegangan bolak-balik, perubahan arus listrik pada
kumparan primer menimbulkan medan magnet yang berubah. Medan magnet yang berubah
diperkuat oleh adanya inti besi dan dihantarkan inti besi ke kumparan sekunder, sehingga
pada ujung-ujung kumparan sekunder akan timbul ggl induksi.
Pada tugas ini akan membahas mengenai transformator dalam cakupan lebihnya seperti
hubungan dengan tegangan, arus . serta efisiensi dan regulasi tegangan pada tranformator




















3

TRANSFORMATOR
DEFINISI
Transformator adalah suatu peralatan listrik elektromagnetik statis yang memiliki
fungsi untuk memindahkan dan mengubah daya listrik dari suatu rangkaian listrik ke
rangkaian listrik lainnya,dengan frekuensi yang sama dan perbandingan transformasi tertentu
melalui suatu gandengan magnet dan bekerja berdasarkan prinsip induksi
elektromagnetis,dimana perbandingan tegangan antara sisi primer dan sisi sekunder
berbanding lurus dengan perbandingan jumlah lilitan dan berbanding terbalik dengan
perbandingan arusnya.

CARA KERJA TRANSFORMATOR
Cara kerja dari sebuah transformator adalah sebagai berikut. Ketika Kumparan primer
dihubungkan dengan sumber tegangan bolak-balik, perubahan arus listrik pada kumparan
primer menimbulkan medan magnet yang berubah. Medan magnet yang berubah diperkuat
oleh adanya inti besi dan dihantarkan inti besi ke kumparan sekunder, sehingga pada ujung-
ujung kumparan sekunder akan timbul ggl induksi. Efek ini dinamakan induktansi timbal-
balik (mutual inductance).

Pada skema transformator di atas, ketika arus listrik dari sumber tegangan yang mengalir
pada kumparan primer berbalik arah (berubah polaritasnya) medan magnet yang dihasilkan
akan berubah arah sehingga arus listrik yang dihasilkan pada kumparan sekunder akan
berubah polaritasnya.

KONSTRUKSI
Konstruksi Transformator Gambar dibawah memperlihatkan bentuk fisik dari
transformator, dimana tegangan masukan (V1) berbentuk sinusioda dihubungan pada
4

gulungan primer (N1). Arus arus masukan (I1) mengakibatkan aliran fluk () pada gulungan
(N1) maupun gulungan (N2). Fluk pada gulungan sekunder (N2) menyebabkan aliran arus
(I2) dan tegangan (V2).

HUBUNGAN HUBUNGAN TEGANGAN
Hubungan tegangan pada trafo pada transformator sangat erat hubungannya dengan trafo itu
sendiri dan hubungan antara tegangan-tegangan nya saling berkaitan membuat trafo itu
bekerja. trafo tegangan adalah trafo satu fasa step-down yang mentransformasi tegangan
tinggi atau tegangan menengah ke suatu tegangan rendah yang layak untuk perlengkapan
indikator, alatukur, relay, dan alat sinkronisasi serta berfungsi untuk merubah tegangan
tinggi menjadi tegangan rendah sehingga dapat diukur dengan Volt meter.. Hal ini dilakukan
atas pertimbangan harga dan bahaya yang dapat ditimbulkan tegangan tinggi. Tegangan
perlengkapan seperti indikator, meter, dan relay dirancang sama dengan tegangan terminal
sekunder trafo tegangan.

ARUS PEMBANGKIT

Beda potensial keluaran dari pembangkit yakni sebesar 11,5 KV. Jika beda potensial yang
hanya sebesar 11,5 KV langsung ditransmisikan, daya yang dihasilkan pembangkit akan
berkurang bahkan hilang di sepanjang jaringan transmisi. Supaya tidak kehilangan daya,
maka voltase pada jaringan transmisi harus jauh lebih besar dari voltase keluaran
pembangkit. Hal ini dapat ditinjau menggunakan 2 persamaan :


Dimana : P adalah daya dalam watt
V adalah beda potensial dalam volt
I adalah kuat arus dalam ampere dan
5

R adalah hambatan dalam ohm

Dari persamaan I = V / R terlihat bahwa nilai V akan berbanding lurus dengan nilai I, dengan
kata lain semakin besar tegangan transmisi, akan semakin besar arus yang mengalir dalam
jaringan transmisi. Dan jika ditinjau dari persamaan P = V . I jika arus dan tegangan semakin
besar, semakin besar pula daya yang dihasilkan (tidak terjadi penurunan daya).

Dengan tegangan yang lebih tinggi akan dihasilkan arus yang lebih rendah, jika arus yang
mengalir rendah maka hanya dibutuhkan konduktor (kabel) yang lebih kecil untuk
mengalirkan arus, kabel yang lebih kecil, relatif lebih murah.

Dengan berbagai pertimbangan di atas, maka tegangan di pembangkit terlebih dahulu
dinaikkan menggunakan transformator (trafo step up). Transformator atau lebih dikenal trafo
merupakan alat untuk merubah tegangan. Untuk menaikkan tegangan digunakan trafo step
up, sedangkan untuk menurunkan tegangan digunakan trafo step down. Tegangan keluaran
pembangkit yang semula sebesar 11,5 KV dinaikkan menggunakan trafo step up secara
bertahap menjadi 500 KV.

HUBUNGAN ARUS
Hubungan arus ada kaitannya dengan kerja trafo itu sendiri. Ketika trafo itu ingin
dihidupkan, hubungan dari arus-arus yang dibutuhkan akan menimbulkan medan magnet
yang dapat menimbulkan arus listrik yang akan menjalankan trafo.
trafo arus digunakan untuk pengukuran arus yang besarnya ratusan amper dari arus
yang mengalir dalam jaringan tegangan tinggi. Disamping untuk penguran arus, trafo arus
jugadigunakan untuk pengukuran daya dan energi, pengukuran jarak jauh dan relay proteksi.
Kumparan primer trafo arus dihubungkan seri dengan jaringan atau peralatan yang akan
diukur arusnya, sedang kumparan sekunder dihubungkan dengan meter atau relay proteksi.
Pada umumnya peralatan ukur dan relay membutuhkan arus 1 atau 5

TRANSFORMATOR DENGAN DUA GULUNGAN (Dua Sisi)
Arus listrik dapat menimbulkan medan magnet dan sebaliknya medan magnet dapat
menimbulkan arus listrik. Jika pada salah satu kumparan pada transformator diberi arus
bolak-balik (AC) maka jumlah garis gaya magnet akan berubah-ubah. Akibatnya pada sisi
6

primer terjadi induksi. Sisi sekunder menerima garis gaya magnet dari sisi primer yang
jumlahnya berubah-ubah pula. Maka di sisi sekunder juga timbul induksi, akibatnya antara
dua ujung kumparan (lilitan) terdapat beda tegangan
Pengertian Lilitan Primer Dan Sekunder adalah definisi dari lilitan pada transformator, baik
itu transformator step-up maupun transformator step-down.
Yang dimaksud lilitan primer adalah lilitan utama pada trafo/ transformator yang terhubung
ke tegangan listrik AC, nilai dari lilitan primer pada semua trafo adalah sama.
Sedangkan pengertian lilitan sekunder adalah kebalikannya, yaitu lilitan yang berfungsi
mengubah tegangan AC 220 volt menjadi tegangan AC yang lebih tinggi ataupun lebih
rendah, tergantung dari jenis trafo itu sendiri, apakah trafo step-up atau trafo step-down.
Demikianlah sekilas mengenai pengertian lilitan primer dan sekunder pada transformator.

MODEL-MODEL UNTUK TRANSFORMATOR PADA KOMUNIKASI

Step-Up
Transformator step-up adalah transformator yang memiliki lilitan sekunder lebih banyak
daripada lilitan primer, sehingga berfungsi sebagai penaik tegangan. Transformator ini biasa
ditemui pada pembangkit tenaga listrik sebagai penaik tegangan yang dihasilkan generator
menjadi tegangan tinggi yang digunakan dalam transmisi jarak jauh.
Step-Down
Transformator step-down memiliki lilitan sekunder lebih sedikit daripada lilitan primer,
sehingga berfungsi sebagai penurun tegangan. Transformator jenis ini sangat mudah ditemui,
terutama dalam adaptor AC-DC.
Autotransformator
Transformator jenis ini hanya terdiri dari satu lilitan yang berlanjut secara listrik, dengan
sadapan tengah. Dalam transformator ini, sebagian lilitan primer juga merupakan lilitan
sekunder. Fasa arus dalam lilitan sekunder selalu berlawanan dengan arus primer, sehingga
untuk tarif daya yang sama lilitan sekunder bisa dibuat dengan kawat yang lebih tipis
dibandingkan transformator biasa. Keuntungan dari autotransformator adalah ukuran fisiknya
yang kecil dan kerugian yang lebih rendah daripada jenis dua lilitan. Tetapi transformator
jenis ini tidak dapat memberikan isolasi secara listrik antara lilitan primer dengan lilitan
sekunder.
7

Selain itu, autotransformator tidak dapat digunakan sebagai penaik tegangan lebih dari
beberapa kali lipat (biasanya tidak lebih dari 1,5 kali).
Autotransformator variabel
Autotransformator variabel sebenarnya adalah autotransformator biasa yang sadapan
tengahnya bisa diubah-ubah, memberikan perbandingan lilitan primer-sekunder yang
berubah-ubah.
Transformator isolasi
Transformator isolasi memiliki lilitan sekunder yang berjumlah sama dengan lilitan primer,
sehingga tegangan sekunder sama dengan tegangan primer. Tetapi pada beberapa desain,
gulungan sekunder dibuat sedikit lebih banyak untuk mengkompensasi kerugian.
Transformator seperti ini berfungsi sebagai isolasi antara dua kalang. Untuk penerapan audio,
transformator jenis ini telah banyak digantikan oleh kopling kapasitor.
Transformator pulsa
Transformator pulsa adalah transformator yang didesain khusus untuk memberikan keluaran
gelombang pulsa. Transformator jenis ini menggunakan material inti yang cepat jenuh
sehingga setelah arus primer mencapai titik tertentu, fluks magnet berhenti berubah. Karena
GGL induksi pada lilitan sekunder hanya terbentuk jika terjadi perubahan fluks magnet,
transformator hanya memberikan keluaran saat inti tidak jenuh, yaitu saat arus pada lilitan
primer berbalik arah.
Transformator tiga fase
Transformator tiga fase sebenarnya adalah tiga transformator yang dihubungkan secara
khusus satu sama lain. Lilitan primer biasanya dihubungkan secara bintang (Y) dan lilitan
sekunder dihubungkan secara delta ( ).
Transformator Satu Fasa
Transformator banyak digunakan dalam teknik elektro. Dalam sistem komunikasi,
transformator digunakan pada rentang frekuensi audio sampai frekuensi radio dan video,
untuk berbagai keperluan. Kita mengenal misalnya input transformers, interstage
transformers, output transformers pada rangkaian radio dan televisi. Transformator juga
dimanfaatkan dalam sistem komunikasi untuk penyesuaian impedansi agar tercapai transfer
daya maksimum. Dalam penyaluran daya listrik banyak digunakan transformator berkapasitas
besar dan juga bertegangan tinggi. Dengan transformator tegangan tinggi ini penyaluran daya
listrik dapat dilakukan dalam jarak jauh dan susut daya pada jaringan dapat ditekan. Di
jaringan distribusi listrik banyak digunakan transformator penurun tegangan, dari tegangan
menengah 20 kV menjadi 380 V untuk distribusi ke rumah-rumah dan kantor-kantor pada
8

tegangan 220 V. Transformator daya tersebut pada umumnya merupakan transformator tiga
fasa. Dalam pembahasan ini kita akan melihat transformator satu fasa lebih dulu. Kita telah
mempelajari transformator ideal pada waktu membahas rangkaian listrik. Berikut ini kita
akan melihat transformator tidak ideal sebagai piranti pemroses daya. Akan tetapi kita hanya
akan membahas hal-hal yang fundamental saja, karena transformator akan dipelajari secara
lebih mendalam pada pelajaran mengenai mesinmesin listrik. Mempelajari perilaku
transformator juga merupakan langkah awal untuk mempelajari konversi energi
elektromekanik. Walaupunkonversi energi elektromekanik membahas konversi energi antara
sistem mekanik dan sistem listrik, sedangkan transformator merupakan piranti konversi
energi listrik ke listrik, akan tetapi kopling antar sistem dalam kedua hal tersebut pada
dasarnya sama yaitu kopling magnetik.

EFISIENSI DAN REGULASI TEGANGAN
Efisiensi Tegangan
Efisiensi transformator didefinisikan sebagai perbandingan antara daya listrik keluaran
dengan daya listrik yang masuk pada transformator. Pada transformator ideal efisiensinya 100
%, tetapi pada kenyataannya efisiensi tranformator selalu kurang dari 100 %.hal ini karena
sebagian energi terbuang menjadi panas atau energi bunyi.Efisiensi transformator dapat
dihitung dengan:

Regulasi Tegangan
Pengaturan tegangan suatu transformator adalah perubahan tegangan sekunder antara beban
nol dan beban penuh pada suatu faktor kerja tertentu, dengan tegangan primer konstan.
penuh beban 2
penuh beban 2 beban pa tan 2
V
V V
Pengaturan


Dengan mengingat model rangkaian yang telah ada (dalam hal ini harga sekunder
ditransformasikan ke harga primer):
9



Dari rangkaian di atas ternyata:
V
2
tanpa beban = V
1
aV
2
beban penuh = harga tegangan nominal (dalam hal ini tegangan nominal primer)

Sehingga :

Pengaturan = V
1
- a V
2(nominal)
a V
2(nominal)





















10

DAFTAR PUSTAKA
- http://elektronika-dasar.web.id/teori-elektronika/definisi-konstruksi-dan-prinsip-kerja-
transformator/ 25 Desember 2013 Pkl : 15.20 WIB
- http://www.sisilain.net/2011/03/pengertian-lilitan-primer-dan-sekunder.html
25 Desember 2013 Pkl : 15.25
- http://rizkymuhammadfauzi.blogspot.com/2012/12/transformator_1.html
25 Desember 2013 Pkl : 15.40 WIB

You might also like