You are on page 1of 7

SISTEM KOMUNIKASI II

Modulasi Kode Pulsa





KELOMPOK 3
Anggota :
Miftahudin
M.Ridhwan Y
Putri Suryandari
Reza Faizal H



TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG
2014


SISTEM KOMUNIKASI 2
Dosen : Mufid Ridlo Effendi
-TEKNIK ELEKTRO UIN SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG-
Materi Presentasi :
Introduction (By : Pa Mufid)
Pulse Code Modulation (Kelompok 1)
TDM, Diferential DCM (Kelompok 2)
Delta Modulation (Kelompok 3)
Matched Filter (Kelompok 4)
Intersymbol Interference (ISI) (Kelompok 5)
Baseband M-ary PAM Transmision (Kelompok 6)
Geometric Respresentasion Of Signal (Kelompok 7)
DMT (ASK,PSK,DPSK) (Kelompok 8)
DMT (QAM,FSK) (Kelompok 9)
DMT (M-ary) Effect Of Noise On Digital Modulation Signal (Kelompok
10)

KELOMPOK 1
Anggota : (...)
Bahan Presentasi : Pulse Code Modulation (PCM)

Modulasi kode pulsa atau Pulse Code Modulation (PCM) adalah teknik mengubah
sinyal analog ke sinyal digital.
PCM (Pulse Code Modulation)
Pada modulasi PCM, sinyal informasi dicuplik dan juga dikuantisasi. Proses ini akan
membuat sinyal menjadi lebih kebal terhadap derau. Setelah proses ini maka dilakukan
proses penyandian (coding) menggunakan kode biner, sehingga terbentuk sinyal PCM.
Sinyal ini dapat direpresentasikan dengan pulsa-pulsa yang menyatakan kode-kode biner
untuk setiap hasil cuplikan.
Sejarah
Dalam sejarah komunikasi listrik, alasan awal untuk sampling sinyal adalah untuk jalin
sampel dari beberapa telegrafi sumber, dan menyampaikan mereka melalui kabel telegraf
tunggal.Telegraph time-division multiplexing (TDM) disampaikan sejak 1853, oleh penemu
Amerika Petani Moses G. . Para insinyur listrik WM Miner, pada tahun 1903, digunakan
sebuah elektro-mekaniskomutator untuk time-division multiplex sinyal telegraf ganda, dan
juga menerapkan teknologi ini untuk telepon. Ia memperoleh pidato dimengerti dari saluran
sampel pada tingkat di atas 3500-4300 Hz, tingkat yang lebih rendah tidak memuaskan. Ini
adalah TDM, tapi pulsa-amplitude modulation (PAM) daripada PCM.
PCM pada 1940-an dan awal 1950-an menggunakan tabung sinar katoda coding
dengan elektroda pelat perforasi yang memiliki encoding. Seperti dalam osiloskop , balok
menyapu horizontal pada tingkat sampel sementara defleksi vertikal dikendalikan oleh sinyal
input analog, menyebabkan balok melewati porsi yang lebih tinggi atau lebih rendah dari
pelat berlubang. Piring dikumpulkan atau melewati balok, menghasilkan variasi saat ini
dalam kode biner, satu bit pada suatu waktu. Daripada biner alami, grid tabung kemudian
Goodall adalah berlubang untuk menghasilkan kesalahan-bebas kode Gray , dan
menghasilkan semua bit secara bersamaan dengan menggunakan sinar penggemar bukannya
pemindaian sinar.
Di Amerika Serikat, National Inventors Hall of Fame telah dihormati Bernard M.
Oliver dan Claude Shannon sebagai penemu PCM, seperti yang dijelaskan dalam 'Sistem
Komunikasi Mempekerjakan Pulse Code Modulation,' US Patent 2.801.281 diajukan pada
tahun 1946 dan 1952, diberikan pada tahun 1956. Paten lain dengan judul yang sama
diajukan oleh John R. Piercepada tahun 1945, dan diterbitkan pada tahun 1948: US Patent
2.437.707 . Ketiganya diterbitkan "The Philosophy of PCM" pada tahun 1948.
PCM digunakan di Jepang oleh Denon pada tahun 1972 untuk menguasai dan produksi
analog piringan hitam , menggunakan 2-inch Quadruplex -format perekam video untuk
perusahaantransportasi , tetapi ini tidak dikembangkan menjadi produk konsumen
Keuntungan : Jarak transmisi bisa ditingkatkan dengan menggunakan regeneratif repeater.
Keterbatasan
Ada potensi sumber gangguan tersirat dalam setiap sistem PCM:
Memilih nilai diskrit yang dekat tapi tidak persis pada tingkat sinyal analog untuk setiap
sampel menyebabkan kesalahan kuantisasi .
Antara sampel tidak ada pengukuran sinyal dibuat, dengan teorema sampling menjamin non-
ambigu representasi dan pemulihan dari sinyal hanya jika ia tidak memiliki energi pada
frekuensi f
s
/ 2 atau lebih tinggi (satu setengah frekuensi sampling, yang dikenal
sebagai frekuensi Nyquist ) , frekuensi yang lebih tinggi pada umumnya tidak akan benar
mewakili atau pulih.
Sebagai sampel tergantung pada waktu, jam akurat diperlukan untuk reproduksi yang
akurat. Jika salah pengkodean atau jam decoding tidak stabil, drift frekuensi secara langsung
akan mempengaruhi kualitas output dari perangkat.

Langkah- Langkah PCM :
1. Sampling
2. Quantization
3. Encoding
SAMPLING
Menganut teorema Nyquist Sebuah sinyal asli dapat direnkonstruksi dengan :
lengkap apabila sinyal tersebut disampling dengan kecepatan minimal dua kali
frekuensi tertinggi dari sinyal tersebut.
KUANTISASI
Ialah membatasi semua nilai sinyal yang mungkin menjadi jumlah yang terbatas. Pada
tahap ini hasil dari proses sampling akan dibagi menjadi n level sesuai dengan tingkat
resolusi dari Analog to Digital Converter (ADC) yang digunakan.
Kuantisasi juga merupakan proses pengelompokan pada selang-selang (interval)
tertentu. Besarnya selang kuantisasi ini disebut juga dengan istilah step size.
Berdasarkankan besarnya step size dapat dibedakan dua jenis kuantisasi, yaitu:
1. Kuantisasi seragam
2. Kuantisasi tak seragam

Banyaknya selang (interval) bergantung pada banyaknya bit yang akan digunakan
untuk proses penyandian. Jika konverter A/D n bit maka jangkauan sinyal analog
akan dikuantisasikan (dikelompokkan) menjadi sejumlah 2n selang (interval).
Pada gambar 5.3 diperlihatkan ilustrasi kuantisasi sinyal analog menjadi 16
selang (n = 4). Banyaknya jumlah bit yang akan digunakan untuk proses
penyandian akan menentukan banyaknya jumlah selang (interval) kuantisasi.
Semakin besar n maka semakin besar pula jumlah selang (interval) yang
digunakan. Hal ini juga berarti besar selang (interval) semakin kecil. Semakin
kecil selang interval, maka proses pemodulasian akan semakin teliti, sehingga
sinyal yang diperoleh semakin mendekati sinyal aslinya. Pada gambar 5.4
memperlihatkan proses pembentukan sinyal PCM dengan penyandian 4 bit.




ENCODING
Ialah menyeragamkan level sinyal sebagai representasi dari biner 1 dan biner 0 yang
dihasilkan dari proses kuantisasi. Beberapa jenis kode yang digunakan antara lain adalah
Menchester, Unipolar, NRZ, Bipolar NRZ, dll
Pengembangan PCM
Modulasi PCM dikembangkan menjadi beberapa jenis lagi, yaitu: 1. DPCM (Differensial
PCM) 2. DM (Delta Modulation) 3. Adaptive Delta modulation Berikut akan dibahas satu per
satu.
Pada PCM, sandi-sandi yang dikirimkan merupakan hasil penyandian (coding) dari hasil
pencuplikan. Salah satu pengembangan PCM adalah DPCM yaitu Differential Pulse Code
Modulation. Pada DPCM, sandi-sandi yang dikirimkan (ditransmisikan) adalah nilai selisih
(beda) hasil pencuplikan sekarang dengan hasil pencuplikan sebelumnya. Keuntungan yang
diperoleh adalah bahwa jumlah bit yang diperlukan untuk proses penyandian menjadi lebih
sedikit. Pengembangan lebih lanjut adalah DM atau Delta Modulation. Jenis modulasi ini
mirip dengan DPCM, namun selisih hasil pencuplikan sekarang dengan yang sebelumnya
hanya disandikan dengan 1 bit saja. Jenis pengembangan lain adalah yang disebut Adaptive
Delta Modulation. Pengembangan ini menggunakan kuantisasi tidak seragam, sehingga
sistem akan menyesuaikan besarnya step size menjadi sebanding dengan besarnya sinyal
informasi.
Fungsi kode pulsa (PCM) :
1. Coder (Konverter A/D) :
Mengubah sinyal analog (dengan frekwensi suara 300 - 3400 Hz) menjadi sinyal digital 64
Kbit/s.
2. Multiplexing :
Menggabungkan 30 kanal sinyal digital 64 kbps paralel menjadi satu deretan sinyal
unipolar
2048 Kbit/s NRZ.
3. Line Coding :
Mengubah sinyal unipolar 2048 Kbps NRZ menjadi sinyal bipolar 2048 Kbps HDB-3..


REFERENSI
http://pulawkurma.wordpress.com/2010/11/23/pcm-pulse-coded-modulation/
http://agungdarajat.blogspot.com/2012/10/pulse-code-modulasi.html
http://www.techopedia.com/definition/24128/pulse-code-modulation-pcm
http://vsigupay.blogspot.com/2012/05/tugas-sistem-dan-sinyal.html

You might also like