Professional Documents
Culture Documents
Disusun Oleh :
Asma Omar (0202506013)
Yuni Lestari (0202507014)
Jurusan Biologi
Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Al Azhar Indonesia
Jakarta
2009
1
A. Pendahuluan
Perkembangan dunia kedokteran telah mampu mendorong lahirnya pengobatan
regeneratif, cabang baru ilmu kedokteran ini dapat memberi janji nyata untuk
memperbaharui jaringan atau organ yang rusak dan memperbaiki disfungsi organ.
Teknologi ini berpotensi menyembuhkan penyakit-penyakit yang semula tak dapat
disembuhkan, seperti diabetes, penyakit jantung, gagal ginjal, osteoporosis, Alzheimer,
dan cedera pada sumsum tulang belakang, lebih jauh lagi berbagai penyakit yang timbul
karena malfungsi, kerusakan, atau kegagalan jaringan dapat diobati melalui terapi
pengobatan regeneratif (M. Aris Widodo, 2009). Adapun metode pendekatan yang
dilakukan dalam pengobatan regeneratif ini adalah:
- Penerapan terapi yang mendorong tubuh untuk memperbaiki jaringan yang
rusak sendiri
- Implantasi jaringan yang telah direkayasa untuk mendorong regenerasi
jaringan yang rusak
- Transplantasi langsung jaringan yang sehat ke bagian tubuh yang cedera/
rusak
Penyakit degeneratif seperti stroke, iskemia, dan
penyakit jantung dapat disembuhkan melalui aplikasi
pengobatan regeneratif dengan EPC (Endothelial
Progenitor Cell). Dimana EPC dapat memperbaiki kondisi-
kondisi penyakit yang diawali dengan kerusakan sel-sel
endotel, baik secara anatomis/stuktural maupun fungsional,
melalui mekanisme neovaskularisasi (Saut H. H. Nababan,
dkk, 2007). EPC dapat diisolasi dari berbagai sumber,
antara lain darah tali pusar, darah tepi, sumsum tulang, dan
juga pada jaringan tubuh lainnya, seperti jaringan lemak,
hati, jantung, limpa, dan saluran pencernaan. Namun,
jumlah EPC yang snagat terbatas ini menjadi kendala
tersendiri. Oleh karena itu, sangat penting dilakukan upaya Sumber : Progenitor cellUnresolved
questions, changing definitions, and novel
perbanyakan EPC dengan mengkultur secara in vitro paradigms for defining
2
(ekspansi) untuk memenuhi jumlah kebutuhan dalam terapi (Frisca, Caroline T. Sardjono,
Ferry Sandra, 2008).
Sumber : Progenitor cellUnresolved questions, changing definitions, and novel paradigms for defining
didefinisikan sebagai bagian dari sel berinti tunggal (mononuclear cell/ MNC) yang
3
memiliki molekul penanda sel punca hematopoietik, yaitu CD34, suatu glikoprotein yang
memediasi pelekatan sel punca pada matriks ekstraseluler sumsum tulang dan CD133,
suatu glikoprotein yang dilaporkan merupakan molekul penanda untuk sel punca yang
lebih primitif dibandingkan CD34, sampai saat ini fungsi molekul CD133 belum
diketahui dengan pasti (Frisca, Caroline T. Sardjono, Ferry Sandra, 2008).
EPC diproduksi di sumsum tulang belakang, selain itu diproduksi di dinding
pembuluh darah yang kemudian bersirkulasi di dalam darah tepi (circulating endothelial
cell (CEC)), serta kelompok sel yang disebut endothelial outgrowth cell (EOC). CEC dan
EOC diperoleh dari hasil kultur sel-sel mononuklear darah tepi di dalam medium yang
sesuai. Hemangioblast, pada masa embriogenesis selain mampu berdiferensiasi menjadi
sel induk hematopoetik (HSC) juga dapat menjadi EPC. Kemungkinan sumber EPC lain
adalah sel-sel monosit yang berfungsi pada proses neovaskularisasi. Secara morfologi
EPC dari monosit ini berbentuk spindle, menyerupai sel-sel fibroblast, sedang EPC yang
berasal dari sumsum tulang belakang berbentuk seperti cobblestone. EPC juga diketahui
terdapat pada darah tali pusat (Saut H. H. Nababan, dkk, 2007).
Prinsip : pemisahan fraksi sel berinti tunggal (MNC/Mononuclear Cell) dan sel-
sel lainnya di dalam darah berdasarkan perbedaan densitas. Sel-sel
4
darah merah dan granulosit yang memiliki densitas yang tinggi akan
terpisah dengan sel-sel MNC (sel punca, progenitor, limfosit, dan
monosit) yang memiliki densitas yang lebih rendah. Reagen yang
digunakan dalam metode ini adalah reagen Ficoll.
2. Kultur EPCs
a. Media Pertumbuhan
Media yang digunakan adalah media basal dan beberapa komponen tambahan
lainnya untuk meningkatkan poliferasi sel dan diferensiasi menjadi EPC.
Umumnya media mengandung serum untuk mendukung pertumbuhan dan
antibiotic untuk mencegah terjadinya kontaminasi. Selain itu ditambahkan pula
suplemen (bovine pituitary extract, bovine brain extract) dan faktor
pertmbuhan (Vascular Endothelial Growth Factor/VEGF, basic Fibroblast
5
Growth Factor/b-FGF, Epidermal Growth Factor/EGF, Insulin like Growth
Factor-1/IGF-1). Contoh media yang sering digunakan yaitu Endothelial Basal
Medium-2 (EBM-2) dan Isocove’s Modified Dulbecco’s Medium (IMDM).
b. Inkubasi
3. Pemurnian EPC
4. Penghitungan EPC
a. Berdasarkan Morfologi
6
b. Berdasarkan Fenotipe
Melakukan ekspansi EPC merupakan hal yang cukup sulit dilakukan karena
adanya beberapa hambatan dan tantangan yang harus dihadapi dalam proses
prolierasi dan diferensiasi sel-sel progenitor tersebut. Beberapa tantangn tersebut
diantaranya : menemukan komponen pengganti hewan dalam media kultur dalam
proses ekspansi EPC. Komponen hewan tersebut belum teridentifikasi secara jelas
sehingga dikhawatirkan akan membawa mikroorganisme patogen, menimbulkan
reaksi penolakan imun pada resipien dan dapat menyebabkan variasi hasil kultur
EPC yang diperoleh. Solusi yang dilakukan untuk menghindari masalah tersebut
adalah dengan tidak menggunakan komponen dari spesies yang berbeda dalam
kultur EPC.
7
perlu dilakukannya teknik rekayasa genetika pada endothelial progenitor sel dengan
mengunakan gen human telomerase reverse transcriptase (hTERT) dan
penambahan gen penyandi proangiogenesis, contohnya : VEGF.
DAFTAR PUSTAKA
8
Dawson, Rob, 2007, Sel Saraf Progenitor Berperan Sebagai Tempat Penyimpanan HIV,
[online], (http://spiritia.or.id/news/bacanews.php?nwno=0538&gg=1, diakses
tanggal 26 Desember 2009)
Frisca, dkk, 2008, Ekspansi Endhotelial Progenitor Cell, Stem Cell and Cancer Institue,
Kalbe Pharmeceautical Company : Jakarta
K. Wary, Kishore, et.al, ______, Selected endothelial progenitor cells an method for use,
[online],(http://www.faqs.org/patents/app/20080206200#ixzz0aWJahBXo,diakses
tanggal 26 Desember 2009)
Widodo, M. Aris, 2009, Endhotelial Progenitor Cell Modulation Its Role In Promoting
Regenerative Medicine, Dibacakan pada seminar ASPI, Jakarta 30 Mei 2009