You are on page 1of 17

PERATURAN , REGULASI DAN ASPEK BISNIS

DI BIDANG IT

Oleh

SUGIANTO
19111161
4 KA 42

FAKULTAS ILMU KOMPUTER DAN TEKNOLOGI INFORMASI


UNIVERSITAS GUNADARMA
JAKARTA
2015

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang masalah

Teknologi Informasi tidak hanya terbatas pada teknologi komputer, tetapi merupakan
semua perangkat atau peralatan yang dapat membantu seseorang bekerja dan segala hal yang
berhubungan dengan suatu proses, dan juga bagai mana suatu informasi itu dapat sampai ke
pihak yang membutuhkan, baik berupa data, suara ataupun video. Di bidang Ekonomi dan
bisnis, Perkembangan Teknologi telah dan sangat berpengaruh terhadap aspek ekonomi dan
bisnis di dunia dan secara khusus di Indonesia, sebagai salah satu negara yang besar dengan
jumlah penduduk yang merupakan kekayaan bangsa, ini merupakan satu kesempatan besar
bagi masyarakat untuk mengembangkan kreatifitas diri, dan efektifitas kerja.
Pengembangan website sebagai tempat untuk melakukan bisnis dan kegiatan ekonomi.
Maka sangatlah diharapkan untuk masyarakat yang memiliki keahlian dalam program dan
web design untuk mengembangkan website yang berbasiskan kepada program-program
pengolahan data dan pembuatan laporan, serta analisa ekonomi, sebagai hasil karya anak
bangsa, sehingga website dan program tersebut dapat digunakan untuk efektifitas kerja dan
juga meningkatkan kreatifitas masyarakat untuk lebih lagi mengembangkan diri.
Pengembangan E-Commerce yang dapat dipercaya dan dapat dipertanggung
jawabankan akan mencirikan kreatifitas dan nama Indonesia. Pengembangan industri kreatif
di bidang bisnis melalui jaringan internet yang mengundang banyak orang untuk bergabung
dengan memberikan akses kepada anggotanya untuk menggabungkan ide, dan membuat suatu
kreatifitas bersama dan setia orang dapat mengembangkan ide dan pengetahuannya untuk
menghasilkan satu karya.

BAB II
PEMBAHASAN

Prosedur Pendirian Badan Usaha IT


Dari beberapa referensi dijelaskan lingkungan usaha dapat dikelompokkan menjadi 2
faktor, yaitu faktor lingkungan ekonomi dan faktor lingkungan non ekonomi. Faktor lingkungan
ekonomi meliputi segala kejadian atau permasalahan penting di bidang perekonomian nasional,
yang dapat mempengaruhi kinerja dan kelangsungan hidup dari suatu perusahaan. Sedangkan
faktor lingkungan non ekonomi merupakan pristiwa atau isu yang menonjol dibidang
politik,keamanan,sosial dan budaya yang mempengaruhi kelangsungan hidup pelaku usaha.
Dalam prakteknya faktor-faktor ekonomi dan non-ekonomi yang tidak dapat dikendalikan
oleh pimpinan perusahaan sangat luas dan banyak ragamnya. Sehingga hal ini kadang-kadang
membingungkan kita untuk dapat mengamatinya dengan baik . Pada bahasan ini kami
pengelompokan berbagai ragam lingkungan eksternal ini menjadi 5(lima) dimensi lingkungan
eksternal perusahaan.
Klasifikasi Dimensi Lingkungan Eksternal Kegiatan Usaha:
1. Perekonomian Global dan Kerjasama Internasional (Ekonomi)
2.Pembangunan dan Perekonomian Nasional (Ekonomi)
3.Politik, Hukum dan Perundang-Undangan (Non-Ekonomi)
4.Teknologi (Non-Ekonomi)
5.Demografi, Sosial dan Budaya (Non-Ekonomi)

Selanjutnya untuk membangun sebuah badan usaha, terdapat beberapa prosedur peraturan
perizinan, yaitu :
1.Tahapan pengurusan izin pendirian
Bagi perusahaan skala besar hal ini menjadi prinsip yang tidak boleh dihilangkan demi
kemajuan dan pengakuan atas perusahaan yang bersangkutan. Hasil akhir pada tahapan ini
adalah sebuah izin prinsip yang dikenal dengan Letter of Intent, yang dapat berupa izin
sementara, izin tetap hinga izin perluasan. Untk beerapa jenis perusahaan misalnya, sole
distributor dari sebuah merek dagang, Letter of Intent akan memberi turunan berupa Letter of
Appointment sebagai bentuk surat perjanjian keagenan, yang merupakan izin perluasan jika

perusahaan ini memberi kesempatan pada perusahaan lain untuk mendistribusikan barang
yang diproduksi. Berikut ini adalah dokumen yang diperlukan, sebagai berikut :
Tanda Daftar Perusahaan (TDP)
Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)
Bukti diri
Selain itu terdapat beberapa Izin perusahaan lainnya yang harus dipenuhi :
Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP), diperoleh melalui Dep. Perdagangan
Surat Izin Usaha Industri (SIUI), diperoleh melalui Dep. Perindustrian
Izin Domisili
Izin Gangguan.
Izin Mendirikan Bangunan (IMB)
Izin dari Departemen Teknis
2. Tahapan pengesahan menjadi badan hukum
Tidak semua badan usaha mesti ber badan hukum. Akan tetapi setiap usaha yang memang
dimaksudkan untuk ekspansi atau berkembang menjadi berskala besar. maka hal yang harus
dilakukan untuk mendapatkan izin atas kegiatan yang dilakukannya tidak boleh mengabaikan
hukum yang berlaku. Izin yang mengikat suatu bentuk usaha tertentu di Indonesia memang
terdapat lebih dari satu macam. Adapun pengakuan badan hukum bisa didasarkan pada Kitab
Undang-Undang Hukum Dagang (KUHD), hingga Undang-Undang Penanaman Modal Asing
( UU PMA ).
3. Tahapan penggolongan menurut bidang yang dijalani
Badan usaha dikelompokkan kedalam berbagai jenis berdasarkan jenis bidang kegiatan yang
dijalani. Berkaitan dengan bidang tersebut, maka setiap pengurusan izin disesuaikan dengan
departemen yang membawahinya seperti kehutanan, pertambangan, perdagangan, pertanian
dsb.
4. Tahapan mendapatkan pengakuan, pengesahan dan izin dari departemen lain yang
terkait
Departemen tertentu yang berhubungan langsung dengan jenis kegiatan badan usaha akan
mengeluarkan izin. Namun diluar itu, badan usaha juga harus mendapatkan izin dari
departemen lain yang pada nantinya akan bersinggungan dengan operasional badan usaha
misalnya Departemen Perdagangan mengeluarkan izin pendirian industri pembuatan obat

berupa SIUP. Maka sebgai kelanjutannya, kegiatan ini harus mendapatkan sertifikasi juga dari
BP POM, Izin Gangguan atau HO dari Dinas Perizinan, Izin Reklame.
Kontrak Kerja IT
1. Masa Percobaan
Masa percobaan dimaksudkan untuk memperhatikan calon buruh (magang), mampu atau tidak
untuk melakukan pekerjaan yang akan diserahkan kepadanya serta untuk mengetahui
kepribadian calon buruh (magang).
2. Yang Dapat Membuat Perjanjian Kerja
Untuk dapat membuat (kontrak) perjanjian kerja adalah orang dewasa.
3. Bentuk Perjanjian Kerja
Bentuk dari Perjanjian Kerja untuk waktu tertentu berbeda dengan perjanjian kerja untuk
waktu tidak tertentu.
4. Isi Perjanjian Kerja
Pada pokoknya isi dari perjanjian kerja tidak dilarang oleh peraturan perundangan atau tidak
bertentangan dengan ketertiban atau kesusilaan. Dalam praktek, pada umumnya isi perjanjian
kerja biasanya mengenai besarnya upah, macam pekerjaan dan jangka waktunya.
5. Jangka Waktu Perjanjian Kerja Untuk Waktu Tertentu
Dalam perjanjian kerja untuk waktu tertentu yang didasarkan atas jangka waktu tertentu, dapat
diadakan paling lama 2 (dua) tahun dan dapat diperpanjang hanya 1 (satu) kali saja dengan
waktu yang sama, tetapi paling lama 1 (satu) tahun. Untuk mengadakan perpanjangan
pengusaha harus memberitahukan maksudnya secara tertulis kepada buruh selambatlambatnya 7 (tujuh) hari sebelum perjanjian kerja untuk waktu tertentu tersebut berakhir.
Perjanjian kerja untuk waktu tertentu yang didasarkan atas jangka waktu tertentu dapat
diperbaharui hanya 1 (satu) kali saja dan pembeharuan tersebut baru dapat diadakan setelah 21
(dua puluh satu) hari dari berakhirnya perjanjian kerja untuk waktu tertentu tersebut.
6. Penggunaan Perjanjian Kerja
Perjanjian kerja untuk waktu tertentu hanya dapat diadakan untuk pekerjaan tertentu yang
menurut sifat, jenis atau kegiatannya akan selesai dalam waktu tertentu.
7. Uang Panjar
Jika pada suatu pembuatan perjanjian kerja diberikan oleh majikan dan diterima oleh buruh
uang panjar, maka pihak manapun tidak berwenang membatalkan kontrak (perjanjian) kerja

itu dengan jalan tidak meminta kembali atau mengembalikan uang panjar (Pasal 1601e KUH
Perdata). Meskipun uang panjar dikembalikan atau dianggap telah hilang, perjanjian kerja
tetap ada. Berikut adalah contoh Kontrak Kerja IT:
Dengan ketentuan sebagai berikut :

Pasal 1
BENTUK KONTRAK KERJA

1. Bentuk kontrak kerja adalah pelaksanaan kegiatan Maintenance Support and Services
(Jasa Perbaikan Komputer (CPU, Monitor dan Printer), Networking Maintenence and
Installation (Instalasi dan perawatan Jaringan), Hardware and Software Computer
Procurement (Pengadaan Hardware dan Software Komputer)
2. Daftar, jumlah dan klasifikasi komputer (CPU, Monitor, Printer) yang menjadi
tanggung jawab Pihak Kedua sebagaimana terlampir.

Pasal 2 RUANG LINGKUP KERJA

1. Seluruh CPU (Central Processing Unit), daftar dan spesifikasinya sesuai dengan pasal
1 ayat 2 sebagaimana terlampir. Khusus untuk pelaksanaan service printer dan monitor
dilakukan dengan kesepakatan baru diluar perjanjian yang telah disepakati ini
2. Install software dan perbaikan installasi jaringan (LAN), tidak termasuk konfigurasi
ulang kabel dan instalasi kabel jaringan baru.

Pasal 3 JANGKA WAKTU PELAKSANAAN


Jangka waktu pelaksanaan kontrak kerja jasa service komputer ini berlangsung selama
2 Bulan, dan kontrak kerja ini dapat diperpanjang untuk masa kerja Bulan berikutnya
dengan ketentuan yang sama dan atau ada beberapa perubahan yang disepakati
bersama.

Pasal 4 SISTEM KERJA

1. Pihak Kedua akan melakukan kunjungan service wajib sebanyak dua kali dalam
sebulan
2. Pihak Kedua akan melakukan kunjungan service wajib ke tempat Pihak Pertama
minggu pertama dan minggu ketiga tiap bulannya.
3. Diluar kunjungan service Pihak Kedua wajib memenuhi setiap panggilan Pihak
Pertama apabila ada perangkat komputer/jaringan yang rusak selambat-lambatnya 2 x
24 Jam Pihak Kedua sudah harus memperbaiki perangkat komputer tersebut

Pasal 5 ANGGARAN BIAYA

1. Pihak Pertama setuju untuk membayar jasa perbaikan bulanan komputer kepada Pihak
Kedua sesuai dengan kontrak yang telah disepakati
2. Khususnya untuk Monitor dan Printer pembayaran dilakukan diluar kontrak service
dengan kesepakatan baru sesuai perjanjian kedua belah pihak
3. Jasa perbaikan service komputer dan jaringan sebagaimana dimaksud pada pasal 5 ayat
(1) belum termasuk biaya untuk penggantian spare part
4. Penyesuaian biaya jasa perbaikan computer akan dilakukan setiap 3 bulan sekali atau
dengan kesepakatan bersama.

Pasal 6
PEMBAYARAN JASA SERVICE
Pembayaran jasa service komputer dilakukan oleh Pejabat Bagian Keuangan yang
ditunjuk oleh Pihak Pertama setelah mendapatkan surat tagihan yang disampaikan oleh
Pihak Kedua paling lambat tanggal 20 (dua puluh) setiap bulannya.

Pasal 7

HAK DAN KEWAJIBAN


Kewajiban Pihak Pertama

1. Menyediakan ruangan dan fasilitas kerja bagi Pihak Kedua untuk melakukan kegiatan,
terutama untuk kegiatan-kegiatan sevice besar
2. Membayarkan jasa service kepada Pihak Kedua paling lambat tanggal 20 setiap
bulannya
3. Membayar penggantian pembelian komponen (spare part) yang dilakukan oleh Pihak
Kedua atas persetujuan dari Pihak Pertama
4. Semua Spare Part yang dibeli mendapatkan garansi dari Pihak Kedua disesuaikan
dengan jenis barang yang dibeli.
Hak Pihak Pertama
1. Memberikan peringatan (teguran) baik secara lisan atau tertulis jika Pihak Kedua tidak
menjalankan tugas dan kewajibannya
2. Memotong biaya jasa service dan atau menunda pembayaran dalam jangka waktu
tertentu jika Pihak Kedua tidak menjalankan tugas dan kewajibannya sesuai dengan
ketentuan yang telah disepakati oleh kedua belah pihak
3. Pihak pertama berhak mendapatkan jaminan kepada Pihak Kedua bahwa semua
perlengkapan (komputer) yang ada di Lab / Kantor dalam keadaan baik (dapat
beroperasi dengan baik), dan semua komponen (spare part) yang diganti mendapatkan
garansi (garansi spare part tidak termasuk jika terbakar atas kesalahan petugas (user) di
kantor dan atau atas bencana alam)
4. Berhak mendapatkan perlindungan data dan jaminan kerahasiaan data dari Pihak
Kedua.
Kewajiban Pihak Kedua
1. Melakukan kegiatan service dan memperbaiki semua perlengkapan komputer yang ada
di tempat Pihak Pertama dari kerusakan dan keausan
2. Membuat rencana kerja/service bulanan.
3. Memberikan ide-ide dan saran yang dikira perlu kepada Pihak Pertama demi
keamanan penggunaan Komputer

4. Memberikan jaminan atas kerahasiaan data Pihak Pertama tanpa terkecuali


Hak Pihak kedua
1. Mendapatkan pembayaran jasa service komputer setiap bulan
2. Meminta penggantian uang atas pembelian spare part yang diganti sesuai dengan bukti
pembelian spare part
3. Memberikan masukan dan pertimbangan khusus kepada Pihak Pertama atas kegiatan
yang dilakukan oleh pegawai dan petugas kantor (perangkat komputer rusak akibat
kelalian user/pengguna)

Pasal 8 SILANG SENGKETA


Jika kemudian hari terjadi silang sengketa antara kedua belah pihak dalam suatu hal
maka akan diselesaikan melalui jalan musyawarah, dan jika tidak tercapai kesepakatan
maka perjanjian ini dapat dibatalkan oleh kedua belah pihak. Sebelum Perjanjian
Kontrak kerja ini dibatalkan, seluruh pihak yang terikat dalam perjanjian kerjsama ini
harus terlebih dahulu melaksanakan dan mematuhi semua akad-akad perjanjian sesuai
hak dan kewajibannya pada saat kontrak ini dibatalkan.Dan atau pada saat pembatalan
kontrak kerja ini, Pihak Pertama harus melunasi semua pembayaran yang tertunda dan
Pihak Kedua harus memperbaiki dan melengkapi semua perangkat Lab/Kantor
(komputer) dan melaporkannya kepada Pihak Pertama

Pasal 9
LAIN-LAIN
Hal-hal yang belum diatur dalam surat perjanjian kerjasama ini akan dibicarakan
kemudian hari dan akan dicatatkan pada lampiran tambahan surat kesepakatan kontrak
kerja service komputer ini.

Pasal 10
PENUTUP

1. Surat perjanjian kerjasama ini dibuat tanpa ada tekanan dan paksaan sedikitpun.
2. Surat perjanjian kontrak kerja service komputer ini dibuat rangkap 2 (dua) diatas
kertas bermatrai cukup dengan mempunyai kekuatan hukum yang sama.

Denpasar, 2010

PIHAK PERTAMA

PIHAK KEDUA

.............................

..........................

Prosedur pengadaan barang dan jasa (khusus jasa saja)


1. Perencanaan Tenaga Kerja
Perencanaan tenaga kerja adalah penentuan kuantitas dan kualitas tenaga kerja yang
dibutuhkan dan cara memenuhinya. Penentuan kuantitas dapat dilakukan dengan dua
cara yaitu time motion study dan peramalan tenaga kerja. Sedangkan penentuan
kualitas dapat dilakukan dengan Job Analysis. Job Analysis terbagi menjadi dua, yaitu
Job Description dan Job Specification / Job Requirement. Tujuan Job Analysis bagi
perusahaan yang sudah lama berdiri yaitu untuk reorganisasi, penggantian pegawai,
dan penerimaan pegawai baru.
2. Penarikan Tenaga Kerja
Penarikan tenaga kerja diperoleh dari dua sumber, yaitu sumber internal dan sumber
eksternal. Sumber internal yaitu menarik tenaga kerja baru dari rekomendasi karyawan
lama dan nepotisme, berdasarkan sistem kekeluargaan, misalnya mempekerjakan anak,
adik, dan sebagainya. Keuntungan menarik tenaga kerja dari sumber internal yaitu
lowongan cepat terisi, tenaga kerja cepat menyesuaikan diri, dan semangat kerja
meningkat. Namun kekurangannya adalah menghambat masuknya gagasan baru,
terjadi konflik bila salah penempatan jabatan, karakter lama terbawa terus, dan
promosi yang salah mempengaruhi efisiensi dan efektifitas. Tujuan menarik tenaga
kerja dari sumber internal adalah untuk meningkatkan semangat, menjaga kesetiaan,
memberi motivasi, dan memberi penghargaan atas prestasi. Sumber eksternal yaitu
menarik tenaga kerja baru dari lembaga tenaga kerja, lembaga pendidikan, ataupun
dari advertising, yaitu media cetak dan internet. Keuntungan menarik tenaga kerja dari
sumber eksternal adalah dapat meminimaslisasi kesalahan penempatan jabatan, lebih
berkualitas dan memperoleh ide baru/segar. Namun kekurangannya adalah
membutuhkan proses yang lama, biaya yang cukup besar, dan rasa tidak senang dari
pegawai lama. Tujuan menarik tenaga kerja dari sumber eksternal adalah untuk
memperoleh.

3. Seleksi Tenaga Kerja


Ada lima tahapan dalam menyeleksi tenaga kerja, yaitu seleksi administrasi, tes
kemampuan dan psikologi, wawancara, tes kesehatan dan referensi (pengecekan).
Terdapat dua pendekatan untuk menyeleksi tenaga kerja, yaitu Succecive Selection
Process dan Compensatory Selection Process. Succecive Selection Process adalah
seleksi yang dilaksanakan secara bertahap atau sistem gugur. Compensatory Selection
Process adalah seleksi dengan memberikan kesempatan yang sama pada semua calon
untuk mengikuti seluruh tahapan seleksi yang telah ditentukan.
4. Penempatan Tenaga Kerja
Penempatan tenaga kerja adalah proses penentuan jabatan seseorang yang disesuaikan
antara kualifikasi yang bersangkutan dengan job specification-nya. Indikator kesalahan
penempatan tenaga kerja yaitu tenaga kerja yang tidak produktif, terjadi konflik, biaya
yang tinggi dan tingkat kecelakaan kerja tinggi.
KONTRAK BISNIS
Kontrak merupakan perjanjian yang bentuknya tertulis. Dalam suatu kontrak bisnis,
ikatan kesepakatan dituangkan dalam suatu perjanjian yangbentuknya tertulis. Hal ini untuk
kepentingan kelak, jika dikemudian hari terjadi sengketa berkenaan dengan kontrak itu
sendiri, maka para pihak dapat mengajukan kontrak tersbut sebagai salah alat bukti. Kontrak
di Indonesa diatur dalam Kitab Undang -undang Hukum Perdata (KUHP Perdata) Buku III
tentang Perikatan. Perikatan dapat lahir dari perjanjiandan undang-undang. Perjanjian itu
sendiri meliputi perjanjian yan g bentuknyatertulis (kontrak) dan perjanjian lisan. Dari uraian
singkat tersebut terlihatbahwa kontrak dengan perikatan memiliki kaitan, yaitu bahwa kontrak
merupakan salah satu sumber dari perikatan.
Pakta Integritas
Dalam Pasal 1 Keppres No.80/2003 mengenai pedoman pelaksanaan pengadaan
barang dan jasa pemerintah disebutkan bahwa yang dimaksud Pakta Integritas adalah surat
pernyataan yang ditandatangani oleh pengguna barang/jasa/panitia pengadaan/pejabat
pengadaan/penyedia barang/jasa yang berisi ikrar untuk mencegah dan tidak melakukan KKN
dalam pelaksanaan pengadaan barang/jasa. Pakta Integritas merupakan suatu bentuk
kesepakatan tertulis mengenai tranparansi dan pemberantasan korupsi dalam pengadaan

barang dan jasa barang publik melalui dokumen-dokumen yang terkait, yang ditandatangani
kedua belah pihak, baik sektor publik maupun penawar dari pihak swasta. Pelaksanaan dari
Pakta tersebut dipantau dan diawasi baik oleh organisasi masyarakat madani maupun oleh
suatu badan independen dari pemerintah atau swasta yang dibentuk untuk melaksanakan tugas
tersebut atau yang memang sudah ada dan tidak terkait dalam proses pengadaan barang dan
jasa itu. Komponen penting lainnya dalam pakta ini adalah mekanisme resolusi konflik
melalui arbitrasi dan sejumlah sanksi yang sebelumnya telah diumumkan atas pelanggaran
terhadap peraturan yang telah disepakati yang berlaku bagi kedua belah pihak. C. Tujuan
Pakta Integritas Mendukung sektor publik untuk dapat menghasilkan barang dan jasa pada
harga bersaing tanpa adanya korupsi yang menyebabkan penyimpangan harga dalam
pengadaan barang dan jasa barang dan jasa. Mendukung pihak penyedia pelayanan dari
swasta agar dapat diperlakukan secara transparan, dapat diperkirakan, dan dengan cara yang
adil agar dapat terhindar dari adanya upaya "suap" untuk mendapatkan kontrak dan hal ini
pada akhirnya akan dapat mengurangi biaya-biaya dan meningkatkan daya saing.

BAB III

KESIMPULAN

Nah, secara garis besar seperti itulah bagaimana proses atau tahap yang harus
diketahui dan dilakukan dalam mengaplikasikan atau membangun bisnis khususnya di bidang
TI. Namun, untuk melakukan bisnis dibidang TI tidak harus kita membangun sebuah
perusahaan seperti yang sudah di jelaskan diatas, untuk memulai bisnis dibidang TI kita bisa
melakukannya dari ruang lingkup kecil, seperti membangun sebuah e-commerce yang dewasa
ini sedang berkembang dengan pesat.
Transaksi perdagangan melalui internet (e-commerce) sangat menguntungkan,
sehingga transaksi perdagangan ini sangat diminati oleh para pelaku usaha (business to
business) karena telah mengubah cara para pelaku usaha tersebut dalam memperoleh produk
yang diinginkan, mempermudah proses dalam pemasaran suatu produk (promosi) serta
berbisnis dengan counterpart di luar negeri.
Di Indonesia, bisnis online sudah sangat menjamur dan bahkan sudah berkembang
begitu pesat, misalnya dalam hal penjualan produk-produk barang ataupun jasa yang
ditawarkan. Saat ini toko butik pun bisa saja tidak harus memiliki tempat atau wujud nyata
dimana kita bisa berkunjung dan memilih barang-barang yang diinginkan di sana. Kini hanya
tinggal membuka sebuah halaman website, kemudian kita dapat langsung melihat-lihat dan
memilih barang apa saja yang ingin kita beli dan dalam waktu yang singkat barang tersebut
sudah dapat kita terima. Begitulah dunia bisnis online yang sudah begitu banyak memberikan
kemudahan bagi para konsumen maupun para pengusaha.

DAFTAR PUSTAKA

1. http://williamfuture.blogspot.com/2012/03/praktekpraktek-kode-etik-dalam.html
2.http://andre46pradita.wordpress.com/2012/03/20/aspek-bisnis-dibidang-teknologi-informasi/
3. http://restyucul.blogspot.com/2013/05/aspek-bisnis-di-bidang-teknologi.html
4. http://estiimnida.blogspot.com/2013/05/aspek-bisnis-di-bidang-teknologi.html
5. http://zaenal-zaeblogs.blogspot.com/2013/07/aspek-bisnis-di-bidang-teknologi.html
6. http://vianpire.blogspot.com/2013/10/aspek-bisnis-dalam-bidang-teknologi.h

NOTE : Makalah diatas adalah contoh makalah mengenai PERATURAN ,


REGULASI DAN ASPEK BISNIS DI BIDANG IT berikut adalah contoh ,
pendapat dan saran menurut saya :
Contoh Regulasi atau peraturannya antara lain :
1. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 1999 tentang Telekomunikasi (Lembaran Negara
Republik lndonesia Tahun 1999 Nomor 154,Tambahan Lembaran Negara Republik lndonesia
Nomor 3881);
2. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang lnformasi dan Transaksi Elektronik
(Lembaran Negara Republik lndonesia Tahun 2008 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara
Republik lndonesia Nomor 4843);
3. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaanlnformasi Publik (Lembaran
Negara Republik lndonesia Tahun 2008 Nomor 61, Tambahan Lembaran Negara Republik
lndonesia Nomor 4846);
4. Peraturan Pemerintah Nomor 52 Tahun 2000 tentang Penyelenggaraan Telekomunikasi
(Lembaran Negara Republik lndonesia Tahun 2000 Nomor 107, Tambahan Lembaran
Negara Republik lndonesia Nomor 3980);
5. Peraturan Presiden Republik lndonesia Nomor 47 Tahun 2009 tentang Pembentukan
dan Organisasi Kementerian Negara;
UU ITE
Beberapa materi yang diatur, antara lain:
1. pengakuan informasi/dokumen elektronik sebagai alat bukti hukum yang sah (Pasal 5
& Pasal 6 UU ITE);
2. tanda tangan elektronik (Pasal 11 & Pasal 12 UU ITE);
3. penyelenggaraan sertifikasi elektronik (certification authority, Pasal 13 & Pasal 14 UU
ITE);
4. penyelenggaraan sistem elektronik (Pasal 15 & Pasal 16 UU ITE);

Contoh bisnis di bidang IT :


Salah satu contoh bisnis IT ialah seperti yang dijalankan oleh perusahaan yang bergerak di
bidang IT Consulting yang berada di DKI Jakarta PT. Prima Softindo. Didirikan oleh
sekelompok ex-karyawan sebuah perusahaan IT Jepang.Bekerja sama dengan Prime Strategy
co. ltd. yang berpusat di Japan perusahaan ini menawarkan service di bidang Web
Application, Website Development, dan Web marketing (SEM, SEO, etc.), sebagai salah satu
strategy bisnis dengan konsep Model Business-to-business (B2B), consumer to business
(C2B) and Business-to-employee (B2E). Selain itu perusahaan ini juga memberikan layanan
konsultasi (Training dan Education Program), untuk meningkatkan sumber daya manusia
dalam bidang system administrasi dan proses pembelajaran online.
Produk dan jasanya :
1. Web Application
2. Web Marketing
3. Konsultasi IT

Pendapat :
Kalau dilihat dari penjelasan diatas undang undang yang mengatur sudah banyak akan tetapi
sebenarnya dalam dunia pekerjaan IT, pekerja dan pengusaha yang membangun dan
mengembangkan sebuah bisnis di bidang teknologi informasi itu masih menghadapi kesulitan
dalam menjalankan pekerjaan dan bisnisnya oleh karena itu peranan DPR dan negara
(pemerintah) sebagai pembentuk dan sebagai pelaksana peraturan sangatlah penting ,karena
undang undang masih belum secara rinci mengatur tetang pekerjaan dan usaha atau bisnis
yang berskala besar atau kecil semua dianggap sama sehingga jangan heran para pengusaha
atau pekerja dibidang IT yang masih berskala kecil susah untuk berkembang .
Sukses tidaknya seseorang dalam menyelesaikan pekerjaan dan membangun usaha atau bisnis
dalam dunia IT di Indonesia ialah salah satu faktor penentunya bagaimana peran serta
pemerintah dalam membantu para pekerja dan enterpreneur atau pengusaha muda yang
melihat begitu luasnya peluang bisnis di bidang IT ini untuk membangun bisnisnya, karena
kalau di lihat secara umum kondisi dan lingkungan usaha dalam dunia teknologi informasi
dapat dikatakan masih belum disokong secara maksimal. Hal ini dapat dilihat bagaimana

kurangnya dukungan negara bagi seorang pekerja dan enterpreneur atau pengusaha muda
untuk dengan mudah membangun sebuah perusahaan sendiri dalam bidang IT,inilah salah satu
alasan banyak orang yang tidak mau mengembangakan bisnis mereka secara khusus di bidang
ini.
Saran :
1.

Karena belum adanya aturan (regulasi) khusus atau secara rinci mengatur dan
mendukung pekerja dan pengusaha dalam pembangunan dan pengembangan
perusahaan IT khususnya untuk perusahaan start up (pemula), maka salah satu
solusinya ialah dengan memberikan insentif pajak dari pemerintah sehingga peluang
munculnya perusahaan start up bidang IT makin banyak hal ini juga akan
menguntungkan bagi para pekerja di bidang IT tentunya karena sebenarnya banyak
perusahaan besar yang sekarang terkenal di dunia dimulai dari perusahaan start-up.

2.

Memberikan dukungan dari Komunitas keuangan Indonesia untuk mendukung


kegiatan pekerja dan perusahaan teknologi dan informasi, khususnya untuk perusahaan
pemula, misalnya diberikan kredit perbankan dengan bunga dan persyaratan yang
rendah.

3.

Memberikan perlindungan dan penghargaan kepada pekerja IT dalam hal hak patent
penemuan teknologi yang masih lemah dan belum maksimal. Hal tersebut nyatanya
berdampak pada minimnya kemunculan pekerja pekerja IT muda yang menekuni
pengembangan perangkat lunak (software) suatu aplikasi, karena kecemasan akan
tindakan penggandaan ilegal oleh pihak lain terhadap hasil karyanya.

Referensi :
1. https://www.dropbox.com/s/hvgjteuc6nyxtf0/MAKALAH%20MENGENAI%20ASPE
K%20BISNIS%20DI%20BIDANG%20TEKNOLOGI%20INFORMASI.pdf
2. http://dede-edwin.blogspot.com/2015/03/peraturan-dan-regulasi-di-bidang-it.html
3. http://fajarcihuyy.blogspot.com/2013/10/contoh-perusahaan-yang-bergerak-di.html

You might also like