You are on page 1of 13

IPTEK DAN SENI DALAM ISLAM

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala
rahmat, berkah, dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul “IPTEK DAN SENI DALAM ISLAM”.
Makalah ini disusun guna memberikan informasi tambahan mengenai
perspektif Islam tentang IPTEK dan seni, dan juga untuk memenuhi tugas
mata kuliah Agama Islam.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang sumbernya
berupa artikel dan tulisan telah penulis jadikan referensi guna penyusunan
makalah ini, semoga dapat terus berkarya guna menghasilkan tulisan-tulisan
yang mengacu terwujudnya generasi masa depan yang lebih baik. Penulis
berharap, semoga informasi yang ada dalam makalah ini dapat berguna bagi
penulis khususnya dan bagi para pembaca pada umumnya.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna,
banyak kekurangan dan kesalahan. Penulis menerima kritik dan saran yang
membantu guna penyempurnaan makalah ini.

Surabaya, 12 September 2009

Penulis

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................2
DAFTAR ISI...................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………4
1.1. Latar Belakang……………………………………………. 4
1.2. Rumusan Masalah………………………………………… 5
1.3. Tujuan Penulisan………………………………………….. 5
1.4. Metode Penulisan…………………………………….. 5
1.5. Sistematika Penulisan……………………………………...5
BAB II IPTEK DAN SENI……………………………………………………6
2.1. Pengertian IPTEK…………7
2.2. Pengertian Seni…………………
2.3. Integrasi Iman, Ilmu, Teknologi dan Seni……………….
BAB III PERAN DAN TANGGUNGJAWAB…………………30
3.1. Keutamaan Orang yang Berilmu………….
3.2. Tanggungjawab Ilmuwan Terhadap Lingkungan….
BAB IV PENUTUP………………………………………………………....81
4.1. Kesimpulan…………………………………………………...8
1
4.2. Saran………………………………………………………….81

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………….......82
BAB I
PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

1.2.Rumusan Masalah
Makalah ini terfokuskan pada empat masalah yang akan dibahas penulis
yaitu :
1.2.1. Apakah pengertian IPTEK?
1.2.2. Apakah pengertian seni?
1.2.3. Bagaimana integrasi iman, ilmu, teknologi dan seni dalam
Islam?
1.2.4. Apakah peran utama orang yang berilmu dan
tanggungjawab ilmuwan terhadap lingkungan?
1.3.Tujuan Penulisan
Makalah ini disusun dengan tujuan :
1.3.1. Mengetahui pandangan Islam maupun sekuler terhadap
IPTEK dan seni serta integrasi iman, ilmu, teknologi, dan seni.
1.3.2. Mengetahui peran utama orang yang berilmu dan
tanggungjawab ilmuwan terhadap lingkungan.
1.4.Metode Penulisan
1.4.1. Metode Literatur / Kepustakaan
Penulis menggunakan studi kepustakaan dari berbagai
sumber berupa media elektronik yang memuat informasi berkaitan
dengan IPTEK dan seni dalam perspektif Islam.

1.5.Sistematika Penulisan
Makalah ini disusun secara sistematis terdiri dari 4 bab :
BAB I Pendahuluan yang terdiri dari Latar Belakang, Rumusan
Masalah,
Tujuan Penulisan, Metode Penulisan dan Sistematika
Penulisan.
BAB II Animisme, Dinamisme, dan Kejawen dalam pandangan Islam
BAB III Seni, budaya Indonesia, dan perkembangan iptek dalam
pandangan Islam
BAB IV Penutup yang terdiri dari Kesimpulan dan Saran.
DAFTAR PUSTAKA
BAB II
IPTEK DAN SENI

2.1. Pengertian IPTEK


Pengetahuan yang dimiliki manusia ada dua jenis, yaitu:
1. Dari luar manusia, ialah wahyu, yang hanya diyakini bagi mereka
yang beriman kepada Allah swt. Ilmu dari wahyu diterima dengan yakin,
sifatnya mutlak.
2. Dari dalam diri manusia, dibagi dalam tiga kategori : pengetahuan,
ilmu pengetahuan, dan filsafat. Ilmu dari manusia diterima dengan kritis,
sifatnya nisbi.
Al-Qur’an dan As-Sunnah adalah sumber Islam yang isi keterangannya
mutlak dan wajib diyakini (QS. Al-Baqarah/2:1-5 dan QS. An-Najm/53:3-4).
Dalam sudut pandang filsafat ilmu, pengetahuan dengan ilmu sangat
berbeda maknanya. Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui
manusia melalui tangkapan pancaindra, intuisi dan firasat sedangkan, ilmu
adalah pengetahuan yang sudah diklasifikasi, diorganisasi, disistematisasi
dan diinterpretasi sehingga menghasilkan kebenaran obyektif, sudah diuji
kebenarannya dan dapat diuji ulang secara ilmiah. Secara etimologis kata
ilmu berarti kejelasan, oleh karena itu segala yang terbentuk dari akar
katanya mempunyai ciri kejelasan. Dalam Al-Qur’an, ilmu digunakan dalam
arti proses pencapaian pengetahuan dan obyek pengetahuan sehingga
memperoleh kejelasan. Dalam kajian filsafat, setiap ilmu membatasi diri pada
salah satu bidang kajian. Sebab itu seseorang yang memperdalam ilmu
tertentu disebut sebagai spesialis, sedangkan orang yang banyak tahu tetapi
tidak mendalam disebut generalis.
Istilah teknologi merupakan produk ilmu pengetahuan. Dalam sudut
pandang budaya, teknologi merupakan salah satu unsur budaya sebagai hasil
penerapan praktis dari ilmu pengetahuan. Meskipun pada dasarnya teknologi
juga memiliki karakteristik obyektif dan netral. Dalam situasi tertentu teknologi
tidak netral lagi karena memiliki potensi untuk merusak dan potensi
kekuasaan. Di sinilah letak perbedaan ilmu pengetahuan dengan teknologi.
Teknologi dapat membawa dampak positif berupa kemajuan dan
kesejahteraan bagi manusia juga sebaliknya dapat membawa dampak negatif
berupa ketimpangan-ketimpangan dalam kehidupan manusia dan
lingkungannya yang berakibat kehancuran alam semesta.
Dalam pemikiran Islam, ada dua sumber ilmu yaitu akal dan wahyu.
Keduanya tidak boleh dipertentangkan. Manusia diberi kebebasan dalam
mengembangkan akal budinya berdasarkan tuntunan Al-Qur’an dan sunnah
rasul. Atas dasar itu, ilmu dalam pemikiran Islam ada yang bersifat abadi
(perennial knowledge) tingkat kebenarannya bersifat mutlak, karena
bersumber dari Allah. Ada pula ilmu yang bersifat perolehan (aquired
knowledge) tingkat kebenarannya bersifat nisbi, karena bersumber dari akal
pikiran manusia .
Dalam pemikiran sekuler perennial knowledge yang bersumber dari
wahyu Allah tidak diakui sebagai ilmu, bahkan mereka mempertentangkan
antara wahyu dengan akal, agama dipertentangkan dengan ilmu. Sedangkan
dalam ajaran Islam wahyu dan akal, agama dan ilmu harus sejalan tidak
boleh dipertentangkan. Memang demikian adanya karena hakikat agama
adalah membimbing dan mengarahkan akal.

2.2. Pengertian Seni


Seni adalah hasil ungkapan akal dan budi manusia dengan segala
prosesnya. Seni merupakan ekspresi jiwa seseorang. Hasil ekspresi jiwa
tersebut berkembang menjadi bagian dari budaya manusia. Seni identik
dengan keindahan. Keindahan yang hakiki identik dengan kebenaran.
Keduanya memiliki nilai yang sama yaitu keabadian. Seni yang lepas dari
nilai-nilai ketuhanan tidak akan abadi karena ukurannya adalah hawa nafsu
bukan akal dan budi. Seni mempunyai daya tarik yang selalu bertambah bagi
orang-orang yang kematangan jiwanya terus bertambah.

2.3. Integrasi Iman, Ilmu, Teknologi dan Seni


Dalam pandangan Islam, antara agama, ilmu pengetahuan, teknologi
dan seni terdapat hubungan yang harmonis dan dinamis yang terintegrasi
dalam suatu sistem yang disebut Dienul Islam. Di dalamnya terkandung tiga
unsur pokok yaitu aqidah, syari’ah dan akhlak, dengan kata lain iman, ilmu
dan amal shaleh atau ikhsan, sebagaimana yang dinyatakan dalam Al-Qur’an
S.Ibrahim/14:24-25. Ayat di atas menganalogikan bangunan Dienul Islam
bagaikan sebatang pohon yang baik, iman diidentikkan dengan akar dari
sebuah pohon yang menopang tegaknya ajaran Islam. Ilmu diidentikkan
dengan batang pohon yang mengeluarkan dahan-dahan/cabang-cabang ilmu
pengetahuan. Sedangkan amal ibarat buah dari pohon itu identik dengan
teknologi dan seni.
Pengembangan IPTEK yang lepas dari keimanan dan ketakwaan tidak
akan bernilai ibadah serta tidak akan menghasilkan manfaat bagi umat
manusia dan alam lingkungannya bahkan akan menjadi malapetaka bagi
kehidupannya sendiri. Ilmu-ilmu yang dikembangkan atas dasar keimanan
dan ketakwaan kepada Allah akan memberikan jaminan kemaslahatan bagi
kehidupan ummat manusia termasuk bagi lingkungannya.
BAB III
PERAN DAN TANGGUNGJAWAB

3.1. Keutamaan Orang yang Berilmu


Seringkali manusia melupakan segi etika atau moral dari hubungan
timbal balik antara manusia dengan lingkungan. Secara moral adalah normal
apabila lingkungan akan memberikan kepada manusia berbagai hal yang
akan diketemukannya. bahkan manusia juga harus memberikan toleransi
kepada kenyataan bahwa sewaktu-waktu dapat timbul malapetaka bagi
kehidupan manusia. Jika manusia dapat berlaku adil dengan semua yang
makhiuk hidup di alam ini, maka disini letak kebenaran norma moral yang
baik, dimana manfaat yang dieroleh dari alam ini, harus juga memberikan
manfaat kepada manusia lain.
Manusia dan masyarakat mengembangkan sistem nilai yang sesuai
dengan keadaan lingkungan. Manusia menyesuaikan pada hidupnya dengan
irama yang ditentukan oleh lingkungan alam. Karena perubahan lingkungan
alam berada diluar kendali tangan manusia, maka manusia memasrahkan diri
kepada lingkungan. Hal inilah yang melahirkan suatu kebiasaan, tradisi dan
hukum yang tidak tertulis, yang kemudian mengatur pergaulan hidup
masyarakat.
Perilaku manusia merupakan pencerminan dari moral manusia yang
dimilikinya. Citra manusia hanya mempunyai relevansi, jika dalam kehidupan
bersama dalam kelompok masyarakat. Sebab dalam kehidupan berkelompok
itulah terdapat sistem-sistem perlambang yang selanjutnya berfungsi sebagai
sumber nilai. Cara manusia mewujudkan diri adalah hasil pilihannya sendiri.
Oleh karena itu, apapun pilihannya, manusia sendiri yang bertanggung jawab.

3.2. Tanggungjawab Ilmuwan Terhadap Lingkungan


Ada dua fungsi utama manusia di dunia yaitu sebagai abdun atau
hamba Allah dan sebagai khalifah Allah di bumi. Esensi dari abdun adalah
ketaatan, ketundukan dan kepatuhan kepada kebenaran dan keadilan Allah,
sedangkan esensi khalifah adalah tanggungjawab terhadap diri sendiri dan
alam lingkungannya, baik lingkungan sosial maupun lingkungan alam.
Dalam konteks abdun, manusia menempati posisi sebagai ciptaan
Allah. Posisi ini memiliki konsekuensi adanya keharusan manusia untuk taat
dan patuh kepada penciptanya. Keengganan manusia menghambakan diri
kepada Allah sebagai pencipta akan menghilangkan rasa syukur atas
anugerah yang diberikan sang pencipta berupa potensi yang sempurna yang
tidak diberikan kepada makhluk lainnya yaitu potensi akal. Dengan hilangnya
rasa syukur mengakibatkan ia menghambakan diri kepada hawa nafsunya.
Keikhlasan manusia menghambakan dirinya kepada Allah akan mencegah
penghambaan manusia kepada sesama manusia termasuk pada dirinya.
Manusia diciptakan Allah dengan dua kecenderungan yaitu kecenderungan
kepada ketakwaan dan kecenderungan kepada perbuatan fasik (QS. Asy-
Syams/91:8). Dengan kedua kecenderungan tersebut, Allah memberikan
petunjuk berupa agama sebagai alat bagi manusia untuk mengarahkan
potensinya kepada keimanan dan ketakwaan bukan pada kejahatan yang
selalu didorong oleh nafsu amarah.
Fungsi yang kedua sebagai khalifah atau wakil Allah di muka bumi.
Manusia diberikan kebebasan untuk mengeksplorasi, menggali sumber-
sumber daya serta memanfaatkannya dengan sebesar-besar kemanfaatan
untuk kehidupan umat manusia dengan tidak menimbulkan dampak negatif
terhadap lingkungan, karena alam diciptakan untuk kehidupan manusia
sendiri. Untuk menggali potensi alam dan memanfaatkannya diperlukan ilmu
pengetahuan dan teknologi yang memadai. Allah menciptakan alam, karena
Allah menciptakan manusia. Oleh karena itu, manusia mendapat amanah dari
Allah untuk memelihara alam, agar terjaga kelestariannya dan
keseimbangannya untuk kepentingan umat manusia.
BAB IV
PENUTUP

4.1. Saran
4.2. Kesimpulan
Ilmu pengetahuan dalam sudut pandang filsafat adalah segala sesuatu
yang diketahui manusia melalui tangkapan pancaindra, intuisi dan firasat
yang sudah diklasifikasi, diorganisasi, disistematisasi dan diinterpretasi
sehingga menghasilkan kebenaran obyektif, sudah diuji kebenarannya dan
dapat diuji ulang secara ilmiah. Sedangkan ilmu pengetahuan dalam Al-
Qur’an adalah proses pencapaian segala sesuatu yang diketahui manusia
melalui tangkapan pancaindra, intuisi dan firasat dan obyeknya sehingga
memperoleh kejelasan. Teknolgi adalah dalam sudut pandang budaya,
teknologi merupakan salah satu unsur budaya sebagai hasil penerapan
praktis dari ilmu pengetahuan yang berkarakteristik netral dan obyektif.
Seni adalah hasil ungkapan akal dan budi manusia dengan segala
prosesnya serta merupakan ekspresi jiwa seseorang. Hasil ekspresi jiwa
tersebut berkembang menjadi bagian dari budaya manusia. Seni identik
dengan keindahan, keindahan yang hakiki identik dengan kebenaran. Seni
yang lepas dari nilai-nilai ketuhanan tidak akan abadi karena ukurannya
adalah hawa nafsu bukan akal dan budi.
Jika manusia berlaku adil dengan semua yang makhluk hidup di alam
ini, maka disini letak kebenaran norma moral yang baik, dimana manfaat yang
dieroleh dari alam ini, harus juga memberikan manfaat kepada manusia lain.
Manusia menyesuaikan pada hidupnya dengan irama yang ditentukan oleh
lingkungan alam. Karena perubahan lingkungan alam berada diluar kendali
tangan manusia, maka manusia memasrahkan diri kepada lingkungan.
Dalam pandangan Islam, antara iman, ilmu pengetahuan, teknologi
dan seni terdapat hubungan yang harmonis dan dinamis yang terintegrasi
dalam suatu sistem yang disebut Dienul Islam. Di dalam Dienul Islam
terkandung tiga unsur pokok yaitu aqidah, syari’ah dan akhlak, dengan kata
lain iman, ilmu dan amal shaleh atau ikhsan. Pengembangan IPTEK yang
lepas dari keimanan dan ketakwaan tidak akan bernilai ibadah serta tidak
akan menghasilkan manfaat bagi umat manusia dan alam lingkungannya.
Fungsi utama manusia yaitu, abdun: ketaatan, ketundukan dan
kepatuhan kepada kebenaran dan keadilan, dan khalifah: tanggungjawab
terhadap diri sendiri dan alam lingkungannya, baik lingkungan sosial maupun
lingkungan alam. Allah memberikan petunjuk berupa agama sebagai alat bagi
manusia untuk mengarahkan potensinya kepada keimanan dan ketakwaan
bukan pada kejahatan yang selalu didorong oleh nafsu amarah. Manusia
mendapat amanah dari Allah untuk memelihara alam, agar terjaga
kelestariannya dan keseimbangannya untuk kepentingan umat manusia.
DAFTAR PUSTAKA

http://www.si.its.ac.id/kurikulum/materi/iptek/manusialingkungan.html
http://digilib.itb.ac.id/gdl.php?mod=browse&op=read&id=jbptitbpp-gdl-s2-
2004-simonsimor-1746&q=Human
http://www.ziddu.com/download/5235808/4MakalahSeniBudayadanIptekdala
mPandanganIslam.rtf.html
http://saiful-jihad.blogspot.com/2009/07/vi-ipteks-dalam-islam.html

You might also like