You are on page 1of 4

Khasiat kenikir

Diposkan oleh fikirjernih di 08.52

Jakarta–Kalau melihat tanaman liar ini, tidak ada yang menyangka kalau ternyata tanaman
ini bisa dijadikan sayur. Umumnya dijadikan salah satu sayuran dalam pecel. Tak hanya
rasanya yang enak, tapi jug memiliki khasiat yang baik untuk tubuh. Mau tahu?

Tidak semua orang mengenal tumbuhan ini. Daunnya berbentuk panjang-panjang dengan
bunga berwarna kuning sedikit oranye. Tanaman ini termasuk dalam tumbuhan liar, karena
hampir banyak di jumpai sebagai hiasan pagar. Tapi siapa sangka kalau tanaman ini bisa
dijadikan sayur yang enak?

Cosmos caudatus Kunth, atau yang lebih dikenal dengan daun kenikir ini cukup akrab di
telinga masyarakat Jawa. Karena daun kenikir ini sering dijadikan salah satu pelengkap
sayuran pada pecel. Daun kenikir ini memiliki aroma yang cukup khas, sedikit wangi dan rasa
yang agak sedikit getir.

Daun kenikir mengandung saponin, flavonoida polifenol dan minyak atsiri. Secara tradisional
daun ini juga digunakan sebagai obat penambah nafsu makan, lemah lambung, penguat
tulang dan pengusir serangga. Sebuah penelitian juga menemukan kalau daun kenikir
mengandung senyawa yang memiliki daya antioksidan yang cukup tinggi.

Senyawa yang bersifat antioksidan dapat memacu proses apoptosis melalui jalur intrinsik
(jalur mitokondria). Pemacuan apoptosis merupakan salah satu cara penghambatan
karsinogenesis atau penyebab kanker. Daun kenikir ini mudah dijumpai di pasar-pasar
tradisional. Selain di santap dengan sambel pecel, kenikir juga enak disantap sebagai lalapan
dengan sambal goreng tomat.

dtc/ tiw

Sumber
Solopos.com
Kenikir (Cosmos caudatus Kunth.)

1. Sistematika Tanaman
Divisi : Spermatophyta
Sub divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Bangsa : Asterales
Suku : Asteraceae
Marga : Cosmos
Jenis : Cosmos caudatus Kunth.
Nama umum : Kenikir

2. Nama daerah
Sumatera : Ulam raja (Melayu)
Jawa : Kenikir (Jawa Tengah)

3. Morfologi Tanaman
Habitus: Perdu, tinggi 75-100 cm, bau khas.
Batang: Tegak, segi empat, beralur membujur, bercabang banyak, muda berbulu, beruas,
hijau keunguan.
Daun: Majemuk, bersilang berhadapan, berbagi menyirip, ujung runcing, tepi rata, panjang
15-25 cm, hijau.
Bunga: Majemuk, bentuk bongkol, di ujung batang, tangkai panjang ± 25 cm, mahkota
terdiri dari 8 daun mahkota, panjang + 1 cm, merah, benang sari bentuk tabung, kepala sari
coklat kehitaman, putik berambut, hijau kekuningan, merah.
Buah: Keras, bentuk jarum, ujung berambut, masih muda hijau setelah tua coklat.
Biji: Keras, kecil, bentuk jarum, panjang ± 1 cm, hitam.
Akar: Tunggang, putih.

4. Kandungan Kimia
Daun Cosmos caudatus mengandung saponin, flavonoida polifenol dan minyak atsiri.
Akarnya mengandung hidroksieugenol dan koniferil alkohol (Fuzzati et al., 1995).

5. Khasiat dan Kegunaan


Daun kenikir (Cosmos caudatus Kunth.) banyak dikonsumsi masyarakat sebagai sayuran.
Secara tradisional daun ini juga digunakan sebagai obat penambah nafsu makan, obat lemah
lambung, penguat tulang dan pengusir serangga.

Untuk penambah nafsu makan dipakai + 100 gram daun segar kenikir, dicuci, dimakan
sebagai lalab.

Untuk penangkal serangga dipakai ± 100 gram daun segar kenikir, dijemur sampai kering
kemudian dibakar

6. Penelitian terdahulu
Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa daun kenikir mengandung senyawa yang
memiliki daya antioksidan yang cukup tinggi, dengan harga IC50 sekitar 70 mg/L (Lotulung
dkk, 2001). Senyawa yang bersifat antioksidan dapat memacu proses apoptosis melalui jalur
intrinsik (jalur mitokondria). Pemacuan apoptosis merupakan salah satu cara penghambatan
karsinogenesis.
Senyawa radikal bebas dapat menghambat apoptosis melalui inhibisi pelepasan sitokrom c,
dimana sitokrom c berperan dalam aktivasi protein-protein regulator positif apoptosis. Sifat
antioksidan yang dimiliki kenikir memungkinkan pengembangan tanaman ini sebagai agen
kemopreventif.

Daftar pustaka

Fuzzati, N., Sutarjadi, Dyatmiko, W., Rahman, A., and Hostettmann, K., 1995, Phenylpropane
derivatives from roots of Cosmos caudatus, Phytochemistry, vol. 39:2, 409-412

Lotulung, P.D.N., Minarti, dan Kardono, L.B.S., 2005, Penapisan aktivitas antibakteri,
antioksidan dan toksisitas terhadap larva udang Artemia salina ekstrak tumbuhan
Asteraceae, http://www.kimialipi.net/dokumen/bandung
/index2.php?aksi=Tampilkan&ha=p&jenis=semua&kategori=JUDUL, diakses September
2005

Kenikir Mencegah Kanker


22 Oktober 2010 | 13:45 wib

BIASANYA daun kenikir atau nama latinnya cosmos caudatus dikenal sebagai pelengkap
pada sajian pecel. Tidak ada ruginya memakan daun pahit yang biasa tumbuh di dataran
rendah ini. Perdu hijau dengan ciri daun bergerombol ini beraroma wangi dan memiliki rasa
sedikit getir.

Tanaman kenikir memiliki bunga berwarna merah, jingga, atau kuning yang sering dijumpai
sebagai pengganti pagar tanaman. Siapa sangka pagar tanaman yang satu ini memiliki
manfaat tak terduga.

Herbal ini berkhasiat sebagai obat lemah lambung, penguat tulang dan penambah nafsu
makan. Daun kenikir mengandung 3 persen protein, 0,4 persen lemak dan karbohidrat serta
kaya dengan kalsium dan vitamin A.

Tanaman ini juga mengandung saponin, flavonoida polifenol dan minyak atsiri. Minyak atsiri
diketahui sebagai bahan dasar dari minyak wangi yang mempunyai aroma khas dan mudah
menguap.

Manfaat lain kenikir yakni mengandung zat antioksidan untuk menangkal radikal bebas.
Radikal bebas dipercaya memicu banyak penyakit karena faktor lingkungan, seperti kanker
dan jantung. Pada kenikir, kandungan flavonoidnya merupakan zat antioksidan paling efektif
menangkal zat jahat tersebut. Karena hal ini, kenikir disebut sebagai agen kemopreventif.
Kerabat kenikir yang lain, atau dalam bahasa latin disebut tagetes erecta memiliki manfaat
yang sama. Bunga kenikir yang ditumbuk, lalu ditambah dengan cuka dapat digunakan
sebagai tapal. Dengan penggunaan yang rutin, tapal dapat dijadikan obat gondongan juga
pembengkakan pada payudara.

Jenis kenikir yang satu ini di Jawa biasa disebut tahi kotok. Selain berkhasiat sebagai obat,
bunganya dapat digunakan sebagai pengusir serangga dengan aromanya yang khas dan
menyengat.

(berbagai sumber/fitri/CN16)

Kenikir

Oleh FX Rizal Hartanto (17 Februari 2010)

Di kalangan masyarakat Jawa dan Sunda, tanaman kenikir sudah tidak asing lagi. Bagi
masyarakat Jawa, kenikir banyak digunakan pada makanan seperti pecel dan urap,
sedangkan di kalangan masyarakat Sunda tanaman kenikir dimakan mentah untuk lalapan
bersama dengan sambal terasi.

Kenikir (Cosmos caudatus Kunth) adalah tumbuhan tropika yang berasal dari Amerika Latin
tetapi tumbuh liar dan mudah didapati di Florida Amerika Serikat, serta Indonesia dan
negara-negara ASEAN lainnya. Kenikir adalah perdu dengan tinggi 75-100 cm dan berbau
khas. Batang tegak, segi empat, beralur membujur, bercabang banyak, dan beruas berwarna
hijau keunguan. Buahnya keras, dengan bentuk seperti jarum, ujung berambut, pada waktu
masih muda berwarna hijau dan setelah tua berwarna coklat. Biji keras, kecil, berbentuk
jarum dengan panjang ± 1 cm, dan berwarna hitam. Berakar tunggang dan berwarna putih.

Daun kenikir mengandung saponin, flavonoida polifenol, dan minyak atsiri. Akarnya
mengandung hidroksieugenol dan koniferil alkohol. Pada daun kenikir juga mengandung
senyawa yang memiliki daya antioksidan yang cukup tinggi, dengan harga IC50 sekitar 70
mg/L (Lotulung dkk, 2001). Senyawa yang bersifat antioksidan dapat memacu proses
apoptosis melalui jalur intrinsik (jalur mitokondria). Pemacuan apoptosis merupakan salah
satu cara penghambatan karsinogenesis.

Selain sebagai makanan, daun kenikir juga digunakan sebagai obat penambah nafsu makan,
penguat tulang dan pestisida organik pengusir serangga. Begitu banyak manfaat yang
terdapat dalam tanaman kenikir. Masih banyak manfaat tanaman lainnya yang sering kita
jumpai di sekitar kita dan tanpa kita sadari tanaman tersebut adalah pencegah serta
penyembuh alami bagi beberapa penyakit.

Sumber: http://dobelden.wordpress.com

http://www.herbal-obatalami.com/kenikir.html

http://zhuca22.blogspot.com/2009/06/bunga-kenikir.html

You might also like