Professional Documents
Culture Documents
95950/2009
b. Masih adakah faktor lain yang menentukan bakat seorang anak? Beri penjelasan!
- Masih, peran lingkungan keluarga dan sekitar dapat mempengaruhi anak menjadi
berbakat. Misalnya anak yang di berikan les-les piano, gitar, basket, dance dan lain-lain.
Jika anak itu dapat mengikuti les tersebut dengan sepenuh hati maka anak tersbut
dapat menjadi berbakat dalam hal itu. Apalagi jika anak didukung dengan intelegensi
yang mumpuni. Karena bakat itu sendiri tidak bisa ditemukan dengan sendirinya, kita
harus menggali bakat anak agar bakat anak timbul dan tidak terkubur.
5. a. Ibarat yang seperti itu berarti jika kita tidak dapat memberikan pengajaran yang tepat,
maka kecerdasan seorang anak tidak akan maksimal. Namun itu semua juga di pengaruhi
oleh intelegensi dan kemampuan yang dimiliki oleh anak, jika anak memiliki IQ yang tinggi
tapi kita tidak dapat memberikan pendidikan yang layak maka kecerdasan anak akan sia-sia
saja. Pemberian pendidikan dalam setiap aspek, misalnya Matematika, bahasa, agama, IPA,
IPS dan lain-lain juga harus seimbang, agar kecerdasan anak terasah dengan baik. Lalu
selanjutnya kita biarkan anak memilih subjek yang di senanginya. Selagi subjek tersebut
positif dan dapat membangun motivasi diri pada anak apa salahnya. Karena, jika
dipaksakan kecerdasan anak juga tidak akan bekerja secara maksimal.
b. seperti jawaban yang saya berikan pada pertanyaan nomor 4. “ Bakat itu tidak dapat
timbul dengan sendirinya”. Oleh karena itu, kita harus menggali bakat yang di miliki oleh
anak. Eksplorasi apa yang sangat digemari anak, lalu kembangkan dengan les-les serta
pendidikan yang baik. Maka bakat anak akan semakin terasah dan akan muncul.
6. Langkah yang diperlukan untuk menemukan anak CI-BI:
Kecerdasan dan keberbakatan dapat dilihat dari 3 aspek, yaitu:
1. Intelegensi yang tinggi baik bidang umum maupun khusus.
2. Kreativitas yang tinggi dan orisinil yang berbeda dari orang lain
3. Motivasi dan Komitmen
By: Luqmanul Hakim Muttaqin
Lalu dari 3 aspek di atas dapat kita berikan sebuah tes yaitu:
Dengan menggunakan alat-alat tes, yang meliputi:
- Tahap penyaringan atau “screening” dengan tes kelompok yang sudah dibakukan.
Biasanya tes aptitude seperti tes inteligensi, dan tes prestasi belajar.Tahap seleksi
atau identifikasi dengan tes individual. Ini lebih halus dan mengukur kemampuan
seseorang dengan teliti dan tepat. Tes inteligensi individual yang populer adalah
Wechsler dan Stanford Binet.
- Pendekatan kedua adalah identifikasi melalui studi kasus, yaitu memperoleh
sebanyak mungkin keterangan tentang anak yang diperkirakan berbakat dari
sumber-sumber yang berbeda-beda.
Lalu kita dapat melihat karektirisktik yang dimiliki oleh anak untuk memastikan apakah
dia memang tergolong pada anak berbakat, yang diantaranya adalah:
- Lancar berbahasa (mampu mengutarakan pikirannya)
- Memiliki rasa ingin tahu yang besar terhadap ilmu pengetahuan
- Memiliki kemampuan yang tinggi dalam berpikir logis dan kritis
- Mampu belajar/bekerja secara mandiri
- Ulet menghadapi kesulitan (tidak lekas putus asa)
- Mempunyai tujuan yang jelas dalam tiap kegiatan atau perbuatannya
- Cermat atau teliti dalam mengamati
7. A. The Autonomous Learner Model (Model Pelajar Mandiri) adalah: memposisikan si anak
sebagai subyek, pemegang kendali, pengambil keputusan atau mengambil inisiatif
mengenai belajarnya. Dengan demikian, kemampuan dalam mengendalikan atau
mengarahkan anak mengenai cara pembelajarannya sendiri atau disebut juga belajar
secara Otodidak.
B. Enrichent Model (Model Pengayaan) adalah: program pembelajaran yang apabila si anak
telah mencapai kompetensi lebih cepat yang telah ditentukan oleh satuan pendidikan dan
tidak semua anak dapat melakukannya. Program ini memberikan kesempatan lebih bagi
anak yang mampu untuk memperdalam dan mengoptimalkan kecakapannya.
C. Individualized Programming Planning Model (Model Program Perencanaan
Individualisasi) adalah: proses bantuan kepada siswa agar mampu merumuskan dan
melakukan aktivias yang berkaitan dengan perencanaan masa depannya berdasarkan
pemahaman akan kelebihan dan kekurangan yang dimilikinya, serta pemahaman akan
peluang dan kesempatan yang tersedia di lingkungannya.
By: Luqmanul Hakim Muttaqin
D. The Integrative Education Model (Model Pendidikan Integrative) adalah: di dalam kelas
tersebut di gabungkan dari bermacam ABK. Misalnya anak tunarungu, tunanetra, CI-BI, dan
lain-lainya dikelompokkan dalam satu kelas.
8. A. Lama Belajar
Anak masuk lebih awal dari jam masuk sekolah (earlier time). Lama belajar disesuaikan
dengan kecepatan anak dalam menerima pembelajaran, apakah anak sudah bisa mencapai
nilai kompetensi, lalu jika sudah maka anak dapat diberikan program lanjutan berupa
program pengayaan. Yang bisa disesuaikan dengan keinginginan anak melalui model
pelajar mandiri. Anak juga bisa di loncatkan ke kelas yang lebih tinggi jika semua
kompetensi yang diperlukan telah dipenuhinya.
B. Persyaratan Peserta Didik
- Memiliki intelektual umum
- Memiliki kemampuan intelektual khusus
- Memiliki komitmen dan motivasi yang besar akan pembelajaran
- Memiliki kreativitas yang tinggi
- Memiliki kemampuan yang tinggi dalam berpikir logis dan kritis
- Mampu belajar secara mandiri
C. Pengembangan Kurikulum yang Berdiferensiasi
a) modifikasi alokasi waktu, yang disesuaikan dengan kecepatan belajar bagi anak yang
memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa
b) modifikasi isi/materi,
c) modifikasi sarana-prasarana, yang disesuaikan dengan karakteristik anak yang
memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa yakni senang menemukan sendiri
pengetahuan baru
d) modifikasi lingkungan belajar yang memungkinkan anak memiliki potensi kecerdasan
dan bakat istimewa dapat memenuhi kehausan akan pengetahuan
e) modifikasi pengelolaan kelas, yang memungkinkan anak dapat bekerja di kelas, baik
secara mandiri, berpasangan, maupun berkelompok.
Isi kurikulum harus mengarah pada perkembangan kemampuan anak yang
berorientasi inovatif dan tidak reproduktif serta berorientasi untuk mencapai sesuatu
dan tidak hanya sekedar emunculkan apa yang dimiliki tanpa dilatih menjadi kreatif.