Professional Documents
Culture Documents
LANDASAN TEORI
Layanan ini memberikan jaminan kecepatan sesuai dengan aket layanan yang digunakan
pelanggan sampai ke BRAS (Broadband Remote Acces Server) dengn pilihan kecepatan akses
mulai dari 384kbps hingga 3mbps per line. Sebagai perbandingan, kecepatan akses dial-up yang
digunakan oleh layanan telkomnet instan adalah 56kbps per-line.
3.2 Tekonologi ADSL
Koneksi internet saat ini semakin bertambah cepat, dari broadband, fiber to home, cable
modem dengan triple pay yang menawarkan 1 koneksi dengan berbagai layanan. Salah satu
layanan internet yang paling mudah dan murah biayanya saat ini di Indonesia adalah koneksi
menggunakan teknologi ADSL yang disediakan oleh Telkom dengan brand Telkom Speedy.
ADSL adalah singkatan dari Asymmetric Digital Subscriber Line. ADSL adalah sebuah
teknologi interkoneksi data yang hanya menggunakan kabel telepon biasa dengan kecepatan
maximum Dowstream Up To 8 Megabit per detik(Mbps) dengan jarak maksimal sekitar 6000
feet (1.820 Meter), dan kecepatan maximum Upstream Up To 640 kilobit per detik (Kbps).
Dalam prakteknya, kecepatan yang bisa di gunakan sampai 1.5Mbps downstream dan 64 sampai
640kbps upstream. Beberapa pengembangan dari ADSL adalah teknologi ADSL2 dan ADSL2+.
ADSL2 meningkatkan kecepatan downstream sampai 12Mbps dan upstream 1Mbps, dan
ADSL2+ bahkan lebih baik lagi, kecepatan meningkat sangat tajam yaitu downstream sampai
24Mbps dan upstream sampai dengan 3Mbps.
Namun teknologi ADSL memiliki keterbatasan dalam hal jarak maximal dari kabel, yaitu 6000
feet(1.820 meter). Apabila jarak melebihi standart ADSL , maka koneksi tidak dapat dilakukan.
Namun dalam prakteknya biasanya tidak sampai 1.820 meter pun sudah tidak bisa berjalan
dengan baik, hal ini disebabkan oleh banyak faktor seperti noise, tipe konektor, dan lain
sebagainya.
Pertanyaannya adalah , ADSL menggunakan teknologi Line Telepon untuk mentrasmisikan data
dalam kecepatan tinggi, mengapa jarak tidak mempengaruhi line untuk Voice/ telepon?
Jawabannya adalah karena adanya Amplifier yang digunakan untuk memperkuat sinyal Voice
dalam line telepon. Hal ini yang membuat panjang kabel tidak mempengaruhi Line Telepon dan
suara tetap terdengar. Namun sayangnya teknologi ADSL tidak dapat bekerja bila line ada
amplifier yang digunakan untuk memperkuat sinyal telepon karena Amplifier tersebut akan
mengganngu sinyal ADSL dan koneksi tidak bisa dilakukan.
Hal ini pula yang menjadi jawaban mengapa tidak semua line telepon yang ada tidak bisa
dipastikan memiliki layanan ADSL, karena beberapa faktor yang disebut dibawah ini :
Kabel Fiber Optic
Sinyal ADSL tidak dapat melewati konversi sinyal dari analog ke digital kemudian ke analog
lagi bila jaringan telepon manggunakan fiber optik.
Penguat sinyal
Bila jaringan telepon menggunakan penguat sinyal untuk menambah jarak yang bisa dijangkau
jaringan telepon, maka ADSL tidak dapat digunakan di jaringan tersebut.
HotSpot adalah definisi untuk daerah yang dilayani oleh satu Access Point Wireless
LAN standar 802.11a/b/g, dimana pengguna (user) dapat masuk ke dalam Access Point
secara bebas dan mobile menggunakan perangkat sejenis notebook, PDA atau
Peer-to-Peer atau lebih dikenal dengan P2P atau teknologi dari “ujung” ke “ujung” pertama kali
di luncurkan dan dipopulerkan oleh aplikasi-aplikasi file sharing. Pada konteks ini teknologi P2P
memungkinkan para pengguna untuk berbagi, mencari dan mengunduh berkas. Sistem P2P yang
sebenarnya adalah suatu sistem yang tidak hanya menghubungkan “ujung” satu dengan lainnya,
namun ujung-ujung ini saling berhubungan secara dinamis dan berpartisipasi dalam
mengarahkan lalulintas komunikasi informasi-, pemrosesan-, dan penugasan pembagian
bandwidht yang intensif, dimana bila sistem ini tidak ada, tugas-tugas ini biasanya diemban oleh
server pusat.
Peer-to-peer menjadi sebuah alternatif aplikasi untuk mencari resource tertentu yang tidak ada
diwebsite ataupun alternatif untuk berbagi resource tanpa sebuah web server yang harganya
masih tergolong mahal. Selain itu pada jaringan Peer to Peer host dapat dijadikan server dan juga
menjadi client secara bersamaan, Contohnya dalam file sharing antar komputer di jaringan
Windows Network Neighbourhood ada 5 komputer (kita beri nama A, B, C, D, dan E) yang
memberi hak akses terhadap file share dari B bernama data.xls dan juga memberi akses file
soal.doc kepada C. saat A mengakses file dari B maka A berfungsi sebagai server. Kedua fungsi
itu dilakukan oleh A secara bersamaan maka jaringan seperti ini dinamakan peer-to-peer.
Ide mengenai konsep ini muncul kira-kira pada akhir dekade 1980-an, ketika jaringan komputer
dan tentunya juga komputer telah mulai masuk ke dalam salah satu barang wajib dalam
perusahaan, baik itu perusahaan kecil maupun besar. Tetapi, arsitektur ini berkembang dalam
jaringan yang terlalu kecil untuk memiliki sebuah server yang terdedikasi, sehingga setiap
komputer klien pun menyediakan layanan untuk berbagi data untuk melakukan kolaborasi antara
pengguna. Jaringan peer-to-peer pun mulai banyak digemari ketika Microsoft merilis sistem
operasi Windows for Workgroups, meski sebelumnya sistem operasi MS-DOS (atau IBM PC-
DOS) dengan perangkat MS-NET (atau PC-NET) juga dapat digunakan untuk tujuan ini.
Karakteristik kunci jaringan tersebut adalah dalam jaringan ini tidak terdapat sebuah server pusat
yang mengatur klien-klien, karena memang setiap komputer bertindak sebagai server untuk
komputer klien lainnya. Sistem keamanan yang ditawarkan oleh metode ini terbilang lebih
rendah dibandingkan dengan metode klien/server dan manajemen terhadapnya pun menjadi
relatif lebih rumit.
Konsep ini pun kemudian berevolusi pada beberapa tahun terakhir, khususnya ketika jaringan
Internet menjadi jaringan yang sangat besar. Hal ini mulai muncul kira-kira pada akhir dekade
1990-an, di saat banyak pengguna Internet mengunduh banyak berkas musik mp3 dengan
menggunakan metode peer-to-peer dengan menggunakan program Napster yang menuai kritik
pedas dari industri musik, seperti halnya Metallica dan banyak lainnya. Napster, pada saat
dituntut oleh para pekerja industri musik, dikatakan memiliki anggota lebih dari 20 juta
pengguna di seluruh dunia. Selanjutnya beberapa aplikasi juga dibuat dengan menggunakan
konsep ini: eDonkey, Kazaa, BitTorrent, dan masih banyak lainnya. Meski banyak aplikasi peer-
to-peer ini digunakan oleh pengguna rumahan, ternyata sistem ini juga diminati oleh banyak
perusahaan juga.
1. Troubleshooting jaringan relatif lebih sulit, karena pada jaringan tipe peer to peer setiap
komputer dimungkinkan untuk terlibat dalam komunikasi yang ada. Di jaringan client-
server, komunikasi adalah antara server dengan workstation.
2. Unjuk kerja lebih rendah dibandingkan dengan jaringan client- server, karena setiap
komputer/peer isamping harus mengelola emakaian fasilitas jaringan juga harus
mengelola pekerjaan atau aplikasi sendiri.
3. Sistem keamanan jaringan ditentukan oleh masing-masing user dengan mengatur masing-
masing fasilitas yang dimiliki.
4. Karena data jaringan tersebar di masing-masing komputer dalam jaringan, maka backup
harus dilakukan oleh masing- masing komputer tersebut.