You are on page 1of 20

Arsitektur Vernakular

Tradisional
Kajian mengenai identitas dalam arsitektur, merupakan sebuah
fenomena yang selalu menarik untuk diperbincangkan. Bukan
hanya mengenai identitas arsitektur Indonesia, tapi
permasalahan identitas ini telah mulai dipertanyakan pada
tingkat arsitektur kedaerahan.

Adanya istilah arsitektur tradisional dan arsitektur vernakular


merupakan sebuah wacana yang berhubungan dengan kajian
dalam arsitektur kedaerahan tersebut. Sampai saat ini, kedua
istilah tersebut masih belum ada pendapat-pendapat yang
secara tegas memberikan batasan yang antara keduanya. Secara
gamblang kedua istilah ini sudah lama digunakan didalam
keseharian kita, tetapi yang mana yang merupakan contoh
arsitektur tradisional serta yang mana yang tergolong kedalam
arsitektur vernakular masih belum terdefinisi dengan jelas.
Pendapat Para Ahli Tentang
Arsitektur Vernakular

Menurut Turan dalam buku Vernacular Architecture, arsitektur


vernakular adalah arsitektur yang tumbuh dan berkembang dari
arsitektur rakyat yang lahir dari masyarakat etnik dan berjangkar
pada tradisi etnik, serta dibangun oleh tukang berdasarkan
pengalaman (trial and error), menggunakan teknik dan material
lokal serta merupakan jawaban atas setting lingkungan tempat
bangunan tersebut berada dan selalu membuka untuk
terjadinya transformasi.

Menurut Romo Manguwijaya arsitektur vernakular itu adalah


pengejawentahan yang jujur dari tata cara kehidupan
masyarakat dan merupakan cerminan sejarah dari suatu tempat.
Sonny Susanto, salah seorang dosen arsitek pada Fakultas Teknik Universitas
Indonesia juga mengatakan bahwa arsitektur vernakular merupakan bentuk
perkembangan dari arsitektur tradisional, yang mana arsitektur tradisional
sangat lekat dengan tradisi yang masih hidup, tatanan kehidupan
masyarakat, wawasan masyarakat serta tata laku yang berlaku pada
kehidupan sehari-hari masyarakatnya secara umum, sedangkan arsitektur
vernakular merupakan transformasi dari situasi kultur homogen ke situasi
yang lebih heterogen dan sebisa mungkin menghadirkan citra serta bayang-
bayang realitas dari arsitektur tradisional itu sendiri.
Sementara Oliver dalam bukunya yang berjudul Encyclopedia of vernacular-
architecture of the world memberikan gambaran yang cukup mendalam
tentang pemahaman arsitektur vernakular. Ia mencoba mendefinisikan
arsitektur-vernakular sebagai suatu kumpulan rumah dan bangunan
penunjang lain yang sangat terikat dengan tersedianya sumber-sumber dari
lingkungan.
Sedang kan dari kajian asal katanya, Kata Vernakular berasal dari

vernaculus (latin) berarti asli (native). Maka vernakular arsiektur

dapatdiartikan sebagai arsitektur asli yang dibangun oleh masyarakat

setempat.

Paul Oliver dalam bukunya Ensikolopedia Arsitektur Vernakular

menjabarkan bahwa arsitektur vernakular konteks dengan

lingkungansumber daya setempat yang dibangun oleh suatu masyarakat

dengan menggunakan teknologi sederhana untuk memenuhi kebutuhan

karakteristik yang mengakomodasi nilai ekonomi dan tantanan budaya

masyarakat dari masyarakat tersebut. Arsitektur vernakular ini terdiri

dari rumah dan bangunan lain seperti lumbung, balai adat dan lain

sebagainya.
Selain itu, istilah-istilah lain sering bersentuhan arti dan maknanya dengan

vernakular arsitektur yaitu arsitektur rakyat (Folk Architecture), arsitektur

lokal atau kontekstual (indigenous architecture) bahkan ada juga yang

kemiripan dengan arsitektur alamiah (spontanous architecture).

Secara garis arsitektur rakyat diartikan sebagai arsitektur yang menyimbolkan

budaya suatu suku bangsa dengan beberapa atribut yang melekat

dengannya.

Sementara itu, arsitektur lokal atau kontekstual, adalah arstektur yang

beradaptasi dengan kondisi budaya, geografi, iklim dan lingkungan

Dan arsitektur alamiah adalah arsitektur yang dibangun oleh satu masyarakat

berdasarkan proses alamiah seperti kebutuhan dasar manusia.


Jadi, dari pendapat-pendapat diatas
dapat dikatakan bahwa :
 Arsitektur vernakular adalah arsitektur
yang tumbuh dan berkembang dari arsitektur
rakyat.
 Arsitektur Vernakular adalah Arsitektur
yang menggambarkan tradisi dimana
bangunan tersebut dibangun (merupakan
identitas arsitektur s etempat)
Sejarah Perkembangan Arsitektur Vernakular Indonesia

Berdasarkan linguistik, kebanyakan orang Indonesia berbahasa Austronesia, suku bangsa ini
memiliki kekayaan 700 - 800 bahasa tersebar pada banyak pulau di Asia Tenggara, termasuk pula
Vietnam Selatan, Taiwan, Mikronesia, Polinesia dan Madagaskar. Selain kekayaan bahasa, juga
memiliki kekayaan dari budaya materi seperti arsitektur. Budaya Austronesia diperkirakan
berasal dari masyarakat yang hidup disepanjang sungai di Cina Selatan dan Vietnam utara sekitar
pertengahan abad ke-4 SM.
Salah satu pengaruhnya adalah konsep dan bentuk rumah Austronesia di Indonesia, bagi orang
Austronesia rumah bukan sekedar tempat tinggal, melainkan merupakan bangunan teratur
berlambang yang menunjukkan sejumlah ide penting perwujudan keramat para leluhur,
perwujudan fisik jatidiri kelompok, dunia kecil di jagad raya, dan ungkapan tingkat dan
kedudukan sosial. Seperti halnya yang iungkapkan oleh Rapoport, bahwa rumah pada
masyarakat tradisional mengekspresikan hierarki status masyarakat dan budaya lokal.1 Ciri dan
karakteristik mendasar dari rumah austronesia yaitu terdiri atas bangunan persegi empat,
berdiri diatas tiang-tiang, beratap ilalang. Pintu masuk berupa tangga yang ditakik dan ada
perapian dengan rak diatasnya untuk kayu bakar dan penyimpanan. Bentuk dasar ini mengalami
pembaharuan di daerah Austronesia dan ditemukan di rumah Batak, ”rumah gadang” di
Minangkabau, ”rumah Tongkonan” di Toraja, dan ”rumah panjang” di dayak, Kalimantan.
Tipe Arsitektur Vernakular Indonesia:
Keberagaman dan Kesamaannya

Indonesia adalah negara kaya dengan ratusan


etnis yang mana setiap etnis memiliki
kekhususan budayatersendiri, sehingga
terdapat pula ratusan tipe rumah vernakular
di Indonesia. Dari semua tipe
tersebut,terdapat beberapa tipe yang
memiliki keunikan dan karakteristik yang
sangat kuat seperti yang terlihatpada gambar
berikut ini.
Dari keberagaman arsitektur vernakular Indonesia, jika ditelusuri
terdapat kesamaan dari keberagaman tersebut yang berasal dari
akar yang sama yaitu budaya Austronesia. Bahkan kesamaan dari
keberagaman itu juga nampak dari pada arsitektur non- stronesia
seperti Papua. Kesamaan ciri-ciri arsitektur vernakular Nusantara
yang juga merupakan ciri dari arsitektur austronesia :

•-Tipe rumah panggung Sebagian besar rumah vernakular Indonesia kecuali


rumah Jawa, Bali, Lombok dan Papua, menggunakan struktur rangka tiang kayu
atau tipe rumah panggung sebagai upaya adaptasi dengan iklim dan geografi,
menggunakan sistem sambungan tarik dan tekan (sistem pen) tanpa
menggunakan paku dan sistem cros-log foundation (balok kayu yang saling
tumpang tindih secara horizontal
•- Tiang bangunan mempunyai alas batu. Tiang tidak ditanam didalam tanah,
melainkan beralas batu sehingga lebih fleksibel ketika ada guncangan atau
gempa.
•- Lantai bangunan didukung oleh tiang dan balok kayu yang saling mengikat satu
sama lain, biasanya tanpa menggunakan paku.
•- Pemanjangan bubungan atap sering dangan
sopi-sopi mencondong keluar. Seringklai
pemanjangan dibuat lekukan sehingga
menimbulkan daya tarik estetis. Dominasi atap
tampak pada keseluruhanbangunan . Proporsi
atap lebih besar dari pada badan dan kaki
(bagian bawah) bangunan. Selain itu itu atap
pelana (saddle roof) lebih umum digunakan.
•- Memiliki ornamen pada dinding penutup atap
(gable end) yang menyimbolkan status sosial,
kekuasaan dan karakteristik budaya.
Teknologi Bangunan : Bahan Bangunan dan Teknik
Konstruksi

Salah satu ciri arsitektur vernakular adalah


menggunakan bahan yang alami dan teknik
konstruksi yang sederhana dengan cara menyusun
tiang dan balok. Penyatuan semua bagian
bangunan dilakukan dengan cara membentuk dan
menyambung bagian kayu dengan beberapa alat
khusus sederhana seperti kampak, gergaji, pahat,
golok (parang). Untuk kemudahan pemasangan,
seringkali tiang dan balok disambung di tanah
sebelum diletakkan di atas batu pondasi.
Penyusunan tiang dan balok pada prinsipnya
tidak menggunakan paku, tapi menggunakan
sambungan lubang dengan pasak, sambungan
pangku dan sambungan takik. Susunan tiang-
tiang tersebut bersandar di atas batu pondasi
dengan stabilitas didapat dari rel-rel melintang
yang masuk ke lubang yang dibuat didalam
tiang. Perkuatan sistem konstruksi rumah untuk
mengantisipasi kondisi alam yang arawan
gempa terlihat pada rumah Nias, dengan
menambahkan penopang atau batang silang
menbentuk huruf X dan V.
Arsitektur Vernakular Indonesia

1. Sumatra

2. Jawa

3. Kalimantan

4. Bali dan Nusat Tenggara

5. Sulawesi

6. Papua
BEBERAPA GAMBAR TENTANG ARSITEKTUR
VERNAKULAR TRADISIONAL

You might also like