You are on page 1of 3

Manado—Menjelang perayaan besar seperti Idul Fitri, Natal dan TAHUN baru

merupakan saat yang sakral bagi umat yang menjalan-kannya. Namun sering kali
sering menjadi masalah tersendiri dengan mulai merangkak naiknya harga serta
menipisnya stok bahan pokok di pasaran. Pelak saja hal ini menjadi ketakutan
tersendiri bagi warga. Apalagi dengan cuaca dan kondisi seperti ini. “Biasanya setiap
ada perayaan besar seperti ini banyak harga bahan pokok yang naik atau terjadi
kelangkaan bahan pokok.
Maka dari itu pemerintah terkait harus jeli untuk melihat dan mengawasi setiap
perkembangan bahan pokok,” jelas Norman Tamaka warga Paal II kepada Swara Kita
Rabu (1/12) kemarin.
Hal senada juga dikatakan Jonli Paransa warga Kairagi yang mengatakan informasi
tentang bahan pokok menjelang perayaan natal perlu untuk dilakukan.
“Pemerintah harus giat-giatnya memberikan informasi tentang harga maupun stok
bahan pokok kepada warga menjelang Natal ini.
Ini sangat perlu agar warga juga bisa ikut memantau dan memastikn tidak adanya
penimbunan stok sehingga terjadi kelangkaan bahan pokok menjelang natal dan tahun
baru ini,” tutupnya.(try6/rk)

Pemerintah menjamin stok bahan makanan pokok (sembako) menjelang hari raya
keagamanan dan Tahun Baru 2003 lebih dari cukup, dan mengimbau masyarakat
tidak melakukan rush yang akan memicu kelangkaan dan kenaikan harga.

"Stok sembako aman dan lebih dari cukup selama masyarakat mengendalikan pola
konsumsinya dengan tidak memborong barang dalam saat yang bersamaan," kata
Dirjen Perdagangan Dalam Negeri (PDN) Deperindag, Ardiansyah S Parman, di
Jakarta, Kamis (7/11), menanggapi terjadinya kenaikan harga sejumlah sembako.

Menurut dia, lonjakan permintaan pada saat yang bersamaan itu mendorong
psikologis pasar yang memicu kelangkaan dan kenaikan harga barang. Karena itu,
masyarakat diimbau agar tidak melakukan rush dan belanja sesuai dengan kebutuhan
saja.

"Pemantauan harga yang kami lakukan menunjukkan dua hari menjelang puasa
memang terjadi kenaikan harga yang cukup signifikan, terutama untuk produk
pertanian, tapi sekarang harga relatif stabil, kembali ke tingkat sebelumnya," jelasnya.

Menanggapi soal lonjakan harga cabe merah keriting yang berkisar Rp20 ribu dari
sekitar Rp9.700 per kilogram, Ardiansyah mengatakan, hal itu akibat adanya
penurunan produksi cabe di sejumlah sentra akibat musim kemarau.

Selain itu diperkirakan pasokan cabe dari sentra produksi di Jawa (Jawa Barat, Jawa
Tengah dan Jawa Timur) ke Sumatera banyak juga yang diselewengkan untuk ekspor
ke Singapura melalui Batam, sehingga pasokan cabe ke wilayah Sumatera turun.
"Tapi orang tidak makan cabe tak masalah, yang kita perhatikan secara serius adalah
stok maupun pasokan ke masyarakat untuk bahan makanan pokok seperti beras, gula,
sayuran, daging, dan minyak goreng, agar tidak terjadi kelangkaan," ujarnya.

Itu sebabnya, pemerintah terus memantau kondisi stok dan kelancaran pasokan
sembako di seluruh daerah di Indonesia, di mana setiap propinsi melaporkan kondisi
stok dan pasokan sembako di daerahnya setiap hari ke pemerintah pusat melalui ketua
tim pemantau harga dan pasokan sembako.

"Laporan yang kami terima dari ketua tim di tingkat propinsi menunjukkan stok dan
pasokan sembako pada puasa sampai menjelang Lebaran cukup. Selain itu, Bulog
melaporkan stok beras dalam negeri mencukupi," kata Ardiansyah yang juga ketua
tim pemantau tingkat nasional tanpa menyebutkan angka jumlah stok beras yang
tersedia. Namun, pihaknya belum menerima laporan kondisi pasokan dan harga
sembako di daerah konflik seperti Maluku dan Aceh.

Eceran naik

Menanggapi soal naiknya sejumlah produk makanan dan minuman olahan baik di
pasar tradisional maupun pasar swalayan, Ardiansyah mengakui ada kenaikan di
tingkat pengecer sebesar lima persen sampai 10 persen.

"Asosiasi Produsen Makanan dan Minuman (Gapmmi) sendiri mengatakan kalangan


industri belum menaikkan harga, karena daya beli masih lemah," ujarnya.

Para produsen menjamin produksi makanan dan minuman olahan cukup. Hanya
masalahnya bagaimana melancarkan jalur distribusi agar stok tetap terjaga dan tidak
terjadi kelangkaan.

Untuk itu, tim pemantau telah melakukan koordinasi dengan aparat kepolisian
maupun perhubungan guna mengamankan jalur distribusi barang menjelang hari raya
keagamaan tahun ini, katanya. (ant/iz)

iga hari menjelang tahun baru 2008, harga beberapa kebutuhan rumah tangga
(Sembako) di Kabupaten Karo, khususnya di Pusat Pasar Berastagi dan Kabanjahe
mengalami kenaikan. Demikian dilaporkan koresponden Waspada dari Berastagi,
Kamis sore (27/12).

Beberapa kebutuhan rumah tangga yang kenaikannya sangat menonjol jika


dibandingkan dengan hari-hari sebelumnya adalah bahan-bahan untuk keperluan
membuat kue seperti, telur ayam, minyak goreng, tepung terigu, margarin dan gula
pasir.

Sedangkan barang kebutuhan lainnya dilaporkan, walaupun mengalami kenaikan


namun masih dalam batas kewajaran. Adapun harga bahan yang mengalami kenaikan
adalah telur ayam dari Rp500 menjadi Rp800 per butir, minyak goreng dari Rp6.000
menjadi Rp9.000 per kilonya, tepung terigu dari Rp3.000 menjadi Rp6.000 per kgnya
mentega dari Rp8.000 menjadi Rp 11.000 dan gula pasir dari Rp7.000 menjadi
Rp7.500 per kilonya.

Stabil
Sementara itu, khusus untuk daging lembu menurut pantauan Waspada harganya saat
ini masih stabil seperti biasa yakni, daging no 1 Rp50.000 per kg, daging No. 2 Rp
45.000 per kg cincang dan tulang masing-masing Rp 30.000 per kg. Sedangkan ayam
kampung harganya juga mengalami kenaikan yakni dari Rp35.000 saat ini menjadi
Rp38.000 per kg dan ayam buras dari Rp12.000 menjadi Rp16.000 per kg.

Beberapa pedagang daging lembu yang berhasil ditemui Waspada mengatakan,


stabilnya harga daging lembu di pasaran saat ini dikarenakan kebutuhan masyarakat
belum begitu tinggi. Namun satu hari menjelang Tahun Baru, jumlah konsumen akan
semakin meningkat dan pada saat itu harganya juga akan mengalami kenaikan, kata
mereka

Menjawab pertanyaan Waspada tentang kenaikan harga dan persediaan daging lembu
untuk tahun ini para pedagang mengatakan, berdasarkan pengalaman tahun-tahun
sebelumnya kenaikan harga jual lembu hanya berkisar Rp5.000 per kg. Sedangkan
masalah persediaan daging mereka mengatakan, jauh-jauh hari telah menyiapkannya
sehingga masyarakat tidak perlu khawatir untuk mendapatkannya.(c07)

You might also like