You are on page 1of 6

Rangkuman Buku Sosiologi

BAB I

Nama : Muhammad Kamal Fahrurizal

NIM : 1003260

Mata Kuliah : Pengantar Sosiologi

Program Studi : Pendidikan Sosiologi S-1

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


A. Pendahuluan
Untuk menunjang dan menambah pengetahuan seputar mata kuliah Pengantar
Sosiologi, maka sangat penting bagi mahasiswa untuk membaca buku-buku Sosiologi
ataupun juga buku-buku lain yang masih ada kaitannya dengan Sosiologi. Dan dalam
proses membaca itu, untuk lebih memudahkan bagi mahasiswa mengerti dan paham serta
dapat mengambil poin-poin penting dalam buku tersebut, kegiatan merangkum buku atau
membuat resume dari buku yang mahasiswa baca akan sangat membantu.
Maka dari itu, kali ini penulis akan memaparkan rangkuman BAB I dari buku
karangan Soerjono Soekanto yang berjudul “Sosiologi Suatu Pengantar”. Diharapkan
setelah membaca lalu membuat rangkuman dari isi buku ini, penulis dapat lebih mampu
untuk menyerap atau memahami isi dari buku ini serta mengetahui apa-apa saja poin-
poin penting atau poin-poin utama yang termuat dalam buku ini.
Mohon maaf bila dalam rangkuman ini banyak terdapat kesalahan atau
kekurangan, karena penulis sendiri masih dalam tahap pembelajaran. Saran dan kritikan
membangun akan sangat bermanfaat bagi penulis.

Penulis,

M. Kamal Fahrurizal

B.
B. Substansi Bacaan
Sebenarnya, seorang awam yang untuk pertama kali mempelajari Sosiologi, tanpa
dia sadari dia telah mengenal sedikit tentang Sosiologi. Karena, semenjak dia hidup, dia
telah menjadi anggota masyarakat dan sudah mempunyai pengalaman dalam dunia sosial.
Sosiologi mengalami perkembangan yang cukup lama, walaupun ilmu Sosiologi masih
relatif muda. Sosiologi secara umum berasal dari ilmu Filsafat yang lahir pada saat-saat
terakhir perkembangan ilmu pengetahuan. Ilmu Sosiologi muncul berawal dari
kompleksitas masalah yang terjadi di masyarakat, sehingga menuntut suatu metode untuk
mengatasi masalah tersebut. Dengan demikian dapat dimengerti bahwa Sosiologi adalah
ilmu yang mempelajari masyarakat, kehidupan kelompok, serta gejala-gejala sosial yang
terdapat dalam pergaulan hidup. Dengan ringkas sosiologi pada hakikatnya ingin
mengetahui keadaan yang sebenarnya dari hidup masyarakat.
Mengenai sifat dan hakikat Sosiologi sebagai ilmu pengetahuan dapat dijelaskan
melalui pendapat Robert Bierstedt berikut ini:

1. Sosiologi adalah suatu ilmu yang termasuk kedalam rumpun ilmu-ilmu sosial;
2. Sosiologi bukan merupakan disiplin ilmu yang normatif, akan tetapi disiplin ilmu
yang kategoris. Maksudnya, Sosiologi membatasi diri pada apa yang terjadi atau
seharusnya terjadi;
3. Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan murni (pure science);
4. Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang abstrak;
5. Sosiologi memiliki tujuan untuk menghasilkan pengertian-pengertian dan pola-pola
umum;
6. Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang empiris dan rasional;
7. Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang umum.
Objek dari ilmu Sosiologi adalah masyarakat yang dilihat dari sudut hubungan
antar manusia dan proses yang timbul dari hubungan manusia di dalam masyarakat.
Masyarakat mencakup beberapa unsur, yaitu:
1. Adanya manusia yang hidup bersama;
2. Bercampur untuk waktu yang cukup lama;
3. Mereka sadar bahwa mereka merupakan suatu kesatuan;
4. Mereka merupakan suatu sistem hidup bersama.
Istilah masyarakat di atas menunjuk pada sejumlah manusia yang telah hidup
bersama dengan mereka menciptakan peraturan-peraturan pergaulan, lalu tercipta pula
keadaan-keadaan pergaulan yang akhirnya menciptakan kebudayaan masyarakat tersebut.
Ada dua metode dalam Sosiologi:
1. Kualitatif, tidak bisa diukur dengan angka tetapi nyata dalam masyarakat
(metode historis, komparatif);
2. Kuantitatif, bisa diukur dengan angka, dengan mempergunakan skala, indeks,
tabel dan formula (metode statistik, sociometry).
Metode lainnya:
1. Deduktif, berdasarkan hal-hal yang bersifat umum kemudian ditarik ke hal-
hal yang lebih khusus;
2. Induktif, berdasarkan hal-hal yang khusus lalu diambil generalisasinya.
Perkembangan Sosiologi di Indonesia, terutama dari segi pengajaran dan
penulisannya, telah dikemukakan oleh Soerjono Soekanto yang disadur dari Selo
Soemardjan dan Soelaeman Soemardi. Kemudian, disarikan oleh Soedjono
Dirdjosisworo yang mengemukakan dua fase perkembangan, yakni materi Sosiologi
sebelum dan sesudah PD-II yang intinya sebagai berikut:
1. Awal Sosiologi di Indonesia
a) Unsur-unsur yang mengandung nilai sosiologis telah ada di kalangan pujangga
Indonesia, seperti pada:
1) Ajaran “Wulung Reh” Mangkunegoro IV dari Surakarta;
2) Ajaran-ajaran Ki Hadjar Dewantara di bidang pendidikan, kepemimpinan
dan kekeluargaan yang diterapkan dalam lembaga pendidikan asuhan beliau,
yaitu Taman Siswa.
3) Hasil penelitian para ilmuwan Belanda sebelum PD-II yakni karya-karya C.
van Vollenhoven, Snouck Hurgornye, Ter Haar, Duyvendak, dan Van
Dijk.
4) Kuliah Sosiologi pada Sekolah Tinggi di Jakarta yang sebagian besar bersifat
filsafat sosial dan teoritis berdasarkan buku-buku karya Alfes Vierkandt,
Leopold von Wiese, Bienrens de Haan, dan Steinmentz. Namun untuk
waktu tertentu 1934/1935 pemberian kuliah Sosiologi oleh sementara Guru
Besar yang menentukan materi kuliah menganggap Sosiologi tidak penting
bagi studi hukum positif.
2. Perkembangan Sosiologi setelah PD-II
a) Pemberian kuliah Sosiologi yang pertama setelah kemerdekaan di Akademi
Politik di Yogyakarta oleh Soenaryo Kolopaking.
b) Sejak 1950 mulai ada beberapa ahli Indonesia yang mendalami pengetahuannya
tentang Sosiologi.
c) Buku pertama tentang Sosiologi yang berbahasa Indonesia terbit pada tahun 1946
yang ditulis oleh Djody Gondokusumo. Tahun 1950 diterbitkan “Diktat Kuliah
Sosiologi” oleh Bardosono.
d) Hasan Shadly, menulis buku pelajaran Sosiologi pertama yang berbahasa
Indonesia yang memuat bahan-bahan Sosiologi modern. Pada 1950-an tulisan
P.J. Bouman “Algemene Maat’s Choppijleer” yang telah diterjemahkan ke
dalam bahasa Indonesia banyak dipergunakan sebagai buku untuk pelajaran
Sosiologi, kemudian buku Mayor Polak “Sosiologi, Suatu Pengantar Ringkas
dan Pengantar Sosiologi Pengetahuan, Hukum, dan Politik” yang terbit tahun
1967.
e) Pada 1962 Selo Soemardjan menulis “Social Changes in Yogyakarta” yang
merupakan disertasinya di Cornell University (AS). Selanjutnya bersama dengan
Soelaeman Soemardi, beliau menyusun buku “Setangkai Bunga Sosiologi” yang
terbit pada tahun 1964.
f) Sejak 1970-an mulai banyak tulisan-tulisan Sosiologi dan Sosiologi hukum yang
antara lain ditulis oleh Satjipto Rahardjo, Soerjono Soekanto, Soedjono
Dirdjosisworo, dan lain-lain.
g) Pada dasawarsa ini sejumlah universitas negeri yang memiliki fakultas-fakultas
ilmu sosial dan politik, memberi kuliah Sosiologi. Telah ada pula ada jurusan
Sosiologi pada beberapa fakultas.
C. Analisis dan Komentar
Sosiologi sebagai ilmu yang mempelajari masyarakat secara keseluruhan,
meliputi struktur sosial dan proses-proses sosial termasuk perubahan-perubahan sosial,
hubungan antara manusia dengan manusia, manusia dengan kelompok, kelompok dengan
kelompok, baik formil, materil, statis atau dinamis, menjadi ilmu pengetahuan yang
sangat penting diajarkan kepada para mahasiswa, khususnya dalam bidang-bidang ilmu
sosial. Agar mahasiswa dapat hidup berdampingan dengan masyarakat secara lebih baik,
dan bisa mengatasi permasalahan yang terjadi di masyarakat secara lebih bijak dan
akhirnya akan tercipta suatu masyarakat yang madani.
Perkembangan sosiologi di Indonesia menuju ke arah yang positif, hal itu bisa
dilihat dari telah banyaknya buku-buku hasil karya anak negeri yang terbit dan menjadi
sumber bagi mahasiswa serta pelajar lainnya dalam mendalami Sosiologi. Selain itu juga,
telah banyaknya Universitas-universitas yang telah membuka jurusan Sosiologi, dan
mengajarkan mata kuliah Sosiologi sampai ke tingkat yang lebih tinggi daripada tingkat
persiapan. Dari jurusan Sosiologi itulah diharapkan sumbangan dan dorongan lebih besar
untuk mempercepat dan memperluas perkembangan Sosiologi di Indonesia untuk
kepentingan umum dan masyarakat.
Akan tetapi, sayangnya penelitian-penelitian sosiologis di Indonesia belum
mendapat tempat yang sewajarnya. Sosiologi tidak mungkin menghasilkan hal-hal yang
berlaku mutlak, karena setiap manusia memiliki perbedaan atau kekhususan sehingga
sulit untuk menerapkan teori-teori sosiologi secara umum. Apalagi masyarakat Indonesia
adalah masyarakat majemuk yang terdiri dari beratus-ratus suku. Dalam hal ini masih
diperlukan usaha yang tekun dan keras untuk menempatkan sosiologis pada tempat yang
wajar.

Sumber Bacaan:

Soekanto, Soerjono. 2009. Sosiologi Suatu Pengantar, Edisi Baru. Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada.

Wulansari, Dewi. 2009. Sosiologi Konsep dan Teori. Bandung: Refika Aditama.

You might also like