You are on page 1of 12

CONTOH KARANGAN NARASI SISWA: Sebuah

Pengalaman yang Mengesankan


4 Februari 2010 — admin

72 Votes

Ketika bangun pada hari Senin pagi, aku sangat terkejut karena melihat

jam di kamar telah menunjukkan pukul 06.30 WIB. Aku

langsung bangun dan menuju ke kamar mandi. Sampai di kamar mandi tiba-

tiba aku terpeleset dan hampir saja mencederaiku.

Setelah mandi, aku berpakaian sekolah, sarapan pagi lalu berangkat sekolah dengan
menggunakan sepeda motor. Sesampainya di sekolah kulihat tasku untuk mengambil topi.
Betapa terkejutnya aku, ternyata topiku tidak ada di dalam tas. Karena hari itu hari senin (ada
upacara bendera) aku pulang ke rumah untuk mengambil topi. Selesai mengambil topi aku
kembali lagi ke sekolah dengan menaiki sepeda motor. Tiba-tiba di jalan motorku mogok,
setelah diperiksa ternyata bensinnya habis. Terpaksa kudorong motor untuk mencari tempat
penjualan bensin eceran. Untunglah tempat penjualan bensin itu tidak jauh. Aku membeli satu
liter bensin dan langsung tancap gas menuju ke sekolah.
Setibanya di sekolah ternyata murid-murid sudah berkumpul di lapangan. Upacara
hampir saja dimulai. Aku pun tergesa-gesa berlari menuju ke lapangan upacara. Ketika upacara
dimulai kepala sekolah langsung memberi pengarahan tentang tata tertib sekolah. Tiba-tiba
datanglah seorang guru untuk memeriksa kerapian murid-muridnya, dan sialnya rambutku dinilai
panjang oleh guru. Dengan leluasa serta tak kuasa kumenolak gunting yang ada digengaman
guru mencabik-cabik rambutku.

Dengan rambutku yang tak karuan, aku langsung masuk ke kelas untuk mengikuti
pelajaran. Rupaya pelajaran tersebut mempunyai pekerjaan rumah (PR) dan aku lupa
mengerjakan tugas tersebut lalu dihukum oleh guru untuk membuat tugas itu sebanyak tiga kali.

Aku langsung mengerjakan tugas itu. Sebelum aku mengerjakannya jam pelajaran pun
habis lalu aku disuruh menulis beberapa kali lipat lagi oleh guru. Ketika sedang mengerjakan
tugas itu, teman-teman ribut di kelas karena jam pelajarannya kosong. Dengan senangnya teman-
teman pun bermain di kelas sehingga aku pun merasa terganggu. Aku menegurnya supaya tidak
ribut lagi, ternyata mereka tidak senang dan tidak terima atas teguranku. Temanku tadi langsung
merobek tugas yang sedang kubuat. Aku merasa kesal dan tanpa basa-basi lagi aku langsung
menghajarnya sehingga terjadilah perkelahian. Kemudian kami dipanggil wali kelas ke kantor
untuk menyelesaikan masalah tersebut. Aku ceritakan masalah tersebut dan kami pun disuruh
untuk bermaaf-maafan. Setelah itu kami disuruh untuk melupakan masalah tersebut, akhirnya
lonceng pun berbunyi menandakan pulang sekolah. Kami pun langsung pulang ke rumah.
Setibanya di rumah aku merasa senang karena permasalahan tersebut telah selesai. Aku bercerita
tentang kejadian-kejadian yang aku alami di sekolah tadi dengan orang tuaku. Orang tuaku pun
menasehati agar selalu mengerjakan tugas tersebut dan mentaati peraturan tata tertib yang ada di
sekolah.

Pengertian Karangan dan Contoh Karangan Narasi


Karangan merupakan karya tulis hasil dari kegiatan seseorang untuk mengungkapkan
gagasan dan menyampaikanya melalui bahasa tulis kepada pembaca untuk dipahami. Lima
jenis karangan yang umum dijumpai dalam keseharian adalah narasi, deskripsi, eksposisi,
argumentasi, dan persuasi.

Narasi
Secara sederhana, narasi dikenal sebagai cerita. Pada narasi terdapat peristiwa atau
kejadian dalam satu urutan waktu. Di dalam kejadian itu ada pula tokoh yang menghadapi
suatu konflik. Ketiga unsur berupa kejadian, tokoh, dan konflik merupakan unsur pokok
sebuah narasi. Jika ketiga unsur itu bersatu, ketiga unsur itu disebut plot atau alur. Jadi,
narasi adalah cerita yang dipaparkan berdasarkan plot atau alur.
Narasi dapat berisi fakta atau fiksi. Narasi yang berisi fakta disebut narasi ekspositoris,
sedangkan narasi yang berisi fiksi disebut narasi sugestif. Contoh narasi ekspositoris
adalah biografi, autobiografi, atau kisah pengalaman. Sedangkan contoh narasi sugestif
adalah novel, cerpen, cerbung, ataupun cergam.
Pola narasi secara sederhana berbentuk susunan dengan urutan awal – tengah – akhir.

• Awal narasi biasanya berisi pengantar yaitu memperkenalkan suasana dan tokoh. Bagian
awal harus dibuat menarik agar dapat mengikat pembaca.

• Bagian tengah merupakan bagian yang memunculkan suatu konflik.Konflik lalu


diarahkan menuju klimaks cerita. Setelah konfik timbul dan mencapai klimaks, secara
berangsur-angsur cerita akan mereda.

• Akhir cerita yang mereda ini memiliki cara pengungkapan bermacam-macam. Ada yang
menceritakannya dengan panjang, ada yang singkat, ada pula yang berusaha
menggantungkan akhir cerita dengan mempersilakan pembaca untuk menebaknya sendiri.

Langkah menyusun narasi (terutama yang berbentuk fiksi) cenderung dilakukan melalui
proses kreatif, dimulai dengan mencari, menemukan, dan menggali ide Oleh karena itu,
cerita dirangkai dengan menggunakan "rumus" 5 W + 1 H, yang dapat disingkat menjadi
adik simba.
1. (What) Apa yang akan diceritakan,
2. (Where) Di mana seting/lokasi ceritanya,
3. (When) Kapan peristiwa-peristiwa berlangsung,
4. (Who) Siapa pelaku ceritanya,
5. (Why) Mengapa peristiwa-peristiwa itu terjadi, dan
6. (How) Bagaimana cerita itu dipaparkan.

Contoh narasi berisi fakta:


Ir. Soekarno, Presiden Republik Indonesia pertama adalah seorang nasionalis. Ia
memimpin PNI pada tahun 1928. Soekarno menghabiskan waktunya di penjara dan di
tempat pengasingan karena keberaniannya menentang penjajah.
Soekarno mengucapkan pidato tentang dasar-dasar Indonesia merdeka yang dinamakan
Pancasila pada siding BPUPKI tanggal 1 Juni 1945.
Soekarno bersama Mohammad Hatta sebagai wakil bangsa Indonesia memproklamasikan
kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945. Ia ditangkap Belanda dan
diasingkan ke Bengkulu pada tahun 1948. Soekarno dikembalikan ke Yogya dan dipulihkan
kedudukannya sebagai Presiden RI pada tahun 1949.
Jiwa kepemimpinan dan perjuangannya tidak pernah pupus. Soekarno bersama pemimpin-
pemimpin negara lainnya menjadi juru bicara bagi negara-negara nonblok pada Konfrensi
Asia Afrika di Bandung tahun 1955. Hampir seluruh perjalanan hidupnya dihabiskan untuk
berbakti dan berjuang.

Contoh narasi fiksi:


Aku tersenyum sambil mengayunkan langkah. Angin dingin yang menerpa, membuat
tulang-tulang di sekujur tubuhku bergemeretak. Kumasukkan kedua telapak tangan ke
dalam saku jaket, mencoba memerangi rasa dingin yang terasa begitu menyiksa.
Wangi kayu cadar yang terbakar di perapian menyambutku ketika Eriza membukakan
pintu. Wangi yang kelak akan kurindui ketika aku telah kembali ke tanah air. Tapi wajah
ayu di hadapanku, akankah kurindui juga?
Ada yang berdegup keras di dalam dada, namun kuusahakan untuk menepiskannya.
Jangan, Bowo, sergah hati kecilku, jangan biarkan hatimu terbagi. Ingatlah Ratri, dia
tengah menunggu kepulanganmu dengan segenap cintanya.

Unsur Instrinsik Dan Ekstrinsik Ayat-ayat Cinta Popular


html
1

• oranges
• jakarta
• studios
• facts
• search
• indonesia
• banking

CERPEN. . . unsur intrinsik. . Tema : Cinta tanah air. menimbulkan lapis ketiga berupa . unsur
intrinsik. dan . ekstrinsik stats: Recently Viewed Pages | Most Popular Popular eBooks in
Norway on 25-02-2010. materi pkn kelas xii bab pers; pengembangan unsur intrinsik dan
ekstrinsik cerpen; latar belakang politik luar negeri indonesia bebas aktifRelated Searches: »
unsur intrinsik dan ekstrinsik novel » artikel cerpen unsur instrinsik ekstrinsik » unsur ekstrinsik
ayat ayat cinta » kajian estetika dan unsur
Popular eBooks in Indonesia on 08-02-2010 unsur intrinsik novel ketika cinta bertasbih;
identifikasi senyawa unsur intrinsik dan ekstrinsik; contoh soal test pengetahuan umum
Secara popular sering dinyatakan bahwa linguistik news under topic Unsur Intrinsik Ayat Ayat
Cinta tidak ringkasan unsur intrinsik ekstrinsik ayat ayat cinta ayat- ayat cinta unsur unsur
intrinsik ayat ayat cinta ayat. Popular Popular eBooks in Indonesia on 06-03-2010. fungsi
sinopsis buku ayat ayat cinta; rpp sejarah sma kelas xi ipa unsur intrinsik dan ekstrinsik yang
terkandung dalam novel' beserta unsur unsur intrinsik » unsur instrinsik ayat ayat cinta » nilai
nilai ekstrinsik dalam cerpen » unsur ekstrinsik ayat ayat cinta » cerpen dan unsur intrinsik »
Popular eBooks in Norway on 28-02-2010. pegertian tanah unsur instrinsik puisi; ramalan weton
watak sifat jawa unsur ekstrinsik cerpen; apbd sukoharjo 2006; alamat studio rekaman
unsur instrinsik dan ekstrinsik. Sebuah novel biasanya menceritakan tentang dicerna adalah
Ayat-ayat Cinta karya View as HTML http://usupress.usu.ac.id/files/Bahasa dan
Puisi :pergumulan semalam: ayatayat alam karya Dimas Arika Mihardja ini ditinjau dari sisi
manapun tetap menarik. Di samping diksinya yang syahdu dan mempesona juga ungkapan-
ungkapannya memiliki ambiguitas yang luas, dan maknanya pun bisa membias lebih luas lagi.
Yang jelas Dimas Arika Mihardja sudah menyajikan puisinya lengkap dengan unsur intrinsik dan
ekstrinsik. Dan tentunya dengan menu yang memikat pembaca untuk menikmatinya. Diposkan
oleh Arsyad Indradi di 22.52
Mengingat waktu yang terbatas barangkali cukup dipilih sebuah cerpen yang cukup pendek,
Guru harus membacanya dulu, mempelajari semua unsui-unsur instrinsik dan unsur ekstrinsik
yang dijalin dalam cerpen tersebut sebaik-baiknya. Juga mencoba mencari informasi .. Cinta
Syauq adalah pengertian ini berdasarkan dari suatu hadits yang menafsirkan Al-Quran yaitu
dalam surat Al-Ankabut Ayat 5 yang dikatakan bahwa barang siapa rindu berjumpa Allah pasti
waktunya akan tiba. Manusia yang mampu mengoktimalkan potensi dirinya, sehingga menjadi
pakar dalam disiplin ilmu pengetahuan dijadikan kedudukan yang mulia di sisi Allah, seperti
diungkapkan dalam ayat berikut: . Dalam tulisan di atas telah dibahas mengenai macam-
macam motivasi dan juga fungsi motivasi belajar, seperti yang telah kita ketahui bahwa motivasi
secara garis besar ada dua yaitu motivasi intrinsik dan ekstrinsik. Dalam sub bab ini akan
dibahas mengenai hal-hal yang dapat
Apa yang dimaksud dengan unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik? Jelaskan! 3. Buatlah kalimat
yang menyatakan opini dan fakta (masing-masing dua)! 4. Sebutkan lima kewajiban yang harus
dipenuhi peserta diskusi! 5. Buatlah contoh surat lamaran pekerjaan . Dalam kode etik
jurnalistik, pasal 3 ayat (30) dijelaskan antara lain, “…di dalam menyusun suatu berita,
wartawan Indonesia harus membedakan antara kejadian (fact) dan pendapat (opini) sehingga
tidak mencampuradukkan Kajian tentang struktur intrinsik novel Ketika Cinta Bertasbih juga
dapat dilakukan secara keseluruhan. Melalui analisis secara keseluruhan ini akan dapat
diungkapkan keutuhan dan kekuatan jalinan cerita dari tema hingga gaya bahasa yang telah
Pendekatan yang biasa dipakai dalam mendekati suatu karya sastra-apakah dalam bentuk
puisi, cerpen, novel, dan novel adalah pendekatan intrinsik dan ekstrinsik. Unsur intrinsik ini
melihat karya sastra dari unsur formal yang
Saya mencoba untuk membantunya dan akhirnya saya dapat Sinopsis dan Unsur Instrinsik
Novel Edensor tapi unsur Ekstrinsiknya saya tidak dapat. Setelah itu saya sms teman saya itu
(sekitar pukul 9 malam) tapi ternyata tugas itu harus dikumpulkan besok pagi dan tidak mungkin
untuk dia . Disini pula Arai menuai karma masa kecilnya ketika sedang shalat berjamaah, disaat
semua orang sedang khusyuk,namun ketika imam sampai pada ayat al-fatihah,kekhusyuan
sontak berantakan . Kata-katanya santun dan mudah di pahami. • Kertas novel menggunakan
kertas quarto yang bagus dan bersih. • Perwatakan tokoh mudah dimengerti, dan di gambarkan
jelas. 6. UNSUR INTRINSIK & EKSTRINSIK NOVEL. A. Unsur Intrinsik Sebagai contoh,
novelnya yang lain yaitu Ayat-ayat Cinta. Dan dari segi ekonominya, pengarang tergolong
menengah ke atas dilihat dari latar petualangan pendidikannya, mulai dari pendidikan
menengah di MTs Futuhiyyah 1 hingga S2 di The Institute for Populasi dalam penelitian ini
adalah unsur intrinsik dan ekstrinsik novel 'Ketika Cinta Bertasbih' dan 'Ayat-ayat Cinta' karya
Habiburahman El Shirazy. Sedangkan sampel yang diambil adalah unsur religi novel 'Ketika
Cinta Bertasbih' dan html stats. Bismillah. Bantuan untuk korban Merapi, Mentawai, dan Wasior
bisa disalurkan melalui rekening resmi KRC: Bank Mu'amalat 919.899.2999. a.n Ershad qq.
KAMMI REAKSI CEPAT. Terima kasih. Salam,. Edo Segara. Humas KAMMI Pusat . Puisi
terbentuk oleh unsur intrinsik dan ekstrinsik. Unsur intrinsik adalah unsur-unsur yang
membentuk karya sastra dari dalam karya itu sendiri, sedangkan unsur ekstrinsik adalah unsur
yang membentuk karya sastra dari luar karya itu. Membandingkan unsur intrinsik dan ekstrinsik
novel Indonesia/ terjemahan dengan hikayat 1. Mendeskripsikan perilaku manusia melalui
dialog naskah drama 2. Menarasikan pengalaman manusia dalambentuk adegan dan latar pada
naskah drama . Sistem Pendidikan Indonesia. Jakarta: Depdiknas. Depdiknas. 2006. Kurikulum
Bahasa Indonesia. Jakarta: Depdiknas. El Shirazy, Habiburrahman, 2004. Ayat-Ayat Cinta.
Jakarta: Republika. Ismail, Taufik. 2005. Metode Penulisan Puisi. Makalah.
BAHAN AJAR 4

Mata kuliah : Teori sastra


Kode Mata Kuliah : 212216
Semester / Kelas : I / A,B,C dan D
Pertemuan Minggu ke- : 4
Waktu : 3X50 menit
Pengampu : Dra. Elyusra, M.Pd.

Standar Kompetensi : 2. Mendefinisikan konsep-


konsep dasar sastra dan
studi sastra

Kompetensi Dasar : 2.3 Menjelaskan


maksud kaidah sastra
1. Menjelaskan maksud ciri-ciri sastra
2. Menjelaskan wilayah studi sastra

2.6 Menjelaskan wilayah


kesusastraaan
I. Pendahuluan

Perkuliahan ini merupakan lanjutan perkuliahan kedua, yang akan


membahas beberapa konsep dasar sastra dan dilanjutkan dengan
pembahasan wilayah studi sastra dan wilayah kesusastraan. Setelah
membahas keempat konsep ini, berarti keseluruhan konsep dasar
sastra yang ditetapkan dalam silabus telah dibahas. Penguasaan
konsep-konsep ini sangat penting artinya bagi pemahaman Anda
terhadap konsep-konsep pada pembelajaran berikutnya. Selain itu,
konsep-konsep ini punya hubungan yang erat dengan konsep-konsep
sebelumnya. Oleh sebab itu, pahamkanlah konsep-konsep berikut ini.
II. Materi
Konsep-konsep Dasar Sastra dan Studi Sastra

Ada empat konsep yang akan dibahas dalam perkuliahan keempat


ini, yaitu: 1) kaidah sastra, 2) ciri-ciri sastra, 3) wilayah studi sastra,
dan 4) wilayah kesusastraan. Keempat konsep tersebut adalah sebagai
berikut ini.

1. Kaidah sastra / daya tarik sastra

Sebagaimana dikatakan Herman J. Waluyo, (1994: 56-58 ) bahwa


kaidah sastra atau daya tarik sastra terdapat pada unsur-unsur karya
sastra tersebut. Pada karya cerita fiksi, daya tariknya terletak pada
unsur ceritanya, yakni cerita atau kisah dari tokoh-tokoh yang
diceritakan sepanjang cerita yang dimaksud. Selain itu, faktor bahasa
juga memegang peranan penting dalam menciptakan daya pikat,
kemudian gayanya dan hal-hal yang khas yang dapat menyebabkan
karya itu memikat pembaca. Khusus pada cerita fiksi, ada empat hal
lagi yang membantu menciptakan daya tarik suatu cerita rekaan, yaitu
: 1) kreativitas, 2) tegangan (suspense), 3) konflik, dan 4) jarak
estetika. Uraian keempatnya sebagaimana dikutip dari Waluyo
( 1994:58-60 ) berikut ini.
1. Kreativitas
Tanpa kreativitas, karya sastra yang diciptakan pengarang tidak mungkin menempati
perhatian pembaca. Kreativitas di tandai dengan adanya penemuan baru

Data Novel:
Siti Nurbaya ( Kasih Tak Sampai )
Pengarang : Marah Rusli
Penerbit : Balai Pustaka
Tahun Terbit : 1992
Tempat Terbit : Jakarta
Tebal : 271 halaman
Pelaku : Siti Nurbaya, Samsulbahri, Datuk Maringgih, Baginda Sulaiman, dan Sultan
Mahmud.
<!--[if !supportLists]-->o <!--[endif]-->IDENTIFIKASI UNSUR INTRINSIK:
<!--[if !supportLists]-->a) <!--[endif]-->Tokoh dan Karakter Tokoh
Istilah tokoh menunjuk pada orangnya, pelaku cerita, sedangkan watak, perwatakan, atau
karakter menunjuk pada sifat dan sikap para tokoh yang menggambarkan kualitas pribadi
seorang tokoh. Tokoh cerita menempati posisi strategis sebagai pembawa dan penyampai pesan,
amanat, atau sesuatu yang sengaja ingin disampaikan kepada pembaca. Secara umum kita
mengenal tokoh protagonis dan antagonis.
Karakter dan sifat Tokoh-tokoh pada Novel:
Siti Nurbaya : baik, rela berkorban demi ayahnya.
Samsulbahri : baik, bijak, rela berkorban demi Siti Nurbaya.
Baginda Sulaiman : Pasrah pada nasib, kurang bijak, rela mengorbankan anaknya demi membayar
hutang.
Sultan Mahmud : Kurang berpikir panjang, tidak bijak dan terlanjur terburu-buru dalam membuat
keputusan.
Datuk Maringgih : culas, moralnya bobrok, serakah, jahat, biang masalah.
<!--[if !supportLists]-->b) <!--[endif]-->Latar (Setting)
Latar dalam sebuah cerita menunjuk pada pengertian tempat, hubungan waktu, dan
lingkungan sosial tempat terjadinya peristiwaperistiwa yang diceritakan. Latar memberikan
pijakan cerita secara konkret dan jelas. Hal ini penting untuk memberikan kesan realistis kepada
pembaca, menciptakan suasana tertentu yang seolah-olah sungguh-sungguh ada dan terjadi.
Unsur latar dapat dibedakan ke dalam tiga unsur pokok, yaitu sebagai berikut:
<!--[if !supportLists]--> <!--[endif]-->Latar Tempat
Latar tempat merujuk pada lokasi terjadinya peristiwa. Unsur tempat yang dipergunakan
mungkin berupa tempat-tempat dengan nama tertentu.
Latar tempat dalam Novel: Di kota Padang dan di Stovia, Jakarta (tempat sekolah Samsulbahri)
<!--[if !supportLists]--> <!--[endif]-->Latar Waktu
Latar waktu berhubungan dengan "kapan" terjadinya peristiwaperistiwa yang diceritakan.
Latar Waktu dalam Novel: pada masa dimana Kota Padang masih terjadi banyak huru hara juga
saat dimana moral masih bobrok.
<!--[if !supportLists]--> <!--[endif]--> Latar Sosial
Latar sosial merujuk pada hal-hal yang berhubungan dengan perilaku kehidupan dosial
masyarakat di suatu tempat yang diceritakan dalam karya fiksi. Latar sosial dapat berupa
kebiasaan hidup, istiadat, tradisi, keyakinan, pandangan hidup, cara berpikir dan bersikap, serta
hal-hal lainnya.
Latar Sosial dalam Novel: Merupakan banyak mengandung unsur adat-istiadat Melayu.
<!--[if !supportLists]-->c) <!--[endif]-->Alur (Plot)
Alur adalah urutan peristiwa yang berdasarkan hukum sebab akibat. Alur tidak hanya
mengemukakan apa yang terjadi, akan tetapi menjelaskan mengapa hal ini terjadi. Kehadiran alur
dapat membuat cerita berkesinambungan. Oleh karena itu, alur biasa disebut juga susunan cerita
atau jalan cerita. Ada dua cara yang dapat digunakan dalam menyusun bagianbagian cerita, yakni
sebagai berikut. Pengarang menyusun peristiwa-peristiwa secara berurutan mulai dari perkenalan
sampai penyelesaian. Susunan yang demikian disebut alur maju. Urutan peristiwa tersebut
meliputi:

- mulai melukiskan keadaan (situation): Saat ayah siti Nurbaya masih sukses. (Bukti: Ibunya
meninggal saat Siti Nurbaya masih kanak-kanak, maka bisa dikatakan itulah titik awal
penderitaan hidupnya. Sejak saat itu hingga dewasa dan mengerti cinta ia hanya hidup bersama
Baginda Sulaiman, ayah yang sangat disayanginya. Ayahnya adalah seorang pedagang yang
terkemuka di kota Padang. Sebagian modal usahanya merupakan uang pinjaman dari seorang
rentenir bernama Datuk Maringgih.)

- peristiwa-peristiwa mulai bergerak (generating circumtanses): Datuk Maringgih mulai


culas. (Bukti: Pada mulanya usaha perdagangan Baginda Sulaiman mendapat kemajuan pesat.
Hal itu tidak dikehendaki oleh rentenir seperti Datuk Maringgih. Maka untuk melampiaskan
keserakahannya Datuk Maringgih menyuruh kaki tangannya membakar semua kios milik
Baginda Sulaiman. Dengan demikian hancurlah usaha Baginda Sulaiman. Ia jatuh miskin dan tak
sanggup membayar hutang-hutangnya pada Datuk Maringgih. Dan inilah kesempatan yang
dinanti-nantikannya. Datuk Maringgih mendesak Baginda Sulaiman yang sudah tak berdaya agar
melunasi semua hutangnya. Boleh hutang tersebut dapat dianggap lunas, asalkan Baginda
Sulaiman mau menyerahkan Siti Nurbaya, puterinya, kepada Datuk Maringgih.)

- keadaan mulai memuncak (rising action): Samsulbahri mengetahui nasib Siti Nurbaya.
(Bukti: Siti Nurbaya menangis menghadapi kenyataan bahwa dirinya yang cantik dan muda belia
harus menikah dengan Datuk Maringgih yang tua bangka dan berkulit kasar seprti kulit katak.
Lebih sedih lagi ketika ia teringat Samsulbahri, kekasihnya yang sedang sekolah di stovia,
Jakarta. Sungguh berat memang, namun demi keselamatan dan kebahagiaan ayahandanya ia mau
mengorbankan kehormatan dirinya. Samsulbahri yang berada di Jakata mengetahui peristiwa
yang terjadi di desanya, terlebih karena Siti Nurbaya mengirimkan surat yang menceritakan
tentang nasib yang dialami keluarganya.)

- mencapai titik puncak (klimaks): Samsulbahri dan Datuk Maringgih saling bunuh. (Bukti:
Sepuluh tahun kemudian, dikisahkan dikota Padang sering terjadi huru-hara dan tindak kejahatan
akibat ulah Datuk Maringgih dan orang-orangnya. Samsulbahri yang telah berpangkat Letnan
dikirim untuk melakukan pengamanan. Samsulbahri yang mengubah namanya menjadi Letnan
Mas segera menyerbu kota Padang. Ketika bertemu dengan Datuk Maringgih dalam suatu
keributan tanpa berpikir panjang lagi Samsulbahri menembaknya. Datuk Maringgih jatuh
tersungkur, namun sebelum tewas ia sempat membacok kepala Samsulbahri dengan parangnya.)
- pemecahan masalah/ penyelesaian (denouement): setelah membunuh Datuk Maringgih,
Samsulbahri pun akhirnya tewas tanpa mendapatkan gadis pujaannya Siti Nurbaya. (Bukti:
Samsulbahri alias Letnan Mas segera dilarikan ke rumah sakit. Pada saat-saat terakhir menjelang
ajalnya, ia meminta dipertemukan dengan ayahandanya. Tetapi ajal lebih dulu merenggut
sebelum Samsulbahri sempat bertemu dengan orangtuanya dan Siti Nurbaya yang telah
mendahuluinya.)
<!--[if !supportLists]-->d) <!--[endif]-->Sudut Pandang (Point of View)
Sudut pandang adalah visi pengarang dalam memandang suatu peristiwa dalam cerita. Untuk
mengetahui sudut pandang, kita dapat mengajukan pertanyaan siapakah yang menceritakan kisah
tersebut? Ada beberapa macam sudut pandang, di antaranya sudut pandang orang pertama (gaya
bercerita dengan sudut pandang "aku"), sudut pandang peninjau (orang ketiga), dan sudut
pandang campuran.
Sudut Pandang dalam Novel : sudut pandang orang ke-3.
<!--[if !supportLists]-->e) <!--[endif]-->Gaya Bahasa
Gaya bahasa adalah cara khas penyusunan dan penyampaian dalam bentuk tulisan dan lisan.
Ruang lingkup dalam tulisan meliputi penggunaan kalimat, pemilihan diksi, penggunaan
majas,dan penghematan kata. Jadi, gaya merupakan seni pengungkapan seorang pengarang
terhadap karyanya.
Gaya Bahasa Novel: Gaya Bahasa novel ini adalah Melayu.
<!--[if !supportLists]-->f) <!--[endif]-->Tema
Tema adalah persoalan pokok sebuah cerita. Tema disebut juga ide cerita. Tema dapat
berwujud pengamatan pengarang terhadap berbagai peristiwa dalam kehidupan ini. Kita dapat
memahami tema sebuah cerita jika sudah membaca cerita tersebut secara keseluruhan.
Tema Novel: Tema Novelnya adalah kisah cintayang tak kunjung padam dari sepasang anak
manusia yaitu Siti Nurbaya dan Samsulbahri.
<!--[if !supportLists]-->g) <!--[endif]-->Amanat
Melalui amanat, pengarang dapat menyampaikan sesuatu, baik hal yang bersifat positif
maupun negatif. Dengan kata lain, amanat adalah pesan yang ingin disampaikan pengarang
berupa pemecahan atau jalan keluar terhadap persoalan yang ada dalam cerita.
Amanat yang terkandung dalam Novel:
ß Demi orang-orang yang dicintainya seorang wanita bersedia mengorbankan apa saja meskipun ia
tahu pengorbanannya dapat merugikan dirinya sendiri. Lebih-lebih pengorbanan tersebut demi
orang tuanya.
ß Bila asmara melanda jiwa seseorang maka luasnya samudra tak akan mampu menghalangi
jalannya cinta. Demikianlah cinta yang murni tak akan padam sampai mati.
ß Bagaimanapun juga praktek lintah darat merupakan sumber malapetaka bagi kehidupan keluarga.
ß Menjadi orang tua hendaknya lebih bijaksana, tidak memutuskan suatu persoalan hanya untuk
menutupi perasaan malu belaka sehingga mungkin berakibat penyesalan yang tak terhingga.
ß Dan kebenaran sesungguhnya di atas segala-galanya.
ß Akhir dari segala kehidupan adalah mati, tetapi mati jangan dijadikan akhir dari persoalan hidup.
<!--[if !supportLists]-->o <!--[endif]-->IDENTIFIKASI UNSUR EKSTRINSIK:
Adapun unsur ekstrinsik adalah unsur-unsur yang berada di luar karya sastra, tetapi secara tidak
langsung mempengaruhi bangun cerita sebuah karya. Yang termasuk unsur ekstrinsik karya
sastra antara lain sebagai berikut.

1. Keadaan subjektivitas pengarang yang memiliki sikap, keyakinan, dan pandangan hidup.
Keadaan Subjektivitas: pengarang berusaha melakukan inovasi baru, dengan menggebrak Sastra
Indonesia Modern dengan melncurkan novel ini dengan gaya bahasa sendiri. Pandangan hidup
penulis adalah pandangan hidup ke depan dan penuh inovasi baru. Dan juga tak terpaut juga
terkekang dengan adat istiadat lama.

2. Psikologi pengarang (yang mencakup proses kreatifnya.


Psikologi pengarang: merasa terkekang dengan adat istiadat lama, dan melakukan terobosan
dengan mengarang buku novel, “Siti Nurbaya”.
<!--[if !supportLineBreakNewLine]-->
<!--[endif]-->
3. Keadaan di lingkungan pengarang seperti ekonomi, politik, dan sosial.
Keadaan yang terjadi: masih terkekang dalam kehidupan adat istiadat yang masih kuno, baik dari
segi ekonomi, politik dan sosialnya. Lalu pengarang berusaha membuat terobosan baru dengan
karyanya.
<!--[if !supportLineBreakNewLine]-->
<!--[endif]-->
4. Pandangan hidup suatu bangsa dan berbagai karya seni yang lainnya.
Pandangan yang terjadi: pada saat itu pandangan karya seni cenderung monoton, dan gaya
bahsanya hanya itu saja, jadi Marah Rusli membuat gebrakan dengan memunculkan gaya bahasa
Melayu.

<!--[if !supportLineBreakNewLine]-->
<!--[endif]-->

Diposkan oleh Trainner

You might also like