You are on page 1of 5

PENGERTIAN SUMBER HUKUM

Sumber hukum adalah segala sesuatu yang berupa tulisan, dokumen, naskah, dsb yang
dipergunakan oleh suatu bangsa sebagai pedoman hidupnya pada masa tertentu yang
menimbulkan aturan – atruran dan mempunyai kekuatan yang bersifat memaksa yaitu apabila
dilanggar akan mengakibatkan timbulnya sanksi yang tegas.

Menurut Zevenbergen, sumber hukum adalah sumber terjadinya hukum; atau sumber
yang menimbulkan hukum.

C.S.T. Kansil menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan sumber hukum ialah, segala
apa saja yang menimbulkan aturan-aturan yang mempunyai kekuatan yang bersifat memaksa,
yakni aturan-aturan yang kalau dilanggar mengakibatkan sanksi yang tegas dan nyata. Yang
dimaksudkan dengan segala apa saja, adalah faktor-faktor yang berpengaruh terhadap
timbulnya hukum. Sedang faktor-faktor yang merupakan sumber kekuatan berlakunya hukum
secara formal artinya ialah, dari mana hukum itu dapat ditemukan, dari mana asal mulanya
hukum, di mana hukum dapat dicari atau di mana hakim dapat menemukan hukum sebagai
dasar dari putusannya.

Menurut Achmad Ali sumber hukum adalah tempat di mana kita dapat menemukan
hukum. Namun perlu diketahui pula bahwa adakalanya sumber hukum juga sekaligus
merupakan hukum, contohnya putusan hakim.

SUMBER HUKUM MATERIIL & SUMBER HUKUM FORMAL

Pada umumnya para pakar membedakan sumber hukum ke dalam kriteria :


a. Sumber hukum materiil; dan
b. Sumber hukum formal.

A. Sumber Materiil
Sumber Hukum Materiil, ialah tempat dimana hukum itu diambil. Sumber hukum
materiil ini merupakan factor yang membantu pembentukan hukum, misalnya
hubungan social politik, situasi social ekonomi, pandangan keagamaan dan kesusilaan,
hasil penelitian ilmiah, perkembangan internasional, keadaan geografis. Contoh:
Seorang ahli ekonomi akan mengatakan bahwa kebutuhan-kebutuhan ekonomi dalam
masyarakat itulah yang menyebabkan timbulna hukum. Sedangkan bagi seorang ahli
kemasyarakatan (sosiolog) akan mengatakan bahwa yang menjadi sumber hukum ialah
peristiwa-peristiwa yang terjadi di dalam masyarakat.

Sumber hukum menurut para ahli :

 Menurut ahli sejarah


- Yang menjadi sumber hukum adalah undang - undang dan sistem -sistem
hukum yang tertulis dari suatu masa termasuk dokumen – dokumen, surat –
surat, dan keterangan – keterangan dari suatu masa yang berlaku pada masa
tersebut. Sumber hukum dalam arti sejarah ini dibagi menjadi dua yaitu:
a. Sumber hukum yang merupakan tempat dapat diketemukan atau
dikenalnya hukum secara historis, dokumen-dokumen kuno, lontar dan
sebagainya.

b. Sumber hukum yang merupakan tempat pembentukan undang-undang


mengambil bahannya.

 Menurut ahli sosiologi


- Yang menjadi sumber hokum adalah masyarakat dengan segala lembaga –
lembaga social yang ada didalamnya dan apa yang dirasakan sebagai hokum
dalam masyarakat dan bagi yang melanggarmya diberikan sanksi.

 Menurut ahli filsafat


-  Sumber hukum dalam arti filosofis, dibagi menjadi dua yaitu:
a) Sumber isi hukum, disini ditanyakan isi hukum itu asalnya dari mana. Ada
tiga pandangan yang mencoba menjawab tantangan pertanyaan ini yaitu:

1. Pandangan teoritis, yaitu pandangan bahwa isi hukum berasal dari


Tuhan

2. Pandangan hukum kodrat, yaitu pandangan bahwa isi hukum berasal


dari akal manusia

3. Pandangan mazhab historis, yaitu pandangan bahwa isi hukum berasal


dari kesadaran hokum.

b) Sumber kekuatan mengikat dari hukum, mengapa hukum mempunyai


kekuatan mengikat, mengapa kita tunduk pada hukum. Kekuatan
mengikat dari kaedah hukum bukan semata-mata didasarkan pada
kekuatan yang bersifat memaksa, tetapi karena kebanyakan orang
didorong oleh alasan kesusilaan atau kepercayaan.

 Menurut ahli agama


- Sumber hukum adalah apa yang terdapat dalam kitab – kitab suci yang
berasal dari tuhan berupa wahyu yang mengatur bagaimana manusia hidup
dengan baik.

B. Sumber hukum formal

Yaitu sumber hukum dari mana secara langsung dapat dibentuk hukum yang akan
mengikat masyarakatnya. Dinamai dengan sumber hukum formal karena semata-mata
mengingat cara untuk mana timbul hukum positif, dan bentuk dalam mana timbul
hukum positif, dengan tidak lagi mempersoalkan asal-usul dari isi aturan-aturan hukum
tersebut.

Sumber-sumber hukum formal membentuk pandangan-pandangan hukum menjadi


aturan-aturan hukum, membentuk hukum sebagai kekuasaan yang mengikat. Jadi
sumber hukum formal ini merupakan sebab dari berlakunya aturan-aturan hukum.

Yang termasuk sumber-sumber Hukum Formal adalah :

Undang-undang

Adalah peraturan negara yang dibentuk oleh pembuat undang – undang yang mengikat
seluruh warga negara baik pemerintah maupun warga masyarakat lainnya.

Undang-undang dapat dibedakan atas :

 Undang-Undang dalam arti formil, yaitu setiap keputusan yang merupakan undang-
undang karena cara pembuatannya. Di Indonesia UU dalam arti formil ditetapkan oleh
presiden bersama-sama DPR, contoh UUPA, UU tentang APBN, dll.

 Undang-Undang dalam arti materiil, yaitu setiap keputusan pemerintah yang menurut
isinya mengikat langsung setiap penduduk. Contoh: UUPA ditinjau dari segi kekuatan
mengikatnya undang-undang ini mengikat setiap WNI di bidang agraria.

Kebiasaan

Yaitu perbuatan manusia yang tetap dilakukan berulang-ulang dalam hal yang sama.
Apabila suatu kebiasaan tertentu diterima oleh masyarakat, dan kebiasaan itu selalu berulang-
ulang dilakukan sedemikian rupa, sehingga tindakan yang berlawanan dengan kebiasaan itu
dirasakan sebagai pelanggaran perasaan hukum, maka dengan demikian timbulah suatu
kebiasaan hukum, yang oleh pergaulan hidup dipandang sebagai hukum.

Selain kebiasaan dikenal pula adat istiadat yang mengatur tata pergaulan masyarakat.
Adat istiadat adalah himpunan kaidah sosial yang sudah sejak lama ada dan merupakan tradisi
yang umumnya bersifat sakral, mengatur tata kehidupan sosial masyarakat tertentu.Kebiasaan
dan Adat istiadat hidup dan berkembang di masyarakat tertentu sehingga kekuatan berlakunya
terbatas pada masyarakat tersebut. Adat istiadat dapat menjadi hukum adat jika mendapat
dukungan sanksi hukum.

Perbedaan prinsipil antara hukum kebiasaan dan hukum adat yaitu,

1. Hukum kebiasaan seluruhnya tidak tertulis sedangkan hukum adat, ada yang tertulis
dan ada yang tidak
2. Hukum kebiasaanberasal dari kontrak social sedangkan hokum adapt berasal dari
kehendak nenek moyang agama dan tradisi masyrakat.

Namun demikian tdk semua kebiasaan itu pasti mengandung hukum yg baik dan adil
oleh sebab itu belum tentu kebiasaan atau adat istiadat itu pasti menjadi sumber hukum
formal.

Suatu adat istiadat dan kebiasaan dapat menjadi hukum kebiasaan atau hukum tidak
tertulis apabila telah memenuhi syarat-syarat yaitu :

1. Syarat materiil , kebiasaan itu berlangsung terus menerus, dilakukan berulang2 di dalam
masyarakat tertentu dan dilakukan dengan tetap.
2.  Syarat psikologis, ada keyakinan warga masyarakat bahwa perbuatan atau kebiasaan
itu masuk akal sebagai suatu kewajiban (opinio necessitatis = bahwa perbuatan tsb
merupakan kewajiban hukum atau demikianlah seharusnya) = syarat intelektual.
Keyakinan hukum itu memili 2 arti :
a. Keyakinan hukum dalam arti materiil (isinya baik)
b. Keyakinan hukum dalam arti formil (tidak dilihat isinya tetapi ditaati)
3. Syarat sanksi, adanya sanksi apabila kebiasaan itu dilanggar atau tidak ditaati oleh
warga masyarakat.

Traktat atau Perjanjian Internasional

Yaitu perjanjian antar negara/perjanjian internasional/perjanjian yang dilakukan oleh dua


negara atau lebih. Akibat perjanjian ini ialah bahwa pihak-pihak yang bersangkutan terikat pada
perjanjian yang mereka adakan itu. Hal ini disebut Pacta Sun Servada yang berarti bahwa
perjanjian mengikat pihak-pihak yang mengadakan atau setiap perjanjian harus ditaati dan
ditepati oleh kedua belah pihak.

Macam-macam Traktat :

a. Traktat bilateral.
yaitu traktat yang diadakan hanya oleh 2 negara, misalnya perjanjian internasional yang
diadakan antara pemerintah RI dengan pemerintah RRC tentang Dwikewarganegaraan.

b.Traktat multilateral
yaitu perjanjian internaisonal yang diikuti oleh beberapa negara, misalnya perjanjian
kerjasama beberapa negara di bidang pertahanan dan ideologi seperti NATO.

c. Traktat Kolektif / Traktat terbuka.


Yaitu perjanjian yang dilakukan oleh oleh beberapa negara atau multilateral yang kemudian
terbuka untuk negara lain terikat pada perjanjian tersebut. Contoh: Perjanjian dalam PBB
dimana negara lain, terbuka untuk ikut menjadi anggota PBB yang terikat pada perjanjian yang
ditetapkan oleh PBB tersebut.

Yurisprudensi

Pengertian yurisprudensi di Negara-negara yang hukumnya Common Law (Inggris atau


Amerika) sedikit lebih luas, di mana yurisprudensi berarti ilmu hukum. Sedangkan
pengertian yurisprudensi di Negara-negara Eropa Kontinental (termasuk Indonesia) hanya
berarti putusan pengadilan. Adapun yurisprudensi yang kita maksudkan dengan putusan
pengadilan, di Negara Anglo Saxon dinamakan preseden.

Sudikno mengartikan yurisprudensi sebagai peradilan pada umumnya, yaitu


pelaksanaan hukum dalam hal konkret terhadap tuntutan hak yang dijalankan oleh suatu
badan yang berdiri sendiri dan diadakan oleh suatu Negara serta bebas dari pengaruh apa
atau siapa pundengan cara memberikan putusan yang bersifat mengikat dan berwibawa.
Walaupun demikian, Sudikno menerima bahwa di samping itu yurisprudensi dapat pula
berarti ajaran hukum atau doktrin yang dimuat dalam putusan. Juga yurisprudensi dapat
berarti putusan pengadilan.

Yurisprudensi dalam arti sebagai putusan pengadilan dibedakan lagi dalam dua macam :

a. Yurisprudensi (biasa), yaitu seluruh putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan pasti,
yang terdiri dari :

1) Putusan perdamaian;
2) Putusan pengadilan negeri yang tidak di banding;
3) Putusan pengatilan tinggi yang tidak di kasasi;
4) Seluruh putusan Mahkamah Agung.

b. Yurisprudensi tetap (vaste jurisprudentie), yaitu putusan hakim yang selalu diikuti oleh hakim
lain dalam perkara sejenis.

Doktrin

Pendapat sarjana hukum (doktrin) adalah pendapat seseorang atau beberapa orang sarjana
hukum yang terkenal dalam ilmu pengetahuan hukum. Doktrin ini dapat menjadi dasar
pertimbangan hakim dalam menjatuhkan putusannya.

Doktrin bukan hanya berlaku dalam pergaulan hukum nasional, melainkan juga dalam
pergaulan hukum internasional, bahkan doktrin merupakan sumber hukum yang paling penting.

You might also like