You are on page 1of 13

c c

   

9  
9  
V   
   merupakan kumpulan alat-alat yang dipakai
dalam manajemen kualitas yang biasanya digunakan bagi yang menerapkan
metodologi 7 V 
    . Di Indonesia, dikenal istilah TULTA
(Tujuh Langkah Tujuh Alat). Sebenarnya pengelompokan ini beraneka ragam,
untuk metodologi V  V 
, pengelompokan alat dikenal 2 kelompok, 
 

 
  dan

  
 
 . Dalam kelompok-kelompok
tersebut juga terdapat 7   
 dan 7     
 , hanya
terkadang diberi nama berbeda.
Dalam buku 
   yang dikeluarkan oleh ASQ, diidentifikasi
lebih dari 100  yang bisa digunakan untuk melakukan peningkatan kualitas.
Konsep alat ( ) adalah membantu langkah-langkah penerapan metodologi, jadi
ketika anda sedang melakukan urutan langkat tertentu, apa yang anda butuhkan
dapat disediakan dari hasil sebuah alat atau kombinasi beberapa alat. Alat-alat
dapat berdiri sendiri atau akan lebih powerful ketika digabungkan. Perlu
pemilihan alat yang tepat untuk sebuah kebutuhan langkah yang memang dapat
membantu kita. Kapak dan Gergaji memiliki fungsi utama yang mirip yaitu
memotong, tetapi mana yang lebih efisien dan efektif. Ilustrasi ini juga mirip
dengan aplikasi 7  dan 7    dalam metodologi 7 langkah, dimana
setiap langkah membutuhkan analisa-analisa yang bisa dibantu oleh  ini.
Perbedaan keduanya adalah jika 7  lebih ke eksplorasi kuantitatif (statistik)
sedangkan 7    lebih ke eksplorasi kualitatif.

Eksplorasi Kuantitatif oleh 7  mencakup:


1.  
Alat bantu ini sangat tepat digunakan sebagai alat pengumpul data, tetapi
tidak cukup memenuhi syarat bila digunakan untuk menganalisis data, karena
semua data yang dikumpulkan adalah data fenomena/fakta yang sedang terjadi
(berlangsung). Itulah sebabnya dikatakan bahwa   adalah alat bantu
yang digunakan pada saat suatu proses/kegiatan berlangsung. Macam-macam
bentuk   , tetapi yang paling populer digunakan adalah bentuk 
 .
Contoh penggunaan   : Pengumpulan score pada pertandingan bulu-
tangkis.Mengingat bahwa   digunakan pada saat proses berlangsung,
maka hal terpenting yang harus menjadi perhatian adalah bagan (kerangka)
formulir untuk pengisian data. Hendaknya bagan disiapkan sedemikian rupa, agar
pengisian data dapat dilakukan dengan mudah dan cepat, tetapi juga mampu
memuat seluruh data yang diperlukan.

2. 
 


Diagram Pareto pertama kali diperkenalkan oleh seorang ahli ekonomi dari
Italia, bernama "Vilvredo Pareto", pada tahun 1897 dan kemudian digunakan oleh
Dr. M. Juran dalam bidang pengendalian mutu. Alat bantu ini biasa digunakan
untuk menganalisa suatu fenomena, agar dapat diketahui hal-hal yang prioritas
dari fenomena tersebut. Maka istilah pareto biasanya identik dengan  
(prioritas).
Pada suatu diagram Pareto akan dapat diketahui, suatu faktor merupakan
faktor yang paling prioritas dibandingkan faktor-faktor (minimal 4 faktor) lainnya,
karena faktor tersebut berada pada urutan terdepan, terbanyak atau pun tertinggi
pada deretan sejumlah faktor yang dianalisa.
Melalui dua diagram Pareto yang diperbandingkan, akan dapat dilihat
perubahan seluruh/sebagian faktor-faktor yang sedang diteliti, pada kondisi yang
berbeda. Diagram Pareto juga biasa digunakan untuk dapat menentukan"pangkal
persoalan", berdasarkan analisa yang massif, dengan mempertimbangkan
beberapa sudut pandang. Misalnya : Ada 4 persoalan yang dihadapi, yaitu A, B,
C, D. Bila ditinjau dari frekuensi kejadian, ternyata persoalan C yang paling
sering terjadi, tetapi bila ditinjau dari akibatnya secara finansial, ternyata
persoalan A yang paling merugikan bila tidak segera diatasi, tetapi bila dilihat dari
segi energi yang terbuang, mungkin malah persoalan B yang paling menonjol.
Berdasarkan tinjauan-tinjauan inilah, kemudian dapat disimpulkan, mana dari ke-
empat faktor itu, yang akan menjadi prioritas persoalan untuk ditindaklanjuti.
 . Histogram
Dikenal juga sebagai grafik distribusi frekuensi, salah satu jenis grafik
batang yang digunakan untuk menganalisa mutu dari sekelompok data (hasil
produksi), dengan menampilkan nilai tengah sebagai standar mutu produk dan
distribusi atau penyebaran datanya. Meski sekelompok data memiliki standar
mutu yang sama, tetapi bila penyebaran data semakin melebar ke kiri atau ke
kanan, maka dapat dikatakan bahwa mutu hasil produksi pada kelompok tersebut
kurang bermutu, sebaliknya, semakin sempit sebaran data pada kiri dan kanan
nilai tengah, maka hasil produksi dapat dikatakan lebih bermutu, karena
mendekati   yang telah ditetapkan.
Agar Histogram memberikan gambaran yang akurat tentang kondisi hasil
produksi, perlu dilakukan pengolahan data yang akurat terlebih dulu, dimulai dari
pengumpulan data, tidak kurang dari 50 sampel, yaitu jumlah yang dianggap dapat
memenuhi populasi yang akan diamati.
Pengolahan data pada Histogram menjadi sangat penting, terutama dalam
menentu-kan besaran nilai tengah (standar) dan seberapa banyak kelas-kelas data
yang akan menggambarkan penyebaran data yang tercipta. Melalui gambar
Histogram yang ditampilkan, akan dapat diprediksi hal-hal sebagai berikut :
a. Bila bentuk Histogram pada sisi kiri dan kanan dari kelas yang tertinggi
berbentuk simetri, maka dapat diprediksi bahwa proses berjalan konsisten,
artinya seluruh faktor-faktor dalam proses memenuhi syarat-syarat yang
ditentukan.
b. Bila Histogram berbentuk sisir, kemungkinan yang terjadi adalah ketidak-
tepatan dalam pengukuran atau pembulatan nilai data, sehingga berpengaruh
pada penetapan batas-batas kelas.
c. Bila sebaran data melampaui batas-batas spesifikasi, maka dapat dikatakan
bahwa ada bagian dari hasil produk yang tidak memenuhi spesifikasi mutu.
Tetapi sebaliknya, bila sebaran data ternyata berada di dalam batas-batas
spesifikasi, maka hasil produk sudah memenuhi spesifikasi mutu yang
ditetapkan.
Secara umum, histogram biasa digunakan untuk memantau pengembangan
produk baru, penggunaan alat atau teknologi produksi yang baru, memprediksi
kondisi pengendalian proses, hasil penjualan, manajemen lingkungan dan lain
sebagainya.

4. V



Alat bantu ini sangat berguna untuk mendeteksi korelasi (hubungan) antara
dua variable (faktor), sekaligus juga memperlihatkan tingkat hubungan tersebut
(kuat atau lemah). Pada pemanfaatannya, scatter diagram membutuhkan data
berpasangan sebagai bahan baku analisisnya, yaitu sekumpulan nilai x sebagai
faktor yang independen berpasangan dengan sekumpulan nilai y sebagai faktor
dependen. Artinya, bahwa setiap nilai x yang didapatkan memberi dampak pada
nilai y. Contohnya : Diperoleh data bahwa ada hubungan antara banyaknya
komplain (x) dengan jumlah retur barang (y) :
x = 5 à y = 50 eks.
x = 10 à y = 120 eks.
x = 12 à y = 150 eks. dst.
Melalui penggambaran data tersebut dalam scatter diagram, akan dapat
dilakukan analisa lebih lanjut, sejauhmana antara faktor x dan y memiliki korelasi,
yang dalam hal ini direpresentasikan sebagai nilai r (rho), yaitu nilai yang
menunjukkan tingkat keeratan hubungan antar faktor tersebut. Dikatakan kedua
faktor itu berhubungan sangat erat bila nilai rho mendekati angka + 1. Di samping
itu, juga akan dapat disimpulkan kecenderungan arah korelasi tersebut (positif
atau negatif).
Korelasi memiliki kecenderungan positif bila setiap pertambahan faktor x
menyebab-kan pertambahan faktor y, sebaliknya kecenderungan negatif bila
setiap pertam- bahan menyebabkan pengurangan faktor y.

5.  

Ini adalah sebuah alat bantu berupa grafik yang akan menggambarkan
stabilitas suatu proses kerja. Melalui gambaran tersebut akan dapat dideteksi
apakah proses tersebut berjalan baik (stabil) atau tidak. Alat bantu ini pertama
kali diperkenalkan oleh W.A. Shewhart di 

      .
Karakteristik pokok pada alat bantu ini adalah adanya sepasang batas kendali
(p 
     ), sehingga dari data yang dikumpulkan akan dapat
terdeteksi kecenderungan kondisi proses yang sesungguhnya. Pada dasarnya alat
bantu ini adalah berupa rekaman data suatu proses yang sudah berjalan. Bila data
yang terkumpul sebagian besar berada dalam batas pengendalian, maka dapat
disimpulkan bahwa proses berjalan dalam kondisi stabil. Tetapi sebaliknya, bila
sebagian besar data menunjukkan deviasi di luar batas kendali, maka bisa
dikatakan proses berjalan tidak normal, yang bisa berdampak pada penurunan
mutu produk.
Mutu produk yang diciptakan melalui suatu proses panjang, sesungguhnya
tidak pernah bisa terlepas dari variasi, yang dalam hal ini bisa dibedakan menjadi
2 kategori, yaitu : (1) 
  
 , yaitu variasi yang timbul secara tidak
terduga dan sukar dikendalikan, dan (2) ! 
 
 , yaitu variasi yang bisa
diperkirakan penyebabnya dan memungkinkan untuk dilakukan pencegahan.
  
 sangat bermanfaat untuk memonitor proses operasional atau
produksi agar bila terjadi suatu penyimpangan dapat segera ditindaklanjuti.
Menggunakan alat bantu ini secara kontinyu, akan bisa mencegah persoalan mutu
yang berlarut-larut dan cacat produk yang berlebihan.

6. "

Grafik biasa digunakan sebagai alat bantu untuk menerangkan suatu
kondisi, menggambarkan trend, memprediksi situasi secara lebih jelas, melalui
sejumlah data yang digambarkan, baik dalam bentuk balok (), lingkaran ( 

 ), garis (   
 ) dan lain sebagainya. Penggambaran grafik yang tepat
akan memberikan kemudahan dalam membaca data yang ditampilkan, sehingga
memungkinkan untuk penelitian atau analisa lebih lanjut.

7.  




Ini adalah satu-satunya alat bantu yang menggunakan data verbal (non-
numerical) atau data kualitatif dalam penyajiannya. Alat bantu ini
menggambarkan tentang suatu kondisi "penyimpangan mutu" yang dipengaruhi
oleh bermacam-macam penyebab yang saling berhubungan. Berbeda dengan alat-
alat bantu lainnya, karena penggunaannya akan lebih efektif bila dilakukan dalam
kelompok. Sehingga alat bantu ini seringkali identik dengan kegiatan kelompok.
Di samping itu, manfaat optimum diperoleh bila Ishikawa Diagram mampu
menampilkan akar-akar penyebab yang sesungguhnya dari suatu penyimpangan
(ketidakbermutuan).

Ekslorasi Kualitatif oleh 7 Alat Manajemen (7 New ):


1. Diagram Pohon
Diagram pohon atau   

 dikenal juga dalam beberapa istilah
seperti   
 

,  

  ,

 
  , dan diagram hirarki.
Sebagai gambaran diagram pohon diawali dengan satu item pada satu cabang,
kemudian cabang tersebut mempunyai dua atau lebih anak cabang, kemudian anak
cabang itu mempunyai dua atau lebih anak cabang dan begitu seterusnya.
Langkah ± langkah menyusun diagram pohon :
1. oumuskan tujuan
2. oumuskan langkah-langkah untuk mencapainya
 . oumuskan kaitan antara cara dengan tujuan berikutnya

2. Diagram Afinitas
Diagram Afinitas dikenal juga dalam beberapa istilah seperti Grafik
afinitas atau metode K - J. Diagram afinitas di dalamnya dikelompokkan sejumlah
ide ± ide ke dalam hubungan asli ide itu sendiri. Metode ini membutuhkan
kreativitas dan intuisi sebuah tim. Diagram ini dibuat tahun 1960±an oleh seorang
antropologi Jepang, Jiro Kawakita. Diagram afinitas digunakan untuk informasi
yang subjektif dan emotif, terpisah-pisah dan strukturnya tidak jelas.

 . Diagram Panah
Diagram panah dikenal dalam beberapa istilah seperti diagram jaringan
aktivitas, diagram jaringan, diagram aktivitas, diagram node, chart CPM ( 


 # ). Diagram panah apabila dikembangkan atau divariasikan menjadi
diagram PEoT. Diagram panah ini menampilkan perintah ± perintah tugas yang
diperlukan dalam proyek atau proses, jadwal terbaik untuk keseluruhan proyek,
dan penjadwalan yang potensial dan permasalahan sumber daya serta bagaimana
solusinya. Dengan diagram panah kita dapat mengkalkulasi ³bagian kritis´ suatu
proyek. Ini adalah aliran langkah ± langkah kritis yang jika diperlambat akan
mempengaruhi pengaturan waktu pada keseluruhan proyek dan penambahan
sumber daya dapat mempercepat jalannya proyek.
Langkah ± langkah membuat diagram panah :
1. Tetapkan jenis kegiatan
2. Tentukan hubungan logis antar kegiatan
 . Susun kegiatan-kegiatan awal yang tidak didahului oleh kegiatan-kegiatan
lain.
4. Lanjutkan dengan kegiatan-kegiatan yang berikutnya sampai dengan kegiatan
akhir. Sempurnakan gambar dengan seefisien mungkin

4. Diagram Matrix
Diagram matrix biasa dikenal juga tabel matrik. Diagram matrik
menunjukkan hubungan antara dua, tiga atau empat kelompok informasi. Diagram
matrik juga memberikan informasi mengenai hubungan, seperti kekuatan diagram
tersebut, aturan yang digunakan untuk beragam individu dan pengukuran. Ada
enam bentuk matrik yang mungkin : L, T, Y, X, C dan bentuk atap, tergantung
dari jumlah kelompok yang dibandingkan.
Penggunaan tiap bentuk:
1. Matrik L menghubungkan dua kelompok satu sama lain (atau suatu
kelompok dengan kelompok itu sendiri).
2. Matrik T menghubungkan tiga kelompok: kelompok B dan C masing-
masing berhubungan dengan A. Kelompok B dan C tidak memiliki
hubungan.
 . Matrik Y menghubungkan tiga kelompok. Tiap kelompok berhubungan
dengan dua kelompok lainnya dalam suatu siklus.
4. Matrik C menghubungkan tiga kelompok, semuanya secara simultan,
dalam kerangka   dimensi.
5. Matrik X menghubungkan empat kelompok. Tiap kelompok berhubungan
dengan dua kelompok lainnya dalam suatu siklus.
6. Matrik atap menghubungkan satu kelompok dengan kelompok itu sendiri.
Biasanya digunakan bersama matrik L dan T.

5. Bagan Program Proses Keputusan (    



 /PDPC)
Diagram PDPC secara sistematis mengidentifikasi kesalahan dalam
rencana perusahaan. Alat ini dibuat untuk menangani problem tersebut. Dengan
PDPC, kita dapat membuat perencanaan untuk menangani permasalahan atau siap
dalam menghadapi permasalahan terjadi.

6. Analisis Data Matriks (


 



  )
Analisis Data Matriks adalah suatu teknik matematika yang kompleks
untuk menganalisis matriks/hitungan. Merupakan salah satu data yang paling
akurat dan harus teliti dalam penggunaannya, alat pengambilan keputusan yang
memakan banyak waktu, dan matriks yang utama adalah matriks L yang
menggunakan sepasang ukuran untuk membandingkan pilihan-pilihan yang sudah
kita buat sehingga dapat diambil yang terbaik.

7. Diagram Hubungan (relationship diagram)


Diagram hubungan biasa disebut juga diagram jaringan, dengan variasinya
yaitu diagram hubungan matrik. Diagram hubungan memperlihatkan hubungan
sebab akibat. Yang paling penting, proses pembuatan diagram hubungan
membantu sebuah tim untuk menganalisis hubungan alami antara aspek-aspek
yang berbeda dari sebuah situasi yang kompleks.

Pengelompokkan 7 alat pertama dapat dikatakan brillian, karena


mempermudah proses analisa dengan tetap mengacu kepada prinsip manajemen
kualitas yaitu berbicara dengan fakta. 7  merupakan koleksi alat-alat statistik
yang berbasis matematika, tetapi masih mudah untuk diajarkan, sehingga 7 alat
kualitas bisa diimplementasikan ke bidang non-engineering dan diajarkan tanpa
harus membutuhkan tingkat pendidikan tinggi. Pengelompokkan 7 alat kedua (7
$  ) timbul karena adanya kebutuhan untuk memecahkan permasalahan
kualitatif pada tingkatan manajemen. Fungsi utama 7    adalah
membentuk permasalahan-permasalahan diatas kedalam sebuah bentuk tertentu,
sehingga daripada berbentuk tulisan saja yang mungkin membosankan kalau
dibaca, dapat dibentuk menjadi diagram yang mudah untuk dimengerti.

c c
c   

Perencanaan proyek adalah usaha untuk membuat penentuan mengenai apa
yang harus dicapai dalam proyek, kapan dan bagaimana proyek tersebut
dilaksanakan. Penjadwalan proyek merupakan bagian yang paling penting dari
sebuah perencanaan proyek, yaitu untuk menentukan kapan sebuah proyek
dilaksanakan berdasarkan urutan tertentu dari awal sampai akhir proyek. Jadi
penjadwalan proyek meliputi kegiatan menetapkan jangka waktu kegiatan proyek
yang harus diselesaikan dan waktu yang dibutuhkan oleh setiap aktivitas dalam
proyek. Metode penjadwalan proyek yang lazim digunakan adalah "
  
 ,
PEoT (%   &


 '      ) dan CPM ( 
 

# ). 
Penjadwalan Proyek sendiri merupakan kegiatan yang dilakukan oleh
seorang manajer proyek dalam:
1. Membagi proyek kedalam bentuk tugas dan estimasi waktu serta
sumber daya yang dibutuhkan untuk menyelesaikan tugas tersebut.
2. Pengorganisasian tugas yang bersamaan untuk membuat jadwal yang
optimum.
 . Meminimumkan ketergantungan tugas untuk menghindari adanya jeda
waktu ë 
( yg ditimbulkan oleh suatu tugas yang pengerjaannya
harus menunggu tugas lainnya selesai.
Penjadwalan dalam sebuah proyek dibutuhkan untuk membantu seorang
manajer proyek sehingga dapat dengan mudah menunjukkan hubungan tiap-tiap
kegiatan terhadap keseluruhan proyek lalu mengidentifikasikan hubungan yang
harus didahulukan di antara kegiatan tersebut dan menunjukkan perkiraan biaya
dan waktu yang realistis untuk tiap kegiatan kemudian membantu penggunaan
tenaga kerja, uang dan sumber daya lainnya dengan cara mencermati hal-hal kritis
pada proyek. Prinsip-prinsip dalam Penjadwalan Proyek diantaranya adalah
sebagai berikut :

{ Pembagian
Proyek harus dibagi-bagi ke dalam sejumlah tugas & aktivitas yang
dapat dikendalikan untuk dapat menyelesaikan semua permasalahan
yang ada (melakukan dekomposisi masalah),
{ Saling Ketergantungan
Adanya saling ketergantungan dari setiap tugas & aktifitas yang dibagi
harus ditentukan dari awal penjadwalan proyek,
{ Alokasi Waktu
Setiap tugas yang akan dijadwalkan harus dialokasikan kedalam
sejumlah satuan kerja,
{ Validasi Kerja
Setiap proyek memiliki staff tertentu, dimana pada saat pembagian
tugas, harus dipastikan bahwa tidak akan kelebihan alokasi waktu atau
jumlah SDM pada saat tertentu.

Penjadwalan proyek pada dasarnya dibuat untuk memudahkan seorang


manajer proyek menyelesaikan setiap tahapan kegiatan sehingga tujuan dari
proyek yang dikerjakan dapat tercapai. Walaupun demikian suatu proyek yang
telah melalui tahapan penjadwalan pun tidak selalu berjalan lancar, tetap ada
masalah baik teknis maupun nonteknis yang dapat menghambat tujuan dari
proyek tersebut tercapai. Adapun masalah-masalah yang sering dihadapi dalam
penjadwalan proyek diantaranya adalah sebagai berikut :
a. Produktifitas tidak berbanding lurus dengan jumlah orang yang
mengerjakan tugas.
b. Seringkali hal tersebut diatasi dengan solusi penambahan personal pada
akhir proyek, namun solusi ini dikhawatirkan dapat menyebabkan
adanya  
 komunikasi antar personal dalam proyek karena
terlalu banyak personal yang terlibat dalam proyek.
c. Segala sesuatu yang tidak diharapkan bahkan hal yang paling buruk
mungkin akan terjadi, sehingga membutuhkan suatu perencanaan yang
matang dalam penjadwalan proyek, apabila perlu dibuat perencanaan
cadangan dalam proyek.

V    adalah alat-alat bantu yang bermanfaat untuk memetakan


lingkup persoalan, menyusun data dalam diagram-diagram agar lebih mudah
untuk dipahami, menelusuri berbagai kemungkinan penyebab persoalan dan
memperjelas kenyataan atau fenomena yang otentik dalam suatu persoalan.
Kemampuan V    yang dahsyat dalam mengemukakan
fakta/fenomena inilah yang menyebabkan para pakar dalam setiap proses kegiatan
mutu sangat tergantung pada alat-alat bantu ini. Meskipun demikian, keberhasilan
dalam menggunakan V    sangat dipengaruhi oleh seberapa besar
pengetahuan si pengguna akan alat bantu yang dipakainya. Semakin baik
pengetahuan yang dimiliki, akan semakin tepat dalam memilih alat bantu yang
akan digunakan. Itulah sebabnya, ada 2 hal pokok yang perlu menjadi pedoman,
sebelum menggunakan V   , yaitu : efisien (tepat) dan efektif (benar).
Efisien, maksudnya adalah ketepatan dalam memilih alat bantu yang sesuai
dengan karakteristik persoalan yang akan dibahas. Efektif, artinya bahwa
penggunaan alat bantu tersebut dilakukan dengan benar, sehingg persoalan
menjadi lebih jelas, mudah dimengerti dan memberikan peluang untuk diperbaiki.
V    banyak dikenal luas dalam lingkup masyarakat mutu, hal ini
tidak dapat dipungkiri karena memang alat-alat bantu ini berkembang
penggunaannya di dalam proses kegiatan peningkatan mutu atau pemecahan
masalah yang biasa dilakukan dalam konteks    atau 
 
   
, dan lain sebagainya.
Semua jenis   adalah alat yang mampu memberikan hasil analisa
yang optimum bila digunakan dengan tepat. Tetapi, yang seringkali menjadi
persoalan sesungguhnya adalah ketidakmampuan Pengguna dalam memilih dan
menentukan alat bantu yang tepat dan sesuai dengan problem yang sedang
dihadapinya.
Kunci ketepatan dalam memilih adalah terletak pada pemahaman yang
mendalam tentang karakteristik masing-masing alat bantu ( ) tersebut.
Sebagai contoh kasus adalah penggunaan Pareto Diagram sebagai alat bantu untuk
menganalisa faktor-faktor prioritas. Agar Pareto Diagram dapat memberikan hasil
yang optimum, maka dalam menyajikan data, sebaiknya berdasarkan pada
peninjauan dari berbagai sudut pandang, misalnya : data frekuensi kejadian, data
jumlah cacat produk, 

   , data kerugian dan lain sebagainya.
Berdasarkan perbandingan faktor prioritas untuk masing-masing data tersebut,
akan bisa diperoleh faktor yang benar-benar utama melalui analisa Pareto, dengan
demikian Pareto diagram menjadi lebih bermanfaat dengan ditambahkannya
Analisis Pareto dalam menentukan faktor prioritas.
Pengelompokkan seven  menjadi dua kelompok yaitu kualitatif dan
kuantitatif ini memiliki fungsi khas tersendiri. Misalnya seven  kuantitatif
dapat dikatakan brilian karena mempermudah proses analisa dengan tetap
mengacu pada prinsip manajemen kualitas yang berbicara dengan fakta.
Sementara itu kelompok kedua yaitu seven  secara kualitatif timbul karena
adanya kebutuhan untuk memecahkan permasalahan kualitatif pada tingkatan
manajemen, seperti contoh :
1. !  

 digunakan pada saat terjadi ketidaksamaan cara pandang
yang berujung kepada perdebatan yang berlebihan atau keperluan dalam
alat bentu untuk mengelompokkan permasalahan atau solusi.
2. PDPC dapat digunakan untuk mengetahui resiko pelaksanaan.
 . !

 dapat kita gunakan untuk mengetahui bahwa ada pekerjaan
paralel dan genting sehingga tidak boleh mundur.
4.   
  

 dan 
  

 untuk menguji apakah
suatu permasalahan berdiri sendiri atau berhubungan yang lain dan ketika
disolusikan selalu berulang kembali timbul masalah yang sama.

Fungsi utama 7  adalah membentuk permasalahan ± permasalahan ke


dalam suatu bentuk tertentu, sehingga daripada berbentuk tulisan saja yang
mungkin membosankan ketika dibaca, dapat dibentuk menjadi diagram yang lebih
mudah untuk dimengerti.


You might also like