Professional Documents
Culture Documents
Dari sekian banyak bentuk sastra seperti esei, puisi, novel, cerita pendek, drama, bentuk
novel, cerita pendeklah yang paling banyak dibaca oleh para pembaca. Karya– karya modern
klasik dalam kesusasteraan, kebanyakan juga berisi karya– karya novel.
Novel merupakan bentuk karya sastra yang paling popular di dunia. Bentuk sastra ini
paling banyak beredar, lantaran daya komunikasinya yang luas pada masyarakat. Sebagai bahan
bacaan, novel dapat dibagi menjadi dua golongan yaitu karya serius dan karya hiburan. Pendapat
demikian memang benar tapi juga ada kelanjutannya. Yakni bahwa tidak semua yang mampu
memberikan hiburan bisa disebut sebagai karya sastra serius. Sebuah novel serius bukan saja
dituntut agar dia merupakan karya yang indah, menarik dan dengan demikian juga memberikan
hiburan pada kita. Tetapi ia juga dituntut lebih dari itu. Novel adalah novel syarat utamanya
adalah bawa ia mesti menarik, menghibur dan mendatangkan rasa puas setelah orang habis
membacanya.
Novel yang baik dibaca untuk penyempurnaan diri. Novel yang baik adalah novel yang
isinya dapat memanusiakan para pembacanya. Sebaliknya novel hiburan hanya dibaca untuk
kepentingan santai belaka. Yang penting memberikan keasyikan pada pembacanya untuk
menyelesaikannya. Tradisi novel hiburan terikat dengan pola – pola. Dengan demikian dapat
dikatakan bahwa novel serius punya fungsi social, sedang novel hiburan Cuma berfungsi
personal. Novel berfungsi social lantaran novel yang baik ikut membina orang tua masyarakat
menjadi manusia. Sedang novel hiburan tidak memperdulikan apakah cerita yang dihidangkan
tidak membina manusia atau tidak, yang penting adalah bahwa novel memikat dan orang mau
cepat–cepat membacanya.
Banyak sastrawan yang memberikan yang memberikan batasan atau definisi novel.
Batasan atau definisi yang mereka berikan berbeda-beda karena sudut pandang yang mereka
pergunakan juga berbeda-beda. Definisi – definisi itu antara lain adalah sebagai berikut :
1. Novel adalah bentuk sastra yang paling popular di dunia. Bentuk sastra ini paling banyak
dicetak dan paling banyak beredar, lantaran daya komunitasnya yang luas pada
masyarakat (Jakob Sumardjo Drs).
2. Novel adalah bentuk karya sastra yang di dalamnya terdapat nilai-nilai budaya social,
moral, dan pendidikan (Dr. Nurhadi, Dr. Dawud, Dra. Yuni Pratiwi, M.Pd, Dra. Abdul
Roni, M. Pd).
3. Novel merupakan karya sastra yang mempunyai dua unsure, yaitu : undur intrinsik dan
unsur ekstrinsik yang kedua saling berhubungan karena sangat berpengaruh dalam
kehadiran sebuah karya sastra (Drs. Rostamaji,M.Pd, Agus priantoro, S.Pd).
4. Novel adalah karya sastra yang berbentuk prosa yang mempunyai unsure-unsur intrinsic
(Paulus Tukam, S.Pd)
1. Unsur Intrinsik
a. Tema
b. Setting
c. Sudut Pandang
Sudut pandang dijelaskan perry Lubback dalam bukunya The Craft Of
Fiction (Lubbock, 1968).
Menurut Harry Show (1972 : 293) sudut pandang dibagi menjadi 3 yaitu :
d. Alur / Plot
e. Penokohan
f. Gaya Bahasa
Merupakan gaya yang dominant dalam sebuah novel (Drs. Rustamaji,
M,Pd, Agus Priantoro, S.Pd)
2. Unsur Ekstinsik
Unsure ini meliputi latar belakang penciptaan, sejarah, biografi pengarang, dan
lain – lain, di luar unsure intrinsic. Unsur – unsur yang ada di luar tubuh karya
sastra. Perhatian terhadap unsur – unsur ini akan membantu keakuratan
penafsiran isi suatu karya sastra (Drs. Rustamaji, M,Pd, Agus Priantoro, S.Pd).
Novel sastra serius dan novel sastra hiburan mempunyai beberapa unsur yang
membedakan keduanya. Unsure – unsure novel sastra serius adalah sebagai berikut :
- Dalam teman : Karya sastra tidak hanya berputar – putra dalam masalah cinta asmara muda –
mudi belaka, ia membuka diri terhadap semua masalah yang penting untuk
menyempurnakan hidup manusia. Masalah cinta dalam sastra kadangan
hanya penting untuk sekedar menyusun plot cerita belaka, sedang masalah
yang sebenarnya berkembang diluar itu.
- Karya sastra : Tidak berhenti pada gejala permukaan saja, tetapi selalu mencoba memahami
secara mendalam dan mendasar suatu masalah, hal ini dengan sendirinya
berhubungan dengan kematangan pribadi si sastrawan sebagai seorang
intelektual.
- Kejadian atau pengalaman yang diceritakan dalam karya sastra bisa dialami atau sudah dialami
oleh manusia mana saja dan kapan saja karya sastra membicarakan hal –
hal yang universal dan nyata. Tidak membicarakan kejadian yang artificial
(yang dibikin – bikin) dan bersifat kebetulan.
- Sastra selalu bergerak, selalu segar dan baru. Ia tidak mau berhenti pada konvensialisme. Penuh
inovasi.
- Bahasa yang dipakai adalah bahasa standard an bukan silang atau mode sesaat.
Sedangkan novel sastra hiburan juga mempunya unsure – unsure sebagai berikut :
- Tema yang selalu hanya menceritakan kisah asmara belaka, hanya itu tanpa masalah lain yang
lebih serius.
- Novel terlalu menekankan pada plot cerita, dengan mengabaikan karakterisasi, problem
kehidupan dan unsur-unsur novel lain.
- Biasanya cerita disampaikan dengan gaya emosional cerita disusun dengan tujuan meruntuhkan
air mata pembaca, akibatnya novel demikian hanya mengungkapkan
permukaan kehidupan, dangkal, tanpa pendalaman.
- Masalah yang dibahas kadang-kadang juga artificial, tidak hanya dalam kehidupan ini. Isi cerita
hanya mungkin terjadi dalam cerita itu sendiri, tidak dalam kehidupan
nyata.
- Karena cerita ditulis untuk konsumsi massa, maka pengarang rata-ratatunduk pada hokum
cerita konvensional, jarang kita jumpai usaha pembaharuan dalam jenis
bacaan ini, sebab demikian itu akan meninggalkan masa pembacanya.
- Bahasa yang dipakai adalah bahasa yang actual, yang hidup dikalangan pergaulan muda-mudi
kontenpores di Indonesia pengaruh gaya berbicara serta bahasa sehari-
hariamat berpengaruh dalam novel jenis ini.
Nilai sosial ini akan membuat orang lebih tahu dan memahami kehidupan manusia
lain.
Nilai hedonik ini yang bisa memberikan kesenangan kepada pembacanya sehingga
pembaca ikut terbawa ke dalam cerita novel yang diberikan
Nialai sastra yang mempunyai nilai spirit isinya dapat menantang sikap hidup dan
kepercayaan pembacanya. Sehingga pembaca mendapatkan kepribadian yang
tangguh percaya akan dirinya sendiri.
Novel yang bisa dibaca berkali-kali yang berakibat bahwa orang harus
membelinya sendiri, menyimpan dan diabadikan.
a. Novel detektif
b. Novel roman
c. Novel mistery
d. Novel Gothis
e. Novel criminal
Novel hiburan ini merupakan bacaan ringan yang menghibur dan novel hiburan ini jauh
lebih banyak ditulis dan diterbitkan serta lebih banyak dibaca orang sebagai pembaca untuk jenis
novel hiburan ini jumlahnya amat banyak karena sifatnya yang personal dan isinya hanya
kenyataan semua dan gambaran fantasi pengarang saja.
Novel hiburan juga menceritakan hal-hal yang indah seperti cerita percintaan yang
sentimentil, sehingga pembaca sangat menyukainya. Novel hiburan ini juga diperhatikan oleh
para kritisi yang menyangkut masalah komersialnya, Novel ini gemari oleh semua golongan
masyarakat mulai dari anak-anak sampai orang dewasa, baik laki-laki maupun dewasa.