You are on page 1of 34

Jember Fashion Carnaval

GAMBARAN UMUM DAN


PEMBAHASAN 4

4.1. Gambaran Umum Administrasi Wilayah

Wilayah Kabupaten Jember berada pada jarak sekitar 198 km dari ibukota
Propinsi Jawa Timur di bagian timur-selatan wilayah Propinsi Jawa Timur, tepatnya berada
pada posisi 7°59’6’ – 8°33’56’’ Lintang Selatan dan 113°25’00’’–114°12’00’’ Bujur Timur.
Kabupaten Jember berada pada ketinggian antara 0 – 3330 meter di atas permukaan laut
(dpl) dengan daerah dengan ketinggian antara 100 – 500 meter di atas permukaan laut.

Kabupaten ini meliputi wilayah seluas 3.293,34 km2, dengan karakter topografi
berbukit hingga pegunungan di sisi Utara dan Timur serta merupakan dataran subur yang
luas ke arah Selatan. Kabupaten Jember selain memiliki karakter topografi berbukit serta
daratan juga memiliki sekitar 76 pulau-pulau kecil, 16 pulau diantaranya sudah memiliki
nama dan 51 pulau lainnya belum memiliki nama.

Secara administratif Kabupaten Jember terbagi menjadi 8 Pembantu Bupati, yang


meliputi 31 kecamatan dan 247 desa/kelurahan. Dilihat dari sisi luas, wilayah terluas
adalah Kecamatan Tempurejo yang mencapai 524,46 km2 dan yang tersempit adalah
Kecamatan Kaliwates seluas 24,94 km2. Jarak antar kecamatan pada wilayah perencanaan
yang terjauh adalah antara ibukota Kecamatan Jombang ke ibukota Kecamatan
Sumberjambe, yaitu 85 km. Sedangkan jarak terdekat adalah dari ibukota Kecamatan
Arjasa ke ibukota Kecamatan Patrang yaitu 2 km.

IV - 1
Jember Fashion Carnaval

Kabupaten Jember memiliki batas administrasi, sebagai berikut:

• Sebelah Utara : Kabupaten Bondowoso dan Kabupaten Probolinggo;

• Sebelah Selatan : Samudera Indonesia;

• Sebelah Timur : Kabupaten Banyuwangi; dan

• Sebelah Barat : Kabupaten Lumajang.

Dalam pembangunan wilayah Propinsi Jawa Timur, Kabupaten Jember termasuk


dalam SWP 13.4, yang terdiri dari Kabupaten Jember (sebagai pusat SWP), Kabupaten
Bondowoso dan kabupaten Situbondo. Kegiatan utama yang dikembangkan pada SWP ini
adalah kegiatan pertanian, industri, perhubungan, pariwisata, perdagangan dan pendidikan.
Sedangkan sub sektor industri kecil yang akan dikembangkan adalah sektor aneka industri
dan industri kecil.

Kabupaten Jember mempunyai karakter topografi berbukit hingga pegunungan di


sisi Utara dan Timur serta dataran subur yang luas ke arah selatan. Beberapa kecamatan
memiliki amparan yang relatif datar dengan kemiringan di bawah 20, antara lain
Kecamatan Kencong, Ajung, Balung, Umbulsari, Jombang dan Sumbersari. Kecamatan
Tempurejo sebagian besar berupa pegunungan dengan kemiringan rata-rata di atas 400.

Sebagian wilayah berada pada ketinggian 100 – 500 m di atas permukaan laut
(37,68 %). Sisanya 19,87% berada pada ketinggian 0 – 25 m, 19,38 % pada ketinggian 25
– 100 m, 15,87 % berada pada ketinggian 500 – 1.000 m, serta 7,20 % berada pada
ketinggian lebih dari 1.000 m di atas permukaan laut.

Sungai-sungai yang mengalir berhulu dari kawasan penggunungan Argopuro,


Raung dan Hyang, dengan 16 Daerah Aliran Sungai (DAS). Sungai terbesar adalah sungai
Bedadung yang melintasi ibukota Kabupaten, berada pada DAS Bedadung Hilir dan
mampu mengairi areal pertanian seluas 93.040 Ha. Sungai terpanjang adalah Sungai Kali
Mayang berada pada DAS Antirogo, mengalir sejauh 145.500 m dan mampu mengaliri
areal pertanian seluas 5.860 Ha.

IV - 2
Jember Fashion Carnaval

Gambar 4.1. Peta Administratif Kabupaten Jember

IV - 3
Jember Fashion Carnaval

Kawasan lindung di Kabupaten Jember terdiri atas :

1. Kawasan yang memberikan perlindungan di bawahnya yang berada di bagian Timur;

2. Kawasan perlindungan setempat yang berada di sempadan pantai selatan Jember


(100m), sempadan sungai di seluruh Jember;

3. Kawasan Suaka alam berada di Wisata Pantai Ulo, Gunung Watangan, Taman
Nasional Meru Betiri dan Pegunungan Hyang;

4. Kawasan cagar budaya di Kecamatan Arjasa;

5. Kawasan rawan bencana alam karena erosi tinggi berada di Kecamatan Arjasa,
Patrangan Sumberjambe, Mumbulsari, Kencong, dan Wuluhan; dan

6. Kawasan rawan bencana alam karena kerusakan hutan berada di kecamatan Silo dan
Mumbulsari.

4.2. Jember Fashion Carnaval

Jember Fashion Carnaval atau dikenal dengan istilah JFC munculnya dari latar
belakang adanya ide ingin menjadikan Jember sebagai salah satu kota wisata mode
pertama di Indonesia. Jember Fashion Carnaval merupakan suatu kegiatan yang membawa
harum Kabupaten Jember dari karya putra daerah yaitu Dynand Fariz seorang perancang
mode dimana ide kegiatan tersebut diawali pada tahun 2002 dengan dimulainya acara
pekan Mode Dynand Fariz dengan berkeliling kampung dan alun-alun Jember .
Berdasarkan event yang telah diselenggarakan pada tahun 2002 itu merupakan titik balik
timbulnya gagasan untuk menyelanggarakan JFC pada tahun berikutnya yaitu tahun 2003.

Pada tanggal 1 Januari 2003 JFC 1 diselenggarakan bersamaan dengan HUT Kota
Jember dengan tema busana CowBoy, Punk dan Gypsy. Kemudian pada
30 Agustus 2003 JFC 2 diselenggarakan bersamaan dengan TAJEMTRA (Kegiatan rutin
gerak jalan Kecamatan Tanggul- Jember, sejauh 30 km) yang mengambil tema busana
Arab, Maroko, India, China dan Jepang (Asia).Dan 8 Agustus 2004 JFC 3 dengan tema
busana Mali, Athena, Brazil, Indian, Futuristic dan Vintage. Event ini terus berlangsung di
setiap tahunnya hingga saat ini, yang tidak hanya tampil di kota Jember saja tetapi sudah
menyambut undangan-undangan di berbagai event di tanah air (Gramedia Expo Surabaya,
Solo dan kota-kota lainnya). Event ini menjadi inspirasi bagi karya-karya besar lainnya

IV - 4
Jember Fashion Carnaval
seperti oleh Riri Riza. Sutradara terkenal yang akan berbagi inspirasi menciptakan film-
film idealis yang juga laris di pasaran seperti Petualangan Sherina (2000), Ada Apa dengan
Cinta (2002), Laskar Pelangi (2008) dan Sang Pemimpi (2009). Serta menerima banyak
penghargaan sebagai penerima Kick Andy Heroes 2010 kategori pejuang seni budaya
karena Jember Fashion Carnaval, sebuah pagelaran fashion sepanjang 3,6 km, terpanjang
di dunia juga peraih Young Changemakers Awards for Innovation dan sekarang menggagas
Indonesian Youth Conference. Even Internasional yang pernah diikuti oleh JFC antara lain:
Opening Ceremony Kuta Carnival di Bali dan pada opening ceremony, exhibition,
carnaval dan fashion di Bali Fashion Week.
Tabel 4.1.
Jember Fashion Carnaval
No Tahun Keterangan
1 1998 Berdirinya Rumah Mode Dynand Fariz sebagai realisasi dari keinginan
sdr. Dynand Fariz sebagai pendidik di bidang fashion tidak hanya memahami
teori saja tetapi juga terjun langsung sebagai praktisi sehingga tahu persis
keadaan di lapangan.
2 2001 Dimulainya acara Pekan Mode Dynand Fariz dimana seluruh karyawan
selama sepekan harus berpakai sesuai dengan trend fashion dunia
3 2002 Dimulainya acara pekan Mode Dynand Fariz dengan berkeliling kampung
dan alun-alun Jember . Timbulnya gagasan untuk menyelanggarakan JFC.
4 2003  1 Januari 2003 JFC 1 diselenggarakan bersamaan dengan HUT Kota
Jember dengan tema busana CowBoy, Punk dan Gypsy.
 30 Agustus 2003 JFC 2 diselenggarakan bersamaan dengan TAJEMTRA
dengan tema busana Arab, Maroko, India, China dan Jepang, Kegiatan
rutin gerak jalan Kecamatan Tanggul- Jember, sejauh 30 km
5 2004  8 Agustus 2004 JFC 3 dengan tema busana Mali, Athena, Brazil, Indian,
Futuristic dan Vintage.
 Kalau JFC 1 dan JFC 2 EO nya adalah DFC maka mulai JFC 3 dikelola
oleh JFCC. JFCC adalah lembaga nirlaba yang beranggotakan mereka
yang perduli pada event ini dan memikirkan pengembangan JFC ke depan
yang dikelola secara professional dan transparent dan diaudit oleh lembaga
yang berwenang.
6 2005 8 Agustus 2005 JFC 4 dengan tema utama Discover The World menampilkan
defile Archipelago Jawa, Tsunami, Disconstruction, Mesir, GrandPrix,
Spanyol, England, Carribbean.
7 2006 8 Agustus 2006 JFC 5 dengan mengangkat tema umum yaitu Anxiety And
Spirit of The World, menceritakan bahwa dunia sedang dilanda berbagai
macam perististiwa yang membuat kita histeris, takut, gembira, sedih dan
sebagainya
8 2007 8 Agustus 2007 JFC 6 dengan tema Save The World yang berorientasi pada
trend dunia: Human, Vegetal, Mineral dan Imagination
9 2008 8 Agustus 2008 JFC 7 dengan tema World Evolution yang menginspirasikan
perubahan bumi karena tingkah laku manusia yang tak terkendali
10 2009 8 Agustus 2009 JFC 8 mengangkat tema utama world unity, yang berarti
satukan dan damaikan dunia
11 2010 8 Agustus 2010 JFC 9. dengan tema world treasure akan mengungkap
keberadaan fenomena alam dan peradaban budaya masa lalu, masa sekarang

IV - 5
Jember Fashion Carnaval
dan yang akan datang
Sumber : Hasil Analisis 2010

Kegiatan ini tentu menjadi bagian bagi Kabupaten Jember sebagai salah satu
program kegiatan wisata dalam Bulan Berkunjung Jember yang sudah jadi hajatan besar
dimana selalu di tunggu. Bukan cuma warga Jember dan sekitarnya tapi juga bagi
wisatawan lokal dan mancanegara. Puncak kegiatan yang di gelar setiap tahun menyambut
ulang tahun kemerdekaan Republik Indonesia ini adalah event Jember Fashion Carnaval.

Gambar 4.2.
Jember Fashion Carnaval

IV - 6
Jember Fashion Carnaval
Sebuah event spektakuler Fashion carnaval on The Street, dengan konsep kostum trend
fashion dunia. Pada awalnya hanya diperagakan oleh karyawan Rumah Mode Dynand
Fariz sampai sekarang pesertanya mencapai 600 orang (Tahun 2009) dan disaksikan
langsung oleh ratusan ribu penonton. JFC di presentasikan dengan catwalk terpanjang di
dunia yaitu 3,6 km, dengan melintasi jalan-jalan yang ada di pusat kota Kabupaten Jember.

Gambar 4.2.
Jalan yang Dilalui JFC

4.3. Network Scan

Network scan merupakan analisis hubungan kelembagaan anatara masyarakat atau dengan
instansi-instansi terkait serta pengaruh-pengaruhnya dalam pengembangan Jember Fashion
Carnaval. Hasil kajiannya kemudian digambarkan dalam bentuk diagram venn, dimana
diagram tersebut menggambarkan pengaruh, besarnya manfaat dan dekatnya hubungan
suatu lembaga dengan lembaga yang lain atau masyarakat.

Analisis ini dilakukan dengan tujuan untuk melihat hubungan antara JFCC (Jember
Fashion Carnaval Council) merupakan lembaga yang mewadahi JFC dengan lembaga atau
instansi yang terkait dalam pengembangan acara JFC di Kabupaten Jember. Dimana

IV - 7
Jember Fashion Carnaval
lembaga atau instansi tersebut dibagi dalam tiga kelompok yaitu, Kabupaten Jember,
Profinsi Jawa Timur dan Nasional, serta internasional, antara lain:

1. Kabupaten Jember :
a. JFCC
b. Dinas Pariwisata Kabupaten Jember
c. Masyarakat Kabupaten Jember
d. Peruguruan Tinggi yang ada di Kabupaten Jember
e. Sekolah-sekolah yang ada di Kabupaten Jember
f. Dinas Pendidikan Kabupaten Jember
2. Profinsi Jawa Timur dan Nasional:
a. Media cetak dan elektronik
b. Perguruan Tinggi
c. Masyarakat
3. Internasional :
a. Media cetak dan elektronik
b. Perguruan Tinggi
Sejak pertama kali munculnya Jember Fashion Carnaval hanya dikelola oleh sebuah rumah
mode, dengan semakin berkembangnya event ini maka pada tahun 2004 dibentuklah
sebuah lembaga dengan nama JFCC. Dimana lembaga ini mengatur dan mengelola setiap
event JFC muali dari menentukan tema sampai pada perekrutan peserta.

IV - 8
Jember Fashion Carnaval
Adapun Diagram Venn pengembangan JFC di Kabupaten Jember adalah sebagai berikut:

INTERNASIONAL

PROVINSI & NASIONAL

KABUPATEN

Sekolah-
sekolah
Dinas
Pariwisata
Masyarakat

Dinas JFCC
Perguruan
Pendidikan Tinggi

Kepolisian

Media Cetak
& Elektronik

Gambar 4.3.
Jaringan Kelembagaan JFC

Hubungan kelembagaan di atas menunjukkan kekuatan jaringan dalam perkembagan JFC


ke depan untuk skala internasional, dengan tetap mempertimbangkan manfaat bagi
pengembangan dunia pendidikan (SDM), kesenian, budaya dan perkembangan
perekonomian Kabupaten Jember. Guna mewujudkan hal tersebut keterkaitan jaringan
kelembagaan menjadi pertimbangan dalam memnentukan tahap selanjutnya.
a. Masyarakat
Dalam hal ini masyarakat adalah peserta yang terlibat dalam kegiatan JFC dan
mendukung penyelenggaraan kegiatan tersebut dari berbagai lapisan usia, pendidikan,
profesi, latar belakan ekonomi, dll. Masyarakat disini tidak terbatas pada masyarakat
yang ada di Kabupaten Jember, tetapi juga masyarakat dari daerah lain bahkan pada
penyelenggaraan JFC ke 9 tahun 2010 terdapat beberapa peserta dari Malaysia. Selain

IV - 9
Jember Fashion Carnaval
itu masyarakat berperan dalam membiayai setiap event JFC, dengan cara swadaya
masyarakat.
b. Dinas Pariwisata Kabupaten Jember
Keberhasilan penyelenggaraan JFC pada setiap tahunnya sangat didukunng oleh
keberadaan Dinas Pariwisata Kabupaten Jember selaku lembaga pemerintah dalam
memberikan pembinaan dan mediasi serta sebagai fasilitator event. Dinas Pariwisata
sendiri merupakan salah satu pintu gerbang yang dapat mengantarkan JFCC dan
Kabupaten Jember ke dunia pariwisata nasional dan internasional.
c. Kepolisian
Event JFC selama ini menggunakan jalan utama yang ada di pusat kota. Maka peran
kepolisian sangat penting untuk penyediaan lokasi event dan pegamanan pada event
tersebut.
d. Sekolah-sekolah
Peran sekolah-sekolah yang ada di Kabupaten Jember memberikan kontribusi yang
besar dimana para pelajar atau siswa terlibat secara aktif dalam memberikan informasi/
sosialisasi penyelenggaraan event JFC, serta terlibat dalam merancang busana yang
akan digunakan sebagai peserta JFC selain itu para pelajar juga terlibat dalam tim
marching band JFC.
e. Perguruan Tinggi
Sama besarnya dengan peranan sekolah-sekolah, kontribusi perguruan tinggi yang ada
di Kabupaten Jember juga sangat besar. Dalam pengembangan dan kebersinambungan
penyelenggaraan JFC di Kabupaten Jember, perguruan tinggi dapat menjadi lembaga
kerjasama dalam peningkatan kegiatan melalui penelitian-penelitian, kajian lebih
dalam tentang kesenian dan budaya. Serta perguruan tinggi juga dapat menjadi mediasi
serta sosialisasi dikalangan perguruan tinggi lainnya di luar Kabupaten Jember.
f. Dinas Pendidikan
Dinas Pendidikan Kabupaten Jember sendiri juga bisa menjadi salah satu network scan
yang pendukung yang kuat dalam memberikan dorongan bagi kemajuan perkembangan
JFCC ke kancah internasional. Dinas Pendidikan bisa saja memberikan mediasi dan
informasi kegiatan pendidikan non formal seperti pelatihan fotografi dan design
terhadap setiap sekolah-sekolah maupun perguruan tinggi yang ada di Kabupaten
Jember. Serta Dinas Pendidikan Kabupaten Jember berperan dalam memberikan

IV -10
Jember Fashion Carnaval
rekomendasi kepada JFCC untuk sekolah-sekolah maupun perguruan tinggi yang ada
di Kabupaten Jember.
g. Media Cetak dan Elektronik
Peran media sangat besar dalam menentukan kesuksesan dan keberlangsungan JFC,
sehingga keberadaan hubungan dan jaringan dengan media merupakan kebutuhan yang
harus tetap terjaga. Media yang dimaksud adalah media cetak seperti majalah, koran,
buletin, dll dalam lingkup nasional dan internasional. Demikian pula media elektronik
seperti televisi dan radio, serta internet menjadi ajang informasi dan komunikasi yang
menunjang adanya JFC dengan lingkup yang lebih luas lagi. Dengan adanya media
cetak dan media elektronik sebagai media network scan maka dapat mengoptimalkan
sosialisasi promosi JFC ke tingkat provinsi & nasional bahkan internasional.

4.4. Analisis PESTO

Pariwisata merupakan kegiatan yang kompleks, bersifat multi sektoral dan


terfragmentasikan, karena itu koordinasi antar berbagai sektor terkait melalui proses
perencanaan yang tepat sangat penting artinya. Perencanaan juga diharapkan dapat
membantu tercapainya kesesuaian (match) antara ekspektasi pasar dengan produk wisata
yang dikembangkan tanpa harus mengorbankan kepentingan masing-masing pihak.
Mengingat masa depan penuh perubahan, maka perencanaan diharapkan dapat
mengantisipasi perubahan-perubahan lingkungan strategis yang dimaksud dan menghindari
sejauh mungkin dampak negatip yang ditimbulkan oleh perubahan-perubahan lingkungan
tersebut. Perencanaan merupakan suatu proses pengambilan keputusan tentang hari depan
yang dikehendaki. Untuk dapat mengambil keputusan yang tepat diperlukan informasi
yang relevan, dapat dipercaya dan tepat pada waktunya. Ketersediaan informasi menjadi
semakin penting artinya di era informasi seperti sekarang ini, dimana segala sesuatunya
berlangsung semakin cepat dan menjadi semakin kompleks. Dalam hubungannya dengan
perencanaan pariwisata (tourism planning), ketersediaan informasi dari berbagai dimensi
sangat diperlukan sebagai landasan pengambilan keputusan. Hal ini dimaksudkan agar
rencana-rencana yang dibuat dapat diimplementasikan dan mencapai hasil sebagaimana
diharapkan oleh semua pihak. Salah satu sumber informasi yang dimaksud berasal dari
hasil hasil penelitian, di samping sumber-sumber informasi penting lainnya. Karena itu,
melalui penelitian ini diharapkan dapat diperoleh informasi yang bermanfaat bagi rencana

IV -11
Jember Fashion Carnaval
pengembangan pariwisata kabupaten Jember ke depan. Salah satu sumber informasi yang
diperlukan berasal dari wisatawan yang merupakan salah satu pemangku kepentingan
(stakeholder) dari pariwisata itu sendiri. Dari perspektif wisatawan inilah akan dicoba
untuk mengungkapkan beberapa isu atau permasalahan yang relevan dengan kebutuhan
perencanaan dimaksud. Beberapa pertimbangan yang dibutuhkan adalah terkait dengan
kondisi suatu daerah seperti keadaan Politik, Ekonomi, Sosial, kondisi Transportasi dan
lainnya termasuk Sumberdaya manusia yang ada dan Promosi guna mendukung
pengembangan pariwisata kabupaten Jember.

4.4.1. Politik
Pemahaman pengertian Politik dapat dikatakan sebagai proses pembentukan dan
pembagian kekuasaan dalam masyarakat yang antara lain berwujud proses pembuatan
keputusan, khususnya dalam negara. Pengertian ini merupakan upaya penggabungan antara
berbagai definisi yang berbeda mengenai hakikat politik yang dikenal dalam ilmu politik.
Selain itu Politik dianggap juga seni dan ilmu untuk meraih kekuasaan secara
konstitusional maupun non konstitusional. Di samping itu politik juga dapat ditilik dari
sudut pandang berbeda, yaitu antara lain:
• politik adalah usaha yang ditempuh warga negara untuk mewujudkan kebaikan
bersama (teori klasik Aristoteles)
• politik adalah hal yang berkaitan dengan penyelenggaraan pemerintahan dan negara
• politik merupakan kegiatan yang diarahkan untuk mendapatkan dan
mempertahankan kekuasaan di masyarakat
• politik adalah segala sesuatu tentang proses perumusan dan pelaksanaan kebijakan
publik.
Analisis politik yang dilakukan dalam kegiatan ini dilihat dari
respon-respon berkaitan dengan bagaimana tanggapan dari masyarakat
dengan adanya penyelenggaraan Jember Fashion Carnival yang telah
berlangsung hampir satu dekade. Respon tersebut juga dilihat
berdasarkan kebijakan yang dibuat oleh struktur masyarakat yang
bersifat bersifat mendukung, menolak, atau apati.
Konsep dasar pengembangan pariwisata Kabupaten Jember adalah sistem
pengembangan pariwisata yang berwawasan lingkungan atau Eco Tourism Development

IV -12
Jember Fashion Carnaval
System, yang lebih mengutamakan filosofi kawasan dan estetika seni tanpa merubah secara
sporadis tatanan alam lingkungan sekitarnya, maupun kehidupan masyarakat setempat.
Pengembangan pariwisata berdasarkan karakteristiknya dapat diklasifikasikan
menjadi beberapa kelompok, yaitu: konsep sosial budaya, atau pariwisata. Konsep
pengembangan sosial budaya di sektor pariwisata harus memperhatikan kelestarian budaya
masyarakat. Sehingga dalam menggali dan mengembangkan pariwisata sosial budaya
tersebut harus memperhatikan:
1. Aspek pendidikan dan pengetahuan, di mana masyarakat dan pelajar harus
mengetahui tentang keberadaan budaya yang kita miliki dengan memberikan
pengetahuan tentang budaya dan adat istiadat dan sebagaimana.
2. Keberadaan sanggar-sanggar budaya masyarakat sebagai pusat penuangan aspirasi
dan pelestarian budaya.
3. Organisasi khusus seni budaya daerah mulai dari tingkat desa sampai propinsi.
4. Pengadaan event-event kesenian daerah secara continue, sehingga dapat masuk
dalam kalender wisata.
5. Cinderamata khas daerah Kabupaten Jember.

Ditinjau dari aspek pemasaran, konsep pengembangan pariwisata Kabupaten


Jember harus memperhatikan faktor kualitas, kenyamanan, keamanan dan jasa, karena
bisnis pariwisata merupakan kegiatan yang kompleks. Dalam strategi pemasaran
pengembangan pariwisata Kabupaten Jember diperlukan beberapa alternatif pemasaran,
yaitu:
a. Promosi, khususnya ke luar negeri, mengenai potensi pariwisata
yang ada di Indonesia umumnya dan Kabupaten Jember khususnya.
b. Bekerjasama dengan daerah lainnya yang telah berkembang dengan
pesat pariwisata daerahnya, misalnya: Propinsi Bali.
c. Menumbuh kembangkan Biro-Biro perjalanan umum di daerah.
d. Mengikuti event-event dalam skala nasional dan internasional, untuk
memperkenalkan objek wisata.
e. Pengadaan buku-buku penduan pariwisata daerah seperti : brosur,
buklet, dll.
f. Memberikan kemudahan di sektor ekonomi, yaitu perijinan,
perkreditan, bea masuk dan sebagainya, kepada aspek lain yang terkait.

IV -13
Jember Fashion Carnaval

Pembangunan kepariwisataan diarahkan pada pengembangan pariwisata sebagai


sektor andalan dalam arti luas yang mampu menjadi salah satu penghasil PAD dan devisa,
mendorong pertumbuhan ekonomi, meningkatkan pendapatan daerah, memperdayakan
perekonomian masyarakat, memperluas lapangan kerja dan kesempatan berusaha, serta
meningkatkan kesejahteraan rakyat dengan tetap memelihara kepribadian bangsa, nilai-
nilai agama dan kelestarian fungsi dan mutu lingkungan hidup.
1. Upaya pengembangan serta pengenalan objek dan daya
tarik wisata perlu ditingkatkan secara terencana, terpadu, efektif, dan terarah dengan
memanfaatkan secara optimal kerjasama kepariwisataan regional dan global, melalui
kegiatan promosi dan pemasaran baik di dalam maupun di luar negeri.
2. Pembangunan kepariwisataan dilaksanakan secara terpadu
dengan sarana dan prasarana pendukungnya, serta ditunjang dengan peningkatan semua
komponen industri kepariwisataan yang meliputi perhotelan, rumah makan, toko
souvenir, biro perjalanan dan industri pariwisata lainnya dengan mengoptimalkan
pemanfaatan produk unggulan pedesaan khususnya dalam penyediaan cinderamata.
3. Pengembangan pariwisata dituangkan dalam Rencana
Induk Pengembangan Pariwisata (RIPP) untuk meningkatkan koordinasi perencanaan
dan pengendahan kepariwisataan.

4.4.2. Ekonomi
Berdasarkan PDRB Kabupaten Jember sektor pertanian mempunyai peran yang
sangat besar terhadap PDRB Kabupaten Jember, hal ini ditunjukkan oleh kontribusi rata-
rata sektor pertanian yang mencapai 44,26% per tahun dan menempati urutan pertama
dalam kontribusinya terhadap PDRB Kabupaten Jember. Tetapi secara umum pada tahun
2003-2007 mengalami penurunan dari 44,59% pada tahun 2003 menjadi 44,03% pada
tahun 2007.
Sektor pertanian terdiri dari sub sektor tanaman bahan pangan, tanaman
perkebunan, perternakan dan hasilnya, kehutanan dan perikanan. Sub sektor tanaman
bahan pangan merupakan subsektor yang mempunyai kontribusi terbesar dengan rata-rata
21,62% per tahun. Untuk subsektor tanaman bahan pangan pada tahun 2003-2007 juga
mengalami penurunan kontribusi dari 22.02% menjadi 21,19%.

IV -14
Jember Fashion Carnaval
Pada sub sektor tanaman perkebunan rata-rata kontribusinya sebesar 12,06% pada
setiap tahunnya, subsektor ini mengalami kenaikan dan penurunan kontribusi. Tahun 2004
mengalami penurunan dari 11,91% menjadi 11,77%, tetapi pada tahun 2005 mengalami
peningkatan dari 12,00% menjadi 12,32% pada tahun 2007.
Subsektor peternakan dan hasilnya juga mengalami penurunan terhadap kontribusi
PDRB Kabupaten Jember hal ini dapat dilihat pada Tabel 4.2 dimana pada tahun 2003
kontribusi subsektor peternakan sebesar 9.05% menurun sampai 8,97% pada tahun 2007.
dan rata-rata kontribusi subsektor peternakan dan hasilnya sebesar 9,01% pada setiap
tahunnya.
Subsektor kehutanan juga mengalami penurunan sebesar 0,59% pada tahun 2007
sedangkan pada tahun 2003 sebesar 0,64%. Tetapi pada tahun 2006 dan tahun 2005
kontribusi subsektor ini tidak mengalami perubahan yaitu sebesar 0,60% Dimana rata-rata
kontribusi PDRB subsektor kehutanan sebesar 0,61% pada setiap tahunnya.
Dan subsektor perikanan merupakan subsektor yang memberikan kontribusi rata-
rata sebesar 0,96% pada setiap tahunnya. Dimana subsektor ini tidak mengalami perubahan
yang signifikan pada prosentase kontribusinya.
Tabel 4.2.
Kontribusi Sub Sektor Pertanian Tahun 2003-2007
No. Lapangan Usaha 2003 2004 2005 2006 2007 Rata-rata
1. Tanaman Bahan Pangan 22.02 21.99 21.63 21.27 21.19 21.62
2. Tanaman Perkebunan 11.91 11.77 12.00 12.31 12.32 12.06
3. Peternakan dan Hasilnya 9.05 9.04 9.03 8.97 8.97 9.01
4. Kehutanan 0.64 0.63 0.60 0.60 0.59 0.61
5. Perikanan 0.96 0.96 0.96 0.95 0.96 0.96
Pertanian 44.59 44.38 44.23 44.10 44.03 44.26
Sumber : Hasil Peritungan PDRB Kabupaten Jember2003-2007

Laju pertumbuhan rata-rata sektor pertanian 4,86% melebihi laju pertumbuhan di


tingkat Provinsi, sehingga sektor ini diklasifikasikan sebagai sektor maju dan tumbuh
cepat. Pada subsektor tanaman bahan pangan mengalami pertumbuhan yang fluktuatif
dimana selama tahun 2003 sampai tahun 2005 laju petumbuhannya mengalami penurunan
dari 4,33% menjadi 3,47%. Sedangkan mulai tahun 2005 sampat tahun 2007 mengalami
peningkatan menjadi 5,39%. Dan rata-rata laju pertumbuhannya sebesar 4,25% setiap
tahunnya.
Laju pertumbuhan subsektor tanaman perkebunan pada PDRB Kabupaten Jember
mempunyai rata-rata 5,93% pada setiap tahunnya. Petumbuhan PDRB subsektor

IV -15
Jember Fashion Carnaval
perkebunan dari tahun 2003-2006 mengalami peningkatan dari 3,25% menjadi 7,72%,
sedangkan pada tahun 2005-2007 mengalami penurunan dari 7,72% menjadi 5,83%.
Subsektor peternakan dan hasilnya pada setiap tahun laju pertumbuhan PDRB-nya
mengalami peningkatan dari tahun 2003 sebesar 4,38% menjadi 5,66% pada tahun 2007.
Dan rata-rata laju pertumbuhannya sebesar 4,94% setiap tahunnya, laju pertumbuhan
tanaman perkebunan lebih besar dibandingkan dengan subsektor tanaman bahan pangan.
Subsektor kehutanan juga mengalami peningkatan laju pertumbuhannya pada setiap
tahunnya dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 3,15%. Tetapi pada tahun 2003-2005 laju
pertumbuhannya sebesar 1,73% dan 1,13%. Sedangkan subsektor perikanan secara umum
juga mengalami peningkatan laju pertumbuhan dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 5%
pada setiap tahunnya.
Tabel 4.3.
Laju Pertumbuhan Sub Sektor Pertanian Tahun 2003-2007
No. Lapangan Usaha 2003-2004 2004-2005 2005-2006 2006-2007 Rata-rata
1. Tanaman Bahan Pangan 4.33 3.47 3.80 5.39 4.25
2. Tanaman Perkebunan 3.25 6.92 7.72 5.83 5.93
3. Peternakan dan Hasilnya 4.38 4.96 4.77 5.66 4.94
4. Kehutanan 1.73 1.13 4.83 4.93 3.15
5. Perikanan 3.58 5.12 4.79 6.49 5.00
Pertanian 4.00 4.72 5.12 5.59 4.86
Sumber : Hasil Peritungan PDRB Kabupaten Jember2003-2007

Berdasarkan analisis LQ, sektor pertanian menunjukkan nilai LQ rata-rata sebesar


2,46 (>1), hal ini berarti sektor ini merupakan sektor basis. Artinya sektor ini tidak hanya
dapat memenuhi kebutuhan Kabupaten Jember saja, tapi mampu memenuhi kebutuhan
daerah lainnya sehingga sektor pertanian merupakan sektor yang berpotensi ekspor. Rata-
rata subsektor yang ada di Kabupaten Jember mempunyai nilai LQ>1 kecuali pada sub
sektor perikanan hal ini di sebabkan bahwa pantai di Kabupaten Jember adalah Samudra
Hindia dimana merupakan laut lepas dan lebih dimanfaatkan untuk kawasan pariwisata
dan kawasan konservasi (penangkaran).
Tabel 4.4.
Nilai LQ Sub Sektor Pertanian Tahun 2003-2007
No. Lapangan Usaha 2003 2004 2005 2006 2007 Rata-rata
1. Tanaman Bahan Pangan 2.04 2.04 2.11 2.15 2.24 2.12
2. Tanaman Perkebunan 3.82 4.28 4.23 4.39 4.05 4.15
3. Peternakan dan Hasilnya 3.26 3.15 3.21 3.18 3.17 3.19
4. Kehutanan 2.35 2.92 3.48 3.28 3.36 3.08
5. Perikanan 0.65 0.5 0.49 0.47 0.56 0.53
Pertanian 2.42 2.39 2.45 2.49 2.56 2.46
Sumber : Hasil Analisis

Berdasarkan Gambar 4.3, perkembangan nilai LQ sektor pertanian dari tahun


2003-2007 menunjukkan trend menaik dan semua nilainya > 1. Selama kurun waktu

IV -16
Jember Fashion Carnaval
analisis, nilai LQ mempunyai rata-rata 2,46, hanya pada tahun 2004 terjadi penurunan.
Untuk setiap subsektor yang ada pada sektor pertanian rata-rata mengalami peningkatan
tetapi ada beberapa tahun yang jga mengalami penurunan pada beberapa subsektor.

2.6

2.56
2.55

2.5
2.49

2.45 2.45
2.42
2.4
2.39

2.35

2.3
2003 2004 2005 2006 2007

Gambar 4.3.
Grafik Perkembangan LQ Sektor Pertanian

Hasil perhitungan shift share sektor pertanian nilai komponen P sebesar -92.758,34
menunjukkan bahwa sektor ini merupakan sektor yang tumbuh lambat di tingkat Provinsi
Jawa Timur. Subsektor tanaman bahan pangan mempunyai nilai komponen P sebesar
-57.896,01 berarti subsektor ini merupakan sektor yang tumbuh lambat di tingkat Jawa
Timur, dan sama halnya dengan subsektor tanaman perkebunan, dan kehutanan dimana
nilai komponen P bernilai negatif (-). Sedangkan subsektor peternakan mempunyai nilai
komponen P positif yaitu sebesar 519,9.
Tabel 4.5.
Hasil Perhitungan Nilai Shift-Share Sub Sektor Pertanian Tahun 2003-2007
Proportional Shift Defferential Shift
No. Lapangan Usaha Provincial Share
(P) (D)
1. Tanaman Bahan Pangan 102,961.01 -57,896.01 48,725.13
2. Tanaman Perkebunan 56,950.71 -136,883.10 10,232.88
3. Peternakan dan Hasilnya 42,785.32 519.9 -2,578.80
4. Kehutanan 2,917.36 -12,207.32 4,029.28
5. Perikanan 4,536.67 19,457.40 -2,937.74
Pertanian 210,151.06 -94,950.96 66,231.79
Sumber : Hasil Analisis

Sedangkan nilai komponen D sebesar 66.231,79 berarti bahwa sektor pertanian


mempunyai daya saing yang meningkat, karena pertumbuhannya lebih cepat daripada
Provinsi. Dan subsektor yang mempunyai pertumbuhan lebih cepat dari Provinsi Jawa

IV -17
Jember Fashion Carnaval
Timur adalah tanaman bahan pangan, tanaman perkebunan, dan kehutanan. Hal ini
disebabkan Kabupaten Jember merupakan lumbung pangan Jawa Timur dan subsektor
perkebunan hal ini disebabkan bahwa Kabupaten Jember memang terkenal dengan
perkebunan tembakau, kopi, dll dimana setiap komoditas ini merupakan komoditas
unggulan Kabupaten Jember.
Tabel 4.6.
Analisis Sektor Petanian
No. Aspek Parameter Makna
1. Tipologi Klasen Kuadran I Sektor maju dan tumbuh cepat
2. LQ >1 Sektor basis
3. P Negatif Tumbuh lambat di provinsi
4. D Positif Pertumbuhan lebih cepat dibanding provinsi
Sumber : Hasil Analisis

Maka dapat disimpulkan bahwa sektor pertanian dapat digolongkan sebagai sektor
unggulan karena sektor ini tergolong sektor maju dan tumbuh cepat, merupakan sektor
basis, dan pertumbuhannya lebih cepat dibandingkan Provinsi.
Berdasarkan analisis Klassen Tipology sektor pariwisata termasuk ke dalam
klasifikasi sektor potensi yang bisa berkembang. Laju pertumbuhan rata-rata yang bernilai
sebesar 6,09% lebih besar dibandingkan pertumbuhan di tingkat Provinsi. Sedangkan nilai
kontribusi rata-rata terhadap PDRB sebesar 3,19% lebih besar dibandingkan Provinsi.
Berdasarkan analisis LQ, sektor pariwisata menunjukkan nilai LQ rata-ratanya <1,
yaitu sebesar 0,45% sebagaimana ditunjukkan Gambar 4.10. Hal ini berarti sektor
pariwisata termasuk sektor non basis.

0.6
0.57
0.53
0.5

0.4 0.4 0.4


0.38

0.3

0.2

0.1

0
2003 2004 2005 2006 2007

IV -18
Jember Fashion Carnaval
Gambar 4.4.
Grafik Perkembangan LQ Sektor Pariwisata

Perhitungan analisis shift share terhadap sektor pariwisata diperoleh nilai


komponen P sebesar 8.370,10 yang berarti sektor ini merupakan sektor yang tumbuh cepat
di Provinsi Jawa Timur, karena bernilai positif. Sedangkan nilai komponen D sebesar
-8.984,36 berarti sector ini mempunyai laju pertumbuhan yang lebih lambat dibandingkan
Provinsi.
Tabel 4.7.
Analisis Sektor Pariwisata
No. Aspek Parameter Makna
1. Tipologi Klasen Kuadran III Sektor potensial
2. LQ <1 Sektor non basis
3. P Positif Tumbuh cepat di provinsi
4. D Negatif Pertumbuhan lebih lambat dibanding provinsi
Sumber : Hasil Analisis, 2010

Berdasarkan hasil analisis terhadap sektor pariwisata menunjukkan bahwa sektor


ini bukan merupakan sektor unggulan tetapi merupakan sektor potensial. Sektor ini
tergolong ke dalam sektor potensial yang dapat perkembang.
Pengelolaan kepariwisataan yang baik dan berkelanjutan seharusnya mampu
memberikan kesempatan bagi tumbuhnya ekonomi di suatu destinasi pariwisata.
Penggunaan bahan dan produk lokal dalam proses pelayanan di bidang pariwisata akan
juga memberikan kesempatan kepada industri lokal untuk berperan dalam penyediaan
barang dan jasa. Syarat utama dari hal tersebut di atas adalah kemampuan usaha pariwisata
setempat dalam memberikan pelayanan berkelas dunia dengan menggunakan bahan dan
produk lokal yang berkualitas.
Adanya kecenderungan laju pertumbuhan sektor pariwisata yang semakin
meningkat maka dapat memberikan kontribusi bagi pendapatan daerah tanpa harus
meninggalkan sektor primer yang selama ini menjadi unggulan Kabupaten Jember. Dan
melalui penyelenggaraan event yang mempunyai konsep yang jelas, SDM yang
berkwalitas, berkesinambungan, menarik , memperoleh dukungan dari masyarakat,
pemerintah dan wakil rakyat memungkinkan untuk menjadi potensi wisata unggulan yang
dapat menggerakkan potensi wisata lainnya (perhotelan, restaurant, transportasi, souvenir,
makanan khas dll).

IV -19
Jember Fashion Carnaval
4.4.3. Sosial
Pariwisata adalah suatu kegiatan yang secara langsung menyentuh dan melibatkan
masyarakat, sehingga membawa berbagai dampak terhadap masyarakat setempat. Bahkan
pariwisata dikatakan mempunyai energi dobrak yang luar biasa, yang mampu membuat
masyarakat setempat mengalami metamorphose dalam berbagai aspeknya. Dampak
pariwisata merupakan wilayah kajian yang paling banyak mendapatkan perhatian dalam
literatur, terutama dampak terhadap masyarakat lokal. Di lain pihak, dampak pariwisata
terhadap wisatawan dan/atau negara asal wisatawan belum banyak mendapatkan perhatian.
Kewirausahaan dan profesionalisme merupakan dua isu utama dalam upaya
peningkatan kualitas SDM sangat berkaitan dengan tingkat partisipasi dalam
pembangunan. Sumber daya manusia sektor pariwisata yang berkualitas akan mampu
memahami mekanisme pembangunan pariwisata secara menyeluruh sehingga pada
akhirnya mampu memberikan kontribusi positif terhadap sektor pembangunan pariwisata.
Potensi sektor pariwisata Kabupaten Jember yang menjanjikan perlu segera didukung
dengan SDM yang kompeten sehingga dampak sektor tersebut bisa segera dirasakan oleh
seluruh anggota masyarakat Kabupaten Jember, khususnya para pelaku industri pariwisata.

4.4.4. Teknologi
Dengan semakin kompleks dan tingginya tingkat persaingan dalam mendatangkan
wisatawan ke suatu destinasi, kebutuhan akan teknologi tinggi khususnya teknologi
industri akan mendorong destinasi pariwisata mengembangkan kemampuan penerapan
teknologi terkini mereka. Pada daerah-daerah tersebut akan terjadi pengembangan
teknologi maju dan tepat guna yang akan mampu memberikan dukungan bagi kegiatan
ekonomi lainnya. Dengan demikian pembangunan kepariwisataan akan memberikan
manfaat bagi masyarakat dan pemerintahan di berbagai daerah yang lebih luas dan bersifat
fundamental. Kepariwisataan akan menjadi bagian tidak terpisahkan dari pembangunan
suatu daerah dan terintegrasi dalam kerangka peningkatan kesejahteraan masyarakat
setempat.

4.4.5. Others
A. Transportasi

Transportasi merupakan pergerakan barang dan orang dari satu tempat ke tempat
lainnya. Komponen transporasi adalah prasarana dan sarana transportasi.

IV -20
Jember Fashion Carnaval
Sarana transportasi yang dimaksud antara lain ialah terminal, sub terminal,
stasiun. Terminal di Kabupaten Jember adalah Terminal Tawang Alun, dimana lokasinya
berada di Kecamatan Rambipuji. Sub Terminal yang ada di Kabupaten Jember terdiri dari
4, yaitu : sub terminal Arjasa, Pakusari, Tanggul, dan Ajung.
Stasiun merupakan sarana transportasi darat dengan sarana angkutan kereta api. Di
Kabupaten Jember, pusat stasiun berada di pusat kota Jember. Selain itu Kabupaten Jember
mempunyai stasiun peti kemas yang berfungsi sebagai angkutan khusus barang, yang
lokasinya berada di Rambipuji.

Prasarana transportasi yang dimaksud adalah jaringan jalan. Jaringan jalan yang
melewati Kabupaten Jember adalah :
a. Jalan Propinsi yang menghubungkan :
Kabupaten Lumajang – Kabupaten Jember – Kabupaten Bondowoso,
Kabupaten Lumajang – Kabupaten Jember – Kabupaten Banyuwagi.
b. Jalan Kabupaten, yaitu jalan di Wilayah Kabupaten Jember
c. Jalan Kecamatan, yaitu jalan di Wilayah Kecamatan
Isu aksesibilitas dalam kepariwisataan lebih menekan pada tingkat ketersediaan
akses sarana dan prasarana informasi secara umum. Hal ini sangat erat kaitannya dengan
masalah promosi dan pemasaran serta investasi dari luar di bidang pengembangan
pariwisata daerah ke depan. Dan, aksesibilitas secara khusus adalah tersedianya kelayakan
sarana transportasi dan infra-struktur jalan (koridor wisata) yang akan membawa
wisatawan menuju objek wisata tujuan. Dengan dibukanya bandara Noto Hadinegoro dan
optimalisasi frekuensi pemanfaatannya merupakan awal yang menjanjikan bagi
kepariwisataan Kabupaten Jember. Perlu dipahami bahwa kecenderungan wisatawan saat
ini (terutama mancanegara) adalah melakukan perjalanan wisata atau tour guide. Tentunya
pasar yang demikian mengiinginkan layanan transportasi umum yang memadai sehingga
mampu mendukung keinginan perjalanan mereka.

B. Sarana dan Prasarana


Dilakukannya pengembangan sarana & prasarana pariwisata sebagai salah satu
pendukung dan juga daya tarik, sangatlah diperlukan. Hal ini diperuntukkan bagi para
wisatawan, sehingga para wisatawan dapat menikmati apa yang mereka cari dan pulang
dengan berbagai kenangan indah, serta tertarik lagi untuk datang kembali berwisata ke

IV -21
Jember Fashion Carnaval
Kabupaten Jember. Berbagai kegiatan berupaya dilakukan untuk lebih meningkatkan
sarana & prasarana dalam suatu pariwisata. Kegiatan yang dilakukan antara lain seperti:
• Menyediakan alat-alat dan persewaan bagi para wisatawan yang lengkap dan aman
untuk keselamatan para wisatawan.
• Menyediakan beberapa fasilitas air bersih dan toilet untuk wisatawan dan keperluan
lainnya.
• Menyediakan sarana akomodasi/penginapan dari rumah-rumah peninggalan
Belanda yang banyak terdapat di daerah sekitar area pariwisata untuk para wisatawan
asing.
• Menyediakan sarana transprtasi yang membangkitkan kengangan masa lalu
wisatawan.
• Memperbaiki prasarana jalan yang sudah ada secara permanen dengan perhitungan
secara cermat untung-ruginya sehingga menambah kenyamanan bagi wisatawan.
• Pengembangan sarana keselamatan bagi wisatawan, bisa berupa pos-pos yang multi
fungsi, untuk keamanan ataupun belanja souvenir wisatawan, dll.
• Mengupayakan saranan perangkat keras (hardware) dan piranti lunak (software)
wisata fasion sebagai program yang bersifat reguler.
• Mengembangkan sarana pendukung wisata fashion di Kabupaten Jember,
khususnya kepada pengusaha-pengusaha fashion di Jember.

C. Promosi
Pengiklanan dan promosi lebih ditujukan kepada meyakinkan citra tertentu
dihadapan target pangsa pasarnya, sehingga dapat meningkatkan jumlah pengunjungnya
daripada menggambarkan citra destinasi secara keseluruhan secara tepat. Pesan yang
disampaikan melalui iklan dan promosi sangat kuat pengaruhnya tehadap ekpektasi
pengunjung tentang apa yang akan mereka temukan di suatu destinasi dan dalam menarik
kelompok wisatawan tertentu. Organisasi perorangan (swasta) harus bekerjasama dengan
pengelola pariwisata pemerintah setempat yang memiliki tanggung jawab terhadap upaya
promosi secara akurat mengenai gambaran produk destinasi dalam pesan promosi dan
iklan, sehingga mampu meningkatkan pemahaman pengunjung potensial berkenaan
dengan perilaku yang diharapkan oleh pengelola pariwisata destinasi. Promosi terhadap
produk wisata yang tidak berkelanjutan akan mengakibatkan menurunnya lingkungan fisik

IV -22
Jember Fashion Carnaval
dan budaya yang ada destinasi dan akan mengganggu keberlanjutan ekonomi sebuah
destinasi.
Secara umum pariwisata Indonesia masih mempunyai kelemahan pada strategi
promosi dan pemasaran yang dilakukan yaitu kurangnya keterpaduan dan bauran
pemasaran. Semua pelaku pariwisata melaksanakan mekanisme pemasaran tanpa
mempertimbangkan langkah-langkah pemasaran yang pernah ditempuhsatu sama lain.
Keadaan ini mengakibatkan tujuan pemasaran yang tidak tercapai disamping faktor
efisiensi dan efektivitas pemasaran yang kurang terarah. Keadaan tumpang tindih dan
terkonsentrasi pada beberapa objek wisata/atraksi wisata juga sering terjadi, sehingga
atraksi/objek wisata lainnya kurang terpublikasikan.
Disamping itu perlu dipahami bahwa masing-masing objek wisata mempunyai
segmen pasar yang berbeda-beda. Kecenderungan untuk menyamaratakan segmen pasar
dari suatu objek wisata adalah suatu tindakan yang kurang sesuai. Masing-masing segmen
pasar mempunyai kecenderungan minat yang berbeda-beda, baik itu dalam hal karakter
perjalanan maupun dalam hal jenis atraksi yang ingin dinikmati.
Kabupaten Jember hendaknya mampu belajar dari keadaan ini sehingga objek dan
daya tarik wisata di Kabupaten Jember bisa dipromosikan secara lebih merata dan tertuju
kepada pasar dari masing-masing objek wisata sesuai dengan karakter yang dimaksud.

4.4. Pergeseran Paradigma

Beberapa perubahan terjadi dari paradigma lama berubah menjadi paradigma


baru, dimana paradigma baru tersebut membawa perubahan yang signifikan, seperti
perubahan dalam perekonomian ataupun sistem yang lain. Dengan adanya wisata kreatif
maka membawa perubahan bagi Kabupaten Jember, selama ini dikenal dengan salah satu
lumbung pangan Profinsi Jawa Timur tetapi dengan munculnya JFC (Jember Fashion
Carnaval) memberikan perubahan yang besar bagi Kabupaten Jember dan daerah-daerah
lain. Dengan adanya kegiatan ini menjadi stimulan bagi daerah lain untuk membuat
kegiatan yang sama.

Pergeseran paradigma yang ada di Kabupaten Jember dapat dilihat pada tabel
berikut :
Tabel 4.7.
Pergeseran Paradigma

IV -23
Jember Fashion Carnaval
No Paradigma Lama Paradigma Baru
1 Kabupaten Jember lebih dikenal dengan Kabupaten Jember lebih di kenal dari sektor
sektor primer tersier
2 Pariwisata selama ini yang dikenal adalah Perkembangan jaman membawa perubahan
wisata alam, wisata buatan, dan wisata untuk menciptakan wisata kreatif, dimana
budaya. Sedangkan wisata budaya selama muncul ide-ide kreatif berupa JFC. Dan dari
ini yang diketahui adalah kegiatan-kegiatan kegiatan ini membawa perubahan bagi
ritual yang sudah turun-temurun, seperti Kabupaten Jember serta menjadi stimukan
contohnya kegiatan budaya di Yogyakarta, bagi daerah-daerah lainnya.
Solo, dll.
3 JFC mulanya merupakan ide dari Rumah Pada tahun 2003 bertepatan dengan ulang
Mode Dynand Fariz sebagai realisasi dari tahun Kabupaten Jember, JFC pertama kali
Dynand Fariz salah seorang pendidik di diselenggarakan secara resmi. Dan sampai
bidang fashion. JFC pertama kali digelar saat ini merupakan acara periodik yang
dengan berkeliling kampung dan alun-alun digelar setiap tanggal 8 Agustus. Sebuah
Jember pada tahun 2002. event fashion show carnival dengan
memperagakan berbagai kostum yang
mempunyai sepanjang 3,6 km.
4 Sebagian besar mata pencaharian Dengan adanya JFC memberikan lapangan
masyarakat Kabupaten Jember adalah usaha baru bagi masyarakat Kabupaten
pertanian, karena selama ini Jember sebagai Jember. Dengan event yang mendunia
lumbung pangan Jawa Timur. Dan membawa dampak pada pembukaan
Kabupaten Jember terkenal dengan hasil lapangan kerja di bidang jasa. Serta
pertanian dan perkebunannya. meningkatkan perekenomian yang ada.
Sumber : Hasil Analisis, Tahun 2010

4.9. Isu-isu Strategis


Penentuan isu-isu strategi berdasarkan pada pergeseran paradigma dan kondisi
perkembangan pariwisata khususnya wisata budaya di Kabupaten Jember. Adapun isu-isu
strategis tersebut, antara lain:
1. Perubahan perekonomian dari primer beralih pada tersier (jasa, dll)
2. Pertanian bukan satu-satunya penggerak perekonomian suatu
daerah, dengan ide-ide kreatif pun dapat menjadi
3. Perkembangan ide-ide kreatif bisa menciptakan suatu ajang wisata baru,
bukan hanya wisata alam atau yang lainnya.
4. Jalan raya dapat juga digunakan sebagai tempat peragaan busana dan tidak
hanya dilakukan dalam ruang tertutup.
5. Mulai berkembangnya lapangan pekerjaan di bidang jasa.

4.10. Value Proportion

IV -24
Jember Fashion Carnaval
Jember Fashion Carnaval sekarang menjadi ikon Kabupaten Jember, selama ini
kita mengenal Jember sebagai lumbung pangan Jawa Timur. Dengan semakin
berkembangnya event ini, peminat dan pengunjungnya tidak hanya berasal dari wisatawan
lokal atau pun wisatawan domestik, tetapi event ini sudah terkenal sampai manca negara.
Dan merupakan event tahunan yang selalu ditunggu oleh wisatawan.

Value proportion dalam penyusunan rencana strategis merupakan suatu proses


yang menjelaskan pemilihan terhadap nilai yang akan diprioritaskan. Dalam value
proportion akan diketahui pengembangan JFC akan dititik beratkan pada mana dengan 3
pilihan yaitu operational exellent, customer intimacy, dan product leadership.

Operational
excellent

Product Customer
leadership intimacy

Dengan adanya JFC semakin banyak bermunculan event karnaval yang sejenis di
beberapa daerah, seperti Solo, Pekalongan, dll. Dimana setiap event tersebut mempunyai
keunikan yang beragam. Maka dalam penyusunan rencana strategis pengembangan Wisata
budaya khususnya JFC di Kabupaten Jember value proportion lebih ditekankan pada
product leadership dengan mempetimbangkan bahwa JFC berasal dari ide kreatif yang
pada awalnya tidak mempetimbangkan dengan tanggapan dari masyarakat, tetapi dengan
berjalannya waktu dan semakin banyak peminatnya maka JFC harus mampu bertahan dan
semakin berkembang dengan ide-ide kreatifnya mengingat daerah-daerah lain berusaha
membuat event yang hampir sama.

4.11. Visi dan Misi


Berdasarkan perumusan menggunakan analisis value proportion, maka visi dalam
pentuan pengembangan JFC Kabupaten Jember yaitu :
“ Mewujudkan Wisata Budaya Jember Fashion Carnaval Sebagai Kegiatan
Skala Internasional Melalui Inovasi Dan Kreatifitas”

IV -25
Jember Fashion Carnaval
Terkait dengan untuk pengembangan JFC di Kabupaten Jember agar dapat
bertahan dan bersaing dengan event-event yang sama maka perlu adanya penelitian dan
kerjasama dengan pihak-pihak terkait yang lebih luas. Dengan lembaga pendidikan, sampai
dengan media-media yang ada dan lain sebagainya.
Misi merupakan langkah-langkah untuk mencapai visi. Adapun misi yang dapat
ditarik dari visi yang ada adalah:

IV -26
Jember Fashion Carnaval
1. Mengembangkan kegiatan research dalam mempertahankan
penyelenggaraan kegiatan yang dilakukan secara periodik.
2. Meningkatkan kerjasama dengan lembaga-lembaga terkait dalam
meningkatkan inovasi dan kreatifitas desain.
3. Mengembangkan penggunaan bahan alam asli berasal dari Kabupaten
Jember.
4. Mengembangkan kegiatan promosi dalam berbagai media.
5. Meningkatkan “Cost Travel” untuk penambahan nilai ekonomi Kabupaten
Jember.

4.12. Critical Succes Factor


Critical Success Factors adalah menentukan faktor kunci keberhasilan yang
memfokuskan strategi dalam rangka pencapaian tujuan dan misi secara efektif dan efisien
meliputi faktor internal dan eksternal.
Tabel 4.8.
CRITICAL SUCCES FACTOR
No MISI OUTPUTS OUTCOMES IMPACT
1 Mengembangkan kegiatan Pengembangan ide-ide Tema akan semakin Jumlah kunjungan dan daya
research dalam kreatif tema setiap event JFC berkembang dan kreatif. tarik bagi wisatawan
mempertahankan telah dibentuk oleh Tim meningkat.
penyelenggaraan kegiatan Research..
yang dilakukan secara
periodik.
2 Meningkatkan kerjasama - Kerjasama dengan - Jumlah peserta JFC - Jaringan kerjasama dengan
dengan lembaga-lembaga lembaga terkait melalui meningkat berbagai institusi bertambah
terkait dalam meningkatkan penggalangan peserta dari - Design lebih kreatif dan meningkat.
inovasi dan kreatifitas desain. berbagai institusi yang inovatif - Kreatifitas bagi peserta JFC
terkait dengan JFC dan masyarakat meningkat.
(Sekolah/ instirusi desaign, - Daya tarik wisatawan
lembaga pendidikan design meningkat
non formal, dan
masyarakat umum).
- Serta diadakan dan
diselenggarakan kompetisi
design bagi setiap peserta
JFC.
3 Mengembangkan - Dibentuk tim research - Menemu kenali bahan - Memberikan nilai tambah
penggunaan bahan alam yang untuk meneliti bahan alam alamiah dari Kab. Jember dan nilai ekonomi dari bahan
berasal dari Kabupaten yang ada di Kabupaten untuk JFC sebagai suatu alamiah Kab. Jember
Jember. Jember. referensi. - Memberikan nilai ekonomi
- Penggalian dan - Memberikan peran pada bagi masyarakat.
Pemanfaatan bahan masyarakat untuk terlibat
alamiah Kabupaten Jember dalam penyediaan bahan
diperlukan Peran alam dari Kab. Jember.
masyarakat agar JFC
meningkat.

IV -27
Jember Fashion Carnaval
4 Mengembangkan kegiatan Peningkatan kegiatan Kegiatan JFC akan semakin - Jumlah wisatawan
promosi melalui media. promosi melalui media terkenal hingga lingkup bertambah.
elektronik. internasional. - Kebutuhan sarana prasarana
semakin meningkat
5 Meningkatkan “Cost Travel” Pembuatan program wisata Tempat wisata yang ada di - Meningkatkan pendapatan di
untuk penambahan nilai Kab. Jember semakin Kab. Jember
ekonomi Kabupaten Jember. terkenal. - Meningkatkan Produk asli
Kab. Jember
Sumber : Hasil Analisis, Tahun 2010

4.13. Strategi dan Action Plan


Action Plan adalah penjabaran strategi dan langkah dengan mengacu pada output
yang di hasilkan dalam critical succes factor. Dimana action plan tersebut akan dijadikan
landasan dalam menyusun rencana strategis pariwisata kreatif yang ada di Kabupaten
Jember.
Tabel 4.9.
Strategi dan Action Plan
NO OUTPUT STRATEGI ACTION PLAN
1 Pengembangan/ pembentukan Mengembangkan ide-ide - Reaserc trend fashion di
tim research untuk kreatif untuk setiap event JFC dunia
mengembangkan ide-ide - Menggali potensi-potensi
kreatif dalam mendukung daerah yang ada di Indonesia
inovasi tema setiap event JFC - Menggali ide-ide kreatif lain
untuk pengembangan tema
2 - Kerjasama dengan lembaga - Menjalin kerjasama dengan - Tim research mengadakan
terkait melalui penggalangan institusi terkait kerjasama dengan lembaga-
peserta dari berbagai institusi - Menyelenggarakan ajang lembaga pendidikan seperti
yang terkait dengan JFC kompetisi desaign busana SMK, Universitas yang
(Sekolah/ instirusi desaign, JFC mempunyai jurusan seni atau
lembaga pendidikan design non
design, dan lembaga-
formal, dan masyarakat umum).
lembaga pendidikan non
- Serta diadakan dan
diselenggarakan kompetisi
formal yang berkaitan
design bagi setiap peserta JFC. dengan design.
- Setiap ajang JFC diadakan
kompetisi design bagi setiap
peserta.
3 - Dibentuk tim research untuk - Indentifikasi bahan-bahan - Membentuk tim research
meneliti bahan alam yang ada di alamiah sebagai karakteristik yang bertugas mencari dan
Kabupaten Jember. alam Kab. Jember. mengidentifikasi bahan-
- Peningkatan peran masyarakat - Menggalang peran serta bahan alamiah yang terdapat
dalam penggalian dan masyarakat dalam di Kab. Jember
pemanfaatan bahan alamiah mengembangkan bahan - Tim research yang telah
Kabupaten Jember untuk JFC.
alamiah Kab. Jember terbentuk memberikan
informasi pada masyarakat
bahan-bahan alamiah Kab.
Jember.
- Tim research yang telah
terbentuk menjalin kerjasama
dengan masyarakat Kab.

IV -28
Jember Fashion Carnaval
Jember dalam
mengembangkan bahan-
bahan alamiah tersebut.
4 Peningkatan kegiatan promosi - Menjalin kerjasama secara - Mengoptimalkan sosialisasi
melalui media elektronik oleh aktif dengan media radio dan promosi JFC kepada
team research dan pihak televisi skala nasional masyarakat luas di
media. - Membuat website JFC Kabupaten Jember
dengan dua bahasa - Mengikutsertakan daearah-
daerah kabupaten lain untuk
turut berperan serta di dalam
event-event JFC di Jember
- Mengoptimalkan show of
force paket-paket JFCdi
daerah-daerah kabupaten lain
di Indonesia, bahkan di luar
negeri
- Mengembangkan jarngan
informasi promosi dan
pemasaran lewat media
elektronik dan cetak
- Menyebarluaskan calendar
of event JFC pada
masyarakat luas melalui
berbagai media local dan
nasional
5 Pembuatan program wisata - Menyusun paket wisata - Team research menjalin
oleh team research. kerjasama dengan agen
perjalanan
- Team research melakukan
kerjasama dengan hotel dan
restoran
- Team research menjalin
kerjasama dengan organisasi
yang terkait dengan kegiatan
atau atraksi wisata serta
kuliner.
Sumber : Hasil Analisis, Tahun 2010

4.14. Capital Assessment and Allocation

Untuk JFC tetap menjadi product leadership maka perlu adanya penialian untuk
setiap action plan untuk membuat strategy untuk perkembangan JFC. Dimana sekarang ini
banyak bermunculan event-event karnaval yang sama dengan JFC, jika tidak ada suatu
strategi dapat tergeser oleh event yang di daerah lain.

JFCC yang diketahui adalah sebuah lembaga yang mengatur persiapan hingga
berlangsungnya event tersebut. Maka JFCC perlu membentuk team reaserch untuk dapat
menggali tema-tema agar tetap menarik perhatian wisatawan. Dengan meneliti trand fashin

IV -29
Jember Fashion Carnaval
yang ada di dunia dan budaya –budaya Indonesia sampai pada kondisi dan keadaan lokal
dan global.

IV -30
Jember Fashion Carnaval
Tabel 4.
Tema-tema JFC
No Keterangan
1 JFC 1 diselenggarakan bersamaan dengan HUT Kota Jember dengan tema busana CowBoy,
Punk dan Gypsy
2 JFC 2 dengan tema busana Arab, Maroko, India, China dan Jepang
3 JFC 3 dengan tema busana Mali, Athena, Brazil, Indian, Futuristic dan Vintage.
4 JFC 4 dengan tema utama Discover The World menampilkan defile Archipelago Jawa,
Tsunami, Disconstruction, Mesir, GrandPrix, Spanyol, England, Carribbean.
5 JFC 5 dengan mengangkat tema umum yaitu Anxiety And Spirit of The World,
menceritakan bahwa dunia sedang dilanda berbagai macam perististiwa yang membuat kita
histeris, takut, gembira, sedih dan sebagainya
6 JFC 6 dengan tema Save The World yang berorientasi pada trend dunia Human, Vegetal,
Mineral dan Imagination
7 JFC 7 dengan tema World Evolution yang menginspirasikan perubahan bumi karena
tingkah laku manusia yang tak terkendali
8 JFC 8 mengangkat tema utama world unity, yang berarti satukan dan damaikan dunia
9 JFC 9 dengan tema world treasure akan mengungkap keberadaan fenomena alam dan
peradaban budaya masa lalu, masa sekarang dan yang akan datang
Sumber : Hasil Survei, Tahun 2010

Setiap peserta yang akan mengikuti event ini mendapatkan pelatihan secara
Cuma-Cuma dari JFCC, dimana pada pelatihan ini setiap peserta diajarkan membuat
desain kostum sampai cara membuatnya. Selain itu peserta juga diajarkan bagaimana cara
memeragakan busana di atas catwalk serta diajarkan menari. Pelatihan tersebut dilakukan
dalam waktu 6 bulan sampai pada pelaksanaan event JFC. Dalam setiap event tersebut
diadakan kompetisi desain busana dengan kategori anak-anak, sekolah dan umum, tetapi
belum ada pembedaan kategori untuk peserta yang telah berpengalaman dalam dunia
fashion dan pemula. Setiap tahun peserta JFC semakin bertambah dari 400 orang peserta
hingga pada JFC ke 9 mencapai 600 peserta dan pada tahun 2009 terdapat peserta yang
berasal dari Malaysia.

Selama ini pembuatan setiap kostum menggunakan bahan-bahan yang tidak


terpakai, seperti CD yang tidak terpakai atau bahan-bahan lainnya sehingga biaya yang
digunakan dalam membuat satu kostum tidak lebih dari Rp.200.000,-. Dengan adanya
event ini maka JFCC perlu membuat team reaserch untuk menggali bahan-bahan alam
yang ada di Kabupaten Jember untuk dapat dimanfaatkan dalam pembuatan kostum. Selain
itu dapat bekerjasama dengan kelompok PKK atau kelompok-kelompok tani yang ada
untuk dapat mengolah dan menyediakan bahan-bahan tersebut.
Pengembangan promosi dan pemasaran untuk mengoptimalkan sosialisasi
promosi JFC kepada lebih ditujukan kepada meyakinkan citra tertentu dihadapan

IV -31
Jember Fashion Carnaval
masyarakat luas, hal ini dilakukan agar dapat meningkatkan jumlah para wisatawan. Pesan
yang disampaikan melalui iklan dan promosi sangat kuat pengaruhnya tehadap ekpektasi
pengunjung tentang apa yang akan mereka temukan.
Pengembangan promosi dan pemasaran juga dapat dilakukan dengan cara
mengikutsertakan daerah-daerah kabupaten lain untuk turut berperan serta di dalam event-
event JFC di Kabupaten Jember. Hal ini bisa dilakukan juga dengan mengembangkan
jaringan informasi promosi dan pemasaran lewat media elektronik dan media cetak.
Mengoptimalan show of force paket-paket JFC di daerah kabupaten lain di
Indonesia maupun di luar negeri atau menyebarluaskan calender of event JFC pada
masyarakat luas melalui berbagai media lokal dan nasional juga merupakan suatu action
plan yang sangat diperlukan. Pengoptimalan promosi dan pemasaran terhadap produk-
produk dan event-event wisata yang sudah ada (lama) dan yang baru secara tepat pada
sasaran pasar juga bisa dilakukan sebagai suatu upaya pengembagan.
Lembaga-lembaga pariwisata swasta juga dapat melakukan crossing & sharing
informasi tentang analisis pasar yang dilakukan oleh masing-masing manajemen objek
wisata atau tentang upaya pengembangan produk-produk wisata dengan pihak kantor
pariwisata secara kongkrit. Serta melakukan kegiatan evaluasi secara berkala terhadap
produk-produk wisata yang ditawarkan kepada para wisatawan, apakah masih diminati
wisatawan atau kurang diminati, atau bahkan apakah harus diganti dengan produk-produk
yang baru.
Kegiatan menggelar event-event wisata yang diminati wisatawan sebagai daya
tarik baru di masing-masing objek wisata yang dikelola bersama antara pihak Pemerintah
Daerah dengan pihak-pihak manajemen objek-objek wisata non-pemerintah yang ada di
daerah, seperti lembaga-lembaga perjalanan wisata, hotel ataupun restoran, untuk saling
mendukung kerja wisata daerah Kabupaten Jember agar lebih dikenal oleh daerah-daerah
lainnya. Kegiatan-kegiatan tersebut dapat dilakukan dan dipantau secara berkala oleh
kedua pihak.

IV -32
Jember Fashion Carnaval
No Action Plan Strenght Weakness Opportunity Threat
1  Reaserch trend fashion Variasi trend fashion yang Keterbatasan kemampuan Perubahan trend fashion
dunia di jadikan kajian dalam dalam menseleksi ragam berkembang dengan pesat
pengembangan tema trend fashion dunia
 Menggali potensi- Ragam budaya Indonesia Keterbatasan pemahaman Dapat berkembang pada Terkikisnya karakter
potensi daerah yang ada yang banyak terhadap budaya daerah ajang yang lebih luas buadaya daerah
di Indonesia
 Menggali ide-ide kreatif Kondisi dan kejadian lokal Keterbatasan SDM dalam Kondisi dan kejadian
lain untuk yang terjadi menggali tema kreatif global yang terjadi di
pengembangan tema dunia
2  Bekerjasama dengan Banyak lembaga-lembaga Diperlukan waktu dan Memiliki kerjasama Jarak dan waktu untuk
lembaga-lembaga yang mendukung dukungan dalam menjalin dengan lembaga-lembaga menjalin kerjasama
pendidikan fashion kerjasama untuk tukar pengalaman
 Mengadakan kompetisi Memiliki kesempatan Belum ada pemilahan Memacu pada kreasi yang Terdapat kejenuhan dalam
design pada setiap event untuk berkreasi dan kriteria penialaian dapa lebih bervariasi kompetisi
JFC bersaing setiap peserta
3  Membentuk tim Bahan-bahan alam yang Tidak semua bahan alam Alternatif bahan lain yang Ragam bahan yang dapat
research untuk tersedia di Kab. Jember yang tersedia dapat tidak terpakai, untuk di manfaatkan.
mengidentifikasi bahan- digunakan dijadikan materi fashion
bahan alam yang ada di
Kab. Jember
 Mempublikasikan hasil Informasi menjadi acuan Cara menginformasikan Variasi media Keakuratan dariinformasi
reaserch pada bagi masyarakat untuk jadi bahan-bahan tersebut yang disampaikan
masyarakat umum. bahan fashion
 Menjalin kerjasama Apresiasi masyarakat Diperlukan kegiatan Tidak terbatas pada Pemahaman terhadap
dengan masyarakat cukup tinggi pelatihan untuk mengolah masyarakat yang terlibat bahan tersebut kurang
untuk mengembangkan bahan-bahan tersebut langsung
bahan
4  Memperbanyak media Variasi media informasi
informasi
 Membuat sarana Website dengan berbagai
promosi dalam dua bahasa
bahasa (bahasa

IV - 1
Jember Fashion Carnaval
Indonesia dan bahasa
Inggris).
 Menjalin kerjasama
dengan radio dalam
program acara khusus
wisata.
 Menjalin kerjasama Belum ada liputan secara
dengan media televisi ekslusif pada event
untuk mempromosikan tersebut.
kegiatan wisata JFC
untuk skala nasional
dan internasional.
5  Menjalin kerjasama Banyak terdapat agen
dengan agen perjalanan perjalanan
 Mengadakan kerjasama Hotel dan restoran
dengan hotel dan semakin berkembang
restoran
 Kerjasama dengan
organisasi yang terkait
dengan kegiatan atau
atraksi wisata serta
kuliner.

IV - 2

You might also like