You are on page 1of 28

1

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Dalam pengolahan data dikenal beberapa istilah seperti, statistika dan


peluang. Statistika adalah ilmu yang mempelajari bagaimana merencanakan,
mengumpulkan, menganalisis, menginterpretasi, dan mempresentasikan data.
Singkatnya, statistika adalah ilmu yang berkenaan dengan data. Istilah 'statistika'
berasal dari bahasa Inggris ‘statistics’.

Statistika banyak diterapkan dalam berbagai disiplin ilmu, baik ilmu-ilmu


alam (misalnya astronomi dan biologi) maupun ilmu-ilmu sosial (termasuk sosiologi
dan psikologi), maupun di bidang bisnis, ekonomi, dan industri. Statistika juga
digunakan dalam pemerintahan untuk berbagai macam tujuan. Misalnya saja, sensus
penduduk yang merupakan salah satu prosedur yang paling dikenal. Aplikasi
statistika lainnya yang sekarang popular adalah prosedur jajak pendapat atau polling
(misalnya dilakukan sebelum pemilihan umum), serta jajak cepat (perhitungan cepat
hasil pemilu) atau quick count. Di bidang komputasi, statistika dapat pula diterapkan
dalam pengenalan pola maupun kecerdasan buatan.

Peluang atau kebolehjadian atau dikenal juga sebagai probabilitas adalah cara
untuk mengungkapkan pengetahuan atau kepercayaan bahwa suatu kejadian akan
berlaku atau telah terjadi. Konsep ini telah dirumuskan dengan lebih ketat dalam
matematika, dan kemudian digunakan secara lebih luas dalam tidak hanya dalam
matematika atau statistika, tapi juga keuangan, sains dan filsafat.

B. RUMUSAN MASALAH
2

Adapun rumusan masalah dari makalah ini, antara lain sebagai berikut.
1. Bagaimana membuktikan rumus permutasi dan kombinasi dan cara
menyelesaikan soal-soal tersebut?
2. Bagaimana rumus peluang dari suatu kejadian dan cara penyelesain soal
tersebut?
3. Bagaimana cara menyajikan data dalam bentuk tabel dan diagram?
4. Bagaimana menghitung mean, median, modus dan simpangan baku pada
data tunggal dan data berkelompok?

A. TUJUAN

Adapun tujuan dari makalah ini adalah untuk mengetahui rumus permutasi
dan kombinasi serta cara penyelesaian soalnya, untuk mengetahui rumus peluang
suatu kejadian serta cara penyelesaian soalnya, untuk mengetahui cara menyajikan
data dalam bentuk tabel dan diagram, dan untuk mengetahui cara menghitung mean,
median, modus, dan simpangan baku pada data tunggal dan data berkelompok.

BAB II
3

PEMBAHASAN

A. PERMUTASI DAN KOMBINASI

1) Permutasi

Permutasi dari sekumpulan unsur adalah penyusunan unsur-unsur itu dengan


memperhatikan urutannya.

Banyaknya permutasi dari n unsur dengan setiap pengambilan r unsur ditulis


dengan notasi n P r , P n r , P (n,r) , n P r.

Rumus permutasi :
P (n,r) = ___n!___
(n – r)!

Keterangan :
n = banyaknya unsur r = jumlah susunan unsur berurut

Contoh :
1. Disediakan 4 huruf yaitu A, B, C, dan D. Dari 4 huruf tersebut akan disusun
huruf secara permutasi yang terdiri atas :
a. 2 huruf
b. 3 huruf
Jawab :
a. Terdiri atas 2 huruf
n=4 r=2
P (4,2) = ___4!___ = _4 × 3 × 2!_ = 12
(4 – 2)! 2!
Pembuktian
4

AB, AC, AD, BA, BC, BD, CA, CB, CD, DA, DB, DC = 12

b. Terdiri atas 3 huruf


n=4 r=3
P (4,3) = ___4!___ = _4 × 3 × 2 × 1!_ = 24
(4 – 3)! 1!
Pembuktian
ABC, ABD, ACB, ACD, ADB, ADC, BAC, BAD, BCA, BCD, BDA,
BDC, CAB, CAD, CBA, CBD, CDA, CDB, DAB, DAC, DBA, DBC,
DCA, DCB = 24

1. Pada pemilihan pelajar teladan akan dipilih pelajar teladan 1, 2, dan 3. Ada
berapa cara pemilihan pelajar teladan tersebut, jika ada 6 calon.
Jawab :
n=6 r=3
P = ___6!___ = _6 × 5 × 4 × 3!_ = 120 cara
6 3
(6 – 3)! 3!

• Permutasi Dengan Beberapa Unsur Sama

Jika P menyatakan banyaknya n unsur dengan terdapat p unsur yang sama, q


unsur yang sama, r unsur yang sama, maka rumusnya :

P = ____n!____
p! q! r! ... (p + q + r + ... < n)

Contoh :
1. Berapa banyak susunan huruf yang dapat dibentuk dari kata :
a. BIOLOGI
b. STATISTIK
Jawab :
5

a. BIOLOGI
n = 7 huruf O = 2 huruf I = 2
P = __7!__ = _7 × 6 × 5 × 4 × 3 × 2!_ = 1.260
2! 2! 2! (2 × 1)

b. STATISTIK
n = 9 huruf S = 2 huruf T = 3 huruf I = 2
P = ___9!___ = _9 × 8 × 7 × 6 × 5 × 4 × 3!_ = _60480_ = 15.120
2! 3! 2! 3! (2 × 1) (2 × 1) 4

1. Berapa banyak susunan huruf pada kata BELAJAR dengan syarat sebuah
huruf vokal selalu berada diantara 2 huruf konsonan.
Jawab :
Huruf konsonan : B, L, J, dan R
n=4 r=4 → karena semua huruf konsonan digunakan.
Pk = ___4!___ = 4 × 3 × 2 × 1 = 24
(4 – 4)!
Huruf vokal : E dan A
n=3 huruf A = 2
Pv = _3!_ = _3 × 2!_ = 3
2! 2!

P = Pk × Pv = 24 × 3 = 72

• Permutasi Siklik

Permutasi siklik adalah susunan unsur-unsur yang membentuk lingkaran


dengan memperhatikan urutannya. Banyaknya permutasi siklik dari n unsur adalah
6

P = (n – 1)!
Contoh :
1. Ada 5 orang siswa mengelilingi meja bundar. Berapa banyak susunan duduk
yang berbeda dari 5 orang itu.
Jawab :
n =5
P = (5 – 1)! = 4! = 4 × 3 × 2 × 1 = 24

2. Ada 8 orang mengelilingi api unggun. Berapa banyak cara orang itu
mengelilingi api unggun jika 2 orang duduk berdampingan.
Jawab :
n = 7  n ≠ 8 karena ada 2 orang yang duduk bersama, yang lainnya tidak.
Jadi, hanya membentuk 7 susunan putaran.
P = (7 – 1)! 2!= 6! 2!
= (6 × 5 × 4 × 3 × 2 × 1) (2 × 1)
= 720 × 2
= 1.440

1) Kombinasi

Kombinasi dari sekumpulan unsur-unsur adalah penyusunan unsur-unsur


tanpa memperhatikan urutannya.
Kombinasi dari n unsur berbeda dengan setiap pengambilan r unsur ditulis
dengan notasi n C r , n C r , C n r , C (n,r)

Rumus Kombinasi :
n Cr = ____n!____
(n – r)! r!
7

Keterangan :
n = banyaknya unsur r = jumlah susunan unsur tak berurut

Contoh :
1. Berapa banyak cara memilih pemain bulu tangkis ganda putra dari 7 pemain
inti putra.
Jawab :
7
C2 = ____7!____
(7 – 2)! 2!
= _7 × 6 × 5!_
5! 2!
= _7 × 6_ = _42_
2×1 2
= 21

2. Dari 6 anak putra dan 7 anak putri akan ditunjuk 2 anak putra dan 4 anak
putri. 1 putra dan 2 putri sudah pasti ditunjuk. Berapa cara dapat memilih
sisanya.
Jawab :
Sisa anak putra 5 orang, sisa putra yang akan ditunjuk 1 orang.
Sisa anak putri 5 orang, sisa putri yang akan ditunjuk 2 orang.
5
C1 × 5C2 = ___5!___ × ____5!____
(5 – 1)! 1! (5 – 2)! 2!
= _5 × 4!_ × _5 × 4 × 3!_
4! 1 3! (2 × 1)
= 5 × 20 = 5 × 10
2
= 50

A. PELUANG SUATU KEJADIAN


8

Kejadian adalah himpunan bagian dari ruang sampel.


Ruang sampel (ruang contoh) adalah himpunan semua hasil mungkin terjadi
dari satu kejadian.
Contoh :
1. Sebuah dadu dilemparkan satu kali. Tentukan ruang sampel dan kejadian
munculnya bilangan ganjil.
Jawab :
Ruang sampel S = {1,2,3,4,5,6}
Kejadian bilangan ganjil A = {1,3,5}

Peluang suatu kejadian yang diinginkan adalah perbandingan banyaknya titik


sampel kejadian yang diinginkan itu dengan banyaknya anggota ruang sampel
kejadian tersebut. Misalkan A adalah suatu kejadian yang diinginkan, maka nilai
peluang kejadian A dinyatakan dengan :

P (A) = _n (A)_
n (S)
Keterangan :
P (A) = Peluang kejadian A
n (A) = Banyaknya kejadian A
n (S) = Banyaknya sampel
Contoh :
1. Dua buah uang logam dilemparkan secara bersamaan sebanyak satu kali.
Tentukan :
a. Peluang munculnya satu angka, satu gambar.
b. Peluang muncul dua gambar.
Jawab :
Uang 1 A G
Uang 2
A AA GA
G AG GG
9

n (S) = {AA,AG,GA,GG} = 4
a. Peluang muncul satu angka, satu gambar
A = {AG,GA} n (A) = 2
P (A) = _n (A)_ = _2_ = 1
n (S) 4 2
b. Peluang muncul dua gambar
B = {GG} n (B) = 1
P (B) = _n (B)_ = 1
n (S) 4

1. Sebuah dadu dan sebuah uang logam dilemparkan secara bersamaan.


Tentukan peluang munculnya bilangan ganjil dan gambar.
Jawab :
Dadu 1 2 3 4 5 6
Uang
A 1,A 2,A 3,A 4,A 5,A 6,A
G 1,G 2,G 3,G 4,G 5,G 6,G

n (S) = 12
n (A) = {(1,G),(3,G),(5,G)} = 3
Peluang munculnya bilangan ganjil
P (A) = _n (A)_ = _3_ = 1
n (S) 12 4

A. PENYAJIAN DATA DALAM BENTUK TABEL DAN DIAGRAM

1) Penyajian Data dalam Bentuk Tabel

a. Tabel Frekuensi Data Tunggal


10

Penyajian data tunggal dalam bentuk tabel dinamakan distribusi frekuensi data
tunggal. Pada tabel frekuensi data tunggal , tiap-tiap baris pada nilai atau data hanya
memuat satu nilai atau data. Tabel dibagi menjadi 3 kolom. Kolom pertama adalah
datanya. Kolom kedua adalah turus, yaitu cara mencacah data menggunakan simbol
“I” setiap menemukan data yang bersesuaian dengan data yang diperoleh. Kolom
ketiga adalah frekuensi, yaitu jumlah turus atau simbol pada data tertentu.

Contoh :
1. Pada sensus penduduk suatu desa didapat data jumlah anak yang dimiliki oleh
tiap keluarga sebagai berikut.
1 4 3 4 5 4 3 6 1 2
2 3 2 4 1 6 5 3 4 3
4 4 5 4 4 4 6 5 4 4
2 4 3 3 2 4 2 3 4 1
Buatlah tabel frekuensi data tunggalnya.
Jawab :

Jumlah Anak Turus Frekuensi


1 IIII 4
2 IIII I 6
3 IIII III 8
4 IIII IIII IIII 15
5 IIII 4
6 III 3
Jumlah 40

a. Tabel Frekuensi Data Berkelompok


Penyajian data berkelompok dalam bentuk tabel dinamakan distribusi
frekuensi data berkelompok. Pada tabel frekuensi data berkelompok, terdapat
beberapa istilah-istilah antara lain sebagai berikut. Pertama, kelas interval adalah
11

pengelompokan beberapa nilai atau data. Kedua, banyak kelas interval adalah
banyaknya pengelompokan dari seluruh data atau nilai yang ada. Ketiga, panjang
interval adalah banyaknya data pada suatu kelas interval.

Contoh :
1. Nilai ulangan Matematika siswa kelas IX suatu SMP adalah sebagai berikut.
44 54 85 92 73 99 91 96 74
75 70 57 83 49 57 52 64 73
82 90 70 89 91 67 52 64 73
82 59 65 79 82 89 53 50
Jawab :
a. Menentukan banyaknya kelas interval
menggunakan aturan Sturgess, k = 1 + 3,3 log n
n = banyaknya data
k = 1 + 3,3 log 36
= 1 + 3,3 ( 1,57 )
= 1 + 5,181
= 6,181
=6
b. Menentukan panjang interval
i = _R_ R = Range atau Jangkauan
k = data terbesar – data terkecil
= _99 – 44_ k = banyaknya kelas interval
6
= _55_
6
= 9,17
= 10
c. Menetapkan batas bawah kelas
Misal batas bawah = 41, maka penyajian tabel kebenarannya :
Interval Turus Frekuensi
12

41 – 50 III 3
51 – 60 IIII II 7
61 – 70 IIII I 6
71 – 80 IIII I 6
81 – 90 IIII III 8
91 – 100 IIII 5
Jumlah 35

Catatan :
Dalam penyajian data bentuk tabel, kita bisa tidak menggunakan kolom turus. Agar
kita lebih mudah mengetahui jumlah data kita bisa mengurutkan data terlebih
dahulu.
1) Penyajian Data dalam Bentuk Diagram

Data juga dapat disajikan dalam bentuk diagram, seperti : diagram batang,
diagram garis, diagram lingkaran (umumnya untuk data tunggal), histogram, dan
poligon (umumnya untuk data berkelompok).

a. Diagram Batang
Diagram batang adalah cara menyajikan data dalam bentuk batang-batang.
Tiap batang lebarnya sama, sedangkan tinggi batang menyatakan frekuensi dari data
yang bersangkutan.
Untuk membuat diagram batang diperlukan sumbu mendatar dan sumbu tegak
yang berpotongan tegak lurus. Sumbu mendatar (horizontal) menunjukkan jenis
kategorinya, sedangkan sumbu tegak (vertikal) menunjukkan frekuensinya. Skala
sumbu mendatar tidak harus sama dengan skala sumbu tegak. Letak batang yang satu
dengan yang lain dibuat terpisah.

Contoh :
13

1. Dari hasil wawancara terhadap 48 siswa tentang cara mereka sampai di


sekolah, diperoleh data sebagai berikut.
Kendaraan Frekuensi
Bus kota 12
Angkutan kota 15
Mobil 6
Sepeda 10
Jalan kaki 5

Buatlah diagram batang dari data tersebut.


Jawab :

a. Diagram Garis
Diagram garis biasanya digunakan untuk menyajikan data yang diperoleh dari
waktu ke waktu secara teratur dalam interval waktu tertentu. Diagram garis
digunakan untuk mengetahui pertumbuhan atau perkembangan suatu hal secara
kontinu.

Contoh :
1. Berikut adalah tabel nilai rata-rata Ujian Nasional (UN) suatu sekolah selama
tujuh tahun terakhir.
Tahun Nilai Rata-Rata
2002 6,6
2003 6,8
2004 7,0
2005 7,5
2006 6,4
2007 6,8
2008 7,0
14

Gambarlah diagram garis dari data tersebut.


Jawab :

a. Diagram Lingkaran
Penyajian data juga dapat dilakukan dengan menggunakan lingkaran. Daerah
lingkaran menggambarkan keseluruhan data. Data disajikan dengan menggunakan
juring atau sektor, di mana besar sudut pusat juring sesuai dengan perbandingan
setiap data terhadap keseluruhan data.

Contoh :
1. Dalam suatu kelas terdapat 60 siswa. Tiap siswa wajib memilih satu jenis
kegiatan ekstrakurikuler. Adapun datanya adalah 15 siswa memilih basket, 17
siswa memilih voli, 24 siswa memilih PMR, dan 4 siswa memilih Pramuka.
Buatlah diagram lingkaran dri pemilihan ekstrakurikuler siswa tersebut.
Jawab :
Sebelum membuat diagram lingkaran, kita mencari sudut pusat untuk tiap
juring terlebih dahulu.
Jenis Frekuensi Persentase Besar Sudut
Ekstrakurikule Pusat
r
Basket 15 15 × 100 % = 25 % 15 × 360 ̊ = 90 ̊
60 60
Voli 17 17 × 100 % = 28,3 % 17 × 360 ̊ = 102 ̊
60 60
PMR 24 24 × 100 % = 40 % 24 × 360 ̊ = 144 ̊
60 60
Pramuka 4 4 × 100 % = 6,7 % 4 × 360 ̊ = 24 ̊
60 60
15

a. Histogram
Histogram adalah diagram dengan menggunakan persegi panjang-persegi
panjang. Bentuk histogram sama dengan diagram batang, hanya batangnya
berdekatan atau berimpit. Pada histogram, setiap persegi panjang menunjukkan kelas
tertentu, lebar persegi panjang menunjukkan panjang kelas, dan tinggi persegi
panjang menunjukkan frekuensi.

b. Poligon
Poligon adalah diagram dengan menggunakan perbandingan dalam bentuk
tinggi batang yang titik tengah pada ujung-ujung batang tersebut dihubungkan dengan
garis lurus.

Contoh :
1. Buatlah histogram dan poligon dari tabel berikut.
Nilai Frekuensi
50 – 54 2
55 – 59 7
60 – 64 8
65 – 69 14
70 – 74 10
75 – 79 6
80 - 84 3

Jawab :
Untuk membuat histogram, tentukan tepi bawah kelas dan tepi atas kelas.
tepi bawah = nilai terendah – 0,5 tepi atas = nilai tertinggi + 0,5
Nilai Frekuensi Tepi kelas
50 – 54 2 49,5 – 54,5
55 – 59 7 54,5 – 59,5
60 – 64 8 59,5 – 64,5
65 – 69 14 64,5 – 69,5
16

70 – 74 10 69,5 – 74,5
75 – 79 6 74,5 – 79,5
80 - 84 3 79,5 – 84,5

A. MEAN, MEDIAN, DAN MODUS

1) Mean (Rataan Hitung)

Mean adalah jumlah seluruh data dibagi banyaknya data. Mean biasanya
dilambangkan dengan x̅.

a. Mean Data Tunggal


Mean data tunggal dirumuskan sebagai berikut.
Mean = x̅ = _Jumlah data_ = _x1 + x2 + x3 + ... + xn_
Banyak data n

Atau untuk data tunggal yang tersaji dalam bentuk tabel atau diagram dengan rumus :
x̅ = _Ʃ xi fi_
Ʃ fi
Contoh :
1. Nilai rapor Budi pada suatu semester adalah sebagai berikut : 7, 8, 7, 6, 6, 7,
5, 8, 5, 7. Dari data tersebut, carilah meannya.
Jawab :
Urutan data : 5, 5, 6, 6, 7, 7, 7, 7, 8, 8
Mean = _5 + 5 + 6 + 6 + 7 + 7 + 7 + 7 + 8 + 8_
10
= _66_
10
= 6,6
17

2. Tentukan mean dari data berikut.


Nilai (xi) 6 7 8 9
Frekuensi (fi) 10 10 15 5

Jawab :
Mean = _Ʃ xi fi_
Ʃ fi
= _(6 × 10) + (7 × 10) + (8 × 15) + (9 × 5)_
10 + 10 + 15 + 5
= _60 + 70 + 120 + 45_
40
= _295_
40
= 7, 375
= 7, 38

a. Mean Data Berkelompok


Mean data berkelompok dirumuskan sebagai berikut.
Mean = x̅ = _Ʃ xi fi_
Ʃ fi
dengan : xi = nilai tengah kelas ke-i fi = frekuensi kelas ke-i

Contoh :
1. Carilah rataan hitung dari data dibawah ini.
Data fi
40 – 44 4
45 – 49 2
50 – 54 6
55 – 59 3
60 – 64 3
18

65 – 69 2

Jawab :

Data fi xi fi . xi
40 – 44 4 42 168
45 – 49 2 47 94
50 – 54 6 52 312
55 – 59 3 57 171
60 – 64 3 62 186
65 – 69 2 67 134
Ʃ fi = 20 Ʃ fi.xi = 1065

Mean = _Ʃ fi xi_
Ʃ fi
= _1065_
20
= 53, 25

1) Median (Nilai Tengah)

Median adalah nilai yang terletak di tengah dari data yang terurut. Jika banyak
data ganjil, median adalah nilai paling tengah dari data yang terurut. Jika banyak data
genap, median adalah mean dari dua bilangan yang di tengah setelah data diurutkan.

a. Median Data Tunggal


Median data tunggal dirumuskan sebagai berikut.
Untuk data ganjil : Me = X n + 1/2
Untuk data genap : Me = _X n/2 + X (n/2 + 1)_
2
Contoh :
19

1. Nilai rapor Budi pada suatu semester adalah sebagai berikut : 7, 8, 7, 6, 6, 7,


5, 8, 5, 7. Dari data tersebut, carilah mediannya.
Jawab :
Urutan data : 5, 5, 6, 6, 7, 7, 7, 7, 8, 8
Jumlah data = 10 (genap)
Me = _X n/2 + X (n/2 + 1)_
2
= _X5 + X6_
2
= _7 + 7_ = 14
2 2
= 7

2. Tentukan median dari data berikut.


Nilai (xi) 6 7 8 9
Frekuensi (fi) 10 10 15 5

Jawab :
Jumlah data = 40 (genap)
Me = _X n/2 + X (n/2 + 1)_
2
= _X20 + X21_
2
= _7 + 8_ = 15
2 2
= 7, 5

a. Median Data Berkelompok


Median data berkelompok dirumuskan sebagai berikut.

Me = Lo + ( ½ n – Ʃ fk ) i
fo
20

dengan : Lo = Tepi bawah dari kelas yang mengandung median


Ʃ fk = Frekuensi kumulatif sebelum kelas yang memuat median
fo = Frekuensi kelas yang memuat median
i = Panjang interval
n = Banyaknya data

Contoh :
1. Carilah median dari data dibawah ini.
Data fi
40 – 44 4
45 – 49 2
50 – 54 6
55 – 59 3
60 – 64 3
65 – 69 2

Jawab :
Kelas = 50 – 54 n = 20 Lo = 50 – 0,5 = 49,5
Ʃ fk = 4+2= 6 fo = 6 i = 5

Me = Lo + ( ½ n – Ʃ fk ) i
fo

= 49,5 + ( ½ (20) – 6 ) 5
6
= 49,5 + ( 10 – 6 ) 5
6
= 49,5 + (4/6) 5
= 49,5 + 3,33
= 52,83

1) Modus
21

Modus adalah data yang paling sering muncul atau frekuensinya paling tinggi.

a. Modus Data Tunggal


Modus data tunggal dirumuskan sebagai berikut.
Modus = Data yang paling sering muncul
Contoh :
1. Nilai rapor Budi pada suatu semester adalah sebagai berikut : 7, 8, 7, 6, 6, 7,
5, 8, 5, 7. Dari data tersebut, carilah modusnya.
Jawab :
Urutan data : 5, 5, 6, 6, 7, 7, 7, 7, 8, 8
Data yang paling sering muncul adalah 7. Jadi,
Modus = 7

2. Tentukan modus dari data berikut.


Nilai (xi) 6 7 8 9
Frekuensi (fi) 10 10 15 5

Jawab :
Data yang paling sering muncul adalah 8. Jadi,
Modus = 8

a. Modus Data Berkelompok


Modus data berkelompok dirumuskan sebagai berikut.

Mo = Lo + ( ___d ___ ) i
1

d1 + d2
dengan : Lo = Tepi bawah dari kelas yang mengandung modus
d1 = Frekuensi kelas modus – Frekuensi sebelum kelas modus
d2 = Frekuensi kelas modus – Frekuensi setelah kelas modus
i = Panjang interval
22

Contoh :
1. Carilah modus dari data dibawah ini.
Data fi
40 – 44 4
45 – 49 2
50 – 54 6
55 – 59 3
60 – 64 3
65 – 69 2

Jawab :
Kelas = 50 – 54 Lo = 50 – 0,5 = 49,5 i = 5
d1 = 6–2= 4 d2 = 6–3= 3

Mo = Lo + ( ___d ___ ) i
1

d1 + d2
= 49,5 + ( ___4___ ) 5
4+3
= 49,5 + ( 4/7 ) 5
= 49,5 + 2,86
= 52,36

A. SIMPANGAN BAKU

Simpangan baku adalah akar kuadrat dari ragam. Simpangan baku merupakan
bilangan yang tidak bernilai negatif dan memiliki satuan yang sama dengan data.
23

Misalnya jika suatu data diukur dalam satuan meter, maka simpangan baku juga
diukur dalam satuan meter.
Secara umum, simpangan baku dirumuskan sebagai berikut.
S = √R atau S = √ S2
dengan : S = Simpangan baku R = Ragam

1) Simpangan Baku Data Tunggal

Ragam data tunggal dirumuskan sebagai berikut.


R = S2 = _Ʃ ( xi - x̅ )2_
n
Jadi, rumus simpangan baku data tunggal adalah sebagai berikut.
S = √ R = √ _Ʃ ( xi - x̅ )2_
n
atau S =  R = √ _Ʃ fi ( xi - x̅ )2_ (data tabel)
n
Contoh :
1. Diketahui data sebagai berikut : 2, 2, 4, 5, 6, 7, 9, 9, 10. Dari data tersebut,
carilah simpangan bakunya.
Jawab :
n = 10
x̅ = _2 + 2 + 4 + 5 + 6 + 7 + 9 + 9 + 10_ = 54 = 6
9 9

R = _Ʃ ( xi - x̅ )2_
n
=_[(2-6)2+(2-6)2+(4-6)2+(5-6)2+(6-6)2+(7-6)2+(9-6)2+(9-6)2+(10-6)2]_
9
= _(16 + 16 + 4 + 1 + 0 + 1 + 9 + 9 + 16_
9
= 72
9
= 8
24

S = √ R =  8 = 2√ 2

2. Tentukan simpangan baku dari data berikut.


Nilai (xi) 9 10 11 12 13
Frekuensi (fi) 5 6 9 6 4

Jawab :
n = 30
x̅ = _(9 × 5) + (10 × 6) + (11 × 9) + (12 × 6) + (13 × 4)_
30
= _45 + 60 + 99 + 72 + 52_
30
= 328
30
= 10,93

xi fi xi - x̅ (xi - x̅)2 fi (xi - x̅)2


9 5 1,93 3,7249 18,6245
10 6 0,93 0,8649 5,1894
11 9 0,07 0,0049 0,0441
12 6 1,07 1,0049 6,0294
13 4 2,07 4,0049 16,0196
30 45,907

R = _ Ʃ fi ( xi - x̅ )2_
n
= _45,907_
30
= 1,5302
S = √ R =  1,5302 = 1,237 = 1,24

1) Simpangan Baku Data Berkelompok

Ragam data berkelompok dirumuskan sebagai berikut.


25

R = S2 = _Ʃ fi ( xi - x̅ )2_
n
Jadi, rumus simpangan baku data tunggal adalah sebagai berikut.
S =  R = √ _Ʃ fi ( xi - x̅ )2_
n
Contoh :
1. Diketahui data sebagai berikut.
Panjang (cm) fi
100 – 109 2
110 – 119 6
120 – 129 10
130 – 139 12
140 – 149 7
150 – 159 3
Carilah simpangan bakunya.
Jawab :
Panjang (cm) fi xi fi . xi
100 – 109 2 104,5 209
110 – 119 6 114,5 687
120 – 129 10 124,5 1245
130 – 139 12 134,5 1614
140 – 149 7 144,5 1011,5
150 – 159 3 154,5 463,5
Jumlah 40 5230

x̅ = _Ʃ fi xi_
Ʃ fi
= 5230
40
= 130,75

Panjang fi xi xi - x̅ (xi - x̅)2 fi (xi - x̅)2


(cm)
26

100 – 109 2 104,5 26,25 689,0625 1378,125


110 – 119 6 114,5 16,25 264,0625 1584, 375
120 – 129 10 124,5 6,25 39,0625 390,625
130 – 139 12 134,5 3,75 14,0625 168,75
140 – 149 7 144,5 13,75 189,0625 1323,4375
150 – 159 3 154,5 23,75 564,0625 1692,1875
Jumlah 40 6537,5

R = _Ʃ fi ( xi - x̅ )2_
n
= _6537,5_
40
= 163,4375
= 163,44
S = √ R =  163,44 = 12,78

BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Permutasi dari sekumpulan unsur adalah penyusunan unsur-unsur itu dengan


memperhatikan urutannya, sedangkan kombinasi dari sekumpulan unsur-unsur adalah
penyusunan unsur-unsur tanpa memperhatikan urutannya.
Rumus permutasi : P (n,r) = ___n!___
(n – r)!
Rumus Kombinasi : n Cr = ____n!____
(n – r)! r!
27

Peluang suatu kejadian yang diinginkan adalah perbandingan banyaknya titik


sampel kejadian yang diinginkan itu dengan banyaknya anggota ruang sampel
kejadian tersebut.
Rumus peluang : P (A) = _n (A)_
n (S)

Penyajian data dalam bentuk tabel dan diagram dilakukan untuk


mempermudah dalam menyelesaikan suatu pengolahan data. Karena penyajian dalam
bentuk tabel dan diagaram akan lebih menarik, cantik dan mudah dipahami.

Adapun rumus mencari mean, median, modus dan simpangan baku untuk :
Data tunggal :
Mean = _Jumlah data_ = _x1 + x2 + x3 + ... + xn_
Banyak data n
Median
untuk data ganjil : Me = X n + 1/2
untuk data genap : Me = _X n/2 + X (n/2 + 1)_
2
Modus = Data yang paling sering muncul
Simpangan Baku
S = √ R = √ _Ʃ ( xi - x̅ )2_
n
Data Berkelompok :
Mean = _Ʃ xi fi_
Ʃ fi

Median = Lo + ( ½ n – Ʃ fk ) i
fo

Modus = Lo + ( ___d ___ ) i


1

d1 + d2
Simpangan Baku
S = √ R = √ _Ʃ fi ( xi - x̅ )2_
28

B. SARAN

Dalam menyelesaikan soal pengolahan data akan lebih mudah, jika data
tersebut disajikan terlebih dahulu dalam bentuk tabel ataupun diagram. Kemudian
soal pengolahan data tersebut diselesaikan.

DAFTAR PUSTAKA

Salamah, Umi. 2009. Berlogika dengan Matematika 3 untuk Kelas IX SMP dan MTs.
Solo : Tiga Serangkai.
Sitorus, Ronald. 2004. Bimbingan Pemantapan Matematika. Bandung : Yrama
Widya.

Sumber lain :
http://statistikaterapan.wordpress.com
http://kambing.ui.ac.id
http://duniatik.blogspot.com
http://www.gudangmateri.com

You might also like