You are on page 1of 18

AYAT MUHKAM DAN

MUTASYABIHAT: PERBEZAAN DAN


CONTOH-CONTOHNYA

OLEH
SYED OTHMAN B AHMAD ALKAFF
SARJANA MUDA PENDIDIKAN (PENGAJIAN ISLAM)
DENGAN KEPUJIAN KELAS SATU (UTM)
Ayat-Ayat Muhkam & Mutasyabihat : Perbezaan dan contoh-contohnya
______________________________________________________________________________________________________________________________________________________

AYAT MUHKAM DAN MUTASYABIHAT:


PERBEZAAN DAN CONTOH-CONTOHNYA

DAFTAR ISI MUKA SURAT

1. PENDAHULUAN 3

2. DEFINISI AYAT-AYAT MUHKAM & MUTASYBIHAT 4

3. PERBEZAAN ANTARA AYAT-AYAT MUHKAM &

MUTASYBIHAT 5

4. CONTOH AYAT MUHKAM DAN MUTASYABIH 7

5. HUKUM MENTAKWILKAN AYAT MUTASYBIHAT 9

6. CARA MENTAKWIL AYAT-AYAT MUTASYABIHAT 14

7. KESIMPULAN 16

8. BIBLIOGRAPFI 17

__________________________________________________________________________________________________________________________________

SYED OTHMAN BIN AHMAD ALKAFF


2
Ayat-Ayat Muhkam & Mutasyabihat : Perbezaan dan contoh-contohnya
______________________________________________________________________________________________________________________________________________________

1. Pendahuluan:

Al-Quran adalah sumber pokok daripada agama Islam dan dasar yang pertama
daripada hukum-hukum Islam. Semua isi-isi Al-Quran merupakan pedoman yang kuat dan
hujjah yang sangat ampuh untuk dijadikan pegangan hidup dan kehidupan bagi semua umat,
untuk menempuh kebahagian dan kesejahteraan di dunia sampai di akhirat.

Firman Allah taala

" ‫ت ِمن لَّ ُد ْن َح ِك ٍيم َخبِي ٍر‬


ْ َ‫صل‬ ْ ‫ُح ِك َم‬
ِّ ُ‫ت َءايَـتُهُ ثُ َّم ف‬ ْ ‫ـب أ‬
ٌ َ‫ َكت‬،‫"الر‬
“Alif Laam Raa’. Inilah Kitab yang kuat ampuh ayat-ayatnya, kemudian diberi penjelasan,
datang dari Tuhan Maha Bijaksana dan Maha Tahu.1"

Di dalam Al-Quran tidak ada satu ayat adapun satu makna yang bertentangan satu
sama lain. Tidak ada paradox dan kontradikasi di dalamnya. Kesemuanya adalah haq,
menyerupai yang satu dengan yang lain dan saling membenarkan.

Firman Allah taala

“Allah telah menurunkan pemberitaan yang sebaik-baiknya, iaitu Kitab (Al-Quran), isinya
serupa dan berulang-ulang.2"

Firman Allah taala

1
Al-Quran Al-Karim, Hud : 1.
2
Al-Quran Al-Karim, Az-Zumar : 23

__________________________________________________________________________________________________________________________________

SYED OTHMAN BIN AHMAD ALKAFF


3
Ayat-Ayat Muhkam & Mutasyabihat : Perbezaan dan contoh-contohnya
______________________________________________________________________________________________________________________________________________________

Maksudnya: “Dialah yang menurunkan Al-Kitab (Al-Quran) kepadamu. Di antara (isinya)


ayat-ayat yang muhkamat, itulah pokok-pokok isi Al-Quran dan yang lain (ayat-ayat)
mutasyabihat. Adapun orang-orang yang dalam hatinya condong pada kesesatan, maka
mereka mengikuti ayat-ayat yang mutasyabihat daripadanya untuk menimbulkan fitnah dan
untuk mencari-cari takwilnya (yang keliru) padahal tidak ada yang mengetahui takwilnya
melainkan Allah dan orang-orang yang mendalam ilmunya berkata “Kami beriman kepada
ayat-ayat yang mutasyabihat. Semuanya itu dari sisi Tuhan kami.” Dan tidak dapat
mengambil pelajaran (daripadanya) melainkan orang-orang yang berakal.3”

2. Definisi Muhkam Dan Mutasyabih


i. Ayat Muhkam
Yaitu ayat yang hanya mempunyai satu erti menurut aturan bahasa Arab atau lainnya, erti ayat
itu jelas diketahui. Misalnya dalam Surah Asyura ayat 11)

Ertinya: “Tidak ada sesuatupun yang serupa dengan-Nya. Dan Dialah Maha Mendengar lagi
Maha Melihat.”

Ertinya: “Dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia.” (Surah Al-Ikhlas ayat 4)

ii. Ayat Mutasyabih


Yaitu ayat-ayat yang mempunyai pengertian yang luas menurut bahasa Arab.
Bagi memberi maksud atau tafsiran serta petunjukan pada ayat sedemikian, memerlukan
pemikiran yang dalam agar ia dapat diterima. Misalnya firman Allah s.w.t.:

3
Al-Quran Al-Karim, Ali Imran : 7

__________________________________________________________________________________________________________________________________

SYED OTHMAN BIN AHMAD ALKAFF


4
Ayat-Ayat Muhkam & Mutasyabihat : Perbezaan dan contoh-contohnya
______________________________________________________________________________________________________________________________________________________

Maksudya: "Barangsiapa yang menghendaki kemuliaan, maka bagi Allah kemuliaan itu
semuanya. Kepada-Nyalah naik perkataan-perkataan yang baik  dan amal yang
saleh dinaikkan-Nya. Dan orang-orang yang merencanakan kejahatan bagi mereka azab
yang keras, dan rencana jahat mereka akan hancur." (QS. Thaha 35:10)

Tidak seperti kedua-dua ayat muhkam yang pertama yang sudah jelas maknanya, kedua-dua
ayat mutasyabihat ini memerlukan penjelasan yang lebih lanjut dari ‘Ar-Rosikhuun’- orang
yang mendalam ilmu agamanya- agar aqidah kita terpelihara dari penyelewengan.

3. Perbezaan antara ayat Muhkam Dan Mutasyabihat


Para ulama berbeda pendapat dalam memberikan perbezaan tentang ayat-ayat muhkam dan
mutasyabih sebagai berikut:

1. Muhkam ialah ayat yang sudah diketahui maksudnya kerana sudah jelas atau dengan
jalan takwil. Mutasyabih ialah ayat yang maknanya hanya diketahui oleh Allah taala
seperti bila akan berlaku Hari Kiamat, keluar Dajjal dan seperti huruf muqatta’ah di
permulaan surat.

2. Muhkam ialah ayat yang jelas maksudnya. Mutasyabih ialah ayat yang tersembunyi
maksudnya yang tidak tercapai oleh akal.

3. Muhkam ialah ayat yang tidak ada ihtimal (kemungkinan) kecuali kepada satu makna.
Mutasyabih ialah ayat yang ada ihtimal(kemungkinan) pada banyak hal/perkara.

4. Muhkam ialah yang dapat diterima oleh akal. Mutasyabih ialah sesuatu yang
dogmatik, tidak dapat diterima oleh akal. Seperti bilangan solat, ketentuan puasa harus
pada bulan Ramadhan bukan bulan Sya’ban.

5. Muhkam ialah ayat yang jelas dengan sendirinya, tidak memerlukan penjelasan-

__________________________________________________________________________________________________________________________________

SYED OTHMAN BIN AHMAD ALKAFF


5
Ayat-Ayat Muhkam & Mutasyabihat : Perbezaan dan contoh-contohnya
______________________________________________________________________________________________________________________________________________________

penjelasan dari yang lain. Mutasyabih ialah ayat yang memerlukan penjelasan.

6. Muhkam ialah ayat yang jelas tanpa takwil. Mutasyabih ialah ayat yang tidak dapat
dimengerti kecuali dengan takwil.

7. Muhkam ialah ayat yang lafaznya tiada berulang. Mutasyabih ialah ayat yang lafaznya
berulang.

8. Muhkam adalah fardu-fardu, janji dan ancaman. Mutasyabih adalah kisah dan amtsal
(perumpamaan).

9. Muhkam ialah nasikh, halal, haram, had-had, fardu-fardu, apa yang wajib diimankan
harus diamalkan. Mutasyabih ialah ayat yang mansukh, amtsal, sumpah-sumpah yang
wajib diimankan akan tetapi tidak diamalkan.

10. Muhkam ialah ayat-ayat yang tidak dinasakh. Mutasyabih ialah ayat-ayat yang
dinasakh.

11. Muhkam yaitu sesuatu yang jelas ibaratnya, tidak muhtamil dan tidak pula serupa.
Mutasyabih ialah lafaz yang menunjukkan kepada suatu makna yang bertentangan dengan
akal fikiran, sehingga petunjuknya kabur, tidak dapat ditarjihkan.

Pendapat-pendapat para ulama mengenai ayat muhkam dan mutasyaabih yang disebutkan di
atas, pada hakikatnya tidak saling bertentangan akan tetapi dapat dikompromikan atau
dipertemukan sebab kesemuanya mempunyai segi-segi pemandangan yang bermacam-macam
yang kesemuanya menuju kepada pengertian yang sama.

Adapun kesimpulan daripada pendapat-pendapat tersebut diatas adalah :


i. Ayat Muhkam ialah lafaz yang mempunyai makna yang kukoh yakni kukoh dalam
erti kata menegah dari dimasuki oleh kerusakan yang datang dari luar atau dari dirinya.
Bahkan lafaz Muhkam dalam AlQuran adalah terang, jelas dan tegas serta tidak dimasuki oleh
sesuatu yang meragukan dan sebagainya.
ii. Ayat Mutasyabihat ialah sesuatu yang dari segi redaksinya, tidak dapat diketahui

__________________________________________________________________________________________________________________________________

SYED OTHMAN BIN AHMAD ALKAFF


6
Ayat-Ayat Muhkam & Mutasyabihat : Perbezaan dan contoh-contohnya
______________________________________________________________________________________________________________________________________________________

hakikat maknanya kecuali oleh Allah taala atau ia menunjukkan kepada suatu makna yang
bertentangan dengan akal fikiran, sehingga petunjuknya kabur, mustahil kepada beberapa
wajah yang tidak dapat ditarjihkan. Maka dalam hal yang kedua ini harus ditakwilkan dengan
mengembalikan makna kepada ayat-ayat muhkamat.

Menurut Ar-Raghib di dalam kitab Mufradat Al-Quran, membahagi mutasyabih dari segi
dapat dan tidaknya diketahui oleh manusia, menjadi tiga macam :
(i) Mutasyabih yang tidak ada jalan untuk diketahui. Seperti waktunya hari Kiamat,
keluarnya Dabbah dan sebagainya.
(ii) Mutasyabih yang ada jalan untuk diketahui oleh manusia. Seperti kata-kata yang
gharib (asing) dan hukum-hukum yang belum konkrit.
(iii) Mutasyabih yang di antara kedua hal tersebut. Iaitu di antara ada jalan dan tidaknya, untuk
diketahui.

Jenis yang ketiga ini dapat diketahui khusus oleh orang-orang yang mendalam
ilmunya. Orang lain tidak dapat mengetahuinya. Dalam hal inilah Rasulullah s.a.w memberi
isyarah dengan doanya kepada Ibn Abbas
Maksudnya: “Ya Allah! Pandaikanlah ia dalam bidang agama dan ajarkanlah ia takwil”

4. CONTOH AYAT MUHKAM DAN MUTASYABIH

A. Contoh Ayat-ayat Muhkam

Maksudnya: " Katakanlah: "Marilah, supaya aku bacakan apa yang telah diharamkan oleh
Tuhan kamu kepada kamu, iaitu janganlah kamu sekutukan dengan Allah sesuatupun."

Maksudnya:" Dan Tuhanmu telah perintahkan, supaya engkau tidak menyembah melainkan
kepadaNya semata-mata, dan hendaklah engkau berbuat baik kepada ibu bapa. ".

__________________________________________________________________________________________________________________________________

SYED OTHMAN BIN AHMAD ALKAFF


7
Ayat-Ayat Muhkam & Mutasyabihat : Perbezaan dan contoh-contohnya
______________________________________________________________________________________________________________________________________________________

B. Contoh Ayat-ayat Mutasyabihat

Maksudnya: "Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang telah menciptakan langit dan
bumi dalam enam masa, lalu Dia bersemayam di atas `Arsy ..." (surat Al-A'raf:54)

"Apakah kamu merasa aman terhadap Allah yang di langit." (Al-Mulk: 16)

Dan tentang shu'ud (naik)nya sesuatu kepadaNya:

"... KepadaNya-lah naik perkataan-perkataan yang baik dan amal yang shalih
dinaikkanNya." (Fathir: 10)

Dan tentang 'uruj (naik)nya sesuatu kepadaNya:

"Malaikat-malaikat dan Jibril naik (menghadap) kepada Tuhan ..."  (Al-Ma'arij: 4)

"Dan Allah telah berbicara kepada Musa dengan langsung."  (An-Nisa': 164)

__________________________________________________________________________________________________________________________________

SYED OTHMAN BIN AHMAD ALKAFF


8
Ayat-Ayat Muhkam & Mutasyabihat : Perbezaan dan contoh-contohnya
______________________________________________________________________________________________________________________________________________________

Mengenai AL-WAJHU (WAJAH), Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

"Dan tetap kekal Wajah Tuhanmu yang mempunyai kebesaran dan kemuliaan." (Ar-Rahman:
27)

Mengenai AL-YADAANI (DUA TANGAN), Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

"(Tidak demikian), tetapi kedua-dua tangan Allah terbuka; Dia menafkahkan sebagaimana
Dia kehendaki." (Al-Ma'idah: 64)

Dan mengenai AL-'AINAANI (DUA MATA) , Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

"... maka sesungguhnya kamu berada dalam penglihatan Kami, ..."  (Ath-Thur: 48)
Maksudnya adalah "berada dalam penglihatan dan penjagaan Kami".

5. FAEDAH MEMAHAMI AYAT-AYAT MUTASYABIHAT


‘Ulama-‘ulama telah menyebutkan faedah-faedah ayat-ayat yang mutasyabihat itu dengan
beberapa wajah :

Faedah pertama : Keberadaan ayat mutasyabihat ini, tentu saja menjadikan lebih payah
untuk menyampaikan hak itu dan lebih teruji, akan tetapi semakin teruji semakain bertambah
bertambah pahala sebagaimana dalam firman Allah Ta’ala s.w.t. dalam Surah Ali Imran ayat
142:

Maksudnya: “Adakah kamu menyangka bahawa kamu akan masuk Syurga padahal belum
lagi nyata kepada Allah (wujudnya) orang-orang yang berjihad (yang berjuang dengan
bersungguh-sungguh) di antara kamu, dan (belum lagi) nyata (wujudnya) orang-orang yang
sabar (tabah dan cekal hati dalam perjuangan)?”

__________________________________________________________________________________________________________________________________

SYED OTHMAN BIN AHMAD ALKAFF


9
Ayat-Ayat Muhkam & Mutasyabihat : Perbezaan dan contoh-contohnya
______________________________________________________________________________________________________________________________________________________

Faedah kedua : Jika Quran itu semuanya hanya mengandung ayat-ayat muhkamat saja,
nescaya tidak akan ada yang sesuai kecuali satu mazhab saja; dan kezahiran ayat-ayat
muhkamat itu, tentu saja membatalkan sekalian mazhab selain dari yang satu. Hal ini pasti
membosankan hati orang-orang yang mempunyai mazhab yang bermacam-macam akan
menerimanya dan menilitina. Sebab itu, yang paling manfa’at ialah Al-Quran itu mempunyai
ayat-ayat muhkamat dan mutasyabihat, dan dengan demikian tiap-tiap satu mazhab akan
berlumba–lumba mengkaji Al-Quran itu supaya didapatinya di dalam AlQuran sesuatu yang
menguatkan pendiriannya. Maka dengan ini, setiap mazhab yang berbagai-bagai itu aakan
bersama-sama memperhatikannya dan bersungguh-sungguh memikirkannya, sehingga ayat-
ayat muhkamat jadi penerangan bagi ayat-ayat mutasyabihat . Maka dengan jalan demikian
ini, terlepaslah yang batil dari kebatalinnya dan sampailah mereka kepada yang hak.

Faedah ketiga : Al-Quran itu ada mengandungi ayat-ayat muhkamat dan ayat-ayat
mutasyabihat, kerana itu orang-orang yang berhajat menelitinya itu akan menggunakan dalil
akal agar ia terlepas dari hanya bertaklid dan sampailah ia kepada cahaya keterangan dan
kenyataan.

Faedah keempat : Sebab Al-Quran itu mempunyai ayat-ayat muhkamat dan ayat
mutasyabihat, maka perlulah mereka kepada mempelajari ta’wil dan perlu pula kepada
merajihkan(membuat perbandingan) sebahagiannya daripada bahagian yang lain, di samping
mereka perlu mengetahui ilmu-ilmu yang bermacam-macam seperti ilmu Lughah, Nahu dan
ilmu Usul-Fiqh.

Faedah kelima : Sebab yang paling kuatnya dalam bab ini, ialah Al-Quran satu kitab
yang mengandung da’wah (seruan) kepada orang yang khas dan orang awam; sedang tabiat
orang awam itu di dalam segenap halnya sangat payah sekali menerima hakikat sesuatunya.
Maka jika mereka diserukan kepada menetapkan akan adanya satu yang ada dan tiada
bertubuh serta tiada mengambil tempat, tentu saja ditolaknya yang demikian itu kerana pada
mereka : itu tidak masuk akal. Oleh kerana itu, mereka diserukan dengan sesuatu yang
termasuk dalam akalnya, seumpama Allah ada bermuka, bertangan, berarah dan sebagainya.

6. HUKUM MENTAKWILKAN AYAT-AYAT MUTASYABIHAT

Adakah ayat-ayat mutasyabihat itu dapat diketahui takwilnya oleh Ar-Rasikhuna Fil
`Ilmi, atau hanya diketahui oleh Allah taala?

Dalam hal ini ada dua pendapat. Di mana sebab-sebab perbezaan pendapat itu adalah
berasal daripada perbedaan cara dalam membaca ayat 7 dari surah Ali Imran.

__________________________________________________________________________________________________________________________________

SYED OTHMAN BIN AHMAD ALKAFF


10
Ayat-Ayat Muhkam & Mutasyabihat : Perbezaan dan contoh-contohnya
______________________________________________________________________________________________________________________________________________________

Sedangkan perbezaan cara membaca itu adalah disebabkan perbedaan di dalam


membuat definisi atau memberikan pengertian terhadap Mutasyabihat.

i. Pendapat pertama

Pendapat sebagian ulama salaf dan sebagian sahabat, seperti Ubay bin Ka’ab dan
Aisyah r.a. Mereka berpendapat bahawa ayat-ayat Mutasyabihat itu tidak dapat diketahui
selain oleh Allah taala sendiri.

Pendapat pertama ini di dalam membaca ayat 7 surat 3 Ali Imran mewaqafkan pada
perkataan

"ُ‫" َو َما َي ْعلَ ُم تَأْ ِويلَـهُ إِالَّ اهلل‬


“....dan tidak mengetahui takwilnya kecuali Allah.”

Perkataan ( ‫)اَ َّلر ِس ُخ ْو َن ىِف الْعِْل ِم‬


“Dan orang-orang yang mendalam ilmunya”

Hujah mereka ialah

a. Ayat 7, surah 3 Ali Imran di atas mencela kepada orang-orang yang mengikuti ayat-
ayat Mutasyabihat. Mereka diberi sifat orang-orang yang hatinya condong kepada
kesesatan, mencari-cari fitnah. Akan tetapi ayat tersebut memuji orang-orang yang
menyerah bulat-bulat kepada Allah dalam hal mengetahui takwil ayat-ayat
Mutasyabihat, sebagaimana Allah dalam hal mengetahui takwil ayat-ayat
mutasyabihat, sebagaimana Allah taala memuji orang-orang yang mengimankan
barang-barang ghaib.

b. Firman Allah taala

" ‫الر ِس ْخو َن فِى ال ِْعل ِْم َي ُقولُو َن َء َامنَّا بِ ِـه ُكلٌّ ِّم ْن ِع ْن ِد َرِّبنَـا‬
َّ ‫” َو‬

__________________________________________________________________________________________________________________________________

SYED OTHMAN BIN AHMAD ALKAFF


11
Ayat-Ayat Muhkam & Mutasyabihat : Perbezaan dan contoh-contohnya
______________________________________________________________________________________________________________________________________________________

Maksudnya: “Orang-orang yang mendalam ilmunya berkata : “Kami beriman kepada ayat-
ayat yang mutasyabihat. Semuanya itu dari sisi Tuhan kami.”
(Ali Imran : 7)
Kata-kata seperti ini memberikan pengertian tunduk dan menyerah bulat-bulat, yang
patut diucapkan oleh orang yang tidak mengerti dan tidak faham terhadap takwil ayat-ayat
Mutasyabihat.

c. Dari Aisyah r.a. Rasulullah s.a.w bersabda

" ‫اح َذ ْر ُه ْم‬ َ ِ‫شابَهَ ِم ْنهُ فَأ ُْولَـئ‬


ْ َ‫ك َس َّحى اهللُ ف‬ َ َ‫ين َيتَّبِعُو َن َما ت‬ ِ َّ َ ‫”فَِإذَا رأَي‬
َ ‫ت الذ‬ َْ
Maksunya: “Apabila kamu melihat orang-orang yang mengikuti ayat-ayat Mutasyabihat,
maka mereka itu adalah orang-orang yang disebutkan oleh Allah.“Peringatkan mereka!.4”

d. Dikeluarkan oleh Abdul Razzaq di dalam tafsirnya dan oleh Imam Al-Hakim di dalam
Mustadraknya dari Ibn Abbas bahawa Ibn Abbas membaca :

ِ ِ َّ ‫و‬... ).
(
ُ‫ ) َو َما َي ْعلَ ُم تَأْ ِو ْيلَهُ إِالَّ اهلل‬lalu baru membaca ( ‫الرس ُحو َن ىِف الْع ْل ِم َي ُقولُو َن‬ َ
e. Dikeluarkan oleh At-Tabari di dalam kitab Mu’jam Al-Kabir, dari Abu Malik Al-
Asy`ari bahawa Rasulullah saw bersabda

، ‫اس ُدوا َفَي ْقتَتِلُ ْوا‬


َ ‫ال َفيَتَ َح‬ ُ ‫ أَ ْن يَ ْك ُث َر لَ ُه ُم ال َْم‬: ‫ث ِخالَ ٍل‬ َ َ‫اف َعلَى أ َُّمتِي إِالَّ ثَال‬
ُ ‫"الَ أَ َخ‬
"َ‫اب َفيَأْ ُخ ُذهُ ال ُْم ْؤ ِم ُـن َي ْبتَ ِغى تَأْ ِويلَهُ َو َما َي ْعلَ ُم تَأْ ِويلَهُ إِالَّ اهلل‬ ِ
َ َ‫َوأَ ْن َي ْفتَ َح لَ ُه ُم الْكت‬
Maksudnya: “Yang saya takutkan bagi umatku tidak lain kecuali tiga perkara : mereka
mempunyai harta yang banyak lalu mereka saling dengki-mendengki, sehingga terjadi
bunuh-membunuh di antara mereka. Mereka dibukakan kitab lalu kitab itu diambil oleh
seorang yang beriman untuk dicari-cari takwilnya sedangkan tidak dapat diketahui takwilnya
kecuali oleh Allah”.

f. Dikeluarkan oleh Ibn Jarir dari Ibn Abbas, hadits Marfu’, Rasulullah saw bersabda :

‫ َوَت ْف ِس ْي ٍـر‬،‫َح ٌد بِ َج َهالِتِ ِه‬ ِ ِ


َ ‫ َحالَ ٍل َو َح َر ٍام الَ َي ْع َذ ُر أ‬:‫"أُنْ ِز َل الْ ُق ْرآ ُن َعلَى أ َْر َب َعة أَ ْع ُرف‬
4
Riwayat Al-Bukhari & Muslim

__________________________________________________________________________________________________________________________________

SYED OTHMAN BIN AHMAD ALKAFF


12
Ayat-Ayat Muhkam & Mutasyabihat : Perbezaan dan contoh-contohnya
______________________________________________________________________________________________________________________________________________________

ِ ‫ وم ِن اد‬.‫شابِ ٍه الَ يعلَمه إِالَّ اهلل‬ ِّ ‫ب َوَت ْف ِس ْي ٍر ُي َف‬


ُ‫َّعى عل َْمه‬
َ ََ ُ ُ ُ َْ َ َ‫س ُرهُ الْعُلَ َماءُ َو ُمت‬ ُ ‫س ُرهُ ال َْع َر‬
ِّ ‫ُت َف‬
"‫ب‬ ِ
ٌ ‫اهلل َف ُه َو َكاذ‬ ِ ‫ِسوى‬
َ
“Al-Quran itu diturunkan menurut empat huruf :
1. Halal-haram, tidak ada alasan bagi seorang pun untuk tiada mengetahuinya.
2. Tafsir yang diketahui oleh orang Arab.
3. Tafsir yang diketahui oleh ulama.
4. Mutasyabih, yang tidak diketahui selain Allah Yang Maha Agung. Barangsiapa
mengaku mengetahuinya selain Allah, maka ia adalah berdusta.”

1. Pendapat kedua
Pendapat Ibn Abbas, Mujahid, Ad-Dahhak, Imam Nawawi, Ibn Al-Hajib dan jumhur
sahabat. Mereka berpendapat bahawa takwil ayat-ayat mutasyabihat dapat diketahui oleh
orang-orang yang dalam ilmunya (Ar-Rasikhuun Fil `Ilmi).
Ibnu Abbas berkata

“Saya termasuk orang-orang yang dalam ilmunya, saya mengetahui ta’wilnya (ayat
mutasyabihat).”

Berkata Ad-Dahhak

“Orang-orang yang mendalam ilmunya akan mengetahui takwil ayat-ayat Mutasyabihat.


Apabila mereka tidak tahu takwilnya mereka tidak tahu Nasikh daripada Mansuhk, halal dari
haramnya, Muhkam daripada Mutasyabihnya.”

Berkata An-Nawawi
“Itulah yang lebih sahih, sebab tidak masuk akal, apabila Allah itu bercakap kepada
hambaNya dengan sesuatu yang tidak dapat diketahui oleh seseorang dari hambaNya.”

Hujjah-hujjah mereka

a. Di dalam ayat 7, surah Ali Imran itu mencela orang yang mencari-cari takwil yang

__________________________________________________________________________________________________________________________________

SYED OTHMAN BIN AHMAD ALKAFF


13
Ayat-Ayat Muhkam & Mutasyabihat : Perbezaan dan contoh-contohnya
______________________________________________________________________________________________________________________________________________________

bertentangan dengan ayat-ayat yang Muhkamat, untuk mencari fitnah. Orang-orang


yang mendalam ilmunya tidak seperti itu. Mereka ahli yakin, tidak ada kegoncangan
bagi mereka, mereka memaham ayat-ayat Mutasyabihat dengan suatu pengertian yang
cocok dengan ayat-ayat Muhkamat.

b. Adapun firman Allah taala ( ‫آمنَّا ُكلٌّ ِم ْن ِع ْن ِد َرِّبنَا‬


َ ) ini tidak bertentangan dengan

pengertian yang mereka peroleh. Memang orang-orang yang mendalam ilmunya,


kerana ilmunya yang mendalam itu dan kerana mereka tidak akan bingung dan ragu-
ragu, akan tetapi mereka yakin terhadap ayat-ayat Mutasyabihat sebagaimana mereka
yakin terhadap ayat-ayat Mutasyabihat sebagaimana mereka yakin terhadap ayat-ayat
Muhkamat. Keduanya adalah dari Allah taala.

c. Dikeluarkan oleh Ad-Darimi dari Umar bin Al-Khattab r.a. ia berkata


“Bahwasanya akan datang kepada kamu sekalian, manusia-manusia yagn mengajak
berdebat kepadamu dengan mutasyabihat Al-Quran, maka oleh kerananya ambillah sunan
untuk mereka. Sesungguhnya orang-orang ahli sunan itu lebih tahu tentang kitabullah.”

Pernyataan Umar bin Al-Khattab ini menunjukkan bahawa ayat-ayat Mutasyabihat itu
dapat diketahui selain Allah taala, iaitu oleh orang-orang yang telah mendalam ilmunya dan
ahli di dalam bidang sunan (hadits).

Setelah kita mengetahui bahawa hakikat mutasyabih itu sebenarnya ada dua macam,
iaitu
1. Mutasyabih yang tidak dapat diketahui selain Allah taala.
2. Mutasyabih yang dapat diketahui takwilnya oleh Ar-Rasikhun Fil `Ilmi.

Maka perbedaan di dalam membuat definisi atau memberikan pengertian terhadap


ayat mutasyabihat itu sebenarnya tidak ada. Sebab masing-masing adalah merupakan definisi
daripada kedua macam bahagian mutasyabih.

Hal demikian menunjukkan bahawa perbedaan cara bacaan pada ayat 7, surah Ali
Imran tersebut, kedua-duanya adalah diperbolehkan dan tiap-tiap bacaan memberikan hukum
yag berlainan terhadap suatu peristiwa yang berlainan pula. Maka tidak ada pertentangan
pendapat atau berlainan faham.

__________________________________________________________________________________________________________________________________

SYED OTHMAN BIN AHMAD ALKAFF


14
Ayat-Ayat Muhkam & Mutasyabihat : Perbezaan dan contoh-contohnya
______________________________________________________________________________________________________________________________________________________

Apabila waqaf pada kata ( ‫ ) َوما يعلم تأويله إال اهلل‬bacaan ini mengisyarahkan
terhadap Mutasyabih macam yang pertama, iaitu Mutasyabih yang tidak dapat diketahui
selain Allah taala. Dalam hal ini tidak boleh ditakwilkan. Akan tetapi apabila disambungkan

sampai dengan kata ( ‫والر ِس ُحو َن ىف الْعِْل ِم‬


َّ ) maka memberi isyarah terhadap Mutasyabih
jenis yang kedua, iaitu Mutasyabih yang dapat diketahui takwilnya oleh Ar-Rasikhuna Fil
`Ilmi. Jenis kedua ini dapat dan boleh ditakwilkan dan menjadi peranan dalam ijtihad.

6. Cara Mentakwil Ayat-ayat Mutasyabihat

Cara mentakwilkan ayat-ayat Mutasyabihat ialah:

Pertama, harus memahami ayat-ayat yang Muhkamat, sampai menghasilkan suatu


kejadian dan mendapatkan suatu pengertian yang mendalam terhadap makna dan maksud
daripada ayat-ayat yang Muhkamat itu. Apabila hal yang maksud daripada ayat-ayat yang
Muhkamat itu. Apabila hal yang demikian sudah dapat kita capai, sehingga tidak akan terjadi
kegoncangan dan keragu-raguan di dalam menanggapi Mutasyabihat, barulah kita
diperbolehkan untuk memahamkan ayat-ayat yang Mutasyabihat.

Perlu diperhatikan, bahawa di dalam Al-Quran itu tidak ada satu makna pun yang
bertentangan dengan yang lain. Tidak ada kontradiksi, kesemuanya adalah serupa-menyerupa
dan benar-membenarkan. Oleh kerana itu, kita di dalam mentakwilkan ayat-ayat
Mutasyabihat itu harus mengembalikannya kepada ayat-ayat yang Muhkamat, yakni harus
berpedoman kepada yat-ayat yang Muhkamat. Ayat Mutasyabihat tidak boleh bertentangan
dengan Muhkamat, bahkan ayat-ayat Muhkamat harus menjadi panduan terhadap ayat-ayat
Mutasyabihat yang mau kita takwilkan.

Kedua, di dalam memahamkan ayat-ayat yang Mutasyabihat, kita harus berpegang


kepada dalil-dalil dan bersandar kepada bukti-bukti yang konkrit, tidak boleh hanya memakai
akal saja.

Ketiga, apabila ada lafaz atau ayat yang muhtamil kepada dua makna dan yang satu
lebih jelas daripada yang lain, maka makna yang lebih jelas itulah yang harus dipergunakan

__________________________________________________________________________________________________________________________________

SYED OTHMAN BIN AHMAD ALKAFF


15
Ayat-Ayat Muhkam & Mutasyabihat : Perbezaan dan contoh-contohnya
______________________________________________________________________________________________________________________________________________________

kecuali harus ada dalil atau bukti yang menuntut bahawa makna yang samar itulah yang
dimaksud, maka yang dipergunakan adalah makna yang samar itu.
Keempat, apabila lafaz atau ayat itu mempunyai dua makna dan kedua-duanya sama-
sama jelas, makna yang satu haqiqah lughawiyah atau haqiqah urfiyah, sedangkan makna
yang lain adalah haqiqah syar’iyah, maka yang dipergunakan adalah makna yang haqiqah
syar’iyah. Kecuali apabila terdapat dalil yang menuntut terhadap haqiqah lughawiyah atau
haqiqah urfiyah, maka dalam hal yang kedua ini yang dipergunakan adalah ma’na yang
haqiqah lughawiyah atau haqiqah urfiyah, seperti firman Allah taala

"‫ك َس َك ٌن لَّ ُه ْم‬ َ ‫ إِ َّن‬،‫ص ِّل َعلَْي ِه ِم‬


َ َ‫صلَـوت‬ َ ‫" َو‬
Maksudnya: “Dan doakanlah untuk mereka, sesunguhnya doamu itu menjadi ketenteraman
bagi mereka.5”

Apabila makna yang satu `urfiyah dan yang lain lughawiyah, maka yang diambil
adalah makna yang urfiyah.

Apabila kedua-dua makna itu sama-sama haqiqah syar’iyah, atau sama-sama haqiqah
`urfiyah atau sama-sama haqiqah lughawiyah, sedangkan dua makna tersebut tidak dapat
dikompromikan, seperti perkataan qur’u, mempunyai makna haid dan suci, maka kita harus
berijtihad dengan mencari bukti-bukti atau tanda-tanda ayng menunjukkan kepada salah satu
dari dua makna tersebut.

Apabila tidak ditemukan bukti-bukti atau tanda-tanda, maka dalam hal ini ada
beberapa pendapat. Ada pendapat yang membolehkan untuk memilih salah satu dari dua
makna tersebut. Ada yang berpendapat, mengambil yang berat hukumnya dan ada yang
berpendapat supaya menggunakan yang lebih ringan hukumnya.

Apabila kedua-dua makna tersebut dapat dikompromikan, tidak bertentangan, maka


menurut ahli tahqiq, wajib diihtimalkan kepada dua makna tersebut.

Akan tetapi apabila ada dalil yang menuntut kepada salah satu makna, maka yang
dipergunakan adalah salah satu makna yang dituntut oleh dalil itu.

5
Al-Quran Al-Karim, Al-Taubah : 103.

__________________________________________________________________________________________________________________________________

SYED OTHMAN BIN AHMAD ALKAFF


16
Ayat-Ayat Muhkam & Mutasyabihat : Perbezaan dan contoh-contohnya
______________________________________________________________________________________________________________________________________________________

7. KESIMPULAN

a. Definisi ayat Muhkam


Ialah suatu ayat yang jelas dan terang dan tidak perlu kepada takwilnya.

b. Definisi ayat-ayat Mutasyabihat


Ialah suatu ayat yang dari segi redaksinya, tidak dapat di ketahui hakikat maknanya
kecuali oleh Allah taala atau dari segi redaksinya menunjukkan kepada suatu makna yang
ertentangan degan akal-fikiran sehingga petunjuknya kabur, muhtamil kepada beberapa
wajah yang tidak dapat ditarjihkan.
Pembagian ayat mutasyabihat
i. Mutasyabihat yang tidak dapat diketahui takwilnya selain Allah taala.
ii. Mutasyabihat yang dapat diketahui takwilnya oleh Ar-Rasikhun Fil `Ilmi.

c. Hukum mentakwilkan ayat-ayat Mutasyabihat


Mutasyabihat yang pertama tidak boleh ditafsirkan atau ditakwilkan,
Mutasyabihat yang kedua dapat dan boleh ditakwilkan serta menjadi peranan daripada
ijtihad.

d. Cara mentakwilkan Mutasyabihat

Harus dikembalikan kepada ayat-ayat Muhkamat. Ayat-ayat Muhkamat


menjadi pedoman, menjadi panduan terhadap ayat Mutasyabihat yang ditakwilkan.

Wallahu a'lam bish-shawab

8. Bibliografi
i. Al-Quran Al-Karim & Terjemahannya
ii. As-Sabuni, Muhammad Ali. At-Tibyan Fii Ulum Al-Quran. Maktabah As-Sabuni.

__________________________________________________________________________________________________________________________________

SYED OTHMAN BIN AHMAD ALKAFF


17
Ayat-Ayat Muhkam & Mutasyabihat : Perbezaan dan contoh-contohnya
______________________________________________________________________________________________________________________________________________________

Cetakan Kedua. 1980M/1400H.


ii. Shuib Mohd Amin. Nota Metodologi Tafsir & Kajian Al-Quran. Diploma Pengajian
Al-Quran & As-Sunnah Akademi Islah Malaysia-Perdaus. 1996.
iv. As-Suyuti, Jalaluddin. Al-Itqan Fii Ulum Al-Quran. Dar Al-Fikr. t.tpt. t.t.
v. Az-Zarqani, Muhammad Abdul Azim. Manahil Al-`Irfan Fii Ulum Al-Quran. Dar Al-
Fikr. Kaherah. t.t.

vi. Manhaj Aqidah Imam Asy-Syafi’i (Terjemahan) : Dr Muhammad A Wahab


Al-‘Aqil

~TAMAT~

__________________________________________________________________________________________________________________________________

SYED OTHMAN BIN AHMAD ALKAFF


18

You might also like