You are on page 1of 42

ARTHROPODA

(hewan berbuku-buku)
Hewan ini memiliki ciri dengan kakinya yang
beruas-ruas atau bersegmen dengan bentuk tubuh
simetris bilateral dan terlindungi oleh rangka luar yang
kaku berupa kutikula yang mengandung zat kitin
(eksokelleton), contohnya udang, laba-laba, kepiting,
serangga dan kaki seribu.

Pada hewan ini, perbedaan antara kepala dan perut


sudah terlihat jelas. Matanya majemuk dan antenanya
peka terhadap rangsangan. Arthropoda berasal dari kata
anthros yang artinya ‘sendi’ dan podos yang artinya
‘kaki’.
Arthropoda merupakan fillum yang mempunyai
anggota paling besar, baik jenis maupun individunya.
Arthropoda dapat hidup di sebagian besar tempat, ada
yang hidup bebas dan ada yang parasit. Arthropoda
dapat bernapas dengan menggunakan trakea dan oksigen
langsung ditransfer kedalam sel-sel jaringan.
Berdasarkan perbedaan bagian tubuh, Arthropoda dapat
dibedakan menjadi : Crustacea, Arachnoida, Myriapoda
dan Insecta.
CRUSTACEA

Crustacea (baca: krustasea) adalah suatu kelompok besar


dari Arthripoda, terdiri dari kurang lebih 52.000 spesies
yang terdeskripsikan, dan biasanya dianggap sebagai
suatu subfilum. Kelompok ini mencakup hewan-hewan
yang cukup dikenal seperti lobster, kepiting, udang, udang
karang, serta teritip. Mayoritas merupakan hewan air, baik
air tawar maupun laut, walaupun beberapa kelompok
telah beradaptasi dengan kehidupan darat, seperti kepiting
darat. Kebanyakan anggotanya dapat bebas bergerak,
walaupun beberapa takson bersifat parasit dan hidup
dengan menumpang pada inangnya.
 Struktur dan fungsi tubuh

Tubuh Crustacea terdiri atas dua bagian, yaitu kepala dada


yang menyatu (sefalotoraks) dan perut atau badan belakang
(abdomen) Bagian sefalotoraks oleh kulit keras yang
disebut karapas dan 5 pasang kaki yang terdiri dari 1 pasang
kaki capit (keliped) dan 4 pasang kaki jalan. Selain itu, di
sefalotoraks juga terdapat sepasang antena, rahang atas, dan
rahang bawah. Sementara pada bagian abdomen terdapat 5
pasang kaki renang dan di bagian ujungnya terdapat ekor.
Pada udang betina, kaki di bagian abdomen juga berfungsi
untuk menyimpan telurnya.
STRUKTUR TUBUH CRUSTACEA

Kaki renang

Kaki jalan
Capit Rahang atas &
Rahang bawah
Sistem saraf Crustacea disebut sebagai sistem saraf tangga
tali, dimana ganglion kepala (otak) terhubung dengan
antena (indra peraba), mata (indra penglihatan), dan
statosista (indra keseimbangan).
SISTEM SARAF CRUSTACEA
Sistem pencernaan Crustacea dimulai dari mulut, kerongkong,
lambung, usus, dan anus. Sisa metabolisme akan diekskresikan
melalui sel api. Hewan-hewan Crustacea bernapas dengan insang
yang melekat pada anggota tubuhnya dan sistem peredaran darah
yang dimilikinya adalah sistem peredaran darah terbuka. O 2 masuk
dari air ke pembuluh insang, sedangkan CO2 berdifusi dengan arah
berlawanan. O2 ini akan diedarkan ke seluruh tubuh tanpa melalui
pembuluh darah. Golongan hewan ini bersifat diesis (ada jantan
dan betina) dan pembuahan berlangsung di dalam tubuh betina
(fertilisasi internal). Untuk dapat menjadi dewasa, larva hewan
akan mengalami pergantian kulit (ekdisis) berkali-kali.
SISTEM PENCERNAAN CRUSTACEA

SEL API
Usus belakang

Usus tengah
SISTEM PEREDARAN DARAH CRUSTACEA
 Klasifikasi

Crustacea dibagi menjadi 2 sub-kelas, yaitu Entomostraca


(udang-udangan rendah) dan Malacostrata (udang-udangan
besar). Entomostraca umumnya berukuran kecil dan
merupakan zooplankton yang banyak ditemukan di perairan
laut atau air tawar. Golongan hewan ini biasanya digunakan
sebagai makanan ikan, contohnya adalah ordo Copepoda,
Cladocera, Ostracoda, dan Amphipoda. Sedangkan,
Malacostrata umumnya hidup di laut dan pantai. Yang
termasuk ke dalam Malacostrata adalah ordo Decapoda dan
Isopoda. Contoh dari spesiesnya adalah udang windu (Panaeus),
udang galah (Macrobanchium rosenbergi), rajungan (Neptunus
pelagicus), dan kepiting (Portunus sexdentalus).
 Peranan Crustacea dalam Kehidupan

Sebagian besar Malacostrata dimanfaatkan manusia


sebagai makanan yang kaya protein hewani,
contohnya adalah udang (Chambarus sp.), kepiting
(Pagurus sp.), dan rajungan (Cancer sp.). Namun,
beberapa jenis Crustacea juga dapat merugikan
manusia, contohnya yuyu yang dapat merusak
tanaman padi di sawah dan ketam kenari perusak
tanaman kelapa di Maluku. Sub-kelas Entomostraca
juga dimanfaatkan manusia sebagai pakan ikan untuk
industri perikanan.
INSECTA

Serangga (disebut pula Insecta, dibaca "insekta") adalah kelompok utama


dari hewan beruas (Arthropoda) yang bertungkai enam (tiga pasang); karena
itulah mereka disebut pula Hexapoda (dari bahasa Yunani yang berarti
"berkaki enam").
Kajian mengenai peri kehidupan serangga disebut entomologi Serangga
termasuk dalam kelas insekta (subfilum Uniramia) yang dibagi lagi menjadi 29
ordo, antara lain Diptera (misalnya lalat), Coleoptera (misalnya kumbang),
Hymenoptera (misalnya semut, lebah, dan tabuhan), dan Lepidoptera
(misalnya kupu-kupu dan ngengat). Kelompok Apterigota terdiri dari 4 ordo
karena semua serangga dewasanya tidak memiliki sayap, dan 25 ordo lainnya
termasuk dalam kelompok Pterigota karena memiliki sayap.
Insecta telah memiliki bagian yang jelas antara kepala, dada (thorax) dan
perut (abdomen). Dadanya terdiri atas 3 segmen, perut terdiri dari 6-11
segmen, memiliki 3 pasang kaki, 2-3 pasang sayap, 1 pasang antena, 2 mata
majemuk dan 3 oselli.
Insecta bernapas dengan trakea
STRUKTUR TUBUH INSECTA
SISTEM PERNAPASAN INSECTA

SISTEM PENCERNAAN INSECTA


 Klasifikasi

Serangga dalam perkembangannya menuju dewasa


mengalami metamorfosis. Metamorfosis adalah
perubahan bentuk serangga mulai dari larva sampai
dewasa. Adapula serangga yang selama hidupnya tidak
pernah mengalami metamorfosis, misal kutu buku
(Episma saccharina). Berdasarkan ada atau tidaknya
sayap, Insecta dibedakan menjadi dua (2) subkelas,
yaitu Apterygota (tak bersayap) dan Pterygota
(bersayap). Berdasarkan metamorfosisnya, serangga
dibedakan atas dua kelompok, yaitu: Hemimetabola
dan Holometabola.
Hemimetabola

 Hemimetabola yaitu serangga yang mengalami metamorfosis tidak


sempurna. Dalam daur hidupnya Hemimetabola, serangga mengalami
tahapan perkembangan sebagai berikut:
Telur
Nimfa, ialah serangga muda yang mempunyai sifat dan bentuk sama
dengan dewasanya. Dalam fase ini serangga muda mengalami
pergantian kulit.
Imago (dewasa), ialah fase yang ditandai telah berkembangnya
semua organ tubuh dengan baik, termasuk alat perkembangbiakan
serta sayapnya.

METAMORFOSIS
Kelompok Hemimetabola meliputi
beberapa ordo, antara lain: 2.  Ordo Orthoptera (serangga
bersayap lurus)

Ciri-ciri ordo Orthoptera:


1.    Ordo Archyptera atau
Memiliki satu pasang sayap, sayap
Isoptera
depan lebih tebal dan sempit disebut
 Ciri-ciri ordo Archyptera:
tegmina. Sayap belakang tipis berupa
 Metamorfosis tidak selaput. Sayap digunakan sebagai
sempurna. penggerak pada waktu terbang, setelah
 Mempunyai satu pasang meloncat dengan tungkai belakangnya
yang lebih kuat dan besar.
sayap yang hampir sama Hewan jantan mengerik dengan
bentuknya. Kedua sayap tipis menggunakan tungkai belakangnya
seperti jaringan. pada ujung sayap depan, untuk
 Tipe mulut menggigit. menarik betina atau mengusir
Contoh: Reticulitermis saingannya.
Hewan betinanya mempunyai
flavipes (rayap atau anai-
ovipositor pendek dan dapat digunakan
anai)
untuk meletakkan telur.
Tipe mulutnya menggigit.
Contoh : Dissostura sp. (belalang), Blatta
orientalis (kecoak), Gryllus sp (jangkrik)
3.  Ordo Odonata 4.    Ordo Hemiptera
(bersayap setengah)

Ciri-ciri Ordo Odonata:  Ciri-ciri Hemiptera :


 Mempunyai dua pasang  Mempunyai dua pasang
sayap sayap, sepasang tebal dan
 Tipe mulut mengunyah sepasang lagi seperti
 Metamorfosis tidak selaput.
sempurna  Tipe mulut menusuk dan
 Terdapat sepasang mata mengisap
majemuk yang besar  Metamorfosis tidak
 Antenanya pendek sempurna.
 Larva hidup di air Contoh : Walang sangit
 Bersifat karnivora (Leptocorixa acuta), Kutu
busuk (Eimex lectularius),
Contoh : Aeshna sp.(capung),
Kepinding air (Lethoverus sp)
Epiophlebia (capung besar)
5.    Ordo Homoptera (bersayap sama)
Ciri-ciri Homoptera :
 Tipe mulut mengisap
 Mempunyai dua pasang sayap
 Sayap depan dan belakang sama, bentuk transparan.
 Metamorfosis tidak sempurna.
Contoh : Tonggeret (Dundubia manifera), Wereng
hijau (Nephotetix apicalis), Wereng coklat
(Nilapervata lugens), Kutu kepala (Pediculushumanus
capitis), Kutu daun (Aphid sp)
Holometabola

 Holometabola yaitu serangga yang mengalami metamorfosis


sempurna.
 Dalam daur hidupnya Holometabola, serangga mengalami tahapan
perkembangan sebagai berikut: telur –> larva (ulat) –> kepompong
(pupa) –> hewan dewasa (imago).
 Larva adalah hewan muda yang bentuk dan sifatnya berbeda dengan
dewasa.
 Pupa adalah kepompong dimana pada saat itu serangga tidak
melakukan kegiatan, pada saat itu pula terjadi penyempurnaan dan
pembentukan organ.
 Imago adalah fase dewasa atau fase perkembangbiakan.
Proses Metamorfosis
Berdasarkan ciri sayap dan alat mulutnya, kelompok Holometabola ini
meliputi 6 ordo, yaitu ordo:

1.    Ordo Neuroptera 2.    Ordo Lepidoptera (bersayap


sisik)
(serangga bersayap Ciri-ciri ordo Lepidoptera:
jala)  Mempunyai 2 pasang sayap yang
Ciri serangga ini adalah dilapisi sisik.
mulut menggigit, dan  Metamorfosis sempurna, yaitu
memiliki siklus hidup: telur – larva
mempunyai dua pasang – kepompong (pupa) – imago
sayap yang urat-uratnya  Pupa pada Lepidoptera dapat
berbentuk seperti jala. dibedakan menjadi dua, yaitu:
Contoh: undur-undur  Pupa mummi: bagian badan
kepompong terlihat dari luar
metamorfosis sempurna  Pupa kokon, bagian tubuh pupa
(siklus hidupnya: telur, terlindung kokon.
larva,pupa (kepompong),  Tipe mulut mengisap dengan alat
imago) penghisap berupa belalai yang
dapat dijulurkan.
3.    Ordo Diptera (serangga 4.    Ordo Coleoptera (bersayap
bersayap dua buah/sepasang) perisai)
 Ciri-ciri ordo Diptera:
 Ciri-ciri ordo Coleoptera:
 Mempunyai sepasang sayap depan,
 Mempunyai dua pasang sayap.
dan satu pasang sayap belakang
berubah menjadi alat keseimbangan  Sayap depan keras, tebal dan
yang disebut halter. mengandung zat tanduk
 metamorfosis sempurna. disebut dengan elitra, sayap
 Tipe mulut ada yang menusuk dan belakang seperti selaput.
mengisap atau menjilat dan  Mengalami metamorfosis
mengisap, membentuk alat mulut sempurna.
seperti belalai disebut probosis.
 Tipe mulut menggigit.
 Contohnya:
 Contoh:
o Lalat (Musca domestica)
o Nyamuk biasa (Culex natigans). o Kumbang kelapa (Orytec
Larvanya tegak dengan permukaan rhynoceros) menyerang pucuk
air, jika hinggap tidak menungging. kelapa, pakis, sagu, kelapa
o Nyamuk Anopheles (vektor penyakit sawit dan lain-lain.
malaria). Larvanya sama rata o Kumbang buas air (Dystisticus
dengan permukaan air, jika hinggap
marginalis)
menungging.
o Kumbang beras (Calandra
o Aedes aegypti (inang virus demam
berdarah). Larvanya berkedudukan oryzae)
tegak di permukaan air.
5.    Ordo Siphonoptera (bangsa 6.    Ordo Hymenoptera
pinjal) (bersayap selaput)
Ciri-ciri ordo Siphonoptera :
 Serangga ini tidak bersayap, kaki
sangat kuat dan berguna untuk
meloncat.
Ciri-ciri ordo Hymenoptera :
 Mempunyai mata tunggal.
 Mempunyai dua pasang sayap,
 Tipe mulut mengisap.
 Segmentasi tubuh tidak jelas
tipis seperti selaput.
 Tipe mulut menggigit dan
(batasan antara kepala – dada dan
perut tidak jelas). menjilat.
 Metamorfosis sempurna. Contoh:
Contoh: o Apis indica (lebah madu, biasa
o Pinjal manusia (Pubex irritans). dipelihara manusia)
o Pinjal anjing (Ctenocephalus o Apis dorsata (lebah madu yang
canis). hidup di lubang kayu)
o Pinjal kucing (Ctenocephalus o Apis melifera (lebah madu
felis). terbesar, biasa disebut lebah
o Pinjal tikus (Xenopsylla cheopis), gung)
pinjal pada tikus dapat o Oecophyla smaragdina (semut
menularkan kuman pes / sampar. rangrang)
 Peranan Insecta dalam Kehidupan
 Insecta yang menguntungkan :  Beberapa insecta yang merugikan
antara lain :
1. Insecta terutama golongan kupu-
1. Menularkan beberapa macam bibit penyakit
kupu dan lebah sangat membantu seperti tifus, kolera dan disentri oleh lalat
para petani karena dapat membantu dan kecoak. Penyakit demam berdarah dan
proses penyerbukan pada bunga. malaria di sebarkan oleh nyamuk.
2. Merusak tanaman budidaya manusia, misal:
2. Insecta dibudidayakan karena dapat
belalang, kumbang kelapa, ulat.
menghasilkan madu. Misal: lebah
3. Menyebabkan penyakit pada tanaman,
madu (Apis mellifera). misal: Nilapervata lugens (wereng)
3. Dalam bidang industri, kupu-kupu, menyebabkan penyakit virus tungro,
ulat sutera membuat kepompong belalang (walang sangit) yang mengisap
cairan biji padi muda sehingga tanaman padi
yang dapat menghasilkan sutra menjadi puso.
(contoh: Bombix mori). 4. Parasit pada manusia (mengisap darah),
4. Untuk dimakan, misal laron, gangsir misal: nyamuk, kutu kepala dan kutu busuk.
dan larva lebah (tempayak) yang 5. Merusak bahan makanan yang disimpan
dapat diperoleh secara musiman. (tepung, kedelai) oleh berbagai Coleoptera,
misal: kumbang beras, kepik.
5. Merupakan mata rantai makanan 6. Serangga banyak yang hidup parasit pada
yang amat penting bagi kehidupan. ternak maupun ikan.
6. Beberapa Insecta tanah berperan 7. Dapat merusak bahan bangunan, misal:
sebagai “traktor alami”. kumbang kayu dan rayap.
MYRIAPODA

Myriapoda adalah gabungan dari kelas Chilopoda


dan Diplopoda dengan tubuh beruas-ruas dan setiap
ruas mempunyai satu pasang atau dua pasang kaki.
Tubuh dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu kepala
dan abdomen (perut). Hewan ini banyak dijumpai di
daerah tropis dengan habitat di darat terutama
tempat yang banyak mengandung sampah, misal
kebun dan di bawah batu-batuan.
 Struktur dan fungsi tubuh

Tubuh terdiri atas kepala (cephalo) dan perut (abdomen) tanpa dada
(toraks), dan beruas-ruas, terdiri atas ± 10 hingga 200 segmen. Dibagian
kepala terdapat satu pasang antena sebagai alat peraba dan sepasang mata
tunggal (ocellus). Penambahan jumlah segmen terjadi pada tiap pergantian
kulit.
Alat gerak pada kelompok hewan Chilopoda adalah satu pasang kaki di tiap
segmen perut kaki, sedangkan pada Diplopoda terdapat dua pasang kaki
pada tiap segmen perut, kecuali segmen terakhirnya. Eksoskeleton terdiri
dari kulit keras dari zat kitin yang berfungsi melindungi alat-alat dalam,
tempat melekatnya otot dan memberi bentuk tubuh. Zat kitin tidak larut
dalam air, alkohol, alkalis, asam maupun getah pencernaan hewan lain.
Kulit kitin yang tipis terletak pada perbatasan antara dua segmen, yaitu di
bawah kulit kitin yang tebal. Dengan adanya kulit kitin yang tipis inilah
maka hewan ini dapat bergerak leluasa. Kulit kitin ini mengalami eksdisis.
STRUKTUR TUBUH MYRIAPODA
STRUKTUR ORGAN MYRIAPODA
Kelas Chilopoda

Contoh: kelabang : Lithobius forticatus dan Scolopendra morsitans.


Ciri-cirinya : 
 Tubuh agak gepeng, terdiri atas kepala dan badan yang beruas-ruas (15 –
173 ruas). Tiap ruas memiliki satu pasang kaki, kecuali ruas (segmen) di
belakang kepala dan dua segmen terakhirnya. Pada segmen di belakang
kepala terdapat satu pasang “taring bisa” (maksiliped) yang berfungsi
untuk membunuh mangsanya. Pada kepala terdapat sepasang antena
panjang yang terdiri atas 12 segmen, dua kelompok mata tunggal dan
mulut. Hewan ini memangsa hewan kecil berupa insecta, mollusca, cacing
dan binatang kecil lainnya, sehingga bersifat karnivora.
 Alat pencernaan makanannya sudah sempurna artinya dari mulut sampai
anus. Alat eksresi berupa dua buah saluran malphigi.
 Respirasi (pernafasan) dengan trakea yang bercabang-cabang dengan
lubang yang terbuka hampir pada setiap ruas.
 Habitat (tempat hidup) di bawah batu-batuan/timbunan tumbuhan yang
telah membusuk. Kelas ini sering disebut Sentipede.
Kelas Diplopoda

Contoh: kaki seribu (Julus nomerensis)


Ciri-cirinya Diplopoda:
Tubuh berbentuk silindris dan beruas-ruas (25 – 100 segmen)
terdiri atas kepala dan badan. Setiap segmen (ruas)
mempunyai dua pasang kaki, dan tidak mempunyai “taring
bisa” (maksiliped). Pada ruas ke tujuh, satu atau kedua kaki
mengalami modifikasi sebagai organ kopulasi.
Pada kepala terdapat sepasang antena yang pendek, dua
kelompok mata tunggal.
Hidup di tempat yang lembab dan gelap dan banyak
mengandung tumbuhan yang telah membusuk.
Respirasi dengan trakea yang tidak bercabang.
Alat respirasi dua buah saluran Malpighi
 Peranan Myriapoda dalam Kehidupan

Myriapoda dapat dikatakan tidak memberi


keuntungan bagi manusia, bahkan ada beberapa yang
dianggap mengganggu meski tidak membahayakan.
Namun Myriapoda ternyata mempunyai andil dalam
memecah bahan-bahan organik atau serasah untuk
membentuk humus. Serasah ialah lapisan daun dan
ranting-ranting di dasar hutan atau kebun. Proses
penghancuran serasah tidak langsung ditangani
mikroorganisme, karena mikroorganisme justru
menguraikan kotoran hewan-hewan.
ARACHNIDA

Anggota Arachnida meliputi kalajengking, laba-laba,


tungau atau caplak. Kebanyakan hewan ini bersifat
parasit yang merugikan manusia, hewan dan
tumbuhan. Arachnida bersifat karnivora sekaligus
predator. Tempat hidupnya adalah di darat.
 Struktur dan fungsi tubuh

Tubuh bersegmen terdiri atas sefalotoraks serta abdomen yang


tak beruas. Di bagian sefalotoraks terdapat organ-organ berikut ini :
 Empat (4) pasang kaki
 Delapan (8) buah mata sederhana di bagian depan
 Satu (1) pasang kalisera (taring pisau mengandung racun
berbentuk gunting atau catut untuk melumpuhkan mangsa)
 Sepasang pedipalpus yang berfungsi sebagai indera, tangan
maupun alat untu melakukan kopulasi.
 Suatu organ di depan anus yang menghasilkan sutera disebut
spinerets.
Alat gerak Arachnida berupa empat pasang kaki dan satu pasang
pedipalpus untuk memegang makanan.
STRUKTUR TUBUH ARACHNIDA
1)  Scorpionida
Contohnya:
 Kalajengking (Vejovis sp, Hadrurus sp, Centrurus sp)
 Ketonggeng (Buthus)
 Hewan ini memiliki perut beruas-ruas dan ruas terakhir berubah menjadi alat pembela diri.
2)  Arachnoida
Contohnya adalah segala macam laba-laba, antara lain :
 Laba-laba jaring kubah (terdapat di Bostwana, Afrika Selatan)
 Laba-laba primitif Liphistius (di rimba Asia Tenggara)
 Laba-laba penjerat (di Malaysia)
 Laba-laba pemburu (di Meksiko)
 Laba-laba srigala
 Laba-laba beracun Latrodectes natans dan Laxosceles reclusa
 Tarantula (Rhechostica hentz)
3)  Aracina
Aracina dipelajari dalam Aracologi, contohnya:
 Caplak kudis (Sacroptes scabiei)
 Caplak unggas (Dermanyssus)
 Caplak sapi (Boophilus annulatus)
 Tungau (Dermacentor sp.)
Ciri khas yang terdapat pada tubuh hewan ini adalah tubuh tidak berbuku-buku, umumnya parasit
pada burung dan mamalia termasuk manusia. Daur hidupnya mengalami 4 fase, yaitu telur –> larva
–> nimfa –> dewasa.
 Peranan Arachnida dalam Kehidupan

Arachnida bermanfaat untuk pengendalian populasi


serangga terutama serangga hama. Akan tetapi hewan
ini juga banyak hewan ini juga banyak merugikan
manusia terutama hewan Acarina misalnya:
 Caplak menyebabkan gatal atau kudis pada
manusia
 Psoroptes equi menyebabkan kudis pada ternak
domba, kelinci, kuda.
 Ododectes cynotis (tungau kudis telinga)
menyerang anjing dan kucing.
...demikian presentasi mengenai ARTHROPODA
dari kelompok kami...

TERIMAKASIH
Disusun oleh :
1. Anindya Ika Wardani
2. Anisa Wijayanti
3. Irma Dwi Suryani
4. Muly Andika
Kelas X-5

You might also like