You are on page 1of 7

NEUROGENIK

Syok Neurogenik

Diposting oleh Admin Kamis, 26 Februari 2009

. Neurogenik: Dimulai dengan atau yang berkaitan dengan saraf atau


sistem saraf

A. Definisi

Syok neurogenik merupakan kegagalan pusat vasomotor sehingga


terjadi hipotensi dan penimbunan darah pada pembuluh tampung
(capacitance vessels).3

Syok neurogenik terjadi karena hilangnya tonus pembuluh darah


secara mendadak di seluruh tubuh.10

Syok neurogenik juga dikenal sebagai syok spinal. Bentuk dari syok
distributif, hasil dari perubahan resistensi pembuluh darah sistemik
yang diakibatkan oleh cidera pada sistem saraf (seperti: trauma
kepala, cidera spinal, atau anestesi umum yang dalam).10,14

B. Etiologi

Penyebabnya antara lain : 3,4,5

1. Trauma medula spinalis dengan quadriplegia atau paraplegia (syok


spinal).

2. Rangsangan hebat yang kurang menyenangkan seperti rasa nyeri


hebat pada fraktur tulang.

3. Rangsangan pada medula spinalis seperti penggunaan obat anestesi


spinal/lumbal.
4. Trauma kepala (terdapat gangguan pada pusat otonom).

5. Suhu lingkungan yang panas, terkejut, takut.

C. Patofisiologi

Syok neurogenik termasuk syok distributif dimana penurunan perfusi


jaringan dalam syok distributif merupakan hasil utama dari hipotensi
arterial karena penurunan resistensi pembuluh darah sistemik
(systemic vascular resistance). Sebagai tambahan, penurunan dalam
efektifitas sirkulasi volume plasma sering terjadi dari penurunan
venous tone, pengumpulan darah di pembuluh darah vena, kehilangan
volume intravaskuler dan intersisial karena peningkatan permeabilitas
kapiler. Akhirnya, terjadi disfungsi miokard primer yang bermanifestasi
sebagai dilatasi ventrikel, penurunan fraksi ejeksi, dan penurunan
kurva fungsi ventrikel.11,16

Pada keadaan ini akan terdapat peningkatan aliran vaskuler dengan


akibat sekunder terjadi berkurangnya cairan dalam sirkulasi. Syok
neurogenik mengacu pada hilangnya tonus simpatik (cedera spinal).
Gambaran klasik pada syok neurogenik adalah hipotensi tanpa
takikardi atau vasokonstriksi kulit.15

Syok neurogenik terjadi karena reaksi vasovagal berlebihan yang


mengakibatkan vasodilatasi menyeluruh di regio splanknikus, sehingga
perfusi ke otak berkurang. Reaksi vasovagal umumnya disebabkan
oleh suhu lingkungan yang panas, terkejut, takut atau nyeri. Syok
neurogenik bisa juga akibat rangsangan parasimpatis ke jantung yang
memperlambat kecepatan denyut jantung dan menurunkan
rangsangan simpatis ke pembuluh darah. Misalnya pingsan mendadak
akibat gangguan emosional.5,10

Pada penggunaan anestesi spinal, obat anestesi melumpuhkan kendali


neurogenik sfingter prekapiler dan menekan tonus venomotor. Pasien
dengan nyeri hebat, stress, emosi dan ketakutan meningkatkan
vasodilatasi karena mekanisme reflek yang tidak jelas yang
menimbulkan volume sirkulasi yang tidak efektif dan terjadi sinkop.9

D. Manifestasi Klinis

Hampir sama dengan syok pada umumnya tetapi pada syok


neurogenik terdapat tanda tekanan darah turun, nadi tidak bertambah
cepat, bahkan dapat lebih lambat (bradikardi) kadang disertai dengan
adanya defisit neurologis berupa quadriplegia atau paraplegia .
Sedangkan pada keadaan lanjut, sesudah pasien menjadi tidak sadar,
barulah nadi bertambah cepat. Karena terjadinya pengumpulan darah
di dalam arteriol, kapiler dan vena, maka kulit terasa agak hangat dan
cepat berwarna kemerahan.3,4,14,15

E. Diagnosis

Hampir sama dengan syok pada umumnya tetapi pada syok


neurogenik terdapat tanda tekanan darah turun, nadi tidak bertambah
cepat, bahkan dapat lebih lambat (bradikardi) kadang disertai dengan
adanya defisit neurologis berupa quadriplegia atau paraplegia. 3,4,14,15

F. Diagnosis Banding

Diagnosis banding syok neurogenik adalah sinkop vasovagal.


Keduanya sama-sama menyebabkan hipotensi karena kegagalan pusat
pengaturan vasomotor tetapi pada sinkop vasovagal hal ini tidak
sampai menyebabkan iskemia jaringan menyeluruh dan menimbulkan
gejala syok.1,9 Diagnosis banding yang lain adalah syok distributif yang
lain seperti syok septik, syok anafilaksi. Untuk syok yang lain biasanya
sulit dibedakan tetapi anamnesis yang cermat dapat membantu
menegakkan diagnosis.2,4,7,8

G. Penatalaksanaan

Konsep dasar untuk syok distributif adalah dengan pemberian


vasoaktif seperti fenilefrin dan efedrin, untuk mengurangi daerah
vaskuler dengan penyempitan sfingter prekapiler dan vena kapasitan
untuk mendorong keluar darah yang berkumpul ditempat tersebut. 4,9

1. Baringkan pasien dengan posisi kepala lebih rendah dari kaki (posisi
Trendelenburg).

2. Pertahankan jalan nafas dengan memberikan oksigen, sebaiknya


dengan menggunakan masker. Pada pasien dengan distress respirasi
dan hipotensi yang berat, penggunaan endotracheal tube dan
ventilator mekanik sangat dianjurkan. Langkah ini untuk menghindari
pemasangan endotracheal yang darurat jika terjadi distres respirasi
yang berulang. Ventilator mekanik juga dapat menolong menstabilkan
hemodinamik dengan menurunkan penggunaan oksigen dari otot-otot
respirasi.13

3. Untuk keseimbangan hemodinamik, sebaiknya ditunjang dengan


resusitasi cairan. Cairan kristaloid seperti NaCl 0,9% atau Ringer Laktat
sebaiknya diberikan per infus secara cepat 250-500 cc bolus dengan
pengawasan yang cermat terhadap tekanan darah, akral, turgor kulit,
dan urin output untuk menilai respon terhadap terapi.
4. Bila tekanan darah dan perfusi perifer tidak segera pulih, berikan
obat-obat vasoaktif (adrenergik; agonis alfa yang indikasi kontra bila
ada perdarahan seperti ruptur lien) :3,14,15

· Dopamin

Merupakan obat pilihan pertama. Pada dosis > 10 mcg/kg/menit,


berefek serupa dengan norepinefrin. Jarang terjadi takikardi.

· Norepinefrin

Efektif jika dopamin tidak adekuat dalam menaikkan tekanan darah.


Monitor terjadinya hipovolemi atau cardiac output yang rendah jika
norepinefrin gagal dalam menaikkan tekanan darah secara adekuat.
Pada pemberian subkutan, diserap tidak sempurna jadi sebaiknya
diberikan per infus. Obat ini merupakan obat yang terbaik karena
pengaruh vasokonstriksi perifernya lebih besar dari pengaruh terhadap
jantung (palpitasi). Pemberian obat ini dihentikan bila tekanan darah
sudah normal kembali. Awasi pemberian obat ini pada wanita hamil,
karena dapat menimbulkan kontraksi otot-otot uterus.

· Epinefrin

Pada pemberian subkutan atau im, diserap dengan sempurna dan


dimetabolisme cepat dalam badan. Efek vasokonstriksi perifer sama
kuat dengan pengaruhnya terhadap jantung Sebelum pemberian obat
ini harus diperhatikan dulu bahwa pasien tidak mengalami syok
hipovolemik. Perlu diingat obat yang dapat menyebabkan vasodilatasi
perifer tidak boleh diberikan pada pasien syok neurogenik

· Dobutamin

Berguna jika tekanan darah rendah yang diakibatkan oleh menurunnya


cardiac output. Dobutamin dapat menurunkan tekanan darah melalui
vasodilatasi perifer.

Resistensi
Cardiac Tekanan Pembuluh
Obat Dosis
Output Darah Darah
Sistemik
2,5-20
Dopamin + + +
mcg/kg/menit
Norepinefr 0,05-2
+ ++ ++
in mcg/kg/menit
Epinefrin 0,05-2 ++ ++ +
mcg/kg/menit
2-10
Fenilefrin - ++ ++
mcg/kg/menit
Dobutami 2,5-10
+ +/- -
n mcg/kg/menit

KESIMPULAN

Syok bukanlah merupakan suatu diagnosis. Syok merupakan sindrom


klinis yang kompleks yang mencakup sekelompok keadaan dengan
manifestasi hemodinamik yang bervariasi tetapi petunjuk yang umum
adalah tidak memadainya perfusi jaringan. Syok neurogenik
merupakan kegagalan pusat vasomotor sehingga terjadi hipotensi dan
penimbunan darah pada pembuluh tampung (capacitance vessels).1,3

Penyebab syok neurogenik antara lain: Trauma medula spinalis dengan


quadriplegia atau paraplegia (syok spinal), rangsangan hebat yang
kurang menyenangkan seperti rasa nyeri hebat pada fraktur tulang,
rangsangan pada medula spinalis seperti penggunaan obat anestesi
spinal/lumbal, trauma kepala (terdapat gangguan pada pusat otonom),
suhu lingkungan yang panas, terkejut, takut.3,4,5

Syok neurogenik termasuk syok distributif dimana penurunan perfusi


jaringan dalam syok distributif merupakan hasil utama dari hipotensi
arterial karena penurunan resistensi pembuluh darah sistemik
(systemic vascular resistance). 11,16

Diagnosis syok kardiogenik Hampir sama dengan syok pada umumnya


tetapi pada syok neurogenik terdapat tanda tekanan darah turun, nadi
tidak bertambah cepat, bahkan dapat lebih lambat (bradikardi) kadang
disertai dengan adanya defisit neurologis berupa quadriplegia atau
paraplegia. 3,4,14,15

Konsep dasar untuk syok distributif adalah dengan pemberian


vasoaktif seperti fenilefrin dan efedrin, untuk mengurangi daerah
vaskuler dengan penyempitan sfingter prekapiler dan vena kapasitan
untuk mendorong keluar darah yang berkumpul ditempat tersebut

Kandung kemih neurogenik

Dari Wikipedia Bahasa Melayu, ensiklopedia bebas


Langsung ke: navigasi , cari
Neurogenic bladder Kandung
kemih neurogenik
Classification and external resources Klasifikasi &
sumber eksternal
ICD - 10 ICD - 10 N 31.9 N 31,9
ICD - 9 ICD - 9 596.54 596,54
DiseasesDB DiseasesDB 30837 30.837
eMedicine eMedicine med/3176 med/3176
MeSH MESH D001750 D001750

kandung kemih neurogenik mengacu pada disfungsi kandung


kemih karena penyakit dari sistem saraf pusat atau saraf perifer
terlibat dalam pengendalian berkemih (buang air kecil).

Kandung kemih neurogenik sering dikaitkan dengan penyakit saraf


tulang belakang , cedera, dan cacat tabung saraf termasuk spina bifida
. Hal ini juga dapat disebabkan oleh tumor otak dan lain penyakit otak ,
dan oleh penyakit saraf perifer. Ini adalah komplikasi umum dari
operasi besar di panggul, seperti untuk memindahkan sacrococcygeal
teratoma dan tumor lainnya.

Kandung kemih neurogenik biasanya menyebabkan kesulitan atau


ketidakmampuan penuh untuk buang air kecil tanpa menggunakan
kateter atau metode lainnya.. metode kateterisasi berkisar dari
kateterisasi intermiten, yang tidak melibatkan operasi atau
permanenty terpasang peralatan, untuk pembentukan stoma, yang
bypasses uretra untuk mengosongkan kandung kemih secara
langsung.

Kateterisasi intermiten adalah penggunaan, beberapa kali sehari, dari


kateter lurus (yang biasanya sekali pakai atau tunggal menggunakan
produk) untuk mengosongkan kandung kemih.. Ini dapat dilakukan
secara mandiri oleh pasien, atau dengan bantuan, dalam kasus ini
bahwa pasien tidak memiliki keterampilan untuk mengelola kateter.

Pengobatan lain melibatkan penciptaan suatu stoma yang benua dan


siap menerima kateter.. Contoh dari perawatan ini adalah terciptanya
sebuah kantong Indiana .. Selain itu, suatu agonis muscarinic seperti
Bethanechol juga dapat digunakan, terutama di pasca-melahirkan atau
periode pasca bedah.

Fungsi stoma dapat ditambah dengan suntikan berkala toksin


botulinum untuk bersantai salah satu dari dua sfingter terlibat dalam
buang air kecil normal. [1] Efeknya adalah lebih tahan lama dengan
toksin botulinum tipe A daripada tipe B. [2] ini penggunaan botulinum
toksin dibahas panjang lebar dalam literatur medis Prancis.

You might also like