Professional Documents
Culture Documents
Skenario
Ny Dina 25 tahun & Tn Sahid 27 tahun berasal dari suku Melayu memiliki seorang
anak bernama Nina usia 5 tahun yang didiagnosis oleh dokter spesialis anak
menderita thalassemia berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan darah
tepi dan analisis hemoglobin dan setiap 20 hari sekali harus menjalani transfusi darah.
Atas anjuran bagian Obgyn (obstetri dan Ginekologi) RSMH mereka datang ke Klinik
Genetika FK Unsri untuk konsultasi karena ingin mempunyai anak lagi yang
diharapkan tidak menderita thalassemia.
Di Klinik Genetika, dilakukan pengambilan darah vena Ny Dina & Tn Sahid serta
darahvena Nina. Hasil pemeriksaan mikroskopik dan DNA didapatkan:
- Ny Dina
- Tn Sahid
- Nina
I. Klarifikasi Istilah
1
2
3. Hipokrom mikrositik: Sel darah merah yang kecil dan pucat, jumlah MCV dan
MCH dibawah normal.
5. Sel target: Eritrosit tipis yang abnormal, bila diwarnai menunjukkan pusat
gelap dan cincin hemoglobin perifer dipisahkan oleh suatu cincin pucat tak
terwarnai yang mengandung sedikit hemoglobin.
6. Tear drops: Bentuk sel darah merah yang seperti tetesan air
10. Heterozygote: Keadaan yang memiliki alel-alel berberda dalam sifat tertentu
11. Gen globin beta kodon: Gen yang mempengaruhi sintesis rantai beta
pembentuk hemoglobin.
13. Hb E: Sebuah varian hemoglobin dengan mutasi pada gen globin beta yang
menyebabkan substitusi asam glutamat untuk lisin pada posisi 26 dari rantai
globin beta.
2
3
1. Ny. Dina (25) & Tn Sahid (27) berasal dari suku Melayu memiliki seorang
anak bernama Nina (5) yang didiagnosis oleh dokter spesialis anak menderita
thalasemia.
2. Atas anjuran bagian obgyn RSMH, mereka datang ke klinik Genetik FK Unsri
untuk berkonsultasi karena ingin mempunyai anak lagi dan diharap tidak
menderita thalasemia
-Ny Dina
-Tn Sahid
-Nina
3
4
IV. Hipotesis
Ny Dina, penderita thalassemia minor dan Tn Sahid penderita thalassemia
intermediate memiliki seorang anak yang menderita Thalasemia beta mayor dan
kemungkinan memiliki anak normal selanjutnya ialah 25%
V. Kerangka konsep
Tn Sahid 4
Thalassemia Intermediate
25% normal
5
6
Diagnosis
banding
thalassemia
Komplikasi
thalassemia
Penatalaksanaan
thalassemia
2. HB E Definisi HB E Nina Interne
Prevalensi HB E mengalami t, buku
Patofisiologi heterozigot
HBE HB E /
Homozigot HB E thalassemia
Heterozigot HB beta
E
Thapan essensial
penanggulangan
HB E
3. Metode Definisi metode Metode Interne
diagnosis diagnosis genetik diagnosis t,buku
genetik prenatal genetik
prenatal Macam tes prenatal
diagnostik
diperlukan
prenatal
untuk
Tahapan
diagnosis mencegah
prenatal lahirnya bayi
dengan
kelainan
herediter
6
7
7
8
1. Secara umum, tidak ada hubungan antara usia dengan penyakit thalassemia
yang diderita oleh Nina , karena Nina menderita thalassemia yang merupakan
kelainan yang diturunkan, sehingga kelainan ini sudah terjadi sejak awal
pembuahan. Jenis kelamin juga tidak memengaruhi kelainan yang di derita,
karena laki-laki dan perempuan mempunyai prevalensi yang sama untuk
menderita kelainan ini. Tempat tinggal mempunyai pengaruh yang cukup
besar pada kejadian thalassemia. Daerah endemi malaria cenderung memiliki
angka prevalensi thalssemia yang lebih tinggi, karena penderita thalassemia
resisten terhadap infeksi malaria, teutama di daerah suku Melayu, Indonesia.
2. Patofisiologi thalassemia:
produksi rantai globin. Penurunan produksi dari satu atau lebih rantai globin
Karena dua tipe rantai globin (α dan non-α) berpasangan antara satu sama lain
dengan rasio hampir 1:1 untuk membentuk Hb normal, maka akan terjadi
produksi berlebihan dari rantai globin yang normal dan terjadi akumulasi
8
9
rantai tersebut di dalam sel menyebabkan sel menjadi tidak stabil dan
suatu tanda khas pada semua bentuk thalassemia. Karena alasan ini, pada
nama dari rantai yang tereduksi. Reduksi bervariasi dari mulai sedikit
Thalassemia-α
Delesi gen globin-α menyebabkan sebagian besar kelainan ini. Terdapat empat
gen globin-α pada individu normal, dan empat bentuk thalassemia-α yang
berbeda telah diketahui sesuai dengan delesi satu, dua, tiga, dan semua empat
gen ini
αα/αα 4 Normal N N
–α/-α
9
10
thalasemia.
Trait thalassemia-α
a. Trait ini dikarakterisasi dengan anemia ringan dan jumlah sel darah
10
11
b. Pada bayi baru lahir yang terkena, sejumlah kecil Hb Barts (γ 4) dapat
tidak terlihat lagi, dan kadar Hb A2 dan HbF secara khas normal.
Penyakit Hb H
ikterus, dan jumlah sel darah merah yang abnormal. Pada sediaan apus darah
tepi yang diwarnai dengan pewarnaan supravital akan tampak sel-sel darah
merah yang diinklusi oleh rantai tetramer β (Hb H) yang tidak stabil dan
Thalassemia-α mayor
gen globin-α, disertai dengan tidak ada sintesis rantai α sama sekali.
11
12
c. Kebanyakan dari bayi-bayi ini lahir mati, dan kebanyakan dari bayi
yang lahir hidup meninggal dalam waktu beberapa jam. Bayi ini sangat
Thalassemia-β
antara lain :
12
13
Trait thalassemia-β
13
14
transfusi.
14
15
yang khas.
terminal.
15
16
eritrosit.
16
17
Carrier Thalassemia
Thalassemia mayor
pemeriksaan ibu janin yang meliputi pemeriksaan darah tepi lengkap dan
maka pemeriksaan dilanjutkan ke tahap kedua yaitu suami diperiksa darah tepi
lengkap dan analisis hemoglobin. Bila suami juga membawa sifat thalassemia
Selanjutnya diambil jaringan janin (villi choriales atau jaringan ari-ari) pada
saat janin berumur 10-12 minggu untuk diperiksa DNAnya. Bila janin ternyata
hanya mebawa satu belah gen globin beta yang mengalami kelainan (gen
thalassemia beta) atau sama sekali tidak membawa gen thalassemia beta maka
kehamilan dapat diteruskan dengan aman. Tetapi bila janin ternyata membawa
17
18
kedua belah gen thalassemia yang artinya janin akan menderita thalassemia
Pada Proses fertilisasi, rekombinasi gen terjadi pada fase meosis, yaitu ketika
proses cross over atau pindah silang terjadi, pada profase I. Pada fase itu, gen-
gen dari pasangan kromosom homolog saling bertukaran. Seperti kita ketahui,
manusia memiliki 2 set kromosom yang saling berpasangan, satu set
kromosom yang membawa sifat-sifat ayah, dan satu set kromosom yang
membawa sifat-sifat ibu. Pada pembelahan mitosis (perbanyakan sel), kedua
set kromosom tersebut akan diperbanyak apa adanya, jadi tidak ada perubahan
susunan gen. Namun, pada saat pembelahan meiosis, yaitu pada pembentukan
sel gamet (yang nota bene hanya punya satu set kromosom),mterjadi pndah
silang, sehingga satu set kromosom hasil dari pembelahan meiosis akan
membawa kombinasi sifat ayah da sifat ibu.
8. Karena penampilan sebagian besar pembawa sifat thalassemia beta tidak dapat
dibedakan dengan individu normal, maka pembawa sifat thalassemia beta
hanya dapat ditentukan dengan pemeriksaan darah yang mencakup darah tepi
lengkap clan analisis hemoglobin.
Agar seseorang yang akan menikah mendapat keturunan yang tidak cacat
Jika sudah terlanjur beranak pinak, dianjurkan untuk tidak beranak lagi
Memberikan bahan / cara mencegah atau mengobati penyakit keturunan
Terhadap bayi / janin baru lahir dengan cacat / kelainan, dinasehatkan cara
mengasuhnya
Mencari jalan keluar perselisihan keluarga
18
19
c. Mutasi tranversi
Suatu pergantian antara purin diganti dengan pirimidin pada posisi (tapak0
yang sama.
d. Mutasi misens
Perubahan suatu kode genetik sehinggaa menyebabkan asam amino terkait
(pada polipeptida) berubah.
e. Mutasi netral
Pergantian suat pasangan basa yang terkait dengan perubahan suatu kode
genetik dan menimbulkan perubahan asam amino terkait tapi tidak sampai
mengakibatkan perubahan fungsi protein.
f. Mutasi diam
Perubahan suatu pasangan basa dalam gen yang menimbulkan perubahan satu
kode genetik tetapi tidak mengakibatkan perubahan atau pergantian asam
amino yang dikode.
g. Mutasi perubahan rangka
Mutasi yang terjadi karena delesi atau adsi sat atau lebih pasang basa alam
satu gen.
h. Mutasi titik
Foward mtation : mengubah wild type
Reverse mutation : memulihkan polipeptida
Non fungsonal → fungsional penuh atau sebagian
Terapi
setelah diagnosis awal dibuat. Terapi preparat besi sebaiknya tidak diberikan
darah harus dimulai pada usia dini ketika anak mulai mengalami gejala dan
19
20
Transfusi Darah
meliputi fenotip sel darah merah, vaksinasi hepatitis B (bila perlu), dan
pemeriksaan hepatitis.
Darah yang akan ditransfusikan harus rendah leukosit; 10-15 mL/kg PRC
menunda onset dari kelainan jantung dan, pada beberapa pasien, bahkan dapat
Chelating agent yang biasa dipakai adalah DFO yang merupakan kompleks
besi negatif (lebih banyak diekskresi dibanding yang diserap). Karena DFO
20
21
TSSH merupakan satu-satunya yang terapi kuratif untuk thalassemia yang saat
ini diketahui. Prognosis yang buruk pasca TSSH berhubungan dengan adanya
karakteristik ini adalah 59%, sedangkan pada penderita yang tidak memiliki
khelasi untuk menghilangkan zat besi yang berlebihan. Waktu yang optimal
Terapi Bedah
sel darah merah dan distribusi besi. Fakta-fakta ini harus selalu
21
22
seluruh tubuh dari besi tersebut. Pengangkatan limpa yang terlalu dini dapat
lebih banyak akumulasi besi. Splenektomi dapat bermanfaat pada pasien yang
sel darah merah sampai 30%. Risiko yang terkait dengan splenektomi
Biasanya, prosedur ditunda bila memungkinkan sampai anak berusia 4-5 tahun
atau lebih. Pengobatan agresif dengan antibiotik harus selalu diberikan untuk
setiap keluhan demam sambil menunggu hasil kultur. Dosis rendah Aspirin®
setiap hari juga bermanfaat jika platelet meningkat menjadi lebih dari
Diet
asam folat, asam askorbat dosis rendah, dan alfa-tokoferol. Sebaiknya zat besi
tidak diberikan, dan makanan yang kaya akan zat besi juga dihindari. Kopi dan
22
23
Darah yang telah lisis disentrifus 13.000 rpm selama 20 detik dan
supernatan dibuang.
Ditambahkan 300 µL pelisis inti sel (sel darah putih), divortex, dan
supernatan dibuang.
Darah yang inti selnya telah lisis ditambah 100 µL pengendap protein,
disentrifus 13.000 rpm selama 3 menit, dan diperoleh supernatan.
Supernatan yang mengandung DNA dituang ke dalam tabung reaksi yang
berisi 300 µL isopropanol 100% dingin, diinvert/ dibolak-balik 50 kali. ( 1
× bolak-balik = 1 × invert), disentrifus 13.000 rpm selama 3 menit.
Supernatan dibuang dan dikeringkan dengan hairdryer, DNA dijaga agar
tidak hilang.
Setelah kering ditambah 300 µL alkohol dingin, diinvert 50 kali dan
disentrifus 13.000 rpm selama 3 menit. Supernatan dibuang dan
dikeringkan dengan hairdryer, DNA dijaga agar tidak hilang.
Ditambahkan 100 µL penghidrasi DNA dan diinkubasi pada suhu 650C
selama 1 jam dalam waterbath.
Selanjutnya dapat diidentifikasi dengan elektroforesis/ disimpan pada suhu
-200C.
Perhitungan jumlah DNA yang diperoleh dengan spektrofotometer:
- 1-5 µL DNA yang akan dihitung dimasukan ke dalam kuvet, dan dikocok
perlahan.
23
24
13. Interpretasi dari pemeriksaan mikroskopik dan DNA pada Ny Dina, Tn Sahid,
dan Nita:
Nyonya Dina
Tn. Sahid
Dilihat dari morfoligi RBC tn.Sahid, yaitu anisopoikilositosis, sel target, tear
drops, dan ovalocytocytosis. Dan analisis DNA : Heterozigot muatasi gen
globin beta kodon 41-42 beupa delesi TTCT dan heterozigot SAO berupa delesi
27 bp gen AE-1. Tn. Sahid menderita thalassemia beta intermedia, karena
morfologi RBC T.B.I mirip dengan thallasemia mayor.
Pada penderita thalasemia ciri-ciri dari morfologi sel darah merahnya akan
berwarna pucat dan lebih kecil dari yang normal, kemidian akan ditemukan sel
target dan adanya ovalocytosis.
24
25
Sedangkan pada hasil lab tuan Sahid ditemukan ketiga-tiganya, jadi tuan A juga
terkena thalasemia
Nina
1. Adanya hipokrom mikrositik menandakan bahwa Nina mengalami defisiensi
pd Hb (anemia) dan kadar MCV(mean cell volume/nilsi rata2 volume sel darah
merah) dan MCH(mean cell hemoglobin/jumlah rata2 hemoglobin tiap sel darah
merah) dibawah normal (defisiensi zat besi)
2. Anisopoikilositosis menunjukkan adanya gejala anemia
3. Cukup sering ditemukan sel target menandakan adanya
kelainan/gangguanpada susunan rantai polipeptida
4. Stomatocytes : eritrosit abnormal dengan daerah bercelah atau seperti mulut,
menggantikan lingkaran pucat yang normal, biasanya akibat edema.
5 Analisis DNA : menunjukkan adanya kondisi kelainan pada Hb karena
terjadinya mutasi pada gen globin beta kodon 26. Dan gen globin globin beta
kodon 41-42
Hubungan: Hasil analisis pada DNA menjelaskan lebih terperinci kelainan yang
ada pada c jadi intinya hasil analisis DNA ini adalah penguat dari pemeriksaan
Morfologi RBC yang menunjukkan Nina memiliki anemia
25
26
A a
A AA Aa
a Aa aa
Inspeksi
Keterangan
Pucat - Dilihat paling baik pada telapak tangan atau kaki, kuku, mukosa mulut dan
konjungtiva. Hyperaktivitas
sum-sum
- Disebabkan oleh kekurangan hemoglobin
tulang.
Fasies -hiperplasia maksila, nasal bridge mendatar, frontal menonjol.Akan berlaku
mongoloid penipisan dari lapisan kortikal dan pelebaran ruang diploid.
26
27
Anemia mild or absent Moderete anemia (do not Severe anema from 3-6
require blood tranfusion) month when the switch from
ᵧ- to β-chain production
should normally occur
27
28
thalassemic facies
Raised of Hb A2 and Hb F
Untuk menegakkan diagnosis terkait jumlah MCV dan MCH dalam darah
sehingga dapat diketahui jenis thalassemia yang diderita yang kemudian dapat
pula diketahui cara penanganan yang tepat selanjutnya
DNA genom yang diisolasi dapat digunakan untuk identifikasi DNA suatu organisme
sehingga dapat digunakan untuk diagnosis penyakit infeksi yang disebabkan oleh
virus atau bakteri, mendeteksi adanya mutasi gen yang menimbulkan penyakit
keganasan, penyakit herediter, menentukan jenis kelamin prenatal serta sebagai alat
bantu forensik dalam bidang kedokteran.
Sintesis
Thalassemia
Definisi thalesemia
autosomal resesif menurut hukum Mendel dari orang tua kepada anak-
anaknya.
Epidemiologi
tahunnya di Indonesia.
28
29
kurang dan SDM yang lebih sedikit dari orang normal.yang akan
Gene rantai globin gamma, delta dan beta terdapat pada kromosom 11, dan
semua rantai globin saling berkaitan
Setiap gene berpotensi untuk diwarisi, dan jika berlaku mutasi akan memberi
kesan kepada kadar produksi rantai globin
Masalah pada thalesemia adalah ketidakseimbangan antara kadar sintesis salah satu jenis
rantai globin.
A2 2 2
29
30
a) Beta thalassemia
0
thalassemia
Abnormal gene menyebabkan tiada produksi dari rantai beta. Individu yang
homozygos akan memproduksi hanya HbA2, HbF, dan unstable alpha tetramer.
borderline anemia (Hct ~ 35
cL/L)
mikrositosis (MCV ~ 60 fL)
rbc count meningkat (~ 6 x 106/µL).
jumlah Hb A2 meningkat
2. thalassemia major
30
31
3. thalassemia intermedia.
b) Alpha thalassemia
31
32
kedua orang tuannya. Seseorang yang mewarisi gen talasemia dari salah satu orangtua dan
gen normal dari orangtua yang lain adalah seorang pembawa (carriers).
Thalasemia digolongkan bedasarkan rantai asam amino yang terkena dan penyakit
thalassemia meliputi suatu keadaan penyakit dari gejala klinis yang paling ringan (bentuk
heterozigot) yang disebut thalassemia minor atau thalassemia trait (carrier = pengemban sifat)
hingga yang paling berat (bentuk homozigot) yang disebut thalassemia mayor.
Bentuk heterozigot diturunkan oleh salah satu orang tuanya yang mengidap penyakit
thalassemia, sedangkan bentuk homozigot diturunkan oleh kedua orang tuanya yang
2 jenis yang utama adalah Alfa-thalassemia (melibatkan rantai alfa) dan Beta-
Alfa-thalassemia paling sering ditemukan pada orang kulit hitam (25% minimal
membawa 1 gen), dan beta-thalassemia pada orang di daerah Mediterania dan Asia
Tenggara.
Faktor resiko
32
33
o Thalassemia Beta mengenai orang asli dari Mediterania atau ancestry (Yunani, Italia,
o Alfa thalassemia kebanyakan mengenai orang tenggara Asia, Orang India, Cina, atau
orang Philipina.
Frekuensi pembawa atau carrier penyakit ini (punya gen rusak tapi tidak sakit) di masyarakat
indonesia cukup tinggi yaitu sekitar 5 %. Penderita thallasemia akan lahir dari suami istri
yang dua duanya carrier thallasemia sangat dianjurkan untuk tidak mempunyai anak
Pemeriksaan Fisik
Inspeksi
Keterangan
Pucat - Dilihat paling baik pada telapak tangan atau kaki, kuku, mukosa mulut
dan konjungtiva. Hyperaktivita
s sum-sum
- Disebabkan oleh kekurangan hemoglobin
tulang.
Fasies -hiperplasia maksila, nasal bridge mendatar, frontal menonjol.Akan
mongoloid berlaku penipisan dari lapisan kortikal dan pelebaran ruang diploid.
-Hepatosplenomegali
Auskultasi
Pemeriksaan Laboratorium
34
35
-Hitungan:
VER<82fl mikrositik
- Hitungan:
Hb/eritrosit x 10pg
35
36
10-30Umol/L
Feritin 40-130 Ug/L (laki2) -The serum ferritin level, which is frequently
used to monitor the status of iron overload, is
14-150 Ug/L also elevated in thalassemia. However, an
(perempuan) assessment using serum ferritin levels may
underestimate the iron concentration in the
liver of a transfusion-independent patient
with thalassemia. Hemolisis
SDM dan
Bilirubin 0,1-1,0 mg/dl atau - Meningkat pada talasemia transfusi darah
indirek
1,7-17,1 umol/L.
SADT
36
37
Pemeriksaan tambahan
X-Ray
37
38
-The classic "hair on end" appearance on plain skull radiographs of a patient with
Cooley anemia.
Akibat hiperaktivitas sum-sum tulang yang
kronik.:
Pemeriksaan khusus
Elektroforesis Hb
-Terdapat peningkatan HbF dalam SDM pada Beta talasemia
1. α-Thalassemia trait
-anemia ringan
-Ht 28-40%
-MCV 60-75fl
- Ht 22-32%
- MCV 60-70fl
- Retikulosit meningkat
- Supra vital stain in hemoglobin H disease that reveals Heinz bodies (golf ball
appearance
3. β- Thalasemia minor
- anemia sedang
- Ht 28-40%
- MCV 55-75fl
4. β- Thalasemia major
- anemia berat
- Ht <10%
Patofisiologi
39
40
Hemoglobin adalah molekul protein dalam sel darah merah yang membawa oksigen
dari paru-paru ke jaringan tubuh dan karbon dioksida dari jaringan ke paru-paru. Hemoglobin
terdiri dari empat molekul protein (globulin rantai) yang terhubung bersama-sama.
Hemoglobin dewasa normal (Hbg/HbA) mengandung 2 rantai alfa-globulin dan 2 rantai beta-
globulin. Pada janin dan bayi, hanya ada beberapa rantai beta dan molekul hemoglobin, yaitu
HbF terdiri dari 2 rantai alfa dan 2 rantai gamma. Saat bayi tumbuh, rantai gamma secara
bertahap diganti dengan rantai beta. Terdapat juga HbA 2 yang terdiri daripada 2 rantai alfa
dan 2 rantai delta. Setiap rantai globulin berisi struktur pusat penting yang disebut molekul
heme. Tertanam dalam molekul heme adalah besi yang mengangkut oksigen dan karbon
dioksida dalam darah kami. Besi yang terkandung dalam hemoglobin juga bertanggung jawab
Hemoglobin juga memainkan peran penting dalam mempertahankan bentuk sel darah
merah. struktur hemoglobin abnormal bisa mengganggu bentuk sel darah merah dan
Sintesis Hem
Memerlukan B6 (piridoksin)
Aporepressor
dari Siklus Asam Sitrat untuk aktivasi
40
(represi-derepresi ALA synthase )
41
ALA
ALA dehidratase
Hydroxymethylbilane
Uroporphyrinogen III
cosynthase
Uroporphyrinogen III
Uropophyrinogen decarboxylase
Coproporphyrinogen III
ferrochelatase Fe2+
HEME
Katabolisme Haemogblobin
41
HAEMOGLOBIN
42
Porfirin bilirubin
Katabolisme haemoglobin adalah asal daripada eritrosit matang yang sudah pecah atau
akibat dari pelbagai proses patologis yang lain (anemia hemolitik). Proses ini akan
menghasilkan globin yang akan dipecah menjadi asam amino yang akan di guna pakai lagi
dan ferum serta bilirubin. Pemecahan ini terjadi di reticuloendosplamic sistem (RES) yaitu
hati, lien dan sum-sum tulang. Di tingkat sel katabolisme ini terjadi dalam mikrosom melalui
(heme oxygenase)
heme --------------> biliverdin + Fe3+
/ \
H+ + NADPH NADP+
O2 CO
42
43
UPTAKE di sel parekim hati - Bilirubin indirek sukar larut dalam air
- Dalam hati, BI dilepas dari ikatan albumin
- Masuk ke sinusoid dari hepatosit
43
Metabolisme Ferum
HCl
ferrooksidase
44
45
feroksidase
( 1 transferin : 2 Fe3+ )
Sum-sum
Sintesis Hb dalam pembentukan sel darah merah
Tulang
Besi terdapat didalam makanan, dan berbentuk ferri (Fe3+) organik. Ferri organic
melewati saluran pencernaan dan didalam lambung ferri organik akan menjadi ferri bebas
dikatalisator oleh asam lambung. Ferri bebas akan direduksi oleh reduktor iaitu vitamin C
menjadi ferro bebas yang mudah larut dan mudah diabsorpsi oleh sel mukosa usus. Di dalam
sel mukosa usus ferro bebas dioksidasi oleh ferro oksidase menjadi ferri dan ferri ini akan
diikat oleh protein pengangkut (apoferritin) dan terjadi penimbunan ferritin didalam sel
mukosa usus. Ferritin adalah penimbunan (storage) yang normal. Ferritin merupakan zat
Dari dalam sel mukosa usus, ferritin akan direduksi oleh ferritin reduktase dan
bertukar menjadi ferro dan berada di dalam plasma. Ferro di plasma akan dioksidasi sekali
lagi oleh ferro oksidase menjadi ferri dan akan berikatan dengan transferin. Transferin
Ferri akan di ikat oleh transferin untuk di transport ke jaringan, organ dan sum-sum
tulang untuk pembentukan sel darah merah yang baru. Satu molekul transferin dapat
mengikat dua atom ferum.transferin merupakan transporter utama ferum dan secara idealnya
berikatan dengan ferum 25-35%. Penimbunan ferritin yang abnormal akan di tukar menjadi
45
46
hemosiderin yang mengandung ferri oksida (karat). Jumlah hemosiderin dalam jaringan yang
rendah itu belum memudaratkan, namun apabila jumlah hemosiderin bertmbah, maka ia akan
menumpuk pada sel di jantung, hati,paru-paru, pancreas dan system saraf pusat. Oleh itu,
organ-organ tersebut tidak dapt berfungsi secara total dan baik. Ferri perlu di ikat oleh
transferin kerana ferri sendiri berbahay dan bersifat destruktif dan menyebabkan kematian
Pada orang normal, besi yang tidak absorpsi adalah 90% daripada asupan besi yang
kita makan akan di uptake oleh sel spesifik di saluran cerna yaitu enterosit. Dan ferum akan
di ekskresi sebagai feses. Kelebihan dan kekurangan besi akan mempengaruhi pertumbuhan
Kriteria diagnostik
Kebanyakan anak-anak menunjukkan simptom talasemia dalam waktu dua tahun pertama.
CBC/ujian darah dan pemeriksaan darah tepi bisa digunakn untuk menegakkan diagnosis
thalesemia.Pada pemeriksaan laboratorium pasien thalesemia, akan didapati serum irin
meningkat dan TIBC rendah. Pada elektroforesis hemoglobin akan dapat mendeteksi rantai
hemoglobin, terjadi peningkatan HbF dan HbA2. Tindakan kompensasi
akibat kekurangan rantai
β.
46
47
Diagnosis Banding
Pada thalesemia, sukar dibedakan dengan anemia. Salah satu gejala pada thalesemia adalah
anemia. Anemia yang terjadi pada thalesemia adalah akibat hemolisis dari eritrosit sehingga
terjadi penurunan jumlah hemoglobin. Anemia yang diakibatkan kerana defesiensi besi juga
bermanifestasi pucat. Tapi kedua anemia bisa dibedakan dengan dilakukan dengan dilakukan
dengan pemeriksaan serum iron, TIBC, dan elektroforesis hemoglobin.
Komplikasi
1. Dekompensasi jantung
Tranfusi darah merupakan pengobatan standard pada thalasemia. Kesannya, akan terjadi
penumpukan besi di dalam darah. Ini akan menyebabkan kerusakan pada organ dan jaringan,
terutama jantung dan hati. Iron overload akan menyebabkan kontraksi jantung tidak bagus
sehingga terjadinya gagal jantung dan arritmia.
2. Hemosiderosis
3. Hipersplenisme
Pada thalesemia terjadi lisis eritrosit yang lebih banyak, sehingga limpa terpaksa bekerja
lebih dari normal sehingga menyebabkan hipersplenisme. Apabila pembesaran limpa menjadi
lebih besar, perlu dilakukan splenektomi.
4. Infeksi
Pasien thalesemia rentan terhadap infeksi. Apabila dilakukan tarnfusi darah bisa
menyebabkan penularan infeksi dari blood borne contohnya seperti hepatitis. Selain itu, pasca
splenektomi bisa rentan infeksi kerana limpa merupakan salah satu organ yang melawan
infeksi.
47
48
Penatalaksanaan
1. Tranfusi darah
Transfusi darah adalah tatalaksana yang dilakukan pada pasien sekurang-kurangnya sekali
sebulan dilakukan. Sebelum dilakukan transfusi darah, perhatikan :
Setelah memperoleh nilai, pemberian harus dibagi 2. Pemberian yang pertama lebih sedikit
berbanding yang kedua untuk memberi peluang jantung beradaptasi akibat pertambahan volume
(volume overload) dan mengelakkan berlakunya decompatio kordis.
Transfusi darah dilakukan sehingga Hb pasien tidak lagi anemia /normal (Hb 11/12).
Ii: Suppressed cell-mediated immunity akibat dari akselerasi pada proses penuaan limposit T
pada pasien thalassemia β menyebabkan cenderung terkena infeksi.
48
49
Kegunaan: mencegah penumpukan ferum dengan melekat pada ferum dalam darah dan
membawa keluar bersama dari badan melalui ginjal.
Penumpukan ferum dalam badan berlaku adalah dari factor pathogenesis dan akibat transfuse
darah:
Transfusi darah:
Setiap satu init darah mentransfer 200-25omg ferum menyebabkan peningkatan ferum dalam
darah melebihi kapasiti transferin untuk menyatu bersama ferum. Keadaan ini menyebabkan
non-transferin –bound iron (NTBI) digenerasi dan merangsang berlakunya kerusakan DNA
dan seterusnya berlaku apaptosis.
Kesan sampaing: Iritasi pada tempat suntikan, diarrhea, reaksi hipersensitiviti,mual dank ram
kaki (leg cramps).
3. Splenektomi
Pembesaran limpa dan hepar berlaku akibat pemusnahan (hemolisis) sel darah merah yang
berlebihan, extramedullary haemopoiesis dan kemudiaanya menyebabkan kelebihan ferum
(iron overload). Pembesaran limpa menyebabkan lebih banyak darah diperlukan karena
menyebabkan lebih banyak distruksi sel darah merah dan menyebabkan pertambahan volume
plasma juga.
Tindakan ini biasanya ditunda sehingga anak mencapai umur 6 tahun karena mengelakkan
resiko tinggi terkena infeksi pasca splenoktomi
Transplantasi stem sel hanya direkomendasikan kepada pasien tertentu sahaja dan merupakan
satu-satunya rawatan untuk thalassemia. Biasanya dilakukan sebelum pasien berumur 16
tahun. Keberhasilan transplantasi sel induk bisa mencapai 80%.
49
50
Hasil yang kurang memuaskan dari transplantasi sel induk berhubung kait dengan kehadiran
hepatomegali dan fibrosis portal. Pasien harus mempunyai HLA ( human leukocyte antigen)
yang cocok dengan donor.
5. Konseling keluarga
Konseling keluarga diindikasikan kepada semua dengan penyakit genetic terutamanya jika
ada anggota keluarga mempunyai resiko berat .
Relevansi:
Dalam kasus, Ny Dina dapat dikatakan menderita thalassemia beta minor dikarenakan hanya
satu gennya yang mengalami mutasi, begNina dapat dikatakan menderita thalassemia beta
mayor, dikarenakan ia harus melakukan transfusi darah tiap 20 hari sekali (anemia berat)
HB E
Pengertian HBE
Hb E merupakan variasi diwariskan resesif autosomal Hb A yang terjadi dalam versi beta (β)-
rantai protein globin Hb A. Pembentukan Hb E terjadi oleh lisin substitusi untuk asam
glutamat di Condon 26 dari rantai β-. Penyakit Hemoglobin E (Hb EE) terjadi bila bayi
mewarisi dua salinan varian gen E Hb, satu dari masing-masing orangtua. Jika kedua orang
tua memiliki sifat E, ada kemungkinan 25 persen dengan setiap kehamilan bahwa anak akan
mewarisi homozigot Hb EE. Penyakit tanpa A Hb mungkin baik Hb EE homozigot atau
heterozigot Hb E / beta-thalassemia (Hb E / β-thal). Yang terbaik metode untuk membedakan
hasil adalah untuk menguji kedua orang tua
Prevalensi
Hemoglobin E diyakini paling umum-β rantai hemoglobin varian di dunia. Prevalensi sangat
tinggi antara orang-orang dari Asia Tenggara, khususnya di Kamboja, Laos dan Thailand.
Perbatasan negara-negara tersebut dianggap sebagai "Hb E Triangle". Hb E juga ditemukan
di Vietnam, Malaysia, India timur laut, Bangladesh, Pakistan, Nepal dan Sri Lanka.
Diperkirakan bahwa 30 juta orang Asia Tenggara adalah heterozigot untuk Hb E dan 1 juta
adalah homozigot Hb EE. Variasi ini dimulai sebagai respon terhadap tekanan selektif
malaria.
id
Patofisiology
HB E adalah hemoglobin agak tidak stabil yang denatures mudah. Struktur protein terbentang
menyebabkan sifat asli untuk mengurangi atau tidak berfungsi dengan baik. Homozigot Hb
EE adalah penyakit yang relatif ringan dan biasanya tanpa gejala. Berikut tanda dan gejala
Penyakit dapat terjadi:
▪ Target berbentuk sel darah merah (sampai dengan 75% di BTA)
50
51
▪ mikrositik sel darah merah (rata-rata volume corpuscular [MCV] dari 67)
▪ Penurunan Hb E di reticulocytes
▪ Penurunan konsentrasi hemoglobin (Hgb sekitar 12 g / dL)
▪ karena afinitas oksigen berkurang dari sel darah merah hipoksemia.
Masalah kesehatan biasanya tidak berhubungan dengan penyakit homozigot E Hb. Hal ini
biasanya dianggap klinis jinak dan membutuhkan perawatan. Individu dengan Hb EE dapat
bervariasi dalam gejala mereka. Mereka mungkin tanpa gejala atau tanda-tanda dan gejala
berikut dapat terjadi:
▪ ringan hingga sedang anemia
▪ Sedikit pengurangan RBC kelangsungan hidup Sesekali
▪ splenomegali
Relevansi:
51
52
Dalam kasus terlihat bahwa pembawa heterozigot HBE (Hb E / β º-thal )pada Nina adalah
Ny Dina yang menyebabkn Nina harus ditranfusi rutin sebagai akibat anemia mikrositik
cukup berat.
Beberapa macam tes diagnostic genetik prenatal memiliki kelebian dan kekurangan masing-masing,
diantaranya :
1. Ultrasonografi
3. Amniosentesis
4. Cordocentesis
Diagnostic genetic prenatal ini disebut juga preimplantation genetic diagnosis (PGD). Bentuk dari
PGD ini adalah terapi In Vitro Fertilization (IVF), tes diagnostic pada embrio sebelum implantasi
dalam rahim.
PGD pertama kali dilaporkan di tahun 1989, ini merupakan teknik khusus untuk membantu pasangan
suami istri mencegah memiliki resiko melahirkan anak dengan bawaan kelainan genetic. Teknik PGD
ini juga dapat digunakan pasangan untuk memilih jenis kelamin dengan cara In Vitro Fertilization
(IVF) sehingga teknik ini sekarang menjadi trend.
Dengan PGD, embrio diperiksa kelainan genetic yang dapat timbul dan hanya yang bebas dari
penyakit yang akan ditransfer ke rahim ibunya. Teknik ini menjamin bayi jika orang tua yang
membawa kelainan genetic tidak akan menurunkan kelainan tersebut ke bayinya.
52
53
Sebelum PGD, calon harus berkonsultasi dengan ahli genetika atau konselor geneticuntuk
mengevaluasi kemungkinan mentransfer resiko kelainan genetic kepada keturunannya. Tes harus
dilakukan untuk mengkonfirmasikan diagnosis orangtua yang terkena untuk menunjukkan perubahan
genetic yang mengarah ke kondisi tersebut, dan untuk memastikan bahwa teknologi yang tersedia saat
ini dapat mengidentifikasi perubahan genetic atau biopsy embrio dalam bentuk blastokisk.
Relevansi:
Diagnosis prenatal diperlukan dalam kasus untuk mengetahui bila terdapat kelainan herediter yang
akan diderita oleh anak yang akan dilahirkan selanjutnya sehingga dapat meminimalisir riwayat
keluarga penderita thalassemia.
Isolasi DNA
Isolasi DNA adalah proses ekstraksi DNA dari berbagai sumberMetode yang digunakan untuk
mengisolasi DNA tergantung pada sumber, usia, dan ukuran sampel.Meskipun berbagai metode yang
digunakan, ada beberapa kesamaan di antara mereka. Secara umum, mereka bertujuan untuk
memisahkan DNA hadir dalam inti sel dari komponen seluler lainnya.DNA terdapat pada seluruh
jaringan dan cairan tubuh. Oleh karena itu DNA genom dapat diisolasi dari semua bahan biologis
yang mengandung sel berinti, seperti darah, semen, rambut, tulang, liur dan lain-lain. Bahan yang
paling sering digunakan untuk tujuan isolasi DNA adalah darah dan rambut beserta akarnya, karena
kedua bahan tersebut relatif mudah diperoleh.
53
54
DNA genom yang diisolasi dapat digunakan untuk identifikasi DNA suatu organisme, baik dengan
metode PCR (polymerase chain reaction) atau menggunakan enzim endonuklease restriksi (”DNA
fingerprinting”). Hasil pemeriksaan dari kedua teknik tersebut kemudian dapat digunakan untuk
diagnosis penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus atau bakteri, mendeteksi adanya mutasi gen
yang menimbulkan penyakit keganasan, penyakit herediter, menentukan jenis kelamin prenatal serta
sebagai alat bantu forensik dalam bidang kedokteran.
Darah (whole blood) dan sumsum tulang mamalia mengandung baik sel-sel berinti (sel darah putih)
maupun sel-sel tidak berinti (sel darah merah). Untuk mengisolasi DNA dari darah dan sumsum
tulang, sel darah merah yang tidak mengandung DNA genom harus dilisiskan dahulu agar dapat
dipisahkan dari sel darah putih. Sel-sel darah putih yang sudah dipisahkan kemudian dilisiskan
dengan bantuan bahan pengawet DNA yaitu, deterjen anionik yang dapat melarutka komponen
seluler. Bahan pengawet DNA juga dapat mengurangi aktivitas Dnase yang terdapat di dalam sel. Bila
perlu dapat ditambahkan Rnase untuk menyingkirkan kontaminasi RNA.
Selanjutnya dengan presiitasi garam, DNA genom dipisahkan dari protein plasma dan inti. Akhirnya
DNA genom diisolasi dengan presipitasi dengan alkohol dan pelarutan kembali endapan yang
terbentuk dari larutan dapar yang mengandung suatu bahan pengawet DNA. Hasil isolasi DNA
dikatakan baikapabila didapatkan DNA yang murni dan utuh.
Jumlah DNA yang didapat dari darah umumnya > dari 35 µg DNA per mL darah. Dari 150 µL
sediaan, hasil DNA yang diharapkan berkisar antara 2,5 sampai 7,5 mg. DNA yang diperoleh sangat
tergantung pada jumlah sel darah putih dalam sampel darah atau sumsum tulang. Jumlah sel darah
putih dalam sampel bervariasi, tapi rata-rata terdapat 7 × 10 6/ mL darah. Setiap sel rata-rata
mengandung 6 pikogram DNA. Hasil yang didapat mungkin lebih rendah, bila sampel darah
dikumpulkan tanpa EDTA atau penyimpanannya tidak tepat, atau bila sampel disimpan lebih dari 5
hari sebelum digunakan dalam prosedur isolasi DNA ini.
Melisiskan sel, memisahkan DNA dari protein, mengendapkan DNA, melarutkan kembali DNA,
menghitung jumlah DNA yang diperoleh dan menilai kemurnian DNA.
54
55
Buffy coat sebanyak 300 µL dimasukkan ke dalam ependrof dan ditambah 900 µL pelisis sel,
kemudian didiamkan pada suhu kamar selama 10 menit.
Darah yang telah lisis disentrifus 13.000 rpm selama 20 detik dan supernatan dibuang.
Ditambahkan 300 µL pelisis inti sel (sel darah putih), divortex, dan supernatan dibuang.
Darah yang inti selnya telah lisis ditambah 100 µL pengendap protein, disentrifus 13.000 rpm
selama 3 menit, dan diperoleh supernatan.
Supernatan yang mengandung DNA dituang ke dalam tabung reaksi yang berisi 300 µL
isopropanol 100% dingin, diinvert/ dibolak-balik 50 kali. ( 1 × bolak-balik = 1 × invert),
disentrifus 13.000 rpm selama 3 menit. Supernatan dibuang dan dikeringkan dengan
hairdryer, DNA dijaga agar tidak hilang.
Setelah kering ditambah 300 µL alkohol dingin, diinvert 50 kali dan disentrifus 13.000 rpm
selama 3 menit. Supernatan dibuang dan dikeringkan dengan hairdryer, DNA dijaga agar
tidak hilang.
Ditambahkan 100 µL penghidrasi DNA dan diinkubasi pada suhu 65 0C selama 1 jam dalam
waterbath.
Selanjutnya dapat diidentifikasi dengan elektroforesis/ disimpan pada suhu -20 0C.
Penge
nceran
55
56
Relevansi:
Isolasi DNA dalam kasus berguna untuk mengidentifikasi DNA masing-masing penderita,
sehingga dapat ditegakkan diagnosis dan dapat terdeteksi adanya mutasi gen yang
menimbulkan penyakit keganasan, penyakit herediter, seperti thalassemia
Sel-sel yang membawa oksigen dan karbon dioksida melalui darah. Hal ini terjadi
Alat : spektrofometer
berkat adanya hemoglobin, pigmen yang juga membuat sel-sel merah (dan darah)
tampak merah. Sel-sel darah merah yang juga dikenal sebagai sel darah merah atau
eritrosit (harfiah, kapal berongga merah).
Jumlah rata-rata RBC pada pria normal sebesar 5.200.000 dan pada wanita
normal 4.700.000. Namun, orang yang tinggal pada dataran tinggi jumlah
RBCnya jauh lebih tinggi daripada yang tinggal di dataran rendah.
Bentuk sel darah merah dapat berubah-ubah ketika melewati kapiler dan RBC
mempunyai membrane sel mampu menampung banyak zat sehingga tidak rupture.
Hb
Pembentukan RBC
56
57
Pada dasarnya RBC dibentuk pada daerah-daerah yang berbeda sesuai usia :
Setiap darah yang berada dalam sirkulasi berasal dari satu tipe sel yang sama
yaitu sel stem hematopoietik pluripoten. Sel stem ini merupakan bakal dari RBC,
leukosit, dan trombosit. Pada saat sel-sel darah ini bereproduksi, ada sebagian
kecil sel yang bertahan persis seperti sel pluripoten yang disimpan dalam sumsum
tulang guna mempertahankan suplai sel darah, disebut commited stem cells.
Apabila ditumbuhkan commited stem cell akan membentuk unit pembentuk
koloni eritrosit.
Pertumbuhan dan reproduksi sel stem diatur oleh berbagai protein yang
disebut penginduksi pertumbuhan sedangkan untuk memicu diferensiasi sel
disebut penginduksi diferensiasi.
Dari sel stem CFU-E (unit pembentuk koloni eritrosit) akan dibentuk
proeritoblas. Proeritoblas ini akan membelah beberapa kali sampai akhirnya
membentuk RBC matur. Pada generasi pertama, proeritoblas membentuk basofil
eritoblas kemudian pada generasi berikutnya sel sudah dipenuhi hemoglobin
sampai 34 %, inti sel menjadi keil dan menghilang perlahan-lahan, dan kemudian
RE diserap kembali. Pada generasi berikutnya, sel berkembang menjadi
retikulosit dan masih mengandung sejumlah materi basofilik. Selama tahap
retikulosit, sel berjalan dari sumsum tulang masuk ke kapiler dengan cara
diapedesis (terperas melalui pori-pori membrane kapiler). Dalam waktu 1-2 hari,
materi basofilik akan menghilang dan menjadi eritrosit matur.
CFU-S (unit
pembentuk koloni-
limpa)
polikromatofil
CFU-B (unit
pembentuk koloni- 58
bias) Eritoblas
ortokromatofil
CFU-E (unit
pembentuk koloni retikulosit
eritrosit)
eritrosit
Relevansi:
Morfologi dari RBC seseorang dapat membantu penegakkan diagnosis mengenai jenis
thalassemia yang dideritanya sehingga juga membantu untuk mengetahui penanganan yang
tepat selanjutnya.
Konseling genetik
Pengertian konseling genetik
Konseling Genetik adalah memberi nasehat / konsultasi genetis kepada pasien / keluarga,
berdasarkan hasil observasi atau pemeriksaan silsilah keluarga, laboratorium dan klinis atau
dengan kata lain, konsultasi genetik merupakan
proses komunikasi yang berhubungan dengan kejadian atau risiko kejadian kelainan genetik
pada keluarga. Dengan adanya konseling genetik, maka keluarga memperoleh manfaat terkait
masalah genetik, khususnya dalam mencegah munculnya kelainan-kelainan genetik pada
keluarga. Manfaat ini dapat diperoleh dengan melaksanakan tindakan-tindakan yang
dianjurkan oleh konselor, termasuk di dalamnya tindakan untuk melakukan uji terkait
pencegahan kelainan genetik.
58
59
Agar seseorang yang akan menikah mendapat keturunan yang tidak cacat
Jika sudah terlanjur beranak pinak, dianjurkan untuk tidak beranak lagi
Memberikan bahan / cara mencegah atau mengobati penyakit keturunan
Terhadap bayi / janin baru lahir dengan cacat / kelainan, dinasehatkan cara
mengasuhnya
Mencari jalan keluar perselisihan keluarga
Tindakan-tindakan yang dapat disarankan oleh konselor dapat meliputi tes sebagai
berikut:
Prenatal diagnosis
Prenatal diagnosis merupakan tindakan untuk melihat kondisi kesehatan fetus yang belum
dilahirkan. Metode yang digunakan meliputi ultrasonografi, amniocentesis, maternal serum,
dan chorionic virus sampling.
Carrier testing
Carrier testing merupakan tes untuk mengetahui apakah seseorang menyimpan gen yang
membawa kelainan genetik. Metode yang digunakan untuk melaksanakan tes tersebut adalah
uji darah sederhana untuk melihat kadar enzim terkait kelainan genetik tertentu, atau dengan
mengecek DNA, apakah mengandung kelainan tertentu.
Preimplantasi diagnosis
Newborn screening
Newnborn screening merupakan pemeriksaan bayi pada masa kelahiran baru. Pemeriksaan
ini meliputi pemeriksaan genetik, endokrinologi, metabolik, dan hematologi. Diharapkan dari
pemeriksaan ini dapat ditentukan prognosis ke depannya, sehingga perawatan (treatment)
yang berkenaan dapat diupayakan.
Predictive testing
Predictive testing merupakan tes yang digunakan untuk menguji apabila seseorang menderita
kelainan genetik dengan melihat riwayat genetik keluarga sebelumnya. Tes ini dilakukan
setelah kelahiran, dan biasa juga disebut sebagai presymptomatic testing
Apabila hasil diagnosis menunjukkan adanya kelainan genetik maka konselor dapat
menyarankan pilihan-pilihan berikut:
59
60
Keputusan untuk tidak memiliki anak merupakan keputusan yang berat bagi orang tua,
karena memiliki anak merupakan dambaan bagi setiap orangtua. Oleh karena itu konselor
harus menerangkan secara terperinci mengenai indikasi tidak memiliki anak, termasuk di
antaranya kemungkinan untuk terpapar kelainan genetik, sehingga orang tua dapat
mempertimbangkan keputusan tersebut.
Mengadopsi
Apabila pilihan untuk tidak memiliki anak tidak dapat diterima oleh orang tua, salah satu
jalan keluarnya berupa pilihan untuk mengadopsi anak. Anak yang diadopsi dapat merupakan
anak saudara sendiri (keponakan) atau anak orang lain yang tidak memiliki hubungan darah.
Dalam hal ini mengadopsi anak saudara sendiri memiliki risiko kelainan genetik lebih besar
daripada mengadopsi anak orang lain yang tidak memiliki hubungan darah. Konselor harus
mengetahui terlebih dahulu pedigree keluarga tersebut, dan memprediksi apakah di antara
saudara-saudara terdapat (kemungkinan) menderita kelainan genetik, dengan demikian
keluarga dapat mengambil keputusan yang terbaik menurutnya.
Kehamilan dengan donor sperma atau ovum merupakan salah satu solusi, di mana sel sperma
dan sel telur dipertemukan di luar rahim. Dalam hal ini akan diperiksa apakah sel sperma atau
sel ovum yang mengandung kelainan genetik. Sel yang mengandung kelainan genetik akan
digantikan dengan sel dari donor, sehingga tetap terjadi pembuahan dan diharapkan anak
yang dilahirkan dapat hidup sehat dengan risiko terpapar kelainan genetika yang minim.
Keputusan untuk tidak mempunyai anak lagi merupakan solusi yang dapat diambil untuk
orangtua yang telah memiliki anak sebelumnya namun menderita kelainan genetik, sehingga
dengan demikian kehadiran anak berikutnya yang diprediksi bakal menderita kelainan
genetik dapat dihindari.
Tindakan operasi
Tindakan operasi dapat diterapkan untuk kelainan genetik tertentu seperti spina bifida atau
congenital diaphragmatic hernia (suatu kondisi di mana terdapat lubang pada diafragma
sehingga membuat paru menjadi tidak berkembang). Pilihan ini dapat dilakukan pada masa
sebelum kelahiran. Namun kebanyakan penyakit genetik tidak dapat diobati dengan tindakan
operasi.
Menterminasi kehamilan
Terminasi kehamilan/ aborsi merupakan solusi yang paling memberatkan bagi orangtua,
terlebih bagi orangtua muda yang belum mempunyai anak sebelumnya. Konselor harus
mempu menjelaskan dengan baik dan mudah mudah dimengerti oleh orangtua mengenai
indikasi dan kontraindikasi medis pelaksanaan aborsi. Konselor juga harus memahami aspek
etis yang menyertainya serta melakukan pendekatan holistik. Dengan demikian orangtua
tersebut dapat berpikir jernih dalam mengambil keputusan yang terbaik.
60
61
Orangtua juga dapat ditawarkan pilihan untuk meneruskan kehamilannya, dengan risiko
bahwa anak yang dilahirkan menderita kelainan genetik dan umurnya hanya sebentar. Pilihan
ini memungkinkan orangtua untuk melihat anaknya sebelum meninggal walaupun hanya
sesaat.
Namun pilihan apapun yang disarankan oleh konselor harus didiskusikan dulu dengan pasien,
dalam artian bahwa pasien diberikan kebebasan untuk berpikir jernih dan memilih keputusan
apa yang harus diambil. Konselor wajib memberikan semua informasi, termasuk baik-buruk
mengenai tindakan yang dapat diambil tanpa ada kesan menutup-nutupi.
Relevansi:
Dalam kasus ini, konsultasi genetik berperan untuk mencapai keputusan terbaik dan
mencegah lahirnya penderita thalassemia berikutnya dalam riwayat keluarga terkait orang tua
yang memiliki sifat pembawa thalassemia
Penjelasan atau penafsiran dari hasil pemeriksaan mikroskoskopik dan DNA seseorang
Nyonya Dina
1. Adanya hipokrom mikrositik menandakan bahwa Ny. Dina mengalami defisiensi pd Hb
(anemia) dan kadar MCV dan MCH dibawah normal (defisiensi zat besi)
2. Anisopoikilositosis menunjukkan adanya gejala anemia
3. Cukup sering ditemukan sel target menandakan adanya kelainan/gangguan pada susunan
rantai polipeptida
4. Cukup sering ditemukan tear drops menunjukkan adanya tanda-tanda menderita Thalasemia
5. Cukup sering ditemukan spherosit menunjukkan adanya kelainan pada bentuk membran sel
darah merah
(adanya indikasi anemia)
6. Analisis DNA : menunjukkan adanya kondisi kelainan pada Hb karena terjadinya mutasi
pada gen globin beta kodon 26. Ini menunjukkan bahwa Ny. Dina menderita penyakit
heterozigot Hb E, jadi bila terdapat symptom hanya akan menunjukkan symptom yang ringan
saja
61
62
Hubungan: Hasil analisis pada DNA menjelaskan lebih terperinci kelainan yang ada pada Ny.
Dina, jadi intinya hasil analisis DNA ini adalah penguat dari pemeriksaan Morfologi RBC yang
menunjukkan bahwa Ny. D juga memiliki anemia
Tn. Sahid
Dilihat dari morfoligi RBC tn.Sahid, yaitu anisopoikilositosis, sel target, tear drops, dan
ovalocytocytosis. Dan analisis DNA : Heterozigot muatasi gen globin beta kodon 41-42 beupa
delesi TTCT dan heterozigot SAO berupa delesi 27 bp gen AE-1. Tn. Sahid menderita
thalassemia beta intermedia, karena morfologi RBC T.B.I mirip dengan thallasemia mayor.
Pada penderita thalasemia ciri-ciri dari morfologi sel darah merahnya akan berwarna pucat dan
lebih kecil dari yang normal, kemidian akan ditemukan sel target dan adanya ovalocytosis.
Sedangkan pada hasil lab tuan Sahid ditemukan ketiga-tiganya, jadi tuan A juga terkena
thalasemia
Nina
1. Adanya hipokrom mikrositik menandakan bahwa Nina mengalami defisiensi pd Hb (anemia)
dan kadar MCV(mean cell volume/nilsi rata2 volume sel darah merah) dan MCH(mean cell
hemoglobin/jumlah rata2 hemoglobin tiap sel darah merah) dibawah normal (defisiensi zat
besi)
2. Anisopoikilositosis menunjukkan adanya gejala anemia
3. Cukup sering ditemukan sel target menandakan adanya kelainan/gangguanpada susunan
rantai polipeptida
4. Stomatocytes : eritrosit abnormal dengan daerah bercelah atau seperti mulut, menggantikan
lingkaran pucat yang normal, biasanya akibat edema.
5 Analisis DNA : menunjukkan adanya kondisi kelainan pada Hb karena terjadinya mutasi
pada gen globin beta kodon 26. Dan gen globin globin beta kodon 41-42
Hubungan: Hasil analisis pada DNA menjelaskan lebih terperinci kelainan yang ada pada c jadi
intinya hasil analisis DNA ini adalah penguat dari pemeriksaan Morfologi RBC yang
menunjukkan Nina memiliki anemia
62
63
serta MCH dibawah normal( defisiensi besi). Ny Dina dan Tn. Sahid serta Nina sama-sama
memiliki Anisopoikilositosis yang menandakan terjadinya anemia. Ny Dina dan Tn. Sahid serta
Nina sama-sama sering ditemukan sel target menandakan gangguan pada susunan
rantaipolipeptida sehingga mengakibatkan erotrosit yang tipis abnormal.
Pada Analisis DNA : Nina mewarisi sifat yaitu mutasi gen Globin Beta Kodon 26 yang didapat
dari ibu (Ny.D) menandakan adanya HBE, sedangkan Globin Beta Kodon 41 42 didapat dari
Ayah(Tn.A).Tuan A mewariskan mutasi gen globin beta kodon 41-42 berupa delesi TTCT,
sedangkan Ny.D mewarisi heterozigot Hb E pada C,sehingga C menderita thallasemia beta/hb
Mutasi
Definisi mutasi
Mutasi adalah perubahan yang terjadi pada bahan genetik (DNA maupun RNA), baik pada
taraf urutan gen (disebut mutasi titik) maupun pada taraf kromosom. Mutasi pada tingkat
kromosomal biasanya disebut aberasi. Mutasi pada gen dapat mengarah pada munculnya alel
baru dan menjadi dasar bagi kalangan pendukung evolusi mengenai munculnya variasi-
variasi baru pada spesies. Perubahan pada sekuens basa DNA akan menyebabkan perubahan
pada protein yang dikode oleh gen.Contohnya, bila gen yang mengkode suatu enzim
mengalami mutasi, maka enzim yang dikode oleh gen mutan tersebut akan menjadi inaktif
atau berkurang keaktifannya akibat perubahan sekuens asam amino. Namun mutasi dapat
pula menjadi menguntungkan bila enzim yang berubah oleh gen mutan tersebut justru
meningkat aktivitasnya dan menguntungkan bagi sel.
Mayoritas merupakan mutasi tidak nyata atau mutasi netral (silent mutation). Silent
mutation merupakan perubahan sekuens basa yang tidak menyebabkan perubahan aktivitas
pada produk yang dikode oleh gen. Silent mutation umumnya muncul akibat satu nukleotida
diganti oleh nukleotida lain, terutama pada lokasi basa ketiga pada triplet kodon mRNA. Bila
perubahan satu basa nukleotida ini tidak mengubah asam amino, maka fungsi dari protein
tidak berubah. Bila asam amino yang dikode berubah, fungsi protein dapat tidak terganggu
bila asam amino yang berubah tersebut bukan merupakan bagian vital dari protein, atau
secara kimia sangat mirip dengan asam amino aslinya.
63
64
TACAACGTCACCATT
AUGUUGCAGUGGUAA
Metionin-fenilalanin-glisin-triptofan
Silent Mutation
TACAAgTCACCATT
AUGUUcCAGUGGUAA
Metionin-fenilalanin-glisin-triptofan
Jenis mutasi
1. Mutasi gen
Pasangan basa nitrogen pada DNA, antara timin dan adenine atau antara guanine dan
sitosin dihubungkan oleh ikatan hydrogen yang lemah. Atom-atom hydrogen dapat
berpindah dari satu posisi ke posisi lain pada purin atau pirimidin. Perubahan kimia
sedemikian disebut perubahan tautomer. Misalnya secara tidak normal, adenine
berpasangan dengan sitosin dan timin dengan guanine. Peristiwa perubahan genetic
seperti ini disebut mutasi gen karena hanya terjadi di dalam gen. Mutasi gen disebut juga
dengan mutasi titik (point mutation). Mutasi gen dapat terjadi karena substitusi basa N.
Macam macam mutasi gen antara lain:
1. Mutasi tak bermakna (nonsense mutation) : tejadi perubahan kodon (triplet) dari kode basa N
asam amino tetapi tidak mengakibatkan kesalahan pembentukan protein, misalnya UUU
diganti UUS yang sama-sama kode dari fenilalamin.
2. Mutasi ganda tiga (triplet mutation) : terjadi karena adanya penambahan atau pengurangan tiga
basa secara bersama-sama.
64
65
Mutasi titik (point mutation) merupakan mutasi yang melibatkan penggantian satu
pasang basa (substitusi basa), di mana satu basa pada satu sekuens DNA diganti dengan basa
yang berbeda. Bila DNA direplikasi maka hasilnya adalah substitusi pasangan basa.
AGCGT GGCGT
TCGCA CCGCA
Mutasi ini dapat menyebabkan beberapa hal tergantung dari letak mutasinya pada gen.Bila
penggantian basa berlangsung di dalam gen yang mengkode protein, maka mRNA yang
ditranskripsi dari gen akan membawa basa yang salah. Bila mRNA tersebut ditranslasi
menjadi protein, maka kesalahan basa tersebut dapat menyebabkan tidak terjadinya
pembentukan protein, atau terbentuknya protein abnormal, atau terbentuknya kodon nonsense
(kodon STOP) yang menghentikan sintesis lengkap protein fungsional, dikenal sebagai
nonsense mutation.
Terbentuknya asam amino yang berbeda dari normal pada sintesis asam amino akibat
kesalahan basa pada mutasi titik disebut dengan missense mutation. Misalnya sickle-cell
anemia (anemia sel sabit), merupakan penyakit akibat missense mutation tunggal pada basa
pengkode protein hemoglobin. Protein hemoglobin tersusun atas 147 asam amino. Pada asam
amino ke-6, adenine digantikan dengan timin. Perubahan ini menyebabkan perubahan asam
amino glutamate menjadi valin, sehingga mengubah bentuk molekul hemoglobin pada
kondisi kadar oksigen rendah, dan menyebabkan sel darah merah menjadi berbentuk bulan
sabit. Bentuk bulan sabit menyulitkan transport sel darah merah melalui pembuluh darah
kapiler.
TACAACGTCACCATT
AUGUUGCAGUGGUAA
Metionin-fenilalanin-glisin-triptofan
TACAACtTCACCATT
65
66
AUGUUGaAGUGGUAA
Metionin-fenilalanin-lisin- triptofan
Mutasi pasangan basa dapat juga menyebabkan perubahan pada DNA yang disebut
dengan frameshift mutation. Mutasi ini berupa delesi (pemotongan) atau insersi (penyisipan)
satu atau beberapa pasang nukleotida pada DNA dan menyebabkan terjadinya pergeseran
pembacaan kerangka sandi (reading frameshift), sehingga akan menyebabkan perubahan
asam amino. Contoh kasus frameshift mutation adalah penyakit Huntungton (Huntungton
disease), suatu penyakit saraf yang disebabkan oleh adanya penyisipan basa tambahan pada
DNA.
Mutasi penggantian (substitusi) basa dan mutasi frameshift dapat terjadi secara
spontan akibat kesalahan pada replikasi DNA. Mutasi spontan ini umumnya muncul tanpa
pengaruh dari bahan – bahan penyebab mutasi (bahan mutagenic atau mutagen) seperti
halnya senyawa kimia atau factor pengaruh radiasi.
Jenis mutasi yang lain adalah mutasi supresor, mutasi yang dapat meniadakan mutasi
yang terjadi sebelumnya sehingga menjadi normal kembali. Mutasi ini disebut juga mutasi
balik (reversed mutation) dan menghasilkan revertan, yaitu gen yang mengalami mutasi balik
dan menjadi normal kembali. contoh mutasi gen adalah reaksi asam nitrit dengan adenin
menjadi zat hipoxanthine. Zat ini akan menempati tempat adenin asli dan berpasangan
dengan sitosin, bukan lagi dengan timin.
Mutasi kromosom yang terjadi karena perubahan jumlah kromosom (ploid) melibatkan
kehilangan atau penambahan perangkat kromosom (genom) disebut euploid, sedang yang
terjadi pada hanya pada salah satu kromosom dari genom disebut aneuploid.
66
67
Makhluk hidup yang terjadi secara kawin, biasanya bersifat diploid, memiliki
2 perangkat kromosom atau 2 genom pada sel somatisnya (2n kromosom).
Organisme yang kehilangan 1 set kromosomnya disebut monoploid. Organisme
monoploid memiliki satu genom atau satu perangkat kromosom (n kromosom)
dalam sel somatisnya. Sel kelamin (gamet), yaitu sel telur (ovum) dan
spermatozoa, masing-masing memiliki satu perangkat kromosom. Satu genom (n
kromosom) yang disebut haploid. Sedangkan organism yang memiliki lebih dari
dua genom disebut poliploid, misalnya triploid (3n kromosom), tetraploid (4n
kromosom), heksaploid (6n kromosom). Poliploid yang terjadi pada tumbuhan
misalnya pada apel dan tebu. Poliploid pada hewan misalnya Daphnia, Rana
esculenta, dan ascaris. Poliploid dibagi menjadi dua, yaitu otopoliploid, terjadi
pada kromosom homolog, misalnya semangka tak berbiji; dan alopoliploid, terjadi
pada kromosom non homolog, misalnya Rhaphanobrassica (akar sepeti kol, daun
mirip lobak).
67
68
Mutasi karena perubahan struktur kromosom atau kerusakan bentuk kromosom disebut
juga dengan istilah aberasi. Macam-macam aberasi dapat dijelaskan sebagi berikut :
68
69
4. Delesi loop; ialah delesi cincin yang membentuk lengkungan pada kromosom
lainnya.Hal ini terjadi pada waktu meiosis, sehingga memungkinkan adanya
kromosom lain (homolognya) yang tetap normal.
b. Duplikasi
c. Translokasi
d. Inversi
Inversi adalah mutasi yang mengalami letak gen-gen, karena selama meiosis
kromosom terpilin dan terjadi kiasma. Macam-macam inverse antara lain :
e. Isokromosom
69
70
f. Katenasi
Katenasi adalah mutasi kromosom yang terjadi pada dua kromosom non
homolog yang pada waktu membelah menjadi empat kromosom, saling bertemu
ujung-ujungnya sehingga membentuk lingkaran.
1. Mutasi somatic, yaitu mutasi yang terjadi pada sel tubuh atau sel soma. Mutasi
somatis kurang memiliki arti genesis (mutasi ini tidak akan diwariskan pada
keturunannya)
2. Mutasi germina, yaitu mutasi yang terjadi pada sel kelamin (gamet), sehingga dapat
diturunkan.
2. Mutasi resesif, pada organisme diploid tidak akan diketahui selama dalam keadaan
heterozigot, kecuali resesif pautan seks. Namun pada organisme haploid
(monoploid) seperti virus dan bakteri, pengaruh mutasi dominan dan juga resesif
dapat dilihat pada fenotipe virus dan bakteri tersebut.
70
71
1. Mutasi maju atau forward mutations, yaitu mutasi dari fenotipe normal menjadi
abnormal.
2. Mutasi balik atau back mutations, yaitu mutasi yang dapat mengembalikan dari
fenotipe tidak normal menjadi fenotipe normal.
d. Menurut kejadiannya:
1. Mutasi alam atau mutasi spontan, yaitu mutasi yang penyebabnya tidak diketahui.
Mutasi ini terjadi di alam secara alami (spontan), secara kebetulan dan jarang
terjadi. Contoh mutagen alam adalah sinar kosmis, radio fektif alam, dan sinar
ultraviolet.
2. Mutasi buatan, yaitu mutasi yang terjadi dengan adanya campur tangan manusia.
Proses perubahan gen atau kromosom secara sengaja diusahakan oleh manusia
dengan zat kimia, sinar X, radiasi dan sebagainya. Maka sering disebut juga
mutasi induksi.
Mutasi buatan dengan sinar X dipelopori oleh Herman Yoseph Muller (murid
morgan) yang berkebangsaan Amerika Serikat ( 1890-1945 ). Muller berpendapat
bahwa tidak membawa perubahan, sedangkan mutasi pada sel-sel generative atau
gamet dan membawa kematian sebelum atau segera sesudah lahir. Selanjutnya
pada tahun 1927 dapat diketahui bahwa sinar X dapat menyebabkan gen
mengalami ionosasi sehinggga sifatny menjadi labil. Dan akhirnya mutasi buatan
dilaksanakan pula dengan pemotongan daun/ penyisipan DNA pada organisme-
organisme yang kita inginkan. Mutan-mutan buatan yang telah kita peroleh antara
lain: anggur tanpa biji, tomat tanpa biji, hewan atau tumbuhan poliploidi (misal:
kol poliploidi), pamato raphanobrassica (akar seperti kol, daun seperti lobak).
a. Radiasi
71
72
Radiasi (penyinaran dengan sinar radio aktif); misalnya: sinar alfa, beta,
gamma, ultraviolet, dan sinar x. Radiasi ultra ungu merupakan mutagen
penting untuk organisme uniseluler. Radiasi alamiah berasal dari sinar cosmis
dari angkasa, benda-benda radioaktif dari kerak bumi, dan lain-lain, gen-gen
yang terkena radiasi, ikatannya putus dan susunan kimianya berubah dan
terjadilah mutasi.
b. Mutasi Kimia
Mutasi kimia yang pertama kali ditemukan ialah gas mustard (belerang
mustard) oleh C. Averbach dan kawan-kawan. Beberapa mutagen kimia
penting lainnya ialah: gas metan, asam nitrat, kolkisin, digitonin, hidroksil
amim dan lain-lain. Zat-zat kimia tersebut dapat menyebabkan replikasi yang
dilakukan oleh kromosom yang mengalami kesalahan sehingga menyebabkan
susunan kimianya berubah juga.
c. Temperatur
Mutagen
1. Mutagen bahan Kimia, contohnya adalah kolkisin dan zat digitonin. Kolkisin adalah
zat yang dapat menghalangi terbentuknya benang-benang spindel pada proses anafase dan
dapat menghambat pembelahan sel pada anafase.
2. Mutagen bahan fisika, contohnya sinar ultraviolet, sinar radioaktif,dll. Sinar ultraviolet
dapat menyebabkan kanker kulit.
72
73
3. Mutagen bahan biologi, diduga virus dan bakeri dapat menyebabkan terjadinya mutasi.
Bagian virus yang dapat menyebabkan terjadinya mutasi adalah DNA-nya.
Asam nitrat (HNO2) merupakan bahan kimia mutagenic yang menyebabkan adenine
(A) tidak lagi dapat berikatan dengan timin (T) melainkan dengan sitosin (C). Hal ini
disebabkan karena asam nitrat bekerja dengan cara menghapus atau menhilangkan gugus
amino, sehingga sitosin akan berubah menjadi urasil, sedangkan adenine akan berubah
menjadi hiposantin.
Bahan mutagenic yang lain adalah analog basa nukleotida. Molekul – molekul ini
memilki struktur serupa dengan basa nitrogen normal, namun berbeda pada ikatan
hidrogennya. Misalnya molekul 2-aminopurin merupakan analog adenine (A), sehingga
kedudukan adenine (A) adalah timin (T), namun karena struktur 2-aminopurin, maka 2-
aminopurin berpasangan dengan sitosin (C). Hal yang sama juga terjadi pada 5-bromourasil.
Molekul 5-bromourasil merupakan analog timin (T), sehingga kedudukan timin (T)
dapat digantikan oleh 5-bromourasil. Pasangan timin (T) adalah sitosin (C), namun karena
struktur 5-bromourasil, maka 5-bromourasil berpasangan dengan guanine (G). Bila analog
basa nukleotida diberikan pada sel yang sedang tumbuh, maka analog basa nukleotida
tersebut akan secara acak tergabung dalam DNA, sehingga pada saat replikasi DNA dapat
menyebabkan kesalahan pasangan basa.
Radiasi sinar X dan sinar gamma merupakan bahan mutagenic akibat kemampuannya
dalam mengionisasi atom dan molekul. Ion – ion radiasi bergabung dengan basa DNA dan
73
74
menyebabkan kesalahan pada replikasi DNA. Hasil lainnya adalah putusnya ikatan kovalen
pada tulang punggung gula-fosfat DNA, dan menyebabkan patahnya kromosom.
Pada perbaikan dengan cahaya (light repair), bakteri memiliki enzim fotoliase yang
menggunakan energi cahaya visible untuk memisahkan ikatan dimer timin. Manusia dengan
penyakit xeroderma pigmentosum sangat sensitive terhadap paparan sinar matahari dan tidak
memiliki mekanisme perbaikan terhadap efek mutagenic radiasi sinar UV, sehingga sangat
berisiko mengidap kanker kulit.
Pada perbaikan tanpa cahaya (dark repair), cahaya tidak diperlukan dalam
mekanisme perbaikan. Mekanisme perbaikan ini disebut juga sebagai nucleotide excision
repair, dan tidak terbatas hanya pada kerusakan akibat bahan mutagenic yang lain. Pada
mekanisme ini, enzim bakteri dapat memotong bagian timin DNA yang rusak dan
menghasilkan bagian yang terbuka. Enzim yang lain akan mengisi gap (bagian yang terbuka)
ini dengan DNA baru yang komplementer dengan rantai DNA yang tidak rusak. Langkah
terakhir adalah reaksi penyegelan (sealing) oleh enzim DNA ligase.
Salah satu mutagen yang banyak dimanfaatkan manusia dalam berbagai keperluan
adalah radiasi. Perbuatan manusia yang menimbulkan radiasi dapat menyebabkan terjadinya
mutasi misalnya:
74
75
4. kebocoran radiasi dari pembuangan sampah-sampah industri, reaktor atom, roket, dan lain
sebagainya.
Meski sifat mutasi adalah merugikan namun dalam beberapa hal berguna pula pada
manusia dalam kehidupannya, misalnya:
1. Meningkatkan hasil panen produksi pangan, seperti gandum, tomat kacang tanah, kelapa
poliploidi, kol poloploidi dengan mutasi induksi.
3. Untuk pemeriksaan proses biologi melalui mutasi, misalnya transport electron pada
fotosintesis, fiksasi nitrogen pada bakteri.
Frekuensi Mutasi
Kecepatan mutasi adalah kemungkinan gen mengalami mutasi pada setiap pembelahan sel.
Kecepatan mutasi dinyatakan sebagai kelipatan 10, dan karena mutasi sangat jarang terjadi
maka eksponen selalu dalam bentuk negative. Misalnya, bila terdapat satu kemungkinan
mutasi dalam 104 sel yang membelah diri, maka laju (rate) mutasi adalah sebesar 1/10.000
yang diekspresikan sebagai 10-4 per pembelahan sel. Mutasi spontan sangat jarang terjadi,
umunya muncul sekali dalam 109 pasangan basa yang bereplikasi (laju mutasi 10 -9). Karena
rata-rata mutasi spontan terjadi satu kali setiap 10 6 gen yang direplikasi. Suatu bahan
mutagenic umumnya mempercepat terjadinya mutasi spontan. Dengan adanya senyawa
mutagenic, kecepatan normal mutasi spontan (10-6 mutasi per gen yang bereplikasi) dapat
dipercepat menjadi berkisar antara 10-5 hingga 10-3 mutasi per gen yang bereplikasi.
1. Kanker
75
76
Sel kanker adalah sel normal yang mengalami mutasi/perubahan genetik dan tumbuh
tanpa
kejadian somatik dan sejak lama diduga disebabkan karena akumulasi perubahan genetic dan
epigenetik yang menyebabkan perubahan pengaturan normal kontrol molekuler
perkembangbiakan sel. Perubahan genetik tersebut dapat berupa aktivasi proto-onkogen dan
atau inaktivasi gen penekan tumor yang dapat memicu tumorigenesis dan memperbesar
progresinya. Banyak sekali percobaan (bahkan sampai jutaan) telah dilakukan untuk
mempelajari
karakteristika suatu kanker dengan menggunakan hewan percobaan seperti tikus, mencit,
anjing,
Sel kanker yang tak mampu berinteraksi secara sinkron dengan lingkungan dan
membelah tanpa kendali bersaing dengan sel normal dalam memperoleh bahan makanan dari
tubuh dan oksigen. Tumor dapat menggantikan jaringan sehat dan terkadang menyebar ke
bagian lain dari tubuh yakni suatu proses pemendekan umur yang lazim disebut metastasis.
Potensi metastasis ini diperbesar oleh perubahan genetik yang lain. Jika tidak diobati,
kebanyakan kanker mengarah ke pesakitan dan bahkan kematian. Kanker muncul melalui
perubahan genetik rangkap/ganda dalam sel induk dari organ tubuh. Sebagian perubahan
yang tidak dapat dihapuskan akan terus menumpuk bersamaan dengan bertambahnya umur
dan tidak dapat dihindari, akan tetapi predisposisi genetik, faktor lingkungan dan yang paling
banyak yakni gaya hidup adalah factor-faktor yang penting. Beberapa orang lahir dengan
mutasi tertentu dalam DNA-nya yang dapat mengarah ke kanker. Sebagai contoh, seorang
wanita lahir dengan mutasi pada gen yang disebut BRCA1 akan membentuk kanker payudara
atau rahim jauh lebih banyak daripada wanita yang tidak mempunyai mutasi demikian.
Karsinogen eksogen (dari luar) dan proses biologik endogen dapat menyebabkan mutasi
76
77
delesi, insersi atau substitusi basa baik transisi maupun transversi. Mekanisme endogen
kerusakan DNA yang telah diketahui dengan baik adalah fenomena deaminasi 5-metilsitosin.
Metilasi DNA adalah merupakan mekanisme epigenetik yang melibatkan pengaturan ekspresi
suatu gen. Residu sitosin dan 5-metilsitosin masing-masing dapat secara spontan dideaminasi
menjadi urasil dan timin yang jika tidak diperbaiki akan menyebabkan mutasi transisi
G:C→A:T. Mutasi ini paling banyak terjadi pada dinukleotida CpG (sitosin diikuti oleh
guanin)
yang seringkali mengalami metilasi. Studi spektrum mutasi menyatakan adanya corak khas
perubahan DNA yang diinduksi oleh mutagen endogen dan eksogen tertentu dalam gen yang
Selama masa hidupnya, sel normal senantiasa terkena pajanan berbagai tekanan
(stress) endogen dan eksogen yang dapat merubah karakter normalnya yang melibatkan
perubahan genetik. Perubahan genetik yang dapat menyebabkan mutasi sangat
membahayakan sel karena akan dapat diwariskan ke sel keturunannya dan mengarah ke
pembentukan neoplasia
Mutasi p53 adalah perubahan genetik yang paling umum ditemukan pada kanker manusia dan
fungsi p53 hilang secara tidak langsung baik oleh eksklusi inti, interaksi dengan protein virus
seperti pada kanker serviks, ataupun melalui interaksinya dengan overekspresi protein mdm2.
Gen p53 berperan dalam pengaturan siklus sel dengan mengontrol sejumlah gen termasuk
gen untuk apoptosis jika kerusakannya berat
2. Avian Influenza A ( H5 N1 )
Mutasi genetik virus avian influenza seringkali terjadi sesuai dengan kondisi dan
lingkungan replikasinya. Mutasi gen ini tidak saja untuk mempertahankan diri akan tetapi
juga dapat meningkatkan sifat patogenisitasnya. Penelitian terhadap virus H5N1 yang
diisolasi dari pasien yang terinfeksi pada tahun 1997, menunjukkan bahwa mutasi genetik
pada posisi 627 dari gen PB2 yang mengkode ekspresi polymesase basic protein (Glu627Lys)
telah menghasilkan highly cleavable hemagglutinin glycoprotein yang merupakan faktor
77
78
virulensi yang dapat meningkatkan aktivitas replikasi virus H5N1 dalam sel hospesnya (Hatta
M, et. al. 2001). Disamping itu adanya substitusi pada nonstructural protein (Asp92Glu),
menyebabkan H5N1 resisten terhadap
interferon dan tumor necrosis factor α (TNF-α) secara invitro (Seo SH, et.al. 2002). Infeksi
virus H5N1 dimulai ketika virus memasuki sel hospes setelah terjadi penempelan spikes
virion dengan reseptor spesifik yang ada di permukaan sel hospesnya. Virion akan menyusup
ke sitoplasma
sel dan akan mengintegrasikan materi genetiknya di dalam inti sel hospesnya, dan dengan
menggunakan mesin genetik dari sel hospesnya, virus dapat bereplikasi membentuk virion-
virion baru, dan virion-virion ini dapat menginfeksi kembali sel-sel disekitarnya.
Dari beberapa hasil pemeriksaan terhadap spesimen klinik yang diambil dari penderita
ternyata avian influenza H5N1 dapat bereplikasi di dalam sel nasofaring (Peiris JS,et.al.
2004), dan di dalam sel gastrointestinal (de Jong MD, 2005, Uiprasertkul M,et.al.2005).
Virus H5N1 juga dapat dideteksi di dalam darah, cairan serebrospinal, dan tinja pasien
(WHO,2005). Fase penempelan (attachment) adalah fase yang paling menentukan apakah
virus bisa masuk atau tidak ke dalam sel hospesnya untuk melanjutkan replikasinya. Virus
influenza A melalui spikes hemaglutinin (HA) akan berikatan dengan reseptor yang
mengandung sialic acid (SA) yang ada pada permukaan sel hospesnya. Ada perbedaan
penting antara molekul reseptor yang ada pada manusia dengan reseptor yang ada pada
unggas atau binatang. Pada virus flu burung, mereka dapat mengenali dan terikat pada
reseptor yang hanya terdapat pada jenis unggas yang terdiri dari oligosakharida yang
mengandung N-acethylneuraminic acid α-2,3-galactose (SA α-2,3-Gal), dimana molekul ini
berbeda dengan reseptor yang ada pada manusia. Reseptor yang ada pada permukaan sel
manusia adalah SA α-2,6-galactose (SA α-2,6-Gal), sehingga secara teoritis virus flu burung
tidak bisa menginfeksi manusia karena perbedaan reseptor spesifiknya. Namun demikian,
dengan perubahan hanya 1 asam amino saja konfigurasi reseptor tersebut dapat dirubah
sehingga reseptor pada manusia dikenali oleh HPAI-H5N1. Potensi virus H5N1 untuk
melakukan mutasi inilah yang dikhawatirkan sehingga virus dapat membuat varian-varian
baru dari HPAI-H5N1 yang dapat menular antar manusia ke manusia (Russel CJ and Webster
RG.2005, Stevens J. et. al. 2006).
Beberapa contoh penyakit lain yang disebabkan karena mutasi yang terjadi pada manusia :
78
79
Ciri-cirinya:
e. bentuk kaki X
g. keterbelakanga mental
Ciri-cirinya:
Ciri-cirinya:
a. Kariotipe 47, XYY (kelebihan sebuah kromosom seks Y), diderita oleh pria
b. Perawakan tinggi
Ciri-cirinya:
79
80
Relevansi: Mutasi yang terjadi pada Ny Dina, Tn Sahid dan Nina mempengaruhi jenis
thalassemia yang mereka derita. Ny Dina terkena mutasi missense mutation pada gen nya
yang menyebabkan beliau menderita thalassemia beta minor HB E, Tn Sahid terkena
frameshift mutation (mutasi bingkai) pada gen nya yang menyebabkan belia menderita
thalassemia beta intermediet, dan Nina terkena kedua mutasi tersebut yang menyebabkan ia
menderita thalassemia beta mayor HB E
Rekombinasi gen adalah penggabungan beberapa gen induk jantan dan betina ketika
pembuahan ovum oleh sperma yang menyebabkan adanya susunan pasangan gen yang
berbeda dari induknya. Akibatnya adalah lahirnya varian spesies baru.
Pada proses fertilisasi, rekombinasi gen terjadi pada fase meosis, yaitu ketika proses
Cross over atau pindah silang terjadi, pada profase I. Pada fase itu, gen-gen dari pasangan
kromosom homolog saling bertukaran. Seperti kita ketahui, manusia memiliki 2 set
kromosom yang saling berpasangan, satu set kromosom yang membawa sifat-sifat ayah, dan
satu set kromosom yang membawa sifat-sifat ibu. Pada pembelahan mitosis (perbanyakan
sel), kedua set kromosom tersebut akan diperbanyak apa adanya, jadi tidak ada perubahan
susunan gen. Namun, pada saat pembelahan meiosis, yaitu pada pembentukan sel gamet
(yang nota bene hanya punya satu set kromosom), terjadi pndah silang, sehingga satu set
kromosom hasil dari pembelahan meiosis akan membawa kombinasi sifat ayah da sifat ibu.
Secara buatan, rekombinasi gen merupakan salah satu alat bioteknologi untuk membuat
GMO ( Genetically Modified Organism), yaitu organisme yang telah dimodifikasi genetik
nya. Para ahli telah berhasil menghilangkan, menambahkan, atau menukar gen-gen tertentu
sehingga didapat sifat-sifat baru yang disukai. Umumnya organisme yang dimodifikasi
adalah bakteri, karena struktur genetisnya lebih sederhana dibandingkan organisme yang
lebih tinggi. Salah satu contoh yang paling populer adalah penyisipan gen pembuat insulin ke
80
81
dalam genom bakteri Escherichia coli, sehingga bakteri tersebut dapat memproduksi hormon
insulin untuk para penderita diabetes.
81