Professional Documents
Culture Documents
disusun oleh:
Kelompok 2
1. Khoirul Romadhan 082310101031
2. Chahyarina Putri 082310101043
3. Irwina Angelia S. 082310101052
4. Fitrio Deviantony 082310101056
5. Josi Novarianto 082310101061
6. Rizka Annisa Hanif 082310101067
7. Tony Hadi P. 082310101074
B. Macam-macam TAK
1. Pengertian
Terapi aktifitas kelompok (TAK) merupakan terapi modalitas
keperawatan untuk ditujukan pada kelompok klien dengan masalah
yang sama. TAK dibagi menjadi empat, yakni terdiri dari:
1. Terapi Aktifitas Kelompok (TAK) Sosialisasi
TAK Sosialisasi merupakan terapi yang dilakukan terhadap
sekelompok klien dalam upaya memfasilitasi kemampuan
klien untuk melakukan sosialisasi dengan orang lain dalam
kelompok terapi.
2. Terapi Aktifitas Kelompok (TAK) Stimulasi Kognitif atau
Persepsi
TAK Stimulasi Persepsi merupakan terapi yang menggunakan
aktifitas sebagai stimulus guna meningkatkan kepercayaan diri
dan terkait dengan pengalaman dan atau kehidupan untuk
didiskusikan dalam kelompok.
3. Terapi Aktifitas Kelompok (TAK) Stimulasi Sensori
TAK Stimulasi Sensori merupakan terapi aktifitas yang
melibatkan kelompok dengan aktifitas stimulasi sensori
sebagai upaya menstimulasi pancaindra agar memberi respon
yang adekuat.
4. Terapi Aktifitas Kelompok (TAK) Stimulasi Realita
TAK Stimulasi Realita merupakan terapi yang melibatkan
kelompok sebagai upaya untuk orientasi pada keadaan nyata
pada klien, yaitu diri sendiri, orang lain, lingkungan atau
tempat, dan waktu.
2. Tujuan
Tujuan dari pelaksanaaan terapi aktifitas kelompok (TAK) sendiri
sesuai dengan jenis TAK yang dilakukan, yakni:
a) TAK Sosialisasi (TAKS)
Tujuan Umum: meningkatkan hubungan sosial klien dalam
kelompok secara bertahap
Tujuan Khusus:
1. klien mampu memperkenalkan diri dengan menyebutkan nama
lengkap, nama panggilan, asal dan hobi,
2. klien mampu berkenalan dengan anggota kelompok,
3. klien mampu bercakap-cakap dengan anggota kelompok,
4. klien mampu bercakap-cakap topik tertentu,
5. klien mampu bercakap-cakap masalah pribadi,
6. klien mampu bekerjasama dalam permainan sosialisasi
kelompok,
7. klien mampu mengevaluasi kemampuan sosialisasi.
b) TAK Stimulasi Persepsi
Digunakan untuk klien yang mengalami waham. Terapi
menggunakan aktivitas sebagai stimulus dan terkait dengan
pengalaman dan kehidupan untuk didiskusikan di dalam kelompok.
Tujuan Umum :
Klien mempunyai kemampuan untuk menyelesaikan masalah yang
diakibatkan oleh paparan stimulus.
Tujuan Khusus :
- Klien mampu mempersepsikan stimulus yang dipaparkan
kepedanya
- Klien dapat menyelesaikan masalah yang timbul dari stimulus
yang dihadapinya.
3. Indikasi
Indikasi pelaksanaan TAK terbagi dalam jenis TAK yang dilakukan,
yakni:
a) Indikasi TAK Sosialisasi, yaitu:
- pasien menarik diri yang telah mulai melakukan interaksi
interpersonal,
- klien baru masuk, dan
- klien kerusakan komunikasi verbal yang telah berespon sesuai
dengan stimulus.
b) Indikasi TAK Stimulasi Persepsi, yaitu:
- pasien dengan halusinasi tahap maintenance (untuk TAK
Stimulasi Persepsi: Halusinasi),
- pasien yang mengalami harga diri rendah (untuk TAK Stimulasi
Persepsi: Harga Diri Rendah), dan
- pasien perilaku kekerasan yang telah kooperatif (untuk TAK
Stimulasi Persepsi: Perilaku Kekerasan).
c) Indikasi TAK Stimulasi Sensori, yaitu:
- klien isolasi sosial, menarik diri, harga diri rendah yang disertai
dengan kurang komunikasi verbal.
d) Indikasi TAK Orientasi Realita, yaitu:
- klien halusinasi, demensia, kebingungan, tidak kenal dirinya,
salah mengenal orang lain, tempat dan waktu.
C. MASALAH KEPERAWATAN
1. Diagnosis Keperawatan
Gangguan proses pikir : waham.
2. Pengertian
Waham adalah keyakinan seseorang yang berdasarkan penilaian
realitas yang salah. Gangguan proses pikir adalalah keadaan ketika
individu mengalami suatu gangguan dalam aktivitas mental, seperti
berpikir sadar, orientasi realitas, pemecahan masalah, penilaian, dan
pemahaman yang berhubungan denganm koping, kepribadian dan
atau gangguan jiwa.
3. Tujuan Umum
Klien dapat mempersepsikan sesuai dengan realita.
Tujuan Khusus
a. Klien dapat berorientasi kepada realita secara bertahap
b. Klien mampu berorientasi dengan orang lain dan lingkungan
c. Klien dapat memenuhi kebituhannya
d. Klien dapat melatih kemampuan yang dimiliki
e. Klien dapat menggunakan obat secara teratur
3. Kriteria Anggota
Klien sebagai anggota yang mengikuti therapy aktifitas kelompok ini
adalah klien dengan riwayat gangguan halusinasi dimensia,
kebingungan tidak kenal dirinya, salah mengenal orang lain, tempat
dan waktu
5. Setting Tempat
a. Terapis dan klien duduk bersama dalam lingkaran.
b. Ruangan nyaman dan tenang.
8. Susunan Pelaksana
Dokumentasi
Dokumentasi kemampuan yang dimiliki klien pada catatan proses
keperawatan tiap klien. Contoh: klien mengikuti sesi 2 TAK
orientasi realitas tempat. Klien mampu menyebutkan nama ruangan
dan letak kamar tidur yang lain belum mampu. Orientasikan klien
dengan tempat-tempat diruangan
12. Setting Tempat
a. Terapis dan klien duduk bersama dalam lingkaran.
b. Ruangan nyaman dan tenang
13. Penutup
Demikian proposal ini kami buat, atas perhatian dan dukungan serta
partisipasinya dalam kegiatan ini kami ucapkan terimakasih.