Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
Hak Asasi Manusia (HAM) merupakan hak-hak yang dimiliki manusia sejak ia
lahir yang berlaku seumur hidup dan tidak dapat diganggu gugat siapapun. Hak-hak
golongan, keturunanan, jabatan dan lain sebagainya antara setiap manusia yang
Jika kita melihat perkembangan HAM di Negara ini ternyata masih banyak
pelanggaran HAM yang sering kita temui. Mulai dari pelanggaran kecil yang
berkaitan dengan norma hingga pelanggaran HAM besar yang bersifat kriminal dan
menyangkut soal keselamatan jiwa. Untuk menyelesaikan masalah ini perlu adanya
menghukum individu atau oknum terbukti melakukan pelanggaran HAM. Selain itu
masyarakat juga perlu mengerti tentang HAM dan turut menegakkan HAM mulai
dari lingkungan sosial tempat mereka tinggal hingga nantinya akan terbetuk
Adapun contoh dari pelanggaran HAM di Indonesia adalah kasus Munir. Kasus
Munir menjelaskan bahwa Hak warga Negara untuk memperoleh kebenaran belum
dipenuhi oleh pemerintah. Oleh karena itu, penulis mengambil judul “Pelanggaran
Masalah-masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan Hak Asasi Manusia dan UU nomor berapa yang
2. Untuk mengetahui kasus yang berkaitan dengan pelanggaran Hak Asasi Manusia.
solusinya.
BAB II
PEMBAHASAN
Menurut UU No. 39 Tahun 1999 tentang hak asasi manusia mendefinisikan hak
asasi manusia sebagai seperangkat hak yang melekat pada hakikat keberadaan
Menurut Suproatnoko (2008;125), hak asasi manusia adalah hak dasar milik
manusia, bersifat universal sebagai karunia Tuhan Yang Maha Esa sejak hidup dalam
kandungan atau rahim, dan hak kodrati atau asasi yang tidak dapat dipisahkan dari
Hak asasi manusia di Indonesia didasarkan pada falsafah dan ideology pancasila,
pembukaan UUD 1945, batang tubuh UUD 1945, UU No. 39 Tahun 1999 tentang
hak asasi manusia, dan UU No. 26 Tahun 2000 tentang pengadilan hak asasi
manusia.
diantaranya:
Beberapa asas dasar hak asasi manusia yang tercantum dalam UU No. 39 Tahun
1999 adalah:
hokum yang adil serta mendapat kepastian hokum dan perlakuan yang sama di
depan hukum.
b. Setiap orang berhak atas perlindungan hak asasi manusia dan kebebasan dasar
c. Hak untuk hidup, hak untuk tidak disiksa, hak kebebasan pribadi, pikiran dan
hati nurani, hak beragama, hak untuk tidak diperbudak, hak untuk diakui sebagai
pribadi dan persamaan di hadapan hukum, hak untuk tidak dituntut atas dasar
hokum yang berlaku surut adalah hak asasi manusia yang tidak dapat dikurangi
d. Setiap orang diakui sebagai pribadi yang berhak menuntut dan memperoleh
e. Setiap orang berhak mendapat bantuan dan perlindungan yang adil dan
Secara operasional hak asasi manusia dan kebebasan dasar manusia Indonesia dalam
menegakkan, dan memajukan hak asasi manusia yang diatur dalam undang-
c. Hak dan kebebasan yang diatur dalam undang-undang ini hanya dapat dibatasi
dan penghormatan terhadap hak asasi manusia serta kebebasan dasar orang lain,
d. Tidak satu ketentuan pun dalam undang-undang ini boleh diartikan bahwa
Adapun contoh kasus pelanggaran HAM di Indonesia adalah kasus Munir sang
pejuang Hak Asasi Manusia. Ia lahir di Malang, Jawa Timur pada tanggal 8
Desember 1965 tepatnya di Kota Batu. Munir merupakan seorang aktivis dan
pejuang HAM Indonesia Munir mendirikan Komosi untuk Orang Hilang dan Korban
Kekerasan (KontraS).
Berikut adalah kronologis pembunuhan Munir hingga proses pengadilan
program master (S2) di Universitas Utrecth Belanda. Munir naik pesawat Garuda
Indonesia GA-974 pada pukul 21.55 WIB menuju Singapura untuk kemudian transit
00.40 waktu Singapura. Kemudian pukul 01.50 waktu Singapura Munir kembali
terbang dan menuju Amsterdam. Tiga jam setelah pesawat GA-974 take off dari
Singapura, awak kabin melaporkan kepada pilot Pantun Matondang bahwa seorang
penumpang bernama Munir yang duduk di kursi nomor 40 G menderita sakit. Munir
bolak balik ke toilet. Pilot meminta awak kabin untuk terus memonitor kondisi
Munir. Munir pun dipindahkan duduk di sebelah seorang penumpang yang kebetulan
September 2004, pukul 08.10 waktu Amsterdam di bandara Schipol Amsterdam, saat
jejak-jejak senyawa arsenikum setelah otopsi. Hal ini juga dikonfirmasi oleh polisi
Indonesia. Belum diketahui siapa yang telah meracuni Munir, meskipun ada yang
Salah satunya adalah kebencian para penguasa orde baru terhadap gerakan
membunuh, dan membantai rakyat kecil mendapat perlawanan keras dari Munir.
Munir tanpa lelah terus mencari fakta dan realita untuk mengungkap kasus-kasus
pembantaian orang dan rakyat yang tidak berdosa. Meskipun dirinya dan
terungkap bahwa pada 7 September 2004, seharusnya Pollycarpus sedang cuti. Lalu
ia membuat surat tugas palsu dan mengikuti penerbangan Munir ke Amsterdam. Aksi
menerima beberapa panggilan telepon dari sebuah telepon yang terdaftar oleh agen
intelijen senior. Dan pada akhirnya, 20 Desember 2005 Pollycarpus BP dijatuhi vonis
20 tahun hukuman penjara. Meskipun sampai saat ini, Pollycarpus tidak mengakui
dirinya sebagai pembunuh Munir, berbagai alat bukti dan skenario pemalsuan surat
tugas dan hal-hal yang janggal. Namun, timbul pertanyaan, untuk apa Pollycarpus
membunuh Munir. Apakah dia bermusuhan atau bertengkar dengan Munir. Tidak
Pollycarpus dari agen Intelinjen Senior adalah seorang mantan petinggi TNI, yakni
ditinggali Prabowo Subianto (pendiri Partai Gerindra). Selain itu, ia juga pernah
Negeri Jakarta Selatan dan pada awal Desember 2008, jaksa penuntut umum (JPU)
kasus pembunuhan Munir menuntut Muchdi PR dihukum 15 tahun penjara. Muchdi
Jaksa juga memaparkan sejumlah fakta yang terungkap dari keterangan saksi,
barang bukti, dan keterangan terdakwa selama 17 kali sidang. Di antaranya adalah
surat dari Badan Intelijen Negara yang ditujukan kepada Garuda Indonesia pada Juni
tersebut sangat tidak wajar karena Badan Intelijen Negara ikut campur urusan bisnis
Jaksa juga menunjuk bukti transaksi panggilan dari nomor telepon yang diduga milik
Pollycarpus ke nomor yang diduga milik Muchdi, atau sebaliknya, yang tercatat
dalam call data record. Selain itu, dalam persidangan Muchdi PR memberikan
pembunuh kandas ditangan majelis hakim PN Jakarta Selatan yang diketuai Suharto.
Tanggal tanggal 31 Desember 2008, majelis hakim menvonis bebas Muchdi Pr atas
Kasus Munir juga merupakan hasil dari sisa-sisa pemerintahan orde baru yang saat
itu lebih bersifat otoriter. Seharusnya kasus Munir ini dijadikan suatu pelajaran untuk
bangsa ini agar meninggalkan cara-cara yang bersifat otoriter karena setiap manusia
atau warga Negara memiliki hak untuk memperoleh kebenaran, hak hidup, hak
memperoleh keadilan, dan hak atas rasa aman. Sedangkan bangsa Indonesia saat ini
memiliki sistem pemerintahan demokrasi yang seharusnya menjunjung tinggi HAM
Pemerintah hingga saat ini masih kurang tegas dalam menangani kasus
pelanggaran HAM yang terjadi di Indonesia. Hal itu dikarenakan kurang ketatnya
Selain hal tersebut, kasus munir merupakan suatu kejahatan yang dicurigai
tercemar.
memberikan Hak-hak yang diimiliki seluruh masyarakat yang tertuang dalam UUD
1945, batang tubuh UUD 1945, UU No. 39 Tahun 1999 tentang hak asasi manusia,
untuk hidup, hak untuk tidak disiksa, hak kebebasan pribadi, pikiran dan hati nurani,
hak beragama, hak untuk tidak diperbudak, hak untuk diakui sebagai pribadi dan
persamaan di hadapan hukum, hak untuk tidak dituntut atas dasar hokum yang
berlaku surut adalah hak asasi manusia yang tidak dapat dikurangi dalam keadaan
apa pun dan oleh siapa pun. Hal diatas sangat bertentangan dengan hal yang diterima
munir sebagai warga Negara yang hanya ingin memperjuangkan kebenaran atas
ketidak adilan yang terjadi pada masa pemerintahan orde baru, sehingga dengan
dibunuhnya munir sudah jelas merupakan salah satu kasus pelanggaran HAM.
BAB III
Kesimpulan
Maha Esa kepada seluruh manusia dan tak ada satupun orang pun yang dapat
memberikan apa yang seharusnya rakyat miliki yang diantaranya adalah hak untuk
Hak Asasi Manusia(HAM) sendiri juga telah diatur didalam UU No. 39 Tahun
1999 yang isinya mengenai hak-hak yang dimiliki rakyat di Indonesia yaitu Hak
hidup, Hak berkeluarga dan melanjutkan keturunan, Hak mengembangkan diri, Hak
memperoleh keadilan, Hak atas kebebasan pribadi, Hak atas rasa aman, Hak atas
kesejahteraan, Hak turut serta dalam pemerintah, Hak wanita dan Hak anak
Dengan begitu kasus Munir merupakan pelanggaran HAM yang harus di jadikan
pelajan untuk bangsa ini kedepannya agar lebih menghargai HAM itu sendiri. Untuk
itu diperlukan perhatian pemerintah yang mendalam dan pemahaman yang lebih dari
seluruh rakyat agar dapat bersama-sama menegakkan HAM di bangsa yang kita
cintai ini.