You are on page 1of 35

Bab I

KONSEP DASAR THERMODINAMIKA


1.1 DEFINISI DAN APLIKASI THERMODINAMIKA

Thermodinamika adalah ilmu tentang energi, yang secara spesificmembahas tentang


hubungan antara energi panas dengan kerja. Sepertitelah diketahui bahwa energi
didalam alam dapat terwujud dalamberbagai bentuk, selain energi panas dan kerja,
yaitu energi kimia, energilistrik, energi nuklir, energi gelombang elektromagnit, energi
akibat gaya magnit, dan lain-lain . Energi dapat berubah dari satu bentuk ke bentuklain,
baik secara alami maupun hasil rekayasa tehnologi. Selain itu energy di alam semesta
bersifat kekal, tidak dapat dibangkitkan atau dihilangkan, yang terjadi adalah
perubahan energi dari satu bentuk menjadi bentuk lain tanpa ada pengurangan atau
penambahan. Prinsip
ini disebut sebagai prinsip konservasi atau kekekalan energi.

Prinsip thermodinamika tersebut sebenarnya telah terjadi secara alami dalam


kehidupan sehari-hari. Bumi setiap hari menerima energy gelombang elektromagnetik
dari matahari, dan dibumi energi tersebut berubah menjadi energi panas, energi angin,
gelombang laut, proses pertumbuhan berbagai tumbuh-tumbuhan dan banyak proses
alam lainnya. Proses didalam diri manusia juga merupakan proses konversi energi yang
kompleks, dari input energi kimia dalam maka nan menjadi energi gerak berupa segala
kegiatan fisik manusia, dan energi yang sangat bernilai yaitu energi pikiran kita.
Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, maka prinsip alamiah dalam
berbagai proses thermodinamika direkayasa menjadi berbagai bentuk mekanisme
untuk membantu manusia dalam menjalankan kegiatannya. Mesin-mesin transportasi
darat, laut, maupun
udara merupakan contoh yang sangat kita kenal dari mesin konversi energi, yang
merubah energi kimia dalam bahan bakar atau sumber

energi lain menjadi energi mekanis dalam bentuk gerak atau perpindahan diatas
permukaan bumi, bahkan sampai di luar angkasa.Pabrik-pabrik dapat memproduksi
berbagai jenis barang, digerakkan oleh mesin pembangkit energi listrik yang
menggunakan prinsip konversi energy panas dan kerja. Untuk kenyamanan hidup, kita
memanfaatkan mesin air conditioning, mesin pemanas, dan refrigerators yang
menggunakan prinsip dasar thermodinamila.

Aplikasi thermodinamika yang begitu luas dimungkinkan karena perkembangan ilmu


thermodinamika sejak abad 17 yang dipelopori dengan penemuan mesin uap di Inggris,
dan diikuti oleh para ilmuwan thermodinamika seperti Willian Rankine, Rudolph
Clausius, dan Lord Kelvin pada abad ke 19. Pengembangan ilmu thermodinamika
dimulai dengan
pendekatan makroskopik, yaitu sifat thermodinamis didekati dari perilaku umum
partikel-partikel zat yang menjadi media pembawa energi, yang disebut pendekatan
thermodinamika klasik. Pendekatan tentang sifat thermodinamis suatu zat berdasarkan
perilaku kumpulan partikel-partikel disebut pendekatan mikroskopis yang merupakan
perkembangan ilmu thermodinamika modern, atau disebut thermodinamika statistik.
Pendekatan thermodinamika statistik dimungkinkan karena

1
perkembangan teknologi komputer, yang sangat membantu dalam menganalisis data
dalam jumlah yang sangat besar.

1.2 BENTUK-BENTUK ENERGI

Telah disampaikan sebelumnya bahwa energi dapat terwujud dalam berbagai bentuk,
yaitu energi kimia, energi panas, energi mekanis, energi listrik, energi nuklir, energi
gelombang elektromagnetik, energy gaya magnit, dan lain-lain.

Suatu media pembawa energi dapat mengandung berbagai bentuk energi tersebut
sekaligus, dan jumlahenerginya disebut energi total (E). Dalam analisis thermodinamika
sering digunakan energi total setiap satuan masa media (m), yang disebut sebagai
energi per-satuan masa (e) yaitu,

e= E (1.1)
m

Berbagai bentuk energi diatas dapat pula dikelompokkan menjadi dua bentuk, yaitu
energi makroskopik dan energi mikroskopik. Energi makroskopik adalah keberadaan
energi ditandai dari posisinya terhadap lingkungannya atau terhadap suatu referensi
yang ditentukan. Contoh bentuk energi makroskopik adalah energi kinetik (KE) dan
energi potensial (PE).

Keberadaan energi mikroskopik ditentukan oleh struktur internal darizat pembawa


energi sendiri dan tidak tergantung kepadalingkungannnya, yaitu struktur dan gerakan
molekul zat tersebut. Energi mikroskopik ini disebut sebagai energi internal (U).

Energi makroskopik berhubungan dengan gerakan masa pembawa energi, dan


pengaruh luar seperti gaya gravitasi, pengaruh energi listrik, sifat magnit, dan tegangan
pemukaan fluida. Energi kinetis KE adalah energi yang disebabkan oleh gerakan relatif
terhadap suatu
referensi, dan besarnya adalah:

2
KE = mV 2 (1.2.)

atau dalam bentuk energi per-satuan masa:

2
ke = V2
(1.3)

dengan, m = satuan masa media pembawa energy

V = satuan kecepatan gerakan masa.

Energi potensial adalah energi yang disebabkan oleh posisi elevasinya dalam medan
gravitasi, dan besarnya adalah:

PE = m g z (1.4)

Atau dalam bentuk energi per-satuan masa,

2
pe = g z ( 1.5)

dengan, g = gaya gravitasi

z = posisi elevasi terhadap suatu referensi.

Energi internal meliputi semua jenis energi mikroskopik, yaitu akibat dari struktur dan
aktivitas molekul dalam masa yang ditinjau. Struktur molekul adalah jarak antar
molekul dan besar gaya tarik antar molekul, sedang aktivitas molekul adalah kecepatan
gerak molekul.

Energi laten adalah energi yang merubah jarak dan gaya tarik antar molekul, sehingga
masaberubah fase antara fase padat atau cair menjadi gas. Energi sensible
merubahkecepatan gerak molekul, yang ditandai oleh perubahan temperatur dari masa
yang ditinjau.

Energi kimia adalah energi internal sebagai akibat dari komposisi kimia sua tu zat, yang
merupakan energi yang mengikat atom dalam molekul zat tersebut. Perubahan struktur
atom menyebabkan perubahan energi pengikat atom dalam molekul, sehingga
reaksinya dapat melepaskan energi (eksothermis) misalnya dalam reaksi pembakaran,
atau memerlukan energi (indothermis).

Bentuk energi internal lainnya adalah energi nuklir, yang merupakan energi ikatan
antara atom denganintinya. Dalam bahasan thermodinamika efek dari jenis energi
makroskopik lain yaitu energi magetik, dan tegangan permukaan fluida dapat
daibaikan, sehingga energi total E dari masa pembawa energi tersebut adalah:
2
E = U + KE + PE = U + mV + mgz (1.6)
2

atau dalam bentuk energi per-satuan masa,


2

e = u + ke + pe = u + V + gz
(1.7)
2

Dalam aplikasi bidang teknik masa atau sistem thermodinamika yang ditinjau biasanya
tidak bergerak selama proses berlangsung, sehinggaperubahan energi potensial dan
energi kinetisnya sama dengan nol.

1.3 SISTEM, PROSES, DAN SIKLUS THERMODINAMIKA

Suatu sistem thermodinamika adalah sustu masa atau daerah yang dipilih, untuk
dijadikan obyek analisis. Daerah sekitar sistem tersebut disebut sebagai lingkungan.
Batas antara sistem dengan lingkungannya disebut batas sistem (boundary), seperti
terlihat pada Gambar 1.1. Dalam aplikasinya batas sistem nerupakan bagian dari sistem
maupun lingkungannya, dan dapat tetap atau dapat berubah posisi atau bergerak.

3
BATAS SISTEM SISTEM
LINGKUNGAN SISTEM

TERMODINAMIKA

Gambar 1.1. Skema sistem thermodinamika

Dalam thermidinamika ada dua jenis sistem, yaitu sistem tertutup dan sistem terbuka.
Dalam sistem tertutup masa dari sistem yang dianalisis tetap dan tidak ada masa
keluar dari sistem atau masuk kedalam sistem, tetapi volumenya bisa berubah. Yang
dapat-keluar masuk sistem tertutup adalah energi dalam bentuk panas atau kerja.
Contoh sistem tertutup adalah suatu balon udara yang dipanaskan, dimana masa udara
didalam balon tetap, tetapi volumenya berubah, dan energi panas masuk kedalam
masa udara didalam balon.

Dalam sistem terbuka, energi dan masa dapat kelua r sistem atau masuk kedalam
sistem melewati batas sistem. Sebagian besar mesinmesin konversi energi adalah
sistem terbuka. Sistem mesin motor bakar adalah ruang didalam silinder mesin, dimana
campuran bahan bahanbakar dan udara masuk kedalam silinder, dan gas buang keluar
sistem

melalui knalpot. Turbin gas, turbin uap, pesawat jet dan lain-lain adalah merupakan
sistem thermodinamika terbuka, karena secara simultan ada energi dan masa keluar-
masuk sistem tersebut. Karakteristik yang menentukan sifat dari sistem disebut
property dari sistem, seperti tekanan P, temperatur T, volume V, masa m, viskositas,
konduksi panas, dan lain-lain. Selain itu ada juga property yang disefinisikan dari
property yang lainnya seperti, berat jenis, volume spesifik, panas jenis, dan lain-lain.

Suatu sistem dapat berada pada suatu kondisi yang tidak berubah, apabila masing-
masing jenis property sistem tersebut dapat diukur pada semua bagiannya dan tidak
berbeda nilainya. Kondisi tersebut disebut sebagai keadaan (state) tertentu dari sistem,
dimana sistem mempunyai nilai property yang tetap. Apabila property nya berubah,
maka keadaan sistem tersebut disebut mengalami perubahan keadaan. Suatu sistem
yang tidak mengalami perubahan keadaan disebut sistem dalam keadaan seimbnag
(equilibrium).

1.4 SISTEM SATUAN, TEKANAN, DAN TEMPERATUR.

1.4.1 Sistem Satuan.

Suatu sistem satuan adalah sistem besarn atau unit untuk mengkuantifikasikandimensi
dari suatu property. Sistem satuan yang sekarangdipergunakan di seluruh dunia,
termasuk Indonesia, adalah Sistem SI, Sistem Internasional. Sistem ini menggantikan 2
sistem yang dipergunakan sebelumnya, yaitu sistem British dan sistem Metris.

Dalam sistem SI ada 7 macam dimensi dasar, yaitu panjang (m), masa (kg), waktu
(detik), temperatur (K), arus listrik (A), satuan sinar (candela-c), dan satuan molekul
(mol). Satuan gaya merupakan kombinasi dari masa dan percepatan, dan mempunyai
besaran N (Newton), yang didefinisikan menurut Hukum Newton,

4
F=ma

(1.8)

Dan 1 N adalah gaya yang diperlukan untuk memberikan percepatan sebesar 1 m/det 2
pada suatu masa sebesar 1 kg sehingga.

1 N = 1 kg. m/det (1.9)

Ukuran berat (W) adalah gaya yang ditimbulkan oleh masa m kg, dengan percepatan
sebesar medan gravitasi yang terjadi (g), sebagai berikut.

W=mg (1.10)

dengan bertambahnya elevasi. Kerja yang merupakan salah satu bentuk energi, adalah
gaya kali jarak dengan satuan N.m, dan disebut pula J (Joule) yaitu, Satuan W adalah
Newton, sedang besar gravitasi di bumi adalah 9,807 m/det 2 di permukaan laut dan
semakin kecil

1 J = 1 N.m ` (1.11)

Satuan Joule juga digunakan dalam dimensi energi panas, dan biasanya ukurannya
dalam kJ (kilojoule) atau MJ (Mega Joule).

1.4.2 Tekanan.

Tekanan merupakan salah satu property yang terpenting dalam thermodinamika, dan
didefinisikan sebagai gaya tekan suatu fluida (cair atau gas) pada satu satuan unit luas
area. Istilah tekanan pada benda padat disebut tegangan (stress). Satuan tekanan
adalah Pa (Pascal), yang didefinisikan sebagai,

1 Pa = 1 N/m2
Karena satuan Pascal terlalu kecil, maka dalam analisis thermodinamika
seringdigunakan satua kilopascal (1 kPa = 103 Pa), atau megapascal (1 MPa = 106 Pa).
Satuan tekanan yang cukup dikenal adalah satuan bar (barometric), atau atm (standard
atmosphere), sebagai berikut.

1 bar = 105 Pa = 0,1 Mpa = 100kPa


1 atm = 101. 325 Pa = 101,325 kPa = 1, 01325 bar

Alat pengukur tekanan diatas atmosfir adalah manometer, alat pengukur tekanan
vakum disebut manometer vakum, sedang alat pengukur tekanan atmosfir disebut
barometer. Terdapat banyak jenis metode pengukuran tekanan seperti pipa U,
manometer pegas, atau transduser elektronik.

1.4.3 Temperatur

5
Ukuran temperatur berfungsi untuk mengindikasikan adanya energy panas pada suatu
benda padat, cair, atau gas. Metodenya biasanya menggunakan perubahan salah satu
property suatu material karenapanas, seperti pemuaian, dan sifat listrik.

Prinsip pengukurannya adalah apabila suatu alat ukur ditempelkan pada benda yang
akan diukur temperaturnya, maka akan terjadi perpindahan panas ke alat ukur sampai
terjadi keadaan seimbang. Dengan demikian temperatur yang terterapada alat ukur
adalah sama dengan temperatur pada benda yang diukur
temperaturnya.

Prinsip tersebut menghasilkan Hukum Thermodinamika Zeroth (Zeroth Law of


Thermodynamics), yaitu apabila dua benda dalam keadaan seimbang thermal dengan
benda ketiga maka dua benda tersebut juga dalam keadaan seimbang thermal
walaupuntidak saling bersentuhan.

Dalam sistem SI satuan temperatur adalah Kelvin (K) tanpa derajad. Skala dari ukuran
temperatur dalam derajad Celcius adalah sama dengan skala ukuran Kelvin, tetapi titik
nol oC sama dengan 273,15 K. Titik nol oC adalah kondisi es mencair pada keadaan
standard atmosfir, sedang kondisi 0 K adalah kondisi nol mutlak dimana semua gerakan
yang menghasilkan energi pada semua materi berhenti.

Dalam analisis thermodinamika, apabila yang dimaksudkan adalah ukuran temperatur


maka yang digunakan adalah ukuran dalam K, sedang apabila analisis berhubungan
dengan perbedaan temperature maka baik ukuran oC maupu K dapat digunakan.

Bab II

6
PROPERTY ZAT MURNI DAN
KARAKTERISTIK
GAS IDEAL
2.1 ZAT MURNI

Zat murni adalah zat yang mempunyai komposisi kimia yang tetap pada semua
bagiannya. Contoh zat murni misalnya, air, nitrogin, helium, CO2, udara, dan lain -lain.
Persyaratan sebagai zat murni tidak perlu hanya satu jenis saja, tetapi dapat berupa
campuran zat asal campurannya homogin pada seluruh bagiannya. Udara merupakan
campuran dari beberapa jenis zat tetapi masih bersifat zat murni, tetapi campuran
antara minyak dengan air bukan merupakan zat murni karena tidak dapat bercampur
secara homogin.

Zat murni dapat terwujud dalam fasa padat, fasa cair, atau fasa gas. Fasa padat
mempunyai struktur molekul dengan jarak antar molekul paling kecil dan gaya ikat
antar molekul paling besar, fasa cair mempunyai gaya ikat yang lebih kecil, dan fasa
gas gaya ikat antar molekul paling kecil. Posisi molekul pada fasa padat relatif tetap,
pada fasa cair molekul bergerak secara oscilasi, dan pada fasa gas molekulmolekul
bergerak bebas tidak beraturan dan saling bertabrakan satu sama lainnya.

2.2 DIAGRAM FASA

Zat murni dapat mengalami perubahan fasa pada keadaan yang berbeda-beda,
tergantung kepada kondisi property nya. Air berubah fasa menjadi gas pada temperatur
sekitar 100 oC apabila tekanannya 1 atm, tetapi pada tekanan lebih tinggi maka
temperatur perubahan fasa nya lebih tinggi pula.. menunjukkan diagram perubahan
fasa cair-gas pada suatu zat murni, dengan koordinat tekanan dan temperatur.

2.3 TABEL PROPERTY

Dalam analisis thermodinamika selalu dibutuhkan data nilai property dari suatu zat,
pada semua lingkup keadaan untuk masingmasing zat yang diteliti. Nilai property dapat
diprediksi dengan mengembangkan suatu persamaan matematis hubungan antar
property dari zat yang bersangkutan. Namun biasanya bentuk hubungan antar

property untuk semua zat sangat kompleks, srhingga sangat sulit untuk
direpresentasikan dalam suatu persamaan yang sederhana. Karena itu data property
biasanya dipresentasikan dalam bentuk Tabel Thermodinamika, yang berisi data
property dari beberapa zat yang sering digunakan dalam aplikasi thermodinamika.
Tabel tersebut membutuhkan data property yang sangat banyak, yang dikumpulkan
dari hasil pengukuran yang membutuhkan waktu yang lama. Jenis property yang
biasanya ada dalam Tabel Thermodinamika adalah tekanan, temperatur,volume
spesifik, energy internal, panas laten, dan dua property baru yaitu enthalpy (h) dan
entropy (s) yang akan dibahas dalam bab selan jutnya. Data property untuk keadaan
fasa campuran tidak dapat dilihat secaralangsung dalam Tabel Thermodinamika, tetapi
dapat dihitung dengan menggunakan parameter kualitas campuran (x) yaitu:

x = mg (2.1)

7
m lotal

dimana : masa total campuran (mtotal)= masa liquid + masa uap = mf + m g Parameter x
mempunyai nilai nol yaitu apabila mg = 0 atau pada kondisi liquid jenuh, sedang x = 1
apabila mf = 0 atau mg = mtotal, yaitu pada keadaan uap jenuh. Hubungan antara
parameter x dengan nilai property tertentu, misalnya enthalpy (h) adalah:

h = hf + x . hfg (2.2)

dimana:
h = enthapy pada kondisi campuran
hf = enthalpy pada keadaan liquid jenuh
hfg = pana laten

2.4 GAS IDEAL

Molekul-molekul gas didalam suatu ruangan yang dibatasi dindingbergerak kesegala


arah dengan tidak beraturan (chaotic motion ).Karena gerakan tidak beraturan tersebut
kemungkinan sering terjadi

tumbukan antar molekul, sebelum menabrak dinding batas ruangan. Tabrakan molekul
ke dinding ruangan tersebut terjadi secara terusmenerus, yang menimbulkan efek
tekanan gas didalam ruangan tersebut. Semakin tinggi temperatur gas, maka semakin
besar kecepatan geraknya sehingga menyebabkan momentum tumbukan terhadap
dinding semakin besar. Akibatnya tekanan yang terjadi dida lam ruanganakan semakin
besar pula.

Dari mekanisme gerakan molekul tersebut, maka dapat dibayangkan adanya suatu
persamaan matematik hubungan antar variabel property gas didalam ruangan,
terutama tekanan (P), temperatur (T), dan volume ruangan (V). Volume ruangan juga
merupakan variabel karena menentukan jarak lintasan gerak molekul sebelum
menabrak dinding.

Namun untuk menurunkan persamaanhubungan secara analitis mengalami kesulitan,


karena kompleksitas gerakan molekul, adanya gaya tarik-menarik antar molekul, dan
pengaruh volume molekul sendiri. Karena itu kemudian diasumsikan adanya suatu jenis
gas idea yang mempunyai sifat ideal, sehingga dimungkinkan penurunan persamaan
matematis hubungan antar beberapa variabel dari property gas. Sifat-sifat gas ideal
yang diinginkantersebut tersebut adalah:

1. Gaya tarik-menarik antar molekul gas diabaikan.


2. Total volume molekul gas diabaikan terhadap volume ruangan.

Asumsi pertama memungkinkan bahwa semua energi kinetic molekul menghasilkan


energi tumbukan molekul ke dinding, sedang asumsi kedua memungkinkan tidak ada
pengurangan energi kinetik molekul karena tumbukan antar molekul diabaikan. Dengan
kedua asumsi tersebut, maka secara analitis dapat diturunkan persamaan hubungan
antar variabel P, v, dan T gas ideal, atau sering disebut persamaan keadaan gas ideal
atau persamaan Boyle – Gay Lussac, sebagai berikut,

Pv = RT (2.3)

8
dengan,
P = tekanan absolut gas
v = volume spesiifik gas
R = konstanta gas
T = temperatur absolut gas

Boyle dan Gay Lussac mendapatkan persamaan tersebut melalui eksperimen pada
kondisi gas pada tekanan sangat rendah, sehingga persamaan gas ideal dapat
diaplikasikan pada gas sebenarnya apabila tekanannya sangat rendah. Dalam
penelitian selanjutnya didapatkan apabila pada temperatur tinggi, atau pada tekanan
sangat tinggi sekitar tujuh kali tekanan kritisnya, maka si fat suatu gas juga mendekati
sifat gas ideal. Besarnya
konstanta gas R berbeda untuk setiap jenis gas, dan dapat dihitung dengan,

R = Rµ
(2.4)
M

dengan,
R ? = konstanta gas universal
M = masa setiap molekul gas

Besarnya konstanta gas universal adalah sama untuk semua jenis gas yaitu R? = 8,314
kJ/(kmol.K). Masa gas didalam ruangan dapat dihitung apabila jumlah molekulnya
diketahui, anadaikan junlah molekulnya N, maka masa gas didalam ruangan tersbut:

M=MN (2.5)

Dan volume ruangan adalah: V = m v (2.6)

Sehingga persamaan gas ideal dapat dituliskan dalam variabel volume


ruangan sebagai berikut.

PV=mRT (2.7)

P V = N RT (2.8)

Dari persamaan (2.7) dapat diturunkan hubungan antara variabel gas didalam ruangan
pada dua keadaan yang berbeda, dengan masa gas(m) tetap sebagai berikut,

P1 T 1 = P2 T2 (2.9)
V1 V2

9
dengan indeks 1 dan 2 menunjukkan bahwa gas pada keadaan 1 danpada keadaan 2.
Menurut penelitian, beberapa jenis gas seperti udara, oksigen,hidrogen, helium, argon,
neon, CO2 dapat dperlakukan sebagai gas ideal dengan penyimpangan hasil
perhitungan terhadap kondisi sebenarnya hanya sekitar 1%. Gas yang dipadatkan
seperti uap didalam ketel uap, zat refrigeran didalam mesin pendingin tidak boleh
diperlakukan sebagai gas ideal, karena penyimpangan atau kesalahan perhitungannya
menjadi terlalu besar. Data property nya harus dilihat dalam Tabel Thermodinamika
untuk gas yang bersangkutan.

2.5 PERSAMAAN KEADAAN GAS

Persamaan gas ideal cukup sederhana, namun seperti telah dibahas sebelumnya
lingkup pemakaiannya terbatas. Banyak usaha dilakukan untuk mengembangkan
persamaan keadaan gas, dengan lingkup pemaka ian yang lebih luas. Namun
persamaan yang didapatkan umumnya lebih kompleks dibandingkan dengan
persamaan gas ideal, seperti pada persamaan Van der Waals dan persamaan Beattie-
Bridgeman sebagai berikut:

1. Persamaan Van del Waals.

Pada tahun 1873, Van der Waals mengajukan persamaan keadaan gas dengan
tambahan dua konstanta a dan b sebagai berikut,

(P + a )( v − b) = RT (2.10)
v2

dengan nilai konstanta a dan b sebagai berikut.


2 2

a= 27 R T cr dan b= RT cr (2.11)
64P cr 8 P cr

Persamaan Van der Waals mempunyai ketelitian yang kurang baik, tetapi apabila
konstanta a dan b dihitung menurut perilaku gas sebenarnya pada lingkup yang luas
maka ketelitiannya menjadi lebih naik.

2. Persamaan Beattie-Bridgeman.

Persamaan Beattie – Bridgeman diajukan pada tahun 1928, dengan menggunakan lima
konstanta sebagai berikut,

10
.
P = R µ T (1 − c) (v − B ) − A
(2.12)
2 3 2
V vT v

dengan konstanta A dan B dihitung dengan persamaan sebagai berikut,

A = A0 (1− a) dan B = B0 (1− b) (2.13)


v v

Aplikasi persamaan ini adalah sampai dengan 0,8 ? cr , dengan ? cr


adalah titik krits dari densitas gas yang bersangkutan.

Bab III

11
3.1 PENDAHULUAN

Hukum termodinamika pertama menyatakan bahwa energi tidak dapat diciptakan


dan dimusnahka tetapi hanya dapat diubah dari satu bentuk ke bentuk yang lain.

Prinsip tersebut juga di kenal dengan istilah

konservasi energi. Hukum pertama dapat dinyatakan secara sederhana ; selama


interaksi antara sistem dan lingkungan, jumlah energi yang diperoleh sistem harus
sama dengan energi yang dilepaskan oleh lingkungan. Enegi dapat melintasi batas dari
suatu sistem tertutup dalam dua

bentuk yang berbeda : panas (heat) dan kerja (work).

3.2 Panas (Heat) ⇒ Q

Panas (heat) didefinisikan sebagai bentuk energi yang dapa berpindah antara dua
sistem (atau dari sistem ke lingkungan) dengansifat perbedaan temperatur. Panas
adalah sebuah energi dalam keadaan transisi, dia di kenali jika hanya melewati batas
sistem sehingga dalam termodinamika panas (heat) sering diistilahkan dengan tranfer

panas (heat transfer).

Suatu proses jika tidak terjadi perpindahan panas disebut dengan proses adiabatis. Ada
dua cara suatu proses dapat dikatakan adiabatis.Pertama, sistem diisolasi sempurna
sehingga tidak ada energi panas yang keluar. Kedua, antara sistem dan lingkungan
berada pada temperatur yang sama sehingga tidak terjadi aliran panas karna
perbedaan temperatur. Dari pengertian diatas, tidak harus disamakan pengertian
proses adiabatis dengan proses isotermal. Satuan energi panas adalah Joule, kJ (atau
Btu). Heat transfer perunit massa di simbolkan dengan q :

q= Q (kJ / kg)
(3-1)

Kadang sering digunakan untuk mengetahui rate of heat tranfer atau jumlah heat
transfer perunit waktu dalam interval tertentu, disimbolkan dengan Q, mempunyai
satuan kJ/s (kW). Ketika Q bervariasi dengan waktu, jumlah heat transfer selama proses
dilakukan dengan mengintegrasikan Q selama rentang waktu tertentu :

Q =• Q dtçKj
(3-2)

12
Ketika Q & konstan selama proses, maka hubungan diatas menjadi

Q= Q∆t (kJ)
(3-3)

dimana ∆ t = t2 - t 1.

Panas mempunyai jumlah dan arah. Untuk menandai arah dari panas ada suatu
konvensi tanda (kesepakatan tanda) sebagai berikut : Heat transfer menuju sistem
bertanda positif, dan keluar sistem bertanda negatif.

3.3 Kerja (Work) ⇒ W

Kerja (work) seperti halnya panas adalah suatu bentuk interaksi antara sistem dan
lingkungan. Seperti pada pada penjelasan sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa
jika suatu energi dapat melintasi batas sistem adalah bukan panas dapat dipastikan
bahwa bentuk energy tersebut adalah kerja. Lebih spesifik kerja dapat diartikan
sebagai energy transfer yang berhubungan dengan gaya yang menempuh sebuah
jarak. Kerja juga merupakan bentuk energi, mempunyai satuan kJ. Kerjaperunit
massa dinotasikan dengan w :
w= W (kJ /kg) (3-4)

Kerja perunit waktu disebut power dan dinotasikan dengan W& mempunyai satuan
kJ/s, atau kW.Seperti halnya panas, kerja juga mempunyai konvensi tanda. Kerjayang
dilakukan sistem adalah positif dan jika sistem dikenai kerja makakerja bertanda
negatif.Heat transfer dan kerja adalah interaksi antara sistem denganlingkungan dan
terdapat beberapa kesamaan antara keduanya :

1. Keduanya merupakan fenomena batas sistem ; hanya dikenaliketika melintasi batas


sistem.

2. Keduanya merupakan fenomena transient artinya sebuah sistemtidak bisa memiliki


panas atau kalor.

3. Keduanya selalu terkait dengan proses, bukan state.

4. Keduanya merupakan ”path function ”, differensialnya disebutdifferensial tidak


eksak, δ Q dan δ W. (berbeda dengan property

yang merupakan point function , differensialnya disebutdifferensial eksak, misalnya du,


dh, dT, dP dan lain-lain).

Macam-macam bentuk kerja :

1. Kerja Listrik :

13
We = VN (kJ) atau W e & = VI (kW)
(3-5)

dimana e W& adalah daya listrik dan I adalah arus listrik. Pada umumnya V dan I
bervariasi terhadap waktu, sehingga kerja listrik dalam interval waktu tertentu
dinyatakan :
2

W e = ∫ VI dt (kJ)
(3-6)
1

Jika antara V dan I konstan dalam rentang waktu ∆ t, persamaanmenjadi

We = VI ∆ t
(3-7)

2 . Bentuk-bentuk kerja mekanik : W= ∫ Fds

2.1 Kerja akibat pergeseran batas system


2

W b δ = F ds= PA ds = P dV W b = ∫ P dV (kJ)
(3-8)

2.2 Kerja Gravitasi

Gaya yang bekerja pada sebuah benda :

F = mg
(3-9)

mana m adalah massa dan g adalah percepatan gravitasi . Kerja yang dibutuhkan untuk
menaikkan benda dariketinggian z1 ke z2 adalah

14
2 2

Wg = ∫ F dz = mg ∫ dz = m g(z 1 ) − ( z 2 ) kJ
(3-10)
1 1

2.3 Kerja akibat percepatan

F = ma

F = m dt
(3-11)

dV

a = dV

dt

V= dt ds = V dt

ds

Substitusikan F dan ds ke persamaan kerja, didapat :

2 2 2

W a = ∫ F ds = ∫ m dV Vdt ( ) = m ∫ V dV = 1 m ( V 2 − V1 ) kJ
(3-12)

1 1 dt 1 2

.4 Kerja Poros

Transmisi energi dengan menggunakan sebuah poros yang berputar sangat sering
dalam praktis keteknikan. Untuk sebuah Torsi tertentu konstan, kerja yang dilakukan
selamaputaran n ditentukan sebagai berikut :

τ= Fr → F = τ (3-13)

Gaya tersebut bekerja sejauh jarak s yang jika dihubungkandengan radius r

s= ( 2πr) n

15
kemudian kerja poros menjadi :

W sh = Fs = τ ( 2πrn) = 2π τ (kJ)
(3-14)

Daya yang ditransmisikan melalui sebuah poros adalah kerja

poros perunit, waktu yang dituliskan :

Wsh = 2πnτ
(3-15)

2.5 Kerja Pegas

Jika panjang dari sebuah pegas berubah sebesar differensial

dx karena pengaruh sebuah gaya F, maka kerja yang

dilakukan adalah W pegas = F dx

(3-16) Untuk menentukan total kerja pegas

diperlulan sebuah fungsional hubungan antara F dan x. Untuk

sebuah pegas elastis, perubahan panjang x proporsional

dengan gaya :

F = kx (kN)
(3-17)

dimana k adalah konstata pegas dengan satuan kN/m, maka

kerja :

W pegas = 1 k x2 − x1 (kJ)
(3-18)

3.4 HUKUM TERMODINAMIKA PERTAMA

Persamaan umum hukum termodinamika pertama untuk sebuah siklus tertutup


diekspresikan sebagai berikut :

16
Net energy transfer Net increase(or decrease)

to (or from) the syste = in the total energy of


system

Q - W = ∆E (kJ)
(3-19)

dimana :

Q = transfer panas bersih melintasi sistem ( = ∑Qin - ∑Qout)

W = kerja bersih ( = ∑Wout - ∑Win )

∆E = perubahan energi bersih sistem ( E2 − E1 )

Seperti pada bab sebelumnya, total energi E dari sistem terdiri dari tiga bagian : energi
dalam U, energi kinetik KE dan energi potensial PE. Sehin gga perubahan energi total
sistem dapat ditulis sebagai berikut :

∆ E = ∆ U + ∆ KE + ∆ PE (kJ)
(3-20)

Jika disubstitusikan perubahan energi total ke persamaan termodinamika pertama,


maka :

Q −W = ∆ U + ∆ KE + ∆ PE (kJ )
(3-21)

dimana :

∆ U = m ( u2 − u1 )

∆ KE = 1 m (V2 − V1 )

∆ PE = mg ( z2 − z1)

Hampir semua sistem tertutup yang ditemui dalam praktis adalah sistem stationer,
yang umumnya tidak melibatkan perubahan kecepatan dan ketinggian selama proses.
Untuk sistem tertutup yang stasioner perubahan energi kinetik dan energi potensial
dapat diabaikan. Sehingga hukum termodinamika pertama dapar direduksi menjadi :

Q −W = ∆ U (kJ)
(3-22)

atau

q − w = ∆ u (kJ / kg)
(3-23)

17
atau Q −W = dt (kW)
(3-24)

dE

Persamaan Hukum termodinamika pertama dapat diekspresikan dalampersamaan


differensial :

δ Q − δ W = dE ( kJ )
(3-25)

δ q − δ w = de ( kg / kJ )

Untuk sebuah siklus dimana kondisi awal dan akhir identik, sehingga

∆ E = E2 − E 1 = 0, persamaan Hukum termodinamika pertama menjadi :

Q - W = 0 (kJ)
(3-26)

3.5 PANAS JENIS (Spesific Heats)

Panas jenis didefinisikan sebagai energi yang diperlukan untuk meningkatkan


temperatur suatu zat sebesar satu satuan massa sebesar satu derajat. Pada umumnya
energi akan tergantung pada bagaimana proses tersebut terjadi. Dalam termodinamika,
terdapat dua macam panas jenis; panas jenis pada volume konstan Cv dan panas jenis
pada tekanan konstan Cp. Panas jenis pada tekanan konstan Cp selalu lebih besar dari
pada Cv, karena pada tekanan konstan, sistem mengalami ekspansi dan hal tersebut
memerlukan energi .

Perhatikan sebuah sistem tertutup stasioner dengan volume konstan ( Wb = 0 kerja


akibat pergeseran batas sistem). Hukum termodinamika pertama dapat diekspresikan
dalam bentuk differensial sebagai berikut :

δq− δw du = 0
other ,dimana wother merupakan kerja selain kerja akibat pergeseran
batas system

Pada persamaan di atas, sisi kiri menunjukkan jumlah energi yang ditransfer dalam
bentuk panas dan/atau kerja. Dari definisi Cv, energy tersebut harus setara dengan Cv
dT, dimana dT adalah perubahan differensial temperatur, sehingga,

C v dt = du pada volume konstan atau C v = ∂u (kJ /(kg. C)) (3-27)

∂ T v

Dengan ekspresi yang sama, panas jenis tekanan konstan Cp dapat diperoleh dengan
memperhatikan proses tekanan konstan ( wb + ∆u = ∆h ), menghasilkan :

18
Cp= ∂h (kJ /(kg. C))
(3-28)

∂T p

Pada rumus di atas, Cv dapat didefinisikan sebagai perubahan energy dalam spesifik
sebuah zat perunit perubahan temperatur pada volume konstan dan Cp adalah
perubahan enthalpi sebuah zat perunit perubahan temperatur pada tekanan konstan.

Cv dan Cp dapat juga berbentuk dalam basis molar, sehinggamempunyai satuan J/


(kmol.°C).

3.6 ENERGI DALAM, ENTHALPI ,

DAN PANAS JENIS GAS IDEAL

Dalam bab-bab sebelumnya telah didefinisikan bahwa gas ideal adalah gas yang
temperatur, tekanan dan volume spesifik dihubungkan oleh persamaan :

Pv = RT

Juga telah dibuktikan bahwa secara matematis dan eksperimental (Joule,1843) bahwa
untuk gas ideal energi dalam merupakan hanya fungsitemperatur,

u = u (T )
(3-29)

Dengan menggunakan definisi enthalpi dan persamaan keadaan gas ideal, di dapat :

h = u + Pv

h = u + RT

Pv = RT

Karena R konstan dan u = u(T) , maka enthalpi dari gas ideal juga merupakan fungsi
dari temperatur :

h = h (T )
(3-30)

Karena u dan h tergantung hanya pada temperatur untuk gas ideal, panas jenis Cv dan
Cp juga tergantung hanya pada temperatur. Oleh karena itu pada temperatur tertentu u,
h, Cv dan Cp dari gas ideal akan mempunyai harga yang tertentu tanpa memperhatikan

19
volume spesifik atau tekanan. Karena hal di atas, untuk gas ideal, ekspresi bentuk
differensial perubahan energi dalam dan enthalpi menjadi :

du = C v (T ) dT
(3-31)

dh = C p (T) dT
(3-32)

atau
2

∆ u = u2− u1 = ∫ Cv (T ) dT (kJ / kg )
( 3-33)

∆ h = h2 − h1 = ∫ C p (T ) dT (kJ / kg)
(3-34)

Pada pengamatan gas dengan molekul yang komplek (molekul dengan dua atom atau
lebih), jika variasi panas jenis terhadap temperatur hampir mendekati linear, harga
energi dalam dan enthalpi gas ideal dapat dihitung denganmenggunakan panas jenis
rata-rata konstan, seperti :

, u2 − u1 = C v av (T2 − T1) (kJ / kg) `


(3-35)

h2 − h 1 = C p av (T2 − T1 ) (kJ / kg),


(3-36)

dimana Cv,av dan Cp,av dicari dari tabel dengan menggunakan temperatur rata-rata (T2 –
T1)/2.

Dari pembahasan di atas dapat diambil kesimpulan untuk menentukan perubahan


energi dalan dan enthalpi gas ideal :

1. Dengan menggunakan data tabel u dan h. Metode ini paling

mudah dan paling akurate jika data tabel telah tersedia.

2. Dengan menggunbakan hubungan Cv dan Cp sebagai fungsi

temperatur dan melakukan proses integrasi. Metode tersebut tidak

disukai untuk perhitungan manual, tetapi untuk penggunaan

20
secara komputerisasi lebih disukai karena lebih akurate.

3. Dengan menggunakan panas jenis rata -rata. Metode tersebut

paling sederhana dan disukai jika data tabel tidak tersedia. Hasil yang didapat akan
lebih akurat jika interval temperatur tidak begitu besar.

3.7 RELASI-RELASI

PANAS JENIS GAS IDEAL

Hubungan khusus antara Cp dan Cv gas ideal dapat diperoleh dengan mendifferensialkan
h = u + RT, yang menghasilkan

dh = du + R dT

gantilah dh dengan Cp dT dan du dengan Cv dT dan bagi denganhasilnya dengan dT,


didapatkan :

Cp= Cv + R (kJ /(kg.K))


(3-37)

Hal tersebut merupakan hubungan penting karena kita akan dapat menentukan harga
Cv dari harga Cp dan konstanta gas R. Jika panas jenis diberikan dalam basis molar, R
pada persamaan di atas harus diganti dengan konstanta gas universal Ru, sehingga

C p = C v + Ru (kJ /(kmol.K))
(3-38)

Dengan relasi-relasi diatas, kita dapat mendefinisikan properti gas ideal yang lain yang
disebut dengan ratio panas jenis (spesific heat ratio)k, sebagai berikut :

k= Cp
(3-39)

Cv

Rasio panas jenis juga bervariasi terhadap temperatur, tetapi variasinyatidak begitu
ekstrim. Untuk gas monoa tomic, harga dari k mendekatikonstan 1,667. Beberapa gas
diatomic, termasuk udara, mempunyai harga k kira-kira 1,4 pada temperatur ruangan.

3.8 ENERGI DALAM, ENTHALPI ,

21
DAN PANAS JENIS ZAT PADAT DAN CAIR

Suatu zat yang mempunyai spesifik volume konstan(atau densitas)disebut zat tak
mampu tekan (incompressible substance). Spesifik volumezat padat dan cair pada
dasarnya konstan ketika mengalami proses.Asumsi volume konstan pada kasus ini
harus diambil jika diterapkan untukenergi yang berhubungan dengan perubahan
volume, seperti kerjaakibat pergeseran batas sistem, hal tersebut dapat
diabaikandibandingkan dengan bentuk energi yang lain. Sehingga Cp dan Cv zatpadat
dan cair hanya disimbolkan dengan C.

Cp = Cv = C (3-
40)

du = C v (T ) dT = C (T) dT
, (3-41)
2

∆ u = u2 −u1 = ∫ C(T) Dt (kJ / kg)


(3-42)
1

Untuk interval temperatur yang kecil, C pada temperatur rata-rata dan dianggap
konstan, menghasilkan:

u2 − u 1 = C av (T2 − T 1 ) (kJ / kg)


(3-43)

Perubahan enthalpi untuk zat incompressible selama proses 1-2 dapat ditentukan dari
definisi enthalpi (h = u + Pv) :

(h2 − h1) = (u2 −u1) + v P2 − P 1


(3-44)

Atau

∆ h = ∆ u + v ∆ P (kJ / kg)

Karena suku kedua umumnya kecil dibandingkan dengan suku pertama, harga suku
kedua dapat diabaikan tanpa menghilangkan keakuratan. Tetapi untuk temperatur (∆T
= 0), energi dalam = 0, sehingga enthalpy menjadi h2 - h1 = v (P2 - P1)

22
Bab IV

HUKUM TERMODINAMIKA I :
SISTEM TERBUKA
( VOLUME ATUR )
4.1 ANALISA TERMODINAMIKA
VOLUME ATUR

Pada sebagian besar persoalan keteknikan pada umumnya akan melibatkan aliran
massa masuk dan keluar sistem, oleh karena itu halkondisi yang demikian sering
dimodelkan sebagai kontrol volume,Pemanas air, radiator mobil, turbin dan kompresor,
semuanya melibatkanaliran massa dan harus dianalisa sebagai volume atur (sistem
terbuka)sebagai pengganti massa atur pada sistem tertutup.

23
Batas dari sebuah volume atur disebut dengan permukaan atur (control surface), dan
hal tersebut dapat berupa batas riil maupunimajiner. Kasus pada nosel misalnya,bagian
dala
m nosel merupakan batas riil sedangkan bagian masuk dan keluar nosel merupakan
batas
imajiner, karena pada bagian ini tidak ada batas secara fisik.

Gambar 4-1. Sistem Volume Atur

Istilah steady dan seragam (uniform) akan digunakan secara luaspada bab ini, oleh
karena itu adalah sangat penting untuk mengetahuipengertiannya. Steady berarti tidak
berubah terhadap waktu

kebalikannya adalah unsteady atau transient. Uniform mempunyai pengertian tidak


berubah terhadap lokasi dalam region yang ditentukan. Pembahasan lebih lanjut
mengenai prinsip konservasi massa dan energi pada volume atur akan dijelaskan di
bawah ini.

Prinsip Konservasi Massa

Untuk sistem tertutup, prinsip konservasi massa adalah telah jelas karena tidak ada
perubahan massa dalam kasus tersebut. Tetapi untuk volume atur, karena dalam kasus
ini massa dapat melintasi bata s sistem, jumlah massa yang masuk dan keluar sistem
harus diperhitungkan.

∑m i −∑m e = ∆ m CV (4-1)

dimana subskrip i, e dan CV menunjukkan inlet, exit dan control volume. Persamaan diatas
dapat juga dituliskan dalam bentuk rate, dengan membagi dengan satuan waktu.

Kecepatan Aliran Massa dan Volume

24
(Mass dan Volume Flow Rates)

Jumlah massa yang mengalir melintasi sebuah seksi perunit waktu disebut mass flow
rate dan dinotasikan dengan m& . Jika zat cair atau gas mengalir masuk dan keluar
sebuah volume atur melalui pipa atau saluran, massa yamg masuk adalah proporsional
terhadap luas permukaan A dari pipa atau saluran, densitas dan kecepatan dari fluida.
Mass flow rates melalui differensial dA dapat dituliskan :

dm = ρ Vn dA
(4-2)

dimana Vn adalah komponen kecepatan normal terhadap dA. Massa yang melalui pipa
atau saluran dapat diperoleh dengan mengintegrasikan :

m= ∫ A p ρ Vn dA (kg/s) (4-3)
Sedangkan volume flow rates :

V = ∫ A Vn dA = VavA (m3/s)
(4-4)

Sehingga :

m= v p = v
V

Prinsip Konservasi Energi

Persamaan konservasi energi untuk sebuah volume atur ketika


menjalani suatu proses dapat diungkapkan seperti :

Q −W + ∑ E In −∑E Out = ∆ E CV
(4-5)

Jika tidak ada massa yang masuk dan keluar volume atur, maka suku kedua dan ketiga
akan hilang, sehingga persamaan menjadi persamaan untuk sistem tertutup.Dalam
volume atur seperti juga dalam sistem tertutup, dalam interaksinya dimungkinkan
bekerja lebih dari satu bentuk kerja pada waktu yang bersamaan. Misalnya : kerja
listrik, kerja poros untuk sebuah sistem compressibel dan lain -lain. Dan untuk sebuah
volume atur yang diisolasi maka heat transfer adalah nol.

Kerja Aliran (Flow Work)


Energi yang diperlukan untuk mendorong fluida memasuki volumeatur disebut kerja
aliran (flow work atau flow energi).

25
Untuk memperoleh hubungan kerjaaliran, perhatikan elemen fluida dari sebuahvolume
V, seperti gambar di samping (Gb. 4-2). Fluida pada bagian pangkal akanmemaksa
elemen fluida memasuki volume atur; yang elemen fluida

F = PA
(4-6)

Untuk mendorong seluruh elemen ke volume atur, gaya menempuh melalui sebuah
jarak L. Sehingga kerja yang dilakukan ketika mendorong elemen fluida memasuki
batas system adalah

W flow = FL = PAL = PV (kJ) (4-7)

atau dalam persatuan massa :

w flow = Pv (kJ/kg) (4-8)

Energi Total Aliran

Seperti pada pembahasan sebelumnya, energi total dari sebuah sistem sederhana
fluida kompresibel terdiri dari tiga bagian : energi dalam,kinetik dan potensial, yang
dalam unit massa :

e = u + ke+ pe = u + V2+ gz (kJ / kg )


(4-9)
2

dimana V adalah kecepatan dan z adalah ketinggian sistem relative terhadap titik
acuan.
Fluida yang memasuki dan keluar volume atur memiliki bentuk energi tambahan ---
(energi aliran Pv). Sehingga total energi perunit massa dari fluida yang mengalir
adalah :

θ = Pv + e = Pv + (u + ke+ pe)
(4-10)

Dan kombinasi Pv + u telah didefinisikan sebelumnya sebagai


enthalpi,sehinggapersamaan total energinya menjadi :

26
θ = h + ke+ pe = h + V2 + gz (kJ / kg)
(4-11)
2

Profesor J. Kestin memulai pada tahun 1966 bahwa istilah θ disebut dengan methalpy.

4.2 PROSES ALIRAN STEADI

Sejumlah peralatan-peralatan keteknikan seperti turbin, kompresor dan nosel


dioperasikan untuk periode yang lama dan dalam kondisi yang sama. Peralatan yang
demikian disebut dengan peralatan aliranstedi.

Proses aliran stedi mempunyai pengertian sebuah proses dimana aliran fluida ketika
melalui sebuah volume atur tidak mengalami perubahan terhadap waktu. Sebuah
proses aliran steadi bisa dikarakteristikkan sebagai berikut :

1. Tidak ada properti dalam volume atur yang berubah terhadap


waktu, seperti volume V, massa m dan total energi E.
2. Tidak ada properti pada batas volume atur yang berubah
terhadap waktu. Artinya tidak ada perubahan terhadap waktu
properti pada inlet dan exit.
3. Interaksi panas dan kerja antara sistem aliran steadi dan
lingkungan tidak berubah terhadap waktu.

Beberapa peralatan siklus, seperti mesin atau kompresor reciprocating, sebenarnya


tidak bisa memenuhi ketentuan di atas karena alirannya berpulsa dan tidak stea di.
Tetapi hal tersebut dapat dianalisa

sebagai proses steadi dengan menggunakan nilai rata -rata dalam interval waktu
tertentu pada seluruh batas sistem.

Konservasi Massa

Selama proses aliran stead i, hal yang terpenting untuk dianalisa adalah mass flow rate
m . Persamaan konservasi massa untuk proses aliran stead i dengan multi inlet dan exit
dapat diekspresikan dalam bentuk rate adalah sebagai berikut :

Σ mi = Σ me (kg/s)
dimana subskrip i dan e menunjukkan inlet dan exit. Untuk hampir semua peralatan
keteknikan seperti nosel, difuser, turbin dan kompresor umumnya hanya mempunyai
satu aliran (hanya satu saluran masuk dan(keluar), sehingga umumnya hanya
disimbolkan dengan subskrip 1 untuk aliran masuk dan 2 untuk aliran keluar.

Σ m1 = Σ m 2 (kg/s) (4-12)

Atau

ρ 1 V1 A1 = ρ 2 V 2 A2
(4-13)

27
atau

1 V1A1 = 1 V2 A2 (4-
14)
v1 v2

dimana

ρ = densitas, kg/m 3
v = volume spesifik, m3/kg (1/ρ)
V = kecepatan aliran rata-rata, m/s
A = luas penampang (normal terhadap arah aliran), m2

Konservasi Energi

Telah disebutkan sebelumnya bahwa selama proses aliran steadi total energi dalam
sebuah volume atur adalah konstan (E CV = konstan)

Sehingga perubahan total energi selama proses adalah nol (∆ E CV.= 0) Sehingga jumlah
energi yang memasuki sebuah volume atur dalams emua bentuk (panas, kerja, transfer
massa) harus sama dengan energy yang keluar untuk sebuah proses aliran stead i.

Q −W = Σ m e θe − Σ mi θi (4-15)

Atau

Q −W = Σ m e (h e + V e 2 + gz e ) − Σ m i (h i + Vi2 \+ gzi) (KW)


(4-16)
2 2

untuk sistem aliran tunggal (satu inlet dan satu exit) persamaan di atas menjadi :
2 2

Q − W = m [h2 − h1 + V2− V1 + g( z1 − z2) ] kW


(4-17)
2 2
jika persamaan di atas di bagi dengan m& , maka :

q−w= [ ∆ h + ∆ ke+ + ∆ pe ] (kW)


(4-18)

dimana :

q =m (panas perunit massa, kJ/kg)


Q

w = m (kerja perunit massa, kJ/kg)

28
W

4.3 BEBERAPA PERALATAN KETEKNIKAN


DENGAN ALIRAN STEADI

4.3.1 Nosel dan Difuser

Nosel dan difuser pada umumnya digunakan pada mesin jet,roket, pesawat udara dan
lain-lain. Nosel adalah alat untukmeningkatkan kecepatan fluida dan menurunkan
tekanan. Difuseradalah kebalikan dari nosel yaitu sebuah alat untuk menaikkan
tekanandan menurunkan kecepatan fluida. Luas penampang nosel mengecildengan
arah lairan dan sebaliknya luas penampang difuser membesardengan arah aliran fluida.
Nosel dan difuser di atas adalah untuk fluidadengan kecepatan sub sonik, jika untuk
kecepatan super sonik makabentuknya merupakan kebalikannya.

Hal-hal penting yang berhubungan dengan persamaan energi


untuk nosel dan difuser adalah sebagai berikut :

Q &≅ 0. Rate perpindahan panas antara fluida yang melalui noseldan difuser dengan
lingkungan pada umumnya sangat kecil,bahkan meskipun alat tersebut tidak diisolasi.
Hal tersebutdisebabkan karena kecepatan fluida yang relatif cepat.

W& = 0. Kerja untu k nosel dan difuser tidak ada, karena bentuknyahanya berupa
saluran sehingga tidak melibatkan kerja porosataupun kerja listrik

∆ ke ≠ 0. Kecepatan yang terjadi dalam nisel dan difuser adalahsangat besar, sehingga
perubahan energi kinetik tidak bisadiabaikan.

∆ pe ≅ 0. Pada umumnya perbedaan ketinggian ketika fluidamengalir melalui nosel dan


difuser adalah kecil, sehinggaperubahan energi potensial dapat diabaikan

4.3.2 Turbin dan Kompresor

Dalam pembangkit listrik tenaga uap, gas dan air, alat yangmenggerakkan generator
listrik adalah turbin. Ketika fluida mengalirmelalui turbin maka kerja akan melawan
sudu yang tertempel padaporos. Sebagai hasilnya, poros berputar dan turbin
menghasilkan kerja.

kerja yang dihasilkan turbin adalah positif karena dilakukan oleh fluida.Kompresor,
sama seperti pompa, kipas dan blower adalah alatuntuk meningkatkan tekanan fluida.
Kerja harus disuplai dari sumbereksternal melalui poros yang berputar. Karena kerja
dilakukan kepadafluida, maka kerja pada kompresor adalah negatif.

Untuk turbin dan kompresor hal-hal penting yang berhubungan dengan persamaan
energi

Q≅ 0. Perpindahan panas pada alat tersebut umumnya kecil jika dibandingkan dengan
kerja poros, kecuali untuk kompresor yang menggunakan pendinginan intensif,
sehingga dapat diabaikan.

29
W≠ 0. Semua alat ini melibatkan poros yang berputar. Oleh karena itu kerja di sini
sangatlah penting. Untuk turbin W menunjukkan output power, sedangkan untuk
kompresor dan
pompa W menunjukkan power input power.

∆ ke ≅ 0. Perubahan kecepatan pada alat-alat tersebut biasanyasangat kecil untuk


menimbulkan perubahan energi kinetik yangsignifikan (kecuali untuk turbin). Sehingga
perubahan energi kinetikdianggap sangat kecil, meskipun untuk turbin, dibandingkan
dengan perubahan enthalpi yang terjadi.

∆ pe ≅ 0. Pada umumnya alat-alat tersebut bentuknya relatif kecil sehingga perubahan


energi potensial dapat diabaikan.

4.3.3 Katup Cekik (Throttling valve)

Throttling valve adalah suatu alat yang aliran fluidanya diberi halangan sehingga
menimbulkan penurunan tekanan yang signifikan

Misalnya katup-katup umum, tabung-tabung kapiler, hambatan berpori (porous) dan


lain-lain .

Alat-alat tersebut umumnya relatif kecil, dan aliran yang melalui dianggap adiabatis (q
≅ 0). Tidak ada kerja yang terlibat ( w =0 ). Perubahan energi kinetik sangat kecil (∆ ke
≅ 0) dan perubahan energy potensial juga sangat kecil (∆pe ≅ 0), maka persa maan
energinya menjadi :

h2 ≅ h1 (kJ/kg) (4-19)

atau

u1 + P1 v1 = u2 + P2 v2
(4-20)

atau

Energi dalan + Energi aliran = konstan

Oleh karena iru peralatan tersebut umumnya disebut dengan alatisoenthalpi . Perlu
diingat bahwa untuk gas ideal, maka h = h(T), jikaenthalpi selama proses tetap, maka
dapat dipastikan bahwatemperaturnya juga tetap.

4.3.3.a Mixing Chamber

Dalam aplikasi keteknikan, percampuran dua aliran tidak jarangterjadi. Suatu


tempat/ruang dimana proses percampuran terjadidinamakan ruang pencampuran
(mixing chamber). Contoh sederhanaadalah T-elbow atau Y-elbow untuk percampuran
aliran panas dandingin.

30
Mixing chamber biasanya diisolasi sempurna ( q ≅ 0 ) dan tidakmelibatkan kerja ( w =
0). Juga energi kinetik dan energi potensial dapatdiabaikan ( ∆ ke ≅ 0, ∆ pe ≅ 0),
sehingga persamaan konservasi massa danenergi adalah sebagai berikut :Persamaan
konservasi massa Σ mi = Σ me atau m1 + m2 = m3

Persamaan konservasi energinya :

Q − W = Σ me (he + V e + gze )− Σ mi (h i+V i + gzi)


2 2

Atau

e Σ mi hi = Σ mehe

4.3.3.b Penukar Panas (Heat Exchanger)

Penukar panas adalah sebuah alat dimana dua aliran fluidasaling bertukar panas tanpa
keduanya bercampur. Contoh yang palingsederhana dari alat penukar panas adalah alat
penukar panas tabungganda (tube and shell), yang terdiri dari dua pipa konsentrik
dengandiameter yang berbeda.

Panas ditranfer dari fluida panas ke fluida dinginmelalui dinding pipa yang
memisahkan.Persamaan konservasi massa pada kondisi steadi adalah jumlahrate
massa yang memasuki sistem sama dengan rate massa yang keluarsistem.

Persamaan konservasi energi dari alat penukar panas padaumumnya tidak melibatkan
interaksi kerja ( w = 0), energi kinetik danenergi potensial diabaikan ( ∆ ke ≅ 0, ∆ pe
≅ 0) untuk setiap aliran fluida.Pertukaran panas yang berhubungan dengan alat
penukar panastergantung bagaimana volume atur yang dipilih (batas sistem).

Padamumnya batas yang dipilih adalah bagian diluar shell, hal tersbut untukmencegah
pertukaran panas fluida dengan lingkungan.

4.4 PROSES ALIRAN TIDAK STEADY


(Unsteady flow processes)

Proses tidak stedi atau proses transien adalah kebalikan dari prosesstedi dimana
properti dalam volume atur berubah dengan waktu,interaksi panas dan kerja antara
sistem aliran steadi dan lingkungan juga berubah terhadap waktu.

31
Gambar 4-3. Aliran tidak stedi (the harging of
rigid vessel from supply line

Contoh yang paling tepat untuk menggambarkan sebuah prosesaliran tidak stedi adalah
bejana/tangki pembuangan/pemasukan darisaluran suplai (the charging of rigid vessel
from supply line), yang berfungsiuntuk memasukkan atau membuang fluida dari sebuah
bejanabertekanan (Gb. 4-3). Contoh lainnya adalah proses pemompaanban/balon dan
pressure cooker dan lain-lain Perbedaan lain dari prosesaliran stedi dan tidak stedi
adalah untuk proses aliran stedi umumnyatempat, ukuran dan bentuk yang tetap.
Sedangkan untuk proses alirantidak sted i tidak selalu demikian, karena memungkinkan
ada pergeseranbatas sistem/kerja akibat pergeseran batas sistem. Konservasi massa

Tidak seperti proses aliran steadi, jumlah massa dalam volume aturmengalami
perubahan terhadap waktu. Besarnya perubahan tersebuttergantung jumlah massa
yang masuk dan keluar sistem. Perhatikancontoh sebuah bathtub, dimana massa
didalam bathtub awalnyaadalah m1 = 150 kg, kemudian ada massa yang masuk
sebesar m kg i = 50 ,
massa yang keluar melalui saluran drainase m kg e = 30 , sehingga massa
akhir dari bathtub adalah :

mi − me = (m1 − m2 ) bathtub

50 kg - 30 kg = m2 − 15kg
m = 170 kg
sehingga prinsip konservasi massa adalah

Σ mi − Σ me = Σ mCV (4-21)
Σ mi− Σ me (m2− m1 ) CV (kg/s) (4-22)

dimana subskrip i dan e menunjukkan inlet dan exit dan subskrip 1 dan 2 menunjukkan
kondisi awal dan akhir volume atur. Dalam bentuk umum persatuan waktu :

32
Σ m e − Σ m e = dm CV (kg / s)
(4-23)
dt

Konservasi Energi

Perhatikan contoh sebuah bathtub, dimana energi dalam volumeatur (bathtub) awalnya
adalah 1 E = 500 kJ, kemudian ada panas yangkeluar ke tanah sebesar Q = -150 kJ. Jika
ketinggian air dalam bathtubnaik, berarti sistem melakukan kerja, katakan sebesar W kJ
b = 10 danenergi yang masuk sistem akibat pertambahan massa katakan sebesar

Θ i = 300 kJ dan energi yang keluar akibat massa yang terbuang melalui saluran
drainase katakan sebesar kJ e Θ = 100 , maka persamaan energy sistem :

Q−W + Θ i− Θ e = (E2 −E 1 ) bathtub

-50 kJ - 10 kJ + 300 kJ + 100 kJ = E2 - 500 kJ


E 2 = 640 kJ

Sehingga persamaan konservasi energi untuk sebuah volume atur selama proses tidak
stedi selama interval waktu ∆ t adalah :

Atau

Q −W + Σ Θ i − Σ Θ e = ∆ ECV
(4-24)

dimana Θ menunjukkan total energi ditransfer bersama massa yang masuk dan keluar
volume atur. Jika persamaan diatas dituliskan dalam bentuk persatuan waktu :

Q− W + ΣΘ i − ΣΘ e = ∆E CV (kW)
(4-25)
dt

Energi total dari suatu fluida yang mengalir untu massa δ m adalah θ δm , dimana θ
= h+ ke+ pe adalah energi total fluida persatuan massa. Kemudian energi total yang
ditransfer oleh massa melalui inlet dan exit (Θ i atauΘ e ) dapat diperoleh melalui integrasi
: Untuk inlet misalnya :

Θ i= ∫ mi θi δ i = ∫ mi hi + V i + gzi δm i
(4-26)
2

33
Θ i = mi h i + Vi + gzi
(4-27)
2

Kasus Khusus :

Proses Aliran Seragam (Uniform-Flow Processes)

Proses aliran tidak stedi pada umumnya sulit untuk dianalisa karenaintegrasi
persamaan sebelumnya sulit untuk dilakukan. Sehingga untukproses aliran tidak stedi
akan lebih mudah jika disederhanakan denganmemodelkan sebagai suatu proses aliran
seragam.

Sebuah proses aliranseragam adalah sebuah proses idealisasi untuk memudahkan


dalam
sebuah analisa :

1. Pada waktu tertentu selama proses, state dari volume atur adalah seragam. State
dari VA bisa merubah terhadap waktu, tetapiharus seragam. Konsekuensinya, state dari
massa yang keluar VA pada setiap saat adalah sama dengan massa yang masuk VA.
(Asumsi ini bertentangan dengan asumsi aliran stedi yang state dari VA berubah
terhadap lokasi tetapi tidak berubah terhadap waktu.

2. Properti fluida mungkin berbeda dari satu inlet yang satu ke exit yang lain. Tetapi
aliran fluida pada inlet dan exit seragam dan stedi.Untuk idealisasi tersebut, integrasi
dari persamaan sebelumnya dapat lebih mudah dilakukan, sehingga persamaan
konservasi energi :

Jika energi kinetik dan potensial diabaikan maka :

Q − W = Σ me he − Σ mi hi + ( m2 u2 − m1 u1) CV

Meskipun proses stedi dan uniform merupakan sebuah idealisasi, tetapibeberapa proses
aktual dapat diperkirakan dengan alasan diatasdengan hasil yang memuaskan.
Mengenai derajad keakuratan danderajad kevalidan tergantung kepada asumsi yang
dibuat.

DAFTAR PUSTAKA

34
1. Soebiyantoro, Dasar Termodinamika Teknik, Universitas Gunadarma,1997

2. William C. Reynolds, Henry C. Perkins, Engineering thermodynamics, Mc Graw-Hill, Engkand,


1997

3.Werlin S. Nainggolan, Termodinamika Teori-Soal-Penyelasaian, CV. Armico, Bandung, 1987

35

You might also like