You are on page 1of 4

Kartun Bisu dapat mempengaruhi Kemampuan Verbal Anak usia 1-5 thn

Tulisan ini merupakan salah satu bentuk upaya dari sikap selektif orang tua terhadap berbagai tontonan anak, serta diseminasi pengalaman emprik sebagai orang tua. Tumbuh kembang perilaku anak dipengaruhi oleh berbagai macam factor, baik yang berasal dari dalam diri (internal) maupun dari luar (eksternal) dirinya. Interaksi bebagai macam factor ini merupakan media dalam membentuk kepribadian anak yang kemudian tercermin dalam perilaku keseharian anak. Televisi merupakan salah satu factor eksternal yang dapat mempengaruhi tumbuh kembang anak dan kepribadiaannya; karena televisi merupakan sarana/media kataris dalam mempelajari bebagai masalah positif maupun negatif (Craig, G.J., 1979. Child Development. New Jersey, Prentice Hall. Inc). Mengingat semakin tingginya tingkat konsumsi anak terhadap berbagai tontonan televisi saat ini, yaitu 1,2 juta anak dan meningkat hingga 1,4 juta anak pada musim-musim liburan (Nielsen Audience Measurement, http://www.agbnielsen.com) sehingga diperlukan sikap selektif orang tua terhadap berbagai jenis tanyangan yang dikonsumsi oleh anak. Jenis tanyangan yang menjadi favorit anak-anak adalah film kartun. Film Kartun sering kali dipersepsikan oleh orang tua sebagai tontonan anak-anak (waspadai kartun dengan konten khusus orang dewasa!!). Mungkin ini dianggap sepele bagi semua orang dewasa, karena terkadang aktivitas menonton film kartun dianggap dapat membantu orang tua dalam mengasuh anak, setidak-tidaknya anak bisa tenang ketika mereka melihat kartun. Namun kita harus waspada terhadap dampak dari menonton film kartun terhadap perilaku anak, karena umumnya anak belajar dari meniru apa yang dilihatnya secara berulang-ulang. Telah banyak penelitian mengenai pengaruh tayangan televisi terhadap perkembangan anak. Beberapa hasil penelitian menunjukan adanya korelasi yang cukup tinggi antara jenis film yang ditonton dengan perkembangan anak, sebagai contoh pengaruh tayangan horror/mistis dapat mempengaruhi kepercayaan/system nilai pada anak, mengubah perilaku, dan berdampak pada prestasi akademik dan rasa cemas yang berkepanjangan (baca: http://ilmupsikologi.wordpress.com/2010/03/25/dampak-buruk-film-mistik-bagi-psikologi-

anak/).
Saat ini marak bermunculan jenis film kartun bisu ditayangkan diberbagai televisi nasional maupun local. Berikut ini Beberapa Kartun Bisu yang (pernah/masih) tayang di Indonesia beserta Negara asalnya 1. Shaun the Sheep -- Animasi yang tayang perdana di TV Inggris pada Maret 2007 ini diproduksi CBBC, Inggris.

2. Bernard Bear -- RG Animation Studios asal Korea dengan kerjasama BRB Internacional SA dari Spanyol dan M6 Metropole Televicion dari Prancis.

3. Vicky and Johnny Korea

4. Monk Little Dog Prancis

5. Larva -- Korea Negeri ginseng Korea ternyata tidak hanya gemar memproduksi serial drama ataupun menghipnotis dunia dengan demam Kpopnya. Larva, seri pendek yang hanya berdurasi 2 menit ini menghadirkan dua ekor larva/ulat dengan segala kekonyolan yang mereka lakukan tiap harinya.

6. Oscars Oasis -- Prancis Baru tayang beberapa minggu belakangan walaupun di negara asalnya, Prancis, serial ini telah tayang sejak 2008 silam.

7. Minuscule Prancis

8. Ooglies -- Skotlandia

9. Pingu -- Diciptakan oleh Otmar Gutmann ini diproduksi oleh Grup Pygos dan Trickfilmstudio di Swiss.

Menonton kartun bisu secara berulang-ulang dan terus menerus dapat mempengaruhi kepribadian anak. Kepribadian merupakan susunan system-sistem psikofisik dalam diri individu yang menentukan penyesuaian yang unik terhadap lingkungan. Sistem psikofisik yang dimaksud meliputi kebiasaan, sikap, tata nilai, keyakinan, keadaan emosional, perasaan dan motif yang bersifat psikologis. Karakter/tokoh dalam film kartun bisu memiliki sifat atau kebiasaan serta perilaku tertentu, jika ditonton berulang maka sifat atau

perilaku tersebut yang akan ditiru oleh anak. Maka dampak paling nyata (observable) film kartun bisu terhadap kepribadian anak adalah perilaku enggan berbicara pada anak. Perlu diketahui oleh para orang tua adalah masa perkembangan kognisi anak. Usia 1-5 tahun merupakan stadium pra-operasional perkembangan kognisi anak atau masa emas dalam membentuk kecerdasan anak. Stadium ini merupakan saat pertama anak menguasai bahasa yang sistematis, mengenal arti simbolis dan perilaku imitasi awal yang membentuk mental anak. Sehingga pada usia ini, anak memerlukan pengembangan kemampuan berbahasa dan penggunaan kata-kata yang benar serta mengekspresikan kalimat-kalimat pendek namun efektif. Selain itu anak pada usia ini mulai mengembangkan sikap differredimitation sehingga mudah sekali meniru perilaku/karakter yang dilihatnya. Social learning theory menjelaskan bahwa perilaku individu merupakan hasil dari proses belajar dari perilaku individu lain, maka perilaku seorang individu (anak) merupakan imitasi dari perilaku individu lain (atau karakter/tokoh kartun) yang dilihatnya. Bayangkan jika yang anak pada usia 1-5 tahun menonton film kartun bisu, maka anak tidak dapat mengembangakan kemampuan berbahasa (verbal) serta mereka akan dengan mudah mengimitasi tokoh/karakter kartun bisu tersebut. Sebagai contoh: karakter pada film kartun Oscars Oasis dan Bernard Bear yang memiliki karakter yang agresif ternyata dapat mendorong perilaku agresif anak (observasi). Agresivitas merupakan suatu niat atau aktivitas yang dapat menyakiti diri sendiri atau orang lain (Fishbein, 1984. The Psychology of Infacy and Childhood, New York), berupa aktivitas fisik maupun verbal. Sikap agresif anak tercermin dari perilaku yang berntenangan dengan orang lain atau melawan orang tua, perilaku mendorong atau memukul, menuntut/mencoba memaksa untuk memiliki benda-benda yang bukan miliknya. Perilaku inilah yang menjadi indicator bahwa proses pertumbuhan pra-operasional kognitif sedang bermasalah. Oleh karenanya, disarankan bagi para orang tua yang memiliki anak 1-5 tahun agar tidak memberi tontonan film kartun bisu yang memiliki konten yang tidak sesuai dengan stadium pengembangan kognisi anak. Karena kecerdasan anak anda dimasa yang akan dating ditentukan dari usia 1-5 tahun. -Semoga Bermanfaat-

You might also like