You are on page 1of 16

Temen temen semua, pastinya udah tau kan tentang kawat gigi yang sedang marak banget belakangan

ini, mulai dari anak kecil sampai orang dewasa, mulai dari laki laki sampe perempuan, mulai dari yang perlu sampai yang buat gaya-gayaan. Padahal menggunakan kawat gigi alias behel itu ngga murah lho! Dan seharusnya juga ngga asal pakai, karena segala hal ada aturannya, sekarang kita liat aturan ini dalam sudut pandang Islam ya! Buat muslim seharusnya bisa mempertimbangkan ulang nih. 1. Apa sih hukum pake kawat gigi untuk orang-orang yang mungkin berkeinginan untuk merapikan giginya? dan terkadang dokter gigi tersebut harus mengikir permukaan gigi terlebih dahulu lho Jawabannya: Perbuatan ini diharamkan, berdasarkan sabda Nabi Shallallahu alaihi wa sallam. Artinya : Para wanita yang mengikir gigi untuk berhias dan yang merubah ciptaan Allah Mengikir gigi merupakan perbuatan yang merubah ciptaan Allah Subhanahu wa Taala dan menyibukkan diri dengan perbuatan sia-sia yang tidak ada manfaatnya, dan hanya membuang-buang waktu yang seharusnya dipergunakan untuk hal-hal lain yang lebih bermanfaat bagi manusia. Perbuatan tersebut juga merupakan penipuan dan penggelapan serta menunjukkan kerdilnya manusia. [Zinatul Marah, hal. 84] 2. Apa sih hukum wanita yang mengikir giginya untuk keindahan, dengan cara mendinginkan gigi-giginya dengan pendingin, lalu membuat jarak antara gigi-giginya, hal itu dilakukannya untuk menambah keindahan? Jawabannya: Diharamkan bagi wanita muslim untuk mengikir gigi-giginya dengan tujuan memperindah diri, dengan cara mendinginkan gigi-giginya dengan pendingin sehingga tampak merenggang jarak antara gigi-giginya supaya kelihatan cantik. Namun apabila terdapat kotoran pada gigi-giginya yang mengharuskannya mengubahnya, dengan tujuan untuk menghilangkan kotoran tersebut, atau karena terdapat ketidaknyamanan yang mengharuskannya untuk memperbaikinya dengan tujuan untuk menghilangkan ketidaknyamanan tersebut, maka perbuatan tersebut tidak mengapa, karena hal itu termasuk dalam berobat dan membuang kotoran, yang hanya bisa dilakukan oleh dokter spesialis. [Tanbihat ala Ahkamin Takhushshu bil Muminat, Syaikh Shalih Al-Fauzan, hal 11] 3. Terus gimana dengan hukum mengikir gigi untuk pengobatan dan menghilangkan kekurangan? Jawabannya: Mengubah gigi untuk tujuan memperindahnya dan untuk menampakkan ketajamannya adalah perbuatan haram. Namun apabila untuk tujuan pengobatan, maka tidak mengapa. Jika tumbuh gigi pada wanita yang menyusahkannya, maka diperbolehkan untuk mencabutnya karena gigi tersebut merusak pemandangan dan menyulitkannya dalam makan, sedangkan membuang aib (kekurangan) diperbolehkan menurut syariat. Demikian pula apabila terdapat kelainan yang memerlukan pengobatan, maka diperbolehkan. [Ziantul Marah, Syaikh Abdullah Al-Fauzan hal. 85] 4. Boleh ngga meluruskan gigi dan mendekatkan antara gigi-gigi hingga tidak tampak terpisah-pisah?

Jawabannya: Bila memang diperlukan, misalnya ada kelainan yang harus diperbaiki, maka hukumnya diperbolehkan. Namun apabila tidak diperlukan, maka hukumnya tidak boleh. Bahkan terdapat larangan untuk mengubah gigi dan mengikirnya untuk keindahan, beserta ancaman bagi pelakunya, karena perbuatan tersebut termasuk sia-sia dan mengubah ciptaan Allah. Jika hal itu untuk pengobatan atau untuk membuang kelainan,atau untuk kebutuhan, misalnya seseorang tidak bisa makan dengan baik kecuali dengan mngubah gigigiginya, maka hal tersebut diperbolehkan. [Kitabul Muntaqa Min Fatawa Syaikh Shalih Al-Fauzan, Juz 7, hal. 3223-324]

Lah, kok ngikir gigi disamain kayak behel sih? Soalnya, fungsinya menyerupai! Terus, kenapa terlihat seperti hanya untuk perempuan yaa hukum ini berlakunya? Karena jaman dulu laki-laki nggak macem2, jadi cuma cewek aja yang demen beribet gitu. Beda kayak sekarang, laki-laki juga ngga mau ketinggalan ribet. Wayolo! Ya intinya sih, kawat gigi atau behel bahkan kikir gigi tuh sah sah aja kok seandainya untuk kesehatan jasmani maupun rohani. Yang gak sah tuh kalo gak ada masalah apa apa sama gigi kita, tiba tiba pengen ikutan tren pake behel atau kawat gigi. Soalnya, jatohnya jadi riya' (pamer) lho! Mau dibilang pamer? Semoga bermanfaat, Wassalamualaikum Assalamu alaikum wr. wb.

Teman-teman ku tercinta, saat ini trend memakai kawat gigi alias behel sangat marak . Sebelumnya saya juga ingin memakai behel dengan niat merapikan gigi agar terlihat lebih indah. Namun ada baiknya sebelum kita bertindak mari kita telaah kembali, hukum memakai behel dalam agama islam. Didalam buku 100 golongan yang dibenci oleh Allah dan Rasulnya, tercantum pada nomor keseratus ialah Wanita yang merapikan giginya demi kecantikan.Wanita yang dimaksud adalah wanita yang meminta direnggangkan giginya yang bertumpuk, dengan menggeser dan dipisahkan antara gigi taring dengan empat gigi mukanya dengan alat perapi gigi(behel) dengan maksud memperindah diri. Ternyata jika kita teliti lagi, kegiatan ini merupakan kegiatan merubah kodrat, yaitu kodrat bentuk tubuh yang sudah diberikan oleh Allah dan itu sangat dibenci oleh Allah. Diriwayatkan oleh Al-Bukhari, Muslim, Abu dawud, dan lainnya dari Abdullah bin Masud r.a. bahwa iya berkata: Allah melaksnat para wanita yang mentato dan para wanita yang dibuatkan tato, perempuan yang mencabut bulu pada wajahnya, dan parawanita meminta dirapikan giginya dan para wanita yang merubah-rubah ciptaan Allah. Lalu seorang wanita bertanya kepada tentang kebenaran itu, Abdullah menjawab: Mengapa aku tidak, mengapa aku tidak melaknat orang yang

dilaknat oleh Rasulullah SAW padahal disebutkan di dalam kitabullah : Apapun yang diberikan Rasul kepadamu maka terimalah dia. Dan apa yang dilarang bagimu maka tinggalkan lah. Dan bertawakal lah kepada Allah. (Al-Hasyr:7) Namun apabila terdapat kotoran pada gigi-giginya yang mengharuskannya mengubahnya, dengan tujuan untuk menghilangkan kotoran tersebut, atau karena terdapat ketidaknyamanan yang mengharuskannya untuk memperbaikinya dengan tujuan untuk menghilangkan ketidaknyamanan tersebut, maka perbuatan tersebut tidak mengapa, karena hal itu termasuk dalam berobat dan membuang kotoran, yang hanya bisa dilakukan oleh daokter spesialis. Mengubah gigi untuk tujuan memperindahnya dan untuk menampakkan ketajamannya merupakan perbuatan haram. Namun apabila untuk tujuan pengobatan, maka tidak mengapa. Jika tumbuh gigi pada wanita yang menyusahkannya, maka diperbolehkan untuk mencabutnya karena gigi tersebut merusak pemandangan dan menyulitkannya dalam makan, sedangkan membuang aib (kekurangan) diperbolehkan menurut syariat. Demikian pula apabila terdapat kelainan yang memerlukan pengobatan, maka diperbolehkan. [Ziantul Marah, Syaikh Abdullah Al-Fauzan hal. 85] Kesimpulan : Syariat telah mengharamkan wanita yang merenggangkan giginy a yang bertumpuk sehingga tampak rata susunannya, karena kerapian ini hasil perbuatan manusia yaitu menipiskan dan sebagainya. Sesungguhnya kita sebagai makhluk ciptaan-Nya tidak boleh merubah sesuatu pun dari apa yang telah diciptakan Allah pada kita. Maksudnya bahwa secara syariat perbuatan ini haram, yang melakukannya terlaknat dan diusir dari rahmat Allah SWT. terkecuali untuk tujuan Pengobatan, Kesehatan dsb. Oleh karena itu, hendaknya mewaspadai agar tidak terjerumus ke dalam dosa yang disebabkan oleh perbuatan semacam ini yang telah dilarang oleh islam. Dan sesungguh nya perbuatan ini termasuk kedalam perbuatan yang sia-sia dan mubazir. Syukurilah apa yang sudah Allah berikan pada kita. hayooo Sekarang mo pilih yang mana Cantik karena iman atau cantik tapi merubah ciptaan_NYA !!!!! Allah menciptakan sesuatu itu ada maksudnya. mungkin Allah mempunyai tujuan lain di balik itu.. di balik kekurangan anda,insya Allah tersimpan sesuatu yang sangat luar biasa yang Allah berikan sebagai ganti dari kekurangan anda. kenapa anda mesti malu?? seharusnya antum bersyukur dan bangga karena Allah telah menciptakan anda seperti itu jangan pernah berhenti untuk bersyukur walaupun apa yang terjadi.

Apa hukum memakai kawat untuk meratakan gigi? Rahang bawah terlalu kecil

sehingga gigi-gigi bertumpuk dan tidak rata. Demikian pula rahang atas sehingga gigi maju ke depan. . Perlu diketahui bahwa untuk meratakan gigi perlu ada sebagian gigi yang dicabut untuk memberikan ruang yang cukup bagi gigi yang hendak diratakan. Setelah kawat gigi dilepas gigi perlu di-fresh-kan untuk menghilangkan bekas dari benda penyangga kawat gigi yang terbuat dari besi. : Syeikh Shalih al Fauzan pernah ditanya tentang hukum meratakan gigi. Jawaban beliau, Jika ada kebutuhan untuk meratakan gigi semisal susunan gigi nampak jelek sehingga perlu diratakan maka hukumnya tidak mengapa (baca:mubah). . Namun jika tidak ada kebutuhan untuk mengotak-atik gigi maka mengotak-atik gigi hukumnya tidak boleh. Bahkan terdapat larangan meruncingkan dan mengikir gigi agar nampak indah. Terdapat ancaman keras atas tindakan ini karena hal ini adalah suatu yang sia-sia dan termasuk mengubah ciptaan Allah. . Jadi mengotak-atik gigi dengan tujuan pengobatan, menghilangkan penampilan gigi yang jelek atau ada kebutuhan yang lain semisal seorang itu tidak bisa makan dengan baik kecuali jika susunan gigi diperbaiki dan ditata ulang maka hal tersebut hukumnya tidak mengapa. : . Tentang menghilangkan gigi yang berlebih Syeikh Ibnu Jibrin mengatakan, Tidaklah mengapa mencopot gigi yang berlebih karena keberadaan gigi tersebut merusak penampilan sehingga orang yang mengalami tidak merasa PD. Namun tidak diperbolehkan mengikir dan meruncingkan gigi karena hal tersebut terlarang. 477/. /1 Baca buku Fatawa al Marah al Muslimah jilid 1 hal 477. Sumber: http://islamqa.com/ar/ref/21255/%D8%A7%D9%84%D8%B9%D9%84%D9%85 Catatan: Penjelasan di atas menunjukkan bahwa agama kita adalah agama yang sangat mementingkan penampilan yang indah dan rapi. Oleh karena itu diantara sebab dibolehkannya meratakan gigi adalah menghilangkan tasywih atau penampilan yang buruk dan tidak sedap dipandang mata. Dari sini kita bisa membuatkan kesimpulan bahwa kita diperintahkan untuk menghilangkan semua bentuk tasywih.

Sabtu, 11 Juni 2011

BEHEL (KAWAT GIGI) DAN ISLAM (beserta hukum memakai kawat gigi)
BAB I PENDAHULUAN Tren kawat gigi atau behel mungkin sudah tidak asing lagi bagi kita semua. Benda yang satu ini dikenal sebagai alat perapi gigi yang modern. Di Indonesia, penggunaan kawat gigi baru dimulai pada tahun 80-an dan semakin popular pada awal tahun 2000-an. Kawat gigi pada mulanya ditemukan pada fosil yang giginya dipasangi kawat. Fungsinya bukan untuk mengatur letak gigi, namun untuk mengikat gigi-gigi yang goyang. Beberapa tahun lalu, kawat gigi (behel) sempat menjadi tren. Tapi, sampai sekarang justru semakin tren. Pemakai behel pun tak ada batas usianya. Mulai dari wanita hingga pria atau remaja hingga orangtua.Artinya, mengenakan behel sudah menjadi tren di semua lapisan masayarakat. Baik usia tua, muda, bahkan dikalangan anak-anak. Selain fungsi dari kawat gigi untuk menambah cantik penampilan, justru yang paling utama gunanya untuk menjaga kualitas gigi agar terawat dan tetap sehat.Ini karena menjaga penampilan gigi semakin diminati. Mempercantik diri atau tampil lebih gaya memang sudah menjadi kebutuhan dalam pergaulan sehari-hari. Hal diatas tadi memunculkan beberapa argument yang menjadikan perdebatan antara boleh atau tidaknya memakai behel(kawat gigi) dalam pandangan islam yang akan kami bahas dalam bab selanjutnya. BAB II ISLAM DAN BEHEL (KAWAT GIGI)

A. Pengertian Behel (Kawat Gigi) Kawat gigi(behel) adalah kawat yang dapat meratakan gigi. Menurut jenisnya, bracket (bagian yang menempel) pada kawat gigi untuk tujuan estetis atau kosmetik ada yang bisa dilihat dan tidak bisa dilihat. Ada yang bersifat permanen artinya tidak dapat dilepas dan dipasang, lalu ada juga yang bersifat bisa dilepas dan dipasang. Mekanismenya yaitu kawat gigi mengatur, mendorong dan menahan pergerakan gigi. Proses dari awal sampai akhir sesuai standar membutuhkan waktu kurang lebih tiga minggu. Kawat gigi bukan sekadar aksesori atau pajangan di mulut. Kawat gigi ternyata bisa mencegah berbagai keluhan di area mulut bahkan di organ vital tubuh lainnya akibat susunan gigi yang tidak benar. Dulu, mengenakan kawat gigi dianggap aneh dan kuno. Banyak cerita tidak enak mengenai alat bantu ortodontis ini, mulai dari rasa tidak nyaman hingga takut diolok-olok teman. Karena itu, kawat gigi yang juga dikenal dengan istilah bracket ini merupakan benda yang sebisa mungkin dihindari oleh orang-orang dengan susunan gigi amburadul. Bracket memiliki fungsi yang lebih esensial, berkaitan dengan kesehatan gigi. Adapun fungsi utama bracket adalah memperbaiki susunan gigi dengan cara menarik secara perlahan dan bertahap agar susunan gigi rapi seperti yang diinginkan. Jika susunan gigi sudah benar, orang tersebut lebih mudah mengunyah makanan dan bila dipandang matapun akan lebih indah. Gigi yang tidak rata mempersulit proses mengunyah dan makanan yang dikunyah pun tidak benar-benar lumat. Bagi orang yang pencernaannya sensitif, makanan yang tidak benar-benar hancur tadi bisa menjadi masalah. Oleh karena itu lebih baik menggunakan bracket untuk menghindari masalah tersebut. B. Sejarah Perkembangan Behel (Kawat Gigi) Berbicara mengenai sejarah ilmu orthodonti maka akan sama tuanya dengan sejarah ilmu kedokteran gigi serta cabang-cabang ilmu kedokteran gigi yang lain seperti ilmu penambalan gigi dan ilmu pembuatan gigi tiruan. Hippocrates termasuk salah satu orang yang berpendapat mengenai kelainan pada tengkorak kepala dan wajah (kraniofasial) : Di antara kelompok manusia terdapat orang dengan bentuk kepala yang panjang, sebagian memiliki leher yang lebar dengan tulang yang kuat. Yang lainnya memiliki langit-langit (palatum) yang dalam dengan susunan gigi yang tidak teratur, berjejal satu sama lain dan hal itu berhubungan dengan sakit kepala dan gangguan keseimbangan. Sedangkan Celcus pada tahun 25 SM mengemukakan teori: Gigi dapat digerakkan dengan memberikan tekanan dengan tangan. Peralatan sederhana yang didesain untuk mengatur gigi geligi telah ditemukan oleh para arkeolog di makam-makam kuno bangsa Mesir, Yunani, dan Suku Maya di Meksiko . Behel atau lazim disebut kawat gigi telah dikenal sejak lama sebagai alat terapi gigi, yaitu merapikan gigi. Seiring dengan perkembangan jaman, kawat gigi pun terus berevolusi, memperbaiki kekurangannya dan menyempurnakan sistemnya, sehingga terapi perbaikan struktur gigi menjadi lebih cepat dan efektif. Saat ini dikenal 2 jenis kawat gigi, yaitu berupa kawat cekat (kawat permanen) atau kawat retainer (kawat lepasan) . Kawat cekat berupa manik-manik yang ditempel semi-permanen pada tiap gigi sebagai kerangka kawat yang akan dipasangkan. Dan sekarang, kawat cekat ini yang sedang populer digunakan para dokter gigi untuk terapi pasien yang ingin merapikan giginya karena berbagai macam dan jenis yang ditawarkan dari kawat cekat ini, juga harganya yang bervariatif mulai dari 3juta sampai 20jutaan. , Memang tiap sistem kawat cekat memiliki keunggulan masing-

masing menurut rancangannya, juga bentuk yang kini mulai diarahkan dengan estetika mulut, ada yang berbahan porselin, platina, dan lain sebagainya, serta jenis kawat penarik yang digunakan, membuat variasi harga yang berbedabeda untuk tiap produk. Namun variatifnya produk behel ini sekarang mulai bergeser dari sebuah alat terapi menjadi trend asesoris layaknya mode. Sampai kadang fungsi utamanya sendiri yang merupakan alat terapi untuk merapikan struktur gigi yang kurang bagus terlupakan, menjadi sebuah perhiasan gigi yang menempel. Tampaknya para produsen behel atau kawat gigi juga jeli membaca pasar, mereka mulai melepaskan produk-produk behel yang bervariatif dan beraneka ragam, dari kawat porselin transparan yang unik,hingga platina berkaret warna-warni, dan ini menjadi suatu ukuran trend tersendiri pada pemakainya. Nampaknya kawat gigi kini mulai menjadi salah satu bentuk tren terutama dikalangan orang muda. Dahulu, orang yang memakai kawat terkesan memalukan, namun sekarang, remaja malah bangga memakainya. C. Behel dan Bagian-Bagiannya 1. Jenis-Jenis Behel Ada berbagai jenis behel ada yang terbuat dari metal, clear/transparan yang berwarna seperti warna gigi. Untuk clear, bahannya bisa terbuat dari composite, porselin, atau plastik. Atau ada juga behel dengan penahan karet/karet pengikat bracket (kotak yang ditempel di gigi) ini paling disukai oleh kaula muda karena bantalan karetnya bisa berwarna-warni. Ada beberapa kawat gigi yang dianjurkan dan digunakan untuk memperbaiki gigi dan / atau posisi rahang. 2 jenis kawat gigi populer yang digunakan adalah Damon braces dan kawat gigi keramik. Metal bracket (stainless steel) adalah tipe bracket yang paling banyak digunakan dan paling murah harganya. Dalam pemakaianya dapat ditambahkan elastik dari karet yang warna dan bentuknya bermacam-macam sehingga cocok bagi mereka yang ingin tampil beda dan atraktif. Keramik Bracket atau kawat gigi keramik adalah lebih untuk estetika-pasien sadar, karena ini tidak dapat melihat karena fakta bahwa mereka transparan atau tembus cahaya, dan kompatibel dengan warna alami gigi. Clear Braces adalah kawat gigi yang terbuat dari safir murni yaitu monocrystalline di alam. Itu berarti ini hampir sama transparan seperti air. Tetapi untuk lengkungan kawat ti terlihat atau dapat dideteksi. Invisalign adalah salah satu jenis kawat gigi jelas . 2. Proses Pemakaian Behel Sebelum mengenakan behel ada beberapa tahapan yang mesti dilakukan yakni, membuat cetakan model gigi, memotret gigi, merontgen gigi, kepala, serta wajah pasien secara keseluruhan. Ini semua agar perawatan benar-benar sempurna dan tidak asal-asalan karena biasanya ketika dipakaikan behel wajah jadi berubah. Biasanya gigi yang menumpuk-numpuk terjadi karena rahang kecil, jadi giginya harus dikurangi beberapa. 3. Perawatan Behel Banyak yang mengatakan Pasang behel bisa membuat kurus, malas makan, sering sariawan. Sebenarnya penderitaanya cuma 2 minggu pertama karena mulut tidak terbiasa dengan benda asing di gigi kita, jadi bisa timbul sariawan. Tapi bisa disiasati dengan wax ortho (berupa lilin untuk menutupi bagian yang tajam). Saat sariawan juga harus siap obat sariawan seperti albothyl atau kenalog dipakai malam hari. Tapi saat ini sudah ada tekhnologi merapikan gigi terbaru yang tidak bikin sariawan, seperti pake behel biasa yaitu Invisalign.

Untuk masalah malas makan itu karena pada saat gigi ditarik pasti rasanya ngilu-ngilu kalau menggigit sesuatu, terutama di awal-awal control tetapi setelah beberapa hari pasti sudah tidak lagi. Biar Behel awet hindari makanan yang keras-keras seperti kacang ,wortel mentah, dll. Kalau makan juga sebaiknya dipotong terlebih dahulu, jangan memotongnya pakai gigi karena dapat mengakibatkan behel bisa lepas sebelum waktunya. behel tidak bisa dipakai lagi kalo sudah dicopot karena sudah ada lemnya, jadi harus diganti baru. Beberapa hal yang wajib dilakukan bila kamu menggunakan behel yakni, rajin membersihkan gigi setiap makan, selalu sediakan tusuk gigi. Serta jangan lupa untuk membawa sikat gigi untuk bersihkan sisa-sisa makanan yang nempel di bracket. Gunakan sikat gigi khusus untuk perawatan orthodonti atau sikat gigi anak-anak, yang bulu sikatnya lembut agar tidak merusak bracket. Kontrol gigi sesuai jadwal yang ditentukan dokter. Iris kecil-kecil semua makanan yang masuk dan kunyah secara perlahan-lahan. Bila memakai karet elastik atau head gear, pasang sesuai dengan petunjuk dokter gigi. Sikat gigi yang dipakai khusus untuk orthodontik bentuknya kecil dan bulu sikatnya halus. Selain itu juga ada sikat tambahan untuk sela-sela gigi, karena orang yang pake behel biasanya terbentuknya karang gigi menjadi lebih cepat. Gunakan pasta gigi dengan formula terlengkap agar benar-benar melindungi dan merawat gigi secara intens. Menyikat gigi sebaiknya dilakukan dua kali proses, yang pertama tanpa pasta gigi terlebih dahulu agar sisa-sisa makanan yang hendak diberantas bisa terlihat dan tidak terhalang buih dari pasta gigi (lakukan di depan cermin tentunya), setelah itu barulah menyikat gigi dan lidah dengan pasta gigi. Wajib berkumur dengan obat kumur setelah menyikat gigi dan bila perlu gunakanlah dental floss (benang gigi). Maka, tidak mengherankan apabila rutinitas menyikat gigi ketika awal masa pemakaian behel bisa mencapai 20 menit. Menyikat gigi dilakukan sebanyak dua kali dalam sehari. Perbanyak mengonsumsi vitamin C dan vitamin D. Setelah check-up, biasanya bukan hanya gigi yang akan terasa ngilu/nyeri tapi juga rahang, dagu dan kepala bahkan terkadang bisa sampe demam. Hal ini dikarenakan pergerakan gigi yang otomatis berpengaruh ke sistem syaraf dan bentuk kepala serta profil wajah. Jadi siapkan painkiller seperti Panadol yang mengandung parasetamol bila perlu. Lama perawatan tergantung ringan atau berat kasus sekitar 1-4 tahun (ratarata 2 tahun). Dengan catatan pasien rajin melakukan kunjungan sekitar sebulan sekali. Umumnya pada saat perawatan gigi akan dicabut (geraham biasanya) sekitar 2-4 gigi karena dibutuhkan space untuk menggeser posisi gigi. Setelah behel dilepas, biasanya akan digunakan retainer, yaitu kawat gigi yang bisa dilepas ketika kita makan dan dapat dibersihkan. Lamanya sekitar 1 tahun, dengan 6 bulan pertama harus selalu dipakai setiap hari (dilepas pada saat makan saja), dan 6 bulan berikutnya dipakai cukup pada malam hari saja. Retainer ini digunakan untuk membiasakan gigi yang sudah rapi untuk beradaptasi dengan posisi barunya itu. 4. Efek Positif Pemakaian Behel Manfaat memakai kawat gigi(behel) yaitu : Untuk merapikan gigi Untuk mengatur gigi, mendorong, menahan, dan pergerakan gigi Memperbaiki fungsi bicara Memperbaiki kontur wajah Memperbaiki tulang rahang Memperbaiki sudut bibir

5. Efek Negatif Pemakaian Behel Setidaknya ada beberapa efek yang ditimbulkan bila mengenakan behel yakni, rasa sakit ketika pertama kali menggunakan behel. Lubang gigi dan karang gigi akan cepat terjadi karena tidak menyikat menyikat gigi dan menjaga kebersihan mulut. Belum lagi efek pada jariangan lunak, terutama pada gusi bibir dan pipi lebih mudah timbul radang gusi dan sariawan. Menggunakan behel tidak boleh memakan permen karet, permen keras, daging yang liat, keripik, kerupuk yang keras . D. Behel dalam Perspektif Ilmu Kedokteran Masalah pemasangan kawat gigi atau behel memang sebenarnya diperuntukkan bagi orang-orang yang bermasalah dengan penampilan giginya, atau dalam bahasa medis disebut sebagai memiliki persoalan ortodontik seperti posisi gigi yang tonggos, tidak rata, jarang-jarang dan sebagainya yang diakibatkan oleh berbagai faktor penyebab. Di antaranya karena faktor keturunan dari orangtua, seperti cameh atau cakil, tonggos gigi berjejal, gigi jarang dan sebagainya. Kelainan bawaan seperti sumbing juga bisa menyebabkan kelainan ortodontik apalagi jika pada daerah sumbing itu tak ditumbuhi gigi. Faktor penyebab lainnya adalah penyakit kronis, misalnya amandel, pilek-pilek (rhinitis alergika), bernafas melalui mulut dan sebagainya. Beberapa kebiasaan buruk seperti menopang dagu dan menjulurkan, kebiasaan menghisap jari terutama dalam jangka waktu lama sampai lebih dari lima tahun atau kebiasaan ngempeng anak balita terutama jika dotnya tak ortodontik (tak sesuai dengan anatomi rongga mulut dan geligi) bisa pula menyebabkan penampilan gigi buruk. Tujuan pemasangan alat cekat atau kawat gigi, menurut pakar ortodontik drg Tri Hardani, SpOrt, Kepala Departemen Klinik Lembaga Kedokteran Gigi TNI-AL RE Martadinata Jakarta, dan sebagaimana dikemukakan para dokter gigi yang menangani masalah ortodonsi bahwa perawatan ortodonti tidak terlepas dari nuansa keharmonisan wajah yang melibatkan gigi geligi, tulang muka serta jaringan lunak wajah. Tapi, Estetika itu hanya salah satu tujuan ortodontik ini. Adapun tujuan lainnya adalah mengembalikan fungsi pengunyahan menjadi normal kembali. Upaya yang dilakukan antara lain dengan merapikan susunan gigi serta mengembalikan gigi geligi pada fungsinya secara optimal. Hal ini sebenarnya merupakan pekerjaan dokter gigi spesialis yang menggabungkan antara art dan science, seni dan pengetahuan medis. Tujuan kosmetik itu terkait erat dengan oklusi, yaitu tutup menutupnya gigi geligi atas dan bawah secara sempurna. Dan agar terbentuk oklusi yang normal diperlukan susunan gigi yang baik, jumlah gigi dan hubungan antara gigi atas dan bawah serta kanan kiri yang sempurna. Jadi, yang utama dari perawatan ortodontik ini adalah mengembalikan susunan gigi pada fungsinya sebagai alat pengunyah, pendukung pengucapan dan estetika. E. Behel dalam Perspektif Islam HUKUM MEMAKAI BEHEL DALAM ISLAM apa hukum memakai kawat gigi untuk orang-orang yang mungkin berkeinginan untuk merapikan giginya?? dan terkadang dokter gigi tersebut harus mengikir permukaan gigi terlebih dahulu. Perubahan yang dilaknat adalah perubahan untuk memperindah dan mempercantik diri. Tapi, jika perubahan tersebut untuk menolak kemudharatan (karena alasan kesehatan) maka hal ini tidak apa-apa untuk dilakukan . HUKUM MENGIKIR GIGI Perbuatan ini diharamkan, berdasarkan sabda Nabi Shallallahu alaihi wa

sallam.Artinya : Para wanita yang mengikir gigi untuk berhias dan yang merubah ciptaan Allah. Mengikir gigi merupakan perbuatan yang merubah ciptaan Allah Subhanahu wa Taala dan menyibukkan diri dengan perbuatan sia-sia yang tidak ada manfaatnya, dan hanya membuang-buang waktu yang seharusnya dipergunakan untuk hal-hal lain yang lebih bermanfaat bagi manusia. Perbuatan tersebut juga merupakan penipuan dan penggelapan serta menunjukkan kerdilnya manusia. HUKUM MEGIKIR GIGI UNTUK KEINDAHAN Diharamkan bagi wanita muslim untuk mengikir gigi-giginya dengan tujuan memperindah diri, dengan cara mendinginkan gigi-giginya dengan pendingin sehingga tampak merenggang jarak antara gigi-giginya supaya kelihatan cantik. Namun apabila terdapat kotoran pada gigi-giginya yang mengharuskannya mengubahnya, dengan tujuan untuk menghilangkan kotoran tersebut, atau karena terdapat ketidaknyamanan yang mengharuskannya untuk memperbaikinya dengan tujuan untuk menghilangkan ketidaknyamanan tersebut, maka perbuatan tersebut tidak mengapa, karena hal itu termasuk dalam berobat dan membuang kotoran, yang hanya bisa dilakukan oleh dokter spesialis. HUKUM MENGIKIR GIGI UNTUK TUJUAN PENGOBATAN Mengubah gigi untuk tujuan memperindahnya dan untuk menampakkan ketajamannya adalah perbuatan haram. Namun apabila untuk tujuan pengobatan, maka tidak mengapa. Jika tumbuh gigi pada wanita yang menyusahkannya, maka diperbolehkan untuk mencabutnya karena gigi tersebut merusak pemandangan dan menyulitkannya dalam makan, sedangkan membuang aib (kekurangan) diperbolehkan menurut syariat. Demikian pula apabila terdapat kelainan yang memerlukan pengobatan, maka diperbolehkan. MELURUSKAN GIGI DAN MENDEKATKAN ANTARA GIGI-GIGI Boleh meluruskan gigi dan mendekatkan antara gigi-gigi hingga tidak tampak terpisah-pisah, Bila memang diperlukan, misalnya ada kelainan yang harus diperbaiki, maka hukumnya diperbolehkan. Namun apabila tidak diperlukan, maka hukumnya tidak boleh. Bahkan terdapat larangan untuk mengubah gigi dan mengikirnya untuk keindahan, beserta ancaman bagi pelakunya, karena perbuatan tersebut termasuk sia-sia dan mengubah ciptaan Allah. Jika hal itu untuk pengobatan atau untuk membuang kelainan,atau untuk kebutuhan, misalnya seseorang tidak bisa makan dengan baik kecuali dengan mengubah gigi-giginya, maka hal tersebut diperbolehkan . Tanda-tanda Perlunya Memakai Behel, Kesulitan dalam mengunyah dan menggigit, Bau mulut (karena gigi yang tidak rapi merupakan sumber menempelnya sisa-sisa makanan dan plak yang sulit dibersihkan), Gigi yang renggang, menumpuk (crowded), terhalang, bentrok antara atas-bawah sehingga rahang tidak bisa mengatup dengan benar, dst. Rahang yang tidak simetris, berbunyi ketika membuka/menutup, terlalu maju (protrude) atau terlalu mundur (retrude), baik karena kecelakaan maupun karena kebiasaan buruk ketika masa kecil (mengisap jempol, menggigit kuku, atau menggigit ujung pensil), dst. Kesulitan berbicara, pelafalan kata, dst. Seringkali tidak sengaja menggigit bibir or permukaan dalam dari bibir/mulut sendiri (biasanya ketika sedang makan atau berbicara), Gigi yang maju (protrude). Keahlian medis dalam masalah merapikan gigi yang dikenal dengan istilah orthodonti (orthodontics) merupakan nikmat Allah SWT kepada umat manusia untuk mengembalikan kepada fitrah penciptaannya yang paling indah (fi

ahsani taqwim) yang patut disyukuri dengan menggunakannya pada tempatnya dan tidak disalahgunakan untuk memenuhi nafsu insani yang kurang bersyukur. Oleh karena itu Islam sangat memuliakan ilmu kesehatan dan kedokteran sebagai alat merawat kehidupan dengan izin Allah swt. Ia bahkan memerintahkan kita semua sebagai fardhu ain (kewajiban personal) untuk mempelajarinya secara global dan mengenali diri secara fisik biologis sebagai media peningkatan iman dan memenuhi kebutuhan setiap individu dalam menyelamatkan, memperbaiki dan menjaga hidupnya. Firman Allah swt. yang artinya: Dan di bumi terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi orang-orang yang yakin. Dan juga pada dirimu sendiri. Maka apakah kamu tidak memperhatikan.? QS. Ad-Dzariyat ( 51) : 20, 21) Sabda Nabi SAW: Berobatlah wahai hamba Allah! karena sesungguhnya Allah tidak menciptakan penyakit melainkan Ia telah menciptakan pula obatnya, kecuali satu penyakit, yaitu tua. (HR. Ahmad, Abu Dawud dan Tirmidzi). BAB III PENUTUP Kawat gigi(behel) adalah kawat yang dapat meratakan gigi. Menurut jenisnya, bracket (bagian yang menempel) pada kawat gigi untuk tujuan estetis atau kosmetik ada yang bisa dilihat dan tidak bisa dilihat. Behel atau lazim disebut kawat gigi telah dikenal sejak lama sebagai alat terapi gigi, yaitu merapikan gigi. Seiring dengan perkembangan jaman, kawat gigi pun terus berevolusi, memperbaiki kekurangannya dan menyempurnakan sistemnya, sehingga terapi perbaikan struktur gigi menjadi lebih cepat dan efektif. Saat ini dikenal 2 jenis kawat gigi, yaitu berupa kawat cekat (kawat permanen) atau kawat retainer (kawat lepasan). Ada beberapa kawat gigi yang dianjurkan dan digunakan untuk memperbaiki gigi dan / atau posisi rahang. 2 jenis kawat gigi populer yang digunakan adalah Damon braces dan kawat gigi keramik. Sebelum mengenakan behel ada beberapa tahapan yang mesti dilakukan yakni, membuat cetakan model gigi, memotret gigi, merontgen gigi, kepala, serta wajah pasien secara keseluruhan. Ini semua agar perawatan benar-benar sempurna dan tidak asal-asalan. Manfaat memakai kawat gigi(behel) yaitu : Untuk merapikan gigi, Untuk mengatur gigi, mendorong, menahan, dan pergerakan gigi, Memperbaiki fungsi bicara, Memperbaiki kontur wajah, Memperbaiki tulang rahang, Memperbaiki sudut bibir. Ada beberapa efek yang ditimbulkan bila mengenakan behel yakni, rasa sakit ketika pertama kali menggunakan behel. Lubang gigi dan karang gigi akan cepat terjadi karena tidak menyikat menyikat gigi dan menjaga kebersihan mulut. Belum lagi efek pada jariangan lunak, terutama pada gusi bibir dan pipi lebih mudah timbul radang gusi dan sariawan. Hukum memakai behel dalam islam adalah boleh selagi demi kesehatan akan tetapi hukumnya bias berubah apabila behel digunakan untuk penampilan, karena perubahan yang dilaknat adalah perubahan untuk memperindah dan mempercantik diri.

DAFTAR PUSTAKA http://fathur-net.blogspot.com/2010/03/behel-gigi-kawat-gigi.html http://kauhumairah.blogspot.com/2011/02/hukum-penggunaan-kawat-gigi.html http://nisha-putri.blogspot.com/2010/12/all-about-behelperawatan-and.html www.google.com diakses pada tanggal 25 Maret 2011

Masalah Orthodonti dan Hukum Pemasangan Kawat Gigi

Fiqih Kontemporer 7/12/2009 | 19 Zulhijjah 1430 H | Hits: 10.035 Oleh: Dr. Setiawan Budi Utomo dakwatuna.com Keahlian medis dalam masalah merapikan gigi yang dikenal dengan istilah orthodonti (orthodontics) merupakan nikmat Allah SWT kepada umat manusia untuk mengembalikan kepada fitrah penciptaannya yang paling indah (fi ahsani taqwim) yang patut disyukuri dengan menggunakannya pada tempatnya dan tidak disalahgunakan untuk memenuhi nafsu insani yang kurang bersyukur. Oleh karena itu Islam sangat memuliakan ilmu kesehatan dan kedokteran sebagai alat merawat kehidupan dengan izin Allah swt. Ia bahkan memerintahkan kita semua sebagai fardhu ain (kewajiban personal) untuk mempelajarinya secara global dan mengenali diri secara fisik biologis sebagai media peningkatan iman dan memenuhi kebutuhan setiap individu dalam menyelamatkan, memperbaiki dan menjaga hidupnya. Firman Allah swt. yang artinya: Dan di bumi terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi orang-orang yang yakin. Dan juga pada dirimu sendiri. Maka apakah kamu tidak memperhatikan.? QS. Ad-Dzariyat ( 51) : 20, 21) Sabda Nabi SAW: Berobatlah wahai hamba Allah! karena sesungguhnya Allah tidak menciptakan penyakit melainkan Ia telah menciptakan pula obatnya, kecuali satu penyakit, yaitu tua. (HR. Ahmad, Abu Dawud dan Tirmidzi). Islam juga menetapkan fardhu kifayah (kewajiban kolektif) dan menggalakkan adanya ahli-ahli di bidang kedokteran dan memandang kedokteran sebagai ilmu yang sangat mulia. Imam Syafii berkata: Aku tidak tahu suatu ilmu setelah masalah halal dan haram (Fiqih) yang lebih mulia dari ilmu kedokteran. (Al-Baghdadi dalam Atthib Minal Kitab was Sunnah:187). Pemasangan gigi pada hakikatnya termasuk bagian dari praktek transplantasi (pencangkokan) organ. Tatkala Islam muncul pada abad ke-7 Masehi, ilmu bedah sudah dikenal di berbagai negara dunia, khususnya negara-negara maju saat itu, seperti dua negara adi daya Romawi dan Persi. Namun pencangkokan jaringan belum mengalami perkembangan yang berarti, meskipun sudah ditempuh berbagai upaya untuk mengembangkannya. Selama ribuan tahun

setelah melewati berbagai eksperimen barulah berhasil pada akhir abad ke-19 M, untuk pencangkokan jaringan, dan pada pertengahan abad ke-20 M untuk pencangkokan organ manusia. Di masa Nabi saw. peradaban Islam telah menunjukkan perhatian terhadap masalah kesehatan sehingga muncul beberapa dokter ahli bedah di masa Nabi yang cukup terkenal seperti al Harth bin Kildah dan Abu Ramtah Rafaah, juga Rafidah al Aslamiyah dari kaum wanita. Pembuatan dan pemasangan gigi sepanjang untuk alasan syari yakni karena pertimbangan kebutuhan (haajah) medis untuk menormalkan atau memperbaiki kelainan serta penggantian yang lepas untuk dapat mengunyah dan menggigit kembali merupakan perbuatan dan profesi yang terpuji karena membawa kepada kemaslahatan, bahkan sekalipun menggunakan bahan logam emas bagi pria maupun wanita bila hal itu lebih maslahat, kuat, sehat dan bukan untuk tujuan pamer kemewahan, sekadar asesoris perhiasan dan gaya berlebihan. Hal ini dapat dianalogikan dengan bolehnya bedah plastik dengan alasan syari tersebut baik dengan organ asli maupun buatan. Operasi plastik yang menggunakan organ buatan atau palsu sudah dikenal di masa Nabi saw., sebagaimana diriwayatkan Imam Abu Daud dan Tirmidzi dari Abdurrahman bin Tharfah yang mengisahkan bahwa kakeknya Arfajah bin Asad pernah terpotong hidungnya pada perang Kulab, lalu ia memasang hidung (palsu) dari logam perak, namun hidung tersebut justru mulai membusuk, maka Nabi saw. menyuruhnya untuk memasang hidung palsu dari bahan logam emas. Dalam hal pemasangan gigi emas, secara spesifik Imam Ibnu Saad dalam Thabaqatnya (III/58) telah meriwayatkan dari Waqid bin Abi Yaser bahwa sahabat dan menantu Nabi saw Utsman bin Affan ra. pernah memasang mahkota gigi dari emas, supaya giginya lebih kuat dan tahan lama. Pemakaian gigi emas tidak dilarang sebagaimana dilarangnya laki-laki oleh Nabi saw untuk memakai perhiasan emas atau pemakaian bejana emas sebagai asesoris (HR. Muslim dan Abu Dawud), sebab disini yang harus menjadi penekanan adalah fungsi kekuatan dan kesehatan gigi palsu dengan bahan emas dan bukan untuk fungsi perhiasan dan pamer kemewahan sebagaimana alasan yang dipakai oleh Utsman dalam menggunakan gigi palsu emas. Di samping itu penggunaan bahan emas pada gigi palsu adalah untuk pemakaian yang tergolong dalam bukan pemakaian luar sebagaimana lazimnya perhiasan. Gigi palsu yang terbuat dari emas tersebut bila pemakainya meninggal apakah dikubur bersamanya ataukah dicabut dahulu sebelum dikebumikan mayatnya, maka terdapat silang pendapat di kalangan ulama. Namun pada dasarnya pendapat yang lebih kuat adalah yang lebih dekat kepada prinsip syariah dan kaidah fiqih. Prinsip syariah menekankan kemaslahatan secara luas. Dengan demikian, penguburan gigi emas bersama mayat merupakan perbuatan tabzir (menyia-nyiakan nikmat Allah) yang tidak disukai dalam Islam padahal barang tersebut dapat berguna bagi orang yang masih hidup. (QS. Al-Isra: 26-27). Di samping itu membiarkan mayat dengan emas bersamanya dapat mengundang kriminalitas dengan pencurian dan pembongkaran mayat yang justru akan menodai kesucian dan kehormatan mayat. Dengan demikian sebaiknya gigi emas tersebut dicabut oleh dokter gigi yang berpengalaman dari mayat sebelum dikebumikan dengan cara yang lembut, hati-hati dan diupayakan agar secepat dan semudah mungkin. Adapun masalah pemasangan kawat gigi atau behel memang sebenarnya

diperuntukkan bagi orang-orang yang bermasalah dengan penampilan giginya, atau dalam bahasa medis disebut sebagai memiliki persoalan ortodontik seperti posisi gigi yang tonggos, tidak rata, jarang-jarang dan sebagainya yang diakibatkan oleh berbagai faktor penyebab. Di antaranya karena faktor keturunan dari orangtua, seperti cameh atau cakil, tonggos gigi berjejal, gigi jarang dan sebagainya. Kelainan bawaan seperti sumbing juga bisa menyebabkan kelainan ortodontik apalagi jika pada daerah sumbing itu tak ditumbuhi gigi. Faktor penyebab lainnya adalah penyakit kronis, misalnya amandel, pilek-pilek (rhinitis alergika), bernafas melalui mulut dan sebagainya. Beberapa kebiasaan buruk seperti menopang dagu dan menjulurkan, kebiasaan menghisap jari terutama dalam jangka waktu lama sampai lebih dari lima tahun atau kebiasaan ngempeng anak balita terutama jika dotnya tak ortodontik (tak sesuai dengan anatomi rongga mulut dan geligi) bisa pula menyebabkan penampilan gigi buruk. Tujuan pemasangan alat cekat atau kawat gigi, menurut pakar ortodontik drg Tri Hardani, SpOrt, Kepala Departemen Klinik Lembaga Kedokteran Gigi TNI-AL RE Martadinata Jakarta, dan sebagaimana dikemukakan para dokter gigi yang menangani masalah ortodonsi bahwa perawatan ortodonti tidak terlepas dari nuansa keharmonisan wajah yang melibatkan gigi geligi, tulang muka serta jaringan lunak wajah. Tapi, Estetika itu hanya salah satu tujuan ortodontik ini. Adapun tujuan lainnya adalah mengembalikan fungsi pengunyahan menjadi normal kembali. Upaya yang dilakukan antara lain dengan merapikan susunan gigi serta mengembalikan gigi geligi pada fungsinya secara optimal. Hal ini sebenarnya merupakan pekerjaan dokter gigi spesialis yang menggabungkan antara art dan science, seni dan pengetahuan medis. Tujuan kosmetik itu terkait erat dengan oklusi, yaitu tutup menutupnya gigi geligi atas dan bawah secara sempurna. Dan agar terbentuk oklusi yang normal diperlukan susunan gigi yang baik, jumlah gigi dan hubungan antara gigi atas dan bawah serta kanan kiri yang sempurna. Jadi, yang utama dari perawatan ortodontik ini adalah mengembalikan susunan gigi pada fungsinya sebagai alat pengunyah, pendukung pengucapan dan estetika. Secara umum alat untuk merapikan gigi ada dua macam, yaitu alat yang lepasan (removeable appliances) dan alat cekat (fixed appliances). Dibanding alat cekat, alat yang lepasan lebih mudah dibersihkan sehingga gigi tetap terjaga kebersihannya. Tapi alat yang terbuat dari akrilik ringan ini memiliki keterbatasan kemampuan untuk menangani kasus-kasus sulit. Alat ini terbatas untuk menggerakkan gigi dengan jarak jauh. Akibatnya untuk pasien dewasa akan kurang efektif jika menggunakan alat lepasan ini. Berbeda dengan alat lepasan, alat cekat memiliki jangkauan perawatan lebih tinggi sehingga mampu digunakan untuk kasus-kasus sulit. Alat ini terdiri dari kawat, baracket (penopang kawat yang ditempelkan pada gigi terbuat dari logam, keramik, atau plastik) dan cincin karet yang berwarna warni. Kawat ini sendiri terbuat dari logam titanium ringan, tak berkarat dan memiliki kelentingan, ukuran serta bentuk yang bermacam-macam sesuai kebutuhan. Karena menempel pada gigi maka cara membersihkan alat cekat ini menjadi tak bebas. Karena itulah biasanya disediakan sikat gigi khusus bagi para pemakai alat cekat ini. Selain itu sebelum memakai alat cekat, pasien juga dilatih bagaimana cara menyikat dan mengontrol gigi agar tetap bersih. Alat ini tak dianjurkan bagi anak-anak yang belum bisa merawat giginya sendiri, seperti cara menggosok gigi. Hanya saja pada orang dewasa, pemasangan alat

ini sangat tergantung pada kondisi jaringan pendukung gigi, seperti gusi, tulang yang mengikat, serta ada tidaknya penyakit yang melemahkan tubuh seperti diabetes, TBC, dan lain-lain. Melihat berbagai faktor penyebab kelainan dan penanganan orthodontik karena alasan medis tersebut di atas diperbolehkan dalam Islam baik sebagai pasien maupun dokter gigi yang menanganinya, bahkan dianjurkan dan dapat bernilai ibadah. Sebab Islam menganjurkan untuk berobat bila terjadi kelainan dan ketidaknormalan pada fisik dan psikis. Bukankah Islam sangat memperhatikan kesehatan sebagaimana pesan dalil-dalil yang telah di kemukakan di atas. Belakangan ini ada kecenderungan dan fenomena penggunaan kawat gigi menjadi semacam tren aksesoris yang merata khususnya yang lebih banyak kaum perempuan, mulai dari siswa SD, anak ABG, para remaja, gadis belia dan dewasa sampai kalangan ibu-ibu yang suka menggunakan kawat gigi dengan hiasan mata cincin berwarna warni dan bahkan tidak jarang berlian serta permata yang tidak jarang hanya sekadar ingin ikut-ikutan, sekadar ingin bergaya dan tampil trendi atau biar kelihatan berkelas dan keren meskipun sebenarnya tidak perlu memakainya dengan kondisi gigi yang normal. Pemasangan kawat pada pasien yang sebenarnya secara medis dan kesehatan gigi dan gusi tidak memerlukan perawatan itu sebenarnya merupakan perbuatan yang berlebih-lebihan, tidak perlu, termasuk mubazir dan praktik tolong menolong dalam kemaksiatan serta perbuatan dosa. Sebab, biasanya, rata-rata lama perawatan ortodontik berkisar dua tahun atau tergantung tingkat keparahan ketidaknormalan struktur giginya dengan biaya yang tak sedikit. Untuk memiliki alat cekat seseorang membutuhkan biaya minimal Rp 5 juta hingga Rp 12 juta di luar tarif kontrol yang wajib dilakukan setiap tiga minggu sekali untuk mengecek keadaan alat. Tentunya biaya tersebut di luar tingkat kualitas behel dan asesorisnya seperti berlian dan batu permata (QS. Al-Maidah:2). Semua itu jika di luar kebutuhan mendesak medis dikategorikan sebagai perbuatan tabzir (kemubaziran) dan isrof (berlebihan) demi gengsi, gaya hidup (life style) dan sekadar pamer yang tidak terpuji dalam Islam karena kawat tersebut tidak akan membawa pengaruh apa-apa pada pertumbuhan gigi selanjutnya tetapi justru membuang-buang uang untuk sesuatu yang tidak perlu dan cenderung berlebih-lebihan (israf) dan bermewah-mewahan yang dibenci dan dikutuk Allah Swt (QS. Al-Mukminun:64-65, QS. Al-Isra:26-27). Akan lebih baik bila kelebihan rezki tersebut digunakan untuk beramal shalih berupa sedekah terutama kepada korban kondisi krisis ekonomi dan bencana yang justru secara spiritual akan mempercantik kepribadian diri secara hakiki di samping akan membawa kebahagiaan dan keberkahan dunia dan akhirat. Wallahu Alam Wa Billahit taufiq wal Hidayah. [] Sumber: http://www.dakwatuna.com/2009/12/4969/masalah-orthodonti-danhukum-pemasangan-kawat-gigi/#ixzz1eLGbMUBZ
Bagaimana hukum memasang kawat di gigi? (misal : demi kecantikan, ketampanan dan suatu pekerjaan, bukankah itu termasuk merubah ciptaan Allah). Apakah diharamkan? Allah berfirman mengkisahkan tentang ucapan Iblis: Dan aku benar-benar akan menyesatkan mereka, dan akan membangkitkan angan-angan kosong pada mereka dan menyuruh mereka (memotong telinga-telinga binatang ternak), lalu mereka benar-benar memotongnya, dan akan aku

suruh mereka (mengubah ciptaan Allah), lalu benar-benar mereka mengubahnya". Barangsiapa yang menjadikan syaitan menjadi pelindung selain Allah, maka sesungguhnya ia menderita kerugian yang nyata. (QS. An-Nisaa: 119). Rasulullah Shallallaahu Alaihi Wa Ala Alihi Wa Sallam melaknat orang yang mentato dan yang minta ditato, orang yang menghilangkan bulu wajah (alis) dan yang minta dihilangkan bulu wajahnya, serta orang yang merenggangkan diantara gigi-giginya, yaitu orang-orang yang merubah ciptaan Allah. (HR. Bukhari dan Muslim). Mengenai hukum memakai kawat gigi, kalau memang ada keperluannya untuk pengobatan atau merapikan gigi yang tidak rapi (tidak wajar), maka hukumnya boleh karena masuk dalam kategori berobat. Adapun gigi yang sudah tumbuh sewajarnya kemudian dirubah agar menjadi lebih baik lagi sesuai dengan selera maka hal ini adalah terlarang karena masuk dalam kategori merubah ciptaan Allah.

You might also like