You are on page 1of 7

CARA PEMBUATAN OBAT YANG BAIK (CPOB)

Industri Farmasi wajib menerapkan Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) dalam seluruh aspek dan rangkaian kegiatan pembuatan obat. CPOB pertama keluar pada 1988. Pada 1989, Petunjuk Operasional Penerapan CPOB diterbitkan agar pedoman tersebut dapat diterapkan secara efektif di industri farmasi. Dalam perkembangannya, CPOB 1988 direvisi pada 2001. Ini sesuai filosofi nya, CPOB merupakan dokumen yang bersifat dinamis dan akan berubah mengikuti perkembangan teknologi. Karena kedinamisan itu, CPOB tahun 2001 pun kembali direvisi di tahun 2006. CPOB yang sekarang merupakan adaptasi dari CPOB versi WHO dan versi PIC/S juga International Codes of GMP lain. Cara Pembuatan Obat Yang Baik (CPOB) menyangkut seluruh aspek produksi dan pengendalian mutu dan bertujuan untuk menjamin bahwa produk obat dibuat senantiasa memenuhi persyaratan mutu yang telah ditentukan sesuai dengan tujuan penggunaannya. Tidaklah cukup bila obat jadi hanya sekedar lulus dari serangkaian pengujian, tetapi yang sangat penting adalah bahwa mutu harus dibentuk ke dalam produk tersebut. Mutu obat tergantung pada bahan awal, proses pembuatan dan pengawasan mutu, bangunan, peralatan yang dipakai dan personalia yang terlibat dalam pembuatan obat. CPOB ini merupakan pedoman yang bertujuan untuk memastikan agar sifat dan mutu obat yang dihasilkan sesuai dengan yang dikehendaki; bila perlu dapat dilakukan penyesuaian dengan syarat bahwa standar mutu obat yang telah ditentukan tetap dicapai. Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) Bagian dari sistem pemastian mutu yang mengatur dan memastikan obat diproduksi dan mutunya dikendalikan secara konsisten sehingga produk yang dihasilkan memenuhi persyaratan mutu yang ditetapkan sesuai tujuan penggunaan produk disamping persyaratan lainnya. Produksi Semua kegiatan pembuatan mulai dari penerimaan bahan awal, pengolahan sampai dengan pengemasan untuk menghasilkan obatjadi. Produk Antara Tiap bahan atau campuran bahan yang masih memerlukan satu atau lebih tahap pengolahan lebih lanjut untuk menjadi produk ruahan. Produk Ruahan Tiap bahan yang telah selesai diolah dan tinggal memerlukan pengemasan untuk menjadi obatjadi Ruang Penyangga Udara Ruang tertutup berpintu dua atau lebih yang dihubungkan ke dua atau lebih ruang lain yang berbeda kelas kebersihan dan bertujuan untuk mengendalikan aliran udara saat pintu dari ruang lain tersebut terbuka. Suatu ruang penyangga udara dapat digunakan sebagai tempat lewatnya karyawan petugas atau bahan yang akan digunakan produksi, dalam hal terakhir ini ruang penyangga udara disebut juga "Kotak Penyangga". Suatu ruang penyangga udara dapat menjadi ruang antara untuk masuk ke ruang bersih dimana produk steril diproses. Tanggal Daluwarsa Tanggal yang menyatakan bahwa sebelum tanggal tersebut suatu bets atau lot tertentu masih memenuhi spesifikasi standar mutu yang disyaratkan. Validasi Suatu tindakan pembuktian dengan cara yang sesuai bahwa tiap bahan, proses, prosedur, kegiatan, sistem, perlengkapan atau mekanisme yang digunakan dalam produksi dan pengawasan akan senantiasa mencapai hasil yang diinginkan.

PERSONALIA Personalia hendaklah mempunyai sikap dan kesadaran tinggi untuk mewujudkan CPOB, memiliki kesehatan mental dan fisik yang baik sehingga mampu melaksanakan tugasnya secara profesional dan sebagaimana mestinya, dengan jumlah yang cukup, serta memiliki pengetahuan, keterampilan dan kemampuan sesuai dengan tugasnya. Manajer bagian produksi dan bagian pengawasan mutu dipimpin oleh orang yang berlainan yang tidak saling bertanggung jawab satu terhadap yang lain. Keduanya tidak boleh mempunyai kepentingan lain di luar organisasi pabrik, yang dapat menghambat atau membatasi tanggungjawabnya atau yang dapat menimbulkan pertentangan kepentingan pribadi atau finansial. Manajer produksi dan manajer pengawasan mutu adalah seorang apoteker yang cakap, terlatih dan memiliki pengalaman praktis yang memadai. Manajer pengawasan mutu adalah satu-satunya yang memiliki wewenang untuk meluluskan bahan awal, produk antara, produk ruahan dan obatjadi bila produk tersebut sesuai dengan spesifikasinya, atau menolaknya bila tidak cocok dengan spesifikasinya atau bila tidak dibuat sesuai dengan prosedur yang disetujui dan kondisi yang ditentukan. BANGUNAN DAN FASILITAS Bangunan untuk pembuatan obat memiliki ukuran, rancang-bangun, konstruksi serta letak yang memadai agar memudahkan dalam pelaksanaan kerja, pembersihan dan pemeliharaan yang baik. Gedung dibangun dan dipelihara agar terlindung dari pengaruh cuaca, banjir, rembesan melalui tanah serta masuk dan bersarangnya binatang kecil, tikus, burung, serangga atau hewan lainnya. Rancang-bangun dan tata letak ruang hendaklah memenuhi persyaratan-persyaratan berikut: 1) Dicegah risiko tercampur-baurnya obat atau komponen obat yang berbeda, kemungkinan terjadinya kontaminasi silang oleh obat atau bahan-bahan lain serta resiko terlewatnya salah satu langkah dalam proses produksi. Untuk mencapai tujuan ini sekat ruangan yang sesuai, tirai udara dan cara lain dapat digunakan. HendakJah diberi perhatian khusus bagi pengolahan bahan yang sangat beracun atau bahan yang dapat menimbulkan sensitisasi seperti hormon, bahan sitotoksik dan antibiotika tertentu. Dalam hal ini perlu pemisahan bangunan untuk pembuatan obat yang mengandung bahan tersebut. 2) Obat yang mengandung golongan penisilin hendaklah diproduksi dalam suatu bangunan terpisah yang dilengkapi peralatan pengendali udara khusus untuk produksi tersebut. Namun demikian, pemasangan ulang label untuk produk penisilin dapat dilakukan dengan menggunakan alat yang dikhususkan untuk produk tersebut atau melalui proses pengemasan beberapa bets secara berurutan di daerah terpisah yang dibersihkan dan didekontaminasi menurut prosedur yang sudah divalidasi. 3) Obat yang mengandung golongan sefalosporin dapat diproduksi di ruang terpisah dalam satu bangunan dengan pengendalian udara dan peralatan termasuk lini pengemasan khusus untuk produk tersebut. Produksi dapat dilakukan juga dengan cara produksi beberapa bets secara berurutan di daerah terpisah yang dibersihkan dan didekontaminasi menurut prosedur yang sudah divalidasi. Langkah pencegahan terhadap kontaminasi penisilin hendaklah diambil. Kontaminasi silang terhadap produk oleh bahan biologi aktif atau produk obat seperti steroida tertentu atau bahan sitotoksik yang dalam jumlah sangat sedikit dapat menyebabkan efek fisiologis dicegah dengan upaya: kegiatan produksi dilakukan di dalam bangunan terpisah atau dalam ruang tertutup yang terisolasi dengan baik atau dengan cara membuat beberapa bets berurutan dengan menggunakan peralatan yang sama atau diperuntukkan khusus bagi produk tersebut yang diikuti dengan pembersihan yang cermat dan fumigasi bila perlu, mengendalikan cemaran udara sekitar dengan memberlakukan perbedaan tekanan udara yang tepat dalam daerah proses atau menggunakan sistem penghisap udara dan penyaring udara yang memadai, bersamaan dengan pengendalian udara yang disirkulasi kembali,

menyiapkan dan memberi perlindungan terhadap peralatan produksi, dan menggunakan peralatan khusus untuk satu jenis produk dimana memungkinkan, pengurungan terhadap cemaran yang dipindahkan, dilakukan melalui sistem ruang penyangga udara, penggantian pakaian kerja dan dekontaminasi wadah dan barang lain yang digunakan sebelum barang-barang tersebut dikeluarkan dari ruang isolasi, pencucian terpisah untuk pakaian yang tercemar, pemeriksaan berkala terhadap kehadiran zat-zat terapetik yang digunakan dalam proses di lingkungan sekitar daerah produksi, dan melakukan validasi prosedurpembersihan. Fasilitas pengendali udara untuk produksi obat sitotoksik hendaklah tepat. Dalam hal hanya beberapa gram bahan aktif yang diproses, kegiatan produksi dapat dilakukan dalam ruang proses bertekanan positif relatif terhadap tekanan atmosfir dengan ruang penyangga bertekanan lebih tinggi dan pada ruang proses: dalam jumlah yang banyak, kegiatan produksi dilakukan dalam ruang proses bertekanan negatif dengan ruang penyangga bertekanan relatif lebih tinggi. Kegiatan pengolahan bahan bagi produk bukan obat dipisahkan dari ruang produksi obat. Disediakan ruang terpisah untuk membersihkan alat yang dapat dipindah-pindahkan dan ruangan untuk menyimpan bahan pembersih. Kamar ganti-simpan pakaian berhubungan langsung dengan daerah pengolahan tetapi letaknya terpisah. Toilet tidak terbuka langsung ke daerab produksi dan dilengkapi dengan ventilasi yang baik. Hewan ditempatkan dalam gedung terpisah, atau setidak-tidaknya dalam ruang yang terisolasi dengan baik. Untuk kegiatan-kegiatan berikut diperlukan daerah tertentu: Penerimaan bahan Karantina barang masuk Penyimpananbahanawal Penimbangan dan penyerahan Pengolahan Penyimpanan produk ruahan Pengemasan Karantinaobatjadi selama menunggu pelulusan akhir Penyimpanan obat j adi Pengiriman barang Laboratorium Pencucianperalatan Daerah pengolahan produk steril dipisahkan dari daerah produksi lain serta dirancang dan dibangun secara khusus. Ruang-ruang terpisah diperlukan bagi kegiatan-kegiatan berikut: Pembukaan kemasan komponen Pencucian peralatan serta wadah Pengolahan Pengisian dan penutupan wadah langsung Ruang penyangga udara yang menghubungkan ruang ganti pakaian dengan ruang pengisian. Penggantian pakaian steril sebelum memasuki ruang steril. Permukaan bagian dalam ruangan (dinding, lantai dan langit-langit) hendaklah licin, bebas dari keretakan dan sambungan terbuka serta mudah dibersihkan, dan bila perlu mudah didesinfeksi. Lantai di daerah pengolahan hendaklah dibuat dari bahan kedap air, permukaannya rata dan memungkinkan pembersihan secara cepat dan efisien. Dinding hendaklah juga kedap air dan memiliki permukaan yang mudah dicuci. Sudut-sudut antara dinding, lantai dan langit-langit dalam daerah-daerah kritis hendaklah berbentuk lengkungan.

PERALATAN Rancang-bangun dan konstruksi peralatan hendaklah memenuhi persyaratanpersyaratan berikut: Permukaan peralatan yang bersentuhan dengan bahan baku, produk antara, produk ruahan atau obat jadi tidak boleh bereaksi, mengadisi atau meng-absorbsi, yang dapat mengubah identitas, mutu atau kemurniannya di luar batas yang telah ditentukan. Peralatan tidak boleh menimbulkan akibat yang merugikan terhadap produk, misalnya karena bocornya katup, menetesnya zat pelumas dan karenahal lain yang sejenis, atau karenaperbaikan, pemeliharaan, modifikasi atau adaptasi yang salah. Bahan-bahan yang diperlukan untuk suatu tujuan khusus, seperti pelumas atau pendingin, tidak boleh bersentuhan langsung dengan bahan yang diolah karena hal ini dapat merubah identitas, mutu atau kemurnian bahan baku, bahan antara, produk ruahan atau obat jadi. Peralatan dapat dibersihkan dengan mudah, baik bagian dalam maupun bagian luar. Semua peralatan yang dipakai dalam pengolahan bahan kimia yang mudah terbakar, atau ditempatkan di daerah dimana digunakan bahan yang mudah terbakar, dilengkapi dengan perlengkapan elektris yang kedap eksplosi serta dibumikan dengan sempurna. Peralatan yang digunakan untuk menimbang, mengukur, menguji dan mencatat diperiksa ketelitiannya secara teratur serta dikalibrasi menurut suatu program dan prosedur yang tepat. Hasil pemeriksaan dan kalibrasi hendaklah dicatat dan catatan tersebut disimpan dengan baik. Penyaring untuk cairan tidak boleh melepaskan serat ke dalam produk. Penyaring yang mengandung asbes tidak boleh digunakan walaupun penyaring khusus yang tidak melepas serat digunakan sesudahnya. Peralatan hendaklah ditempatkan sedemikian rupa untuk memperkecil kemungkinan pencemaran silang antar bahan di daerah yang sama. Peralatan hendaklah dirawat menurut jadwal yang tepat agar tetap berfungsi dengan baik dan mencegah terjadinya pencemaran yang dapat merubah identitas, mutu atau kemurnian produk. SANITASI DAN HIGIENE Tingkat sanitasi dan higiene yang tinggi diterapkan pada setiap aspek pembuatan obat. Ruang lingkup sanitasi dan higiene meliputi personalia, bangunan, peralatan dan perlengkapan, bahan produksi serta wadahnya, dan setiap hal yang dapat merupakan sumber pencemaran produk. Sumber pencemaran dihilangkan melalui suatu program sanitasi dan higiene yang menyeluruh dan terpadu. PRODUKSI Produksi dilaksanakan dengan mengikuti prosedur yang telah ditetapkan yang dapat menjamin senantiasa menghasilkan obat jadi yang memenuhi spesifikasi yang ditentukan. Sterilisasi Sterilisasi dapat dilakukan dengan sterilisasi cara panas (dengan cara pemanasan basah dan pemanasan kering) dengan gas etilen oksida, dengan penyaringan yang dilanjutkan dengan pengisian secara aseptik ke dalam wadah akhir yang steril, atau dengan cara radiasi pengionan. Tiap cara sterilisasi mempunyai keterbatasan dan digunakan untukpenerapan tertentu. Sterilisasi cara panas merupakan pilihan utama. Bilamana indikator biologi digunakan, perlu dilakukan pengamanan yang ketat untuk mencegah pencemaran mikroba dari indikator tersebut. Diperlukan cara yang jelas untuk membedakan produk yang telah dan belum disterilkan. Semua keranjang, baki dan wadah untuk produk atau komponen lain diberi label yang jelas yang mencantumkan nama, nomor bets dan tanda apakah sudah disterilkan atau belum. Macam-macam jenis sterilisasi Sterilisasi Cara Panas Sterilisasi Panas Basah Cara ini cocok untuk larutan air dan bahan yang dapat dibasahi air.

Sterilisasi Panas Kering Pemanasan kering cocok untuk sterilisasi peralatan, larutan bukan air dan bahan lain yang tahan terhadap suhu sterilisasi yang dikehendaki. Sterilisasi Cara Saring Larutan atau cairan dapat disterilkan dengan penyaringan dengan ukuran nominal pori 0,22 mikron atau yang sama kemampuannya menahan mikroba. Hasil saringan ditampung di dalam wadah yang sudah disterilkan. Sterilisasi dengan Gas Etilen Oksida Efektifitas gas etilen oksida sebagai bahan sterilisasi tergantung pada konsentrasi, suhu, kelembaban, lamanya persentuhan dengan bahan dan tingkat kontaminasi mikroba. Sterilisasi Cara Radiasi Sterilisasi dengan cara radiasi dipakai terutama untuk mensterilkan bahan dan produk yang peka terhadap panas. Radiasi yang digunakan dapat berupa sinar gamma dari radio isotop (misalnya Cobalt-60) atau elektron berenergi tinggi yang berasal dari suatu akselerator elektron. PENGAWASAN MUTU Pengawasan mutu adalah bagian yang esensial dari cara pembuatan obat yang baik untuk memastikan tiap obat yang dibuat senantiasa memenuhi persyaratan mutu yang sesuai dengan tujuan penggunaannya. B agian pengawasan mutu melaksanakan tugas pokok sebagai berikut: 1) Menyusun dan merevisi prosedur pengawasan dan spesifikasi; 2) Menyiapkan instruksi tertulis yang rinci untuk tiap pemeriksaan, pengujian dan analisis; 3) Menyusun rancangan dan prosedur tertulis mengenai pengambilan contoh untuk pemeriksaan; 4) Menyimpan contoh pertinggal untuk rujukan di masa mendatang; 5) Meluluskan atau menolak setiap bets bahan awal, produk antara, produk ruahan dan obat jadi; 6) Meneliti semua dokumentasi yang berhubungan dengan pengolahan, pengemasan dan pengujian obat jadi bets yang bersangkutan sebelum meluluskannya untuk didistribusikan; 7) Mengevaluasi stabilitas semua obat jadi secara berlanjut, bahan awal jika diperlukan, dan menyiapkan instruksi mengenai cara penyimpanan bahan awal dan obat jadi dipabrik berdasarkan data stabilitas; 8) Menetapkan tanggal daluwarsa dan batas waktu penggunaan bahan awal dan obat jadi berdasarkan data stabilitas dan kondisi penyimpanannya; 9) Mengevaluasi dan menyetujui prosedur pengolahan ulang suatu produk: 10) Menyetujui penunjukan pemasok bahan baku dan bahan pengemas yang diketahui dan dipercayai mampu atau dapat diandalkan untuk memasok bahan awal yang memenuhi spesifikasi mutu yang telah ditetapkan perusahaan; 11) Mengambil bagian atau memberikan bantuan dalam pelaksanaan program validasi; 12) Mengevaluasi semua keluhan yang diterima atau kekurangan yang ditemukan mengenai suatu bets, bilaperlu bekerja sama dengan bagian lain, dan mengambil tindakan perbaikan yang diperlukan; 13) Menyediakan baku pembanding sekunder sesuai spesifikasi yang terdapat pada prosedur pengujian yang berlaku dan menyimpan baku pembanding ini pada kondisi yang tepat; 14) Menyimpan catatan pemeriksaan dan pengujian semua contoh yang diambil; 15) Mengevaluasi obat kembalian dan menetapkan apakah obat tersebut dapat digunakan langsung atau diproses ulang atau harus dimusnahkan; 16) Ikut serta dalam program inspeksi-diri bersama bagian Iain dalam perusahaan; dan 17) Memberikan rekomendasi untuk pembuatan obat oleh pihak lain atas dasar kontrak setelah diadakan evaluasi terhadap kontraktoryangbersangkutan dan dinilai mampu membuat obat yang memenuhi standar mutu yang ditetapkan perusahaan. Contoh Pertinggal

Contoh pertinggal dengan identitas jelas yang mewakili setiap bets bahan baku berkhasiat yang diterima disimpan untuk jangka waktu tertentu. Contoh pertinggal dengan identitas jelas yang mewakili setiap bets obat jadi dalam bentuk kemasan lengkap disimpan untuk jangka waktu tertentu. Contoh obat jadi ini disimpan dalam kondisi yang sama dengan kondisi yang tertera pada label. Jumlah contoh pertinggal sekurang-kurangnya duakali dari jumlah contoh yang dibutuhkan untuk pengujian lengkap kecuali untuk uji sterilitas. Bagian pengawasan mutu hendaklah melakukan validasi terhadap hal berikut: 1. Prosedur Penetapan Kadar Dalam pelaksanaan validasi, prinsip penetapan kadar dianggap cocok untuk prosedur yang ditetapkan. Validasi dimaksudkan untuk mengetahui ketelitian dan ketepatan kadar tetapi bukan mengenai penyebab dari penyimpangan yang diamati. Apabila ketelitian dan ketepatan dari penetapan kadar tidak memuaskan maka prosedur tersebut perlu ditinjau, dirancang kembali, direvisi atau diganti. 2. Kalibrasi Instrumen Kalibrasi instrumen yang dipakai dalam pengujian dilakukan secara berkala untuk menjamin bahwa instrumen tersebut senantiasa memberikan hasil pengukuran atau penimbangan yang tepat. 3. Bagian pengawasan mutu memberi bantuan yang diperlukan atau mengambil bagian dalam pelaksanaan validasi berkala oleh bagian lain, terutama bagian produksi untuk menjamin bahwa setiap produk yang dihasilkan selalu memenuhi spesifikasi yang telah ditetapkan. INSPEKSI DIRI Tujuan inspeksi diri adalah untuk melakukan penilaian apakah seluruh aspek produksi dan pengendalian mutu dalam pabrik memenuhi ketentuan CPOB. Program inspeksi diri dirancang untuk mendeteksi kelemahan pelaksanaan CPOB dan untuk menetapkan tindakan perbaikan. Inspeksi diri dilakukan secara teratur. Seluruh tindakan perbaikan yang disarankan hendaklah dilaksanakan. Untuk pelaksanaan inspeksi diri ditunjuk tim inspeksi yang mampu menilai secara objektif pelaksanaan CPOB. Prosedur dan catatan mengenai inspeksi diri hendaklah didokumentasikan. Hal-hal yang Diinspeksi Karyawan Bangunan termasuk fasilitas untuk karyawan Penyimpanan bahan awal dan obat jadi Peralatan Produksi Pengawasan mutu Dokumentasi Perawatan gedung dan peralatan PENANGANAN KELUHAN TERHADAP OBAT, PENARIKAN KEMBALI OBAT DAN OBAT KEMBALIAN Keluhan terhadap obat dan laporan keluhan dapat menyangkut mutu, efek samping yang merugikan atau masalah efek terapeutik. Semua keluhan dan laporan keluhan diteliti dan dievaluasi dengan cermat, kemudian diambil tindak lanjut yang sesuai dan dibuatkan laporan. Jenis keluhan dan laporan dapat berupa: keluhan mengenai mutu menyangkut keadaan fisik, kimia dan biologi dari produk atau kemasannya. keluhan atau laporan tentang efek samping yang merugikan seperti reaksi alergi, reaksi toksis, reaksi fatal atau hampir fatal dan lain sebagainya. keluhan dan laporan medis lain seperti kurang manjur atau kurang memberikan respon klinis. Penanganan Keluhan dan Laporan

1) Dibuat catatan tertulis mengenai semua keluhan dan laporan yang diterima. 2) Keluhan dan laporan ditangani oleh bagian terkait sesuai dengan jenis keluhan atau laporan yang diterima. 3) Terhadap tiap keluhan dan laporan dilakukan penelitian dan evaluasi secara seksama termasuk: a. meninjau seluruh inforrnasi yang masuk tentang keluhan atau laporan tersebut, b. melakukan pemeriksaan atau pengujian terhadap contoh yang diterima dan bila perlu memeriksa juga contoh pertinggal bets yang bersangkuatan, c. meneliti kembali semua data dan dokumentasi yang berkaitan, termasuk catatan bets, catatan distribusi, catatan hasil pengujian dan sebagainya. Penarikan Kembali Obat Penarikan kembali obat dapat berupa penarikan kembali satu atau beberapa bets atau seluruh obat jadi tertentu dari semua mata rantai distribusi. Penarikan kembali dilakukan apabila ditemukan adanya produk yang tidak memenuh persyaratan mutu atau atas dasar pertimbangan adanya efek samping yang tidak diperhitungkan yang merugikan kesehatan. Penarikan kembali seluruh obat tertentu dari peredaran dapat menyebabkan penghentian sementara atau penghentian tetap tehadap pembuatan jenis obat yang bersangkutan. Keputusan Penarikan Kembali 1) Penarikan kembali dapat dilakukan atas prakarsa produsen sendiri atau instruksi instansi pemerintah yang berwenang 2) Keputusan untuk melakukan penarikan kembali suatu obat adalah tanggung jawab manajer pengawasan mutu dan pimpinan perusahaan. 3) Keputusan penarikan kembali dapat berupa penarikan kembali satu atau beberapa bets atau seluruh obat yang bersangkutan 4) Keputusan penarikan kembali dapat pula sekaligus merupakan penghentian pembuatan obat yang bersangkutan. Obat Kembalian Obat kembalian adalah obat jadi yang telah beredar, yang kemudian dikembalikan ke pabrik karena adanya keluhan, kerusakan, daluwarsa, masalah keabsahan, atau sebab lain mengenai kondisi obat, wadah atau kemasan sehingga menimbulkan keraguan akan keamanan, identitas, mutu dan jumlah obat yang bersangkutan. Berdasarkan evaluasi obat kembalian dapat digolongkan sebagai berikut: a) obat kembalian yang memenuhi spesifikasi sehingga dapat dikembalikan ke persediaan; b) obat kembalian yang masih dapat diolah ulang; dan c) obat kembalian yang tidak memenuhi spesifikasi dan tidak boleh diolah ulang. DOKUMENTASI Dokumentasi pembuatan obat merupakan bagian dari sistem informasi manajemen yang meliputi spesifikasi, prosedur, metode dan instruksi, perencanaan, pelaksanaan, pengendalian serta evaluasi seluruh rangkaian kegiatan pembuatan obat. Sistem dokumentasi menggambarkan riwayat lengkap setiap bets atau lot suatu produk sehingga memungkinkan penyelidikan serta penelusuran terhadap bets atau lot produk yang bersangkutan.

You might also like