Professional Documents
Culture Documents
Untuk analisis geometri lebih menekankan penentuan parameter deformasi dengan jalan mentransformasikan perubahan posisi ke dalam bentuk parameter-parameter deformasi meliputi translasi, rotasi dan dilatasi. Interpretasi Fisik dapat dilakukan dengan 2 macam metode, yaitu: Penentuan Metode dan Metode Statistika Penentuan metode pada umumnya adalah metode deterministik; metode deterministik adalah metode operasional yang menggunakan informasi yang berkaitan dengan beban, sifat-sifat materi, geometri benda dan hukum fisis yang berlaku untuk teganganregangan (Stress-Strain). Metode statistika dinamakan juga metode analisis regresi yang menitikberatkan pembahasannya pada analisis korelasi antara besaran deformasi antara besaran deformasi (displacement) dan besaran beban (load) penyebab terjadinya deformasi
Deformasi adalah perubahan bentuk, posisi dan dimensi dari suatu benda. Sehingga berdasarkan definisi tersebut, deformasi dapat diartikan sebagai perubahan kedudukan atau pergerakan suatu titik pada suatu benda secara absolut maupun relatif.
2. Regangan (Strain) Perpindahan partikel suatu benda elastis selalu menimbulkan terjadinya perubahan bentuk benda tersebut. Perubahan bentuk suatu benda elastik dikaitkan dengan regangan, maka perubahan bentuk tersebut dipandang sebagai perubahan bentuk yang kecil. Dalam sistem koordinat kartesian tiga dimensi, perpindahan kecil partikel yang berubah bentuk diuraikan dalam komponen uX, uY dan uZ yang masing-masing sejajar terhadap sumbu koordinat kartesian X, Y dan Z.
Gambar 2. Elemen Kecil Benda Plastik dan Komponen Regangan (a) Komponen Regangan; (b) Elemen Kecil Benda Elastik
3. Rotasi Rotasi merupakan perubahan posisi materi tanpa mengalami perubahan bentuk yang membentuk perubahan sudut terhadap koordinat acuan. Sebagai gambaran bentuk rotasi dapat dilihat pada gambar 3., sebagai berikut:
Keadaan proses deformasi sebaiknya ditinjau sebagai sistem keseluruhan (Gb. 5) . Daerah deformasi berkaitan dengan distribusi tegangan, regangan dan kecepatan partikel, dan dengan tekanan berlebih yang dibutuhkan untuk melakukan pengubahan bentuk. Jelas bahwa gaya yang dikenakan harus menghasilkan kondisi luluh bahan, tetapi tegangan tidak boleh menimbulkan perpatahan setempat. Tegangan alir bahan sangat dipengaruhi oleh regangan, laju regangan dan suhu. Benda kerja akan bersentuhan dengan perkakas-perkakas yang tak terdeformasi (elastik) atau cetakan (die). Gesekan antar permukaan dan perpindahan panas benda kerja ke cetakan merupakan hal yang harus mendapatkan perhatian, demikian pula masalah keausan perkakas dan penyelesaian permukaan produk.
Teori mekanika proses pengerjaan logam yang diperlukan harus mampu meramalkan dengan cermat besarnya tegangan, regangan dan kecepatan-kecepatan pada setiap titik di daerah deformasi benda kerja. Metode analisa dengan derajat kerumitan yang makin tinggi dan kemmapuan untuk meramalkan secara lebih cermat adalah: 1. Metode slab (Slab method) : deformasi dianggap homogen. 2. Metode energi deformasi seragam : menghitung tegangan pembentukan rata-rata berdasarkan kerja deformasi plastik. 3. Teori medan garis gelincir : memungkinkan perhitungan tegangan-tegangan pada titik-titik untuk keadaan regangan bidang. 4. Penyelesaian batas atas dan batas bawah : didasarkan pada teori analisis batas, menggunakan tegangan dan medan kecepatan untuk menghitung batas-batas beban pembentukan yang sebenarnya. 5. Metode elemen hingga : suatu teknik yang disebut metode matrik memungkinkan pertambahan deformasi yang besar untuk bahan plastik baku serta mengurangi waktu komputasi.
Pengerjaan Panas
Pengerjaan panas meliputi proses deformasi yang dilaksanakan di bawah kondisi suhu dan laju regangan tertentu sedemikian hngga proses pemulihan terjadi bersamaan dengan proses deformasi sehingga dapat dicapai regangan yang tinggi tanpa pengerasan regang yang berarti. Pengerjaan panas tahap pertama seperti pengerolan, ekstrusi atau penempaan dilakukan untuk mengubah ingot tuangan menjadi benda yang berguna. Akan tetapi terdapat beberapa kekurangan pada pengerjaan panas. Karena melibatkan suhu yang tinggi, reaksi permukaan antara logam dan udara sekitar merupakan suatu permasalahan. Biasanya pengerjaan panas dilakukan di udara, maka terjadi oksidasi dan sebagian logam akan teroksidasi. Logam-logam reaktif seperti titanium akan mengalami penggetasan oleh oksigen, dan karena itu pengerjaan panas logam tsb harus dilindungi dari pengaruh udara sekeliling.
Pengerjaan Dingin
Pada pengerjaan dingin logam, kekerasan akan naik dan keuletan akan turun. Apabila pengerjaan dingin berlebihan, logam akan patah sebelum mencapai bentuk dan ukuran yang diinginkan. Oleh karena itu untuk mencegah hal-hal demikian, pengerjaan dingin biasanya dilakukan secara bertahap, diselingi dengan proses pelunakan pada tahap antara untuk memperlunak logam dan memulihkan keuletan. Urutan tahapan pengerjaan dingin dan pelunakan seringkali disebut siklus pengerjaan dingin pelunakan. Dengan mengatur siklus pengerjaan dingin pelunakan dapat dihasilkan komponen-komponen dengan tingkat pengerasan regang yang diinginkan.
STRUKTUR METALURGI
Pada penarikan kawat dan pengerolan dg regangan plastik yg besar, struktur pengerjaan dingin terdiri dari banyak butir-butir memanjang dg struktur sel dislokasi. Kemampuan pengerasan regang yg lebih kecil pada logam FCC dapat dijelaskan dg terbentuknya sel yg hampir stabil.
TEKANAN HIDROSTATIK
Suatu faktor penting untuk mencapai proses pembentukan yg sukses, tanpa terjadi patah adalah level tekanan hidrostatik yg terjadi pada proses. Adanya tekanan hidrostatik yg tinggi, memperkecil tegangan tarik di bawah nilai kritis untuk membentuk retakan, sementara pada saat yg sama besar tegangan alir tidak dipengaruhi oleh tekanan hidrostatika.
KEMAMPUBENTUKAN
Kemampubentukan berkaitan dg tingkat deformasi pada proses pengerjaan logam tertentu tanpa terjadi retakan. Pada beberapa proses batas kemampubentukan ditentukan terjadinya perpatahan. Kemampubentukan adalah suatu konsep teknologi yg komplek yg tidak saja tergantung pada ketahanan perpatahan (keuletan) bahan, tetapi juga pada hal khusus suatu proses deformasi. Oleh karena itu, kemampubentukan harus dianggap terdiri dari dua faktor : (f1) yg tergantung pada sifat bahan dan yg dapat dinilai dari percobaan laboratorium, (f2) yg merupakan fungsi dari parameter proses deformasi yaitu geometri cetakan, kondisi pelumasan, dan geometri benda kerja.