You are on page 1of 12

Laporan Praktikum Gelombang

Nama Mahasiswa : Dwi Lida Enggayanti


NIM : 4201409015
Jurusan : Fisika
Program Studi : Pendidikan Fisika
Semester : IV



Minggu ke - :
Nama Dosen : Bp Ngurah Made
Kawan Kerja : 1. Diah Isnaini Purwaning T.
2. Nur Aini Septyaningrum






Laboratorium Fisika
Jurusan FMIPA
Universitas Negeri Semarang
Gd.D9 Jln. Raya Sekaran Gunungpati
Semarang 50229, Telp. (024) 7499386
AYUNAN FISIS
Sistematika : Judul, Tujuan, Landasan Teori, Alat dan Bahan, Langkah-Langkah Percobaan, Data
Pengamatan, Analisis Data, Pembahasan, Kesimpulan, Daftar Pustaka, Lampiran.
AYUNAN FISIS
1. Tujuan Percobaan

a. Memahami proses ayunan fisis
b. Menentukan pusat massa berbagai bentuk benda tegar
c. Menentukan pusat massa pada ayunan fisis
d. Menentukan percepatan gravitasi dengan menentukan ayunan fisis

2. Landasan Teori
Bandul fisis adalah bandul yang berosilasi secara bebas pada suatu sumbu tertentu dari
suatu benda rigid (kaku) sembarang. Berbeda dengan bandul matematis, pada bandul fisis
tidak bisa mengabaikan bentuk, ukuran dan massa benda.

A. Menentukan Pusat Massa Berbagai Bentuk Benda Tegar
Benda tegar yaitu suatu benda dimana jarak antara semua partikel komponennya
tetap, untuk semua tujuan praktis, tak berubah di bawah pengaruh suatu gaya atau torka.
Oleh karena itu, sebuah benda tegar tetap bentuknya selama bergerak. Gerakan sebuah
benda tegar dapat dibedakan menjadi dua macam. Gerakan merupakan translasi bila
semua partikel membentuk lintasan sejajar sedemikian sehingga garis garis yang
menghubungkan dua titik sembarang dalam benda itu tetap sejajar terhadap posisi
awalnya. Gerakan merupakan rotasi mengitari sebuah sumbu bila semua partikel
membentuk lintasan melingkar terhadap sebuah garis yang dianggap sumbu rotasi.
Sumbu dapat tetap atau berubah arahnya relatif terhadap benda selama gerakan. Gerakan
yang paling umum dari suatu benda tegar selalu dapat dianggap sebagai kombinasi gerak
rotasi dan translasi. ( Dasar dasar Fisika Universitas, Edisi Kedua. Jilid 1 Mekanik dan
Termodinamika, Marcelo Alonso dan Edward J Finn. Hal 206).
Setiap benda terdiri atas partikel partikel yang masing masing memiliki gaya
berat. Semua gaya berat ini dapat dianggap sejajar satu sama lain. Berdasarkan cara
penentuan koordinat titik berat titik berat benda dapat ditentukan dengan:

=
+ + + +
+ + + +
=
n
n n
n
n n
w
x w
w w w w
x w x w x w x w
x
...
...
3 2 1
3 3 2 2 1 1
0

=
+ + + +
+ + + +
=
n
n n
n
n n
w
y w
w w w w
y w y w y w y w
y
...
...
3 2 1
3 3 2 2 1 1
0
Mengingat gaya berat ( mg w= ) sedangkan nilai g tergantung pada posisi tempat
benda dalam medan gravitasi, maka sebenarnya titik berat benda tidak sama dengan pusat
massa. Akan tetapi, hamper semua persoalan mekanika hanya menyangkut benda benda
berukuran kecil dibandingkan jarak yang dapat memberikan perubahan nilai g yang
signifikan, maka nilai g dapat dianggap seragam atau sama pada seluruh bagian benda.
Oleh karena itu, titik berat dan titik pusat massa ) , ( pm pm y x dapat kita turunkan dari
koordinat titik berat benda sebagai berikut:
g m g m g m g m
gx m gx m gx m gx m
x x
n
n n
pm
+ + + +
+ + + +
= =
...
...
3 2 1
3 3 2 2 1 1
0





Dengan cara yang sama diperoleh:

n
n n
pm
m m m m
y m y m y m y m
y y
+ + + +
+ + + +
= =
...
...
3 2 1
3 3 2 2 1 1
0

A.
B. Menentukan Pusat Massa pada Ayunan Fisis





Gambar 1. Penentuan Pusat Massa
Koordinat titik berat

=
n
n n
w
x w
x0

=
n
n n
w
y w
y0
Mengingat gaya berat w = mg sedangkan nilai g tergantung pada posisi tempat
benda dalam medan gravitasi, mka sebenarnya titik berat benda tidak sama dengan pusat
massa. Akan tetapi, hampir semua persoalan mekanika hanya menyangkut benda benda
berukuran kecil dibandingkan dengan jarak yang dapat memberikan perubahan nilai g
yang signifikan. Maka nilai g dapat dianggap seragam atau sama pada seluruh bagian
benda. Oleh karena itu, titik berat atau titik pusat massa dapat dianggap sebagai satu titik
yang sama. Dengan demikian, koordinat titik pusat massa ) , ( pm pm y x dapat kita turunkan
dari koordinat titik berat benda sebagai berikut:
g m m m m
g x m x m x m x m
n
n n
) ... (
) ... (
3 2 1
3 3 2 2 1 1
+ + + +
+ + + +
=
n
n n
m m m m
x m x m x m x m
+ + + +
+ + + +
=
...
...
3 2 1
3 3 2 2 1 1

=
n
n n
m
x m

=
n
n n
m
y m
1 x
pm x
2 x
g m g m g m g m
gx m gx m gx m gx m
x x
n
n n
pm
+ + + +
+ + + +
= =
...
...
3 2 1
3 3 2 2 1 1
0





Dengan cara yang sama diperoleh:

n
n n
pm
m m m m
y m y m y m y m
y y
+ + + +
+ + + +
= =
...
...
3 2 1
3 3 2 2 1 1
0


Mengingat pada alat percobaan yang akan digunakan untuk menentukan pusat
massa ayunan fisis terdiri dari dua massa benda yaitu massa silinder keeping logam dan
massa batang maka persamaannya akan menjadi:
2 1
2 2 1 1
m m
m x m x
xpm
+
+
=
Dengan m
1
: massa batang
m
2
: massa silinder keeping logam
y
pm
: 0, dikarenakan benda simetris dan sumbu simetrinya melewati
titik y = 0 atau sumbu x.
C. Menentukan Percepatan Gravitasi dengan Ayunan Fisis

Untuk menentukan letak pusat massa benda berupa keping tipis yang bentuknya
tidak beraturan dapat dilakukan dengan percobaan sederhana yaitu dengan menggunakan
tali. Benda kita gantungkan dari sebuah titik A pada tepinya. Pada saat benda dalam
keadaan setimbang, maka titik berat benda harus berada di bawah titik gantung yaitu pada
garis AA, karena hanya pada keadaan ini momen gaya akibat tegangan tali dan berat
benda sama dengan nol. Kemudian benda kita gantungkan lagi dari titik lain, misalnya
titik B. Dalam hal ini pusat massa harus berada pada garis BB. Suatu titik yang terletak
pada garis AA dan juga pada garis BB adalah titik L yaitu titik perpotongan kedua garis
tersebut sehingga titik L ini merupakan pusat massa benda.


g m m m m
g x m x m x m x m
n
n n
) ... (
) ... (
3 2 1
3 3 2 2 1 1
+ + + +
+ + + +
=
n
n n
m m m m
x m x m x m x m
+ + + +
+ + + +
=
...
...
3 2 1
3 3 2 2 1 1

=
n
n n
m
x m

=
n
n n
m
y m


A
Pm





u sin L
Mg

Benda tegar bermassa M berbentuk sembarang digantung pada poros tetap o, yang
berjarak L dari pusat massa (pm), diberi simpangan kecil dengan sudut u terhadap garis
vertical, kemudian dilepas sehingga berayun dengan periode T.
Jika ayunan fisis bergerak sekitar suatu posisi setimbang, sedangkan gaya pada
partikel sebanding dengan jarak partikel dari posisi setimbang, untuk sudut simpang kecil
maka gerak ayunan fisis dapat dianggap gerak harmonis angular.
Persamaan simpangan sudutnya :


t m e u u cos =
t m
dt
d
e eu
u
e sin =
eu e eu
u
o = = = t m
dt
d
cos
2
2

Hukum II Newton tentang rotasi
o t - I =
Dengan u t sin mgL =
I = momen inersia
o = percepatan sudut

A
' A
' A
B
' B
o
L
u J
O
BJK
Maka
u t sin mgL =
( ) u e u
2
sin I = mgL
( ) u e u
2
sin I = mgL
u e u
2
sin I = mgL

2
e ~
I
mgL


2
2
4
T
~
I
t mgL

T ~
I
t 2
mgL

Menurut teorema sumbu sejajar, momen inersia besarnya :


Dengan

: momen inersia terhadap sumbu putar melalui pusat massa, dan L : jarak
antara sumbu putar terhadap pusat massa.
Dengan demikian persamaannya menjadi :


Jika T1 adalah periode ayunan dengan jarak antara O terhadap Pm adalah L1, dan T2
adalah periode ayunan dengan jarak antara O terhadap Pm adalah L2, maka percepatan
gravitasi dapat ditentukan dengan mengeliminasi

dari T1 dan T2 dan hasilnya adalah


sebagai berikut:
( )
1
2
1 2
2
2
2
1
2
2
2
4
L L
L L
g
T T

=
t

3. Alat dan Bahan
a. Ayunan fisis yang terdiri dari barang logam berlubang lubang dengan dua keping logam
berbentuk silinder yang dapat disekrupkan ke batang logam.
b. Berbagai bentuk benda tegar
c. Mistar
d. Poros penggantung
e. Stopwatch
f. Neraca

4. Langkah Kerja
a. Memasang bandul (keping silinder) pada batang dengan posisi tertentu.
b. Menentukan letak pusat massa ayunan
c. Menggntung benda pada poros tertentu
d. Memberi simpangan kecil lalu melepaskannya
e. Mencatat waktu yang diperlukan untuk 20 kali ayunan
f. Mengulangi untuk poros poros yang lain.
g. Mengulangi langkah di atas untuk benda tegar yang lain.

5. Analisi Data
a. Benda 1 (Lempeng Homogen)


NO L (m)
t (s)
t n T = t/n
1 2 3
1 0,26 24,48 24,52 24,74 24,58 20 1,23
2 0,205 23,74 23,65 23,8 23,73 20 1,19
3 0,175 23,57 23,81 23,65 23,67667 20 1,18
4 0,19 23,69 23,8 23,45 23,64667 20 1,18
5 0,24 24,4 24,59 24,34 24,44333 20 1,22

Data L1 L2 L1 L2 L2-L1 T1 T2 L1T1 L2T2
L2T2-
L1T1
g
1 ; 2 0,26 0,205 0,0676 0,042025 -0,02558 1,23 1,19 0,393354 0,290301 -0,1030535 9,7875092
1 ; 3 0,26 0,175 0,0676 0,030625 -0,03698 1,23 1,18 0,393354 0,24367 -0,149684 9,7420889
1 ; 4 0,26 0,19 0,0676 0,0361 -0,0315 1,23 1,18 0,393354 0,264556 -0,128798 9,6454106
1 ; 5 0,26 0,24 0,0676 0,0576 -0,01 1,23 1,22 0,393354 0,357216 -0,036138 10,913277
2 ; 3 0,205 0,175 0,042025 0,030625 -0,0114 1,19 1,18 0,290301 0,24367 -0,0466305 9,64171
2 ; 4 0,205 0,19 0,042025 0,0361 -0,00592 1,19 1,18 0,290301 0,264556 -0,0257445 9,0765997
2 ; 5 0,205 0,24 0,042025 0,0576 0,015575 1,19 1,22 0,290301 0,357216 0,0669155 9,1795336
3 ; 4 0,175 0,19 0,030625 0,0361 0,005475 1,18 1,18 0,24367 0,264556 0,020886 10,338276
3 ; 5 0,175 0,24 0,030625 0,0576 0,026975 1,18 1,22 0,24367 0,357216 0,113546 9,3693379
4 ; 5 0,19 0,24 0,0361 0,0576 0,0215 1,18 1,22 0,264556 0,357216 0,09266 9,1509346

- Ralat Pengamatan (Metode Perhitungan)
2
10 9 8 7 6 5 4 3 2 1
684 , 9
10
s
m
g g g g g g g g g g
g =
+ + + + + + + + +
=

NO g g - g ( g - g )
1 9,787509206 0,103041426 0,010617535
2 9,742088934 0,057621153 0,003320197
3 9,645410643 -0,039057138 0,00152546
4 10,91327688 1,228809103 1,50997181
5 9,64171004 -0,042757741 0,001828224
6 9,076599662 -0,607868118 0,369503649
7 9,179533591 -0,50493419 0,254958536
8 10,33827636 0,653808577 0,427465655
9 9,369337889 -0,315129891 0,099306848
10 9,1509346 -0,533533181 0,284657655

5738 , 0
9
96316 , 2
1
2
= =

= A
n
g
g
o

% 925 , 5 % 100
684 , 9
5738 , 0
% 100 = =
A
=
g
g
KR

% 075 , 94 % 925 , 5 % 100 = = Ketelitian

2
) 5738 , 0 684 , 9 ( ) (
s
m
g g g = A =


- Ralat Grafik (Metode Grafik)
( )
1
2
1 2
2
2
2
1
2
2
2
4
L L
L L
g
T T

=
t

( )
2
1
2
2
2
1
2
1 2
2
2
4
L L
g
L L = T T
t


y a x
g x
y
2
4t
=

g
2
4
tan
t
o =
NO
(L2-L1) (L2T2-L1T1)
sumbu x sumbu y
1 -0,025575 -0,1030535
2 -0,036975 -0,149684
3 -0,0315 -0,128798
4 -0,01 -0,036138
5 -0,0114 -0,0466305
6 -0,005925 -0,0257445
7 0,015575 0,0669155
8 0,005475 0,020886
9 0,026975 0,113546
10 0,0215 0,09266


2
2 2
561 , 9
129 , 4
4
tan
4
s
m
g = = =
t
o
t

y = 4.1295x + 0.0018
R = 0.9994
-0.2
-0.15
-0.1
-0.05
0
0.05
0.1
0.15
-0.06 -0.04 -0.02 0 0.02 0.04
(
L
2
T
2

-
L
1
T
1

)

(L2-L1)
Grafik 1. Menentukan percepatan gravitasi Benda 1
(lempeng homogen)
Series1
Linear (Series1)
b. Benda 2 (Batang Homogen)
=10 u
NO x1 (m) x2 (m) xpm (m) L (m) m batang (kg) m silinder (kg) t T T
1 0,538 0,696 0,625 0,617 0,754 1,9545 32,68 1,634 2,669956
2 0,538 0,768 0,704 0,669 0,754 1,9545 34,15 1,708 2,917264
3 0,538 0,848 0,7617 0,7267 0,754 1,9545 35,94 1,797 3,229209
4 0,538 0,948 0,8339 0,7989 0,754 1,9545 37,32 1,866 3,481956
5 0,538 1,038 0,8988 0,8683 0,754 1,9545 39,44 1,972 3,888784

DATA L1 L2 L1 L2 L2-L1 T1 T2 L1T1 L2T2
L2-T2-
L1T1
g
1 ; 2 0,617 0,669 0,380689 0,447561 0,066872 2,67 2,92 1,64739 1,95348 0,30609 8,616174
1 ; 3 0,617 0,7267 0,380689 0,528093 0,14740389 2,67 3,23 1,64739 2,347241 0,699851 8,3065875
1 ; 4 0,617 0,7989 0,380689 0,638241 0,25755221 2,67 3,48 1,64739 2,780172 1,132782 8,9668154
1 ; 5 0,617 0,8638 0,380689 0,74615 0,36546144 2,67 3,89 1,64739 3,360182 1,712792 8,4150407
2 ; 3 0,669 0,7267 0,447561 0,528093 0,08053189 2,92 3,23 1,95348 2,347241 0,393761 8,0659306
2 ; 4 0,669 0,7989 0,447561 0,638241 0,19068021 2,92 3,48 1,95348 2,780172 0,826692 9,0966435
2 ; 5 0,669 0,8638 0,447561 0,74615 0,29858944 2,92 3,89 1,95348 3,360182 1,406702 8,3712753
3 ; 4 0,7267 0,7989 0,528093 0,638241 0,11014832 3,23 3,48 2,347241 2,780172 0,432931 10,034101
3 ; 5 0,7267 0,8638 0,528093 0,74615 0,21805755 3,23 3,89 2,347241 3,360182 1,012941 8,4899722
4 ; 5 0,7989 0,8638 0,638241 0,74615 0,10790923 3,48 3,89 2,780172 3,360182 0,58001 7,3374035

- Ralat Pengamatan (Metode Perhitungan)
2
10 9 8 7 6 5 4 3 2 1
569 , 8
10
s
m
g g g g g g g g g g
g =
+ + + + + + + + +
=

NO g ( g - g ) ( g - g )
1 8,616174 0,046179562 0,002132552
2 8,3065875 -0,26340688 0,069383184
3 8,9668154 0,396821008 0,157466912
4 8,4150407 -0,15495365 0,024010634
5 8,0659306 -0,50406381 0,254080325
6 9,0966435 0,526649094 0,277359268
7 8,3712753 -0,19871904 0,039489258
8 10,034101 1,464106896 2,143609003
9 8,4899722 -0,08002224 0,006403559
10 7,3374035 -1,23259094 1,519280417

7065 , 0
9
49321 , 4
1
2
= =

= A
n
g
g
o

% 245 , 8 % 100
569 , 8
7065 , 0
% 100 = =
A
=
g
g
KR

% 755 , 91 % 245 , 8 % 100 = = Ketelitian

2
) 7065 , 0 569 , 8 ( ) (
s
m
g g g = A =





- Ralat Grafik (Metode Grafik)

( )
1
2
1 2
2
2
2
1
2
2
2
4
L L
L L
g
T T

=
t

( )
2
1
2
2
2
1
2
1 2
2
2
4
L L
g
L L = T T
t


y a x
g x
y
2
4t
=

g
2
4
tan
t
o =
NO
(L2-L1) (L2T2-L1T1)
sumbu x sumbu y
1 0,066872 0,30609
2 0,14740389 0,699851
3 0,25755221 1,132782
4 0,36546144 1,712792
5 0,08053189 0,393761
6 0,19068021 0,826692
7 0,29858944 1,406702
8 0,11014832 0,432931
9 0,21805755 1,012941
10 0,10790923 0,58001


2
2 2
547 , 8
619 , 4
4
tan
4
s
m
g = = =
t
o
t



y = 4.6198x - 0.0011
R = 0.9893
0
0.2
0.4
0.6
0.8
1
1.2
1.4
1.6
1.8
0 0.1 0.2 0.3 0.4
(
L
2
T
2

-
L
1
T
1

)

(L2-L1)
Grafik 2. Menentukan percepatan gravitasi Benda 2
(batang homogen)
Series1
Linear (Series1)
6. Pembahasan
a. Menentukan pusat massa berbagai bentuk benda tegar
Sebuah benda tegar yang digantung dari suatu titik yang bukan merupakan pusat
massanya akan berosilasi ketika disimpangkan dari posisi kesetimbangan. Sistem seperti ini
disebut bandul fisis. Pusat massa adalah suatu titik pusat kesetimbangan benda yang
memiliki massa m. Dengan menggunakan bandul fisis, praktikan dapat menentukan pusat
massa suatu benda tegar. Pada percobaan ini praktikan menentukan pusat massa lempeng
homogen dan batang homogen.
Dalam menentukan pusat massa lempeng homogen, praktikan menyimpangkan lempeng
tersebut di beberapa titik. Ketika digantungkan di suatu titik, lempeng homogen dibiarkan
pada posisi kesetimbangan lalu ditarik suatu garis kesetimbangan. Hal yang sama dilakukan
untuk beberapa titik yang lain. Kemudian dapat dilihat bahwa semua garis yang melalui
beberapa titik berpotongan di suatu titik yang merupakan pusat massanya. Metode ini
digunakan untuk menentukan pusat massa lempeng homogen yang tak beraturan. Untuk
lempeng homogen beraturan, koordinat pusat massa dapat ditentukan secara teoritis dengan
persamaan :
2 1
2 2 1 1
A A
A x A x
xpm
+
+
=

2 1
2 2 1 1
A A
A y A y
ypm
+
+
=

Dalam menetukan pusat massa batang homogen, praktikan menggunakan persamaan :
2 1
2 2 1 1
m m
m x m x
xpm
+
+
=
Selama percobaan ditemukan bahwa nilai xpm tidak tetap, hal ini karena keping logam
silinder yang dipasangkan pada logam batang posisinya juga berubah-ubah. Setelah
ditentukan xpm, praktikan menentukan nilai L, yaitu jarak antara poros penggantung ke pusat
massa. Dengan menggunakan L, praktikan dapat menentukan percepatan gravitasi dengan
menggunakan persamaan :

( )
1
2
1 2
2
2
2
1
2
2
2
4
L L
L L
g
T T

=
t


b. Menentukan percepatan gravitasi
Ada 2 metode yang praktikan gunakan dalam menentukan percepatan gravitasi, yaitu
metode perhitungan dan metode grafik. Hal ini karena praktikan ingin mendapatkan hasil
percobaan yang lebih akurat, menimbang bahwa jika hanya menggunakan metode
perhitungan data yang diperoleh kurang akurat, sehingga praktikan juga menggunakan
metode grafik untuk menyempurnakan hasilnya. Selain itu dengan menggunakan metode
grafik, praktikan dapat melihat hubungan dari data yang diperoleh pada percobaan.
- Percobaan Benda 1 (Lempeng Homogen)
Metode perhitungan : g=(9,6840,5738) m/s
2
ketelitian 94,075 %
Metode grafik : g=9,561 m/s
2

- Percobaan Benda 2 (Batang Homogen)
Metode perhitungan : g=(8,5690,7065) m/s
2
ketelitian 91,755 %
Metode grafik : g=8,547 m/s
2

Dari kedua perhitungan tersebut terlihat bahwa hasil perhitungaannya berbeda.
Sehingga praktikan bisa membandingkan data hasil percobaan, dan kemungkinan data
yang mendekati kebenaran adalah hasil rata-rata perhitungan 2 metode tersebut.
7. Kesimpulan
Berdasarkan hasil percobaan di atas dapat disimpulkan :
a. Pusat massa suatu benda tegar dapat ditemukan di salah satu titik di dalam suatu benda
itu.
b. Gerak benda pada ayunan fisis merupakan gerak harmonis sederhana jika sudut
simpangan yang digunakan kecil.
c. Percepatan gravitasi bumi dapat dicari dengan percobaan ayunan fisis dengan
menggunakan persamaan :
( )
1
2
1 2
2
2
2
1
2
2
2
4
L L
L L
g
T T

=
t

d. Menentukan pusat massa lempeng homogen tak beraturan dapat ditentukan dari
perpotongan garis kesetimbangan dari beberapa titik yang digunakan sebagai poros
penggantung.
Saran
a. Sebelum percobaan dilakukan sebaiknya praktikan benar-benar menguasai rancangan
percobaan, sehingga tidak terjadi kesalahan pengambilan data dan dapat memaksimalkan
waktu yang digunakan untuk pengambilan data.
b. Harus teliti dalam pengukuran, pengamatan, dan pengambilan data.

8. Daftar Pustaka
Boas, Marry L. 2006. Mathematical Methods in The Physical Sciences (Third Edition). India:
Nutech Photolithographers.

Tipler. 1999. Fisika Jilid I. Jakarta : Erlangga.

You might also like