You are on page 1of 8

Hasil Wawancara

Hasil wawancara bersama bpak Sunarto (Bayan desa Purworejo). Pada awalnya saya ingin melakukan wawancara bersama bapak kepala desa Purworejo, dan telah mencapai kesepakatan waktu untuk melakukan wawancara, akan tetapi ketika sampai pada waktu yang telah di tentukan Bapak Kepala desa tidak bisa di wawancarai karena senang tidak enak badan sehingga mewakilkan kepada bapak Sunarto. Oleh : Ali Mustain (09.31.00127) Tanya : Pak inggi sempun menjabat kepala desa ini berapa tahun? Jawab : kira-kira ya 4 tahun berjalan, Tanya : berarti baru satu periode ini ya pak? Jawab : iya Pertanyaan : Kalau yang menjabat periode sebelumnya? Jawab : Pak Karyo, lha pak sukaryo itu hanya satu periode 6 tahun tidak mencalonkan diri lagi, posisi perwakilan dari Rw 2, masyarakat menghendaki kepala desanya itu di sana ya mengusung pak Kismunardi kemudian jadi, 6 tahun kemaren kepala desanya di Rw 2, sekaran juga di Rw 2, Desa Purworejo terbagi 2 wilayah Rw 1 dan Rw 2, masing-masing Rw1 terdiri dari 5 Rt, Rt1,2,3,4 sampai 5, yang Rt 5 itu yang paling ujung utara, sedikit penduduknya, orang dulu ngarani tapi kalau wilayah sekarang ya Rt 5 kemudian yang di Rw ! Soneyan itu juga 5 Rt, jumlah penduduknya hampir sama, seimbang. Tanaya : Periode kepemimpinan itu berapa tahun pak?

Jawab : Kalau menurut perda 6 tahun, namun demikian biasanya ada upaya-upaya dari kepala desa yang jadi melalui perkumpulannya Pasopati itu kadang menghendaki atau mengusulkan agara habatan kepala desa itu di tambah lebih dari 6 tahun, itu yang berjalan seperti itu, tapi biasanya tetap 6 tahun, untuk mengantisipasi masalah biasanya dari pemberhentian itu pelaksanaannya mundur paling tidak 6 bulan , sehingga di desa kepala desa itu mendapat tambahan paling tidak kurang dari setahun, kalau menurut aturan perdanya ya 6 tahun, kadang karena kepentingan politis ya jaluk imboh- jaluk imboh melalui kekuatan Pasopati sampai demo ke Jaklarta agar di tambah, tapi biasanya aturan itukan tidak berlaku surut, nek di tambahi kok ketoe tidak mungkin, yang di tempuh pemerintah daerah untuk ngedem2i ya diundur-undur tidak lebih dari 1 tahun, kalau mintanya dulu itu 8 tahun, setiap kepala desa di beri jabatan 8 tahun ya agaknya sulit, masalahnya sebelum dia menjadi Kepala desa kan sudah jelas aturannya seperti apa kemudian hak-haknya seperti apa biasanya sudah ada Tanya : Kalau untuk periode ini pak? Jawqab : saya kira ya kalau saaya mengetahuinya ya 6 tahun, namun

demikianitu tadi ada upaya-upaya, ada isu ki Kapela desa 8 tahun Tanya : berarti upaya-upaya itu masih ada ya? Jawab : masih ada, bahkan trobosannya sampai legislatif. Nanti legislatif daerah DPRD kabupaten Pati merekomendasi di suruh demo ke DPR, biasane ngoten, kepala desa itu kan mempunyai kumpulan itu tadi Pasopati nasional itu ada, sehingga ketika dia ingin menuntut tambah jangka waktu biasanya ya melalui powernya itu kumpul di senayan sana, demo. Kemarin tuh seperti itu, tapi biasanya itu di patahkan oleh undang-undang, yo undang-undange ngniku6 yo 6, dene kadang setahun ya karena kondisi, saya kira belum pernah ada penambahan, Tanya : Setahu bapak motivasi kepala desa pertama apa? kali mencalonkan diri itu

Jawab : ya cari kedudukan, motivasinya ya pekerjaan, karena nuwunsewu karena terkadang yang namanya kepala desa itudari dulu itu kan orang yang di sepuhkan, orang yang di tuakan di wilayah desa, jadi mana kala masyarakat itu mempunyai kemampuan, dalam arti pendidikannya cukup, kemudian menurut pemetaannya ada dukungan, kemudian di dukung finansial yang banyak, biasanya dengan 3 hal itu maju, jadi yang uutama ya pekerjaan, biasanya ya orang-orang pinter kemudian tidak mempunyai pekerjaan dan potensi itu ada di jabatan kepala desa, hanya cukup dengan tadi cari dukungan, jadi lebih mudah di banding mencari pekerjaan yang PNS yang prosedur aturannya seperti itu, kalau kepala desa kantugas dan kewajibannya seperti pegawai, kemudian cukup hanya di dukung basis, jadi ya tidak melalui seleksi, jada saya kira ya bagi orang yang saat itu mempunyai uang, pendidikannya cukup, semua ingin kepala desakarena paling tidak menjadi kepala desa itu adalah orang yang dihormati di tuakan di desa, paling tidak mengengkat derajat Tanya : setahu bapak cara-cara atau strategi yang digunakan pak kepala desa ini ketikamencalonkan diri untuk menggalang dukungan dari masyarakat? Jawab : Pertama yang di persiapkan saya kira uang, yang ke dua biasanya ada walaupun tidak banyak itu ada yang mendukung, jadi dengan potensi yang ada di minta oleh sebagian masyarakat, dengan nyalon njih pak, terus karena merasa mempunyai dukungan keluarga besar, kemudian teman dan punya uang, kalkulasinya seperti itu, tapi yang biasanya ada orang ke tiga yang istilahnya meminta, jadi di calon kepala desa itu ada potensi kemudian di minta oleh sebagian masyarakat, biasanya seperti itu, yang penting finansialnya punya apa nggak karena yang menentukan proses kepala desa karena masyarakat masih berharap istilahnya ya masyarakat itu kalau orang jawa ngarani cangkem karut jadi luru-luru nak di wei yo ngiwangi, masyarakat ya seperti itu, makanya orang kalau punya uang dan keluarga besar, maksunya banyak saudara di desa ini, pendidikannya sesuai dengan perda, kalau perda kan minimal SLTP, kalau mempunyai itu biasanya ya melangkah, kemudian ada teman-teman yang ngojokngojoki Kuwe maju

Tanya : pada waktu pencalonan itu berapa calon pak? Jawab : Kalau periode ini kemaren tu 3, dari Rw 1 itu 1 dari Rw 2 Pak Sumani sama pak sukarno, kemudian yang kidul satu yang jadi Tanya : sebenarnya visi misi yang di tawarkan oleh pak petinggi ini ketika mencalonkan diri itu apa? Kaitannya untuk pembangunan desa ini. Jawab : proses pencalonan itu selain memenuhi syarat administrtif itu dininta untuk menyampaikan visi misi, yang kemarin itu visi misi yang di tawarkan kepala desa yang jadi itu pertama membuat lapangan sepak bola karena kebetulan untuk periode yang dulu sudah di rencanakan tapi belum terlaksana, sehingga ingin menyediakan fasilitas olahraga sepak bola itu masuk ke dalam visi misi, kemudian membantu orang-orang yang sakit yang sekirnya membutuhkan bantuan untuk rujuk kerumah sakit perlu kendaraan di siapkan, suk mben yen aku dadi, kendaraan iki tak siapno khusus nggo ngantar wong loro, itu yangt kedua, yang ketiga ya itu cangkem karut setiap acara seddekah bumi masyarakat tidak akan di kenai tarikan swadaya untuk iuran untuk sedekah bumi, setiap KK akan di beri setimulan untuk di berikan kepaada masyarakat dalam merayakan pesta sedekah bumi, setiap KK menerima. Yang terakhir tetap merangkul masyarakat yang ada melalui kelembagaan 2 di ajak bersama melalui membenahi desa Purworejo, jadi manakala ada sesuatu yang tidak pas, ketika itu visi misi itu di sampaikan ke tokoh masyarakat ketika ada yang tidak pas, kepala desa bisa di ingatkan melalui visi misi tertulisnya Tanya : setelah 4 thun berjalan ini bagaimana penindaklanjutn visi misi ini?

Jawab : sekarang berjalan sesuai dengan yang direncanakan termasuk untuk lapangan sepakbola ini sudah ada pembebasan tanah, tentang stimulan yang diberikan kepada masyarakat dalam menghadapai pesta sedekah bumi itu di laksanakan setiap tahun, jadi setiap KK menerima sedikit uang, sudah jalan itu, belum ada komplain atau hal yang di pertanyakan leembaga atau masyarakat Tanya : ada nggak pak perbedaan kondisi masyarakat sebelum bapak inggi ini menjabat kepala desa dan sesudahnya? Jawab : yang signifikan adalah tenteng ; desa Purworejo terdiri dari 2 wilayah RW 1&2, secara geografis letaknya tidak satu wilayah di Rw satu di sebelah utara atau Kedung kemudian Rw 2 di selatan atau Soneyan, kemudian dlu cara berfkirnya masyrkat soneyan ya soneyan kedung ya kedung, bisa di katakan seperti tidak wilayah satu desa karena letak geografisnya terbagi, jadi kedung bagian utara dan di tengahi tegalan baru soneyan, komunikasi sehari-hari yang Rw 2 itu masuk ke wilayah Ngemplak, jadi dlu itu tidak seperti lingkungan satu desa, sekarang di kelembagaan di aktifkan seperti Rt Rw, LKMD yang disitu mewadahi wakil-wakil orang-orang yang dipandang baik untuk mewakili maasuk di lembaga. Di lembaga itulah merupakan satu wadah untuk mempersatukan antara sebagian masyarakat kedung dan soneyan untuk duduk bersama, sehingga kalau dulu pembengunan itu dilaksanakna di kedung, seng soneyan merasa iri, sebaliknya ketika mengaspal soneyan kedung ada merasa yo petinggine nek kidul yo seng di bangun kidul,

sekarang alhamdulillah melalui pemberdayaan lembaga yang unsurnya berasal dari berbagai Rt baik soneyan maupun kedung kumpul jadi satu agaknya kesankesan kedung sendiri soneyan sendiri mulai membaik, mulai sadar bahwa ini adalah satu wadah kita bersama, melalui tokoh-tokoh tadi misalkan ada kegiatan kumpul di satu tempat dan di situ ada tokoh kedung ada tokoh soneyan dan disitu bentuk transparansi dari pemerintah desa itu di tangkap olah masyarakat sehinga di lihat bahwa kepemimpinan kepala desa ini tidak mementingkan di satu titik wilayah soneyan atau kedung dan itu sudah di tangkap oleh masyarakat sehingga bedanya kalau dulu ya seperti itu agaknya kurang gaul kurang akrap antara warga soneyan deengan kedung, sekarang sedikit demi sedikit melalui lembaga tadi di lihat ada potensi-potensi tokoh dan disitu duduk bersama di satu lembaga desa akhirnya ya misalnya ada tahun ini ada program pembangunan kok tahun in i jatuh di kedung, orang=orang yang duduk di lembaga soneyan ini sudah mengetahui kalau memang prosesnya seperti ini kemudian di lakukan di kedung, sebaliknya di soneyan masyarakat kedung mengetahui melalui lembaga itu prosesnya seperti ini, tingkat kepentingan atau prioritasnya kebetulan yang di bangun di sebelah sana, sini menyadari, klau kami melihat ya tadi mengoptimalkan dari unsur lembaga di berbagai wilayah di desa Purworejo jadi satu sehinga mereka merasa jadi satu penduduk wilayah Purworejo Tanya : program pertama kali yang di canangkan oleh beliau kepala desa ini ketika beliau menjadi kepala desa itu apa pak? Jawab : pertama kali konsolidasi, mau tidak mau pasca pemilihan kepala desa masyarakat kan terpecah, pendukung si Aliran masih mempunyai rasa tidak mendukung yang jadi atau sebaliknya yang mendukung jadi sepertinya ya bangga kemudian sedikit melecehkan atau gasaki yang tidak jadi, sehingga pertam kali yang di lakukan ya konsolidasi, lha dari konslidasi itu membentuk / mengisi lembaga-lembaga yang tadinya pasca pemilihan kepala desa mundur, calone gak jadi terus mudur, yang hansip dan sebagainya wes emoh pasca pilkades, konsolidasinya kita kumpulkan bahwa sebenarnya kita ini tujuannya sama ya mari kita sama-sama kita noto deso hal-hal yang sekiranya tudak perlu ya di tinggal ora usah tukaran, justru kita rekrut, merekrutnya berdasarkan potensi masyarakat itu sendiri tanpa berfikir dulu orang ini mendukung saya apa tidak, kalau orang itu patut ya kita rangkul bersama-sama, sehingga yang bawah otostis mengalir mengikuti, jadi ora ono opo-opo kok jebule, penting itu dulu, karena itu penting, kalau kita langsung mempunyai program berkaitan dengan pembenahan non fisik tnpa konsolidasi dulu tidak jalan, masalahnya untuk sebuah keppemimpinan dibutuhkan sebuah kepercayaan, lha percaya itu kan harus rukun, kita rangkul dulu, kalau kemaren dukung Aliran ya sudah, sekarang karena demokrasi yang jadi aku ya aku jaluk tulung sampean dukung sekirane noto deso ini apike pye, tanpa itu ya nanti tetep reppot, karena ketika orang itu duduk di lembaga sosial dan sebagainya kadang dia bekerjanya itu setengah hati pokorannya nak ono apike paling seng entuk nama ae kok, nah karena merasa tidak senang dengan petingi kan tidak maksimal dalam bekerja atau jiwa perjuangannya untik desa, yang penting ya tadi karena kalau kepala desa dengan tokoh masyarakat itu rukun baik saya kira semua pekerjaan berjalan dengan baik

Tanya : selama ini sikap-sikap dari kepala desa yang dikembangkan selama menghadapi masarakat itu sepertu apa? Jawab : kebetulan potensi kepala desa ini kaya, punya harta karena pengusaha melalui jiwa sosialnya sering membantu pada masyarakat langsung sehingga dulu yang tidak mendukung sekarang sadal betul jika ternyata kepala desa ini kok apik, jiwa sosialnya tingi sehingga sering membantu masyarakat yang sekiranya perlu di bantu melalui informasi dari pak Rt kemudian kegiatan-kegiatan sosial kemasyarakatan ini jalan, misalkan ada kematian, hampir menjadi prioritas, jadi ketike ada kegiatan lain maka takziah, mengapa itu menjadi panggilan tgas yang penting, sehingga disitu komunikasi dengan masyarakat terjalin ketika masyarakatnya sungkawa paling tidak kepala desa bisa di depan untuk berbela sungkawa duduk bersama dengan masyarakat memberi contoh sampai tahlil biasanyakan di masyarakat ada doa bersama tahlil hingga tujuh harinya kepala desa aktif disatu sisi ikut bela sungkawa pada keluarga yang di tinggalkan, yang lain membaur dengan masyarakat tadi bahwa sesunguh nya kepala desa itu ya sama dengan kita kalau ada di tengah-tengah masyarakat, terutama di hal-hal seperti itu, kemudian di hal-hal kegiatan sosial lainnya itu kepala desa berusaha mengikuti sehingga kesannya masyarkat bangga dengan kepala desanya sekarang, walaupun kaya tapi tetap perhatian pada yang kurang mampu, seperti kalau ada yang meninggal itu dari sisi keluarganya minim kepala desa melalui Rt bersedia memenuhi kebuutuhan jenazah itu seperti mori dan hal-hal yang di btuhkan, kalau yang meninggal itu keluarganya cukup, bisa menangani/ mampu melaksanakan bagai mana biasanya orang meninggal menurut syariat islam biayasanya tetap hadir dalam tahlil 7 hari dan biasanya terakhir ada semacam bantuan untuk bahwa kepala desa peduli terhadap masyarakatnya Tanya : respon masyarakat terhadap sikap-sikap beliau in bagai mana pak? Jawab : ya baik, masalahnya gini untuk periode yang dulu itu hal2 seperti itu belum di lakukan lha sekarang kepala desa melakukan itu ya senang, sekap membaur dan membantu masyarakat ya di terima positif, namanya dibantu kan ya senang, jadi peduli sekali terhadap orang yang dilihat kurang mampu seperti mengantar orang sakit, betul kalau di rumah sakit di jamin jamkesmas, namun ada proses kesana kerumah sakit dan sebagainya ini sengaja di sedikan kendaraan untuk membantu masyarakat yang notabenya memang membutuhkan mkendaraan, jadi khusus membeli kendaraan kijang, jadi pak Rt pak Rw langsung komunikasi manakala masyarkat membutuhkan kendaraan itu untuk mengantarkan orang sakit kerumah sakit, sampai kesemarang, yang penting komunikasinya jalan dari lingkungan itu tadi, masyarakat menyambutnya ya positif Tanya : dalam pengambilan keputusan itu bagaimana pak? Cara-cara yang digunakannya. Jawab : pengambilan keputusan yang namanya pemerintahan desa itu ada sistem, sistem itu diluar kepala desa kan ada lembaga BPD yang menurut perdanya sendiri dipilih pleh masyarakat lha disitu BPD di beri kesempatan berbagai lembaga yang mengontrol kepala desa, dsan kemudian kepala desa dan

perangkat dan Rt Rw lembaga yang ada juga bekerja mengikuti yng ada, secara umum disini aturannya untuk hal penentuan pembangunan itu ada kegiatan rutin yang arus di lakukan yaitu musrenbagdes, musrenbagdes itu musyawaroh rembug desa tentang pembangunan desa yang di laksanakna oleh warga, jadi musrenbag itu rembug yang dilakukan aparat desa kemudian mengundang tokoh yang di unsur rt Rw kemudian tokoh masyarakat, di situ di ajak rembugan untuk menggali permasalahan yang ada di desa Purworejo secara umum, kalau masyarakat itu di hadirkan dari basis tingkat Rt otomatis pak rt mengetahui kondisi wilayhnya itu seprti apa, nanti muncul beberapa hal yang perlu di tangani, misalkan di Rt 1 mengusulkan permasalahan yang muncul selokan, setiap musim hujan ada warga yang kebanjiran wah wahan kemudian muncul ada gorong2 yang terkikis hampir rusak, kemudian ada pohon besar yang di perkirakan kalau rubuh akan merugikan yang lain, beberapa permasalahn di tingkat Rt itu muncul kemudian di jadikan satu menjadi rumusan untuk kegiatan pembangunan yang di laksanakan dalam satu tahun kedepan, setelah itu muncul melalui musren beberapa hal itu di catat kemudian kepala desa tidak serta merta menentukan ini yang di laksanakan, ada rapat pemerintahan yang terdiri dari BPD dan pemerintah desa, pemerintah dea mmenyusun RAPBDES bahwasannya satu tahun ini desa mendapat uang berapa biasanya ini hasil dari lelang bondo deso itu berapa kemudian deri pemerintah tingkat 2dalam bentuk ADD itu berapa kemudian di gunakan untuk berapa pos bngunan sosial, fisik kemasyarakatan disitu pemerintah desa melalui kepala desa menerangkan kira-kira desa mendapat uang berapa, untuk apa semua, setelah di rancang nanti akan di rembug dengan BPD mana yang disetujui mana yang tidak di setujui sehingga dengan BPD menentukan mana yang menjadi perioritas, musren yang diusulkan oleh warga tadi di rembuk dengan BPD dg pemerintahan desa, misalkan masjid, mushola makam madrasah itu mendapat bantuan dari ddesa walaupun sedikit itu di rencanakan bersam BPD kira-kira kalau di tambah duwite ono opo ora kemudian setelah disepakati itu menjadi ABPDES, lha kepala desa itu menjalankan pemerintahan desa brdasarkan ketentuan yang ada dalam APBDES yang telah di sepakati bersama BPD yang notabenya merupakan wakil dari masyarakat. Jadi yang di lakukan kepala desa mengacu kepada APBDES itu tadi yang uang sekian ratus desa itu untuk apa semua itu sudah di tentukan bersama BPD kemudian dalam perjalanannya BPD mengawasi dan pada akhir tahun kepala desa melakukan pertanggung jawaban kepala desa, yang di pertanggung jawabkan yaitu APBDESnya, jadi untuk masalah program itu sudah jelas di atur oleh APBDES itu tadi, kalau yang saya nsampaikan tadi sifat kesosialan, sifat kesosialan itu memicu muculnya anggaran anggaran yang berkaitan dengan kepentingan sosial seperti makam mendapatkananggaran dana APBDES, mushola dapat, kemudian untuk asupangizi di anggarkan, itukan kalau tidak berangkat dari kepedulian sosok pemimpin kepada keadaan kan tidak mungkin muncul. Kan ada desa yang tidak memunculkan hal-hal seperti itu karena di anggap tidak perlu. Dalam kepemimpinan dulu belum tentu mushola dapat, makam dapat, mungkin karakter kepala desa yang akan datang muncul lagi halhal yang belum muncul pada saat ini, karena hal-hal itu termsuk kepekaan kepala desa biasanya masyarakat itu muncul akan tetapi jika kepa desa itu tidak peduli/ peka ini tidak di masukkan ke dalam APBDES, tapi sekarang ini kalau intu muncul dari masyarakat dan di rapat dengan BPD menjadi hal yang hrus di tentukan

menjadi anggaran ya di tentukan kemudian di laksanakan, terus untuk mengantisipasi masyarakat yang dulu merasa tidak tau tentang APBDES, desa memberikan APBDES kewilayah masing-masing Rt, misalkan saya sebagai warga Rt 3 ingin tau duwit sa wngi lelang entu piro, terus si nggo opo kabeh? Bisa tanya ke pak Rt, disitu rasa kepercayaan masyarakat terhadap pemerintahan desa baik, karena sudah di antisipasi bahwa masyarakat membutuhkan informsi seperti itu. Tanya : selama ini pembiayaan desa iitu berasal dari mana? Jawab : yang pposnya itu pertama pendapatan desa itu dari hasil lelang bondodeso, kebetulan desa mempunyai kekayaan yang berupa tegal dan saawah kurang lebih 12 hektar, lha setiap tahun itu di sewakan, kemudian dapat bantuan dari kabupaten atau daerah tingkat 2 itu atau ADD kuotanya tergantung kepada jumlah penduduk. Purworejo ini penduduknya hanya sedikit ya tahun ini hanya dapat 54 juta, kemudian ppengembalian pajak desa mendapat berapa persen, kemudian darim program gubernur yang bili desa, tapi di khusus kan untuk prasarana kantor, untuk menunjang alat adminstrasi, untuk tahun ini di anggarkan untuk membeli laptopn, Tanya : kan ada semboyan ing ngarso sang tulodo, ingmadyo mangun karso tutwuri handayani, bagaimana kapala desa mngamalkan semboyan ini? Jwab : kegiatan sosial yang di adakan masyarakat kehadiran kepala desa di prioritaskan, hal-hal seperti itu dilakukan untuk menuntun masyarakat bahwa kegiatan seperti itu baik, kemudian ketika ada kegiatan swadaya kepala desa berada di garis depan mencontohi, termasuk kerja bakti selalu mengikuti hingga selesai, kalaupun tidak bisa hadir ya rokoknya yang hadir, tapi itu sudah di hitung masyarakat kepala desa ikut membaur terhadap masyarakat. Tanya : selama periode kepemimpinan ini di Purworejo ini ada konflik apa saja? Jawab : ya banyak mas, karena saya lihat pendidikan masyarakat ini masih rendah sehingga hal-hal yang sebenarnya tdak perlu terjadi bisa terjadi, seperti batas tanah, tegal, sawah, terus nuwun sewu asmara, yng namanya di kampung nyenengi tonggo atau orang luar nyenengi wong kene ini bisa menimbulkan konflik karena peda umumnya pemuda menginginkan kondisi yang tertib sehingga hal yang seperti ini bisa menimbulkan tin daan anrkis, kalau terjadi seperti itu kepela desa memanfaatkan lingkungan melalui Rt Rw untuk sama-sama menangani, kemudian menindak lanjuti dengan musyawarah dan mengantisipasi jangan sampai kepada tindakan hukum karena pemerintah desa melihat hukum belum ber laku adil belum ber pihak pada masyarakat, karena hukum masih berpihak pada uang sehingga kasian jika masyarakat di hadapkan pada hukum, Tanya : langkah apa yang bapak lakukan setelah melihat potensi yang ada di desa? Jawab : untuk membantu masyarkat ada PNPM yang membantu masyarakat melalui program seperti BKM yang membentuk KSM yang ekonomi ada UPK yang menawarkan masyarakat pinjaman untuk usaha kecil yang awalnya per oraang 500rb yang ke dua 1juta, di Purworejo melalui UPK nya pak Li telah mengelola

60juta, ini bagi masyarakat sangat membantu, tapi bagi sebagian masyarakat yang di gunakan utuk konsumtif ni justru menjadikan masalah, kemudia ada dana sosial melalui rembug kemarin di belikan traktor, kemudian pembangunan selokan itu dari P2KP ini semua di luar desa. Bahkan ada rehap rumah bagi masyarakat yang tidak mampu seperti janda yang menempati rumah tapi tidak mempunyai penghasilan. Alhamdulillah unk baik dan buruk Tanya : menurut bapak apa potensi dari desa Purwo rejo ini dalam pembangunan desa? Jawab : Potensi karna letak geografis maupun skil masyarakat yang petanian potensinya ya lebih kepada pertanian, tela, padi, tebu, kalau meliha disini kan dekat dengan ngempak yang merupakan sentra pengusaha tapioka, juga di pati ini kan ada 2 pabrik tebu, jadi potensi partanian baik sekali.

Dari wawancara yang saya lakukan bisa di tarik kesimpulan bahwa dalam menjalankan kepemimpinannya, kepala desa ini mengutamakan sifat sosialnya dalam melayani masyarakat, di lihat dari sisi pengambilan keputusan kepala desa ini termasuk kedalam kategori pemimpin yang demokratis dalam pengambilan keputusan. Karena setiap keputusan selalu berdasarkan pada aspirasi masyarakat.

You might also like