You are on page 1of 21

TUGAS REMEDIAL BAHASA INDONESIA

Nama : Isnatin Ulfah Herman Kelas : XI IPS 1 SMA Negeri 6 Bogor

Contoh Karya Tulis Ilmiah


BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semenjak manusia pada jaman purbakala sampai dengan jaman sekarang, manusia telah mengalami perkembangan dalam setiap periode waktu yang dilewatinya yang telah kita kenal dengan berbagai jaman seperti jaman meolitikum, neolitikum. Peradaban manusia telah mengalami kemajuan sampai sekarang. Selama perkembangan itu, manusia menjalani kehidupan bergantung pada pertanian dan agrikultur. Dengan orientasi kehidupan tersebut, manusia selalu berusaha menjaga dan melestarikan lingkungannya dengan sebaik-baiknya yang bertujuan untuk menjaga kelangsungan hidup manusia pula. Dan pada saatnya, perkembangan manusia telah mengalami jaman revolusi industri yang menggantungkan kehidupan manusia pada bidang perindustrian. Dengan orientasi hidup tersebut, dunia agrikultur pun mengalami kemunduran perlahanlahan. Nilai-nilai kehidupan manusia pun mengalami perubahan, terutama dalam interaksi manusia dengan lingkungannya. Perubahan-perubahan yang terjadi ini menghasilkan dampak baik positif maupun negatif. Salah satu dampak revolusi industri yang telah terjadi dan masih terus berlanjut pada masa sekarang dalam kehidupan dan peradaban manusia adalah dampaknya bagi lingkungan yang ada di sekitar manusia itu sendiri. Ekspansi usaha yang dilakukan oleh para pelaku industri seperti pembangunan pabrik-pabrik dan pembuatan produksi dengan kapasitas besar dengan mengesampingkan perhatian terhadap dampaknya bagi lingkungan secara perlahan namun pasti telah mengakibatkan kelalaian yang pada akhirnya akan merugikan lingkungan tempat tinggal manusia serta manusia dan kehidupannya. Para ahli lingkungan telah menemukan indikasi adanya dampak yang terbesar bagi lingkungan dan dunia secara global akibat usaha perindustrian yang dilakukan dan telah berkembang pesat ini. Dampak negatif ini adalah terjadinya pemanasan di dunia dan sering disebut sebagai Global Warming. Namun, masalah Global Warming sebagai masalah lingkungan ini masih diperdebatkan kebenarannya oleh beberapa pihak yang menganggap Global Warming adalah alasan yang diciptakan untuk membatasi laju perkembangan perindustrian. Walaupun masih terdapat perdebatan mengenai kebenaran keadaan Global Warming di antara para ahli lingkungan tersebut, namun masalah Global Warming ini tidaklah dapat dipungkiri untuk diteliti dan ditelaah lebih lanjut demi kelangsungan kehidupan manusia. Untuk itu, Karya Ilmiah yang dibuat ini akan memperlihatkan dan menjelaskan kebenaran mengenai masalah pemanasan Global ini dengan berdasarkan berbagai sumber yang terpercaya dan kompeten. 1.2 Permasalahan Dimulai dari jaman revolusi industri, konsentrasi gas karbon dioksida di atmosfer telah meningkat hampir sebesar 30 %, konsentrasi gas metan meningkat hampir dua kali lipat, dan konsentrasi NO2 berkurang sekitar 15 %. Peningkatan gas-gas ini menyebabkan kemampuan atmosfer untuk menahan panas menjadi lebih besar. Sulfat aerosol, yaitu polutan udara yang umum ditemui, mendinginkan atmosfer dengan merefleksikan kembali radiasi cahaya dari

matahari ke luar angkasa. Tetapi senyawa sulfat ini mempunyai siklus umur yang pendek di atmosfer. Mengapa konsentrasi gas efek rumah kaca dapat meningkat? Para ilmuwan berasumsi bahwa pembakaran dari bahan bakar fosil dan beberapa aktifitas manusia yang memicu dan menjadi penyebab utama meningkatnya konsentrasi karbon dioksida di atmosfer. Respirasi dari tanaman dan proses dekomposisi bahan organic melepaskan karbon diokasida sepuluh kali lebih banyak dari yang mampu dihasilkan oleh aktifitas manusia, tetapi selama berabad-abad pelepasan karbon diokasida ini diimbangi dengan penyerapan karbon dioksida oleh vegetasi terestial dan laut. Yang menyebabkan keseimbangan ini terganggu adalah adanya pelepasan tambahan yang disebabkan oleh aktifitas manusia. Bahan bakar fosil dibakar sebagai sumber energi untuk menggerakan hampir seluruh peralatan manusia. Meningkatnya kegiatan agricultural, penggundulan hutan, dibukanya area kosong sebagai tempat pembuangan, produksi industri, dan pertambangan juga meningkatkan emisi dengan bagian yang cukup signifikan. Untuk meramalkan tingkat emisi yang akan terjadi di masa depan merupakan suatu tugas yang sulit, karena hal itu bergantung kepada keadaan demografi, ekonomi, teknologi, peraturan dan perkembangan institusi. Beberapa peramalan telah dilakukan, dan hasilnya memproyeksikan bahwa pada tahun 2100, konsentrasi karbon dioksida akan meningkat sebesar 30% hingga 150% dari jumlah sekarang.

1.3 Tujuan Tujuan secara umum adalah untuk mengetahui sejauh manakah pemanasan Global ini telah terjadi? dan penyebab pastinya apa? Semua ini masih merupakan tanda Tanya bagi manusia. Karena sampai sekarang manusia belum mendapatkan penyebab pasti dari pemanasan Global ini dan manusia juga mau mencari kebenaran mengenai efek dari pemanasan Global yang akan dialami oleh manusia sendiri, makhluk hidup maupun lingkungan di sekitarnya. Jika pemanasan Global ini terjadi maka efek yang ditimbulkan bukan hanya di alami oleh manusia saja tetapi juga semua makhluk hidup di sekitarnya, seperti meningkatnya suhu di permukaan bumi menyebabkan kekeringan, dengan demikian akibat dari kekeringan ini selain dialami manusia juga oleh hewan dan tumbuhan dimana tumbuhan akan menjadi layu karena kekurangan air atau dan sebagainya. Oleh karena itu melalui karya ilmiah ini diharapkan agar manusia dapat lebih mencegah aktivitas yang dapat menyebabkan terjadinya pemanasan Global seperti mengadakan kegiatan pembakaran zat-zat yang dapat menyebabkan suhu di permukaan bumi meningkat, dan lain-lain.

BAB II PEMBAHASAN Pertanyaan kita di sini adalah apakah pemanasan global atau global warming itu sesungguhnya? Lalu apa yang menyebabkan terjadinya global warming? Jika global warming terjadi, apa dampak yang akan ditimbulkan? Dan langkah apa saja yang harus kita lakukan dalam mencegah percepatan global warming? Kita akan membahasnya pada bab ini. 2.1 Pengertian Global Warming

Global Warming atau Pemanasan Global adalah adanya proses peningkatan suhu rata-rata atmosfer, laut, dan daratan Bumi. Suhu rata-rata global pada permukaan Bumi telah meningkat 0.74 + 0.18oC (1.33 + 0.32oF) selama seratus tahun terakhir. Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) menyimpulkan bahwa, seaian besar peningkatan suhu rata-rata global sejak pertengahan abad ke-20 kemungkinan besar disebabkan oleh meningkatnya konsentrasi gas-gas rumah kaca akibat aktivitas manusia melalui efek rumah kaca. Kesimpulan dasar ini telah dikemukaakan oleh setidaknya 30 badan ilmiah dan akademik, termasuk semua akademi sains nasional dari negaranegara G8. Akan tetapi, masih terdapat beberapa ilmuwan yang tidak setuju dengan beberapa kesimpulan yang dikemukakan IPCC tersebut. Model iklim yang dijadikan acuan oleh projek IPCC menunjukkan suhu permukaan global akan meningkat 1.1 hingga 6.4 oC (2.0 hingga 11.5 oF) antara tahun 1990 dan 2100. Perbedaan angka perkiraan itu disebabkan oleh penggunaan scenario-scenario berbeda mengenai gas-gas rumah kaca di masa mendatang, serta model-model sensitivitas iklim yang berbeda. Walaupun sebagian besar penelitian terfokus pada periode hingga 2100, pemanasan dan kenaikan muka air laut diperkirakan akan terus berlanjut selama lebih dari 1000 tahun walaupun tingkat emisi gas rumah kaca telah stabil. Ini mencerminkan besarnya kapasitas panas dari lautan. Beberapa hal-hal yang masih diragukan para ilmuwan adalah mengenai jumlah pemanasan yang diperkirakan akan terjadi di masa depan, dan bagaimana pemanasan serta perubahan-perubahan yang terjadi tersebut akan bervariasi dari satu daerah ke daerah lain. Hingga saat ini masih terjadinya perdebatan politik dan public di dunia mengenai apa, jika ada, tindakan yang harus dilakukan untuk mengurangi atau membalikkan pemanasan lebih lanjut atau untuk beradaptasi terhadap konsekuensi-konsekuensi yang ada. Sebagian besar pemerintahan negara-negara di dunia telah menandatangani dan meratifikasi Protokol Kyoto, yang mengarah pada pengurahan emisi gas-gas rumah kaca.

2.2 Penyebab Terjadinya Global Warming Adapun penyebab-penyebab terjadinya global warming atau pemanasan global adalah : 1. Efek Rumah Kaca Segala sumber energi yang terdapat di Bumi berasal dari Matahari. Sebagian besar energi tersebut berbentuk radiasi gelombang pendek, termasuk cahaya tampak. Ketika energi ini tiba di permukaan Bumi, ia berubah dari cahaya menjadi panas yang menghangatkan Bumi. Permukaan Bumi, akan menyerap sebagian panas dan memantulkan kembali sisanya. Sebagian dari panas ini berwujud radiasi infra merah gelombang panjang ke angkasa luar. Namun sebagian panas tetap terperangkap di atmosfer bumi akibat menumpuknya jumlah gas rumah kaca, antara lain uap air, karbon dioksida, dan metana yang menjadi perangkap gelombang radiasi ini. Gas-gas ini menyerap dan memantulkan kembali radiasi gelombang yang dipancarkan Bumi dan akibatnya panas tersebut akan tersimpan di permukaan Bumi. Keadaan ini terjadi terus menerus sehingga megakibatkan suhu rata-rata tahunan bumi terus meningkat. Gas-gas tersebut berfungsi seagaimana gas dalam rumah kaca. Dengan demikian meningkatnya konsentrasi gas-gas ini di atmosfer, semakin banyak panas yang terperangkap di bawahnya. Efek rumah kaca ini sangat dibutuhkan oleh segala makhluk hidup yang ada di bumi, karena tanpanya, planet ini akan menjadi sangat dingin. Dengan temperature rata-rata sebesar 15 oC (59 oF), bumi sebenarnya telah lebih panas 33 oC (59 oF) dari temperaturnya semula, jika tidak ada efek rumah kaca suhu bumi hanya -18 oC sehingga es akan menutupi seluruh permukaan Bumi. Akan tetapi sebaliknya, apabila gas-gas tersebut telah berlebihan di atmosfer, akan mengakibatkan pemanasan global.

2. Efek Umpan Balik Penyebab pemanasan global juga dipengaruhi oleh berbagai proses umpan balik yang dihasilkannya. Sebagai contoh adalah pada penguapan air. Pada kasus pemanasan akibat bertambahnya gas-gas rumah kaca seperti CO2, pemanasan pada awalnya akan menyebabkan lebih banyaknya air yang menguap ke atmosfer. Karena uap air sendiri merupakan gas rumah kaca, pemanasan akan terus berlanjut dan menambah jumlah uap air di udara sampai tercapainya suatu kesetimbangan konsentrasi uap air. Efek rumah kaca yang dihasilkannya lebih besar bila dibandingkan oleh akibat gas CO2 sendiri. (Walaupun umpan balik ini meningkatkan kandungan air absolut di udara, kelembaban relatif udara hampir konstan atau bahkan agak menurun karena udara menjadi menghangat). Umpan balik ini hanya berdampak secara perlahan-lahan karena CO2 memiliki usia yang panjang di atmosfer. Efek umpan balik karena pengaruh awan sedang menjadi objek penelitian saat ini. Bila dilihat dari bawah, awan akan memantulkan kembali radiasi infra merah ke permukaan, sehingga akan meningkatkan efek pemanasan. Sebaliknya bila dilihat dari atas, awan tersebut akan memantulkan sinar Matahari dan radiasi infra merah ke angkasa, sehingga meningkatkan efek pendinginan. Apakah efek netto-nya menghasilkan pemanasan atau pendinginan tergantung pada beberapa detail-detail tertentu seperti tipe dan ketinggian awan tersebut. Detail-detail ini sulit direpresentasikan dalam model iklim, antara lain

karena awan sangat kecil bila dibandingkan dengan jarak antara batas-batas komputasional dalam model iklim (sekitar 125 hingga 500 km untuk model yang digunakan dalam Laporan Pandangan IPCC ke Empat). Walaupun demikian, umpan balik awan berada pada peringkat dua bila dibandingkan dengan umpan balik uap air dan dianggap positif (menambah pemanasan) dalam semua model yang digunakan dalam Laporan Pandangan IPCC ke Empat. Umpan balik penting lainnya adalah hilangnya kemampuan memantulkan cahaya (albedo) oleh es. Ketika temperatur global meningkat, es yang berada di dekat kutub mencair dengan kecepatan yang terus meningkat. Bersamaan dengan melelehnya es tersebut, daratan atau air dibawahnya akan terbuka. Baik daratan maupun air memiliki kemampuan memantulkan cahaya lebih sedikit bila dibandingkan dengan es, dan akibatnya akan menyerap lebih banyak radiasi Matahari. Hal ini akan menambah pemanasan dan menimbulkan lebih banyak lagi es yang mencair, menjadi suatu siklus yang berkelanjutan. Umpan balik positif akibat terlepasnya CO2 dan CH4 dari melunaknya tanah beku (permafrost) adalah mekanisme lainnya yang berkontribusi terhadap pemanasan. Selain itu, es yang meleleh juga akan melepas CH4 yang juga menimbulkan umpan balik positif. Kemampuan lautan untuk menyerap karbon juga akan berkurang bila ia menghangat, hal ini diakibatkan oleh menurunya tingkat nutrien pada zona mesopelagic sehingga membatasi pertumbuhan diatom daripada fitoplankton yang merupakan penyerap karbon yang rendah.

3. Variasi Matahari Terdapat hipotesa yang menyatakan bahwa variasi dari Matahari, dengan kemungkinan diperkuat oleh umpan balik dari awan, dapat memberi kontribusi dalam pemanasan saat ini. Perbedaan antara mekanisme ini dengan pemanasan akibat efek rumah kaca adalah meningkatnya aktivitas Matahari akan memanaskan stratosfer sebaliknya efek rumah kaca akan mendinginkan stratosfer. Pendinginan stratosfer bagian bawah paling tidak telah diamati sejak tahun 1960, yang tidak akan terjadi bila aktivitas Matahari menjadi kontributor utama pemanasan saat ini. (Penipisan lapisan ozon juga dapat memberikan efek pendinginan tersebut tetapi penipisan tersebut terjadi mulai akhir tahun 1970-an.) Fenomena variasi Matahari dikombinasikan dengan aktivitas gunung berapi mungkin telah memberikan efek pemanasan dari masa pra-industri hingga tahun 1950, serta efek pendinginan sejak tahun 1950. Ada beberapa hasil penelitian yang menyatakan bahwa kontribusi Matahari mungkin telah diabaikan dalam pemanasan global. Dua ilmuan dari Duke University mengestimasikan bahwa Matahari mungkin telah berkontribusi terhadap 45-50% peningkatan temperatur rata-rata global selama periode 1900-2000, dan sekitar 25-35% antara tahun 1980 dan 2000. Stott dan rekannya mengemukakan bahwa model iklim yang dijadikan pedoman saat ini membuat estimasi berlebihan terhadap efek gas-gas rumah kaca dibandingkan dengan pengaruh Matahari; mereka juga mengemukakan bahwa efek pendinginan dari debu vulkanik dan aerosol sulfat juga telah dipandang remeh. Walaupun demikian, mereka menyimpulkan bahwa bahkan dengan

meningkatkan sensitivitas iklim terhadap pengaruh Matahari sekalipun, sebagian besar pemanasan yang terjadi pada dekade-dekade terakhir ini disebabkan oleh gas-gas rumah kaca. Pada tahun 2006, sebuah tim ilmuan dari Amerika Serikat, Jerman dan Swiss menyatakan bahwa mereka tidak menemukan adanya peningkatan tingkat keterangan dari Matahari pada seribu tahun terakhir ini. Siklus Matahari hanya memberi peningkatan kecil sekitar 0,07% dalam tingkat keterangannya selama 30 tahun terakhir. Efek ini terlalu kecil untuk berkontribusi terhadap pemansan global. Sebuah penelitian oleh Lockwood dan Frhlich menemukan bahwa tidak ada hubungan antara pemanasan global dengan variasi Matahari sejak tahun 1985, baik melalui variasi dari output Matahari maupun variasi dalam sinar kosmis.

4. Peternakan (Konsumsi Daging) Dalam laporan terbaru, Fourth Assessment Report, yang dikeluarkan oleh IPCC, satu badan PBB yang terdiri dari 1.300 ilmuwan dari seluruh dunia, terungkap bahwa 90% aktivitas manusia selama 250 tahun terakhir inilah yang membuat planet kita semakin panas. Sejak Revolusi Industri, tingkat karbon dioksida beranjak naik mulai dari 280 ppm menjadi 379 ppm dalam 150 tahun terakhir. Tidak main-main, peningkatan konsentrasi CO2 di atmosfer Bumi itu tertinggi sejak 650.000 tahun terakhir! IPCC juga menyimpulkan bahwa 90% gas rumah kaca yang dihasilkan manusia, seperti karbon dioksida, metana, dan dinitrogen oksida, khususnya selama 50 tahun ini, telah secara drastis menaikkan suhu Bumi. Sebelum masa industri, aktivitas manusia tidak banyak mengeluarkan gas rumah kaca, tetapi pertambahan penduduk, pembabatan hutan, industri peternakan, dan penggunaan bahan bakar fosil menyebabkan gas rumah kaca di atmosfer bertambah banyak dan menyumbang pada pemanasan global. Penelitian yang telah dilakukan para ahli selama beberapa dekade terakhir ini menunjukkan bahwa ternyata makin panasnya planet bumi dan berubahnya sistem iklim di bumi terkait langsung dengan gas-gas rumah kaca yang dihasilkan oleh aktifitas manusia. Khusus untuk mengawasi sebab dan dampak yang dihasilkan oleh pemanasan global, Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) membentuk sebuah kelompok peneliti yang disebut dengan International Panel on Climate Change (IPCC). Setiap beberapa tahun sekali, ribuan ahli dan peneliti-peneliti terbaik dunia yang tergabung dalam IPCC mengadakan pertemuan untuk mendiskusikan penemuan-penemuan terbaru yang berhubungan dengan pemanasan global, dan membuat kesimpulan dari laporan dan penemuanpenemuan baru yang berhasil dikumpulkan, kemudian membuat persetujuan untuk solusi dari masalah tersebut . Salah satu hal pertama yang mereka temukan adalah bahwa beberapa jenis gas rumah kaca bertanggung jawab langsung terhadap pemanasan yang kita alami, dan manusialah kontributor terbesar dari terciptanya gas-gas rumah kaca tersebut. Kebanyakan dari gas rumah kaca ini dihasilkan oleh peternakan, pembakaran bahan bakar fosil pada kendaraan bermotor, pabrik-pabrik modern, pembangkit tenaga listrik, serta pembabatan hutan. Tetapi, menurut Laporan PBB tentang peternakan dan lingkungan yang diterbitkan pada

tahun 2006 mengungkapkan bahwa, industri peternakan adalah penghasil emisi gas rumah kaca yang terbesar (18%), jumlah ini lebih banyak dari gabungan emisi gas rumah kaca seluruh transportasi di seluruh dunia (13%). Hampir seperlima (20%) dari emisi karbon berasal dari peternakan. Jumlah ini melampaui jumlah emisi gabungan yang berasal dari semua kendaraan di dunia! Sektor peternakan telah menyumbang 9% karbon dioksida, 37% gas metana (mempunyai efek pemanasan 72 kali lebih kuat dari CO2 dalam jangka 20 tahun, dan 23 kali dalam jangka 100 tahun), serta 65% dinitrogen oksida (mempunyai efek pemanasan 296 kali lebih lebih kuat dari CO2). Peternakan juga menimbulkan 64% amonia yang dihasilkan karena campur tangan manusia sehingga mengakibatkan hujan asam. Peternakan juga telah menjadi penyebab utama dari kerusakan tanah dan polusi air. Saat ini peternakan menggunakan 30% dari permukaan tanah di Bumi, dan bahkan lebih banyak lahan serta air yang digunakan untuk menanam makanan ternak. Menurut laporan Bapak Steinfeld, pengarang senior dari Organisasi Pangan dan Pertanian, Dampak Buruk yang Lama dari Peternakan Isu dan Pilihan Lingkungan (Livestocks Long Shadow-Environmental Issues and Options), peternakan adalah penggerak utama dari penebangan hutan . kira-kira 70 persen dari bekas hutan di Amazon telah dialih-fungsikan menjadi ladang ternak Selain itu, ladang pakan ternak telah menurunkan mutu tanah. Kira-kira 20% dari padang rumput turun mutunya karena pemeliharaan ternak yang berlebihan, pemadatan, dan erosi. Peternakan juga bertanggung jawab atas konsumsi dan polusi air yang sangat banyak. Di Amerika Serikat sendiri, trilyunan galon air irigasi digunakan untuk menanam pakan ternak setiap tahunnya. Sekitar 85% dari sumber air bersih di Amerika Serikat digunakan untuk itu. Ternak juga menimbulkan limbah biologi berlebihan bagi ekosistem. Konsumsi air untuk menghasilkan satu kilo makanan dalam pertanian pakan ternak di Amerika Serikat 1 kg Air (Liter) Daging Sapi 1.000.000 Daging Babi 3.260 Daging Ayam 12.665 Kedelai 2.000 Beras 1.912 Kentang 500 Gandum 200 Slada 180 Selain kerusakan terhadap lingkungan dan ekosistem, tidak sulit untuk menghitung bahwa industri ternak sama sekali tidak hemat energi. Industri ternak memerlukan energi yang berlimpah untuk mengubah ternak menjadi daging di atas meja makan orang. Untuk memproduksi 1kg daging, telah menghasilkan emisi karbon dioksida sebanyak 36,4 kilo. Sedangkan untuk memproduksi satu kalori protein, kita hanya memerlukan dua kalori bahan bakar fosil untuk menghasilkan kacang kedelai, tiga kalori untuk jagung dan gandum; akan tetapi memerlukan 54 kalori energi minyak tanah untuk protein daging sapi! Itu berarti kita telah memboroskan bahan bakar fosil 27 kali lebih banyak hanya untuk membuat hamburger daripada konsumsi yang diperlukan untuk membuat hamburger dari kacang kedelai!

Dengan menggabungkan biaya energi, konsumsi air, penggunaan lahan, polusi lingkungan, kerusakan ekosistem, tidaklah mengherankan jika satu orang berdiet daging dapat memberi makan 15 orang berdiet tumbuh-tumbuhan atau lebih. Marilah sekarang kita membahas apa saja yang menjadi sumber gas rumah kaca yang menyebabkan pemanasan global.

Anda mungkin penasaran bagian mana dari sektor peternakan yang menyumbang emisi gas rumah kaca. Berikut garis besarnya menurut FAO: 1. Emisi karbon dari pembuatan pakan ternak a. Penggunaan bahan bakar fosil dalam pembuatan pupuk menyumbang 41 juta ton CO2 setiap tahunnya b. Penggunaan bahan bakar fosil di peternakan menyumbang 90 juta ton CO2 per tahunnya (misal diesel atau LPG) c. Alih fungsi lahan yang digunakan untuk peternakan menyumbang 2,4 milyar ton CO2 per tahunnya, termasuk di sini lahan yang diubah untuk merumput ternak, lahan yang diubah untuk menanam kacang kedelai sebagai makanan ternak, atau pembukaan hutan untuk lahan peternakan d. Karbon yang terlepas dari pengolahan tanah pertanian untuk pakan ternak (misal jagung, gandum, atau kacang kedelai) dapat mencapai 28 juta CO2 per tahunnya. Perlu Anda ketahui, setidaknya 80% panen kacang kedelai dan 50% panen jagung di dunia digunakan sebagai makanan ternak. e. Karbon yang terlepas dari padang rumput karena terkikis menjadi gurun menyumbang 100 juta ton CO2 per tahunnya 2. Emisi karbon dari sistem pencernaan hewan a. Metana yang dilepaskan dalam proses pencernaan hewan dapat mencapai 86 juta ton per tahunnya. b. Metana yang terlepas dari pupuk kotoran hewan dapat mencapai 18 juta ton per tahunnya. 3. Emisi karbon dari pengolahan dan pengangkutan daging hewan ternak ke konsumen a. Emisi CO2 dari pengelolaan daging dapat mencapai puluhan juta ton per tahun.. b. Emisi CO2 dari pengangkutan produk hewan ternak dapat mencapai lebih dari 0.8juta ton per tahun. Dari uraian di atas, Kita bisa melihat besaran sumbangan emisi gas rumah kaca yang dihasilkan dari tiap komponen sektor peternakan. Di Australia, emisi gas rumah kaca dari sektor peternakan lebih besar dari pembangkit listrik tenaga batu bara. Dalam kurun waktu 20 tahun, sektor peternakan Australia menyumbang 3 juta ton metana setiap tahun (setara dengan 216 juta ton CO2), sedangkan sektor pembangkit listrik tenaga batu bara menyumbang 180 juta ton CO2 per tahunnya.

Tahun lalu, penyelidik dari Departemen Sains Geofisika (Department of Geophysical Sciences) Universitas Chicago, Gidon Eshel dan Pamela Martin, juga menyingkap hubungan antara produksi makanan dan masalah lingkungan. Mereka mengukur jumlah gas rumah kaca yang disebabkan oleh daging merah, ikan, unggas, susu, dan telur, serta membandingkan jumlah tersebut dengan seorang yang berdiet vegan. Mereka menemukan bahwa jika diet standar Amerika beralih ke diet tumbuh-tumbuhan, maka akan dapat mencegah satu setengah ton emisi gas rumah kaca ektra per orang per tahun. Kontrasnya, beralih dari sebuah sedan standar seperti Toyota Camry ke sebuah Toyota Prius hibrida menghemat kurang lebih satu ton emisi CO2. 2.3 Dampak Global Warming Para ilmuan menggunakan model komputer dari temperatur, pola presipitasi, dan sirkulasi atmosfer untuk mempelajari pemanasan global. Berdasarkan model tersebut, para ilmuan telah membuat beberapa prakiraan mengenai dampak pemanasan global terhadap cuaca, tinggi permukaan air laut, pantai, pertanian, kehidupan hewan liar dan kesehatan manusia. 1. Iklim Mulai Tidak Stabil Para ilmuan memperkirakan bahwa selama pemanasan global, daerah bagian Utara dari belahan Bumi Utara (Northern Hemisphere) akan memanas lebih dari daerahdaerah lain di Bumi. Akibatnya, gunung-gunung es akan mencair dan daratan akan mengecil. Akan lebih sedikit es yang terapung di perairan Utara tersebut. Daerahdaerah yang sebelumnya mengalami salju ringan, mungkin tidak akan mengalaminya lagi. Pada pegunungan di daerah subtropis, bagian yang ditutupi salju akan semakin sedikit serta akan lebih cepat mencair. Musim tanam akan lebih panjang di beberapa area. Temperatur pada musim dingin dan malam hari akan cenderung untuk meningkat. Daerah hangat akan menjadi lebih lembab karena lebih banyak air yang menguap dari lautan. Para ilmuan belum begitu yakin apakah kelembaban tersebut malah akan meningkatkan atau menurunkan pemanasan yang lebih jauh lagi. Hal ini disebabkan karena uap air merupakan gas rumah kaca, sehingga keberadaannya akan meningkatkan efek insulasi pada atmosfer. Akan tetapi, uap air yang lebih banyak juga akan membentuk awan yang lebih banyak, sehingga akan memantulkan cahaya matahari kembali ke angkasa luar, di mana hal ini akan menurunkan proses pemanasan (lihat siklus air). Kelembaban yang tinggi akan meningkatkan curah hujan, secara rata-rata, sekitar 1 persen untuk setiap derajat Fahrenheit pemanasan. (Curah hujan di seluruh dunia telah meningkat sebesar 1 persen dalam seratus tahun terakhir ini). Badai akan menjadi lebih sering. Selain itu, air akan lebih cepat menguap dari tanah. Akibatnya beberapa daerah akan menjadi lebih kering dari sebelumnya. Angin akan bertiup lebih kencang dan mungkin dengan pola yang berbeda. Topan badai (hurricane) yang memperoleh kekuatannya dari penguapan air, akan menjadi lebih besar. Berlawanan dengan pemanasan yang terjadi, beberapa periode yang sangat dingin mungkin akan terjadi. Pola cuaca menjadi tidak terprediksi dan lebih ekstrim.

2. Peningkatan Permukaan Laut Perubahan tinggi rata-rata muka laut diukur dari daerah dengan lingkungan yang stabil secara geologi. Ketika atmosfer menghangat, lapisan permukaan lautan juga akan menghangat, sehingga volumenya akan membesar dan menaikkan tinggi permukaan laut. Pemanasan juga akan mencairkan banyak es di kutub, terutama sekitar Greenland, yang lebih memperbanyak volume air di laut. Tinggi muka laut di seluruh dunia telah meningkat 10 25 cm (4 10 inchi) selama abad ke-20, dan para ilmuan IPCC memprediksi peningkatan lebih lanjut 9 88 cm (4 35 inchi) pada abad ke-21. Perubahan tinggi muka laut akan sangat mempengaruhi kehidupan di daerah pantai. Kenaikan 100 cm (40 inchi) akan menenggelamkan 6 persen daerah Belanda, 17,5 persen daerah Bangladesh, dan banyak pulau-pulau. Erosi dari tebing, pantai, dan bukit pasir akan meningkat. Ketika tinggi lautan mencapai muara sungai, banjir akibat air pasang akan meningkat di daratan. Negara-negara kaya akan menghabiskan dana yang sangat besar untuk melindungi daerah pantainya, sedangkan negara-negara miskin mungkin hanya dapat melakukan evakuasi dari daerah pantai. Bahkan sedikit kenaikan tinggi muka laut akan sangat mempengaruhi ekosistem pantai. Kenaikan 50 cm (20 inchi) akan menenggelamkan separuh dari rawa-rawa pantai di Amerika Serikat. Rawa-rawa baru juga akan terbentuk, tetapi tidak di area perkotaan dan daerah yang sudah dibangun. Kenaikan muka laut ini akan menutupi sebagian besar dari Florida Everglades.

3. Suhu Global Cenderung Meningkat Orang mungkin beranggapan bahwa Bumi yang hangat akan menghasilkan lebih banyak makanan dari sebelumnya, tetapi hal ini sebenarnya tidak sama di beberapa tempat. Bagian Selatan Kanada, sebagai contoh, mungkin akan mendapat keuntungan dari lebih tingginya curah hujan dan lebih lamanya masa tanam. Di lain pihak, lahan pertanian tropis semi kering di beberapa bagian Afrika mungkin tidak dapat tumbuh. Daerah pertanian gurun yang menggunakan air irigasi dari gunung-gunung yang jauh dapat menderita jika snowpack (kumpulan salju) musim dingin, yang berfungsi sebagai reservoir alami, akan mencair sebelum puncak bulan-bulan masa tanam. Tanaman pangan dan hutan dapat mengalami serangan serangga dan penyakit yang lebih hebat.

4. Gangguan Ekologis Hewan dan tumbuhan menjadi makhluk hidup yang sulit menghindar dari efek pemanasan ini karena sebagian besar lahan telah dikuasai manusia. Dalam pemanasan global, hewan cenderung untuk bermigrasi ke arah kutub atau ke atas pegunungan. Tumbuhan akan mengubah arah pertumbuhannya, mencari daerah baru karena habitat lamanya menjadi terlalu hangat. Akan tetapi, pembangunan manusia akan menghalangi perpindahan ini. Spesies-spesies yang bermigrasi ke utara atau selatan yang terhalangi oleh kota-kota atau lahan-lahan pertanian mungkin akan mati.

Beberapa tipe spesies yang tidak mampu secara cepat berpindah menuju kutub mungkin juga akan musnah.

5. Dampak Sosial dan Politik a. Perubahan Cuaca dan Lautan Dapat mengakibatkan munculnya penyakit-penyakit yang berhubungan dengan panas (heat stroke) dan kematian. Temperatur yang panas juga dapat menyebabkan gagal panen sehingga akan muncul kelaparan dan malnutrisi. Perubahan cuaca yang ekstrem dan peningkatan permukaan air laut akibat mencairnya es di kutub utara dapat menyebabkan penyakit-penyakit yang berhubungan dengan bencana alam (banjir, badai dan kebakaran) dan kematian akibat trauma. Timbulnya bencana alam biasanya disertai dengan perpindahan penduduk ke tempat-tempat pengungsian dimana sering muncul penyakit, seperti: diare, malnutrisi, defisiensi mikronutrien, trauma psikologis, penyakit kulit, dan lain-lain.

b. Pergeseran Ekosistem Dapat memberi dampak pada penyebaran penyakit melalui air (Waterborne diseases) maupun penyebaran penyakit melalui vektor (vector-borne diseases). Seperti meningkatnya kejadian Demam Berdarah karena munculnya ruang (ekosistem) baru untuk nyamuk ini berkembang biak. Dengan adamya perubahan iklim ini maka ada beberapa spesies vektor penyakit (eq Aedes Agipty), Virus, bakteri, plasmodium menjadi lebih resisten terhadap obat tertentu yang target nya adala organisme tersebut. Selain itu bisa diprediksi kan bahwa ada beberapa spesies yang secara alamiah akan terseleksi ataupun punah dikarenakan perbuhan ekosistem yang ekstreem ini. hal ini juga akan berdampak perubahan iklim (Climat change)yang bis berdampak kepada peningkatan kasus penyakit tertentu seperti ISPA (kemarau panjang / kebakaran hutan, DBD Kaitan dengan musim hujan tidak menentu) Gradasi Lingkungan yang disebabkan oleh pencemaran limbah pada sungai juga berkontribusi pada waterborne diseases dan vector-borne disease. Ditambah pula dengan polusi udara hasil emisi gas-gas pabrik yang tidak terkontrol selanjutnya akan berkontribusi terhadap penyakit-penyakit saluran pernafasan seperti asma, alergi, coccidiodomycosis, penyakit jantung dan paru kronis, dan lain-lain. 2.4 Langkah-Langkah dalam Mencegah Percepatan Global Warming Banyak hal yang dapat kita lakukan untuk mencegah terjadinya pemanasan global, mungkin kata mencegah sudah terlambat karena itu sudah terjadi. Tapi setidaknya kita dapat mengurangi halhal yang dapat mengakibatkannya. a. Melakukan reboisasi pada hutan gundul ataupun di sekitar rumah kita.

b. Mengurangi adanya kendaraan bermotor dan hal-hal yang menyebabkan polusi udara. c. Menjaga kebersihan lingkungan, seperti membuang sampah pada tempatnya. d. Mengurangi pemakaian alat kosmetik yang mengandung bahan kimia yang berbahaya. e. Menjadikan Bahan Makanan sebagai Bahan Bakar. Dengan bahsa gampangnya konversi bahan bakar dengan biofuel. Seperti yang pernah saya baca di majalah apa gitu saat ini jagung dapat digunakan untuk menghasilkan biofuel (setiap bahan bakar baik padatan, cairan ataupun gas yang dihasilkan dari bahan-bahan organic, src : wikipedia). Hal ini dikembangkan dinegara yang jauh disana, apalagi ada pendapat terbaru yang menyatakan bahwa sekam dari jagung jauh lebih baik untuk menghasilkan biofuel. Biofuel ini di Indonseia mulai dikembangkan dari Ubi. f. Get Blueprints For a Green House. Jadi ada aturan buat green house yang bener itu gimana sehingga fungsi-fungsi lingkungan bisa tetap terjaga. Mungkin seperti itu. g. Change Your Lightbulbs hal ini menyebabkan perpendaran cahaya yang memungkinkan pemborosan terhadap energi listrik yang digunakan. h. Gunakan Lampu yang lebih ramah lingkungan untuk penerangan jalan, tempattempat umum, bahkan sampai ke rumah-rumah, misalnya menggunakan lampu LED. i. Memberlakukan pajak untuk pengeluaran Karbon. Skenario yang dapat dilakukan diantaranya adalah membatasi emisi gas karbon yang dikeluarkan oleh setiap industri. Jika sebuah Industri mengeluarkan gas karbon kurang dari standar yang ditetapkan maka industri tersebut dapat menjual sisa karbon yang menjadi haknya. Sedangkan jika Industri yang mengeluarkan gas karbon melebihi batas yang ditentukan maka industri tersebut harus membayar ke pasar berapa kelebihan gas karbon yang dikeluarkan ke pasar. Hal ini akan memicu persaingan untuk menekan emisi karbon ke udara. j. Hilangkan Rumah Besar. Dapat diusahakan untuk membangun rumah dengan ukuran yang lebih kecil. Karena rumah yang besar akan memerlukan asupan energi yang lebih banyak untuk mendinginkan atau menghangatkan ruangan.

Adapula tips langkah-langkah berhemat sekaligus mencegah percepatan global warming adalah sebagai berikut : 1. Terus Mencari Bahan Bakar Terbaru Warga Kampung Karang Tengah di Lereng Gunung Salamet, Banyumas, tak pernah mengeluh ketika PLN tidak pernah berniat memasang listrik di kampong mereka. Wargapun mengamuk dengan merakit sendiri sebuah kincir air yang mampu mengalirkan listrik bagi 50 rumah di sana sejak 14 tahun lalu. Warga Krapyak IX di Yogyakarta nekat memanfaatkan limbah tahu untuk digunakan memanaskan kompor mereka. Mereka juga menanam jarak untuk mengganti minyak tanah dan memasang kincir air sebagai pengganti PLN yang tak pernah hadir. Sebuah kampong nelayan di Gunung Kidul bergotong-royong membeli

panel surya untuk menerangi rumah mereka saat malam tiba. Sudah saatnya bahan baker minyak makin tidak terjangkau kantong, bangsa kita menoleh pada sumber eneri berlimpah yang ada. Kita memimpikan Bapak Presiden memberi contoh dengan memasang pembangkit listrik kincir air di hulu sungai Cikeas daripada menyibukkan diri dengan mimpi Blue Energy. Sudah banyak inisiatif masyarakat tanpa kontribusi pemerintah, seharusnya ini bisa memuka inisiatif pembuat kebijakan agar semakin memberi prioritas bagi pengembangan sumber energi terbaru.. 2. Mengurangi konsumsi energi PLN mengeluh bahwa kapasitas mereka tidak lagi mampu mencukupi kebutuhan kita, hmm pasti ada cara. Mengganti bola lampu biasa dan neon biasa dengan lampu CFL (compact fluorescent lightbulb) dapat mengurangi tagihan listrik bulanan. Lampu CFL 7 watt terangnya setara bola lampu 40 watt, artinya kita hanya mengkonsumsi listrik seperlima dari biasanya. Menutup pintu ketika AC dinyalakan juga dapat mengurangi konsumsi listrik dari setelan AC anda. Konsumsi listrik yang makin hemat artinya kita tidak memberi alasan pada PLN untuk melakukan pemadaman bergilir, selamanya! 3. Mintalah pemerintah mengganti lampu kota dengan lampu LED Sebuah kota di Amerika mencoba mengganti semua lampu di garasi dari bolam biasa menjadi lampu LED, apa hasilnya? sekarang semua lampu dikota itu diganti dengan lampu LED. Lampu ini menghemat energi listrik antara 40 70 %, jauh lebih terang dan memiliki umur 5 kali lebih lama daripada bola biasa. Ingatkan pemerintah, uang mereka dari pajak rakyat jadi mintalah mereka berhemat dalam memakai listrik (dan sekali lagi jangan biarkan PLN punya alasan untuk melakukan pemadaman). 4. Gunakan mobil pribadi seperlunya Jalur pejalan kaki dan pesepeda, buat pemerintah meniru hal ini ! Bus itu panas, bau, sesak dan tidak punya jadwal, toh jauh lebih banyak orang indonesia yang memanfaatkan transportasi publik dibanding mobil pribadi, kita ingin merakyat bukan? Selain bus, ada sepeda, ada kereta dan tentu saja kaki. Tanyakan hal ini pada dokter manapun, Benarkah jalan kaki dan bersepeda bisa membantu kesehatan badan dan juga anggaran? saya jamin mereka setuju. Mintalah wakil rakyat dan pemerintah membuat proyek untuk memperbaiki trotoar supaya jalan kaki itu nyaman, dan membuat jalur khusus sepeda supaya aman. Dengan mengurangi penggunaan mobil pribadi kita bisa menabung, membantu mengurangi polusi. 5. Bayarlah tagihan Anda secara online dari rumah atau ATM terdekat Keamanan sistem perbankan online nasional mungkin belum sempurna dan untuk sementara kita masih takut memanfaatkannya secara optimal. Namun secara logika, melakukan pembayaran bermacam tagihan (kartu kredit, tiket pesawat/kereta, telpon, PDAM, PLN, pajak dll) melalui internet dapat menghemat penggunaan jutaan lembar kertas, jutaan liter bahan bakar untuk kendaraan yang mengantar kita menuju loket pembayaran, serta bahan bakar untuk kendaraan

6.

7.

8.

9.

yang mengantarkan formulir tagihan dari kantor cabang ke kantor pusat. Paling tidak bayarlah lewat ATM terdekat jika Anda masih ketakutan melakukan transaksi lewat internet, bila perlu gunakan sepeda atau berjalan kaki sampai ke ATM. Beberapa merchant juga menawarkan sistem penagihan lewat email dan bukan surat, manfaatkanlah. Ini adalah era paperless, untuk apa anda punya komputer atau komunikator canggih? Periksalah sebelum membeli Pada beberapa peralatan elektronik, anda mulai sering menemukan stiker berlogo bintang hijau dan tulisan Energy Star Appliances, logo ini memiliki makna peralatan tersebut telah lulus sertifikasi hemat energi. Alat ini lebih sedikit memakan listrik. Pilihlah peralatan ini jika anda sedang memilih alternatif diantara dua alat. Sebuah penelitian menyebutkan peralatan yang lulus uji konsumsi energi akan menghemat tagihan listrik sampai sepertiganya. Jika anda memilih kendaraan bermotor, pasti anda juga akan lebih memprioritaskan mobil/ motor yang lebih irit bahan bakar bukan? Kurangi makan steak daging Makan daging membuat kita makin miskin harta, kaya kolesterol juga bikin gerah. Rajinlah belanja di pasar terdekat Selain kita akan lebih sering berinteraksi langsung dengan masyarakat sekitar kita, berbelanja dipasar lokal juga akan lebih bermanfaat untuk para petani dan pedagang disekitar kita. Selain lebih murah juga lebih menyenangkan, mengurangi jatah servis kendaraan bermotor dan mengurangi anggaran BBM. Satu lagi hadiahnya, kita juga akan mengurangi kemacetan di jalan dan mengurangi nafsu para pejabat yang ingin mendirikan puluhan mal disebuah kota kecil. Jangan biarkan peralatan elektronik dalam keadaan standby Hampir semua peralatan elektronik kita memiliki mode standby, dan kita akan membiarkan TV, komputer, PS, sound system kita dalam keadaan standby semalaman. Tahukah Anda bahwa mode standby ini memiliki banyak resiko? Pertama, resiko kebakaran. Kedua adalah saat dalam posisi standby diam-diam peralatan ini akan tetap mengkonsumsi listrik. Sebuah TV mengkonsumsi listrik sebanyak 11 watt (tipikal) selama standby. Sebuah penelitian di Amerika menyatakan, total energi listrik yang dihasilkan semua peralatan elektronik dalam posisi standby di Amerika selama tahun 2005 adalah 64 Juta Watt Jam. Penulis yakin jika semua rumah tangga di Indonesia mencabut colokan TV dan sistem audio saat mereka tidur, lagi-lagi PLN akan kehabisan alasan untuk melakukan pemadaman bergilir.

BAB III PENUTUP


1.1 Kesimpulan Berdasarkan dari apa yang telah diuraikan pada bab-bab sebelumnya, maka pada bab ini akan dikemukakan beberapa kesimpulan sebagai berikut : a. Pemanasan Global adalah adanya proses peningkatan suhu rata-rata atmosfer, laut, dan daratan Bumi. b. Penyebab-penyebab terjadinya global warming atau pemanasan global adalah : 1. Efek Rumah Kaca 2. Efek Umpan Balik 3. Variasi Matahari 4. Peternakan (Konsumsi Daging) c. Dampak-dampak terjadinya pemanasan global adalah : 1. Iklim Mulai Tidak Stabil 2. Peningkatan Permukaan Laut 3. Suhu Global Cenderung Meningkat 4. Gangguan Ekologis 5. Dampak Sosial dan Politik : a. Perubahan cuaca dan lautan b. Pergeseran ekosistem d. Langkah-langkah dalam Mencegah Percepatan Global Warming: 1. Melakukan reboisasi pada hutan gundul ataupun di sekitar rumah kita. 2. Mengurangi adanya kendaraan bermotor dan hal-hal yang menyebabkan polusi udara. 3. Menjaga kebersihan lingkungan, seperti membuang sampah pada tempatnya. 4. Mengurangi pemakaian alat kosmetik yang mengandung bahan kimia yang berbahaya. 5. Menjadikan Bahan Makanan sebagai Bahan Bakar. 6. Get Blueprints For a Green House. 7. Gunakan Lampu yang lebih ramah lingkungan untuk penerangan jalan, tempattempat umum, bahkan sampai ke rumah-rumah 8. Memberlakukan pajak untuk pengeluaran Karbon 9. Hilangkan Rumah Besar 10. Terus Mencari Bahan Bakar Terbaru 11. Mengurangi konsumsi energy 12. Mintalah pemerintah mengganti lampu kota dengan lampu LED 13. Gunakan mobil pribadi seperlunya 14. Bayarlah tagihan Anda secara online dari rumah atau ATM terdekat 15. Periksalah sebelum membeli 16. Kurangi makan steak daging 17. Rajinlah belanja di pasar terdekat 18. Jangan biarkan peralatan elektronik dalam keadaan standby

DAFTAR PUSTAKA 1. www.sobatbaru.blogspot.com 2. www.mcarmand.co.cc 3. http://www.wikimu.com/news/DisplayNewes.aspx?id=4968 4. www.buletinlitbang.dephan.go.id 5. www.vagamec.blog.com 6. http://bappenda.makassar.go.id/index.php?option=com_content&task=view&id=99&Itemid=67 7. http://pilonsloemoet.blogspot.com/2008/01/cara-mencegah-global-warming_07.html 8. http://www.time.com/time/specials/2007/environment/article/ 9. http://kata-kata.com/2008/09/12/tips-langkah-berhemat-sekaligus-mencegah-global-warming-1/ 10. http://id.wikipedia.org/wiki/Pemanasan_global 11. http://yudhim.blogspot.com/2009/02/contoh-karya-tulis-global-warming.html

Contoh Surat Niaga


PT MEDIA FARMA JALAN MELATI 15, SURABAYA TELEPON : (031) 8657739 Nomor : 116/MF/2009 29 Desember 2009 Lampiran : 3 lembar Perihal : Penawaran Obat-Obatan Yth. Kepala farmasi RS Binangun Jalan wonocolo 51 Surabaya Dengan hormat, Untuk memenuhi kebutuhan m,asyarakat akan obat-obatan di Rumah Sakit in, kami berrmaksud memperkenalkan diri sebagai perusahaan yang bergerak di bidang pengolahan obat-obatan. Dalam pemrosesan obat-obatan ini, kami menggunakan alat-alat modern dengan jaminan kualitas tinggi. Kami juga lampirkan brosur obat-obatan, daftar harga, dan lain-lainnya untuk penjelasan lebih lanjut. Kami melayani permintaan dalam jumlah banyak. Kami pun berusaha memberikan pelayanan terbaik dengan mengirimkan barang pesanan secara tepat waktu. Demikian penawaran ini kami sampaikan.atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih. Hormat kami, Nurul Hanif Manajer pemasaran

Contoh Resensi Novel Seandainya Aku Boleh Memilih


Judul : Seandainya Aku Boleh Memilih Pengarang : Mira W Penerbit : PT. Gramedia Pustaka Utama Tahun Terbit : 1999 Tempat Terbit : Jakarta Tebal : 224 Halaman Panjang Buku : 18 cm Ilustrasi Buku : Merah tua, putih dan hijau; Warna dasar violet dan terdapat bunga warna putih; dan hijau tua dengan tulisan warna emas.

Awal karir Mira W sebagai penulis dimulai pada tahun 1975. selain menulis Mira W juga sebagai dokter dan staf pengajar di sebuah perguruan tinggi di Jakarta. Buku-buku karya Mira W diantaranya Sepolos Cinta Dini (Gramedia 1978), Cinta Tak Pernah Berhutang (1978) dan Permainan Bulan Desember (1979, Gramedia 1999) Novel ini diawali dengan pertemuan antara Bandi, Haris dan Riri. Pertemuan itu menghasilkan cinta segitiga dimana Riri telah menikah dengan Bandi yang keadaannya sangat lemah, tapi Riri juga berhubungan dengan Haris, dimana Haris adalah kakak Bandi. Dari hasil hubungan Riri dengan Haris, Riri mempunyai anak yang harus ditinggalkan sejak dia masih bayi. Berawal dari hal tersebut, mulailah konflik antara Riri, Haris, Bandi dan Ibunya yaitu tentang kebenaran siapa ibu Doni. Dan akhirnya Bandi pun mengetahui kalau Riri telah berkhianat dengan kakaknya sendiri. Masalah pun belum selesai dimana Tanti tidak mau menyerahkan Doni kepada ibunya dan dia nekat bunuh diri. Kemampuan pengarang memaparkan plot/ alut dengan sangat baik merupakan salah satu kekuatan novel ini. Alur yang dibawakan dalam novel ini adalah alur maju, jadi para pembaca tidak bingung untuk membayangkan cerita dalam novel ini. Penokohan antara protagonis dan antagonis sangat jelas sehingga pembaca tidak perlu berpikir mengenai siapa yang jahat dan yang baik. Tokoh Riri merupakan tokoh sentral yang mempunyai watak baik, berpikir kritis, cerdas, rela berkorban. Kesempurnaan watak Riri terlihat dalam novel ini, tetapi dalam kesempurnaan tersebut pengarang tetap menyisipkan sifat seorang manusia biasa kepada sang tokoh antagonis dibawakan oleh ibu Bandi. Ibu Bandi yang berwatak tidak mau mengalah / jahat dimana ibu Bandu tega memisahkan cucunya dari ibu kandungnya sendiri. Sudut pandang maha tahu yang digunakan dalam novel ini juga mendukung keseluruhan cerita. Sang pengarang yang bertindak sebagai seseorang yang mengamati Riri membuat kejadian dalam novel ini ikut tertuang dalam penggunaan sudut pandang ini. Hal inilah yang mendukung alur dan latar. Watak riri juga menjadi sangat jelas bahkan sifat manusia yang dimilikinya tanpa diketahui tokoh lain dalam novel ini akan dapat diketahui oleh pembaca akibat sudut pandang yang digunakan sang pengarang

Novel ini sarat dengan amanat, bahkan dapat disebut sebagai sastra petuah. Adapun amanat yang terdapat di dalam novel ini diantaranya kita harus berbakti kepadas orang tua, kita harus bisa mengendalikan diri kita diantaranya kita atau hawa nafsu, kita pun harus mengalah kepada orang yang lemah dan kita harus berbakti pada suami jika kita sudah menikah. Amanat-amanat lain yang terselip pada berbagai bagian cerita dapat dibaca pada novel ini. Amanat-amanat tersebut terungkap jelas ketika Haris mengikuti semua yang diperintahkan ibunya dan ketika Haris dan Riri harus berkorban demi anaknya. Pembawaan dua konflik yang sangat jelas berbeda menjadi salah satu kelemahan buku ini. Konflik pertama dibawakan dalam kebohongan yang sudah lama oleh pengarang, kemudian dilanjutkan dengan konflik kedua yang berlawanan dengan konflik yang pertama. Yakni konflik kedua ini tidak ada kebohongan dan pembalasan dari kebohongan itu. Akan tetapi, hal tersebut tidak mengurangi keunggulan novel ini dalam segi konflik yang dimunculkan. Kedua konflik tersebut tetap menarik untuk diikuti dan diketahui lanjutannya. Jika Anda membaca novel ini, mungkin Anda tidak bisa berhenti di tengahnya. Novel ini mampu membuat pembacanya terus tertarik hingga akhir cerita. Latar dan alur cerita bagitu jelas mampu membuat Anda merasa ikut dalam ceritanya. Konflik yang menarik dan cerita ini penuh dengan amanat, juga dapat membuat pembaca lebih tertarik. Karena itu cobalah membaca novel ini dan nikmatilah cerita yang dibawakannya.

Contoh Resensi Buku The Coke Machine


Judul : The Coke Machine, Kebenaran Kotor di Balik Minuman Ringan Favorit Dunia Penulis : Michael Blanding Penerbit : Elex Media Komputindo Terbit : 2011 Halaman : 420 Halaman Harga : Rp. 99.800 Korporasi raksasa yang mendunia selalu memiliki dua wajah yang bertolak belakang Di satu sisi ia dapat tampil cantik, namun di sisi lain ia memiliki wajah buruk yang selalu ingin dirahasiakan. Begitu juga dengan perusahaan minuman ringan bersoda The Coca Cola Company. Perusahaan yang telah mendunia ini dilaporkan memiliki sejumlah persoalan yang selama ini tidak diketahui oleh publik. Buku yang ditulis oleh Michael Blanding ini menjelaskan bagaimana kemajuan perusahaan yang berdiri pada tahun 1892 itu bukan semata-mata karena kehebatan produknya, namun karena iklan. Iklan Coca Cola yang begitu hebat telah membentuk berbagai citra tentang Coca Cola. Tak ayal lagi, Coca Cola tidak hanya sekadar brand yang mendunia, namun juga sebuah kultur.

Sebagai sebuah kultur Coca Cola menjadi bagian dari keseharian, terutama orang-orang Amerika. Konsumsi Coca Cola pun menjadi sebuah simbol ataupun identitas masyarakat Amerika. Hasilnya, lingkar pinggang orang Amerika kian membesar. Penelitian menunjukkan bahwa minuman soda yang ditambahkan pada porsi setiap kali makan, akan menambah kemungkinan kegemukan sekitar 60 persen (hal. 90). Di samping itu, Coca Cola pun telah masuk dalam dalam ritus-ritus keagamaan dan praktik budaya. Masyarakat yang hidup di perbukitan Chiapas Highlands, Meksiko, misalnya, kini telah melibatkan si kaleng merah dalam ritual-ritual keagamaan, ia menjadi bagian dari pemujaan. Hal ini menunjukkan bagaimana Coca Cola telah mengubah kode-kode dalam praktik ritual. Ia telah menjungkirbalikkan nilai-nilai otentik budaya lokal. Jika memang Coca Cola concern dengan keberlangsungan budaya lokal, seharusnya ia dapat mengendalikan ini. Persoalan yang harus dihadapi Coca Cola adalah persoalan pelanggaran hak-hak asasi buruh. Ini terjadi di Columbia. Di negara ini sejumlah kasus yang berakhir pada kematian buruh pabrik Coca Cola, beberapa kali terjadi. Tuntutan buruh untuk memperoleh hak-haknya ternyata tidak selalu mendapat respon positif. Bahkan Dalam buku ini disampaiakan justru perusahaan yang berusaha untuk menghancurkan serikat pekerja yang menuntut hak-haknya. Malah, dilukiskan dalam buku ini adanya kemungkinan disewanya tentara bayaran untuk menghentikan gerakan serikat pekerja. Di negeri yang sama juga dilakukan montaje judicial atau jebakan pengadilan terhadap para aktivis serikat pekerja. Masalah lain yang terus menyudutkan Coca Cola adalah pencemaran lingkungan. Dari India dilaporkan bahwa perusahaan minuman bersoda itu telah mencemari lingkungan. Mereka membuang limbah pabrik dengan seenaknya. Limbah pabrik itu telah memperburuk kondisi lingkungan. Bahkan hewan-hewan peliharaan mati karena meminum air dari sungai yang tercemar. Keinginan untuk mengubah keadaan ini juga tidak kunjung muncul. Catatan lain tentang buku ini ialah, adanya ketidakberimbangan dalam menampilkan fakta mengenai Coca Cola. Hasilnya, buku ini terkesan sebagai black campaign terhadap perusahaan asal Amerika Serikat itu

You might also like