You are on page 1of 4

9Gambaran tingkat pengetahuan ibu hamil tentang anemia

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Ibu hamil adalah wanita dalam keadaan hamil dari periode haid terakhir hingga saat melahirkan (partus), yang normalnya berlangsung selama 40 minggu yang diawali dengan konsepsi persatuan antara sel sperma dan ovum, berkembangnya embrio janin dalam uterus. Selama periode ini ibu hamil mengalami berbagai macam perubahan pada tubuhnya, khususnya anemia. Anemia adalah kondisi ibu dengan kadar haemoglobin (Hb) dalam darahnya kurang dari 11 gr%. Sedangkan anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu dengan kadar haemoglobin dibawah 11 gr% pada trimester I dan III atau kadar <10,5 gr% pada trimester II. Anemia dalam kehamilan disebabkan karena kekurangan zat besi, Kurang gizi, Penyakit-penyakit kronik seperti TBC paru, cacing usus, malaria dan lain-lain. Kejadian ini dapat meningkatkan risiko kematian ibu, angka prematuritas, BBLR dan angka kematian bayi. Banyak ibu hamil yang kurang mengerti tentang anemia, kurangnya informasi tentang anemia menyebabkan ibu hamil tidak mempedulikan gejala-gejala anemia, sehingga mengancam kehamilannya.

Dari studi pendahuluan di Puskesmas Beji, terdapat 140 ibu hamil dari bulan JanuariPebruari, dari 5 ibu hamil yang diwawancarai oleh peneliti, 2 diantaranya mengatakan mengalami gejala anemia seperti pucat pada muka, kelopak mata, lidah, dan telapak tangan, lemah, letih, lesu, nafas terengah-engah, nyeri dada. Kejadian anemia pada ibu hamil ini disebabkan karena kurang gizi (malnutrisi), kurang zat besi dalam diit, malabsorpsi, kehilangan darah banyak seperti persalinan yang lalu, haid dan lain-lain, penyakit-penyakit

kronik seperti TBC paru, cacing usus, malaria dan lain-lain. Pengetahuan ibu hamil yang kurang tentang anemia akan sulit mengetahui bahwa ibu hamil tersebut mengalami anemia.

Anemia dalam kehamilan yang disebabkan karena kekurangan zat besi, jenis pengobatannya relatif mudah, bahkan murah. Darah akan bertambah banyak dalam kehamilan yang lazim disebut Hidremia atau Hipervolemia. Akan tetapi, bertambahnya sel darah kurang dibandingkan dengan bertambahnya plasma sehingga terjadi pengenceran darah. Perbandingan tersebut adalah sebagai berikut: plasma 30%, sel darah 18% dan haemoglobin 19%. Bertambahnya darah dalam kehamilan sudah dimulai sejak kehamilan 10 minggu dan mencapai puncaknya dalam kehamilan antara 32 dan 36 minggu (Wiknjosastro, 2002). Secara fisiologis, pengenceran darah ini untuk membantu meringankan kerja jantung yang semakin berat dengan adanya kehamilan. Gejala anemia pada kehamilan yaitu ibu mengeluh cepat lelah, sering pusing, mata berkunang-kunang, malaise, lidah luka, nafsu makan turun (anoreksia), konsentrasi hilang, nafas pendek (pada anemia parah) dan keluhan mual muntah lebih hebat pada hamil muda. Anemia dapat terjadi pada setiap ibu hamil, karena itulah kejadian ini harus selalu diwaspadai. Anemia yang terjadi saat ibu hamil Trimester I akan dapat mengakibatkan: Abortus, Missed Abortus dan kelainan kongenital. Anemia pada kehamilan trimester II dapat menyebabkan: Persalinan prematur, perdarahan antepartum, gangguan pertumbuhan janin dalam rahim, asfiksia aintrauterin sampai kematian, BBLR, gestosis dan mudah terkena infeksi, IQ rendah dan bahkan bisa mengakibatkan kematian. Saat inpartu, anemia dapat menimbulkan gangguan his baik primer maupun sekunder, janin akan lahir dengan anemia, dan persalinan dengan tindakan yang disebabkan karena ibu cepat lelah. Saat post partum anemia dapat menyebabkan: tonia uteri, retensio plasenta, pelukaan sukar sembuh, mudah terjadi febris puerpuralis dan gangguan involusio uteri.

Dengan adanya anemia ini, aktivitas ibu hamil pun juga pasti banyak terganggu, juga dengan penampilan sang ibu, serta kecemasan ibu hamil terhadap kondisi anaknya bila ia terkena anemia secara berkepanjangan. Oleh karena itu dengan tingginya tingkat pengetahuan ibu hamil terhadap anemia, diharapkan ibu hamil dapat memahami tanda dan gejala tentang anemia serta cara mengatasi anemia yang dialaminya. Atas dasar tersebut peneliti tertarik untuk mengetahui Gambaran Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Anemia.

1.1

Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, masalah yang akan diteliti dapat dirumuskan

sebagai berikut: Bagaimanakah Gambaran Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Anemia? 1.2 Tujuan Studi Kasus Mengidentifikasi Gambaran Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Anemia. 1.4 Manfaat Studi Kasus a. Bagi Profesi Sebagai bahan masukan perawat untuk lebih memahami konsep Ibu Hamil Tentang Anemia. b. Bagi Institusi Dengan dilakukan penelitian ini dapat memberikan informasi dan pengembangan ilmu pengetahuan di lingkungan Akademik. c. Bagi Peneliti Memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk menerapkan pengetahuan riset dan maternitas yang telah didapat di Akademik. d. Bagi Pasien Pasien dapat lebih memahami keadaan dirinya.

You might also like