You are on page 1of 10

PENCAPAIAN TUJUAN PENDIDIKAN MELALUI ORGANISASI KURIKULUM

Disusun oleh : 1. Cahaya Bintang (NPM : 2011101) 2. Suryo Gutomo (NPM : 2011...) 3. Kusdini (NPM : 20112109) 4. Imas Tita Rosita (NPM : 2011104)

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI PASUNDAN (STIEPAS)


Jurusan Magister Manajemen - Program S2
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penyusun panjatkan khadirat Allah SWT yang telah memberikan taufik dan hidayah-Nya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah yang berjudul satu tugas mata kuliah Kurikulum dan Pembelajaran. Perkembangan pendidikan ditentukan oleh perkembangan dari peserta didiknya, oleh karena itu seorang guru dan para calon guru harus mempersiapkan dan berusaha untuk meningkatkan kualitas peserta didiknya baik dari segi apektifnya maupun dari segi kognitifnya. Selain itu juga harus mempersiapkan kemungkinan kemungkinan atau masalah yang akan muncul dari peserta didik dan berusaha untuk mencari penyelesaian masalahnya. Penyelesaian makalah ini tentu saja tidak lepas dari dari bantuan berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung. Untuk itu pada kesempatan ini penyusun ingin menyampaikan rasa terima kasih kepada yang terhormat : PENCAPAIAN TUJUAN PENDIDIKAN MELALUI ORGANISASI KURIKULUM. Penyusunan makalah ini bertujuan memenuhi salah

1.

Bapak Dr. ADJI HALILINTAR, M.Pd selaku Dosen mata kuliah Kurikulum dan Pembelajaran yang selalu memberikan ilmu, pengalaman, motivasi;

2. teman-teman seperjuangan yang telah memberikan semangat, dukungan dan ilmunya; 3.


seluruh pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini. Dengan segala kerendahan hati penyusun menyadari bahwa hasil yang dicapai dari makalah ini, masih jauh dari sempurna dan banyak kekuranganya, oleh karena itu saran dan kritik yang bersifat membangun sangat penyusun harapkan. Akhir kata penyusun berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi penyusun pribadi maupun pembaca sekalian dan mudah-mudahan amal baik kita mendapat ridho dan magfiroh-Nya. Amin.

Bandung,

Juli 2012

Penyusun

DAFTAR ISI

ii

KATA PENGANTAR............................................................................................................ DAFTAR ISI...................................................................................................................... BAB I PENDAHULUAN

i ii 1 2 2 2 2

A. Latar Belakang Masalah ................................................................................ B. Rumusan Masalah......................................................................................... C. Tujuan Makalah ............................................................................................ D. Kegunaan Makalah........................................................................................ E. Prosedur Makalah..........................................................................................
BAB II KURIKULUM DAN PEMBELAJARAN

A. Landasan Teoretis....................................................................................... B. Pembahasan...............................................................................................


BAB III SIMPULAN DAN SARAN

3 4

A. Simpulan.................................................................................................... B. Saran..........................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA

6 6

iii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Organisasi kurikulum adalah struktur program kurikulum yang berupa kerangka umum program-program pengajaran yang akan disampaikan kepada murid (Nurgiyantoro, 1988:111). Menurut Nasution (1982:135), organisasi kurikulum adalah pola atau bentuk bahan pelajaran yang disusun dan disampaikan kepada murid-murid. Struktur program dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu struktur horizontal dan struktur vertikal. Struktur horizontal berkaitan dengan bagaimana bahan/mata pelajaran diorganisasikan/disusun dalam pola-pola tertentu. Adapun struktur vertikal berkaitan dengan sistem pelaksanaan kurikulum di sekolah. Melalui organisasi kurikulum ini, guru dan pengelola pendidikan akan memiliki gambaran yang jelas tentang tujuan program pendidikan, bahan ajar, tata urut dan cakupan materi, penyajian materi, serta peran guru dan murid dalam rangkaian pembelajaran. Cara pengembang kurikulum mengorganisasikan kurikulum akan berkaitan pula dengan bentuk atau model kurikulum yang dianutnya. Namun demikian, kita menyadari bahwa cara mengorganisasikan kurikulum itu bermacam-macam. Tidak satu cara. Masing-masing cara memiliki kekuatan dan kelemahan. Sebagai guru atau pendidik, Kita pun berperan sebagai pengembang kurikulum yang perlu memahami dengan baik bagaimana kurikulum diorganisasikan. Oleh karena itu, pada makalah ini kita akan mempelajari seluk-beluk perngorganisasian kurikulum. Dengan mempelajari unit ini, Kita diharapkan dapat: 1. menjelaskan konsep dasar organisasi kurikulum 2. menjelaskan bentuk struktur program horizontal; 3. menjelaskan struktur program vertikal; serta 4. menganalisis struktur program kurikulum yang digunakan sekolah. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah tersebut diatas, permasalahan yang akan diteliti dalam makalah ini adalah.

1. Bagaimanakah cara yang dilakukan organisasi kurikulum untuk mencapai tujuan


pendidikan?

2. Bagaimana strategi pelaksanaan kurikulum? C.


Tujuan Makalah Tujuan yang ingin dicapai dalam makalah ini adalah :

1. untuk mengetahui pengertian organisasi kurikulum; 2. untuk mengetahui tujuan organisasi kurikulum; 3. untuk mengetahui jenis-jenis organisasi kurikulum;
4. untuk mengetahui factor-faktor organisasi kurikulum;

5. untuk mengetahui cara organisasi kurikulum untuk mencapai tujuan pendidikan;

BAB II CARA- CARA PENCAPAIAN TUJUAN PENDIDIKAN MELALUI ORGANISASI KURIKULUM

A.

Landasan Teoretis 1. Pengertian Organisasi Kurikulum Organisasi kurikulum, yaitu pola atau bentuk bahan pelajaran di susun dan di sampaikan kepada murid murid, merupakan suatu dasar yang sekali dalam pembinaan kurikulum dan bertalian erat dengan tujuan program pendidikan yang hendak tercapai, karena bentuk kurikulum turut menentukan bahan pelajaran, urutannya dan cara menyajikannya kepada murid murid. 2. Tujuan Organisasi Kurikulum Karena kurikulum merupakan rencana untuk keperluan pelajaran anak, maka bahan pelajaran harus dituangkan dalam organisasi tertentu agar tujuan pendidikan dapat tercapai. Organisasi kurikulum dimaksudkan untuk memudahkan anak belajar. Organisasi atau disain kurikulum bertalian erat dengan tujuan pendidikan yang akan dicapai. 3. Jenis jenis Organisasi Kurikulum Telah kita bicarakan bahwa sumber bahan pelajaran untuk kurikulum ialah: pengetahuan, masyarakat dan anak. Kurikulum bermacam bentuknya. Yang paling terkenal dan pemakaian yang luas adalah subjec curiculum. Subjec curiculum yaitu mata pelajaran. setiap kurikulum juga mempunyai subjec mater yaitu bahan pelajaran(integreted kurikulum). Maka dengan demikian diperoleh jenis organisasi kurikulum sebagai berikut: a. kurikulum berdasarkan mata pelajaran (subjec curiculum) 1) mata pelajaran terpisah-pisah(separate subject curiculum) 2) mata pelajaran gabungan (correlated curiculum) b. kurikulum terpadu (integreted curiculum) 1) berdasarkan social functions atau major areas of living 2) berdasarkan masalah-masalah, minat dan kebutuhan pemuda 3) berdasarkan pengalaman pemuda (experince curriculum, activity curriculum) 4) kurikulum inti (core curriculum)

B.

Pembahasan 1. Bagaimanakah cara yang dilakukan organisasi kurikulum untuk mencapai tujuan pendidikan? Organisasi kurikulum merupakan hal yang terpenting dalam mencapai tujuan pendidikan, oleh sebab itu pengorganisasian dalam kurikulum sangat diperlukan dan diharuskan untuk mencapai tujuan pendidikan yang diharapkan. Melalui organisasi kurikulum ini, guru dan

pengelola pendidikan akan memiliki gambaran yang jelas tentang tujuan program pendidikan, bahan ajar, tata urut dan cakupan materi, penyajian materi, serta peran guru dan murid dalam rangkaian pembelajaran. Cara pengembang kurikulum mengorganisasikan kurikulum akan berkaitan pula dengan bentuk atau model kurikulum yang dianutnya. Adapun cara yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan pendidikan adalah dengan menyusun struktur program organisasi kurikulum yaitu struktur vertikal dan struktur horizontal. Struktur horizontal berkaitan dengan bagaimana bahan/mata pelajaran diorganisasikan/disusun dalam pola-pola tertentu. Adapun struktur vertikal berkaitan dengan sistem pelaksanaan kurikulum di sekolah. Untuk lebih jelasnya akan di bahas di bawah ini. a. Struktur Horizontal Struktur horizontal dalam organisasi kurikulum adalah suatu bentuk penyusunan bahan pelajaran yang akan disampaikan kepada siswa. Hal ini berkaitan erat dengan tujuan pendidikan, isi pelajaran, dan strategi pembelajarannya. Dalam kaitannya dengan struktur horizontal ini terdapat tiga macam bentuk penyusunan kurikulum. Ketiganya ialah (1) correlated-curriculum, dan (3) integrated-curriculum. separate-subject-curriculum, (2)

Adapun yang harus diingat, bahwa pembedaan menjadi tiga macam bentuk tersebut lebih bersifat teoretis, karena pada kenyataannya tidak ada kurikulum yang secara mutlak dikembangkan dengan hanya salah satu bentuk saja dengan tanpa mengaitkannya dengan yang lain. 1) Konsep dasar separate subject curriculum Apa dan bagaimanakah separate-subject curriculum itu? Kurikulum ini menekankan penyajian bahan pelajaran dalam bentuk bidang studi atau mata pelajaran. Masingmasing mata pelajaran ditetapkan berdasarkan disiplin keilmuan. Isinya ialah pengetahuan yang telah tersusun secara logis dan sistematis dari masing-masing bidang keilmuan. Antarmata merupakan unsur yang terpisah-pisah. Tak ada pengaitan antarsatu mata pelajaran dengan mata pelajaran lain. Ppenetapan materi pelajaran Bahasa Indonesia, misalnya, dilakukan untuk mencapai empat keterampilan berbahasa saja (menyimak, berbicara, membaca, dan menulis). Mengenai apa yang disimak, yang dibicarakan, yang dibaca, dan yang ditulis bebas saja, bisa mengenai energi, masyarakat, dll., tanpa dikaitkan dengan isi mata pelajaran lain, yang terkait sekalipun (fisika dan sosiologi). Yang penting, apa yang tersajikan dalam mata pelajaran itu sistematis secara internal mata pelajaran itu sendiri. Jumlah mata pelajaran dan alokasi waktu yang diberikan bervariasi, sesuai dengan tingkat dan jenis sekolah.Tingkat-tingkat sekolah sebagaimana kita ketahui adalah SD/MI, SMP/MTs, dan SMA/MA. Sementara jenis sekolah biasanya menacu pada sekolah umum dan sekolah kejuruan. Masing-masing tingkat dan jenis sekolah memerlukan cakupan dan spesifikasi bahan pelajaran yang berbeda-beda. Bahan pelajaran itu selanjutnya dipilah-pilah berdasarkan satuan kelas dan semesternya. Dengan demikian, pengorganisasian separate-subject curriculum benar-benar disusun dengan

berorientasi pada mata pelajaran (subject centered). Pengorganisasian kurikulum ini

dilatarbelakangi

oleh

pandangan

ilmu

jiwa

asosiasi,

yang

mengharap-kan

terbangunnya kepribadian yang utuh berdasarkan potongan-potongan pengetahuan. Kurikulum bentuk terpisah ini sangat menekankan pada pembentukan intelektual dan kurang mengutamakan pembentukan kepribadian anak secara keseluruhan. Saudara, penyusunan separate-subject curriculum biasanya dilakukan tim pengembang yang telah ditunjuk di tingkat nasional. Tim ini menentukan seluruh pengalaman edukatif, luas bahan pelajaran (scope) yang harus disajikan dan dipelajari siswa, serta waktu penyajian bahan pelajaran. Hal lain yang penting dalam pengorganisasian kurikulum ialah pengurutan (sequence) bahan pelajaran. Pengurutan harus dilakukan sedemikian rupa sehingga benar-benar terjaga kesinambungan bahan. Harus dihindari keterulangan bahan pelajaran yang sudah pernah dipelajari siswa di kelas sebelumnya, dan keterlewatan bahan pelajaran. Sebelumnya telah disinggung bahwa penyusunan kurikulum jenis ini dilakukan oleh tim. Tim ini terdiri atas para tokoh dan ahli pendidikan serta para ahli dalam disiplin keilmuan tertentu. Mereka inilah yang menetapkan apakah yang diperlukan siswa kelak dalam kehidupannya di masyarakat. Jadi, dalam kurikulum ini memang sudah ditetapkan pengalaman-pengalaman apa saja yang akan ditempuh siswa dalam belajar. Oleh karena itu, biasanya bahan pelajaran dan bahkan buku pelajarannya, telah disiapkan sebelumnya. Saudara, terdapat sejumlah persoalan yang muncul sebagai akibat pengorgani-sasian kurikulum seperti itu. Pertama, karena dibangun oleh tim khusus, apalagi tingkat nasional, maka bisa dibayangkan adanya keseragaman yang terjadi. Untuk negara Indonesia yang begitu luas, dari Sabang hingga Merauke, menggunakan kurikulum yang sama. Padahal, daerah-daerah di wilayah Indonesia ini sangat berbeda kondisinya. Kedua, keberadaan buku pelajaran (paket) kerap menimbulkan salah penyikapan bahwa kurikulum itu buku pelajaran. Pada kasus ini terjadilah penyempitan substansi. Keadaan ini biasanya menimpa guru yang tidak profesional. Apa pun yang terjadi, yang diajarkan dan disajikan kepada para siswa hanya buku paket itu saja. Sebaliknya, bagi guru yang yang profesional, ia tidak akan mau diperhamba oleh satu buku (paket) saja. Dia tentu akan menambah referensi lain untuk memperkaya, memperdalam, dan menyesuaikan bahan pelajaran yang diajarkan selaras dengan kebutuhan siswa. 2) Correlated-Subject Curriculum Correlated subject curriculum dikembangkan dengan semangat menata/ mengelola keterhubungan antarberbagai mata pelajaran. Hal ini dilatarbelakangi oleh kenyataan kehidupan bahwa tak ada satu fenomena pun yang terlepas dari fenomena lainnya. Tidak mungkin kita membicarakan suatu mata pelajaran tanpa menyinggung sama sekali mata pelajaran yang lain. Untuk itulah diperlukan kurikulum yang dapat memberikan pengalaman belajar yang dapat menghubungkan satu pelajaran dengan

pelajaran lain. Kurikulum ini diharapkan dapat membangun keterpaduan pengetahuan dan pengalaman belajar yang diperolehnya. Adanya upaya menata keterhubungan antara berbagai mata pelajaran inilah yang kemudian melahirkan bentuk kurikulum yang dikenal dengan correlated subject. Akan tetapi ada hal yang harus Anda catat, bahwa dalam correlated subject ini tidak berarti kita memaksakan adanya hubungan antarsejumlah mata pelajaran. Kita harus tetap sadar dan mempertahankan adanya batas-batas yang ada. Integrated Curriculum Ciri pokok dari integrated curriculum ini adalah tiadanya batas atau sekat antarmata pelajaran. Semua mata pelajaran dilebur menjadi satu dalam bentuk unit. Oleh karena itu, kurikulum ini disebut juga sebagai kurikulum unit. Kalau dalam correlated subject curriculum masing-masing mata pelajaran masih menampakkan eksistensinya, maka dalam integrated curriculum ciri-ciri setiap mata pelajaran hilang sama sekali. Namun, jangan disalahpahami. Integrated curriculum tidak sekedar berupa keterpaduan bentuk yang melebur berbagai mata pelajaran, melainkan juga aspek tujuan yang akan dicapai dalam belajar. Melalui keterpaduan diharapkan dapat terbentuk pula keutuhan kepribadian anak didik yang sesuai dengan lingkungan masyarakatnya. Oleh karena itu, apa yang diajarkan di sekolah harus benar-benar disesuaikan dengan situasi, masalah, dan kebutuhan kehidupan di masyarakat. Sebagai ilustrasi, kita bisa mengangkat persoalan listrik dalam masyarakat. Persoalan listrik ini selanjutnya dibahas/dikupas dari berbagai perspektif secara komprehensif: dari segi lingkungan alam, ekonomi, sosial, mekanika, dsb. Di sini mata pelajaran dilebur menjadi satu kesatuan unit bahasan yang tidak terpisah-pisah sebagaimana halnya dalam separated subject curriculum maupun corelated subject curriculum. Yang ada hanya perspektif dari ilmu alam, ekonomi, dan sosial, dsb. Di dalam unit pembelajaran harus terdapat hubungan antarberbagai kegiatan belajar siswa, dalam perspektif berbagai mata pelajaran. Hal itu dapat dicapai jika tujuan pembelajaran mengarahkan siswa untuk dapat memecahkan persoalan dengan menggunakan metode berpikir limiah masalah, terdapat dua mengedepankan (method of intelegence). Adapun mengenai pemilihan pendapat yang saling bertentangan. dan Yang yang pertama kedua masyarakat (social-centered)

kebutuhan

mengedepankan minat dan kebutuhan anak didik (child-centered). Namun demikian, pada dasarnya masih bisa diambil jalan tengah, yaitu dengan memilih masalahmasalah yang sesuai dengan minat dan kebutuhan anak didik dengan tetap memperhatikan kebutuhan sosialnya.

3) -

Integrated Curriculum Segala hal yang dipelajari dalam unit bertalian erat satu sama lain. Bukan sekedar fakta-fakta terpisah, sehingga lebih fungsional bagi kehidupan anak. Sesuai dengan teori baru mengenai belajar yang mendasarkan pada pengalaman, kematangan, dan minat anak. Anak terlibat secara aktif, berbuat, serta belajar bertanggung jawab.

Memungkinkan hubungan yang lebih erat antara sekolah dan masyarakat, karena masyarakat dapat menjadi laboratorium kegiatan belajar.

b. Struktur Vertikal Struktur vertikal berhubungan dengan masalah sistem pelaksanaan kurikulum sekolah. Hal ini menyangkut: (1) apakah suatu kurikulum dijalankan dengan sistem kelas atau tanpa kelas? (2) apakah sistem unit waktu yang digunakan? serta (3) bagaimana pembagian waktu untuk masing-masing bidang studi dan pokok bahasan?

BAB III SIMPULAN DAN SARAN

A.

SIMPULAN Adapun yang dapat disimpulkan dari makalah ini adalah Organisasi kurikulum merupakan hal yang terpenting dalam mencapai tujuan pendidikan, oleh sebab itu pengorganisasian dalam kurikulum sangat diperlukan dan diharuskan untuk mencapai tujuan pendidikan yang diharapkan. Melalui organisasi kurikulum ini, guru dan pengelola pendidikan akan memiliki gambaran yang jelas tentang tujuan program pendidikan, bahan ajar, tata urut dan cakupan materi, penyajian materi, serta peran guru dan murid dalam rangkaian pembelajaran. Cara pengembang kurikulum mengorganisasikan kurikulum akan berkaitan pula dengan bentuk atau model kurikulum yang dianutnya. Adapun cara yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan pendidikan adalah dengan menyusun struktur program organisasi kurikulum yaitu struktur vertikal dan struktur horizontal. Struktur horizontal berkaitan dengan bagaimana bahan/mata pelajaran diorganisasikan/disusun dalam pola-pola tertentu. Adapun struktur vertikal berkaitan dengan sistem pelaksanaan kurikulum di sekolah.

B.

SARAN Adapu saran yang ingin disampaikan adalah :

1. Kepada para pendidik harus mampu mengorganisasikan kurikulum sehingga tujuan


pendidikan bisa dicapai;

2. Kepada para calon pendidik/guru semoga bisa mengambil pengalaman dari makalah ini
mengenai Organisasi Kurikulum dalam mencapai tujuan pendidikan.

DAFTAR PUSTAKA

Mulyasa, E. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya. Nasution. 1982. Asas-asas Kurikulum. Bandung: Jemmars. Nurgiyantoro, Burhan. 1988. Dasar-dasar Pengembangan Kurikulum Sekolah; Sebuah Pengantar Teoretis dan Pelaksanaan. Yogyakarta: BPFE. Sukmadinata, Nana Saodih. 2004. Pengembangan Kurikulum: Teori dan Praktek. Bandung: Remaja Rosdakarya.

You might also like