You are on page 1of 29

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Pemanfaatan pelayanan antenatal care oleh sejumlah Ibu hamil di Indonesia belum sepenuhnya sesuai dengan pedoman yang ditetapkan. Hal ini cenderung menyulitkan tenaga kesehatan dalam melakukan pembinaan pemeliharaan kesehatan Ibu ditangani. Kurangnya pemanfaatan antenatal care oleh Ibu hamil ini berhubungan dengan banyak faktor. Yaitu faktor-faktor predisposisi (predisposing factors) yang terwujud dalam pendidikan, jumlah anak, pendidikan suami, sikap, umur, pekerjaan, pendapatan, pengetahuan Ibu hamil dan sebagainya, faktor-faktor pemungkin/pendukung (enabling factors) yang terwujud dalam jarak fisik lokasi, biaya antenatal care, fasilitas pelayanan antenatal care, waktu tunggu dan sebagainya Selain itu terdapat pula faktor-faktor penguat (reinforcing factors) yang terwujud dalam perilaku petugas pelayanan antenatal care, sikap petugas pelayanan antenatal care dan sikap tokoh masyarakat. Dampak dari kurangnya pembinaan pemeliharaan kesehatan Ibu hamil akan menimbulkan kerugian tidak saja pada Ibu hamil itu sendiri tetapi juga berpengaruh buruk bagi anak yang akan dilahirkan kemudian. B. Metode Penulisan Metode yang digunakan dalam penulisan makalah ini adalah metode studi pustaka. Yaitu metode yang dilakukan dengan mengumpulkan dan mempelajari data dari pustaka yang berhubungan dengan topik makalah, baik berupa buku maupun informasi dari internet. hamil secara teratur dan menyeluruh, termasuk untuk segera deteksi dini terhadap faktor risiko kehamilan yang penting

BAB II PEMBAHASAN
A. Definisi Antenatal care adalah suatu program yang terencana berupa observasi, edukasi dan penanganan medik pada ibu hamil, untuk memperoleh suatu proses kehamilan dan persalinan yang aman dan memuaskan. Antenatal care ini juga disebut prenatal care. Antenatal care ini penting untuk menjamin proses alamiah kelahiran berjalan normal dan sehat, baik kepada ibu maupun bayi yang akan dilahirkan. Perawatan antenatal ini ditujukan kepada ibu hamil, yang bukan saja bila ibu sakit dan memerlukan perawatan, tetapi juga pengawasan dan penjagaan ibu hamil agar tidak terjadi kelainan sehingga mendapatkan anak yang sehat. Pemeriksaan antenatal care (ANC) adalah pemeriksaan kehamilan untuk mengoptimalkan kesehatan mental dan fisik ibu hamil. Sehingga mampu menghadapi persalinan, kala nifas, persiapan pemberiaan ASI dan kembalinya kesehatan reproduksi secara wajar. Kunjungan Antenatal Care (ANC) adalah kunjungan ibu hamil ke bidan tahu dokter sedini mungkin semenjak ia merasa dirinya hamil untuk mendapatkan pelayanan/asuhan antenatal. Pada stiap kunjungan antenatal (ANC), petugas mengumpulkan dan menganalisis data mengenai kondisi ibu melalui anamnesis dan pemeriksaan fisik untuk mendapatkan diagnosis kehamilan intrauterine, serta ada tidaknya masalah atau komplikasi. Pemeriksaan kehamilan (ANC) merupakan pemeriksaan ibu hamil baik fisik dan mental serta menyelamatkan ibu dan anak dalam kehamilan, persalinan dan masa nifas, sehingga keadaan mereka post partum sehat dan normal, tidak hanya fisik tetapi juga mental. Kunjungan ibu hamil atau ANC adalah pertemuan antara bidan dengan ibu hamil dangan kegiatan mempertukarkan informasi ibu dan bidan. Serta observasi selain pemeriksaan fisik, pemeriksaan umum dan kontak sosial untuk mengkaji kesehatan dan kesejahteraan umumnya.

Kunjungan Antental Care (ANC) adalah kontak ibu hamil dengan pemberi perawatan/asuhan dalam hal mengkaji kesehatan dan kesejahteraan bayi serta kesempatan untuk memperoleh informasi dan memberi informasi bagi ibu dan petugas kesehatan. B. Tujuan Antenatal Care Tujuan dari Antenatal Care adalah untuk memantau kemajuan kehamilan dan memastikan kesehatan ibu serta tumbuh kembang bayi tetap baik, juga untuk meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental dan sosial ibu. Disamping tujuan di atas, Tujuan dari ANC adalah sebagai berikut : 1. Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh kembang janin. 2. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, maternal dan sosial ibu dan bayi. 3. Mengenal secara dini adanya komplikasi yang mungkin terjadi selama hamil, termasuk riwayat penyakti secara umum, kebidanan dan pembedahan 4. Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat ibu maupun bayinya dengan trauma seminimal mungkin. 5. Mempesiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian ASI Eksklusif. 6. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar dapat tumbuh kembang secara normal. Menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu dan perinatal. Menurut Depkes RI(1994) tujuan ANC adalah untuk menjaga agar ibu hamil dapat melalui masa kehamilannya, persalinan dan nifas dengan baik dan selamat, serta menghasilkan bayi yang sehat. Menurut Rustam Muchtar (1998) adalah :Tujuan umum adalah menyiapkan seoptimal mungkin fisik dan mental ibu dan anak selama dalam kehamilan, persalinan, dan nifas, sehingga didapatkan ibu dan anak yang sehat. 3

Tujuan khusus adalah 1. Mengenali dan menangani penyulit-penyulit yang mungkin dijumpai dalam kehamilan,persalinan,dan nifas. 2. Mengenali dan mengobati penyulit-penyulit yang mungkin diderita sedini mungkin. 3. Menurunkan angka morbilitas ibu dan anak. 4. Memberikan nasihat-nasihat tentang cara hidup sehari-hari dan keluarga berencana, kehamilan, persalinan, nifas dan laktasi. Menurut Hanifa Wiknjosastro (1999) tujuan ANC adalah menyiapkan wanita hamil sebaik-baiknya fisik dan mental serta menyelamatkan ibu dan anak dalam kehamilan, persalinan, dan masa nifas, sehingga keadaan mereka pada post partum sehat dan normal, tidak hanya fisik tetapi juga mental. Sedangkan menurut Manuaba (1998) secara khusus pengawasan antenatal bertujuan untuk: 1. Mengenal dan menangani sedini mungkin penyulit yang terdapat saat kehamilan, persalinan, dan nifas. 2. Mengenal dan menangani penyakit yang menyertai hamil, persalinan, kala nifas. 3. Memberikan nasehat dan petunjuk yang berkaitan dengan kehamilan, persalinan, kala nifas, laktasi, dan aspek keluarga berencana. 4. Menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu dan perinatal C. Fase Kehamilan 1. Fase 0 4 Minggu Pada minggu-minggu awal ini, janin memiliki panjang tubuh kurang lebih 2 mm. Perkembangannya juga ditandai dengan munculnya cikal bakal otak, sumsum tulang belakang yang masih sederhana, dan tanda-tanda wajah yang akan terbentuk. 2. Fase 4 8 Minggu Ketika usia kehamilan mulai mencapai usia 6 minggu, jantung janin mulai berdetak, dan semua organ tubuh lainnya mulai terbentuk. Muncul tulang-tulang wajah, mata, jari kaki, dan tangan.

3. Fase 8 12 Minggu Saat memasuki minggu-minggu ini, organ-organ tubuh utama janin telah terbentuk. Kepalanya berukuran lebih besar daripada badannya, sehingga dapat menampung otak yang terus berkembang dengan pesat. Ia juga telah memiliki dagu, hidung, dan kelopak mata yang jelas. Di dalam rahim, janin mulai diliputi cairan ketuban dan dapat melakukan aktifitas seperti menendang dengan lembut. Organ-organ tubuh utama janin kini telah terbentuk. 4. Fase 12 16 Minggu Paru-paru janin mulai berkembang dan detak jantungnya dapat didengar melalui alat ultrasonografi (USG). Wajahnya mulai dapat membentuk ekspresi tertentu dan mulai tumbuh alis dan bulu mata. Kini ia dapat memutar kepalanya dan membuka mulut. Rambutnya mulai tumbuh kasar dan berwarna. 5. Fase 16 20 Minggu Ia mulai dapat bereaksi terhadap suara ibunya. Akar-akar gigi tetap telah muncul di belakang gigi susu. Tubuhnya ditutupi rambut halus yang disebut lanugo. Si kecil kini mulai lebih teratur dan terkoordinasi. Ia bisa mengisap jempol dan bereaksi terhadap suara ibunya. Ujung-ujung indera pengecap mulai berkembang dan bisa membedakan rasa manis dan pahit dan sidik jarinya mulai nampak. 6. Fase 20 24 Minggu Pada saat ini, ternyata besar tubuh si kecil sudah sebanding dengan badannya. Alat kelaminnya mulai terbentuk, cuping hidungnya terbuka, dan ia mulai melakukan gerakan pernapasan. Pusat-pusat tulangnya pun mulai mengeras. Selain itu, kini ia mulai memiliki waktu-waktu tertentu untuk tidur. 7. Fase 24 28 Minggu Di bawah kulit, lemak sudah mulai menumpuk, sedangkan di kulit kepalanya rambut mulai bertumbuhan, kelopak matanya membuka, dan otaknya mulai aktif. Ia dapat mendengar sekarang, baik suara dari dalam 5

maupun dari luar (lingkungan). Ia dapat mengenali suara ibunya dan detak jantungnya bertambah cepat jika ibunya berbicara. Atau boleh dikatakan bahwa pada saat ini merupakan masa-masa bagi sang janin mulai mempersiapkan diri menghadapi hari kelahirannya. 8. Fase 28 32 Minggu Walaupun gerakannya sudah mulai terbatas karena beratnya yang semakin bertambah, namun matanya sudah mulai bisa berkedip bila melihat cahaya melalui dinding perut ibunya. Kepalanya sudah mengarah ke bawah. Paru-parunya belum sempurna, namun jika saat ini ia terlahir ke dunia, si kecil kemungkinan besar telah dapat bertahan hidup. D. Pemeriksaan Kunjungan pertama ibu hamil adalah kesempatan bagi dokter untuk mengenali faktor risiko ibu dan janin. Bila dijumpai kelainan, baik pada pemeriksaan fisik maupun laboratorium, perlu diberi penatalaksanaan khusus. Selain itu ibu hamil juga harus diberitahu tentang kehamilannya, perencanaan tempat bersalin, juga perawatan bayi dan menyusui. Pemeriksaan yang dilakukan selama kunjungan ibu hamil adalah: 1. Anamnesis Dengan menanyakan kapan hari pertama haid terakhirnya, dapat diperkirakan waktu persalinan 2. Pemeriksaan umum Penilaian keadaan umum, kesadaran, komunikasi/kooperasi. Tanda vital ( tekanan darah, nadi, suhu, pernapasan), tinggi serta berat badan. Kemungkinan resiko tinggi pada ibu dengan tinggi < 145 cm, berat badan 75 kg. Batas hipertensi pada kehamilan yaitu 140/90 mmHg (nilai diastolik lebih bermakna untuk prediksi sirkulasi plasenta). a. Pemeriksaan head to toe Kepala : ada/tidaknya nyeri ( anaemic headace nyeri frontal, hypertensive). Mata : konjugtiva pucat/ tidak, sklera ikterik/tidak.

Mulut

THT

ada

tanda

radang/tidak,

lendir,

pendarahan gusi, gigi-geligi. Paru / jantung / abdomen inspeksi palpasi perkusi auskultasi umum. Ekstremitas diperiksa terhadap edema, pucat, sianosis, varises, simetri (kecurigaan polio, mungkin terdapat kelainan bentuk panggul). Jika ada luka terbuka atau fokus infeksi lain harus di masukan dalam masalah dah perncanaan tindakan. b. Status obstetricus / pemeriksaan khusus obstetrik Abdomen Inspeksi : membesar/tidak (pada kehamilan muda pembesaran abdomen mungkin belum nyata). Palpasi : tentukan tinggi fundus uteri (pada kehamilan muda dilakukan dengan palpasi bimanual dalam, dapat diperkirakan ukuran uterus - pada kehamilan lebih besar, tinggi fundus dapat diukur dengan pita ukuran sentimeter, jarak antara fundus uteri dengan tepi atas simfisis Pemeriksaan sistematika : o Leopold I Menentukan tinggi fundus dan meraba bagian janin yang di fundus dengan kedua telapak tangan. o Leopold II Kedua telapak tangan menekan uterus dari kiri-kanan, jari ke arah kepala pasien, mencari sisi bagian besar (biasanya punggung) janin, atau mungkin bagian keras bulat (kepala) janin. 7 palpasi os Leopold dilakukan pubis). dengan

Leopold terletak di bawah

III (di

Satu tangan meraba bagian janin apa yang atas simfisis) sementara tangan lainnya menahan fundus untuk fiksasi. o Leopold IV Kedua tangan menekan bagian bawah uterus dari kiri-kanan, jari ke arah kaki pasien, untuk konfirmasi bagian terbawah janin dan menentukan apakah bagian tersebut sudah masuk / melewati pintu atas panggul (biasanya dinyatakan dengan satuan x/5) Jika memungkinkan dalam palpasi diperkirakan juga taksiran berat janin (meskipun kemungkinan kesalahan juga masih cukup besar). Pada kehamilan aterm, perkiraan berat janin dapat menggunakan rumus cara Johnson-Tossec yaitu : tinggi fundus (cm) - (12/13/14)) x 155 gram. Auskultasi : dengan stetoskop kayu Laennec atau alat Doppler yang ditempelkan di daerah punggung janin, dihitung frekuensi pada 5 detik pertama, ketiga dan kelima, kemudian dijumlah dan dikalikan 4 untuk memperoleh frekuensi satu menit. Sebenarnya pemeriksaan auskultasi yang ideal adalah denyut jantung janin dihitung seluruhnya selama satu menit. Batas frekuensi denyut jantung janin normal adalah 120-160 denyut per menit. Takikardi menunjukkan adanya reaksi kompensasi terhadap beban / stress pada janin (fetal

stress), sementara bradikardi menunjukkan kegagalan kompensasi beban / stress pada janin (fetal distress/gawat janin). Genetalia externa Inspeksi luar : keadaan vulva / uretra, ada tidaknya tanda radang, luka / perdarahan, discharge, kelainan lainnya. Labia dipisahkan dengan dua jari pemeriksa untuk inspeksi lebih jelas. Inspeksi dalam menggunakan spekulum (inspeculo) : Labia dipisahkan dengan dua jari pemeriksa, alat spekulum Cusco (cocorbebek) dimasukkan ke vagina dengan bilah vertikal kemudian di dalam liang vagina diputar 90o sehingga horisontal, lalu dibuka. Deskripsi keadaan porsio serviks (permukaan, warna), keadaan ostium, ada/tidaknya darah/cairan/ discharge di forniks, dilihat keadaan dinding dalam vagina, ada/tidak tumor, tanda radang atau kelainan lainnya. Spekulum ditutup horisontal, diputar vertikal dan dikeluarkan dari vagina. Genetalia interna Palpasi : colok vaginal (vaginal touch) dengan dua jari sebelah tangan dan bimanual dengan tangan lain menekan fundus dari luar abdomen. Ditentukan konsistensi, tebal, arah dan ada/tidaknya pembukaan serviks. Diperiksa ada/tidak kelainan uterus dan adneksa yang dapat ditemukan. Ditentukan bagian terbawah Pada pemeriksaan di atas 34-36 minggu dilakukan perhitungan pelvimetri klinik untuk memperkirakan ada/tidaknya disproporsi fetopelvik/sefalopelvik. Kontra indikasi relatif colok vaginal adalah : o perdarahan per vaginam pada kehamilan trimester ketiga, karena kemungkinan adanya plasenta previa, dapat menjadi pencetus perdarahan yang lebih berat (hanya boleh dilakukan di meja operasi, dilakukan dengan cara perabaan fornices dengan sangat hati-hati) o ketuban pecah dini - dapat menjadi predisposisi penjalaran infeksi (korioamnionitis). 9

Pemeriksaan dalam (vaginal touch) seringkali tidak dilakukan pada kunjungan antenatal pertama, kecuali ada indikasi.Umumnya pemeriksaan dalam yang sungguh bermakna untuk kepentingan obstetrik (persalinan) adalah pemeriksaan pada usia kehamilan di atas 34-36 minggu, untuk memperkirakan ukuran, letak, presentasi janin, penilaian serviks uteri dan keadaan jalan lahir, serta pelvimetri klinik untuk penilaian kemungkinan persalinan normal pervaginam. Alasan lainnya, pada usia kehamilan kurang dari 36 minggu, elastisitas jaringan lunak sekitar jalan lahir masih minimal, akan sulit dan sakit untuk eksplorasi. c. Pemeriksaan rektal (rektal touch) : dilakukan atas indikasi.

Pemeriksaan obstetri Pemeriksaan laboratorium

Selain itu ada pemeriksaan yang dilakukan berdasarkan umur kehamilan, yaitu sebagai berikut: 1. Kehamilan 12 minggu Periksa suara janin dengan doppler 2. 14 sampai 16 minggu a. Beri penilaian terhadap pertumbuhan b. Periksa uji genetika sesuai kebutuhan - Amniosentesis - Alfa-fetoprotein serum ibu c. Perhatikan ulang hasil laboratorium prenatal 3. 20 minggu a. Auskultasi dengan stetoskop b. Nilai ulang usia kehamilan jika tanggal klinik belum jelas c. Pertimbangkan USG 4. 24 minggu a. Mulai memberi pendidikan pada ibu 5. 28 minggu a. Berikan immunoglobulin Rh bila ada indikasi b. Lakukan pemeriksaan diabetes gestasional

c. Penilaian risiko menurut indikasi 6. 30 sampai 40 minggu a. Observasi untuk komplikasi b. Lakukan pengamatan janin menurut indikasi 7. 41 minggu a. Perencanaan kehamilan lewat waktu

E. STANDAR PELAYANAN KEBIDANAN (7 T) Adapun Standar Pelayanan Kebidanan (7 T) adalah sebagai berikut: 1. Timbang berat badan 2. Ukur Tekanan darah 3. Ukur Tinggi fundus uteri 4. Pemberian imunisasi TT lengkap 5. Pemberian Tablet zat besi,minimal 90 tablet selam masa kehamilan dan bisa diberiakan pada masa nifas 30 tablet 6. Tes penyakit menular seks (PMS 7. Temu wicara F. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEHAMILAN Ada tiga faktor yang mempengaruhi kehamilan, yaitu faktor fisik, faktor psikologis dan faktor sosial budaya dan ekonomi. Faktor fisik seorang ibu hamil dipengaruhi oleh status kesehatan dan status gizi ibu tersebut. Status kesehatan dapat diketahui dengan memeriksakan diri dan kehamilannya ke pelayanan kesehatan terdekat, puskesmas, rumah bersalin, atau poliklinik kebidanan. Adapun tujuan dari pemeriksaan kehamilan yang disebut dengan Ante Natal Care (ANC) tersebut adalah : 1. Memantau kemajuan kehamilan. Dengan demikian kesehatan ibu dan janin pun dapat dipastikan keadaannya. 2. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik dan mental ibu, karena 11

dalam melakukan pemeriksaan kehamilan, petugas kesehatan (bidan atau dokter) akan selalu memberikan saran dan informasi yang sangat berguna bagi ibu dan janinnya 3. Mengenali secara dini adanya ketidaknormalan atau komplikasi yang mungkin terjadi selama kehamilan dengan melakukan pemeriksaan pada ibu hamil dan janinnya 4. Mempersiapkan ibu agar dapat melahirkan dengan selamat. Dengan mengenali kelainan secara dini, memberikan informasi yang tepat tentang kehamilan dan persalinan pada ibu hamil, maka persalinan diharapkan dapat berjalan dengan lancar, seperti yang diharapkan semua pihak 5. Mempersiapkan agar masa nifas berjalan normal. Jika kehamilan dan persalinan dapat berjalan dengan lancar, maka diharapkan masa nifas pun dapar berjalan dengan lancar 6. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima bayi. Bahwa salah satu faktor kesiapan dalam menerima bayi adalah jika ibu dalam keadaan sehat setelah melahirkan tanpa kekurangan suatu apa pun Karena manfaat memeriksakan kehamilan sangat besar, maka dianjurkan kepada ibu hamil untuk memeriksakan kehamilannya secara rutin di tempat pelayanan kesehatan terdekat. Selain itu status gizi ibu hamil juga merupakan hal yang sangat berpengaruh selama masa kehamilan. Kekurangan gizi tentu saja akan menyebabkan akibat yang buruk bagi si ibu dan janinnya. Ibu dapat menderita anemia, sehingga suplai darah yang mengantarkan oksigen dan makanan pada janinnya akan terhambat, sehingga janin akan mengalami gangguan pertumbuhan dan perkembangan. Di lain pihak kelebihan gizi pun ternyata dapat berdampak yang tidak baik juga terhadap ibu dan janin. Janin akan tumbuh besar melebihi berat normal, sehingga ibu akan kesulitan saat proses persalinan. Yang harus diperhatikan adalah ibu hamil harus banyak mengkonsumsi makanan kaya serat, protein (tidak harus selalu protein hewani seperti daging atau ikan, protein nabati seperti tahu, tempe sangat baik untuk dikonsumsi) banyak minum air putih dan mengurangi garam atau makanan yang terlalu asin.

Faktor Psikologis yang turut mempengaruhi kehamilan biasanya terdiri dari : Stressor. Stress yang terjadi pada ibu hamil dapat mempengaruhi kesehatan ibu dan janin. Janin dapat mengalami keterhambatan perkembangan atau gangguan emosi saat lahir nanti jika stress pada ibu tidak tertangani dengan baik. Dukungan keluarga juga merupakan andil yang besar dalam menentukan status kesehatan ibu. Jika seluruh keluarga mengharapkan kehamilan, mendukung bahkan memperlihatkan dukungannya dalam berbagai hal, maka ibu hamil akan merasa lebih percaya diri, lebih bahagia dan siap dalam menjalani kehamilan, persalinan dan masa nifas. Yang terakhir adalah Faktor lingkungan sosial, budaya dan ekonomi. Faktor ini mempengaruhi kehamilan dari segi gaya hidup, adat istiadat, fasilitas kesehatan dan tentu saja ekonomi. Gaya hidup sehat adalah gaya hidup yang digunakan ibu hamil. Seorang ibu hamil sebaiknya tidak merokok, bahkan kalau perlu selalu menghindari asap rokok, kapan dan dimana pun ia berada. Perilaku makan juga harus diperhatikan, terutama yang berhubungan dengan adat istiadat. Jika ada makanan yang dipantang adat padahal baik untuk gizi ibu hamil, maka sebaiknya tetap dikonsumsi. Demikian juga sebaliknya. Yang tak kalah penting adalah personal hygiene. Ibu hamil harus selalu menjaga kebersihan dirinya, mengganti pakaian dalamnya setiap kali terasa lembab, menggunakan bra yang menunjang payudara, dan pakaian yang menyerap keringat. Ekonomi juga selalu menjadi faktor penentu dalam proses kehamilan yang sehat. Keluarga dengan ekonomi yang cukup dapat memeriksakan kehamilannya secara rutin, merencanakan persalinan di tenaga kesehatan dan melakukan persiapan lainnya dengan baik. Namun dengan adanya perencanaan yang baik sejak awal, membuat tabungan bersalin, maka kehamilan dan proses persalinan dapat berjalan dengan baik. Yang patut diperhatikan adalah bahwa kehamilan bukanlah suatu keadaan patologis yang berbahaya. Kehamilan merupakan proses fisiologis yang akan dialami oleh wanita usia subur yang telah berhubungan seksual. 13

Dengan demikian kehamilan harus disambut dan dipersiapkan sedemikian rupa agar dapat dilalui dengan aman. G. PERUBAHAN FISIOLOGI PADA IBU HAMIL 1. Trimester I (Minggu 1-15) berat badan naik tiap minggu 0,5 kg a. b. c. d. 2. Trimester a. b. c. d. f. g. Varices pada tugkai,nyeri sampai vulva dan hemoroid 3. Trimester III berat badan naik tiap 1 kg gram selama 3-4 minggu a. b. c. d. e. f. g. Edema kaki sampai tungkai H. SEMBILAN TANDA BAHAYA KEHAMILAN 1. 2. 3. 4. Sakit kepala yang pada Mual menetap wajah ditakutkan dan hipertensi. tungkai kabur muntah Oedemo Rasa Rasa tidak nyaman Kontraksi Kram kwatir dan tertekan Braxton dan pada Sesak nafas Insomnia lemas perineum his betis Tai II lalat Kedua Perubahaan Sering payudara: kencing Rasa Mual (Minggu 16-27)berat rasa dan nyeri,lembek tidak letih,lesu,dan dan badan dan tangan tiap minggu dan bias rasa geli. lemah muntah 1 kg ditunda.

e. Hidung tersumbat dan kadang-kadang terjadi mimisan keputihan Pigmentasi bertambah,jerawat bertambah telapak Sering kulit berminyak lengan memerah pingsang Sembelit

dileher,dada,wajah,dan

e. Perubahan kiulit pada abdomen: linia nigra dan stria gravidarum

Penglihatan

5. 6. 7. 8. 9. Kejang I. Keluarnya

Pergerakan Nyeri darah perut atau

janin yang cairan dari

berkurang hebat jalan lahir Demam

ASUHAN KEBIDANAN Proses keperawatan adalah kegiatan yang berurutan dan dilakukan secara sistematis untuk menentukan masalah klien, membuat perencanaan untuk mengatasinya, pelaksanaan dan evaluasi keberhasilan secara efektif, terhadap masalah yang diatasinya. 1. Pengkajian Pengkajian merupakan suatu pendekatan yang sistematis untuk mengumpulkan data dan menganalisa data sehingga dapat diketahui masalah keperawatan yang ada pada klien. a. Identitas Identitas klien : nama, umur, agama, suku / bangsa, pendidikan, pekerjaan, diagnosa medis, nomor medrec, tanggal masuk RS, tanggal pengkajian, status marital, diagnosa medis, alamat. Identitas suami : nama, umur, suku / bangsa, pekerjaan, pendidikan, agama, hubungan dengan klien dan alamat. b. Riwayat Kesehatan 1) Latar Belakang Kunjungan Merupakan alasan klien datang ke poliklinik 2) Riwayat Kesehatan yang Lalu Dikaji tentang penyakit yang pernah klien alami pada masa anak-anak, apakah klien mempunyai riwayat alergi, mendapatkan kecelakaan, pernah dirawat / dioperasi, pernah dilakukan tindakan persalinan seperti sectio caecarea, dll. Kebiasaan merokok, minum kopi, alkohol dan obat-obatan. 3) Riwayat Kesehatan Sekarang 15

Pada saat dikaji klien sedang hamil berapa bulan 4) Riwayat Menstruasi Menarche, melalui siklus haid, lamanya, banyaknya, masalah, HPHT, dan taksiran persalinan. 5) Riwayat Kontrasepsi Dikaji jenis kontrasepsi yang digunakan dan adakah masalah yang timbul pada saat penggunaan kontrasepsi tersebut, serta alasan klien berhenti menggunakan kontrasepsi. 6) Riwayat Pengobatan/Rokok/Alkohol Selama Kehamilan Dikaji obat yang pernah digunakan atau sedang digunakan, cara pemberian, tujuan pemberian, apakah ada ketergantungan rokok atau alkohol, jenis imunisasi yang pernah didapat dan waktunya kapan. 7) Riwayat Obstetrik Dikaji tahun berapa klien melahirkan, dimana, penolongnya, adakah komplikasi, keadaan anak sekarang, jenis kelamin, dan jenis kelahirannya. 8) Riwayat Kehamilan Sekarang Dikaji kapan klien merasa hamil, lalu periksa dimana. Kaji juga adakah masalah yang timbul dan cara mengatasinya, seperti : mual, muntah, gangguan BAK, sakit ulu hati, perdarahan, gangguan istirahat tidur, kram pada kaki, pusing, sakit kepala, nyeri pada abdomen, lelah, obstipasi, sakit pinggang, dll. c. Pola Aktivitas Sehari-hari Kaji aktivitas sehari hari klien, seperti : istirahat tidur (lamanya, ada gangguan/tidak, bentuk gangguan, istirahat di siang hari) biasanya pada kehamilan trimester ketiga klien menglami insomnia (hamil minggu terakhir, karena adanya gerakan janin, otot kram, sering kencing, nafas pendek, atau ketidaknyamanan yang lain) , personal hygiene (cara mandi, frekuensi mandi, kebersihan pakaian), aktivitas (gangguan pergerakan/tidak, jenis gangguan, cara mengatasinya, kegiatan seharihari yang dilakukan klien), makan dan minum (perubahan pola/tidak,

jenis perubahan, makanan/minuman yang disukai, makanan pantangan, diet khusus, kesulitan dalam melaksanakan diet), eliminasi (perubahan pola/tidak, jenis perubahan, cara mengatasi masalah) biasanya pada kehamilan trimester ketiga klien mengalami sering kencing (karena berkurangnya kapasitas blass karena pembesaran uterus dan bagian presentasi janin), seksual (perubahan pola/tidak, alasannya, cara mengatasi). d. Pemeriksaan fisik 1)Kaji tanda-tanda vital klien ( kesadaran, tekanan darah, respirasi, nadi, suhu) 2)Kaji berat badan dan tinggi badan klien sebelum dan setelah hamil 3)Kulit : warna kulit, kekenyalan, turgor kulit, dan adakah hiperpigmentasi (pada ibu hamil biasanya terjadi hiperpigmentasi pada wajah yang disebut cloasma gravidarum).

4)Rambut : warna, distribusi rambut

5)Kepala : keseimbangan ukuran kepala dengan badan (seimbang/tidak), dan pergerakan kepala (terkoordinasi atau tidak). 6)Mata : kaji warna konjungtiva, sklera, dan palpebra 7)Hidung : kaji selaput mukosa, adakah sumbatan, dll 17

8)Gigi dan mulut : kaji kebersihan gigi, adakah karies atau tidak, jumlah gigi

9)Leher : kaji adakah pembengkakan kelenjar tiroid, kelenjar getah bening. Adanya peningkatan vena jugularis 10)Dada : kaji bentuk dada 11)Payudara : kaji bentuk, konsistensi, kesimetrisan, adakah pembesaran, hiperpigmentasi areola dan puting, penonjolan puting susu, pengeluaran kolostrum, pelebaran pada vena, dan kebersihan payudara.

12)Abdomen : kaji adanya pembesaran, bentuknya, adakah line nigra, striae gravidarum, jaringan parut. Dan lakukan palpasi (Leopold), tinggi fundus uteri. Auskultasi bunyi jantung anak (frekuensi, regularity, adakah pergerakan anak). 13)Ekstremitas : kaji bentuk dan ukuran kaki dan tangan, warna kuku kaki dan tangan, adakah edema, varises, reflek patella. 14)Vulva : kaji adakah edema, varises, perlukaan, pengeluaran cairan, dll.

15)Rektum : kaji adakah hemoroid 16)Perineum : kaji elastisitas, adakah bekas perlukaan 17)Pemeriksaan khusus : laboratorium e. Data Psikososial 1)Status perkawinan Kaji status maritalnya, pernikahan ke berapa, usia pertama kali menikah, dan lamanya pernikahan. 2)Respon klien terhadap kehamilan Kaji bagaimana respon klien terhadap kehamilannya yang dialaminya. 3)Hubungan sosial dengan suami Kaji reaksi dan persepsi terhadap kehamilan, jenis kelamin yang diinginkan, bantuan pelayanan yang diharapkan, orang yang penting bagi klien, rencana tempat melahirkan, rencana mengikuti kelompok senam hamil, rencana menyusui sendiri 4)Kebutuhan pendidikan kesehatan Kaji tentang pengetahuan klien terhadap perubahan fisik yang dialaminya, kebutuhan informasi, nutrisi dalam kehamilan, personal hygiene, perawatan bayi, latihan dan aktivitas, kegiatan seksual, keluhan ringan dan cara mengatasinya, keluarga berencana, jadwal pemeriksaan, respon psikologis. 2. Analisa Data Analisa data merupakan proses berfikir yang meliputi kegiatan pengelompokkan data dan menginterpretasikan kelompok data tersebut. Kemudian dibandingkan dengan standar normal sehingga dapat menentukan 19

masalah. Dalam menganalisa data harus divalidasi kembali setelah itu dikelompokkan ke dalam data subjektif dan objektif, kemudian diidentifikasi pada masalah dan penyebab. Diagnosa Keperawatan yang mungkin akan muncul adalah sebagai berikut: a) Ketidaknyaman berhubungan dengan perubahan fisik, pengaruh hormonal b) Kurang pengetahuan (kebutuhan belajar) mengenai persiapan untuk persalinan/kelahiran, perawatan bayi berhubungan dengan kurangnya pengalaman, kesalahan menerima informasi c) Risiko tinggi harga diri rendah berhubungan dengan ketidakmampuan menyelesaikan tugas pada kehamilan/kelahiran anak d) Perubahan eliminasi : BAK berhubungan dengan pembesaran uterus, peningkatan tekanan abdomen, fluktuasi aliran darah ginjal dan laju filtrasi glomerulus e) Perubahan pola seksualitas berhubungan dengan perubahan hasrat seksual, ketidaknyamanan (sesak nafas, kelelahan, pembesaran abdomen), salah pengertian/merasa takut f) Gangguan pola tidur berhubungan dengan perubahan pola aktivitas aktivitas, stres psikologis, ketidaknyamanan g) Risiko tinggi terhadap koping individu/keluarga tidak efektif krisis situasi/maturasi, kerentanan pribadi, berhubungan dengan

persepsi tidak realistis, metoda koping yang tidak efektif, sistem pendukung yang tidak ada/tidak adekuat h) Nyeri kaki berhubungan dengan adanya edema dan tekanan pada pembuluh darah serta penurunan impuls saraf pada ektremitas bawah karena pembesaran uterus i) Kecemasan berhubungan dengan kurangnya pengetahuan klien mengenai tanda-tanda persalinan. 3. Perencanaan Perencanaan adalah merupakan suatu proses kegiatan merencanakan

asuhan keperawatan untuk membantu memenuhi kebutuhan kesehatan klien dan mengatasi masalah keperawatan. Pada perencanaan mengandung unsur promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif dengan melibatkan klien dan keluarga. Selain itu dalam merencanakan suatu tindakan harus berorientasi pada tujuan dan sesuai dengan etiologi. 4. Implementasi Implementasi atau pelaksanaan merupakan perwujudan dari rencana yang sudah dibuat sendiri dengan masing-masing diagnosa keperawatan, yang sesuai dengan sarana dan prasarana yang ada. Perawat menerapkan keterampilan, sikap, dan pengetahuannya sesuai dengan ilmu pengetahuan. Pelaksanaan dilaksanakan sesuai dengan masalah yang muncul, dapat bersifat dependen maupun kolaboratif. Adapun pelaksanaan harus memperhatikan : a)Sesuai dengan tindakan yang dilaksanakan. b)Sesuai dengan prioritas tindakan. c)Pencatatan ditulis dengan jelas, ringkas, istilah baik dan benar serta dengan menggunakan kata kerja. d)Mencantumkan paraf/nama jelas dan waktu pelaksanaan tindakan. 5. Evaluasi Tahap Evaluasi atau tahap penilaian adalah perbandingan yang sistematis dan terencana tentang kesehatan pasien dengan tujuan yang telah ditetapkan. Dilakukan dengan cara berkesinambungan dengan melibatkan pasien dan tenaga kesehatan lainnya. Evaluasi dikategorikan sebagai formatif dan sumatif. Evaluasi formatif terjadi secara periodik selama pemberian perawatan; sedangkan evaluasi sumatif terjadi pada akhir aktivitas, seperti : di akhir penerimaan, pemulangan atau pemindahan ke tempat lain, atau di akhir kerangka waktu tertentu, seperti di akhir sesi penyuluhan.

21

BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Antenatal care berperanan sangat penting bagi keselamatan ibu dan janin, meminimalkan resiko-resiko kehamilan, dan menekan angka kematian pasca persalinan. B. Saran hendaknya pelayanan keperawatan antenatal harus berjalan sesuai dengan standard minimal agar ibu hamil memperoleh proses persalinan yang aman dan memuaskan. 1. Diharapkan kepada para Bidan untuk dapat meningkatkan pelayanan dan penyuluhan tentang kesehatan 2. Bagi Ibu-ibu hamil diharapkan untuk memeriksa kehamilannya dan apabila mendapat tanda tanda bahaya segera mencari pertolongan 3. Diharapkan kepada Mahasiswa untuk meningkatkan pengetahuannya

DAFTAR PUSTAKA
Effendy, Nasrul, 1998. Dasar-Dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat. Jakarta: EGC Doenges Marilynn, dkk.1999. Rencana Asuhan Keperawatan:Pedoman untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. Jakarta:EGC http://wwwblogkesehatan.blogspot.com/2011/04/makalah-antenatal-care-disusunoleh.html http://www.scribd.com/doc/57185784/Kumpulan-Askep-Askeb-ANC Kontjoro, T.,2005. Pengembangan Manajemen Kinerja Perawat dan Bidan Sebagai Strategi Dalam Peningkatan Mutu Klinis, Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan Vol.08/No3. Mochtar, Rustam. Sinopsis Obstetri, Obstetri Fisiologi, Obstetri Patologi/Rustam Mochtar; Editor, Defli Lutan, Ed 2 Jakarta : EGC, 1998. Agung. Konsep Personal Hygiene. Juni 2009. htpp:// keperawatan agung. Blogspot.com/. Cunningham, dkk., 1995. Obstetri William. Penerbit Buku Kedokteran EGC.Depkes RI, 1997. Perawatan III Perawatan Kebidanan yang Berorientasi pada Keluarga. FKPP SPK Se-Jawa Barat, Bandung ........................, 2002, Pedoman Penggunaan Unijeck Hepatitis B Direktorat Jenderal Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan, Jakarta. ......................, 2003, Asuhan Antenatal, Pusdiknakes WHO JHPIEGO. Jakarta ......................, 2004, Buku Acuan Asuhan Persalinan Normal, Jakarta. Wiknjosastro, Hanifa, Prof. Dr, Ilmu Kebidanan, Edisi Ketiga Cetakan Kedua, Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta, 1992. Sintowati, Retno, Jurnal pendidikan kesehatan mengatasi keluhan hamil Pada ibuibu hamil di asrama group ii kopassus Kartasura, Program Studi Keperawatan Fakultas Ilmu Kedokteran niversitas Muhammadiyah Surakarta Jurnal Bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada RSUP DR. Sardjito, Yogyakarta 23

Website Info Diagnosa Kehamilan http://www.kuskus.us Website Info Ibu Hamil : http://www.infoibu.com Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar Tetap dalam Bidang Ilmu Kebidanan dan penyakit Kandungan Fakultas Kedokteran USU, 29 April 2006 oleh T.M. Hanafiah. Majalah Cermin Kedokteran. Kebidanan dan Penyakit Kandungan. Tahun 2003. Azwar, Azrul. 1994. Program Menjaga Mutu Pelayanan Kesehatan. Ikatan Dokter Indonesia: Jakarta. Manuaba, Ida Bagus Gede. Ilmu kebidanan, penyakit kandungan dan keluarga berencana. Jakarta: EGC, 1998. Franklin C M, Darovic G O, Dan B B. Monitoring the Patient in Shock. Dalam buku: Darovic G O, ed, Hemodynamic Monitoring: Invasive and Noninvasive Clinical Application. USA : EB. Saunders Co. 1995 ; 441 - 499. Prawirohardjo, S. 2002. buku acuan nasional pelayanan kesehatan maternal dan neonatal, Jakarta: Bina Pustaka FKUI Mochtar, R, 1998. sinopsis obstetric, jilid I. Jakarta: EGC

MAKALAH ANTENATAL CARE (ANC)

DI SUSUN OLEH :

MITA WIDYA SARI 09.2.0.1.140

TINGKAT III.D

Dosen Pembimbing: Debby Yanthina, SST

25

PROGRAM STUDI D-III KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes) PAYUNG NEGERI PEKANBARU 2012
KATA PENGANTAR Puji syukur yang sedalam-dalamnya atas limpahan Karunia Allah SWT yang telah melimpahkan nikmat dan karunia-Nya yang patut disyukuri atas selesainya makalah ini. Shalawat serta salam tak lupa penulis sampaikan kepada nabi Muhammad SAW, nabi pembawa risalah kebenaran dan ilmu pengetahuan. Dalam makalah ini kami membahas tentang Antenatal Care (ANC) dan ucapan terima kasih kami sampaikan kepada dosen pembimbing, dan Kepada semua pihak yang telah membantu kami untuk menyelesaikan makalah ini. Kami menyadari makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan. Akhirnya penulis berharap makalah yang kami susun ini dapat menambah khasanah pengetahuan kami.

Pekanbaru, Juli 2012

Penulis

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ........................................................................................................................................ i DAFTAR ISI ........................................................................................................................................ ii BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................................................................ 1 A. Latar Belakang ............................................................................................................................... 1 B. Metode Penulisan ............................................................................................................................... 1 BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................................................................ 2 A. Definisi ............................................................................................................................... 2 B. Tujuan Antenatal Care ............................................................................................................................... 3 C. Fase Kehamilan 27

............................................................................................................................... 4 D. Pemeriksaan ............................................................................................................................... 6 E. Standar Pelayanan Kebidanan (7T) ............................................................................................................................... 11 F. Faktor yang Mempengaruhi Kehamilan ............................................................................................................................... 11 G. Perubahan Fisiologi Pada Ibu Hamil ............................................................................................................................... 13 H. Sembilan Tanda Bahaya Kehamilan ............................................................................................................................... 14 I. Asuhan Kebidanan ............................................................................................................................... 15 BAB III PENUTUP ........................................................................................................................................ 23 A. Kesimpulan ............................................................................................................................... 23 B. Saran ............................................................................................................................... 23 DAFTAR PUSTAKA

ii

29

You might also like