You are on page 1of 10

BAB 2 STRUKTUR INTERNAL BUMI DAN TEKTONIK LEMPENG

2.1. Struktur Internal Bumi Pembagian lapisan struktur internal bumi dapat berdasarkan sifat kimia (atau komposisinya) ataupun berdasarkan sifat fisiknya (Gambar 2.1). 2.1.1. Pembagian Lapisan bumi berdasar komposisi kimia Kerak Benua (Continental Crust), 0,374% masa bumi, pada kedalaman 0-75 Km. Mengandung 0,554% masa Mantel-kerak, merupakan bagian paling luar dari bumi yang tersusun oleh berbagai batuan. Merupakan lapisan dengan densitas rendah (2,7 g/cm3) yang didominasi mineral-mineral kuarsa (SiO2) dan feldspar, membentuk batuan berkomposisi granitik. Kerak Samodera

(Oceanic Crust), 0,099% masa bumi, dengan

kedalaman 0-10 km. Lapisan ini mengandung 0,147% masa mantel-kerak. Mayoritas kerak ini terbentuk karena aktifitas magmatisme-volkanisme pada zona pemekaran. Sistem Punggungan Tengah Samodera, sebagai jaringan gunungapi sepanjang 40.000 km, menghasilkan kerak samodera baru dengan kecepatan 17 Km3 /tahun, menutup lantai samodera membentuk batuan berkomposisi basaltik (densitas 3,0g/cm3). Mantel Atas (Upper Mantle), 10,3% masa bumi, kedalaman 10-400 km, mmengandung 15,3% masa mantel-kerak. Berdasarkan observasi fragmen yang berasal dari erupsi ngunungapi atau jalur pegunungan yang tererosi, mineral utama pada mantel atas adalah Olivin (Mg,Fe)2SiO4 dan Piroksen (Mg,Fe)SiO3, membentuk batuan ultra mafik (Peridotit).

Zona Transisi Mantel Bawah-Mantel Atas, 7,5% masa bumi, kedalaman


400-650 km. Zona transisi atau Mantel Tengah atau secara fisik dikenal sebagai Mesosfer mengandung 11,1% masa mantel-kerak, merupakan sumber magma basaltic. Juga mengandung kalsium (ca), Aluminium (Al), dan garnet, merupakan kompleks silikat mengandung Aluminium. Lapisan ini relative mempunyai densitas tinggi jika dingan, disebabkan kandungan granetnya. Tetapi akan mudah mengapung atau ringan jika panas, karena

23

mineral yang lebur akan membentuk basalt, menerobos naik melewati mantel atas membentuk magma.

Gambar 2.1 Penampang interior bumi

Mantel Bawah (Lower Mantle), 49.2% masa bumi, kedalaman 650-2.890 km, 72,9% disusun oleh masa mantel-kerak dengan komposisi terdiri dari silicon (Si), magnesium (Mg), dan oksigen (O). Sebagian kemungkinan disusun oleh besi (Fe), kalsium (ca), dan aluminium (Al). Para ahli membuat deduksi ini berdasarkan asumsi bahwa proporsi dan jenis unsus pada bumi relative sama dengan meteorit primitive. Inti Bumi, 32,5% masa bumi, kedalaman 2.890-6370 km. Lapisan ini didominasi oleh besi (Fe), juga mengandung sekitar 10% sulfur (S) dan atau

24

oksigen (O). Sulfur dan Oksigen menyebabkan lapisan ini densitasnya sedikit lebih ringan dari leburan besi murni

Komposisi Kerak Bumi Seperti di sebutkan di atas,kerak bumi dibedakan menjadi kerak samudera yang berkomposisi basaltic dan kerak benua yang berkomposisi granitic. Disamping adanya perbedaan komposisi batuan, kedua tipe kerak tersebut juga mempunyai perbedan kadar unsur-unsur yang yang terdapat di dalamnya, walupun demikian terdapat beberapa unsure yang mempunyai proporsi relative sama pada kedua kerak tersebut.
Tabel 2.1 Daftar kadsar beberapa logam penting di kerak bumi Logam Au/Emas Ag/Perak Fe/Besi Cu/Tembaga Pb/Timbal Zn/Seng Ni/Nikel Cr/Krom Mn/Mangan Al/Aluminium Sn/Timah Hg/ Raksa Mo/Molibdenum W/wolfram Pt/Platina Si/Silikon O/Oksigen Granit (kerak benua) 0.000 000 4 0.000 0055 1.37 0.0013 0.0048 0.0045 0.0001 0.002 0.0195 7.43 0.00035 0.000 01 0.000 65 0.000 04 0.000 00019 33.96 48.5 Diabas (kerak samodera) 0.000 000 4 0.000 008 7.76 0.0110 0.00078 0.0086 0.0076 0.0114 0.128 7.94 0.00032 0.000 02 0.000 057 0.000 05 0.000 00012 24.6 44.9 Kadar Dlm Kerak(%) 0.000 000 4 0.000 007 5 0.005 0.0013 0.007 0.0075 0.01 0.09 8.13 0.000 2 0.000 008 0.000 15 0.000 15 0.000 001 27.7 46.6 Mining Grade(%) 0.000 1 0.008 25-55 1 4-20 4-10 1.5-2,5 30 35 30 0.5-2 0,2-8 0,01-0,6 0,3-6 WO3 0,0003-0,0015

2.1.2. Pembagian Lapisan Bumi Secara Fisik Pembagian lapisan bumi berdasarkan komposisi merupakan satu-satunya pembagian sebelum berkembangnya teori Tektonik Lempeng (Plate Tectonics), sebuah ide yang menyatakan bahwa permukaan bumi disusun oleh lempenglempeng yang bergerak. Sekitar tahun 1970-an para ahli geologi menyadari bahwa lempeng-lempeng tersebut lebih tebal dari pada kerak, dan kemudian diketahui

25

bahwa lempeng lempeng tersebut terdiri dari kerak dan bagian paling atas dari mantel, membentuk lapisan yang kaku dan keras yang dikenal sebagai litosfer

(lithosphere), mempunyai ketebalan antara 10-200 Km.


Lempeng litosfer tersebut mengambang pada lapisan yang plastis yang sebagian membentuk leburan, dengan ketebalan 250-350 Km, yang dikenal sebagai Astenosfer (Asthenosphere). Walaupun Astenosfer dapat bergerak, tetapi bukan lapisan cair,oleh karenanya dapat dilalui baik Gelombang-P (Compressional (P)Waves) maupun Gelombang-S (Shear (S)-Waves). Pada kedalaman sekitar 660 Km, tekanan menjadi lebih besar dan mantel tidak lagi dapat bergerak. Lapisan mantel yang tidak lagi plastis ini dikenal sebgai lapisan Mesosfer (Mesosphere). Inti bumi secara fisik dibagi mmenjadi dua bagian, yang dikenal sebagai Inti Luar (Outer Core) dan Inti Dalam (Inner Core). Lapiasan Inti Luar berada pada kedalaman 2.890-5150 km, sangat panas, membentuk fase mengambang dalam leburan inti luar. cair. Sedangkan Inti Dalam, berada pada kedalaman 5.150-6370 km, merupakan fase padatan, seolah

2.2. Tektonik Lempeng dan Mineralisasi

Continental rifting dan Mid Oceanic Spreading dibentuk pada retakan


lempeng, ketika magma bergerak naik dari mantel menuju permukaan lantai samodra membentuk sekuen batuan ofiolit penampang tengah samodera, sebagai lempeng baru. Lempeng baru yang terbentuk bergerak menjauhi sumbu pemekaran, makin lama semakin dingin dan semakin tebal, hingga densitasnya semakin besar dan kemudian tenggelam membentuk penunjaman (Subduction Zone), sehingga lempeng akan panas, hancur, menyebabkan terbentuknya leburan sebagian pada mantel membentuk magma, dengan densitas rendah bergerak kembali ke permukaan menbentuk rangkaian gunungapi. Pergerakan lempeng seringkali juga menimbulkan pergeseran membentuk sesar mendatar besar (Transform faults), juga diikuti oleh pembentukan magma. Litosfer bumi dibagi menjadi delapan lempeng besar serta sekitar 24 lempeng kecil, yang bergerak di atas lapisasn Astenosfer dengan kecepatan sekitar 5-10 cm/tahun. Kedelapan lempeng besar tersebut terdiri dari: Lempeng Afrika (African Plate) Lempeng Antartik (Antarctic Plate) Lempeng Hindia-Australia (Indian-Australian Plate)

26

Lempeng Pasifik (Pasific Plate) Lempeng Amerika Utara (North American Plate) Lempeng Amerika Selatan (South American Plate ) Lempeng Nazca (Nazca Plate) Batas-batas lempeng tektonik tersebut di atas, membentuk lingkungan tektonik yang beragam, secara umum dikenal sebagai 1. Mid-oceanic ridge dan back arc rifting dan transform faults, yang membentuk batas lempeng konstruktif 2. Subduction zone, yang merupakan batas lempeng destruktif, menghasilkan island arcs dan active continental margins 3. Oceanic intra-plate, menghasilkan oceanic island (hot spots) 4. Continental intra-plate, yang menghasilkan continental flood basalt dan continental rift zone

Gambar 2.2. Penampang tektonik interior bumi

27

LEMPENG EURASIA

LEMPENG AMERIKA UTARA

LEMPENG PASIFIK LEMPENG PASIPIK

LEMPENG NAZCA LEMPENG AFRIKA LEMPENG HINDIAAUSTRALIA

LEMPENG AMERIKA SELATAN

LEMPENG NAZCA

LEMPENG ANTYARTIK LEMPENG ANTARTIK

Gambar 2.3 Batas lempeng-lempeng besar pada litosfer bumi

28

Tektonik Lempeng berperan besar dalam mengontrol terjadinya magmatisme, hidrotermal, dan volkanisme pada lapisan kerak bumi. Sebagian besar proses pembentukan mineralisasi sangat terkait dengan proses magmatisme dan hidrotermal atau pembentukan batuan. Oleh karena itu sangat penting memahami lempeng tektonik, sebagai dasar untuk memahami adanya mineralisasi. Pada kenyataannya tektonik lempeng sangat baik dalam menjelaskan karakteristik batuan beku dan asosiasi endapan mineral. Lebih dari 90% aktivitas batuan beku yang sekarang ada terletak di dekat batas lempeng tektonik. Sehingga batas lempeng merupakan tempat yang paling penting bagi penyebaran endapan mineral. Keberadaan endapan bijih di dunia sebagian besar tersebar pada wilayah batas lempeng, terutama pada jalur magmatisme-vulkanisme yang disebabkan subduksi lempeng. Sebagai contoh adalah batas wilayah lempeng pasifik, yang membentuk busur kepulauan di bagian barat mulai dari Selandia Baru-Papua Nuegini-Indonesia-PilipinaJepang dan busur magmatic kontinen di bagian timur mulai dari Chili-Amerika Serikat hingga Kanada, yang dikenal sebagai ring of fire, merupakan jalur mineralisasi yang sangat potensial. Keberadaan endapan mineral yang signifikan di Indonesia, sebagian besar berasosianya atau berada pada jalur busur magmatic, seperti endapan porfir Cu-Au kompleks Grasberg-Ertzberg yang berada pada busur irian Jaya Tengah, Endapan Cu-Au Batuhijau Sumbawa dan Endapan Au-Ag Epitermal Pongkor yang berada pada busur Sunda-banda, Endapan Au Epitermal Kelian pada busur Kalimantan Tengah, Endapan Au Sedimen Hosted Messel di busur Sulawesi Mindanau, Endapan Au epitermal Gosowong yang berada pada busur Halmmahera, dan lain sebagainya. Jenis logam yang terknsentrasi, pada wilayah tertentu, sangat dikontrol oleh lingkungan tektoniknya. Sn, W,Mo, F, Nb umumnya dikontrol oleh oleh keberadaan kerak kontinen, baik pada intra-continental hotspot, intra-continental rift zone, maupun pada continental magmatic arcs. Cr, Ni,Pt, Cu dikontrol oleh kehadiran kerak samodera, diantaranya pada pemekaran tengah samudera. Au, Ag,Cu paling sering hadir pada lingkungan tektonik busur kepulauan (gambar 2.4)

29

Gambar 2.4 Penampang pada batas lempeng-lempeng tektonik dan asosiasi unsure logam yang terbentuk (Mitchell dan Garson, 1981)

30

Gambar 2.5 Penyebaran busur magmatic di Indonnesia, yang berperan terhadap keberadaan bijih (sumber : Carlile dan Michell, 1994)

31

20

You might also like