You are on page 1of 25

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Keberlangsungan suatu perusahaan tidak hanya bergantung pada perusahaan itu sendiri, namun juga pada masyarakat sekitarnya. Dengan adanya hubungan timbal balik antara perusahaan dan masyarakat, maka akan tercipta kerjasama antara keduanya yang akan memberikan keuntungan baik bagi perusahaan juga bagi masyarakat. Bagi perusahaan, bisnis perusahaan akan berjalan dengan lancar dan memperoleh keuntungan. Sedangkan bagi masyarkat, kualitas kehidupan masyarakat dan lingkungannya semakin meningkat. Perusahaan saat ini tidak hanya dihadapkan pada tanggung jawabnya untuk menghasilkan keuntungan, namun juga harus memperhatikan tanggung jawabnya pada lingkungan sosial dan masyarakat. Beberapa tahun terakhir ini, istilah CSR (Corporate Social Responsibility) sering didengar dan dibicarakan. Sebenarnya istilah CSR sudah dikenal sejak awal tahun 1970. Secara umum CSR diartikan sebagai kumpulan kebijakan dan praktik yang berhubungan
dengan stakeholder, nilai-nilai, pemenuhan ketentuan hukum, penghargaan masyarakat, lingkungan, serta komitmen dunia usaha untuk berkontribusi dalam pembangunan secara berkelanjutan. Secara teoritik, CSR dapat didefinisikan sebagai tanggung jawab moral suatu peusahaan terhadap para stakeholders-nya, terutama komunitas atau masyarakat di sekitar wilayah kerja atau operasionalnya. Di Indonesia pelaksanaan CSR diatur dalam Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (UU PT). Keberadaan dari undang-undang ini menimbulkan pro dan kontra di kalangan pelaku bisnis dan juga masyarakat. Bagi para pelaku bisnis terkadang terjadi benturan kepentingan antara usaha untuk mencapai profit dengan usaha untuk mencapai tujuan sosial. Pada masa sekarang ini, masyarakat hidup dalam lingkungan yang sarat akan informasi dan ilmu pengetahuan dan teknologi pun terus berkembang. Dengan keadaan seperti ini, mendorong masyarakat untuk memiliki pola pikir yang lebih kritis. Terkait dengan program CSR, masyarakat pun mulai berpikir kritis mengenai pelaksanaan program CSR oleh suatu perusahaan. Hal ini pun didukung oleh riset yang dilakukan oleh Roper Search Worldwide yang menunjukkan bahwa Sebanyak 75% responden memberi nilai lebih kepada produk dan jasa yang dipasarkan oleh perusahaan yang memberikan kontribusi nyata kepada komunitas melalui program pembangunan.

Sekitar 66% responden juga menunjukan mereka siap berganti merk kepada merek perusahaan yang memiliki citra sosial yang positif. Hasil riset tersebut menunjukkan bahwa minat atau pandangan konsumen sekarang mengalami perluasan, yang semula dari produk, sekarang menuju korporat. Kini konsumen tidak hanya peduli akan produk, tetapi juga akan perusahaan dan tanggung jawab sosial perusahaan tersebut terhadap masyarakat dan lingkungan. Meningkatnya kesadaran konsumen akan perusahaan dan aktifitas sosialnya, menjadikan CSR sebagai hal yang wajib bagi perusahaan, di samping kewajiban perusahaan untuk menjalankan CSR sebagaimana diatur oleh undang-undang.

CSR dapat dilakukan sendiri oleh perusahaan ataupun dengan menggunakan pihak ketiga, seperti yayasan, sebagai pelaksana kegiatan tersebut. Di Indonesia sendiri, sudah cukup banyak perusahaan yang telah menjalankan program CSR, yaitu sekitar 30-40% perusahaan dari sekitar 22,7 juta yang beroperasi. Beberapa perusahaan swasta yang telah menjalankan program CSR adalah PT. Unilever Indonesia melalui Yayasan Unilever Indonesia , PT. Bogasari melalui program pendampingan UMKM, PT. Astra International melalui pendirian Politeknik Manufaktur Astra,dan HM Sampoerna melalui Sampoerna Foundation, dan masih banyak perusahaan lainnya. Selama dua dekade terakhir, pelaksanaan CSR oleh beberapa perusahaan di Indonesia memberikan manfaat positif yang dapat dinikmati oleh masyarakat. CSR diwujudkan melalui serangkaian kegiatan pada berbagai bidang, seperti pendidikan, kesehatan, ekonomi, lingkungan dan sosial budaya. Bentuk pelaksanaan CSR dapat berupa charity, philanthropy dan community development. Program CSR ini diharapkan dapat mendorong terciptanya suasana yang lebih harmonis antara stakeholder dan shareholder. Pelaksanaan CSR bukan saja membawa keuntungan bagi masyarakat, tetapi secara tidak langsung juga membawa manfaat yang bagi perusahaan. Bagi perusahaan, tanggung jawab sosial perusahaan seperti CSR, tidak terpisahkan dari bisnis. Untuk itu mempelajari bagaimana pengaruh pelaksanaan CSR terhadap perusahaan dan masyarakat yang terlibat dalam program CSR merupakan suatu hal yang menarik. Salah satu perusahaan di Indonesia yang melaksanakan program CSR secara berkesinambungan adalah PT. Unilever Indonesia. Program CSR di PT. Unilever Indonesia dilaksanakan oleh Yayasan Unilever Indonesia. PT. Unilever Indonesia sangat menyadari akan pentingnya program CSR sebagai suatu sarana yang bukan hanya untuk meningkatkan reputasi perusahaan tetapi juga membantu perusahaan untuk terus tumbuh dan berkembang. Maka dari itu, untuk menunjukkan keseriusan perusahaan dalam menjalankan CSR, PT. Unilever Indonesia memasukkan perencanaan program CSR ke dalam rencana kerja perusahaan. PT.

Unilever Indonesia berusaha untuk memberikan kontribusi dalam pencapaian kualitas hidup yang lebih baik serta kesinambungan dalam pelestarian lingkungan, kehidupan sosial dan pertumbuhan usaha. Evaluasi terhadap program CSR yang sudah dilaksanakan merupakan suatu cara untuk menilai apakah tujuan tersebut telah tercapai. Untuk itu, akan dibahas mengenai manfaat yang diberikan dari pelaksanaan program CSR yang dilakukan oleh PT. Unilever Indonesia bagi masyarakat dan perusahaan. 1.2 Permasalahan Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan dalam pembahasan ini sebagai berikut : 1. Bagaimana PT. Unilever Indonesia memandang kegiatan CSR? 2. Hal apa yang mendorong PT. Unilever Indonesia melakukan kegiatan CSR? 3. Sejauh ini, keuntungan apa saja yang diperoleh PT. Unilever Indonesia dengan melakukan kegiatan CSR? 1.3 Tujuan Penulisan Berdasarkan permasalahan yang telah dipaparkan, maka yang menjadi tujuan dari pembahasan ini adalah : 1. Memahami cara pandang PT. Unilever Indonesia terhadap kegiatan CSR 2. Mengetahui motivasi PT. Unilever Indonesia dalam melakukan kegiatan CSR 3. Mengidentifikasi keuntungan atau manfaat yang diperoleh PT. Unilever Indonesia dengan melakukan kegiatan CSR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Tinjauan Umum Corporate Social Responsibility (CSR) Sejak tahun 1990-an, Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan suatu hal yang menarik perhatian banyak pihak, mulai dari akademisi, lembaga swadaya masyarakat (LSM), para aktivis, sampai para pelaku bisnis. Bagi beberapa perusahaan yang telah melaksanakan program CSR, keberhasilan dalam menciptakan keuntungan perusahaan bukan merupakan satusatunya hal yang menjadi ukuran dalam menilai keberhasilan perusahaan dalam mengembangkan keberlangsungan bisnisnya. Hal ini disebabkan karena dunia usaha tidak lagi hanya memperhatikan catatan keuangan perusahaan saja (single bottom line), namun juga memperhatikan aspek sosial dan lingkungan (triple bottom line). CSR merupakan suatu ide bahwa bisnis memiliki tanggung jawab tertentu kepada masyarakat selain mencari keuntungan. Semakin berkembangnya isu mengenai CSR, kini CSR menjadi sebuah tuntutan dalam dunia bisnis, tidak hanya dalam ruang lingkup nasional tetapi juga merupakan tuntutan dalam dunia bisnis internasional. Meskipun demikian belum ada kesepakatan mengenai definisi CSR yang dapat dipakai secara global sehingga pengertian CSR dapat berbeda-beda. Selain itu,bentuk-bentuk dari pelaksanaan CSR itu pun beraneka ragam. Pengertian CSR di Indonesia dapat dilihat dalam beberapa peraturan perundangundangan yakni Undang-Undang No.40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (UUPT) dan Undang-Undang Nomor 25 tahun 2007 tentang Penanaman Modal (UUPM). UUPT memberikan pengertian Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan Perusahaan sebagai komitmen perseroaan untuk berperan serta dalam pembangunan ekonomi berkelanjutan guna meningkatkan kualitas kehidupan dan lingkungan yang bermanfaat, baik bagi perseroan sendiri, komunitas setempat, maupun masyarakat pada umumnya. UUPM selanjutnya memberikan pengertian bahwa yang dimaksud dengan tanggung jawab sosial perusahaan adalah tanggung jawab yang melekat pada setiap perusahaan penanaman modal untuk tetap menciptakan hubungan yang serasi, seimbang, dan sesuai dengan lingkungan, nilai, norma dan budaya masyarakat setempat. Terdapat berbagai pengertian CSR di dunia Internasional seperti yang dikemukakan oleh World Business Council for Sustainable Development (WBCSD) yaitu : "Corporate Social Responsibility is the continuing commitment by business to behave ethically and contribute to

economic development while improving the quality of life of the workforce and their families as well as of the local community and society at large ( artinya : CSR sebagai komitmen berkelanjutan dari dunia usaha untuk beroperasi dan bertindak secara legal dan etis, dan berkontribusi untuk peningkatan kualitas hidup dari karyawan dan keluarganya, begitu juga dengan peningktan kualitas hidup komunitas lokal dan masyarakat secara lebih luas). Masyarakat Uni Eropa (European Commission) memberikan pengertian CSR yaitu : "A concept whereby companies decide voluntarily to contribute to a better society and a cleaner environment. A concept whereby companies integrate social and environmental concerns in their business operations and in their interaction with their stakeholders on a voluntary basis". (Suatu konsep dimana perusahaan memutuskan secara sukarela untuk memberikan kontribusi yang lebih baik kepada masyarakat dan lingkungan yang bersih. Suatu konsep dimana perusahaan mengintegrasikan kepedulian sosial dan lingkungan dalam operasi bisnis mereka dan dalam interaksi mereka dengan para pihak yang berkepentingan secara sukarela). Corporate Social Responsibility (CSR) dapat dipahami sebagai komitmen usaha untuk bertindak secara etis, beroperasi secara legal, dan berkontribusi untuk peningkatan ekonomi bersama dengan peningkatan kualitas hidup dari karyawan dan keluarganya, komunitas lokal dan komunitas secara lebih luas. Konsep Corporate Social Responsibility melibatkan tanggungjawab kemitraan antara pemerintah, lembaga, sumberdaya komunitas, juga komunitas lokal (setempat). Kemitraan ini tidaklah bersifat pasif atau statis. Kemitaraan ini merupakan tanggungjawab bersama secara sosial antara stakeholders. Konsep kedermawanan perusahaan (corporate philantrophy) dalam tanggungjawab sosial tidaklah lagi memadai karena konsep tersebut tidaklah melibatkan kemitraan tanggungjawab perusahaan secara sosial dengan stakeholders lainnya. Tanggungjawab sosial perusahaan (corporate social responsibility) pada dasarnya juga terkait dengan budaya perusahaan (corporate culture) yang ada dipengaruhi oleh etika perusahaan yang bersangkutan. Budaya perusahaan terbentuk dari para individu sebagai anggota perusahaan yang bersangkutan dan biasanya dibentuk oleh sistem dalam perusahaan. Sistem perusahaan khususnya alur dominasi para pemimpin memegang peranan penting dalam pembentukan budaya perusahaan, pemimpin perusahaan dengan motifasi yang kuat dalam etikanya yang mengarah pada kemanusiaan akan dapat memberikan nuansa budaya perusahaan secara keseluruhan. Kegiatan CSR seringkali dilakukan sendiri oleh perusahaan, atau dengan melibatkan pihak ketiga (misalnya yayasan atau lembaga swadaya masyarakat) sebagai penyelenggara kegiatan tersebut. Yang jelas, melalui CSR perusahaan jauh lebih terlibat dan terhubung dengan

pihak penerima (beneficiaries) dalam aktivitas sosial. Aktivitas sosial yang dilakukan melalui CSR pun jauh lebih beragam. CSR kini dianggap sebagai peluang untuk meningkatkan daya saing serta sebagai bagian dari pengelolaan resiko menuju sustainability dari kegiatan usaha. Mengingat CSR bersifat intagible (kasat mata), maka sulit dilakukan pengukuran tingkat keberhasilan yang telah dicapai. Oleh karena itu, diperlukan berbagai pendekatan kuantitatif dengan menggunakan triple bottom line atau lebih dikenal secara sustainability-reporting. Dari sisi ekonomi, penggunaan sumber daya alam dihitung dengan akutansi sumber daya alam, sedangkan pengeluaran dan penghematan biaya lingkungan dapat dihitung dengan menggunakan akutansi lingkungan. Salah satu alat ukur yang dipakai disebut PROPER. Inilah awal dari pengukuran penerapan CSR dari aspek sosial dan lingkungan-sustainability-reporting. 2.2 Manfaat Corporate Social Responsibility (CSR)

Dalam

menjalankan

tanggung

jawab

sosialnya

perusahaan

memfokuskan

perhatiannya kepada 3 (tiga) hal yaitu : profit, lingkungan dan masyarakat. Keuntungan memang merupakan bagian yang terpenting dan juga sebagai tujuan utama dari setiap aktivitas ekonomi perusahaan. Dengan diperolehnya keuntungan, perusahaan dapat

memberikan deviden bagi pemegang saham, mengalokasikan sebagian keuntungan yang diperoleh guna membiayai pertumbuhan dan pengembangan usaha di masa depan, serta membayar pajak. Alokasi dana yang tercantum di dalam laporan tahunan yang diperoleh guna membiayai pembangunan usaha di masa depan merupakan bentuk tanggung jawab perusahaan dalam menjalankan bisnisnya terhadap sosial dan lingkungan sekitar. Perusahaan memberikan perhatian kepada lingkungan sekitar dengan berpartisipasi dalam usaha-usaha pelestarian lingkungan demi terpeliharanya kualitas kehidupan manusia dalam jangka panjang. Masyarakat yang berada di sekitar perusahaan adalah salah satu pemangku kepentingan utama dari sistem perusahaan, karena masyarakat yang memberikan dukungan akan keberlangsungan operasional perusahaan. Perhatian terhadap masyarakat dapat dilakukan dengan cara melakukan aktivitas-aktivitas serta perbuatan kebijakan-kebijakan

yang dapat meningkatkan kompetensi yang dimiliki di berbagai bidang. Kompetensi yang meningkat ini pada gilirannya diharapkan akan mampu dimanfaatkan bagi peningkatan kualitas hidup masyarakat. Dengan menjalankan tanggung jawab sosial, perusahaan diharapkan tidak hanya mengejar keuntungan jangka pendek, namun turut juga berkontribusi bagi peningkatan kesejahteraan dan kualitas hidup masyarakat dan lingkungan sekitar dalam jangka panjang. Dalam artian bahwa tanggung jawab sosial yang dilakukan tidak hanya untuk mendapatkan nilai tambah dari masyarakat tetapi tanggung jawab ini haruslah berkesinambungan sampai waktu yang cukup panjang. Dari sisi perusahaan terdapat berbagai manfaat yang dapat diperoleh dari aktivitas CSR, yaitu: 1. Mengurangi resiko dan tuduhan terhadap perlakuan tidak pantas yang diterima

perusahaan. Perusahaan yang menjalankan tanggung jawab sosialnya secara konsisten akan mendapatkan dukungan yang luas dari komunitas yang telah merasakan manfaat dari berbagai aktivitas yang dijalankan. CSR akan mendongkrak citra positif dari perusahaan dalam rentang waktu panjang dan akan meningkatkan reputasi perusahaan. 2. Sebagai pelindung dan membantu perusahaan meminimalkan dampak buruk yang

diakibatkan krisis. Demikian pula ketika perusahaan diterpa kabar miring bahkan ketika perusahaan melakukan kesalahan, masyarakat lebih mudah memahami serta memaafkan perilaku perusahaan. Ini merupakan implikasi terhadap perusahaan yang telah menanamkan benih kebaikan di tengah masyarakat, efeknya apabila perusahaan berbuat kesalahan maka masyarakat akan dengan mudahnya memaafkan. Ini merupakan sebuah ikatan batin antara perusahaan yang melakukan tanggung jawab sosial perusahaan dengan masyarakat sekitar. 3. Keterlibatan dan kebanggaan bagi karyawan. Karyawan akan merasa bangga

bekerja pada perusahaan yang memiliki reputasi baik, yang secara konsisten melakukan upaya-upaya untuk membantu meningkatkan kesejahteraan dan kualitas hidup masyarakat dan lingkungan sekitarnya. Kebanggaan ini pada akhirnya akan menghasilkan loyalitas, sehingga mereka merasa lebih termotivasi untuk bekerja lebih keras demi kemajuan

perusahaan. Hal ini akan berujung pada peningkatan kinerja dan produktivitas. Dengan peningkatan kinerja dan produktivitas perusahaan, maka perusahaan akan mendapatkan keuntungan karena semangat kerja karyawan yang bertambah sehingga produksi pun semakin banyak. 4. Mampu memperbaiki dan mempererat hubungan-hubungan antara perusahaan

dengan para stakeholdersnya bila CSR dilaksanakan secara konsisten. Pelaksanaan CSR yang konsisten menunjukkan bahwa perusahaan memiliki kepedulian terhadap pihak-pihak yang selama ini berkontribusi terhadap lancarnya berbagai aktivitas serta kemajuan yang diraih perusahaan. Hal ini mengakibatkan para stakeholders senang dan merasa nyaman dalam menjalin hubungan dengan perusahaan. 5. Meningkatnya penjualan seperti yang terungkap dalam Riset Roper Search

Worldwide, konsumen akan lebih menyukai produk-produk yang dihasilkan oleh perusahaan yang konsisten menjalankan tanggung jawab sosialnya sehingga memiliki reputasi yang baik. 6. Insentif-insentif lainnya seperti pajak dan berbagai perlakuan khusus lainnya. Hal

itu perlu dipikirkan guna mendorong perusahaan agar lebih giat menjalankan tanggung jawab sosialnya. Dalam menjalankan aktivitas CSR tidak ada standar atau praktik-praktik tertentu yang dianggap terbaik. Setiap perusahaan memiliki karakteristik dan situasi yang unik yang berpengaruh terhadap bagaimana mereka memandang tanggung jawab sosial. Dan setiap perusahaan memiliki kondisi yang beragam dalam hal kesadaran akan berbagai isu berkaitan dengan CSR serta seberapa banyak hal yang telah dilakukan dalam mengimplementasikan pendekatan CSR. Implementasi CSR yang dilakukan oleh masing-masing perusahaan sangat bergantung kepada misi, budaya, lingkungan dan profil resiko, serta kondisi operasional masing-masing perusahaan. Banyak perusahaan yang telah melibatkan diri dalam aktivitasaktivitas yang berkaitan dengan pelanggan, karyawan, komunitas dan lingkungan sekitar, yang merupakan titik awal yang sangat baik menuju pendekatan CSR yang lebih luas. Pelaksanaan CSR dapat dilaksanakan menurut prioritas yang didasarkan pada ketersediaan sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan.

BAB III PEMBAHASAN


3.1 Profil Unilever Indonesia PT Unilever Indonesia Tbk adalah sebuah perusahaan multi nasional dalam industri fast moving consumer goods (FMCG) yang berdiri pada 5 Desember 1933 dengan nama awal Zeepfabrieken N.V. Lever. Di Indonesia, Unilever Indonesia merupakan salah satu perusahaan terdepan untuk kategori produk home & personal care serta foods & ice cream. Unilever Indonesia telah Go Public dan tercatat di BEJ sejak 11 Januari 1982 ini memiliki 2 anak perusahaan, yaitu: PT. Anugrah Lever dan PT. Technopia Lever. PT AnugrahLever yang didirikan tahun 2000, merupakan perusahaan yang bergerak dalampembuatan, pengembangan, pemasaran serta penjualan kecap, saus cabe dan saussauslainnya yang dipasarkan dengan brand Bango, Parkiet, Sakura dan beberapabrand lainnya. Sedangkan PT Technopia Lever adalah perusahaan di bidangdistribusi dan ekspor-impor barang-barang yang menggunakan merek dagang Domestos Nomos. Unilever juga telah mengakuisisi saham PT. Knorr Indonesia dari Unilever Overseas Holldings Limited. Selain itu Unilever Indonesia juga turut mengambil alih industri minuman sari buah brand Buavita dan Gogo, yang selama ini dimiliki oleh PT. Ultra Jaya Milk Industry & Trading Company Tbk (Ultra).Brand-brand Unilever yang sudah sangat familiar bagi konsumen di Indonesia dan dunia diantaranya adalah Pepsodent, Lux, Lifebuoy, Dove, Sunsilk, Clear, Rexona, Vaseline, Rinso, Molto, Sunlight, Walls, Blue Band, Royco, Bango, dan lain-lain. Unilever dalam menjalankan bisnisnya dimana pun berada, selalu berkeinginan untuk menciptakan masa depan yang lebih baik setiap hari; membuat pelanggan merasa nyaman, berpenampilan baik dan lebih menikmati kehidupan melalui brand dan jasa yang memberikan manfaat untuk mereka maupun orang lain; menginspirasi masyarakat untuk melakukan tindakan kecil setiap harinya yang bila digabungkan akan membuat perubahan besar bagi dunia; dan senantiasa mengembangkan cara baru dalam berbisnis yang memungkinkan kami untuk tumbuh sekaligus mengurangi dampak lingkungan. Bagi Unilever, sumber daya manusia adalah pusat dari seluruh aktivitas perseroan. Unilever memberikan prioritas bagi karyawan dalam pengembangan profesionalisme, keseimbangan kehidupan, dan kemampuan mereka untuk berkontribusi pada perusahaan. Selain peduli terhadap karyawan dari Unilever, perusahaan juga menjalankan program CSR

sebagai bentuk dari tanggung jawab sosial perusahaan. 3.2 Program CSR Unilever Unilever Indonesia menyadari pentingnya memberi dan berbagi, bukan semata untuk meningkatkan reputasi, tetapi membantu perusahaan untuk terus tumbuh dan berkembang. Bagi Unilever Indonesia, tanggung jawab sosial perusahaan tidak terpisahkan dari bisnis. Setiap aspek bisnis dilakukan dengan bertanggung jawab sehingga menciptakan dampak positif bagi masyarakat. Program tanggung jawab sosial perusahaan merupakan bagian tak terpisahkan dari agenda keberlanjutan perusahaan. Agenda tersebut mencakup penciptaan dampak positif melalui brand-brand produk Unilever, cara perusahaan dalam mengembangkan karyawan, pendekatan bisnis perusahaan, kinerja lingkungan dan perlibatan perusahaan dengan komunitas terhadap masyarakat secara keseluruhan, sehingga menciptakan nilai jangka panjang yang akan menjamin pertumbuhan berkelanjutan bagi usaha perusahaan. Terkait dengan Unilevers Sustainable Living Plan (USLP), Unilever Indonesia mendukung pencapaian sasaran Unilever global untuk mengurangi bekas jejak lingkungan dari produk-produk kami, membantu masyarakat melakukan kegiatan peningkatan kesehatan dan kesejahteraan, dan mempertahankan keberlanjutan dari sumber-sumber bahan baku pertanian perusahaan. Unilever Indonesia membentuk Yayasan Unilever Indonesia Peduli (UPF) pada tanggal 27 November 2000 sebagai langkah penting dari perwujudan komitmen tanggung jawab sosial perusahaan untuk berkembang bersama masyarakat dan lingkungan yang berkelanjutan. Perusahaan berupaya untuk memberikan kontribusi dalam pencapaian kualitas hidup yang lebih baik. Misi yayasan adalah menggali dan memberdayakan potensi masyarakat, memberikan nilai tambah bagi masyarakat, memadukan kekuatan para mitra dan menjadi katalisator bagi pembentukan kemitraan. Dalam meningkatkan reputasi perusahaan, perusahaan menekankan pentingnya berkesinambungan dalam pelestarian lingkungan, kehidupan sosial, maupun pertumbuhan usaha. Pencapaian kualitas hidup yang lebih baik memiliki arti yang luas, oleh karenanya yayasan memfokuskan kegiatannya ke dalam empat program utama, yaitu: Program Pengembangan Usaha Kecil Menengah; Program Pelestarian Sumber Air; Program Daur Ulang dan

Program Pendidikan Kesehatan Masyarakat. Dalam mengembangkan programnya, Yayasan Unilever Indonesia berpegang pada 4

strategi utama yaitu: Mengembangkan program yang terkait usaha kami; Merumuskan model kegiatan atau program percontohan yang dapat diterapkan di daerah lain; Bekerja sama dengan unsur-unsur masyarakat seperti LSM, lembaga pemerintah, pranata pendidikan pelaku bisnis lain dan Membuat replikasi model di daerah-daerah lain. Pada tahuun 2010, sebuah program khusus juga telah dikembangkan seiring dengan Ulang Tahun ke-10 Yayasan Unilever Indonesia dengan memanfaatkan momentum ini untuk menjalin hubungan yang erat dan meningkatkan komitmen dari para pemangku kepentingan, baik internal maupun eksternal. Berbagai macam kegiatan telah dilaksanakan dalam rangkaian peringatan tersebut, dengan melibatkan karyawan dan pemangku kepentingan eksternal, termasuk kalangan media. Bahkan, mengkomunikasikan pengaruh dari program-program Yayasan Unilever Indonesia bersama masyarakat dan keterkaitannya dengan bisnis. Unilever Indonesia telah menjabarkan sasaran-sasaran tersebut kedalam empat pilar yang menjadi inti dari program CSR perusahaan, yang dikoordinasikan oleh Yayasan Unilever Indonesia. Keempat pilar tersebut adalah lingkungan, edukasi kesehatan masyarakat, usaha kecil dan menengah (UKM), dan bantuan kemanusiaan. Program yang berada di bawah naungan pilar pertama, lingkungan, adalah Green & Clean. Program pengelolaan limbah dan penghijauan ini, saat ini berlangsung di 8 kota di seluruh Indonesia, memiliki dampak yang menggelorakan semangatdari komunitas yang dituju; Selain menjadikan mereka lebih bersih, menciptakan lingkungan hidup yang lebih sehat dan membantu penduduk mempraktikkan kebiasaan ramah lingkungan dalam kehidupan seharihari, program ini telah memulihkan rasa bangga pada komunitas setempat, sekaligus menjadi forum musyawarah warga. Pada masing-masing lokasi Green & Clean, strateginya adalah untuk melibatkan serangkaian kemitraan dari pemerintah setempat, masyarakat sipil dan komunitas setempat di setiap tahapan, mulai dari perencanaan awal, sampai implementasi dan evaluasi, untuk memastikan bahwa program tersebut memberdayakan, membudaya dan berkesinambungan. Manfaatnya nyata dan berkelanjutan sejumlah warga mulai terlibat dalam berbagai kegiatan peningkatan penghasilan, seperti pengumpulan dan penjualan barang bekas untuk daur ulang dan komunitas sekitar serta kota-kota lain yang jauh telah menunjukkan minat untuk melakukan replikasi pola kegiatan tersebut.

Salah satu dari kisah sukses program Green & Clean adalah Trashion (trash: barangbekas + fashion: mode). Dalam prakarsa ini, penduduk setempat didorong untuk mendaur ulang limbah plastik menjadi berbagai barang praktis bernilai tambah seperti tas komputer, tas jinjing dan dompet. Produk-produk green ini memiliki nilai jual yang kemudian dipasarkan melalui saluran-saluran utama seperti Hypermart. Hal ini merupakan aktivitas berbasis-komunitas yang bahkan dapat dilakukan oleh anak-anak sekolah, dan menawarkan kesempatan untuk meningkatkan bukan saja penghasilan tetapi juga kesadaran yang lebih besar akan nilai yang dapat diciptakan dari pengelolaan dan daur-ulang limbah kemasan secara bertanggung-jawab. Penyaluran lain untuk produk Trashion adalah Green Festival tahunan, dimana Unilever Indonesia menjadi salah satu sponsornya. Diadakan di Senayan pada bulan November, tema kegiatan tahun 2010 adalah Solusi Kami untuk Bumi, yang berfokus pada peningkatan kesadaran akan penyebab dan dampak dari pemanasan global, dan langkah-langkah yang dapat dilakukan setiap orang untuk menanggulanginya. Di tahun 2010, Unilever Indonesia juga menjadi co-sponsor dari kegiatan Training of Trainers regional tentang perubahan iklim, dimana pimpinan instrukturnya tidak lain adalah mantan Wakil Presiden Amerika Serikat Al Gore, pengarang An Inconvenient Truth. Tahun 2010 merupakan tahun yang istimewa bagi Yayasan Unilever Indonesia, seiring dengan keberhasilan kami membentuk Packaging Waste Coalition Forum (Forum Koalisi untuk Kemasan Daur Ulang) yang mencakup Unilever, Coca Cola, Danone, Nestle, Tetrapack, dan Indofood untuk mengembangkan kerjasama dalam menangani permasalahan limbah plastik. Keenam perusahaan swasta ini telah berkomitmen untuk mendukung dan mengembangkan model tempat pembuangan akhir sampah dan limbah di Jakarta. Melalui kerjasama antara perusahaan barang konsumsi terkemuka di Indonesia, sehingga mampu memberikan dampak yang lebih besar. Unilever Indonesia terus memantau dan mengontrol kinerja lingkungan kami sendiri melalui program pengendalian emisi, limbah berbahaya dan indikator dampak lingkungan lainnya. Pabrik Unilever yang berada di Cikarang dan Rungkut meraih penghargaan peringkat PROPER Hijau dari Kementerian Lingkungan Hidup untuk tahun 2009-2010. Edukasi kesehatan masyarakat, pilar kedua dari program CSR perusahaan, merupakan salah satu dari komitmen paling awal perusahaan, dan kampanye perusahaan tentang kebiasaan higiene yang baik telah member manfaat kepada ribuan orang di seluruh negeri. Edukasi kesehatan merupakan kesatuan integral dari promosi dua brand utama kami, Lifebuoy dan Pepsodent. Dua brand tersebut memberikan bendera untuk gosokgigi kami di sekolah maupun komunitas. kampanye cuci-tangan dan

Sebagai anggota pengurus Indonesian Business Coalition on AIDS (IBCA), Unilever Indonesia telah melanjutkan upaya untuk berperan di jajaran terdepan dalam komunitas bisnis dalam mengelola dan meningkatkan kesadaran terhadap program edukasi HIV/AIDS di lingkungan kerja, sejalan dengan Undang-Undang Keselamatan Kerja di Indonesia dan Kode Etik ILO tentang HIV/AIDS dan dunia kerja. Unilever Indonesia juga telah mengembangkan program edukasi tentang HIV/AIDS bagi komunitas dan sekolah-sekolah, dimana dilaksanakan pelatihan baik untuk para guru maupun para siswa sebagai Duta AIDS untuk memulai dialog dengan rekan-sebaya mereka tentang pencegahan infeksi HIV dan mengurangi stigma dan diskriminasi terhadap pengidap penyakit tersebut. Komitmen perusahaan dalam mewujudkan perbedaan dalam tanggapan terhadap HIV/AIDS telah memperoleh pengakuan dari Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi, yang menempatkan kami dalam peringkat ke-12 untuk keseluruhan prestasi Perusahaan dalam upaya pencegahan HIV/AIDS di lingkungan kerja, yang menghasilkan Gold Award. Unilever Indonesia juga meraih penghargaan sebagai juara dalam Metro TV MDG Award tahun 2010 atas kegiatan kami dalam mewujudkan tujuan ke-6 Millennium Development, yaitu Melawan HIV/ AIDS, malaria dan penyakit-penyakit lain. Pelaksanaan Program Peningkatan Kesehatan Terpadu telah menghasilkan serangkaian prestasi, yaitu: Program sekolah: siswa di 2,187 sekolah dasar di kawasan DKI Jakarta, Jawa Barat dan Jawa Timur telah dilatih oleh 15,861 dokter kecil dalam program cuci tangan dengan sabun dangosok gigi dua kali sehari. Program desa sehat didukung oleh 23,850 kader kesehatan dan mereka membantu masyarakat di empat wilayah DI Yogyakarta untuk menerapkan program pengembangan kesehatan yang lebih baik. Program pasar sehat telah melengkapi fasilitas umum di dua pasar setempat dengan fasilitas cuci tangan dan tempat asuh anak, sedangkan para pedagang dilatih untuk menanggulangi peristiwa kebakaran. Melalui Program untuk ANAK, sekitar 3,800 anak dibawah usia tiga tahun telah mengikuti kegiatan pendidikan anak usia dini di 113 PAUD di tiga kecamatan provinsi Jawa Timur. Pilar CSR ketiga, usaha kecil dan menengah (UKM) berfokus pada peningkatan kondisi para petani melalui pemberian bantuan teknis agribisnis, bibit kualitas unggul, akses kredit murah melalui koperasi dan akses kepada pasar. Di tahun 2010, perusahaan melanjutkan program kemitraan dengan Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada dan 7,000 petani kacang kedelai hitam di Sembilan kabupaten di Jawa Tengah dan Timur. Sebagai hasilnya,

produktivitas petani telah mengalami peningkatan yang signifikan, dengan hasil panen jauh di atas angka rata-rata nasional, dan kini mereka memasok sebesar 30% dari kebutuhan produksi kami. Salah satu prioritas perusahaan dalam pola ini adalah meningkatkan akses kaum perempuan terhadap sumber daya, dan hal ini telah diakui ketika pada bulan Juli 2010 Unilever Indonesia meraih Stevie Award dari American Business Awards sebagai bentuk Penghargaan Istimewa atas Pemberdayaan Kaum Perempuan Pedesaan: Perempuan sebagai Agen Perubahan. Unilever Indonesia memperkenalkan agenda keberlanjutan untuk gula kelapa dengan meningkatkan kesadaran para petani terhadap kondisi jangka panjang dari tanaman kelapa yang mereka ambil buahnya. Tindakan praktis yang dilakukan adalah dengan memberi pupuk serta melakukan penanaman kembali di tempat pohon yang mati atau lapuk di lahan mereka. Selama tahun bersangkutan, 10,000 pohon telah ditanam di Pangandaran, Lampung dan Sukabumi, sehingga keseluruhan pohon kelapa yang sudah ditanam sejak 2009 berjumlah 22,500 pohon.Tujuan dari prakarsa ini adalah untuk meningkatkan penghasilan para petani kelapa, sekaligus mengembangkan pasokan yang berkelanjutan untuk produk kecap Bango. Bantuan kemanusiaan dan korban bencana merupakan pilar keempat dan terakhir dari program CSR perusahaan. Melalui program ini Unilever Indonesia menyalurkan dana untuk berbagai program dan aktivitas kesehatan dan kesejahteraan sosial. Pada 2010, misalnya, Unilever Indonesia memberikan bantuan bagi lima puskesmas di Bantul, Jawa Tengah, yang melayani sebagian besar petani yang menjadi mitra binaan. Seluruh mitra tersebut berhak untuk memperoleh pengobatan gratis di sejumlah Puskesmas tersebut. Di negara yang rentan terhadap gempa bumi, tsunami, letusan gunung berapi dan banjir seperti Indonesia, kemampuan untuk memobilisasi langkah tanggap-darurat yang cepat terhadap kejadian bencana sangat penting dalam mengurangi dampaknya. Dengan mengkoordinasikan kerjasama tim penanggulangan bencana perusahaan dengan organisasi nirlaba Aksi Cepat Tanggap dan memanfaatkan secara efektif penggunaan jaringan distribusi dan pasokan perusahaan yang luas, sehingga akan memastikan bahwa Unilever Indonesia selalu berada bersama para tim tanggap darurat pertama, membawa persediaan kebutuhan pokok yang diperlukan masyarakat di lokasi, sekaligus berpartisipasi dalam upaya pemulihan dan pembangunan kembali. Contohnya di tahun 2010, Unilever Indonesia menyediakan produk pendukung dan berupaya mengkordinasi penggalangan dana untuk masyarakat di area Yogyakarta yang terkena dampak dari erupsi Gunung Merapi. Kami juga memberikan kontribusi dalam renovasi dan rekonstruksi atas bangunanbangunan sekolah, termasuk menyelesaikan pekerjaan dua sekolah yang mengalami kerusakan akibat gempa bumi di

Padang pada tahun 2009. Faktor kunci dalam mengurangi dampak atas bencana tersebut adalah meningkatkan kewaspadaan atas risiko-risiko dan memastikan masyarakat yang rentan siap untuk mengambil tindakan yang sesuai saat bencana tersebut terjadi. Sebagai partisipan yang aktif dalam platform nasional untuk pengurangan risiko bencana, Unilever mendukung One Million Safe Schools and Hospitals dengan kampanye dan promosi training dalam kesiapan menghadapi bencana. Dengan kehadiran Unilever Indonesia di berbagai tempat memungkinkan integrasi dari program kesehatan dan lingkungan. Tujuan program tanggung jawab sosial perusahaan adalah berkontribusi menciptakan kehidupan yang lebih baik bagi masyarakat Indonesia, karena itu Unilever Indonesia secara proaktif berbagi pelajaran yang telah kami petik dari penerapan program CSR kami, dan menyambut baik minat dan perhatian dari perusahaan lain, lembaga, pemerintah daerah dan para individu yang ingin mereplikasi program-program kami dalam lingkungan mereka masing-masing. Brand-brand dari Unilever Indonesia, merupakan bagian tak terpisahkan dari strategi CSR kami. Beberapa brand unggulan pun menjalankan misi sosial brand - misalnya, Lifebuoy dengan kesehatan, dan Blue Band dengan nutrisi - yang memberikan peluang bagi perusahaan untuk menciptakan dampak dari isu yang memengaruhi bukan hanya konsumen tetapi juga masyarakat pada umumnya. Berikut ini adalah beberapa misi sosial brand dari produk-produk Unilever Indonesia. Bango Menjaga warisan kuliner Nusantara dan meningkatkan penghidupan petani kedelai hitam Blue Band - Setiap anak berhak mendapatkan nutrisi yang baik Sariwangi - Mengajak wanita Indonesia untuk dapat berkomunikasi secara terbuka dan sejajar berkomunikasi secara terbuka dan sejajar berkomunikasi secara terbuka dan sejajar Taro - berkomunikasi secara terbuka dan sejajar menikmati kehidupan yang berbahagia dan penuh petualangan yang mereka patut miliki Sunsilk - Menginspirasi perempuan Indonesia untuk menyadari sifat dasar dan kekuatan mereka agar mereka dapat memberikan yang terbaik bagi diri mereka sendiri dan memberikan manfaat bagi orang-orang di sekitar mereka serta menginspirasi gadis-gadis remaja putus serta menginspirasi gadis-gadis remaja putus sekolah untuk mewujudkan potensi mereka agar mereka dapat mandiri dan menikmati agar mereka dapat mandiri dan menikmati kesempatan yang

sama yang dimiliki oleh rekan-rekan seusia mereka yang terus bersekolah Close up - Menggerakkan generasi muda Indonesia untuk melihat, merasakan, mendengar dan mengambil tindakan untuk menyebarkan informasi untuk mencegah HIV/AIDS Dove - Membuat perempuan merasa cantik setiap hari Lifebuoy - Membuat 220 juta penduduk Indonesia merasa aman dengan meningkatkan kondisi kesehatan dan higiene mereka Citra - Memberdayakan perempuan Indonesia Molto Ultra Sekali Bilas - Mengajak keluarga Indonesia untuk menggeser paradigma mereka dalam menggunakan air untuk menghemat energi dan menyelamatkan lingkungan Pepsodent - Meningkatkan kesehatan gigi dan mulut masyarakat sehingga mereka dapat menikmati hidup lebih baik Rinso - Membantu anak-anak Indonesia belajar dan berkembang dengan memberikan mereka kebebasan untuk menikmati hidup tanpa takut kotor Sunlight - Memberdayakan perempuan Indonesia agar mereka dapat berkontribusi kepada keluarga mereka dan kepada masyarakat, dengan jalan melengkapi mereka dengan serangkaian pelatihan dan workshop yang berguna yang dapat memperkaya pengetahuan dan keterampilan mereka Sebuah brand penting pembawa misi yang diluncurkan tahun 2010 adalah sistem pemurnian air rumah tangga kami, Pureit. Pureit adalah sistem penyaringan karbon yang mudah dan terjangkau yang secara efektif menghilangkan bakteri, pestisida dan parasit berbahaya, sehingga menghasilkan air yang aman untuk diminum. Mayoritas masyarakat Indonesia memperoleh air minum melalui pengiriman, yang meninggalkan jejak karbon yang signifikan akibat penggunaan angkutan, atau melalui jerangan air sumur tanah, yang menggunakan energi dan melepaskan gas ke lingkungan. Pureit, sebaliknya, tidak memerlukan gas maupun listrik, dan merupakan contoh ideal bagaimana bisnis kami dan misi tanggung jawab sosial kami bergabung untuk berkontribusi terhadap rencana kehidupan berkelanjutan dari Unilever. Sampai dengan saat ini, Unilever Indonesia telah berhasil meraih beberapa penghargaan berkat komitmennya pada pelaksaan program CSR. Adapun penghargaan yang diperoleh seperti: Energy Globe Award 2005 Surabaya Environment Program; Metro TV MDG Award (Environment Category 2007); Stevie Award Finalist untuk Best CSR Program 2008 di Asia,

Australia & New Zealand Continent; International Stevie Award for Trashion sebagai pemenang Environmental Responsibility Program 2009; Indonesian CSR Award (Best Practice:1st winner in Social category - Intergrated Health Promotion Program, 2nd winner in Environment category - Jakarta Green & Clean, 3rd winner in Economic category - Black Soya Bean Farmer Development Program); Metro TV MDG Award (Increasing Maternal Health Category); Asia Pacific Enterpreneurship Award (Green Leadership Award) 2009; Stevie Award 2010 (as a Distinguished Honoree for Rural Womens Empowerment Program Pengembangan Petani Kacang Kedelai Hitam) dari the American Business Awards; Metro TV MDGs Award untuk Perlawanan terhadap HIV/AIDS dan penyakit menular lainnya, dari Metro TV; dan Manggala Karya Bakti Husada Arutala Award, dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 3.3 Yayasan Unilever Indonesia Unilever Indonesia membentuk Yayasan Unilever Indonesia Peduli (UPF) pada tanggal 27 November 2000 sebagai langkah penting dari perwujudan komitmen tanggung jawab sosial perusahaan untuk berkembang bersama masyarakat dan lingkungan yang berkelanjutan. Yayasan ini bertugas untuk menjalin hubungan baik dengan corporate relation, terus memantau permasalahan lingkungan dan menyampaikannya pada masyarakat setempat sampai dengan pihak direksi Unilever Indonesia dan melakukan kerjasama dengan tim marketing dari merek-merek yang mengusung misi sosial dalam usaha meyukseskan program CSR dan mengimplementasikannya secara lebih efisien. Misi Yayasan Unilever Indonesia untuk menggali dan memberdayakan potensi masyarakat Indonesia, memberi nilai tambah bagi masyarakat serta memadukan kekuatan para mitra dan menjadi katalisator bagi pembentukan kemitraan dituangkan ke dalam 4 program utama yaitu; a. Program pendidikan kesehatan masyarakat Program promosi hidup bersih dan sehat Program pencegahan HIV AIDS Program Nutrisi b. Program lingkungan c. Program pengembangan ekonomi: berujuan utama program ini adalah untuk meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan petani dengan melalui pendampingan,

pembinaan, pembiayaan dan penyediaan fasilitas akses pasar. Adapun program yang dijalankan adalah: Program pengembangan petani kedelai hitam Program pemgembangan petani gula kelapa d. Bantuan kemanusiaan: bekerjasama dengan sejumlah organisasi masyarakat seperti Indonesia Peduli, Indonesia Philanthrophy Association, Aksi Cepat Tanggap dan sejumlah mitra media dan retailer untuk dapat menanggulangi berbagai keadaan darurat kemanusiaan yang terjadi di Indonesia.

Keempat program ini disusun berdasarkan 4 prinsip yaitu; a. Relevansi: inisiatif CSR yang diputuskan untuk dijalankan harus selaras dengan kegiatan bisnis Unilever Indonesia b. Model: sebelum direplikasikan ke daerah lain dibuatkan model percontohan terlebih dahulu agar pelaksanaan program CSR selanjutnya menjadi lebih terencana dan matang. c. Kemitraan: bekerja sama dengan pihak luar yang memiliki visi yang sama. d. Replikasi: mereplikasikan kegiatan dan pendekatan CSR yang telah sukses dijalankan ke daerah lain.

3.4 Diskusi mengenai kegiatan CSR di PT. Unilever Indonesia Pembahasan ini untuk menjawab beberapa hal yang ingin diketahui lebih jauh mengenai bagaimana (1) Bagaimana PT. Unilever Indonesia memandang kegiatan CSR? (2) Hal apa yang mendorong PT. Unilever Indonesia melakukan kegiatan CSR? (3) Sejauh ini, keuntungan apa saja yang diperoleh PT. Unilever Indonesia dengan melakukan kegiatan CSR?

3.4.1 Pandangan Unilever akan CSR


Dari pandangan masyarakat yang berada di luar perusahaan, CSR sering diidentifikasi sebagai usaha dari perusahaan untuk memperoleh pendapatan lebih dan untuk memperkuat reputasi perusahaan.Sebenarnya, konsep CSR merupakan salah satu dari strategi perusahaan untuk mencapai pembangunan berkelanjutan. Yang mencari keseimbangan dalam tiga komponen y ang fundamental, yaitu : ekonomi, sosial dan lingkungan. benar-benar diutamakan, maka win-win situation dapat dicapai. Kerangka moral dari PT. Unilever Indonesia ditetapkan melalui nilai-nilai korporasi kami, yaitu fokus pada pelanggan, konsumen dan masyarakat; Kerjasama; Integritas; Mewujudkan sesuatu terjadi; Berbagi kebahagiaan; dan Kesempurnaan. Nilai-nilai tersebut terus dikomunikasikan, dijabarkan dan ditanamkan di seluruh lini perusahaan melalui berbagai macam aktivitas. Perusahaan percaya bahwa komitmen perusahaan untuk menjunjung tinggi nilai-nilai tersebut tertanam dalam hatilah yang membedakan PT. Unilever Indonesia dari perusahaan-perusahaan lainnya. Dari kerangka tersebut, terlihat bahwa PT. Unilever Indonesia menyadari bahwa rahasia dari kesuksesan perusahaan tidak hanya bergantung pada single economic factor, tetapi juga bergantung pada faktor sosial (karyawan, konsumen, dan masyarakat) dan factor lingkungan. PT. Unilever Indonesia memandang CSR sebagai bagian tak terpisahkan dari kegiatan bisnisnya. Dapat disimpulkan bahwa PT. Unilever Indonesia memahami CSR sebagai strategi perusahaan untuk mencapai pembangunan berkelanjutan dengan menyeimbangkan konponen the triple bottom-line dalam aktifitas perusahaan. Dari pandangan perusahaan, dengan strategi CSR yang benar, dimana tujuan pembangunan berkelanjutan

3.4.2 Motivasi Unilever melakukan CSR

Dalam menjalankan program CSR, perusahaan didorong oleh berbagai macam motivasi, diantaranya adalah yang berhubungan dengan faktor bisnis atau ekonomi. Direktur Utama PT. Unilever Indonesia pernah mengatakan bahwa Unilever Indonesia menyadari pentingnya memberi dan berbagi, bukan semata untuk meningkatkan reputasi, tetapi membantu kami terus tumbuh dan berkembang. Bagi kami, tanggung jawab sosial perusahaan tidak terpisahkan dari bisnis.. Dari perkataan tersebut, tercermin bahwa PT. Unilever Indonesia memiliki motif lain selain ekonomi dalam menjalankan CSR, yaitu untuk mengejar kehidupan yang lebih baik. Motif ini didasarkan pada pertimbangan secara etis untuk menciptakan kehidupan berkelanjutan untuk perusahaan, masyarakat dan lingkungan. Dari laporan-laporan perusahaan PT. Unilever Indonesia, dapat dicermati beberapa motif dari PT. Unilever Indonesia yang melatarbelakangi kegiatan CSR, yaitu : 1. Memperoleh good brand and reputation Good brand and reputation merupakan hal yang sangat penting untuk perusahaan consumer goods karena produk mereka digunakan oleh banyak orang setiap hari. Karena, disamping kualitas produk yang baik, konsumen akan lebih percaya untuk membeli produk dari perusahaan yang memiliki reputasi yang bagus dalam memperlihatkan kepedulian pada lingkungan dan kebutuhan masyarakat, termasuk dalam menanggapi kebutuhan konsumen. 2. Menjadi an employer of choice Dengan menjadi an employer of choice, perusahaan memperoleh keuntungan dalam mendapatkan kesempatan yang lebih baik untuk menarik orang-orang terbaik untuk bekerja pada perusahaan. CSR memainkan peranan penting dalam pencitraan perusahaan terhadap pihak luar, dalam hal ini pencari kerja dan fres graduates. 3. Mencapai dan menjaga posisi yang kuat di pasar Persaingan yang sangat ketat dalam industry consumer goods, mencapai dan mempertahankan posisi yang kuat di pasar merupakan suatu keharusan untuk menciptakan citra atau identitas dalam pikiran dari target pasar untuk produk, merek dan organisasi secara keseluruhan. PT. Unilever Indonesia berusaha untuk mencapai motif ini dengan menciptakan brand social mission di mana didalamnya terdapat satu paket yang strategis, yaitu menyatukan CSR dan brand promotion. 4. Inovatif dalam mengembangkan produk dan servis baru dan menciptakan pasar baru Menjadi inovatif dan penciptaan target pasar yang baru, menjadikan perusahaan lebih kompetitif, dimana sangatlah penting untuk dapat bertahan di tengah kompetisi yang sangat ketat diantara industri FMCG (Fast Moving Cunsumer Goods). Salah satu contoh dari

kegiatan CSR PT. Unilever Indonesia yang mendukung hal ini adalah Program Pengembangan Petani Kacang Kedelai Hitam. Pada laporan tahunannya, PT. Unilever Indonesia menyatakan bahwa program ini digunakan untuk secara strategis membedakan brand-nya dari pesaing dan memastikan keuntungan jangka panjang yang kompetitif, karena para petani membantu PT. Unilever Indonesia untuk mendapatkan pasokan langsung akan kacang kedelai varietas tertentu, yang mana menjadikan Kecap Bango memiliki rasa yang spesial.

3.4.3 Keuntungan dari CSR bagi Unilever


Selain memberikan keuntungan bagi masyarakat dan lingkungan, kegiatan CSR juga bermanfaat bagi perusahaan yang melaksanakannya. Kegiatan CSR yang dijalankan oleh PT. Unilever Indonesia sejauh ini memberikan hasil win-win situation, dimana baik perusahaan maupun masyarakat, memperoleh manfaat. Beberapa manfaat yang didapat oleh PT. Unilever Indonesia adalah sebagai berikut : 1. Menjadi an employer of choice Kepedulian PT. Unilever Indonesia akan kesehatan dan keselamatan di tempat kerja, remunerasi yang adil, penghargaan dan training, menarik banyak orang untuk bekerja di perusahaan tersebut. Terbukti dengan dianugerahinya PT. Unilever Indonesia sebagai Asias Best Employer Brand Award, oleh Employer Branding Institute, CMO Asia, pada tahun 2010. 2. Penerimaan berbagai penghargaan Salah satu indikator dari keberhasilan program CSR yang dilaksanakan oleh PT. Unilever Indonesia, adalah diperolehnya beberapa penghargaan yang terkait dengan CSR dari beberapa lembaga dan pemerintah, seperti yang telah disebutkan pada bagian 3.2. 3. Reputasi yang bagus Dengan menerima berbagai macam penghargaan, secara langsung akan berkontribusi pada citra positif dari PT. Unilever Indonesia. Dengan pelaksanaan program CSR yang secara langsung melibatkan masyarakat, PT. Unilever Indonesia, mendapatkan reputasi yang baik di mata masyarakat. 4. Brand empowerment Strategi PT. Unilever Indonesia yang mengusung Brand Social Mission tidak hanya

menawarkan produk dengan kualitas yang baik, tetapi juga ingin menunjukkan kepedulian PT. Unilever Indonesia terhadap masyarakat Indonesia melalui misi sosia; yang melekat pada setiap brand dari produk-produk Unilever. 5. Keuntungan kompetitif PT. Unilever Indonesia dalam laporan tahunannya menyatakan bahwa Brand Social Missions seperti Program Pengembangan Petani Kacang Kedelai Hitam, digunakan secara strategis untuk membedakan brand-nya dari pesaing dan memastikan keuntungan jangka panjang yang kompetitif.

BAB IV KESIMPULAN
Dengan menganalisa pelaksanaan CSR oleh PT. Unilever Indonesia, dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut : PT. Unilever Indonesia menjadikan CSR sebagai salah satu strategi perusahaan untuk mencapai pertumbuhan yang berkesinambungan dengan menyelaraskan komponen the triple bottom-line pada aktifitas perusahaan. Beberapa motivasi yang mendasari kegiatan CSR dari PT. Unilever Indonesia adalah (1) memperoleh good brand and reputation (2) menjadi an employer of choice (3) mencapai dan menjaga posisi yang kuat di pasar (4) inovatif dalam mengembangkan produk dan servis baru dan menciptakan pasar baru.

DAFTAR PUSTAKA
Corporate Social Responsibility PT Unilever Indonesia Tbk., Engaging with Community & environment http://www.unilever.co.id/Images/ULI-CSR2004_English_tcm110-95885.pdf Laporan Tahunan 2010 PT. Unilever Indonesia Tbk., Small Actions Big Difference http://www.unilever.co.id/Images/Unilever%20AR%202010-baru_tcm110-264218.pdf Irwanto, Abdul Kohar dan Prabowo, Angga, Kajian Efektivitas Program Corporate Social Responsibility (CSR) Yayasan Unilever Indonesia http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/11420/H09apr_abstract.pdf Khairandy, Dr. Ridwan, Corporate Social Responsibility : Dari Shareholder ke Stakeholder, dan Dari Etika Bisnis ke Norma Hukum, Workshop Tanggungjawab Sosial Perusahaan, Yogyakarta, 6-8 Mei 2008 http://pusham.uii.ac.id/upl/article/id_ridwan.pdf Margiono, M. Ari, Adakah etika bisnis?, Edisi Minggu Bisnis Indonesia, 10 April 2011 http://arimgn.files.wordpress.com/2011/04/adakah-etika-bisnis.pdf Siregar, Chairil N., Analisis Sosiologis terhadap Implementasi Corporate Social Responsibility pada Masyarakat Indonesia, Jurnal Sosioteknologi Edisi 12 Tahun 6, Desember 2007 http://www.fsrd.itb.ac.id/wp-content/uploads/2007/12/Chairil-3.pdf Susiloadi, Priyanto, Implementasi Corporate Social Responsibility untuk Mendukung Pembangunan Berkelanjutan, Spirit Publik Volume 4, Nomor 2, Oktober 2008 http://bem.fisip.uns.ac.id/publikasi/sp4_2_priyanto.pdf Tanudjaja, Bing Bedjo, Perkembangan Corporate Social Responsibility di Indonesia http://puslit.petra.ac.id/journals/pdf.php?PublishedID=DKV06080206 Wiwoho, Jamal, Corporate Social Responsibility (CSR) Ditinjau dari Aspek Sejarah, Falsafah, dan Keuntungan serta Kendalanya http://jurnal.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/37208109115.pdf

You might also like