Professional Documents
Culture Documents
PRESENTASI BIOLOGI
XII IPA 6
Anggota Kelompok
1. 2. 3. 4. 5. 6. Sri Wahyuni Suhendro Masuki Sylvia Sari Vanessa Vincent Weiliem Abubakar (34) (35) (36) (37) (38) (39)
Bioremediasi
Tahapan Bioremediasi
Biotransformasi: enzim-enzim yang
diproduksi memodifikasi polutan beracun dengan mengubah struktur kimia polutan.
Jenis Bioremediasi
Biostimulasi
Nutrien dan oksigen (cair atau gas) ditambahkan ke dalam air atau tanah yang tercemar untuk memperkuat pertumbuhan dan aktivitas bakteri remediasi.
Bioaugmentasi
Membantu membersihkan kontaminan ditambahkan ke dalam air atau tanah yang tercemar. Paling sering digunakan dalam menghilangkan kontaminasi di suatu tempat.
Bioremediasi Intrinsik
Bioremediasi jenis ini terjadi secara alami di dalam air atau tanah yang tercemar.
Macam Bioremediasi
1. In situ : dapat dilakukan langsung di lokasi tanah tercemar 2. Ex situ : tanah tercemar digali dan dipindahkan ke dalam penampungan yang lebih terkontrol. Lalu diberi perlakuan khusus dengan memakai mikroba
Bioremediasi ex-situ bisa lebih cepat dan mudah dikontrol. Dibanding in-situ, ia pun mampu me-remediasi jenis kontaminan dan jenis tanah yang lebih beragam
Bioremediasi in-situ
Bioremediasi ex-situ
Teknik Bioremediasi
Stimulasi aktivitas mikroorganisme asli (di lokasi tercemar) dengan penambahan nutrien, pengaturan kondisi redoks, optimasi pH Inokulasi (penanaman) mikroorganisme di lokasi tercemar, yaitu mikroorganisme yang memiliki kemampuan biotransformasi khusus Penerapan immobilized enzymes Penggunaan tanaman (phytoremediation) untuk menghilangkan atau mengubah pencemar
Ilmu tanah Geokimia organik dan anorganik Geofisika Hidrologi Rekayasa bioproses
Pencemar Senyawa-senyawa yang secara alami ditemukan di alam Contoh : minyak tanah, minyak hasil penyulingan, fosfat, dan logam berat Senyawa xenobiotik Senyawa kimia hasil rekayasa manusia yang sebelumnya tidak pernah ditemukan di alam. Contoh : pestistida, herbisida, plastik, serat sintesis
Tekanan udara
Serapan panas Pencucian tanah Dehalogenasi kimiawi Ekstraksi tanah
Contoh Bioremediasi
Bioremediasi Limbah Rumah Tangga dengan Sistem Simulasi Tanaman Air Pemanfaatan Bakteri Pereduksi Sulfat untuk Bioremediasi Tanah Bekas Tambang Batubara Bioremediasi Lumpur Minyak Bumi secara Pengomposan Menggunakan Kultur Bakteri Hasil Seleksi Bioremediasi Senyawa Organik
Kemampuan tanaman air menjernihkan limbah banyak mendapat perhatian. Tanaman air memiliki kemampuan untuk menetralisir komponen-komponen tertentu di dalam perairan, dan hal tersebut sangat bermanfaat dalam proses pengolahan limbah cair
Metode Penelitian
Tanaman air ditanam dan disimulasikan pada kolam buatan dengan empat komposisi, yakni tanpa tanaman air, 2 jenis tanaman air, 3 jenis tanaman air, dan 4 jenis tanaman air. Tanaman tersebut dipelihara hingga mencapai kondisi segar dan siap untuk diberi perlakuan. Limbah cair rumah tangga dicampur dan diencerkan dalam 4 konsentrasi, yaitu 100%, 50%, 25% dan 12.5%. Hasilnya dianalisis untuk mengetahui kualitas fisik, kimia dan mikrobiologisnya setelah bioremediasi
Hasil Penelitian
a. Efek Bioremediasi Terhadap Kualitas Fisik Limbah b. Efek Bioremediasi Terhadap Kualitas Kimia Limbah c. Efek Bioremediasi Terhadap Kualitas Mikrobiologi Limbah
Efek bioremediasi terhadap suhu limbah menunjukkan bahwa penurunan suhu terjadi pada komposisi dua sampai komposisi empat. Penurunan kekeruhan dan padatan tersuspensi terjadi mulai pada komposisi dua sampai komposisi empat. Hasil tersebut lebih baik jika dibandingkan dengan hasil pengolahan limbah dengan kolam tanpa tanaman air
Kenaikan pH limbah terjadi pada komposisi dua, tiga dan empat. Efek bioremediasi terhadap oksigen terlarut menunjukkan bahwa peningkatan oksigen terlarut terjadi pada komposisi dua, tiga dan empat. Efek bioremediasi terhadap penurunan BOD dan COD terjadi pada komposisi dua, tiga dan empat. Efek bioremediasi terhadap penurunan CO2 terjadi pada komposisi dua, tiga dan empat
Kandungan Coliform pada limbah rumah tangga mengalami penurunan pada komposisi dua, tiga dan empat Penurunan kandungan Coliform pada proses bioremediasi tidak terjadi secara langsung melalui proses penyerapan oleh tanaman air, melainkan melalui proses penguraian kemudian diikuti proses penyerapan. Efek bioremediasi terhadap kandungan E.coli terjadi pada komposisi satu, dua, tiga dan empat
Pemanfaatan Bakteri Pereduksi Sulfat untuk Bioremediasi Tanah Bekas Tambang Batubara
Permasalahan akibat penambangan terbuka adalah terjadinya fenomena acid mine drainage (AMD) atau acid rock drainage (ARD) akibat teroksidasinya mineral bersulfur. Cara mengendalikan AMD adalah memperbaiki kondisi tanah, yaitu bioremediasi(menggunakan mikroorganisme, fungi, tanaman hijau atau enzim yang dihasilkan untuk mengembalikan kondisi lingkungan dengan cara mengeliminasi kontaminan)
Metode Penelitian
Bakteri pereduksi sulfat (BPS) diisolasi dari limbah industri kertas dan tanah bekas tambang batubara. Bakteri diisolasi pada media Postgate yang mengandung (g/l) Na laktat (3,5), MgSO4 (2,0), NH4Cl (0,2), KH2PO4 (0,5), FeSO4. 7 H2O (0,5) dan Agar (16,0) dan pH 4 kemudian disterilkan pada suhu 121C tekanan 1 atmosfir selama 15 menit. Pertumbuhan BPS ditandai dengan timbulnya koloni berwarna coklat tua sampai hitam pada dasar tabung
Bioremediasi Lumpur Minyak Bumi secara Pengomposan Menggunakan Kultur Bakteri Hasil Seleksi
Lumpur minyak bumi merupakan produk yang tidak mungkin dihindari oleh setiap penambangan minyak bumi dan menyebabkan pencemaran lingkungan. Bioremediasi merupakan teknologi yang membuat lumpur minyak bumi aman bagi lingkungan denagn biaya relatif murah. Mikrobia yang digunakan untuk bioremediasi dapat mendegradasi hidrokarbon menjadi karbondioksida dan air sebagai hasil akhir
Metode Penelitian
Metode yang digunakan adalah eksperimen dengan rancang acak lengkap pola faktorial 3x3 dengan 3 kali ulang. Faktor pertama adalah L1 konsentrasi lumpur minyak bumi 15%. L2 konsentrasi lumpur minyak bumi 20%. L3 konsentrasi lumpur minyak bumi 25% yang ditambah pasir, tanah, dan kascing. Faktor yang kedua adalah K0 tanpa penambahan kultur bakteri. K1 penambahan 4 jenis kultur bakteri. K2 penambahan 5 jenis kultur bakteri
Hasil Penelitian
Setelah 3 bulan dilakukan pengomposan, menunjukkan bahwa bakteri telah mendegradasi semua senyawa poliaromatik menjadi senyawa-senyawa antara dan kemungkinan sebagian besar telah terdegradasi secara sempurna menjadi karbondioksida dan air
Bioremediasi Senyawa Organik Proses mengubah senyawa pencemar organik yang berbahaya menjadi senyawa lain yang lebih aman dengan memanfaatkan organisme Melibatkan proses degradasi molekular melalui aktifitas biologis Campur tangan manusia untuk mempercepat degradasi senyawa pencemar yang berbahaya agar turun konsentrasinya atau menjadi senyawa lain yang lebih tidak berbahaya melalui rekayasa proses alami atau proses mikrobiologis dalam tanah, air dan udara
organik, bukan hanya memindahkan Biaya paling murah dibandingkan cara yang lain Hasil akhir degradasi adalah gas karbon dioksida, air, dan senyawa-senyawa sederhana yang ramah lingkungan
Murah, karena: Dapat digunakan in-situ sehingga mengurangi beaya pengangkutan dan gangguan lingkungan Mikroba alami dapat digunakan
PELAKU UTAMA
Mikroorganisme : Bakteria, Sianobakteria, dan fungi > Remediasi oleh mikrobia Tanaman > Fitoremediasi
Penerapan Bioremediasi
Situs-situs yang sulit dijangkau Lingkungan di bawah permukaan tanah Air berminyak Limbah Nuklir
Jumlahnya
banyak dan ada dimana-mana Jalur metabolisme dalam aktivitas hidupnya dapat dimanfaatkan untuk mendegradasi senyawa pencemar organik dan mengubahnya menjadi senyawa yang lebih tidak berbahaya
Bioremediasi cemaran minyak antara lain dilakukan dengan teknik biopile, yaitu dengan memanfaatkan mikroba untuk menguraikan bahan-bahan pencemar (hidrokarbon minyak) yang terkandung di dalam tanah, lumpur, pasir, dan sebagainya, menjadi senyawa lain yang lebih sederhana dan tidak berbahaya
Pelaksanaan Biopile
Menumpuk tanah-tanah yang terkontaminasi dan menstimulasi aktivitas mikroba dengan memperhatikan aerasinya, menambahkan nutrisi-nutrisi, menjaga kelembaban, dan perlakukan-perlakuan yang lain untuk meningkatkan aktivitas mikroba dalam mendegradasi senyawa-senyawa pencemar hidrokarbon dari minyak
Keunggulan Teknik Biopile Waktu proses biodegradasi lebih cepat dibanding beberapa teknik yang lain. Teknik biopile memerlukan waktu sekitar 1,5 2 bulan,sedangkan teknik lain yang memerlukan waktu 6 bulan 2. Lahan yang diperlukan lebih sedikit. Hal ini karena tanah tercemar, dapat ditumpuk setinggi 1,5-3 meter. Sementara, ketinggian maksimal tumpukan tanah pada teknik hanya 30 cm 3. Proses bioremediasi dengan teknik biopile dapat lebih terkontrol dibanding beberapa teknik bioremediasi yang lain
1.
Teknik biopile untuk bioremediasi cemaran minyak telah diaplikasikan dengan sukses menampung dan mengolah tanah atau bahan padat lain yangterkontaminasi hidrokarbon (minyak). Tanah yang diolah dengan teknik ini adalah tanah, pasir, atau lumpur yang mengandung minyak yang berasal dari berbagai sumber, dari proses pengeboran (drilling mud dan cutting), tumpahan minyak, sludge minyak