You are on page 1of 3

BAHAYA SYIRIK

. . . . . . . .
Maasyiral Muslimin rahimakumullah Rasanya tak habis-habisnya kita mesti bersyukur kepada Allah, karena dari limpahan rahmat dan karuniaNya, hingga kini kita tetap bertahan menjaga keimanan kita sebagai tingkat nikmat yang paling tinggi. Syahadatpun harus selalu kita benahi, biar lebih mendekati makna yang hakiki. Sanjungan shalawat kita sampaikan kepada Baginda Rasul, ujung tombak pembawa pelita kehidupan. Selanjutnya jamaah Jumat yang berbahagia. Dari mimbar ini pula saya serukan kepada diri saya pribadi, umumnya kepada para jamaah sekalian untuk selalu menjaga, mempertahankan dan terus berupaya meningkatkan nilai-nilai taqwa, hanya dengan taqwalah kita selamat di hari pengadilanNya. Jamaah Jumat yang berbahagia! Pada asalnya manusia adalah bertauhid dan bertauhid merupakan fitrah yang dikaruniakan Allah kepada manusia. Allah berfirman :

30
Rasulullah bersabda :

Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Allah), (tetaplah) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu, tidak ada perubahan pada fitrah Allah (Ar-Ruum:30).

Setiap anak dilahirkan dalam keadaan fitrah, maka kedua ibu bapaknyalah yang membuatnya Yahudi atau Nasrani atau Majusi (HR. Al-Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah).

Karena syirik itu adalah unsur luar yang menyusup ke dalam fitrah tersebut. Sebab itu perlu mengetahui arti dan bahaya syirik agar kita dapat menjauhinya. Barangsiapa yang tidak mengetahui terhadap bahaya syirik tersebut, dikhawatirkan ia akan terjatuh ke dalamnya sedangkan dia tidak menyadarinya.


(HR. Ibnu Hibban)

Syirik yang terjadi pada ummat ini lebih tersembunyi dari pada seekor semut yang merayap

DEFENISI SYIRIK Syirik adalah menyamakan selain Allah dengan Allah dalam hal-hal yang merupakan kekhususan Allah, seperti berdoa kepada selain Allah disamping juga berdoa kepada Allah , atau memalingkan sesuatu bentuk ibadah seperti menyembelih (korban), bernadzar, berdoa dan sebagainya kepada selain Allah . Karena barangsiapa menyembah kepada selain Allah berarti ia telah meletakkan ibadah tidak pada tempatnya dan memberikannya kepada yang tidak berhak, dan itu merupakan kedzaliman yang paling besar. Allah berfirman :
13 :


(QS. Lukman : 13).

Sesungguhnya menyekutukan (Allah) adalah benar-benar kedzaliman yang besar

Allah tidak mengampuni dosa pelaku syirik, dan akan dihapuskan darinya amalan-amalannya, sebagaimana firman Allah :

48 :

Sesungguhnya Allah tidak mengampuni dosa syirik dan Dia mengampuni dosa selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya (QS. Annisa : 48)

88 :


(QS.

Seandainya mereka mempersekutukan Allah niscaya lenyaplah dari mereka amalan yang telah mereka kerjakan

Al Anam : 88)

JENIS SYIRIK Imam Ibnu Qayyim membagi syirik menjadi dua macam yaitu syirik akbar (besar) dan syirik asghar (kecil). A. Syirik Akbar (Besar) Syirik akbar adalah memalingkan suatu bentuk ibadah kepada selain Allah . Diantara bentuk syirik akbar adalah penyembelihan (korban)untuk selain Allah . Sebab penyembelihan kurban merupakan salah satu bentuk ibadah yang hanya boleh ditujukan kepada Allah

Allah melaknat orang yang menyembelih bukan karena Allah (HR. Muslim) Siapa saja yang menyembelih untuk para wali, berhala atau jin, berarti telah keluar dari Islam dan beralih memasuki wilayah kekufuran dan kesesatan disebabakan ia telah memalingkan ibadah kepada selain Allah . contoh lain dari syirik akbar adalah benadzar untuk bermaksiat kepada Allah , ini merupakan syirik besar karena nadzar adalah ibadah , sebagaimana Rasulullah bersabda :

,
Barangsiapa yang bernadzar untuk taat kepada Allah, maka tunaikanlah dan barang siapa yang bernadzar untuk bermaksiat kepada Allah maka janganlah bermaksiat

maka barangsiapa yang bernadzar untuk seorang wali dengan menyalakan lilin atau mempersembahkan sembelihan dan barang apapun, berarti ia telah menanggalkan ikatan Islam dari lehernya, karena nadzar itu hanya dibolehkan untuk Allah . Memalingkan nadzar untuk selain Allah berarti menjadi pembatal keislaman yang diwahyukan oleh Allah kepada Muhammad . Nadzar yang dilakukan oleh para penyembah kubur untuk seseorang yang mereka yakini dapat memberikan manfaat (keuntungan dan mudharat), maka itu merupakan syirik akbar yang dapat menyebabkan pelakunya keluar dari Islam dan menjadikannya kekal di dalam neraka. A. SYIRIK ASHGHAR Syirik ashghar adalah setiap ucapan atau perbuatan yang dinyatakan syirik oleh syara. Pelakunya kelak akan diadzab di Neraka namun tidak menjadikan pelakunya kekal di dalamnya dan kembalinya tetap ke Jannah akan tetapi ia mengurangi tauhid dan merupakan wasilah atau perantara kepada syirik besar, hingga wajib diwaspadai. Diantara jenis syirik kecil adalah bersumpah kepada selain Allah dengan tidak bermaksud mengagungkannya, namun jika bertujuan mengagungkannya, maka hal itu berubah menjadi syirik besar, seperti perkataan demi Rasulullah atau demi kabah. Rasulullah bersabda :

, ,

Barangsiapa bersumpah dengan selain Allah, maka ia telah kafir atau syirik (HR. Ahmad, Abu Daud, Attirmidzi dan di shahihkan oleh Hakim) Namun jika terpaksa harus bersumpah maka bersumpahlah kepada Allah atau sifat-sifat-Nya, sebagaimana Rasulullah bersabda :
)7(

,
221

Sesungguhnya Allah melarang kalian untuk bersumpah dengan bapak-bapak kalian, maka barang siapa yang bersumpah maka hendaklah ia bersumpah demi Allah atau hendaklah ia diam. (HR. Al Bukhari juz. 7 dalam

kitab Al Iman wa An Nudzur hal. 221) Contoh lainnya adalah Riya yaitu melakukan suatu amal tertentu untuk mendekatkan diri kepada Allah , tetapi juga ia ingin mendapatkan pujian manusia misalnya dengan membaikkan shalatnya atau bersedekah agar dipuji dan disanjung karenanya.

. : . :

Yang paling aku takuti dari kalian adalah syirik kecil, mereka bertanya wahai Rasulullah, apakah syirik kecil itu ? Beliau menjawab, yaitu Riya (HR. Ahmad, Ath-Thabrani dan Al-Baghawi dalam Syarhus-Sunnah)

Jika syirik ashgar itu dikhawatirkan oleh beliau kalau-kalau menimpa para Sahabat yang hidup bersamanya dan mereka mendapati turunnya wahyu, maka tentunya terhadap selain mereka jauh lebih dikhawatirkan oleh beliau, yaitu terhadap orang yang sedikit ilmunya dan lemah imannya. Ketika Al-Allamah Ibnu Al-Qayyim mengutarakan tentang syiriknya para penyembah matahari dan bulan, para penyembah api dan lain-lainnya, Beliau menyatakan syirik dalam hal ibadah maka ia lebih mudah (gampang terjadi) dan lebih ringan dibanding dengan syirik di atas. Syirik ini datang dari orang yang meyakini bahwa tiada Ilah selain Allah dan meyakini pula bahwa tiada yang dapat memberikan madharat, dan tidak ada yang memberi manfaat, tidak ada yang dapat memberi serta tidak ada yang dapat menghalangi kecuali Allah . Ia juga meyakini bahwa tiada Ilah dan tiada Rabb selain-Nya. Akan tetapi dalam melakukan muamalah maupun ubudiyahnya, ia tidak mengkhususkannya hanya untuk Allah. Ada yang ditujukan buat diri dan hawa nafsunya, ada yang ditujukan untuk Syaithan dan ada pula yang diperuntukkan buat manusia lainnya. Ini merupakan keadaan kebanyakan manusia. Sesungguhnya Allah hanya memerintahkan kita untuk beribadah kepada-Nya dengan ibadah yang murni (ikhlas) yang merupakan dasar pokok suatu amal ibadah. Allah berfirman :

5 :

Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus (Al-Bayyinah : 5).

Syirik dalam ibadah ini dapat membatalkan (menggugurkan) pahala amal, orang yang melakukan. Sebagaimana disebutkan dalam hadits qudsi:

Aku adalah Sekutu Yang Maha Cukup (Kaya), sangat menolah perbuatan syirik. Barang siapa mengerjakan suatu amalan dengan dicampuri tindakan mempersekutukan-Ku dengan selain-Ku, maka amalannya itu buat yang dia persekutukan itu, dan Aku berlepas diri darinya (HR. Muslim dan Ibnu Majah)

Orang yang melakukan amalan dengan riya itu disamakan kedudukannya dengan orang yang belum mengerjakan amalan sehingga ia dapat dijatuhi hukuman atas tindakan meninggalkan perintah. Kita memohon kepada Allah untuk dijauhkan dari perbuatan syirik. Rasulullah mengajarkan sebuah doa kepada ummatnya agar berlindung dari bahaya syirik.

Ya Allah, kami berlindung kepada-Mu dari menyekutukan-Mu, sedang kami mengetahuinya dan kami memohon ampun kepada-Mu (atas dosa syirik yang kami lakukan) sedang kami tidak mengetahuinya . (HSR. Ahmad).

.
Khutbah kedua

. . . . . . . . . . . .

Abu Abdirrahman Maraji : Terjemah kitab : At-Tibyan, Syarah Nawaqidh Al-Islam, Syekh Al-Islam Muhammad Bin Abdul Wahab. At-Tauhid Lish Shafis Tsalis Al- Ali, Al-Fauzan, Shalih Bin Fauzan Bin Abdullah.

You might also like